NETRALISASI PADA PENGOLAHAN LIMBAH
Oleh
Ir. Rochmi Widjajan
M.Eng. *)
Abstract
Nauralization is a part of Industrial waste water treatment.
Inorder to help industrialists, many kinds of neutralization
process and a simple way to find the neutralization chemi-
cals consumption are introduced.
PENDAHULUAN
Pengolahan limbah industri merupakan yang
sedang banyak dipelajari dan diterapkan
pada industri. Untuk membantu — pihak
industri maka perlu__diinformasikan.
Newralisasi adalah proses untuk menjadikan
pH larutan menjadi netral atau _-mendekati
netral ( Kurang lebih pH 7 ). Proses
netralisasi air limbah dilakukan sebelum air
limbah dialirkan kebadan air ataupun ke
proses pengolahan limbah secara kimia
maupun biologi.
Tujuan proses netralisasi adalah :
- Untuk mendapatkan/menjaga kondisi opera
si pengolahan limbah secara biologi secara
optimal. Dengan kondisi operasi yang
optimal diharapkan mikroorganisme dapat
bekerja dengan aktif. Dengan demikian
maka limbah setelah diolah akan berkualitas
seperti diharapkan
- Untuk menjaga Kelestarian biota air,
Apabila limbah asam atau basa dialirkan
langsung ke badan akan menyebabkan
berkurangnya aktivitas atau matinya biota
air lainnya. Kematian terjadi terutama bila
air limbah asam atau basa dengan jumlah
tertentu dialirkan mendadak ke badan air.
*) Staf Peneliti
Balai Lit. Kimia Organik & Fermentasi
Balai Besar Industri Kimia,
Dalam melakukan netralisasi_terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain : karakteristik air limbah, dan pemilihan
proses netralisasi dan jenis bahan penetral.
Tulisan ini memberi informasi tentang
karakteristik air limbah yang akan
dinetralisasi, beberapa cara menetralisasi air
limbah, serta hasil penelitien tentang
konsumsi bahan kimia untuk menetralisasi
limbah indust
TINJAUAN PUSTAKA
Proses netralisasi dilakukan pada air limbah
yang mempunyai pH rendah (pH<7)
maupun pH tinggi (PH>7). Cara untuk
menetralisasi air limbah tergantung dari
karakteristik air limbah tersebut.
Karakteristik air timbah__berdasarkan
‘keasamannya adalah sebagai berikut
A. Air limbah yang bersifat asam
B. Air limbah yang bersifat basa
Cara menetralisasi limbah asam atau basa
dapat diterangkan sebagai berikut
‘A. Untuk limbah yang bersifat asam.
A.L.Mengalirkan limbah asam melalui
lapisan batu kapur.
A.2. Menambahkan Tarutan kapur atau
dolomit.
A.3. Menambahkan larutan soda kaustik
(NaOH) atau soda abu (NaCO)
18 BULETIN PENELITIAN, September 1995, Vol.XVI1, No.3B, Untuk limbah yang bersifat biasa
B.1. Mengalirkan gas buangan.
B.2. Mengalirkan CO,
B.3. Menambahkan larutan asam.
Secara lebih terperinci cara menctralisasi
tersebut diatas adalah :
ad. A.1. Mengalirkan Limbah Asam melalui
lapisan Kapur.
‘Mengalirkan limbah asam melalui lapisan
kapur dipilih apabila lapisan batu Kapur
dapat diperoleh dengan mudah dan murah.
Limbah asam dialirkan keatas maupun
kebawah bidang lapisan kapur. Kecepatan
aliran limbah asam tergantung pada
kemampuan atu bam = kapur untuk
menetralisir air limbah asam. Apbila aliran
diperbesar, maka air limbah asam_harus
dienceckan. Untuk limbah HySO,, apabila
kecepatan aliran 5 gpm maka kepekatan
larutan asam sulfat maksimum 5%.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut
CaCO; + HSO;-— CaSO, + HsCOs
Kekurangan penggunaan cara ini
- Air limbah yang terlalu asam dan
mengandung banyak bahan organik akan
menimbulkan busa.
- Keaktifan lapisan harus dimonitor dengan
‘cara mengukur pH limbah asam sebelum dan
sesudah dinetralisasi. Apabila lapisan kapur
tidak efektif lagi maka lapisan tersebut harus
diganti dengan lapisan kapur yang baru.
ad.A.2. Penambahan Larutan Kapur.
Penambahan larutan kapur pada limbah
asam merupakan cara yang umum dilakukan
untuk limbah asam dalam jumlah besar.
Reaksi yang terjadi sama seperti pada cara
mengalirkan limbah asam pada _lapisan
kapur. Larutan kapur yang ditambahkan
pada limbah asam akan membentuk kalsium
sulfat.
Kekurangan dari penggunaan proses ini :
~ Reaksi pembentukan kalsium sulfat yang
terjadi lambat. Untuk mempercepat reaksi
maka perlu. dilakukan_ pemanasan.
Pemanasan ini akan menaikkan biaya
operasi.
- Larutan kapur sulit ditangani Karena
cenderung menimbulkan kerak sehingga
dapat menyumbat pipa-pipa dan meng-
ganggu kelancaran aliran.
ad.A.3. Penambahan Kaustik Soda atau
Soda Abu.
Penambahan kaustik soda atau soda abu
dalam jumlah yang tepat akan menetralkan
limbah asam dengan cepat. Apabila bahan
tersebut ditambahkan pada limbah asam
dengan jenis dan jumlah yang sama, serta
untuk mencapai penetralan pada tingkat
tertentu, maka pemakaian larutan_kaustik
soda atau soda abu lebih sedikit dari jumlah
pemakaian larutan Kapur. Keuntungan lain
dari penambahan kaustik soda atau soda abu
pada limbah asam adalah hasil dari
teaksinya merupakan bahan yang larut dan
tidak menaikan kekerasan air. Apabila
sodium hydroksida digunakan sebagai zat
penetralisir limbah asam karbonat dan
sulfat, maka reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
Na2COs + CO; + HO —-> 2 NaHCO
Limbah asam karbonat
NaOH +CO; > Na2CO3 + H,0
NaOH + HSO,-—--> NAHSO. + HOH
Limbah asam sultat,
NaHSO, + NaOH —-> Na2SO, + HOH
BULLETIN PENELITIAN, September 1995, Vol.XVI1, No.3 19
dTKekurangan Penggunaan cara ini:
= Cara ini baik untuk air limbah yang
jumlahnya sedikit.
ad.B.1. Penggunaan Gas Buang dari Boiler.
Penggunaan gas buang dari boiler untuk
dialirkan ke limbah basa merupakan
teknologi baru. Kebanyakan Percobaan
dilakuakn di industri tekstil. Gas buang dari
cerobong mengandung 14 % CO2. Karbon
dioksida merupakan gas larut yang dalam air
limbah, dan akan membentuk asam karbonat,
yang kemudian berubah dan bereaksi dengan
limbah kaustik, Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
CO; + H,0 - -> HCOs
flue gas air limbah asam karbonat
H;CO; + 2 NaOH -> NaHCO; +2
asam karbonat kaustik soda
soda abu
HCO, + NajCO; -> 2 NaHCO, + H20
kelebihan asam karbonat soda abu —- dalam
limbah -----> sodium bikarbonat ----- dalam
limbah.
Gasbuang yang dimasukan dalam air limbah
harus dihilangkan belerangnya dan partikel
Karbon yang tidak terbakar pada saat
pembakaran bahan bakar.
ad.B.2. Penambahan Karbon dioksida.
Penambahan karbon dioksida_kedalam
limbah limbah basa dengan melalui pipa ges
yang dipasang didalam tangki limbah basa
tersebut. Reaksi yang terjadi_ dengan
‘menggunakan cara ini sama seperti pada B.1
Cara ini lebih mudah dari pada cara B.1
Karena tidak ada zat lain yang mengganggu
proses (belerang dan partikel Karbon yang
20
tidak terbakar).
ad.B.3. Penambahan Asam Sulfat.
Penambahan asam sulfat untuk limbah basa
merupakan cara yang umum dipakai, tetapi
sedikit mahal. Peralatan untuk menyimpan
asam sulfat harus dibuat dari baban yang
tahan asam dan korosi.
Reaksi__netralisasi adalah
sebagai berikut :
yang terjadi
2NaOH + H,S0,-—~-> Na,SO, + 2H,0
air limbah asam sulfat garam netral
Selain cara menetralisasi yang telah
diterangkan diatas, ada satu cara lagi yang
dapat digunakan. Tetapi cara ini hanya dapat
Gigunakan bila didalam saru_pabrik
menghasilkan air limbah asam maupun
limbah basa: pabrik-pabrik yang berdekatan
menghasilkan air limbah asam maupun basa.
Cara netralisasi untuk air limbah-air limbah
ini adalah dengan mencampur limbah asam
dan basa di dalam satu tangki.
Contoh
Apabila satu pabrik menghasilkan limbah
asam dipagi hari dan siang hari, sedangkan
pada malam ia menghasilkan timbah basa,
maka kedua limbah tersebut dapat dicampur
suatu bak pencampur sebelum limbah
diproses secara kimia, biologi ataupun
langsung dibuang kebadan air.
PENELITIAN/PERCOBAAN
Penelitian dilakukan untuk menunjukkan
pihak industri tentang cara termudah dalam
‘menentukan banyaknya bahan kimia yang
dibutuhkan untuk menetralisasi air limbah
‘Ada dua penelitian/percobaan yang
ditunjukkan dibawah ini :
BULLETIN PENELITIAN, September 1995, Vol.XVII, No.31. Percobaan_ dilakukan dalam —skala
laboratorium. Contoh limbah yang dipilih
adalah air rebusan kedelai pada industri
tempe. Contoh diencerkan terlebih dahulu
hingge CODct nya kira-kira 3500 mg/l.
Contoh tersebut mempunyai pH 4 sampai 5
dan contoh hendak diolah dengan cara
aerobik oleh sebab itu contoh _harus
dinetraikan —_terlebin dahulu. Apabila
disekitar industri tidak terdapat sumber alam
atau penetral lainya maka untuk menetralkan
limbah yang bersifat asam digunakan larutan
NaOH. —Percobaan untuk mengetahui
banyaknya larutan NaOH yang dikonsumsi
dilakukan sebagai berikut :
500 ml air limbah tempe dengan kadar
CODet kira-kira 3500 mg/l dimasukkan
kedalam gelas piala 1000 mi yang
dilengkapi dengan pengaduk magnit, Setelah
ita larutkan NaOH 5 % atau 10 %
dimasukkan kedalam gelas piala yang berisi
air limbah. Data tentang banyaknya larutan
NaOH yang dikonsumsi dan pH yang
dicapai dicatat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
‘Tabel 1 menunjukkan banyaknya larutan
NaOH yang dikonsumsi dan pH yang
dicapai
Volume larutan NaQH
yang dibutuhkan, ml
pH yang dicapai
Larutan NaOH , 5% Larutan NaOH, 10 %
0 5,46 3,46
05 6,02 7.20
1,0 7,00 10,06
15 8,86 11,13
20 9,87 11,60
25 10,44 11,83
10,91 11,99
Sedangkan hubungan antara__banyaknya
larutan NaOH yang dibutubkan dan pH yang
dicapai dapat ditunjukan pada grafik 1
Titrasi Netralisasi
Grafik 1 : Titrasi - Netralisasi
BULLETIN PENELITIAN, September 1995, Vol.XVI1, No.3 21Dari grafik 1, dapat dilihat dengan mudah
banyaknya larutan NaOH yang dibutuhkan
untuk menetralisasi 500 ml air limbab
tempe. Apabila volume air limbah yang
dihasilkan dari suatu industri dapat diketahui
dan karakteristik Timbah juga diketahui
maka jumlah biaya yang dibutubkan untuk
‘menetralisasi limbah tersebut dapat dihitung,
2. Percobaan dilakukan dalam skala “bench”
Pada percobaan ini air limbah tempe yang
Konsentrasi CODcr nya dibuat kira-kira
3500 mg/L diolah secara anaerobik-UASB.
Pada pengolahan limbah secara anaerobik -
UASB, reaktor pembentuk asam dan
pembentuk gas metana terpisah. Volume
masing-masing reaktor adalah 12 L. Pada
proses pengolhan limbah ini, air limbah
dialirkan ke reaktor pembentuk asam dengan
tanpa “dinetralkan terlebih dahulu. Hasil
limbah yang telah diolah pada reaktor ini
dinetralkan dan kemudian dialirkan pada
reaktor pembentuk gas metana. Penetralan.
dilakukan dengan menambahkan larutan
NaOH 5 %
HASIL DAN PEMBAHASAN
Banyaknya larutan NaOH yang dibutuhkan
setiap hari pada interval’ waktu tertentu
dapat dilihat pada Grafik 2. Perlu diketahui
bahwa air limbah yang diolah dengan cara
anaerobik ini mempunyai pH =7 atau lebih.
Oleh sebab itu maka limbah yang telah
diolah ini dapat dipergunakan sebagai bahan
penetral. Hal ini dimaksudkan agar dapat
mengurangi biaya operasi pada proses
netralisasi.
Grafik 2, Banyaknya Larutan NaOH yang dibutuhkan
Larutan aol 58) ab
a
22
crattie 2. [Banyalmyn Lerten MeO yong tbutahhan
‘Tengend, 1996
=m, |
BULETIN PENELITIAN, September 1995, Vol.XVI1, No.3KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Karakteristik air limbah serta berbagai cara 1. Eckenfelder, 1989, Industrial Water
menetralisasi ait limbah tersebut telah Pollution Control, 2nd Edition.
diinformasikan dalam tulisan inj. Selain itu
banyaknya larutan NaOH yang dibutuhkan 2. Ganczarezyk, j, j. 1983, Activated
untuk volume air limbah tertentu dapat Sludge Process. Theory and Practice.
iketanui dengan melakukan percobaan yang
sederhana. 3. Metcalf and Eddy, INC. 1991,
Treatment, Disposal, and Re Use Third
Edition.
BULLETIN PENELITIAN, September 1995, Vol.XVII, No.3 23