Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 4
soi27i2s, 10:18 Pa '34-Rita Nahda-20237470131-2n-Phlosophy of Science - Google Docs 34-Rita Nahda-20237470131-2n-Philosophy of Science 1. Kata “filsafat” dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab “Falsafah” yang berasal dari bahasa Yunani, philo dan sophia. Philo berarti cinta, sophia berarti kebijaksanaan atau hikmah (wisdom). a. Tulislah apa yang anda pahami tentang wisdom? Wisdom (kebljaksanaan) adalah kepandaian individu dalam menggunakan akal budinya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, pikiran, perasaan, dan tingkah laku, diikuti dengan adanya kemauan untuk mengevaluasi diri, menilai dan memutuskan suatu masalah, Kebijaksanaan itu dapat saja diperoleh oleh siapa saja sehingga memiiki pemahaman sendiri mengenai konsep kebijaksanaan. ‘Adapun istilah hikmah adalah bagian yang tak terpisahkan dari Islam, dimana ajaran dan konsep ini menduduki aspek cukup penting sebagaimana konsep-konsep Islam lainnya. Dalam Ensiklopedia Islam indonesia, hikmah secara etimologi berarti ucapan yang sesuai dengan kebenaran, falsafat, perkara-perkara yang benar dan lurus, keadilan dan lapang dada. b. Bagaimana seseorang dapat meraih wisdom dalam praksis kehidupan sehari-hari? Sejatan dengan 3 (tiga) faktor karakteristik kebijaksanaan, yaitu berpikir cerdas, kepribadian positif, keterandalan dalam bertindak, maka seseorang dapat dikatakan meraih wisdom dalam praksis kehidupan sehari-harijika yang bersangkutan, sebagai contoh, hati-hati dalam bertindak atau waspada (berpikiran cerdas), selia atau loyal khususnya terhadap apa yang diyakininya benar (berpikiran positi), dan mampu beradaptasi dengan lingkungan melalui komunikasi dan mengemukakan pendapat (keterandalan dalam bertindak). Siapa pun bisa menjadi orang yang bijak dan mempunyai bibit kebijaksanaan ditambah pengetahuan yang cukup tentang dunia sebagai bekal untuk memecahkan permasalahan sehari-hari 2. Filsafat membahas dua objek kajian pokok, formal dan material. Bagaimana memaknai dua kajian tersebut! Jawaban disertai contoh. Yang dibahas dalam objek material adalah sasaran atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu iImu, sedangkan objek formal adalah sudut pandang mengenai objek material tersebut. Oleh karena itu, yang membedakan suatu ilmu dari yang ilmu lainnya adalah objeknya. ‘Sebagai contoh, objek material adalah bidang sasaran yang dibahas oleh suatu cabang ilmu. ‘Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipitih untuk membahas objek material tersebut, misalnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) telah memenuhi persyaratan sebuah ilmu pengetahuan, Contoh lain adalah objek material geografi yaitu berupa permukaan bumi yang terdiri atas lapisan udara, lapisan batuan dan tanah, perairan, dan makhluk yang hidup. Sedangkan objek formal geografi adalah cara pandang terhadap objek material tersebut di atas, misainya bagaimana fenomena alam yang terjadi di permukaan bum. hitpsildocs.google.com/documenié!hGrCa@N3xbO7BxTUCEXIOcWPHIOF24t-KBMMFEIEdB/odt wa soi27i2s, 10:18 Pa '34-Rita Nahda-20237470131-2n-Phlosophy of Science - Google Docs 34-Rita Nahda-20237470131-2n-Philosophy of Science 3. Seorang mahasiswa pascasarjana dipandang penting untuk memiliki kemampuan berpikir filsafat karena eksistensinya sebagal ilmuwan. Jelaskan karakteristik berpikir filsafat seorang mahasiswa pascasarjanal Sebagai seorang mahasiswa pascasarjana seyogyanya dapat berpikir fisafat mengingat banyak manfaat diperoleh, di antaranya adalah mampu memikirkan suatu masalah secara mendalam dan kritis, dapat membentuk argumen dalam bentuk lisan maupun tulisan secara sistematis, serta mengkomunikasikan ide secara efektif. Dengan filsafat ilmu pengetahuan diharapkan mahasiswa pascasarjana menyadari dan memahami kegiatan ilmu pengetahuan yang dilakukannya, menyadari bidang imu yang ditekuninya, dan arah tujuan kegiatan ilmu pengetahuan yang dilakukannya, Terdapat enam karakteristik berpikir dalam filsafat yaitu (1) menyeluruh, (2) mendasar, (3) spekulatif, (4) reflekti (5) kriis, dan (6) postulatit, 1. Berpikir menyeluruh berpikir secara menyeluruh berarti mahasiswa pascasarjana diharapkan mampu mencermati abjek yang menjadi kajian yang tidak dipandang hanya dari satu sisi saja tetapi dari berbagai sudut atau pengetahuan secara menyeluruh. 2. Berpikir mendasar yaitu mahasiswa pascasarjana berpikir sampai ke pondasi dari ilmu atau pengetahuan yang kita kaji secara sistematis dan metodologis sampai pada yang intinya yaitu filsafat, 3. Dengan berpikir spekulatif, mahasiswa pascasarjana mengawali pemikiran diawali dari keraguan, memikitkan konsekuensinya, mana spekulasi berpikir yang dapat diandalkan dan mana yang tidak, 4. Berpikir reflektif seorang mahasiswa pascasarjana adalah berpikir secara aktif, terus menerus, gigin, dan mempertimbangkan dengan saksama tentang segala sesuatu yang dipercaya kebenarannya, alasan pendukungnya, dan menuju pada suatu kesimpulan. Perlu diingat dengan berpikir reflektif memastikan pemikiran selalu terbuka dan direnungkan secara berulang-ulang serta mendalam untuk mencari inti terdalam dan menemukan titk-titk simpul secara utuh. 5. Berpikir secara kritis seorang mahasiswa pascasarjana menentukan kebenaran, ketepatan, atau penilaian terhadap sesuatu yang ditandai dengan mencari alasan dan altematif untuk mengarahkan pada berpikir tyjuan khusus dari pemecahan masalah. 6. Berpikir postulatif maksudnya berpikir tidak berdasarkan fakta empitis namun mahasiswa pascasarjana dinarapkan mampu menyusun ontologi, epistemologi, dan axiologi pengetahuan secara berbeda-beda dan berpikir secara mendalam untuk membentuk kerangka berpikir manusia dalam bertindak. 4, Immanuel Kant (1724-1804), seorang filsuf yang sering disebut raksasa pikir Barat mendofinisikan filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup dalamnya empat persoaian, yaitu: 1) apa yang dapat kita ketahui? 2) apa yang boleh kita kerjakan? 3) sampai dimana harapan kita? 4) apa yang dinamakan manusia? Tulislah pemikiran anda tentang persoalan 1, 2, dan 3 dalam perspektif saudara sesuai dengan profesi saudara! hitpsildocs.google.com/documenié!hGrCa@N3xbO7BxTUCEXIOcWPHIOF24t-KBMMFEIEdB/odt 218 soi27i2s, 10:18 Pa '34-Rita Nahda-20237470131-2n-Phlosophy of Science - Google Docs 34-Rita Nahda-20237470131-2n-Philosophy of Science Menjawab persoalan yang didefinisikan Immanuel Kant, sebagai seorang pendidik, berikut ini yang dapat disampaikan : 1. Apa yang seharusnya saya ketahui dijawab Epistemologi yaitu bagaimana pengetahuan itu datang dari luar melalui akal murni, yang tidak bergantung pada pengalaman. Menjadi pendidik, diperlukan usaha dan investasi waktu untuk menjalankan pendidikan dan pelatihan agar siap dan mampu menjadi seorang pendidik. Perlu diingat bahwa proses pendidikan ini harus dilakukan dengan sengaja dan sadar untuk mencapai suatu tujuan, 2. Apa yang boleh kita kerjakan dijawab Etika yaitu untuk mencari tau apa yang seharusnya dilakukan manusia, dalam konteks ini sebagai seorang pendidik, yang tentunya diperlukan sikap kris metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi terhadap tingkah laku manusia dengan sudut pandang normati, 3. Sampai dimana harapan kita dijawab oleh agama, sebagai kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan, Sebagai pendicik, tentulah batasan-batasan yang harus ditaati diperoleh dari hukum agama untuk menentukan mana yang benar dan tidak benar, mana yang boleh dan tidak boleh menurut ajaran agama. 5. Kemukakan periodesasi sojarah perkembangan filsafat ilmu dan jelaskan dengan perkembangan ilmu yang terjadi dari setiap periode tersebut! .gkat Perkembangan filsafat barat dibagi menjadi 4 periodisasi yaitu 1. Periode Yunani kuno atau periode klasik (6 SM - 6 M) a. Ciri pemikiran filsafat adalah kosmosentris yakni para filosof masa ini mempertahankan asal-usul alam semesta dan jagad raya. b. Perkembangan pengetahuan khusus pada zaman ini adalah kemampuan menulis dan berhitung yang dapat dilihat di Babilonia, kemampuan mengukur, menetapkan segitiga siku-siku dengan sisi tiga, empat dan lima unit (cikal bakal artinmatics dan geometry), ©. Ditandai pembabakan sejarah pengetahuan mulai dari zaman mitologi, filsuf alam, kemudian muncul fisuf sophis, hingga lahir zaman keemasan Yunani yang ditandai dengan zaman logos dan kemudian muncul zaman Second Adventure dan diakhiri dengan masa Hellenistik. 2. Periode abad pertengahan (500 M - 1500 M) a. Periode Abad Gelap Eropa, abad gelap Eropa hanya dikenal beberapa ilmuwan: = Garis pemikiran mereka berpijak pada diktum "Credo ut intellegum’ (percaya supaya mengert). Pertama-tama mereka percaya kepada doktrin dan ajaran gereja untuk kemudian mereka membuat rasionalisasi dari ajaran-ajaran tersebut. Dari sisi ini dapat dipahami bahwa perkembangan ilmu pengetahuan masyarakat Barat pada era ini nyaris terbelenggu oleh doktrin-doktrin gereja. b. Periode Islam * Islam tidak hanya mendukung adanya kebebasan intelektual, tetapi juga membuktikan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan sikap hormat kepada para ilmuwan, tanpa memandang agama mereka, Periode antara 750 M hingga 1200 M adalah abad masa keemasan dunia Islam, Plato dan Aris toteles telah memberikan pengaruh yang besar pada mazhab mazhab Istam, khususnya hitpsiidocs.google.comidocumenié!hGrCa@N3xbO7BxTUCEXIOcWPHIOF24t-KBMMFEIEdB/odt ia soi27i2s, 10:18 Pa '34-Rita Nahda-20237470131-2n-Phlosophy of Science - Google Docs 34-Rita Nahda-20237470131-2n-Philosophy of Science mazhab Paripatetik. * Filsuffilsif yang terkenal pada periode ini adalah: Abu Ya'kub Al-Kindi, Abu Nasr ‘Al-Farabi, Ibnu Sina, lbnu Khaldun, Al Biruni 3. Perlode Abad Modern (1500-Abad 20) a. Periode abad modem disebut juga sebagai renaisans atau humanisme yang mana menjadikan awal mula evolusi peradaban khususnya di Eropa, b. Dengan adanya zaman abad modem yang diawali dengan corak pemikiran Antroposentris, berbagai aliran filsafat ilmu ikut lahir seiring berkembangnya pemikiran manusia serta perkembangan zaman, ©. Rasionalisme, Empirisme, Kritisisme, Idealisme, Positivisme, Marxisme. 4, Petiode abad Kontemporer, a. Filsafat kontemporer adalah periode dalam sejarah filsafat Barat yang dimulai pada akhir abad ke-19, ditandai dengan suatu proses profesionalisasi disiplin keilmuan filsafat dan munculnya filsafat analitik dan filsafat kontinental beserta perdebatan di antara kedua kubu filsafat ini b. Jerman adalah negara pertama yang menjalankan proses profesionalisasi dalam filsafat, lanjut di Amerika Serikat dan Inggris. --000-- hitpsildocs.google.com/documenié!hGrCa@N3xbO7BxTUCEXIOcWPHIOF24t-KBMMFEIEdB/odt a

You might also like