Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) ISSN 2252-5491, E-ISSN 2656-4599

Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11 DOI: https://doi.org/10.29244/fagb.12.1.1-11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRODUKSI LADA


DI PROVINSI LAMPUNG

Fathin Ahmad Naufal1), Bayu Krisnamurthi2), dan Lukman M. Baga3)


1)Program Magister Sains Agribisnis, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
2,3)Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Jl. Kamper Wing 4 Level 5 Kampus IPB Dramaga, Indonesia
e-mail: 1)fathinahmad@apps.ipb.ac.id

(Diterima 16 Juli 2021 / Revisi 17 September 2021 / Disetujui 4 Oktober 2021)

ABSTRACT
Indonesia is a country that is famous as a producer of spices. The most widely produced type of pepper in
Indonesia is black pepper from Lampung or Lampung Black Pepper. This study aimed to describe the
characteristics of farmers and pepper farming in Lampung Province and analyze the factors that influence
pepper productivity in Lampung Province. Based on the available data, the characteristics of farmers that
can be used to assess the managerial ability of farmers are the level of education, age of farmers, control of
assets and production facilities, and farming methods. The dependent variable (Y) in the study is Pepper
Productivity, and the independent variables are land area, fertilizer, plant age, labour, planting system
dummy, and the main seed variety used dummy. The variables in this study were modelled with the Cobb-
Douglas production function. The farming scale of Lampung Pepper farmers is in a constant return to scale
condition with a production elasticity value of Ep = 1.06, which means that the proportion of additional
production inputs will result in additional production in the same proportion. The results showed that area,
age of planting, and labour are statistically significant variables affecting pepper productivity at a
significant level of 10%.

Keywords: pepper, productivity, cobb-douglas, farmers, socioeconomic.

ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang terkenal sebagai penghasil rempah-rempah. Komoditas ini menjadi
bagian hidup masyarakat dunia dengan berbagai macam khasiatnya sebagai penyedap rasa serta bahan
obat-obatan. Lada merupakan salah satu komoditas rempah-rempah yang penting bagi sektor
perkebunan di Indonesia. Jenis lada yang paling banyak diproduksi di Indonesia adalah lada hitam yang
berasal dari Lampung atau yang terkenal dengan nama Lampung Black Pepper. Tujuan dari penelitian
ini adalah mendeskripsikan karakteristik petani dan usahatani lada di Provinsi Lampung dan
menganalisis faktor-faktor apa yang memengaruhi produktivitas lada di Provinsi Lampung.
Berdasarkan data yang tersedia, karakteristik petani yang dapat menjadi ukuran menilai kemampuan
manajerial petani adalah tingkat pendidikan, umur petani, penguasaan aset dan sarana produksi, serta
cara bercocok tanam. Variabel terikat (Y) pada model ini adalah tingkat produktivitas lada dan variabel
bebas yaitu faktor produksi luas lahan, pupuk, umur tanaman, dan tenaga kerja, serta variabel dummy
sistem penanaman dan dummy varietas bibit yang digunakan. Variabel-variabel produksi pada
penelitian ini dimodelkan dengan fungsi produksi Cobb-Douglas. Pendugaan skala usahatani Lada
Lampung berada pada kondisi constant return to scale dengan nilai elastisitas produksi Ep=1,06, yang
artinya proporsi penambahan input produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya
sama. Luas lahan, umur tanaman dan tenaga kerja merupakan variabel-variabel yang memengaruhi
produktivitas lada pada tingkat signifikansi 10%.

Kata kunci: lada, produktivitas, cobb-douglas, petani, sosial, ekonomi

PENDAHULUAN buhan ekonomi Indonesia. Lada berperan penting


karena banyak digunakan sebagai penyedap
Lada merupakan salah satu komoditas per- makanan (Fazaria et al. 2016). Pengembangan
kebunan yang termasuk kategori rempah-rempah usahatani lada di Indonesia sebagian besar berada
dan memiliki peranan penting dalam pertum- di provinsi di luar Pulau Jawa seperti Kepulauan

Tersedia online di https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/fagb


2 Forum Agribisnis (Agribusiness Forum)
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11

Bangka Belitung, Lampung, Sumatera Selatan, kebunan, Indonesia mengalami penurunan pro-
Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur duktivitas lada dari tahun ke tahun. Pada tahun
(Ditjenbun 2019). Berdasarkan data Direktorat 2014 sampai dengan tahun 2020 produktivitas
Jenderal Perkebunan, kelima provinsi tersebut lada nasional mengalami rata-rata penurunan
memiliki share sebesar 71% terhadap produksi sebesar 2,29%. Penurunan paling drastis terjadi
lada nasional (Pusdatin Kementerian Pertanian pada tahun 2014-2015 dengan penurunan se-
2019). Terdapat dua jenis lada di Indonesia yaitu besar 10% dan mengalami produktivitas terendah
lada hitam yang berasal dari Lampung atau yang pada tahun 2017 yaitu sebesar 798 kg/ha
terkenal dengan nama Lampung Black Pepper dan (Ditjenbun 2019). Kondisi ini memberikan gam-
lada putih atau Muntok White Pepper yang mayo- baran bahwa ekspor lada Indonesia masih ber-
ritas produksinya berada di Kepulauan Bangka potensi untuk terus ditingkatkan di masa men-
Belitung (Nurdjannah 2006). Produksi dan per- datang dengan menaikkan kualitas dan kuantitas
dagangan lada Indonesia melewati sejarah pan- produksi lada nasional (Jannah et al. 2019). Hal
jang sejak zaman pra-kolonial, dimana Lampung tersebut sejalan dengan hasil penelitian Herma-
diatur oleh beberapa kerajaan besar yang me- wan (2015) yang menyatakan bahwa daya saing
nguasai perdagangan lada, salah satunya ialah rempah Indonesia juga memiliki potensi yang
Kerajaan Banten, yang memperoleh pasokan lada sangat besar untuk ditingkatkan.
dari Lampung. Karena itu, Kesultanan Banten, Indonesia memiliki luas tanaman meng-
memiliki kekuatan ekspor lada terbesar di Asia hasilkan lada terbesar di dunia tetapi kontribusi
Tenggara. Sampai saat ini Indonesia masih produksi hanya menempati nomor dua di bawah
menjadi negara produsen sekaligus pengekspor Vietnam. Berdasarkan data tersebut dapat di-
lada di pasar dunia (Erwanto 2019) peroleh informasi bahwa produktivitas lada na-
Lada Indonesia hanya diekspor dan di- sional masih relatif rendah. Perlu adanya upaya-
impor dalam wujud primer, baik dalam bentuk upaya lintas sektoral untuk meningkatkan pro-
utuh (tidak dihancurkan dan tidak ditumbuk) duktivitas lada dalam negeri dalam rangka meme-
maupun dalam bentuk bubuk. Sampai saat ini nuhi kebutuhan domestik maupun internasional.
Indonesia belum melakukan kegiatan ekspor Negara-negara eksportir lada terbesar di dunia
maupun impor lada dalam bentuk olahan atau diantaranya yaitu Vietnam, Indonesia, Brazil dan
manufaktur (Ditjenbun 2019). Pangsa pasar India (Susanti 2015). Perkembangan volume eks-
(share) lada Indonesia di pasar dunia mencapai por dan impor lada dunia cenderung meningkat.
22% (Kemendag 2020). Namun pangsa pasar Potensi ini perlu dimanfaatkan oleh Indonesia
tersebut diprediksi akan mengalami perubahan sebagai negara penghasil dan pengekspor lada. Di
dalam beberapa tahun mendatang seiring dengan Indonesia konsumsi lada tahun 2020 ialah sebesar
pertumbuhan produksi lada dunia serta per- 0,093 kg/kapita/tahun. Jumlah ini turun apabia
saingan ekspor antar negara yang cukup kompe- dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebesar
titif. Berdasarkan data Kementrian Pertanian 0,162 kg/kap/tahun. Dalam menetapkan sebuah
(2020) terjadi peningkatan produkvitas lada kebijakan, decision maker perlu memperhatikan
dunia sebesar 3.65% per tahun hingga 2018. tiga unsur penting yaitu: tujuan kebijakan, sasaran
Menurut Erwanto (2019) peningkatan ini men- kebijakan dan instrumen kebijakan. Revitalisasi
dorong terjadinya over-supply dengan argumen- agribisnis lada memiliki potensi untuk menjadi
tasi bahwa peningkatan produksi yang drastis ini instrumen kebijakan pemerintah dalam rangka
akan sangat sulit diimbangi dengan peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat terutama
konsumsi. Hal inilah yang menyebabkan penu- indigenous people (penduduk paling awal meng-
runan harga komoditas lada di pasar dunia se- huni/asli Lampung). Kebijakan yang tepat sasaran
hingga berdampak pada menurunnya insentif bagi akan memberikan perbaikan kesejahteraan bagi
petani untuk menanam lada. Permasalahan ini masyarakat. Revitalisasi agribisnis lada perlu di-
juga dipersulit dengan menurunnya produktivitas upayakan oleh pemerintah melalui program
lada nasional di sentra produksi dalam negeri. kebijakan yang disusun sistematis, didukung
Menurut data dari Direktorat Jenderal Per- pendanaan, serta melibatkan partisipasi aktif

Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 3
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11

stakeholder, termasuk kelembagaan agribisnis tahun sebelumnya, harga lada mengalami ke-
lada (Balitbangda Lampung 2020). naikan. Pada tahun 2010 harga lada mencapai Rp
Champ et al. (2001) menyatakan bahwa 42.210/kg, kemudian pada tahun 2012 harga lada
sebuah kebijakan sepatutnya diimplikasikan mencapai lebih dari Rp 50.000/kg. Pencapaian
sesuai dengan besarnya nilai dari objek yang harga lada tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu
dijadikan sasaran kebijakan. Oleh karena itu, sebesar Rp 104.282/kg namun setelah itu meng-
urgensi untuk mendalami faktor-faktor yang alami penurunan di tahun 2019 yaitu sebesar Rp
memengaruhi produksi lada dalam rangka pem- 70.886/kg atau turun sebesar 15.42% dibanding-
bangunan ekonomi. Rendahnya produktivitas ini kan tahun sebelumnya (Kementan 2020). Hal
disebabkan oleh banyak hal di antaranya ditinjau tersebut membuat minat petani lada diberberapa
dari agronomi lada dan faktor sosial ekonomi. wilayah di Lampung berkurang. Banyak petani
Faktor agronomi yang memengaruhi produk- mulai mengganti tanaman ladanya dengan pisang,
tivitas lada menurut Daras (2015) di antaranya singkong, maupun tanaman palawija lainnya yang
penggunaan tajar, pemangkasan dan pemupukan. lebih menguntungkan. Berdasarkan penjelasan
Selain itu curah hujan juga sangat memengaruhi tersebut bahwa performa agribisnis lada belum
produktivitas lada. Menurut Yudiyanto et al. optimal. Performa sistem agribisnis lada memiliki
(2014) beberapa faktor dari aspek agronomi yang karakteristik yang khas, salah satunya yaitu harga.
memengaruhi produktivitas lada ialah tingkat Menurut Fazaria et al. (2016), harga lada di dalam
curah hujan, intensitas cahaya dan kelembaban negeri senantiasa mengalami fluktuasi dikarena-
mikro. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian kan adanya fluktuasi harga lada di pasar dunia.
Wirantika dan Haryono (2019) yang menyatakan Fenomena ini menghasilkan keterkaitan antara
bahwa peningkatan produktivitas lada dipenga- harga lada dunia dengan pasar domestik. Di sisi
ruhi oleh intensitas curah hujan, hari hujan dan lain, dalam hasil penelitian Meliyana et al. (2013)
bulan basah sedangkan saat bulan kering pro- tentang daya saing komoditas lada hitam di
duktivitas lada mulai menurun. Apabila terjadi Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten Lampung
peningkatan pada jumlah bulan kering, maka akan Utara memberikan informasi bahwa komoditas
menurunkan produktivitas tanaman lada. Aspek lada hitam di daerah ini memiliki daya saing, baik
lain yang juga berpengaruh terhadap produk- secara kompetitif ataupun secara komparatif.
tivitas lada ialah faktor sosial ekonomi. Berdasar- Daya saing lada hitam sensitif (terkait erat) ter-
kan penelitian Asnawi et al. (2017) produktivitas hadap adanya penurunan harga dan intensifikasi
lada dapat ditinjau dari faktor luas areal, pe- usahatani (peningkatan produktivitas).
mupukan NPK, pemupukan SP36, dan pola tanam Selain harga ada, saat ini agribisnis lada di
lada monokultur. Sedangkan faktor lain yang Provinsi Lampung berada di titik nadir dan bah-
cukup memberikan dampak positif bagi produk- kan terancam menuju kepunahan dan berpotensi
tivitas lada ialah penyuluhan. Semakin sering digeser oleh komoditas lain yang lebih kompetitif
diadakan penyuluhan tentang penerapan teknolo- dan memiliki daya saing, contohnya adalah kakao.
gi baru, maka akan meningkatkan peluang pening- Provinsi Lampung merupakan wilayah dengan
katan produktivitas lada. Hal ini sangat diharap- luas tanaman lada terluas kedua di Indonesia
kan oleh para petani lada, karena teknik budidaya setelah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu
yang dikuasai adalah teknik budidaya turun- seluas 45.883 hektar (Ditjenbun 2019). Sebagian
temurun. Faktor harga juga cukup penting me- besar lada Lampung merupakan komoditas eks-
mengaruhi produktivitas lada. Penurunan harga por dan terkenal di pasar dunia sehingga telah
lada yang signifikan namun tidak diimbangi de- memiliki Sertifikat Indikasi Geografis (SIG) sejak
ngan menurunnya harga pupuk dapat menurun- tahun 2015 (Balitbangda Lampung 2020). SIG ini
kan produksi lada akibat beralihnya petani lada ke adalah pengakuan internasional atas karakteristik
usahatani komoditas lain yang dianggap lebih cita rasa dan aroma khas Lada Hitam Lampung
menguntungkan (Nurllah dan Iswari 2019). Pada yang tidak ditemui pada jenis lada lainnya.
tahun 2019, harga lada mencapai harga terendah- Namun, sejak tiga dekade terakhir komoditas
nya dari tujuh tahun terakhir. Padahal ditahun- strategis Provinsi Lampung ini menurun drastis

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada… Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga
4 Forum Agribisnis (Agribusiness Forum)
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11

kinerja agribisnisnya. Komoditas lada di Provinsi Selatan yang mencapai 0,73 ton/Ha. Fakta ini
Lampung menghadapi berbagai permasalahan, perlu dikaji dengan cermat oleh stakeholder
baik di hulu, on farm, proses hilir, maupun terkait dalam rangka merumuskan strategi dan
pemasaran produk. Hal ini mengakibatkan agri- program kebijakan yang harus ditempuh ke
bisnis lada tidak menghasilkan nilai tambah dan depan. Angka produktivitas rendah ini diduga
dinilai kurang mampu meningkatkan pendapatan kuat sebagai faktor utama penyebab kerugian
petani. Menurut Kemala (2006) terdapat bebera- petani lada di Provinsi Lampung (Erwanto 2019).
pa faktor yang menyebabkan terhambatnya Termaktub dalam RPJMD Lampung tahun
perkembangan sistem agribisnis lada di Indonesia 2019-2024, dalam rangka membangun kekuatan
diantaranya yaitu: (1) petani masih kurang mam- ekonomi masyarakat berbasis sektor prioritas
pu menyerap teknologi baru (2) sarana produksi yaitu sektor pertanian, Pemerintah Provinsi
masih sulit diperoleh terutama peralatan, (3) Lampung telah menetapkan agenda kerja utama
kurangnya diversifikasi produk lada, dan (4) salah satunya adalah Program Kartu Petani
adanya pesaing Indonesia sebagai produsen lada Berjaya dan Revitalisasi Lada. Dengan demikian
dunia (Brazilia, India, Malaysia, Srilangka, Thai- komoditas lada secara eksplisit tercantum sebagai
land dan Vietnam). Salah satu hal penting yang program unggulan Pemerintah Provinsi Lampung
patut diperhatikan berdasarkan penelitian terse- yang diupayakan dapat berjalan dengan baik.
but adalah permasalahan kurangnya diversifikasi Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari
produk lada. Agribinis lada akan memberikan penelitian ini adalah mendeskripsikan karakteris-
dampak positif bagi pendapatan petani apabila tik petani dan usahatani lada di Provinsi Lampung
petani menjual lada dalam bentuk olahan se- dan menganalisis faktor-faktor yang memengaru-
hingga terdapat nilai tambah di dalamnya. Hal ini hi produktivitas lada di Provinsi Lampung.
sejalan dengan penelitian Fitrah (2013) yang
menyatakan bahwa petani lada hendaknya meng- METODE
olah ladanya terlebih dahulu sebelum dijual, agar
kualitas produknya lebih terjamin. Berbagai per- JENIS DATA
masalahan tersebut menyebabkan usahatani lada Penelitian ini menggunakan data Survei
tidak lagi produktif dan menguntungkan, tetapi Rumah Tangga Usaha Perkebunan tahun 2014
cenderung mendatangkan kerugian di pihak pe- yang dipublikasikan oleh BPS. Data yang diambil
tani. Akibatnya minat petani menekuni komoditas meliputi data jumlah penggunaan input, jumlah
lada perlahan-lahan menurun (Erwanto 2019). produksi, harga input, harga output dan data
Berdasarkan data dari Kementerian Perta- sosial ekonomi petani. Penelitian ini mengguna-
nian, produksi lada Lampung menurun yaitu kan jenis data cross section tahun 2014. Selain itu,
15.128 ton pada tahun 2015 menjadi 14.436 pada data-data pendukung pada penelitian ini di-
tahun 2019. Lebih lanjut, pada tahun 2019 luas peroleh melalui literature review artikel jurnal
areal perkebunan lada di Lampung masih men- penelitian terdahulu.
capai 45.741 Ha. Angka luas areal perkebunan
lada tersebut merupakan salah satu yang terluas LOKASI PENELITIAN DAN JUMLAH SAMPEL
di Pulau Sumatera, selain Provinsi Kepulauan Responden pada penelitian ini mengguna-
Bangka Belitung memiliki luas areal perkebunan kan sampel petani lada Lampung sebanyak 118
mencapai 51.863 Ha dan Provinsi Sumatera petani dari 632 petani lada yang diseleksi melalui
Selatan dengan luas areal 11.165 Ha. Ketika data metode pemilihan contoh yang objectif (purposive
luas areal tersebut ditelusuri lebih jauh dan dikait- sampling). Jumlah sampel ini mengacu pada yang
kan dengan data produksi, ternyata produktivitas disarankan oleh Cooper dan Emory (1996) me-
perkebunan lada di Provinsi Lampung hanya ngenai jumlah sampel penelitian sosial ekonomi
sebesar 0,32 ton/Ha. Angka tersebut jauh skala provinsi. Apabila sampel yang digunakan
tertinggal dari produktivitas perkebunan lada di sebanyak 30 sampel, maka sudah dapat mewakili
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang suatu populasi.
mencapai 0,64 ton/Ha dan di Provinsi Sumatera Metode kualitatif digunakan untuk mema-
parkan gambaran umum mengenai kegiatan dan

Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 5
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11

kondisi agribisnis lada di Lampung serta meng- kolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedas-
identifikasi kondisi sosial ekonomi petani lada di tisitas.
lokasi penelitian. Sedangkan untuk, metode
kuantitatif digunakan untuk menganalisis faktor- HASIL DAN PEMBAHASAN
faktor yang memengaruhi produksi lada. Fungsi
produksi Cobb-Douglas yang terbentuk akan KARAKTERISTIK PETANI LADA LAMPUNG
dimodelkan dan dianalisis dengan konsep regresi Berdasarkan data yang tersedia, karak-
linear berganda. teristik petani yang dapat menjadi ukuran menilai
kemampuan manajerial petani diantaranya adalah
METODE ANALISIS DATA tingkat pendidikan, umur petani dan sistem pe-
Data dianalisis secara kuantitatif dengan nanaman. Sebesar 93% petani memiliki lahan
menentukan variabel penelitian. Ada dua macam milik sendiri dan berkuasa penuh pada lahannya.
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, Sementara 9% sisanya menyewa lahan dan memi-
dengan perincian: variabel terikat (Y) pada model liki lahan bebas sewa. Hal ini mengindikasikan
ini adalah produksi lada (Kg) dan variabel bebas bahwa sebagian besar petani memiliki aset atau
(X1-X9) yaitu luas lahan, pupuk, sistem pena- modal yang kuat apabila ditinjau dari kepemilikan
naman, pendidikan petani, varietas benih yang lahan. Sebagai pemilik aset, petani adalah penentu
utama digunakan, umur tanaman, cara pena- utama dalam pengambilan keputusan terkait
naman, jumlah tenaga kerja, dan status ke- usahataninya. Kondisi ini diharapkan dapat mem-
pemilikan lahan. Variabel-variabel produksi pada berikan kemudahan untuk pemerintah dalam
penelitian ini dimodelkan dengan fungsi produksi melakukan pembinaan petani terkait dengan
Cobb-Douglas sebagai berikut. program revitalisasi agribisnis lada di Provinsi
Lampung.
Ln.Y = A+.b1 Ln X1+ b2 Ln X2+ b3 X3+ b4 X4+ b5.X5+ Sebanyak 58% petani lada beranggota
b6 Ln X6+ b7 Ln X7+ b8 Ln.X8 + b9 X9 keluarga kurang dari 4 orang. Sementara sebesar
38% petani lada memiliki jumlah anggota
Keterangan : keluarga sebanyak 4 hingga 7 orang dan sebanyak
Y : Produksi Lada (kg) 4% petani lada memiliki jumlah anggota keluarga
A : Nilai konstanta sebanyak lebih dari 7 orang. Anggota keluarga
b1-b9 : koefisien regresi bagi petani khususnya di negara berkembang,
X1 : Luas areal lahan (ha) cenderung dimanfaatkan sebagai input tenaga
X2 : Anorganic Fertilizer/Kimia (kg/ha) kerja dalam keluarga. Semakin banyak anggota
X3 : Sistem Penanaman (Dummy) keluarga yang dimiliki petani, memungkinkan
X4 : Pendidikan Petani (Dummy) untuk digunakan dalam kegiatan usahatani.
X5 : Varietas Benih (Dummy) Kontribusi anggota keluarga dalam kegiatan
X6 : Umur Tanaman (Tahun) usahatani ini menguntungkan petani karena tidak
X7 : Cara Penanaman perlu mengeluarkan upah tenaga kerja kepada
X8 : Jumlah Tenaga Kerja (HOK) anggota keluarganya, sebab dihitung sebagai
X9 : Status Kepemilikan Lahan (Dummy) tenaga kerja dalam keluarga yang biaya upahnya
diperhitungkan.
Pengolahan model regresi linear berganda Keseluruhan sampel petani lada di Provinsi
ini menggunakan software pemrograman SPSS. Lampung atau sebanyak 100% petani lada pada
Terdapat beberapa syarat penting yang harus penelitian ini tidak bermitra dengan pihak
dipenuhi agar model yang dibuat dapat dipakai manapun. Hal ini dikarenakan dari pihak BUMN,
sebagai alat estimasi yang disebut dengan asumsi BUMD, ataupun swasta belum menawarkan
model yang BLUE (Best Linear Unbiased Esti- kegiatan kemitraan dan sebagian besar petani
mators). Beberapa asumsi yang harus dipenuhi lada menjual hasil produksinya ke pasar dan
agar model yang digunakan bersifat BLUE adalah pedagang pengumpul. Kondisi tersebut di atas
asumsi normalitas serta tidak terjadi multi- sangat jelas mencerminkan bahwa komoditas ini
belum sungguh-sungguh dibina oleh pemerintah.

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada… Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga
6 Forum Agribisnis (Agribusiness Forum)
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11

Pada komoditas lain, khususnya tanaman pengujian terhadap asumsi-asumsi yang diguna-
pangan telah banyak intervensi pemerintah dalam kan dalam model regresi linear berganda untuk
fasilitasi pembentukan dan penguatan kelembaga- mendapatkan hasil estimasi yang valid (Best
an petani. Intervensi tersebut sampai pada fasili- Unbiased Linear Estimations).
tasi pengembangan kerjasama kemitraan dengan Tingkat produksi usahatani lada di Lam-
pihak-pihak yang relevan. Sangat diharapkan pung diduga dipengaruhi oleh beberapa karak-
pemerintah segera memulai langkah-langkah pe- teristik petani dan usahataninya. Tabel 2 menyaji-
nguatan kelembagaan petani dan pengembangan kan hasil pendugaan variabel bebas yang ber-
kerjasama kemitraan dalam agribisnis lada. Salah pengaruh terhadap produksi lada.
satu nya dengan membangun koperasi agar daya Berdasarkan analisis regresi yang telah
tawar petani menjadi lebih baik. dilakukan, nilai R2 sebesar 0.761 yang artinya
variabel penduga berupa luas lahan, pupuk
FAKTOR-FAKTOR YANG SIGNIFIKAN kimia/anorganik, sistem penanaman, pendidikan,
MEMENGARUHI PRODUKSI LADA DI PROVINSI varietas benih yang utama digunakan, umur
LAMPUNG tanaman, cara penanaman, jumlah tenaga kerja,
Hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa dan status kepemilikan lahan secara bersama-
asumsi-asumsi regresi linear berganda pada sama dalam model mampu menjelaskan penga-
model penelitian ini sudah layak. Hasil uji asumsi ruhnya terhadap produksi sebesar 76.1%. Semen-
pada model regresi linear berganda dapat dilihat tara sisanya sebesar 23.9% merupakan variabel-
pada Tabel 1. Tabel 1 menjelaskan prosedur variabel yang dijelaskan di luar model. Apabila

Tabel 1. Uji Asumsi pada Model Regresi Linear Berganda


Uji Asumsi Hasil Uji Keterangan
Uji Normalitas Uji normalitas menggunakan uji Nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar
Kolmogorov-Smirnov yang 0,459, lebih besar dari 0,05 (5%), yang
menghasilan nilai Kolmogorov- berarti data terdistribusi normal atau
Smirnov (KS) > α 0,05 (5%) sudah memenuhi asumsi normalitas
Uji Multikolinearitas Pada masing-masing variabel, nilai Tidak terdapat gejala
Tolerance > 0,100 dan multikolinearitas pada model
Nilai VIF < 10
Uji Autokolerasi Uji Autokolerasi dilakukan Nilai dU yaitu 1,5763 dan nilai DW
menggunakan uji Durbin Watson yaitu 1,5792. Hasil uji menunjukkan
(DW) dimana dU<DW<4-dU bahwa 1,5792<2,173 yang artinya
tidak terjadi autokolerasi antar
variabel independen.
Uji Heteroskedastisitas Salah satu cara mendeteksi hetero Grafik scatter plot tidak membentuk
adalah dengan melihat grafik pola yang jelas, dan menyebar di
scatterplots sekitar garis, sehingga tidak ditemukan
gejala hetero.

Tabel 2. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada di Lampung


Variable Coef Std. Err. Prob.
Constanta 0,76 0,419541 0,0713
Luas Lahan (Ha) (X1) 0,696 0,059494 0,0000**
Pupuk (kg/Ha) (X2) 0,006 0,058762 0,9141
Umur tanaman (tahun) (X3) 0,014 0,008404 0,089*
Tenaga kerja (HOK/ha) (X4) 0,299 0,066670 0,0000**
Varietas bibit (D1) 0,037 0,0585911 0,5230
Sistem penanaman (D2) 0,014 0,136665 0,9129
∑bi: 1,06 R2: 76,1% Adj. R2: 74,8%
Prob (F-statistic): 0,0000
Catatan: **Signifikan pada taraf nyata 1%, *Signifikan pada taraf nyata 10%

Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 7
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11

ditinjau dari penelitian serupa, yaitu penelitian 2. Umur Tanaman


Fatma (2020) dan Sulolipu (2016), kedua pene- Umur tanaman lada (tahun) memiliki nilai koe-
litian tersebut memiliki nilai R square sebesar fisien regresi yang positif sebesar 0,017. Hal ini
97% dan 92%, perbedaan ini dikarenakan peng- mengindikasikan bahwa semakin bertambah-
gunaan variabel-variabel dan jumlah sampel yang nya umur tanaman sebesar 1% akan me-
berbeda. Dalam konsep fungsi produksi Cobb- ningkatkan produktivitas lada sebesar 0,017%
Douglas, koefisien regresi pada hasil dugaan esti- (ceteris paribus). Variabel umur tanaman
masi parameter faktor-faktor yang memengaruhi memiliki P-Value sebesar 0,087 yaitu lebih
produksi merupakan angka yang menggambarkan kecil dari nilai alpha (10%=0,1) artinya pada
elastisitas produksi masing-masing input yang penelitian ini, variabel umur tanaman ber-
digunakan. Skala usahatani petani lada berada pengaruh signifikan pada taraf nyata 10%.
pada kondisi increasing return to scale karena nilai 3. Tenaga Kerja
dari elastisitas produksi (Ep) >1 (Ep pada model = Variabel tenaga kerja (HOK/ha) memiliki koe-
1,06) yang artinya penambahan input produksi fisien regresi yang positif serta berpengaruh
sebesar 1% akan menghasilkan tambahan pro- signifikan terhadap produktivitas lada dengan
duksi sebesar 1,06%. Nilai dari elastisitas produk- nilai koefisien sebesar 0,3 pada taraf nyata 1%.
si tersebut dihitung dengan cara menjumlahkan Hal ini menunjukkan bahwa penambahan
koefisien-koefisien pada setiap variabel yang telah faktor produksi tenaga kerja sebesar 1%
diregresikan, karena koefisien-koefisien tersebut (dengan asumsi input lain tetap), masih dapat
menggambarkan langsung elastisitas produksi meningkatkan produktivitas lada dengan pe-
dari setiap input (Soekartawi 2002). nambahan produksi sebesar 0,3%. Variabel
Setiap penambahan 1% input, cateris tenaga kerja berpengaruh nyata/ signifikan
paribus, akan menyebabkan kenaikan output yang terhadap produktivitas lada pada tingkat
lebih besar dari 1%. Oleh karena itu pada daerah signifikansi 1%.
increasing return to scale, keuntungan pelaku
usahatani akan selalu bisa ditingkatkan dengan Variabel-variabel pada model yang tidak
cara menambah input dalam proporsi yang tetap signifikan pada taraf nyata 10% terhadap
(Amalia 2014). Hasil estimasi dari Tabel 2 mem- produksi lada yaitu:
perlihatkan bahwa terdapat variabel yang signifi- 1. Pupuk
kan dan yang tidak signifikan mempengaruhi Pupuk memiliki nilai koefisien regresi yang
produksi usahatani lada. Hasil estimasi fungsi positif, yaitu sebesar 0,006. Hal ini meng-
produksi lada di Provinsi Lampung memiliki nilai indikasikan bahwa setiap penambahan input
P-value pada Uji Statistik-F sebesar 0,000 yang pupuk sebesar satu persen akan memberikan
berarti lebih kecil dari taraf nyata α = 0,05. Hal ini meningkatkan produktivitas lada sebesar
memiliki arti bahwa variabel independen secara 0,006% (ceteris paribus). Pada penelitian ini,
bersama-sama mampu menjelaskan keragaman variabel pupuk tidak berpengaruh nyata
model. Variabel independen yang berpengaruh secara statistik terhadap produktivitas lada
nyata/signifikan pada tingkat signifikansi 10% pada tingkat signifikansi 10%. Penyuluhan
dan 1% yaitu : kepada petani tentang keunggulan pengguna-
1. Luas lahan an pupuk organik menjadi semakin vital.
Luas lahan lada (ha) memiliki nilai koefisien Sebagaimana menurut Wu et al. (2015) peng-
regresi yang positif sebesar 0,696. Hal ini gunaan pupuk organik pada tanaman lada
mengindikasikan bahwa setiap penambahan dapat meningkatkan pertumbuhan (growth)
input luas lahan sebesar satu persen akan me- dan produksi (yield). Dengan semakin me-
ningkatkan produktivitas lada sebesar 0,696% nguatnya dimensi dan aspek keberlanjutan
dengan asumsi input lain tetap (ceteris dalam pembangunan pertanian dan agribisnis
paribus). Variabel luas lahan berpengaruh serta pencapaian kedaulatan pangan berke-
nyata/signifikan terhadap produktivitas lada lanjutan, posisi dan kontribusi pemupukan
pada tingkat signifikansi 1%. organik semakin strategis dan mendesak
(Saragih 2020).

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada… Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga
8 Forum Agribisnis (Agribusiness Forum)
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11

2. Dummy Varietas Bibit si normalitas. Uji Multikolinearitas dilakukan


Variabel dummy varietas bibit memiliki nilai dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance
koefisien regresi sebesar yang positif yaitu Inflation Factor (VIF) pada masing-masing
sebesar 0,037. Koefisien variabel dummy variabel independen.
varietas bibit bertanda positif menunjukkan Masing-masing varabel memiliki nilai
bahwa penggunaan bibit lada yang berserti- tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang
fikat berpotensi memiliki produktivitas yang dari 10, sehingga tidak terdapat gejala multi-
lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kolinearitas pada model. Uji Heteroskedastisitas
bibit lada yang tidak bersertifikat. Hal ini dilakukan dengan melihat grafik scatterplots. Pada
sesuai dengan teori dan hipotesis penelitian, grafik tidak terbentuk pola yang jelas serta plots
dengan catatan bibit utama yang digunakan menyebar diatas dan dibawah angka 0 yang
telah melewati quality control yang baik. artinya tidak ditemukan gejala heteroskedastis
Kualitas sertifikasi bibit perlu diperketat da- pada model (Gambar pada Lampiran). Uji
lam rangka menghasilkan varietas bibit yang Autokolerasi dilakukan menggunakan uji Durbin-
benar-benar unggul. Namun, nilai signifikansi Watson (DW), dengan cara membandingkan Nilai
variabel dummy varietas bibit lebih besar dari dU yang didapat melalui distribusi nilai tabel
nilai alpha (10%/0,1) artinya variabel dummy Durbin-Watson berdasarkan K (jumlah variabel
varietas bibit tidak berpengaruh signifikan termasuk konstanta pada model)=7 dan N (jumlah
secara statistik pada taraf nyata 10%. sampel)=118 dengan tingkat signifikansi sebesar
3. Dummy Sistem penanaman 5%. Nilai dU=1,5763 dengan Nilai DW=1,5792.
Dummy Sistem penanaman memiliki nilai Apabila nilai dU kurang dari DW maka tidak
koefisien regresi yang positif sebesar 0,028. ditemukan gejala autokolerasi antar variabel
Hal ini menunjukkan bahwa sistem penana- independen.
man lada monokultur berpotensi menghasil-
kan lada dengan produktivitas yang lebih baik SIMPULAN DAN SARAN
dibandingkan dengan sistem penanaman
SIMPULAN
tumpangsari mix cropping. Namun, nilai signi-
Berdasarkan hasil peneitian, dapat disim-
fikansi variabel dummy sistem penanaman
pulkan sebagai berikut.
lebih besar dari nilai alpha (10%/0,1) artinya
1. Variabel-variabel yang secara statistik ber-
variabel dummy sistem penanaman tidak
pengaruh terhadap produktivitas lada adalah:
berpengaruh signifikan secara statistik pada
lahan, umur tanaman, dan tenaga kerja. Ketiga
taraf nyata 10%.
variabel ini berpengaruh signifikan pada taraf
Dalam model Ordinary Least Square (OLS), nyata 10%.
ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar 2. Seluruh variabel faktor produksi memiliki
model yang dibuat menjadi valid sebagai alat koefisien yang positif sesuai dengan asumsi
estimasi. Syarat-syarat tersebut apabila ter- yang berlaku pada fungsi produksi Cobb
penuhi, maka model tersebut dapat dikatakan Douglas. Variabel yang memiliki nilai elas-
BLUE (Best Linear Unbiased Estimators). Beberapa tisitas yang paling besar adalah variabel luas
asumsi yang harus dipenuhi agar model yang areal lahan. Potensi ini dapat dimanfaatkan
digunakan bersifat BLUE adalah asumsi nor- dalam rangka meningkatkan produktivitas
malitas, dan tidak terjadi multikolinearitas, auto- lada di Provinsi Lampung melalui upaya
korelasi, dan heteroskedastisitas. Hasil uji asumsi peningkatan lahan (ekstensifikasi). Selain itu,
klasik menunjukkan bahwa asumsi-asumsi regre- peningkatan produktivitas lada juga dapat
si linear berganda pada model penelitian ini sudah dilakukan melalui berbagai macam program
layak. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogo- yang didukung oleh kolaborasi multisektoral
rov-Smirnov yang menghasilan nilai Kolmogorov- dari berbagai macam stakeholder. Hal ini
Smirnov (KS) sebesar 0,459, yang lebih besar dari bertujuan untuk memfasilitasi petani lada
nilai α 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa data untuk mengakses segala input usahatani yang
terdistribusi normal atau sudah memenuhi asum- dibutuhkan.

Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 9
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11

SARAN Rajamandala Bandung. Forum Agribisnis :


Dalam rangka menyukseskan revitalisasi Agribusiness Forum, 1(2), 151-166. DOI:
agribisnis lada upaya yang dapat dilakukan ialah : https://doi.org/10.29244/fagb.1.2.151-166
1. Pembentukan organisasi petani yang bersifat Amalia F. 2014. Analisis Fungsi Produksi Cobb-
formal seperti koperasi, ataupun non-formal Douglas pada Kegiatan Sektor Usaha Mikro di
seperti kelompok tani, paguyuban, dan asosia- Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
si petani untuk memperkuat posisi tawar Jurnal Signifikan, 3(1), 45-62. DOI:
petani lada. Posisi tawar petani lada dapat https://doi.org/10.15408/sigf.v3i1.2056
lebih kuat dan berdaya (empowered) melalui Asnawi R, Zahara, Arief R. 2017. Pengaruh
pemberdayaan kelembagaan petani. Oleh ka- Pengelolaan Faktor Internal Usahatani
rena itu konsolidasi petani lada merupakan terhadap Produktivitas Lada di Provinsi
sebuah keharusan untuk mewujudkan sistem Lampung. Jurnal Litri, 23(1), 1-10. DOI:
agribisnis lada yang berkelanjutan. Dalam http://doi.org/10.21082/littri.v23n1.2017.1
pengelolaan pembangunan sistem agribisnis -10
lada, perlu dikembangkan suatu forum (focal Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
point) yang berfungsi sebagai lembaga yang Provinsi Lampung. 2020. Kajian
mengorkestra pembangunan sistem agribisnis Pembentukan Kelembagaan dan Penyusunan
daerah dengan mendayagunakan kelemba- Roadmap Lada di Provinsi Lampung.
gaan/dinas yang telah ada seperti Badan Lampung (ID)
Perencanaan Daerah (BAPPEDA) sehingga Biro Hubungan Masyarakat Kementerian
tercipta koordinasi dan sinergi antar stake- Perdagangan. 2020. Tingkatkan Ekspor Lada
holder dalam mewujudkan upaya revitalisasi ke Pasar Global. Jakarta (ID). Kementerian
agribisnis lada di Provinsi Lampung. Perdagangan Republik Indonesia.
2. Perlu adanya kolaborasi antar petani lada dan
Champ, P.A., Boyle, K.J., Brown, T.C. 2001. A Primer
entrepreneur/stakeholder lain dalam industri on Non Market Valuation. New York (US):
lada seperti CEO Perusahaan Lada, penyedia Kluwer Academic Publisher.
input dan koperasi petani. Hal ini bertujuan
untuk memberikan dukungan kepada petani Cooper, D.R., Emory, C.W. 1996. Metode Penelitian
lada skala kecil untuk menerapkan Good Bisnis. Jakarta (ID): Erlangga.
Agricultural Practices melalui penyediaan Daras U. 2015. Strategi Peningkatan Produktivitas
teknologi dan arahan best practices. Analisis Lada dengan Tajar Tinggi dan Pemangkasan
mengenai peran kelembagaan petani, efisiensi Intensif serta Kemungkinan Adopsinya di
produksi dan efisiensi pemasaran usahatani Indonesia. Jurnal Perspektif Agribisnis. 14(2):
lada menjadi saran dalam pelaksanaan riset 113-124. DOI:
http://dx.doi.org/10.21082/p.v14n2.2015.1
selanjutnya untuk mempertajam hasil pene-
13-124
litian yang telah dilakukan.
3. Perbaikan dari sisi produktivitas, hendaknya Direktorat Jenderal Perkebunan Republik
upaya revitalisasi agribisnis lada juga dilaku- Indonesia. 2019. Statistik Perkebunan
kan melalui peningkatan konsumsi masyara- Indonesia 2018-2020. Jakarta (ID):
Kementerian Pertanian.
kat domestik terhadap lada, melalui campaign
dan inovasi dalam pengolahan produk lada Erwanto. 2019. Revitalisasi agribisnis lada
(hilirisasi). Lampung dalam: Revitalisasi Lada Lampung
sebagai Komoditas Warisan. Lampung (ID):
Aura Publishing.

DAFTAR PUSTAKA Fatma N. 2020. Faktor-Faktor yang Memengaruhi


Produksi Lada di Desa Kongkomos
Aliyatillah FM, Kusnadi N. 2011. Analisis Kecamatan Basidondo Kabupaten Tolitoli.
Dayasaing dan Dampak Kebijakan Jurnal Agrotech 10 (1) 35-40. DOI :
Pemerintah Terhadap Komoditas Kakao https://doi.org/10.31970/agrotech.v10i1.4
PTPN VIII Kebun Cikumpay Afdeling 5.

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada… Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga
10 Forum Agribisnis (Agribusiness Forum)
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11

Fazaria DA, Hakim DB, Sahara S. 2016. Analisis Nurllah I, Iswari J. 2019. Pengaruh Perubahan
Integrasi Harga Lada di Pasar Domestik dan Harga Lada Putih terhadap Kesejahteraan
Internasional. Buletin Ilmiah Litbang Masyarakat di Kecamatan Jebus Kabupaten
Perdagangan, 10(2), 225-242. DOI: Bangka Barat. Jurnal Pemikiran Masyarakat
https://doi.org/10.30908/bilp.v10i2.55 Ilmiah Berwawasan Agribisnis 5(2) : 224-234.
DOI :
Fitrah H. 2013. Analisis Pemasaran Agribisnis http://dx.doi.org/10.25157/ma.v5i2.2112
Lada di Desa Mangkauk Kecamatan Pangaron
Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Jurnal Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2019.
Ilmiah Pertanian. 38(3): 28-32. Buku Outlook Komoditas Perkebunan Lada.
Doi: http://dx.doi.org/10.31602/zmip.v38i Jakarta (ID). Sekretariat Jenderal
3.17 Kementerian Pertanian.

Hoang PT, Khanh VH, Phuong NTT, Tung NS. 2016. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2020.
Market Development Strategies for Buku Outlook Komoditas Perkebunan Lada.
Vietnamese Pepper in Foreign Markets. Jakarta (ID). Sekretariat Jenderal
American Based Research Journal, 5(12), 15- Kementerian Pertanian.
24. DOI: https://10.5281/zenodo.3441933
Saragih B. 2020. Suara Agribisnis 3, Kumpulan
Hermawan I. 2015. Daya Saing Rempah Indonesia Pemikiran Bungaran Saragih. Bogor (ID):
Di Pasar Asean Periode Pra Dan Pasca Krisis Penerbit AGRINA.
Ekonomi Global. Buletin Ilmiah Litbang
Perdagangan, 9(2), 153-178. DOI: Seed Root Leaf. 2019. Black Pepper: Where Does It
https://doi.org/10.30908/bilp.v9i2.6 Come From? The Different Colors of Pepper
Its Properties and Uses. [internet]. https: //
Jannah EM, Nurmalina R, Asmarantaka RW. 2019. seedrootandleaf . com/ black-pepper-guide
Tingkat Persaingan Eksportir Utama Lada /? lang =en. [25 November 2020].
Dunia. Jurnal Agro Industri Perkebunan, 7(2),
107-120. DOI: Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi
https://doi.org/10.25181/jaip.v7i2.1128 Pertanian Teori dan Aplikasi. Jakarta (ID): PT
Raja Grafindo Persada.
Kemala S. 2006. Strategi Pengembangan
Agribisnis Lada untuk Meningkatkan Sulolipu A. 2016. Pengaruh Faktor-Faktor
Pendapatan Petani. Jurnal Perspektif Produksi pada Usahatani Lada di Desa
Agribisnis, 5(1): 47-54 Swatani Kecamatan Rilau Ale Kabupaten
DOI: http://dx.doi.org/10.21082/p.v6n1.20 Bulukumba. Jurnal Pemikiran Ilmiah dan
07.%25p Pendidikan Administrasi Perkantoran 3(2) :
95-106. DOI :
Kusnadi N, Tinaprilla N, Susilowati SH, Purwoto A. https://doi.org/10.26858/ja.v3i2.2570
2011. Analisis Efisiensi Usahatani Padi di
Beberapa Sentra Produksi Padi di Indonesia. Susanti AS. 2015. Outlook Lada. Jakarta: Pusat
Jurnal Agro Ekonomi, 29(1), 25-48. DOI: Data dan Sistem Informasi Pertanian.
http://
doi.org/10.21082/jae.v29n1.2011.25-48 Susilowati. 2003. Dinamika Daya Saing Lada
Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi. 21(2), 122-
Meliyana R, Zakaria WA, Nurmayasari I. 2013. 144. DOI: 10.21082/jae.v21n2.2003.122-144
Daya Saing Lada Hitam di Kecamatan Abung
Tinggi Kabupaten Lampung Utara. Jurnal Trimawan CY, Nurmalina R, Burhanuddin. 2017.
Ilmu-Ilmu Agribisnis, 1(3), 194-200. DOI: Analisis Sikap Petani Terhadap Penggunaan
10.23960/jiia.v1i4.271-277 Benih Lada Putih di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Agricore - Jurnal Agribisnis
Nurdjannah N. 2006. Perbaikan Mutu Lada dalam dan Sosial Ekonomi Pertanian, 2(2), 315-326.
Rangka Meningkatkan Daya Saing di Pasar DOI:
Dunia. Jurnal Perspektif Agribisnis 5(1), 13- https://doi.org/10.24198/agricore.v2i2.156
25. DOI: http:// 16
doi.org/10.21082/p.v5n1.2006.%25p

Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 11
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11

Wirantika R, Hariyono D. 2019. Studi Perubahan


Curah Hujan dan Hubungannya dengan
Produktivitas Tanaman Lada (Piper nigrum
L.) di Kabupaten Lampung Timur. Jurnal
Produksi Tanaman. 7(4) : 1271-1277.
http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.
php/protan/article/view/1175/1192

Wu Y, Zhao C, Farmer J, Sun J. 2015. Effects of bio-


organic fertilizer on pepper growth and
Fusarium wilt biocontrol. Scientia
Horticulturae Journal, 193, 114-120. DOI:
https://doi.org/10.1016/j.scienta.2015.06.0
39

Yudiyanto, Rizali A, Munif A, Setiadi D, Qayim I.


2014. Environmental Affecting Productivity
of Two Indonesian Varieties of Black Pepper
(Pipper Ningrum L). Jurnal Agrivita. 36(3):
278-284.
DOI: http://doi.org/10.17503/agrivita.v36i
3.456

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada… Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga

You might also like