Professional Documents
Culture Documents
36389-Article Text-169429-1-10-20220329
36389-Article Text-169429-1-10-20220329
ABSTRACT
Indonesia is a country that is famous as a producer of spices. The most widely produced type of pepper in
Indonesia is black pepper from Lampung or Lampung Black Pepper. This study aimed to describe the
characteristics of farmers and pepper farming in Lampung Province and analyze the factors that influence
pepper productivity in Lampung Province. Based on the available data, the characteristics of farmers that
can be used to assess the managerial ability of farmers are the level of education, age of farmers, control of
assets and production facilities, and farming methods. The dependent variable (Y) in the study is Pepper
Productivity, and the independent variables are land area, fertilizer, plant age, labour, planting system
dummy, and the main seed variety used dummy. The variables in this study were modelled with the Cobb-
Douglas production function. The farming scale of Lampung Pepper farmers is in a constant return to scale
condition with a production elasticity value of Ep = 1.06, which means that the proportion of additional
production inputs will result in additional production in the same proportion. The results showed that area,
age of planting, and labour are statistically significant variables affecting pepper productivity at a
significant level of 10%.
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang terkenal sebagai penghasil rempah-rempah. Komoditas ini menjadi
bagian hidup masyarakat dunia dengan berbagai macam khasiatnya sebagai penyedap rasa serta bahan
obat-obatan. Lada merupakan salah satu komoditas rempah-rempah yang penting bagi sektor
perkebunan di Indonesia. Jenis lada yang paling banyak diproduksi di Indonesia adalah lada hitam yang
berasal dari Lampung atau yang terkenal dengan nama Lampung Black Pepper. Tujuan dari penelitian
ini adalah mendeskripsikan karakteristik petani dan usahatani lada di Provinsi Lampung dan
menganalisis faktor-faktor apa yang memengaruhi produktivitas lada di Provinsi Lampung.
Berdasarkan data yang tersedia, karakteristik petani yang dapat menjadi ukuran menilai kemampuan
manajerial petani adalah tingkat pendidikan, umur petani, penguasaan aset dan sarana produksi, serta
cara bercocok tanam. Variabel terikat (Y) pada model ini adalah tingkat produktivitas lada dan variabel
bebas yaitu faktor produksi luas lahan, pupuk, umur tanaman, dan tenaga kerja, serta variabel dummy
sistem penanaman dan dummy varietas bibit yang digunakan. Variabel-variabel produksi pada
penelitian ini dimodelkan dengan fungsi produksi Cobb-Douglas. Pendugaan skala usahatani Lada
Lampung berada pada kondisi constant return to scale dengan nilai elastisitas produksi Ep=1,06, yang
artinya proporsi penambahan input produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya
sama. Luas lahan, umur tanaman dan tenaga kerja merupakan variabel-variabel yang memengaruhi
produktivitas lada pada tingkat signifikansi 10%.
Bangka Belitung, Lampung, Sumatera Selatan, kebunan, Indonesia mengalami penurunan pro-
Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur duktivitas lada dari tahun ke tahun. Pada tahun
(Ditjenbun 2019). Berdasarkan data Direktorat 2014 sampai dengan tahun 2020 produktivitas
Jenderal Perkebunan, kelima provinsi tersebut lada nasional mengalami rata-rata penurunan
memiliki share sebesar 71% terhadap produksi sebesar 2,29%. Penurunan paling drastis terjadi
lada nasional (Pusdatin Kementerian Pertanian pada tahun 2014-2015 dengan penurunan se-
2019). Terdapat dua jenis lada di Indonesia yaitu besar 10% dan mengalami produktivitas terendah
lada hitam yang berasal dari Lampung atau yang pada tahun 2017 yaitu sebesar 798 kg/ha
terkenal dengan nama Lampung Black Pepper dan (Ditjenbun 2019). Kondisi ini memberikan gam-
lada putih atau Muntok White Pepper yang mayo- baran bahwa ekspor lada Indonesia masih ber-
ritas produksinya berada di Kepulauan Bangka potensi untuk terus ditingkatkan di masa men-
Belitung (Nurdjannah 2006). Produksi dan per- datang dengan menaikkan kualitas dan kuantitas
dagangan lada Indonesia melewati sejarah pan- produksi lada nasional (Jannah et al. 2019). Hal
jang sejak zaman pra-kolonial, dimana Lampung tersebut sejalan dengan hasil penelitian Herma-
diatur oleh beberapa kerajaan besar yang me- wan (2015) yang menyatakan bahwa daya saing
nguasai perdagangan lada, salah satunya ialah rempah Indonesia juga memiliki potensi yang
Kerajaan Banten, yang memperoleh pasokan lada sangat besar untuk ditingkatkan.
dari Lampung. Karena itu, Kesultanan Banten, Indonesia memiliki luas tanaman meng-
memiliki kekuatan ekspor lada terbesar di Asia hasilkan lada terbesar di dunia tetapi kontribusi
Tenggara. Sampai saat ini Indonesia masih produksi hanya menempati nomor dua di bawah
menjadi negara produsen sekaligus pengekspor Vietnam. Berdasarkan data tersebut dapat di-
lada di pasar dunia (Erwanto 2019) peroleh informasi bahwa produktivitas lada na-
Lada Indonesia hanya diekspor dan di- sional masih relatif rendah. Perlu adanya upaya-
impor dalam wujud primer, baik dalam bentuk upaya lintas sektoral untuk meningkatkan pro-
utuh (tidak dihancurkan dan tidak ditumbuk) duktivitas lada dalam negeri dalam rangka meme-
maupun dalam bentuk bubuk. Sampai saat ini nuhi kebutuhan domestik maupun internasional.
Indonesia belum melakukan kegiatan ekspor Negara-negara eksportir lada terbesar di dunia
maupun impor lada dalam bentuk olahan atau diantaranya yaitu Vietnam, Indonesia, Brazil dan
manufaktur (Ditjenbun 2019). Pangsa pasar India (Susanti 2015). Perkembangan volume eks-
(share) lada Indonesia di pasar dunia mencapai por dan impor lada dunia cenderung meningkat.
22% (Kemendag 2020). Namun pangsa pasar Potensi ini perlu dimanfaatkan oleh Indonesia
tersebut diprediksi akan mengalami perubahan sebagai negara penghasil dan pengekspor lada. Di
dalam beberapa tahun mendatang seiring dengan Indonesia konsumsi lada tahun 2020 ialah sebesar
pertumbuhan produksi lada dunia serta per- 0,093 kg/kapita/tahun. Jumlah ini turun apabia
saingan ekspor antar negara yang cukup kompe- dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebesar
titif. Berdasarkan data Kementrian Pertanian 0,162 kg/kap/tahun. Dalam menetapkan sebuah
(2020) terjadi peningkatan produkvitas lada kebijakan, decision maker perlu memperhatikan
dunia sebesar 3.65% per tahun hingga 2018. tiga unsur penting yaitu: tujuan kebijakan, sasaran
Menurut Erwanto (2019) peningkatan ini men- kebijakan dan instrumen kebijakan. Revitalisasi
dorong terjadinya over-supply dengan argumen- agribisnis lada memiliki potensi untuk menjadi
tasi bahwa peningkatan produksi yang drastis ini instrumen kebijakan pemerintah dalam rangka
akan sangat sulit diimbangi dengan peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat terutama
konsumsi. Hal inilah yang menyebabkan penu- indigenous people (penduduk paling awal meng-
runan harga komoditas lada di pasar dunia se- huni/asli Lampung). Kebijakan yang tepat sasaran
hingga berdampak pada menurunnya insentif bagi akan memberikan perbaikan kesejahteraan bagi
petani untuk menanam lada. Permasalahan ini masyarakat. Revitalisasi agribisnis lada perlu di-
juga dipersulit dengan menurunnya produktivitas upayakan oleh pemerintah melalui program
lada nasional di sentra produksi dalam negeri. kebijakan yang disusun sistematis, didukung
Menurut data dari Direktorat Jenderal Per- pendanaan, serta melibatkan partisipasi aktif
Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 3
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11
stakeholder, termasuk kelembagaan agribisnis tahun sebelumnya, harga lada mengalami ke-
lada (Balitbangda Lampung 2020). naikan. Pada tahun 2010 harga lada mencapai Rp
Champ et al. (2001) menyatakan bahwa 42.210/kg, kemudian pada tahun 2012 harga lada
sebuah kebijakan sepatutnya diimplikasikan mencapai lebih dari Rp 50.000/kg. Pencapaian
sesuai dengan besarnya nilai dari objek yang harga lada tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu
dijadikan sasaran kebijakan. Oleh karena itu, sebesar Rp 104.282/kg namun setelah itu meng-
urgensi untuk mendalami faktor-faktor yang alami penurunan di tahun 2019 yaitu sebesar Rp
memengaruhi produksi lada dalam rangka pem- 70.886/kg atau turun sebesar 15.42% dibanding-
bangunan ekonomi. Rendahnya produktivitas ini kan tahun sebelumnya (Kementan 2020). Hal
disebabkan oleh banyak hal di antaranya ditinjau tersebut membuat minat petani lada diberberapa
dari agronomi lada dan faktor sosial ekonomi. wilayah di Lampung berkurang. Banyak petani
Faktor agronomi yang memengaruhi produk- mulai mengganti tanaman ladanya dengan pisang,
tivitas lada menurut Daras (2015) di antaranya singkong, maupun tanaman palawija lainnya yang
penggunaan tajar, pemangkasan dan pemupukan. lebih menguntungkan. Berdasarkan penjelasan
Selain itu curah hujan juga sangat memengaruhi tersebut bahwa performa agribisnis lada belum
produktivitas lada. Menurut Yudiyanto et al. optimal. Performa sistem agribisnis lada memiliki
(2014) beberapa faktor dari aspek agronomi yang karakteristik yang khas, salah satunya yaitu harga.
memengaruhi produktivitas lada ialah tingkat Menurut Fazaria et al. (2016), harga lada di dalam
curah hujan, intensitas cahaya dan kelembaban negeri senantiasa mengalami fluktuasi dikarena-
mikro. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian kan adanya fluktuasi harga lada di pasar dunia.
Wirantika dan Haryono (2019) yang menyatakan Fenomena ini menghasilkan keterkaitan antara
bahwa peningkatan produktivitas lada dipenga- harga lada dunia dengan pasar domestik. Di sisi
ruhi oleh intensitas curah hujan, hari hujan dan lain, dalam hasil penelitian Meliyana et al. (2013)
bulan basah sedangkan saat bulan kering pro- tentang daya saing komoditas lada hitam di
duktivitas lada mulai menurun. Apabila terjadi Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten Lampung
peningkatan pada jumlah bulan kering, maka akan Utara memberikan informasi bahwa komoditas
menurunkan produktivitas tanaman lada. Aspek lada hitam di daerah ini memiliki daya saing, baik
lain yang juga berpengaruh terhadap produk- secara kompetitif ataupun secara komparatif.
tivitas lada ialah faktor sosial ekonomi. Berdasar- Daya saing lada hitam sensitif (terkait erat) ter-
kan penelitian Asnawi et al. (2017) produktivitas hadap adanya penurunan harga dan intensifikasi
lada dapat ditinjau dari faktor luas areal, pe- usahatani (peningkatan produktivitas).
mupukan NPK, pemupukan SP36, dan pola tanam Selain harga ada, saat ini agribisnis lada di
lada monokultur. Sedangkan faktor lain yang Provinsi Lampung berada di titik nadir dan bah-
cukup memberikan dampak positif bagi produk- kan terancam menuju kepunahan dan berpotensi
tivitas lada ialah penyuluhan. Semakin sering digeser oleh komoditas lain yang lebih kompetitif
diadakan penyuluhan tentang penerapan teknolo- dan memiliki daya saing, contohnya adalah kakao.
gi baru, maka akan meningkatkan peluang pening- Provinsi Lampung merupakan wilayah dengan
katan produktivitas lada. Hal ini sangat diharap- luas tanaman lada terluas kedua di Indonesia
kan oleh para petani lada, karena teknik budidaya setelah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu
yang dikuasai adalah teknik budidaya turun- seluas 45.883 hektar (Ditjenbun 2019). Sebagian
temurun. Faktor harga juga cukup penting me- besar lada Lampung merupakan komoditas eks-
mengaruhi produktivitas lada. Penurunan harga por dan terkenal di pasar dunia sehingga telah
lada yang signifikan namun tidak diimbangi de- memiliki Sertifikat Indikasi Geografis (SIG) sejak
ngan menurunnya harga pupuk dapat menurun- tahun 2015 (Balitbangda Lampung 2020). SIG ini
kan produksi lada akibat beralihnya petani lada ke adalah pengakuan internasional atas karakteristik
usahatani komoditas lain yang dianggap lebih cita rasa dan aroma khas Lada Hitam Lampung
menguntungkan (Nurllah dan Iswari 2019). Pada yang tidak ditemui pada jenis lada lainnya.
tahun 2019, harga lada mencapai harga terendah- Namun, sejak tiga dekade terakhir komoditas
nya dari tujuh tahun terakhir. Padahal ditahun- strategis Provinsi Lampung ini menurun drastis
Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada… Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga
4 Forum Agribisnis (Agribusiness Forum)
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11
kinerja agribisnisnya. Komoditas lada di Provinsi Selatan yang mencapai 0,73 ton/Ha. Fakta ini
Lampung menghadapi berbagai permasalahan, perlu dikaji dengan cermat oleh stakeholder
baik di hulu, on farm, proses hilir, maupun terkait dalam rangka merumuskan strategi dan
pemasaran produk. Hal ini mengakibatkan agri- program kebijakan yang harus ditempuh ke
bisnis lada tidak menghasilkan nilai tambah dan depan. Angka produktivitas rendah ini diduga
dinilai kurang mampu meningkatkan pendapatan kuat sebagai faktor utama penyebab kerugian
petani. Menurut Kemala (2006) terdapat bebera- petani lada di Provinsi Lampung (Erwanto 2019).
pa faktor yang menyebabkan terhambatnya Termaktub dalam RPJMD Lampung tahun
perkembangan sistem agribisnis lada di Indonesia 2019-2024, dalam rangka membangun kekuatan
diantaranya yaitu: (1) petani masih kurang mam- ekonomi masyarakat berbasis sektor prioritas
pu menyerap teknologi baru (2) sarana produksi yaitu sektor pertanian, Pemerintah Provinsi
masih sulit diperoleh terutama peralatan, (3) Lampung telah menetapkan agenda kerja utama
kurangnya diversifikasi produk lada, dan (4) salah satunya adalah Program Kartu Petani
adanya pesaing Indonesia sebagai produsen lada Berjaya dan Revitalisasi Lada. Dengan demikian
dunia (Brazilia, India, Malaysia, Srilangka, Thai- komoditas lada secara eksplisit tercantum sebagai
land dan Vietnam). Salah satu hal penting yang program unggulan Pemerintah Provinsi Lampung
patut diperhatikan berdasarkan penelitian terse- yang diupayakan dapat berjalan dengan baik.
but adalah permasalahan kurangnya diversifikasi Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari
produk lada. Agribinis lada akan memberikan penelitian ini adalah mendeskripsikan karakteris-
dampak positif bagi pendapatan petani apabila tik petani dan usahatani lada di Provinsi Lampung
petani menjual lada dalam bentuk olahan se- dan menganalisis faktor-faktor yang memengaru-
hingga terdapat nilai tambah di dalamnya. Hal ini hi produktivitas lada di Provinsi Lampung.
sejalan dengan penelitian Fitrah (2013) yang
menyatakan bahwa petani lada hendaknya meng- METODE
olah ladanya terlebih dahulu sebelum dijual, agar
kualitas produknya lebih terjamin. Berbagai per- JENIS DATA
masalahan tersebut menyebabkan usahatani lada Penelitian ini menggunakan data Survei
tidak lagi produktif dan menguntungkan, tetapi Rumah Tangga Usaha Perkebunan tahun 2014
cenderung mendatangkan kerugian di pihak pe- yang dipublikasikan oleh BPS. Data yang diambil
tani. Akibatnya minat petani menekuni komoditas meliputi data jumlah penggunaan input, jumlah
lada perlahan-lahan menurun (Erwanto 2019). produksi, harga input, harga output dan data
Berdasarkan data dari Kementerian Perta- sosial ekonomi petani. Penelitian ini mengguna-
nian, produksi lada Lampung menurun yaitu kan jenis data cross section tahun 2014. Selain itu,
15.128 ton pada tahun 2015 menjadi 14.436 pada data-data pendukung pada penelitian ini di-
tahun 2019. Lebih lanjut, pada tahun 2019 luas peroleh melalui literature review artikel jurnal
areal perkebunan lada di Lampung masih men- penelitian terdahulu.
capai 45.741 Ha. Angka luas areal perkebunan
lada tersebut merupakan salah satu yang terluas LOKASI PENELITIAN DAN JUMLAH SAMPEL
di Pulau Sumatera, selain Provinsi Kepulauan Responden pada penelitian ini mengguna-
Bangka Belitung memiliki luas areal perkebunan kan sampel petani lada Lampung sebanyak 118
mencapai 51.863 Ha dan Provinsi Sumatera petani dari 632 petani lada yang diseleksi melalui
Selatan dengan luas areal 11.165 Ha. Ketika data metode pemilihan contoh yang objectif (purposive
luas areal tersebut ditelusuri lebih jauh dan dikait- sampling). Jumlah sampel ini mengacu pada yang
kan dengan data produksi, ternyata produktivitas disarankan oleh Cooper dan Emory (1996) me-
perkebunan lada di Provinsi Lampung hanya ngenai jumlah sampel penelitian sosial ekonomi
sebesar 0,32 ton/Ha. Angka tersebut jauh skala provinsi. Apabila sampel yang digunakan
tertinggal dari produktivitas perkebunan lada di sebanyak 30 sampel, maka sudah dapat mewakili
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang suatu populasi.
mencapai 0,64 ton/Ha dan di Provinsi Sumatera Metode kualitatif digunakan untuk mema-
parkan gambaran umum mengenai kegiatan dan
Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 5
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11
kondisi agribisnis lada di Lampung serta meng- kolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedas-
identifikasi kondisi sosial ekonomi petani lada di tisitas.
lokasi penelitian. Sedangkan untuk, metode
kuantitatif digunakan untuk menganalisis faktor- HASIL DAN PEMBAHASAN
faktor yang memengaruhi produksi lada. Fungsi
produksi Cobb-Douglas yang terbentuk akan KARAKTERISTIK PETANI LADA LAMPUNG
dimodelkan dan dianalisis dengan konsep regresi Berdasarkan data yang tersedia, karak-
linear berganda. teristik petani yang dapat menjadi ukuran menilai
kemampuan manajerial petani diantaranya adalah
METODE ANALISIS DATA tingkat pendidikan, umur petani dan sistem pe-
Data dianalisis secara kuantitatif dengan nanaman. Sebesar 93% petani memiliki lahan
menentukan variabel penelitian. Ada dua macam milik sendiri dan berkuasa penuh pada lahannya.
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, Sementara 9% sisanya menyewa lahan dan memi-
dengan perincian: variabel terikat (Y) pada model liki lahan bebas sewa. Hal ini mengindikasikan
ini adalah produksi lada (Kg) dan variabel bebas bahwa sebagian besar petani memiliki aset atau
(X1-X9) yaitu luas lahan, pupuk, sistem pena- modal yang kuat apabila ditinjau dari kepemilikan
naman, pendidikan petani, varietas benih yang lahan. Sebagai pemilik aset, petani adalah penentu
utama digunakan, umur tanaman, cara pena- utama dalam pengambilan keputusan terkait
naman, jumlah tenaga kerja, dan status ke- usahataninya. Kondisi ini diharapkan dapat mem-
pemilikan lahan. Variabel-variabel produksi pada berikan kemudahan untuk pemerintah dalam
penelitian ini dimodelkan dengan fungsi produksi melakukan pembinaan petani terkait dengan
Cobb-Douglas sebagai berikut. program revitalisasi agribisnis lada di Provinsi
Lampung.
Ln.Y = A+.b1 Ln X1+ b2 Ln X2+ b3 X3+ b4 X4+ b5.X5+ Sebanyak 58% petani lada beranggota
b6 Ln X6+ b7 Ln X7+ b8 Ln.X8 + b9 X9 keluarga kurang dari 4 orang. Sementara sebesar
38% petani lada memiliki jumlah anggota
Keterangan : keluarga sebanyak 4 hingga 7 orang dan sebanyak
Y : Produksi Lada (kg) 4% petani lada memiliki jumlah anggota keluarga
A : Nilai konstanta sebanyak lebih dari 7 orang. Anggota keluarga
b1-b9 : koefisien regresi bagi petani khususnya di negara berkembang,
X1 : Luas areal lahan (ha) cenderung dimanfaatkan sebagai input tenaga
X2 : Anorganic Fertilizer/Kimia (kg/ha) kerja dalam keluarga. Semakin banyak anggota
X3 : Sistem Penanaman (Dummy) keluarga yang dimiliki petani, memungkinkan
X4 : Pendidikan Petani (Dummy) untuk digunakan dalam kegiatan usahatani.
X5 : Varietas Benih (Dummy) Kontribusi anggota keluarga dalam kegiatan
X6 : Umur Tanaman (Tahun) usahatani ini menguntungkan petani karena tidak
X7 : Cara Penanaman perlu mengeluarkan upah tenaga kerja kepada
X8 : Jumlah Tenaga Kerja (HOK) anggota keluarganya, sebab dihitung sebagai
X9 : Status Kepemilikan Lahan (Dummy) tenaga kerja dalam keluarga yang biaya upahnya
diperhitungkan.
Pengolahan model regresi linear berganda Keseluruhan sampel petani lada di Provinsi
ini menggunakan software pemrograman SPSS. Lampung atau sebanyak 100% petani lada pada
Terdapat beberapa syarat penting yang harus penelitian ini tidak bermitra dengan pihak
dipenuhi agar model yang dibuat dapat dipakai manapun. Hal ini dikarenakan dari pihak BUMN,
sebagai alat estimasi yang disebut dengan asumsi BUMD, ataupun swasta belum menawarkan
model yang BLUE (Best Linear Unbiased Esti- kegiatan kemitraan dan sebagian besar petani
mators). Beberapa asumsi yang harus dipenuhi lada menjual hasil produksinya ke pasar dan
agar model yang digunakan bersifat BLUE adalah pedagang pengumpul. Kondisi tersebut di atas
asumsi normalitas serta tidak terjadi multi- sangat jelas mencerminkan bahwa komoditas ini
belum sungguh-sungguh dibina oleh pemerintah.
Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada… Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga
6 Forum Agribisnis (Agribusiness Forum)
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11
Pada komoditas lain, khususnya tanaman pengujian terhadap asumsi-asumsi yang diguna-
pangan telah banyak intervensi pemerintah dalam kan dalam model regresi linear berganda untuk
fasilitasi pembentukan dan penguatan kelembaga- mendapatkan hasil estimasi yang valid (Best
an petani. Intervensi tersebut sampai pada fasili- Unbiased Linear Estimations).
tasi pengembangan kerjasama kemitraan dengan Tingkat produksi usahatani lada di Lam-
pihak-pihak yang relevan. Sangat diharapkan pung diduga dipengaruhi oleh beberapa karak-
pemerintah segera memulai langkah-langkah pe- teristik petani dan usahataninya. Tabel 2 menyaji-
nguatan kelembagaan petani dan pengembangan kan hasil pendugaan variabel bebas yang ber-
kerjasama kemitraan dalam agribisnis lada. Salah pengaruh terhadap produksi lada.
satu nya dengan membangun koperasi agar daya Berdasarkan analisis regresi yang telah
tawar petani menjadi lebih baik. dilakukan, nilai R2 sebesar 0.761 yang artinya
variabel penduga berupa luas lahan, pupuk
FAKTOR-FAKTOR YANG SIGNIFIKAN kimia/anorganik, sistem penanaman, pendidikan,
MEMENGARUHI PRODUKSI LADA DI PROVINSI varietas benih yang utama digunakan, umur
LAMPUNG tanaman, cara penanaman, jumlah tenaga kerja,
Hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa dan status kepemilikan lahan secara bersama-
asumsi-asumsi regresi linear berganda pada sama dalam model mampu menjelaskan penga-
model penelitian ini sudah layak. Hasil uji asumsi ruhnya terhadap produksi sebesar 76.1%. Semen-
pada model regresi linear berganda dapat dilihat tara sisanya sebesar 23.9% merupakan variabel-
pada Tabel 1. Tabel 1 menjelaskan prosedur variabel yang dijelaskan di luar model. Apabila
Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 7
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11
Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada… Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga
8 Forum Agribisnis (Agribusiness Forum)
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11
Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 9
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11
Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada… Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga
10 Forum Agribisnis (Agribusiness Forum)
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11
Fazaria DA, Hakim DB, Sahara S. 2016. Analisis Nurllah I, Iswari J. 2019. Pengaruh Perubahan
Integrasi Harga Lada di Pasar Domestik dan Harga Lada Putih terhadap Kesejahteraan
Internasional. Buletin Ilmiah Litbang Masyarakat di Kecamatan Jebus Kabupaten
Perdagangan, 10(2), 225-242. DOI: Bangka Barat. Jurnal Pemikiran Masyarakat
https://doi.org/10.30908/bilp.v10i2.55 Ilmiah Berwawasan Agribisnis 5(2) : 224-234.
DOI :
Fitrah H. 2013. Analisis Pemasaran Agribisnis http://dx.doi.org/10.25157/ma.v5i2.2112
Lada di Desa Mangkauk Kecamatan Pangaron
Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Jurnal Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2019.
Ilmiah Pertanian. 38(3): 28-32. Buku Outlook Komoditas Perkebunan Lada.
Doi: http://dx.doi.org/10.31602/zmip.v38i Jakarta (ID). Sekretariat Jenderal
3.17 Kementerian Pertanian.
Hoang PT, Khanh VH, Phuong NTT, Tung NS. 2016. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2020.
Market Development Strategies for Buku Outlook Komoditas Perkebunan Lada.
Vietnamese Pepper in Foreign Markets. Jakarta (ID). Sekretariat Jenderal
American Based Research Journal, 5(12), 15- Kementerian Pertanian.
24. DOI: https://10.5281/zenodo.3441933
Saragih B. 2020. Suara Agribisnis 3, Kumpulan
Hermawan I. 2015. Daya Saing Rempah Indonesia Pemikiran Bungaran Saragih. Bogor (ID):
Di Pasar Asean Periode Pra Dan Pasca Krisis Penerbit AGRINA.
Ekonomi Global. Buletin Ilmiah Litbang
Perdagangan, 9(2), 153-178. DOI: Seed Root Leaf. 2019. Black Pepper: Where Does It
https://doi.org/10.30908/bilp.v9i2.6 Come From? The Different Colors of Pepper
Its Properties and Uses. [internet]. https: //
Jannah EM, Nurmalina R, Asmarantaka RW. 2019. seedrootandleaf . com/ black-pepper-guide
Tingkat Persaingan Eksportir Utama Lada /? lang =en. [25 November 2020].
Dunia. Jurnal Agro Industri Perkebunan, 7(2),
107-120. DOI: Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi
https://doi.org/10.25181/jaip.v7i2.1128 Pertanian Teori dan Aplikasi. Jakarta (ID): PT
Raja Grafindo Persada.
Kemala S. 2006. Strategi Pengembangan
Agribisnis Lada untuk Meningkatkan Sulolipu A. 2016. Pengaruh Faktor-Faktor
Pendapatan Petani. Jurnal Perspektif Produksi pada Usahatani Lada di Desa
Agribisnis, 5(1): 47-54 Swatani Kecamatan Rilau Ale Kabupaten
DOI: http://dx.doi.org/10.21082/p.v6n1.20 Bulukumba. Jurnal Pemikiran Ilmiah dan
07.%25p Pendidikan Administrasi Perkantoran 3(2) :
95-106. DOI :
Kusnadi N, Tinaprilla N, Susilowati SH, Purwoto A. https://doi.org/10.26858/ja.v3i2.2570
2011. Analisis Efisiensi Usahatani Padi di
Beberapa Sentra Produksi Padi di Indonesia. Susanti AS. 2015. Outlook Lada. Jakarta: Pusat
Jurnal Agro Ekonomi, 29(1), 25-48. DOI: Data dan Sistem Informasi Pertanian.
http://
doi.org/10.21082/jae.v29n1.2011.25-48 Susilowati. 2003. Dinamika Daya Saing Lada
Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi. 21(2), 122-
Meliyana R, Zakaria WA, Nurmayasari I. 2013. 144. DOI: 10.21082/jae.v21n2.2003.122-144
Daya Saing Lada Hitam di Kecamatan Abung
Tinggi Kabupaten Lampung Utara. Jurnal Trimawan CY, Nurmalina R, Burhanuddin. 2017.
Ilmu-Ilmu Agribisnis, 1(3), 194-200. DOI: Analisis Sikap Petani Terhadap Penggunaan
10.23960/jiia.v1i4.271-277 Benih Lada Putih di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Agricore - Jurnal Agribisnis
Nurdjannah N. 2006. Perbaikan Mutu Lada dalam dan Sosial Ekonomi Pertanian, 2(2), 315-326.
Rangka Meningkatkan Daya Saing di Pasar DOI:
Dunia. Jurnal Perspektif Agribisnis 5(1), 13- https://doi.org/10.24198/agricore.v2i2.156
25. DOI: http:// 16
doi.org/10.21082/p.v5n1.2006.%25p
Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 11
Vol. 12 No. 1, Maret 2022; halaman 1-11
Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Lada… Fathin Ahmad Naufal, Bayu Krisnamurthi, dan Lukman M. Baga