Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Agrikultura 2021, 32 (1): 49 - 56 Pengujian Air Sulingan Kulit …

ISSN 0853-2885

Pengujian Air Sulingan Kulit Buah Kopi dengan Metode Destilasi Air dan
Efeknya sebagai Atraktan Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei
Ferr.) (Curculionidae:Scolytiidae)
Siska Rasiska1*, Jemia Afdhila Darmawan2, dan Endah Yulia1
1Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran
2Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21, Jatinangor, Indonesia 45363


*Alamat korespondensi: s.rasiska@unpad.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRACT/ABSTRAK


Diterima: 22-10-2020
Direvisi: 22-2-2021 Assessment of Coffee Berry Skin Using Water Distillation Method and Its
Dipublikasi: 10-5-2021 Effect on the Attraction of Female Coffee Berry Borer (Hypothenemus
hampei Ferr.) (Curculionidae:Scolytiidae)

Keywords: Coffee berry borer/CBB (Hypothenemus hampei Ferr.) is a major pest in


Attractant, Coffee rind, the Arabica coffee plant which can cause damage up to 40%. The use of
Coffee berry borer, coffee berry skin as CBB attractant may become one of the control
Volatile compound,
methods of the pest by manipulating its behaviour. One method of
Water distillation
isolating attractant source compounds from plant materials is distillation
method, either water distillation or water and steam distillation. This study
aimed to determine the phytochemical composition of distillated coffee
berry skin using water distillation method and its effect on the attraction
of female CBB. The experiment was carried out from November 2019 to
March 2020 at the Laboratory of Pesticide and Ecotoxicology, Department
of Plant Pest and Disease, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran.
Completely randomized design was used with seven treatment consisting
of 0 ml, 4 ml, 8 ml and 12 ml distilled water of healthy coffee berry skin as
well as 4 ml, 8 ml, and 12 ml distilled water of infested coffee berry skin.
The result showed that the distilled water of healthy coffee berry skin
contained alkaloids and saponins, while the distilled water of infested
coffee berry skin contained alkaloids, triterpenoid and steroids. Female
CBB pest had no interest in distilled coffee berry skin prepared trough
water distillation method.

Kata Kunci: Penggerek buah kopi/PBKo (Hypothenemus hampei Ferr.) adalah hama
Atraktan, Destilasi air, utama pada tanaman kopi Arabika yang dapat menyebabkan kerusakan
Kulit buah kopi, hingga mencapai 40%. Pemanfaatan kulit buah kopi sebagai atraktan PBKo
Penggerek buah kopi,
diduga dapat menjadi salah satu cara pengendalian PBKo dengan cara
Senyawa volatil
memengaruhi perilakunya. Salah satu metode isolasi senyawa sumber
atraktan dari bahan tanaman adalah metode destilasi baik itu destilasi air
maupun destilasi air dan uap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
komposisi fitokimia kulit buah kopi dengan metode isolasi destilasi air dan
efeknya terhadap ketertarikan hama betina PBKo. Percobaan dilaksanakan
pada bulan November 2019 hingga Maret 2020 di Laboratorium Pestisida
dan Toksikologi Lingkungan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan,
Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Rancangan Acak Lengkap
digunakan dengan tujuh perlakuan yang terdiri dari kontrol air sulingan
kulit buah kopi sehat 4 ml, 8 ml dan 12 ml, serta air sulingan kulit buah

49
Jurnal Agrikultura 2021, 32 (1): 49 - 56 Pengujian Air Sulingan Kulit …
ISSN 0853-2885

kopi sakit 4 ml, 8 ml dan 12 ml. Masing-masing perlakuan diulang


sebanyak empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air sulingan
kulit buah kopi sehat mengandung alkaloid dan saponin, sedangkan air
sulingan kulit buah kopi terinfestasi PBKo mengandung alkaloid,
triterpenoid dan steroid. Efeknya, hama betina PBKo tidak memiliki
ketertarikan terhadap air sulingan kulit buah kopi dengan metode destilasi
air.

PENDAHULUAN Kulit buah kopi dan biji kopi mengandung


senyawa atraktan yang berbentuk gas dan bersifat
Salah satu hama utama tanaman kopi arabika volatil sehingga menarik serangga untuk datang,
adalah hama Penggerek Buah Kopi/PBKo baik untuk menjadikannya makanan maupun untuk
(Hypothenemus hampei Ferr.) (Coleoptera : aktivitas oviposisi. Kulit buah kopi (coffee skin pulp)
Curculionidae : Scolytiidae). Hama ini menyerang mengandung berbagai senyawa fenol, seperti asam
tanaman kopi pada saat tanaman sedang mengalami klorogenat, epicathechin, isochlorogenic acid 1-3,
pembuahan. Buah yang disukai oleh hama PBKo catechin, rutin, protocatechuic acid, dan ferulic acid
adalah buah matang yang terjadi ketika kulit buah (Ramirez-Martinez, 1988); polyphenol, seperti
berwarna kuning hingga merah, karena memiliki flavan-3-ols, hydroxycinnamic acids, flavonol dan
senyawa volatil yang disukai oleh serangga PBKo. anthocyanidin (Ramirez-Coronel et al., 2004).);
Ketertarikan PBKo terhadap senyawa yang acetic acid, 3,4-furandiol, tetrahydro-, trans-
tervolatilisasi dari buah kopi matang dan buah kopi glyserin, 1,2-benzenediol, 4-(2-amino-1-
yang terserang serangga lebih baik daripada hydroxyethyl)-R-, butyric acid hydrazide,
ketertarikan PBKo terhadap buah kopi yang masih pyridine,1-oxide, 2furanmethanol, 2,3-dihydro-3,5-
hijau (Ortiz et al., 2004). Hama imago betina PBKo dihydroxy-6-methyl-, 4H-pyran-4-one, phenol,
yang tertarik pada kulit buah kopi yang matang akan furaneol, phenol, 2-methoxy-, benzoic acid, 1,2-
terbang dan hinggap, kemudian melakukan benzenediol, 6-methoxy-2,2-dymethylbenzo (h)
penetrasi ke kulit buah dan meletakkan telurnya di chromene, 1,2-benzenedol, 4-methyl,-4
dalam buah kopi. Telur yang telah matang akan ethylcatechol, quinic acid, caffein, n hexadecanoic
menetas dan mengeluarkan larva kecil. Larva acid, 9,12-octadecadienoic acid (Z,Z), -methylester,
tersebut akan memakan biji kopi hingga larva glycerol 1-palmitate, 7,9 dimethoxy-8-isopropyl-4-
berkembang menjadi pupa dan menjadi imago methyl (R)-(-)-14-methyl-8-hexadecyn-1-ol,
(Escobar-Ramirez et al., 2019). Perkembangan larva Vitamin E, ergost-5-en-3-ol,(3β)-, (24S)-ergosta-5,
di dalam buah kopi menjadikan biji kopi rusak atau 22€-dien-3β-ol, β-sitosterol (Hafsah et al., 2020);
bubuk. Bahkan proses ini dapat bersimbiosis dengan alkaloid, triterpenoid, steroid, fenol, dan tanin
jamur yang menyebabkan terjadinya pembusukan. (Rasiska dkk., 2017). Dari sekian senyawa yang
Kerusakan buah kopi akibat hama ini dapat terkandung di dalam kulit buah kopi, maka senyawa
mencapai 10%-40% dan menyebabkan kerugian asam klorogenat dapat menarik PBKo. Asam
yang tidak sedikit bagi petani (Ditjenbun, 2017). klorogenat (C16H18O9) adalah ester dari asam kafeic
Penggunaan pestisida dianggap tidak efektif dan kuinik (caffeic acid dan quinic acid) yang terdiri
karena perkembangbiakan hama PBKo yang selalu dari senyawa polifenol yang terkandung dalam kopi,
berada di dalam buah kopi, dan kerapatan yang diisolasi dari daun dan buah dari tanaman
populasinya sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca dikotil (Dudareva & Pichersky, 2008). Berdasarkan
(Benavides et al., 2015). Berbagai cara lain dilakukan pada aktivitas antena, serangga betina PBKo
untuk mengendalikan hama ini, diantaranya secara menyukai senyawa volatil pada kulit buah kopi
kultural, biologis, kimiawi dan sanitasi pada pasca terutama 2-heptanone, 2-heptanol, 3-ethyl-4-
panen (Aristizabal et al., 2016). Secara kimiawi, methylpenta-nol, phenyl ethyl alcohol, methyl
beberapa bagian tanaman kopi dapat digunakan salicylate, and α-copaene (Cruz et al., 2013),
sebagai atraktan, yaitu kulit buah kopi dan biji kopi sedangkan untuk oviposisi serangga betina PBKo
(Rasiska dkk., 2016; Hafsah et al., 2020; Ramirez- menyukai senyawa limonene, (E)-ocimene,
Martinez, 1988). conophthorin, (E)- and (Z)-linalool oxide, linalool,
(E)-4,8-dimethyl-1,3,7-nonatriene, methyl

50
Jurnal Agrikultura 2021, 32 (1): 49 - 56 Pengujian Air Sulingan Kulit …
ISSN 0853-2885

salicylate, geranylacetone, β-acoradiene, α- kimia tanaman yang berbeda dan efeknya juga akan
acoradiene, (E,E)-α-farnesene, (E,E)-4,8,12- berbeda.
trimethyl-1,3,7,11-tridecatetraene dan α-pinene Namun, belum diketahui senyawa kimia kulit
(Blassioli et al., 2019). buah kopi yang diperoleh dengan cara metode
Komposisi senyawa kimia pada bagian destilasi air dan efeknya terhadap ketertarikan hama
tanaman yang belum terinfestasi hama (sehat) PBKo. Model destilasi air merupakan metode paling
maupun yang sudah terinfestasi hama (rusak) sederhana dibandingkan dengan metode yang lain.
berbeda. Tanaman memiliki mekanisme pertahanan Dengan demikian, perlu dilakukan kajian mengenai
diri terhadap serangan hama dengan mengeluarkan pengujian air suling kulit buah kopi dengan metode
senyawa kimia yang disebut dengan metabolit destilasi air sebagai atraktan PBKo. Tujuan dari
sekunder. Metabolit sekunder yang dimaksud penelitian ini adalah untuk memperoleh komposisi
diantaranya adalah senyawa volatil yang disebut fitokimia dari air suling kulit buah kopi yang sehat
dengan herbivore-induced plant volatile (Turlings & dan terinfestasi hama dengan metode destilasi air
Ton, 2006). Senyawa ini berfungsi sebagai serta menguji efek dari senyawa kimia pada air
pertahanan diri, juga dapat menarik musuh alami suling kulit buah kopi sebagai atraktan terhadap
(Dudareva & Pichersky, 2008). Komposisi kimia hama betina PBKo.
pada kulit buah kopi akibat adanya interaksi dengan
serangga akan menurunkan total fenol, tannin dan BAHAN DAN METODE
caffein (Rojas et al., 2003). Senyawa (E,E)-α-
farnesene, (E)-4,8-dimethyl-1,3,7-nonatriene, (E,E)- Percobaan telah dilaksanakan pada bulan
4,8,12-trimethyl-1,3,7,11-tridecatetraene, (E)- November 2019 hingga Maret 2020 di Laboratorium
ocimene, α-copaene dan conophthorin yang Pestisida dan Toksikologi Lingkungan, Departemen
diproduksi lebih banyak oleh kopi yang telah Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,
terinfestasi hama PBKo dibandingkan yang tidak Universitas Padjadjaran. Rancangan lingkungan
terinfestasi (Blassioli et al., 2019). Namun, untuk yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
mendapatkan senyawa volatil dari kulit buah kopi dengan tujuh perlakuan yang terdiri dari air
tersebut diperlukan metode isolasi yang tepat agar sulingan kulit buah kopi sehat dengan konsentrasi 0
diperoleh senyawa volatil yang bersifat efektif dan ml, 4 ml, 8 ml, 12 ml dan air sulingan kulit buah
efisien untuk hama PBKo. kopi sakit dengan konsentrasi 4 ml, 8 ml, dan 12 ml,
Berbagai metode isolasi dapat digunakan masing-masing diulang sebanyak empat kali. Data
untuk mendapatkan senyawa volatil tersebut, yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan
diantaranya metode ekstraksi teknik maserasi dan Analisis Varians pada taraf kepercayaan 5% dan diuji
ekstraksi kontinyu dengan pemekatan dengan Uji Jarak Berganda Duncan menggunakan
(Wonorahardjo dkk., 2015) dan metode destilasi Program SPSS versi 24.
(Indriyanti, 2011). Metode ekstraksi akan Metode isolasi yang digunakan adalah metode
menghasilkan senyawa minyak atsiri yang berbeda destilasi air, dilakukan dengan cara kulit buah kopi
dengan metode destilasi (Kurnia dkk., 2018). Metode Arabika yang telah matang dipanen di perkebunan
destilasi bertujuan untuk memisahkan dua kopi rakyat di Desa Weninggalih, Kecamatan
komponen zat cair yang memiliki perbedaan titik Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat dan dibawa
didih dan kevolatilan. Terdapat beberapa model ke laboratorium. Kulit buah kopi dibersihkan dan
destilasi, yaitu destilasi sederhana, destilasi azetrop, dikeringanginkan selama 3 hari agar berkurang
destilasi vakum, destilasi uap, dan destilasi kandungan airnya. Setelah itu, kulit buah kopi
bertingkat. Berdasarkan Petunjuk Teknis dirajang sehingga berukuran kecil dan dimasukkan
Penanganan Bahan dan Penyulingan Minyak Atsiri ke dalam labu didih yang sudah berisi air.
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah Perbandingan antara pelarut air sebanyak 500 mL
menunjukkan bahwa terdapat tiga cara penyulingan setiap 100 g bahan. Labu didih dikondisikan dengan
minyak atsiri (volatile oil) yaitu penyulingan secara posisi tegak lurus dalam ketel yang telah diisi air.
direbus (water distillation), dikukus (water steam Proses perebusan berlangsung hingga uap air
distillation), dan penyulingan uap (steam terbentuk. Uap air tersebut dialirkan melalui
distillation). Masing-masing model destilasi dan kondensor dan terjadi pendinginan sehingga
ukuran bahan akan menghasilkan kualitas senyawa dihasilkan air sulingan. Air suling kulit buah kopi

51
Jurnal Agrikultura 2021, 32 (1): 49 - 56 Pengujian Air Sulingan Kulit …
ISSN 0853-2885

dimasukkan ke dalam botol kedap udara dan sulingan kulit buah kopi dengan volume 0 ml, 4 ml,
dimasukkan ke dalam mesin pendingin. 8 ml dan 12 ml.
Serangga uji berupa imago PBKo diperoleh Parameter yang diamati dalam penelitian ini
dari lapangan dengan mengambil buah yang telah adalah analisis fitokimia yang dilakukan di
terinfestasi hama dan dibawa ke laboratorium untuk Laboratorium Central Universitas Padjadjaran, suhu
diperbanyak (rearing). Buah yang telah terinfestasi dan kelembaban laboratorium tempat pengujian,
hama PBKo dimasukkan ke dalam stoples dan banyaknya imago betina PBKo yang tertarik pada
dipelihara untuk mendapatkan generasi berikutnya perlakuan yang diujikan yaitu jumlah kehadiran
selama 55 hari. Selama pemeliharaan, buah segar imago betina PBKo pada gelas perlakuan atau pada
diberikan sebagai pakan dan media bertelur bagi tabung plastik yang telah berpindah cenderung ke
PBKo. Setelah diperoleh generasi baru, maka dipilih arah gelas perlakuan selama waktu pengamatan.
imago betina yang memiliki ciri tubuhnya Pengamatan terhadap ketertarikan PBKo dilakukan
berukuran panjang 1,7 mm – 2 mm, berwarna selama 7 jam yaitu pada pukul 10.00 s.d. 17.00,
cokelat dan dimasukkan ke dalam stoples sesuai dengan waktu aktif imago betina PBKo di
olfaktometer hasil modifikasi dengan jumlah tangan lapangan. Waktu pengamatan dilakukan setiap jam
tujuh buah. setelah dimasukannya imago betina PBKo dan air
Olfaktometer terbuat dari stoples plastik sulingan kulit buah kopi ke dalam olfaktometer.
berbentuk silinder dengan diameter 12,5 cm dan
tingginya 12 cm. Di bagian atas stoples plastik dibuat HASIL DAN PEMBAHASAN
lubang sebagai akses sirkulasi udara. Di sekeliling
stoples dibuat tujuh lubang dengan diameter 2 cm Hasil Analisis Fitokimia Air Sulingan Kulit Buah Kopi
dengan jarak masing-masing lubang 3,6 cm. Pada Analisis fitokimia air sulingan kulit buah kopi
lubang kemudian dipasang tabung plastik yang sehat dan kulit buah kopi terserang dilakukan
mengarah keluar, sepanjang 15 cm. Bagian terluar terhadap golongan senyawa alkaloid, triterpenoid
tiap tabung plastik disambungkan dengan gelas dan steroid, fenolik, tanin, flavonoid, serta saponin.
perlakuan yang memiliki tinggi 12 cm dan Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa kulit
berdiameter 8 cm. Bagian dalam tiap gelas perlakuan buah kopi sehat mengandung alkaloid dan saponin
dimasukkan gulungan kapas berdiameter ± 3 x 3 cm sedangkan kulit buah kopi terserang mengandung
kemudian digantung menggunakan benang. Masing- senyawa alkaloid, triterpenoid dan steroid (Tabel 1).
masing kapas dalam gelas perlakuan ditetesi air

Tabel 1. Hasil pengujian fitokimia air sulingan kulit buah kopi


Sampel air sulingan
Golongan senyawa
Kulit buah kopi sehat Kulit buah kopi terserang
Alkaloid + +
Triterpenoid dan Steroid - +
Fenolik - -
Tanin - -
Flavonoid - -
Saponin + -
Keterangan: Hasil analisis fitokimia air suling kulit buah kopi yang sehat maupun terinfestasi (Sumber: Laboratorium
Sentral Unpad, 2020).

Hasil pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pada alkaloid yang dominan terdapat pada kopi adalah
air sulingan kulit buah kopi sehat mengandung kafein, yaitu alkaloid heterosiklik dari golongan
alkaloid dan saponin. Alkaloid adalah senyawa kimia metilxantin. Kafein merupakan senyawa yang
hasil metabolit sekunder yang beberapa diantaranya berbentuk kristal dan penyusun utamanya adalah
bersifat racun dan digunakan oleh tumbuhan untuk protein yang disebut dengan purin xantin. Kafein
mempertahankan dirinya dari ancaman lingkungan, bersifat racun sehingga dapat melumpuhkan atau
seperti serangga, faktor pengatur pertumbuhan, dan membunuh serangga.
penyuplai nitrogen dan unsur lainnya yang Selain itu, air suling kulit buah kopi juga
dibutuhkan tanaman (Wink, 2008). Senyawa mengandung saponin, yaitu metabolit sekunder

52
Jurnal Agrikultura 2021, 32 (1): 49 - 56 Pengujian Air Sulingan Kulit …
ISSN 0853-2885

yang strukturnya bersifat seperti sabun atau asal Kabupaten Gayo Lues memiliki kandungan
deterjen. Saponin seperti surfaktan alami yang alkaloid, terpenoid dan polifenol lebih banyak
bersifat racun, sehingga dapat berfungsi sebagai dibandingkan dengan asal Kabupaten Aceh Tengah.
antivirus, antibakteri, antiprotozoa. Pada umumnya Ekstrak kopi robusta dari Garut memiliki kadar
alkaloid dan saponin terdapat pada tanaman yang antioksidan paling tinggi dibandingkan dari Bogor
sehat maupun terinfestasi, sebagai mekanisme dan Bandung (Wigati dkk., 2018).
pertahanan tanaman dari berbagai macam gangguan, Jenis senyawa fitokimia yang terkandung
yang membedakan adalah konsentrasinya. dalam buah kopi juga dapat dipengaruhi oleh tingkat
Konsentrasi alkaloid dan saponin yang tertinggi kematangannya. Buah kopi yang matang, senyawa
ditemukan pada bagian tanaman yang rentan yang dominan adalah etanol, sedangkan buah yang
terhadap serangan hama, jamur atau bakteri (Wina lebih matang mengandung alkohol, aldehid dan
et al., 2005). keton (Ortiz et al., 2004; Aristizabal et al., 2015).
Pada Tabel 1 juga menunjukkan bahwa air Semiochemical yang bersifat atraktif berupa alkohol
suling kulit buah kopi yang telah terinfestasi hama etanol dan metanol. Ester terkandung pada kulit
mengandung alkaloid, triterpenoid dan steroid. buah kopi dan etil asetat konsentrasinya lebih tinggi
Triterpenoid dan steroid merupakan metabolit dibandingkan senyawa lainnya (Ortiz et al., 2004).
sekunder yang berbentuk siklik atau asiklik dan Pada penelitian ini, diduga tingkat kematangan kulit
memiliki gugus alkohol, aldehida dan asam buah kopi menjadi faktor pembatas bagi senyawa
karboksilat. Senyawa ini digunakan oleh tanaman fitokimia yang terkandung di dalam air sulingan
sebagai antifungus, insektisida, antipemangsa, kulit buah kopi. Berdasarkan pada analisis fitokimia
antibakteri dan antivirus. Kandungan triterpenoid air suling kulit buah kopi dengan metode destilasi
dan steroid merupakan upaya pertahanan diri air tersebut menunjukkan bahwa tidak ditemukan
tanaman kopi dari serangga yang menyerang. senyawa volatil yang berasal dari senyawa fenol,
Kandungan senyawa volatil kulit buah kopi seperti asam klorogenat. Asam klorogenat adalah
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu metode isolasi suatu senyawa yang termasuk ke dalam komponen
yang digunakan, perbedaan kondisi geologis, fenolik yang bersifat larut dalam air, terbentuk dari
geografis dan klimatologis daerah asal, praktek esterifikasi asam quinic dan asam transcinnamic.
budidaya tanaman kopi. Metode isolasi yang Asam klorogenat dapat melindungi tanaman kopi
digunakan pada penelitian ini adalah destilasi air dari serangga, mikroorganisme dan radiasi UV (Chu,
yang lebih sederhana dibandingkan dengan destilasi 2012). Ketidakberadaan senyawa fenol dapat
uap air, sehingga komposisi fitokimia yang memengaruhi ketertarikan hama betina PBKo.
dihasilkannya juga berbeda. Metode isolasi yang Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
digunakan dapat memengaruhi jumlah rendemen menyatakan bahwa senyawa fenol, seperti asam
dan komponen kimia penyusun (Nurdjanah, 2005; klorogenat pada kulit buah kopi dapat menarik
Megawati & Saputra, 2012; McGaw et al., 2003). hama betina PBKo (Azis dkk., 2018; Rasiska dkk.,
Rasiska dkk. (2017) menunjukkan kulit buah kopi 2016; Ramli et al., 2019).
yang dihasilkan dengan metode destilasi uap air
mengandung senyawa alkaloid, triterpenoid, steroid, Pengujian Air Sulingan Kulit Buah Kopi dengan
fenol dan tanin. Pada beberapa kasus, metode Metode Destilasi Air terhadap Ketertarikan Hama
destilasi uap air menghasilkan senyawa volatil yang PBKo
lebih baik dibandingkan dengan metode air dan uap Berdasarkan analisis fitokimia di atas,
(Rachmawati dkk., 2013). Metode destilasi uap air ketiadaan kandungan senyawa volatil dari golongan
dengan gilingan kasar menghasilkan rendemen fenol dapat memengaruhi ketertarikan serangga
minyak atsiri yang lebih besar dibandingkan dengan betina PBKo terhadap air sulingan kulit buah kopi.
destilasi air (Yuliarto, dkk. 2012; Setyaningrum dkk., Analisis statistik menunjukkan bahwa imago betina
2016). Isolasi senyawa volatil dengan metode PBKo memiliki ketertarikan yang tidak berbeda
destilasi uap air menghasilkan ketertarikan imago nyata antara perlakuan air sulingan kulit buah kopi
betina PBKo sebesar 44% (Rasiska dkk., 2016). sehat dan terinfestasi dengan kontrol, seperti yang
Selain itu, daerah asal sampel kulit buah kopi disajikan pada Tabel 2. Hal ini menunjukkan bahwa
pun dapat memengaruhi senyawa fitokimia yang betina PBKo tidak memiliki ketertarikan terhadap
terkandung dalam tanaman. Harahap (2017) air suling kulit buah kopi dengan metode destilasi
menyatakan bahwa ekstrak kulit buah kopi robusta air.

53
Jurnal Agrikultura 2021, 32 (1): 49 - 56 Pengujian Air Sulingan Kulit …
ISSN 0853-2885

Tabel 2. Rata-rata jumlah ketertarikan PBKo pada beberapa dosis air sulingan kulit kopi sehat dan terserang
Dosis Rata-rata ketertarikan
Perlakuan
(mL/perlakuan) imago betina PBKo (ekor)
Kontrol 0 0,25 a
Kulit buah kopi sehat 4 1,25 a
Kulit buah kopi sehat 8 3,25 a
Kulit buah kopi sehat 12 3,25 a
Kulit buah kopi terinfestasi 4 2,00 a
Kulit buah kopi terinfestasi 8 1,25 a
Kulit buah kopi terinfestasi 12 1,75 a
Keterangan: Rata-rata jumlah ketertarikan imago betina PBKo tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 5%.

Kandungan senyawa fitokimia yang PBKo (Blassioli et al., 2018). Mungkin tanda ini
ditemukan pada air suling kulit buah kopi dengan tidak berarti apabila perbedaan senyawa tersebut
metode destilasi air berupa alkaloid, terpenoid menghasilkan perilaku yang sama dari serangga
maupun saponin merupakan senyawa yang ternyata (Bruce & Pickett, 2011).
bersifat racun bagi PBKo, sehingga serangga ini tidak
menyukainya. Senyawa terpenoid, seperti α- SIMPULAN
terpinene, (R)-limonene, farnesene and β-
caryophyllene (Gongora, et al., 2020); cis-3-hexenyl Air suling kulit buah kopi yang dihasilkan
acetate and cis-3-hexenol teridentifikasi sebagai dari metode destilasi air mengandung senyawa
repelen bagi PBKo (Castro et al., 2017). Senyawa ini alkaloid, terpenoid, steroid dan saponin. Senyawa-
terdapat pada air suling kulit buah kopi yang telah senyawa tersebut tidak disukai oleh hama betina
terinfestasi. Dengan demikian, kulit buah kopi yang PBKo pada pengujian ini.
telah terinfestasi hama tidak berfungsi sebagai
atraktan bagi PBKo, akan tetapi berperan sebagai DAFTAR PUSTAKA
repelen. Senyawa sesquiterpene, (E,E)-α-farnesene
yang diproduksi oleh buah kopi yang telah Aristizabal, LF, AE Bustillo, and SP Arthurs. 2016.
terinfestasi teridentifikasi berpotensi sebagai repelen Integrated pest management of coffee berry
untuk mengendalikan hama PBKo (Vega et al., borer: strategies from Latin America that
2017). could be useful for coffee farmers in Hawaii.
Dengan demikian, secara simultan Insects. 7(1): 6.
penggunaan repelen dan atraktan untuk Azis, MM, AZ Siregar, dan Hasanuddin. 2018.
mengendalikan hama PBKo dapat dilakukan, karena Penggunaan atraktan asam klorogenat pada
senyawa volatil dari buah kopi dapat bersifat sebagai perangkap dalam mengendalikan PBKo
atraktan dan repelen bagi betina PBKo (Castro et al., (Hypothenemus hampei Ferr.) pada
2017). Senyawa conophthorin dan chalcogram perkebunan kopi di Kabupaten Dairi. Jurnal
bersifat atraktif, sedangkan monoterpen verbenone Agroteknologi. 9(1): 17-22.
dan α-pinene bersifat repelen bagi PBKo (Jaramillo Benavides, P, C Gongora, and A Bustillo. 2012. IPM
et al., 2013). Perbedaan profil senyawa volatil yang program to control coffee berry borer
terdapat pada kulit buah kopi sehat dan terinfestasi Hypothenemus hampei with emphasis on
dapat memengaruhi perilaku PBKo, yang bersifat highly pathogenic mixed strains of Beaveria
negatif terutama pada saat perilaku mencari inang bassiana, to overcome insecticide resistance
(Blassioli et al., 2018). in Colombia. In: Pp. 511-540 Insecticides-
Senyawa terpenoid, seperti tetranorterpenoid Advances in Integrated Pest Management (F
merupakan senyawa volatil yang pertama kali Parveen, Ed.). InTech. Rijeka.
dikeluarkan oleh tanaman kopi, dan serangga yang Blassioli, MMC, MFF Michereff, DM Magalhaes, SD
tertarik kemudian bersama-sama mendekati Morais, MJ Hassemer, RA Laumann, AM
tanaman tersebut. Akan tetapi senyawa yang disukai Meneghin, MA Birkett, DM Withall, JN
koloni betina PBKo ini berbeda-beda. Senyawa yang Medeiros, CMC Correa, and M Borges.
berbeda tersebut menjadi penanda informasi yang 2019. Influence of constitutive and induced
sama dalam proses menentukan lokasi inang oleh volatiles from mature green coffee berries

54
Jurnal Agrikultura 2021, 32 (1): 49 - 56 Pengujian Air Sulingan Kulit …
ISSN 0853-2885

on the foraging behaviour of female coffee Harahap, MR. 2017. Identifikasi daging buah kopi
berry borers Hypoyhenemus hampei robusta berasal dari Provinsi Aceh. Journal
(Ferrari) of Islamic Science and Technology. 3(2):
(Coleptera:Curculinoidae:Scolytinae). 201-210.
Arthropod-Plant Interaction. 13: 349-358. Indriyanti, DR. 2011. Identifikasi senyawa volatil
Bruce, TJA, and JA Pickett. 2011. Perception of dalam olahan limbah kakao. Jurnal Sains
plant volatiles blends by herbivorous dan Teknologi. 9(1): 11-20.
insects-finding the right mix. Jaramillo, J, B Torto, D Mwenda, A Troeger, C
Phytochemistry. 72(13): 1605-1611. Borgemesiter, HM Poehling, and W
Castro, AM, J Tapias, A Ortiz, P Benavides, and CE Francke. 2013. Coffee berry borer joins bark
Gongora. Identification of attractant and beetles in coffee klatch. PloS ONE. 8(9):
repellents plants to coffee berry borer e74277.
Hypothenemus hampei Ferr. Entomologia Kurnia, D, Luthfi, DL Friatnasary, W Herawati, V
Experimentalis et Applicata. 164(2): 120- Nurhadianty, dan C Cahyani. 2018. Studi
130. perbandingan metode isolasi ekstraksi
Chu, YF. 2012. Coffee: Emerging Health Effects and pelarut dan destilasi uap minyak atsiri
Disease Prevention. First Edition. IFT Press, kemangi terhadap komposisi senyawa aktif.
John Wiley & Sons, Inc, Wiley-Blackwell Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi
Publishing LTD. Ames. Berkelanjutan. 2(1): 13-19.
Cruz, R, E Neptali, and EA Malo. 2013. Chemical McGaw, DR, M Watson, V Paltoo, IC Yen, and J
analysis of coffee berry volatiles that elicit Grannum. 2003. A comparison of methods
an antennal response from the coffee berry for the extraction of the fragrance from
borer Hypothenemus hampei. Journal of the ylang ylang. Proceeding of the 6th ISSF. Pp:
Mexican Chemical Society. 57(4): 321-327. 23-28.
[Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan. 2017. Megawati, and SWD Saputra. 2012. A combination
Pengenalan dan Pengendalian Organisme of water steam distilllation and solvent
Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman extraction of Cananga odorata essenstial oil.
Kopi. Direktorat Perlindungan Perkebunan, IOSR Journal of Engineering. 2(10): 05-12.
Kementerian Pertanian. Republik Nurdjannah, N. 2005. Minyak Ylang-ylang dalam
Indonesia. Aromaterapi dan Prospek
Dudareva, N, and E Pichersky. 2008. Metabolic Pengembangannya di Indonesia. Balai Besar
engineering of plant volatile. Current Penelitian dan Pengembangan Pascapanen
Opinion Biotechnology. 19(2): 181-189. Pertanian. Bogor.
Escobar-Ramirez, S, I Grass, I Armbrecht, and T Ortiz, A, A Ortiz, FE Vega, and F Posada. 2004.
Tscharntke. 2019. Biological Control of the Volatile composition of coffee berries at
coffee berry borer: main natural enemies, different stages at ripeness and their
control success, and landscape influence. possible attraction to the coffee berry borer
Biological Control. 136 (2019) 103992. Hypothenemus hampei Ferr.
Gongora, CE, JTapias, J Jaramillo, R Medina, S (Coleoptera:Curculionidae). Journal of
Gonzales, H Casanova, As Ortiz, and P Agriculture Food Chemical. 52(19): 5914-8.
Benavides. 2020. Evaluation of terpene Rachmawati, RC, R Retnowati, dan UP Juswono.
volatile compounds repellen to the coffee 2013. Isolasi minyak atsiri kenanga
berry borer Hypothenemus hampei Ferr. menggunakan destilasi uap termodifikasi
(Coleotera:Curculionidae:Scolytidae). dan karakteristikya berdasarkan sifat fisik
Journal of Chemical Ecology. 46(9): 881- dan KG-SM. Kimia Student Journal. 1(2):
890. 276-282.
Hafsah, Iriawati, dan TS Syamsudin. 2020. Dataset of Ramirez-Coronel, MA, N Marnet, VSK Kolli, S
volatile compounds from flower and Roussos, S Guyot, and C Augur. 2004.
secondary metabolites from the skin pulp, Characterization and estimation of
green beans, and peaberry green beans of proanthocyanidins and other phenolics in
robusta coffee. Data in brief. 29: 105219. coffee pulp (Coffee arabica) by thiolysis-
high performance liquid chromatography.

55
Jurnal Agrikultura 2021, 32 (1): 49 - 56 Pengujian Air Sulingan Kulit …
ISSN 0853-2885

Agricultural and Food Chemistry. 52: 1344- Turlings, TCJ, and J Ton. 2006. Exploiting scents if
1349. distress: the prospect of manipulating
Ramirez-Martinez, JR. 1988. Phenolic compounds in herbivore-induced plant odours to enhance
coffee pulp: quantitative determination by the control of agricultural pests. Current
HPLC. Journal of the Science of Food and Opinion Plant Biology. 9(4): 421-427.
Agricultural. 43(2): 135-144. Vega, FE, A Simpkins, J Miranda, JM Harnly, F
Ramli, N, MC Tobing, and D Bakti. 2019. The Infante, A Castillo, D Wakarchuk, and A
influence of attractant from coffee bean and Cosse. 2017. A potential repellent against
outer skin of coffee to imago of coffee berry thr coffee berry borer
borer Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera:Curculionidae:Scolytidae).
(Coleoptera:Curculionidae) on the field. Journal Insect Science. 17(6): 122.
IOP Conference Series: Earth and Wigati, EI, E Pratiwi, TF Nissa, dan NF Utami. 2018.
Environmental Science. 260 (2019) 012140. Uji karaktersitik fitokimia dan aktivitas
Rasiska, S, D Ariyono, dan F Widiantini. 2016. antioksidan biji kopi Robusta dari Bogor,
Potensi Beberapa Bagian Tanaman Kopi Bandung dan Garut dengan Metode DPPH
sebagai Atraktan Terhadap Hama Penggerek (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).
Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) di Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi. 8(1): 59-
Laboratorium. Jurnal Agrikultura. 27(2): 66.
112-119. Wina, E, S Muetzel, and K Becker. 2005. The impact
Rasiska, S, Sudarjat, dan G Sukmana. 2017. Potensi of saponin or saponin-containing plant
air sulingan beberapa bagian tanaman kopi materials on ruminant production: A
sebagai atraktan terhadap hama penggerek review. Journal of Agriculture Food
buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) di Chemical. 53: 8093-8105.
Lapangan. Prosiding Seminar Nasional Plant Wink, M. 2008. Plant secondary metabolism:
Protection Days 2. Universitas Padjadjaran. diversity, function and its evolution.
Bandung. Hlm. 184-191. Natural Product Communications. 3(8):
Rojas, JBU, JaJ Verreth, S Amato, and EA Huisman. 1205-1216.
2003. Biological treatment affect the Wonorahardjo, S, N Nurindah, D Sunarto, S Sujak,
chemical composition of coffee pulp. dan N Zakia. 2015. Analisis senyawa volatil
Bioresource Technology. 89(3): 267-274. dari ekstrak tanaman yang berpotensi
Setyaningrum, N, Krisnawati, LU Khasanah, R sebagai atraktan parasitoid telur wereng
Utami, dan RBK Ananadito. 2016. Pengaruh batang coklat, Anagrus nilaparvatae (Pang
perlakuan pendahuluan dan variasi metode et Wang) Hymenoptera: Mymaridae).
destilasi terhadap karaktersitik mutu Jurnal Entomologi Indonesia. 12(1): 48-57.
minyak atsiri daun kayu manis. Jurnal Yuliarto, FT, LU Khasanah, dan RBK Anandito.
Teknologi Hasil Pertanian. 9(2): 51-64. 2012. Pengaruh ukuran bahan dan metode
Syakir, M, dan E Surmaini. 2017. Perubahan iklim destilasi (destilasi air dan uap air) terhadap
dalam konteks sistem produksi dan kualitas minyak atsiri kulit kayu manis
pengembangan kopi di Indonesia. Jurnal (Cinnamomum burmanni). Jurnal
Litbang Pertanian. 36(2): 77-90. Teknosains Pangan. 1(1): 12-23.

56

You might also like