Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Terbaru Ayu
Jurnal Terbaru Ayu
23-30
ABSTRACT
One of the food commodities with strategic economic. social and political
value is rice. Stabilising the price and supply of rice is one of the most important
factors in realising the country's sustainable development. Therefore, rice is seen
as a commodity that has economic value in economic development in Indonesia.
The aims of this research are 1) Analyse the price variation of rice and paddy
prices in Indonesia, 2) Analyse the trend of rice and paddy prices in Indonesia,
3) Analyse the seasonal behaviour of rice and paddy prices in Indonesia, 4)
Analyse the correlation of paddy and rice prices in Indonesi, 5) Factors affecting
rice and paddy prices in Indonesia.
The data that will be used in this research is Time Series data of rice and
paddy prices per month starting from 2017:1-2021:12. The data used is taken
from the Central Statistics Agency. Based on the research results show that 1)
Paddy and rice price variations in Indonesia have low fluctuations. 2) Paddy
price trends at the farmer and mill level and rice price trends at the miller and
trader levels are all positive. This suggests that paddy and rice prices will
experience an upward trend in the future. 3) Rice and paddy prices in Indonesia
follow seasonal price variations. On average, paddy and rice prices are high at
the beginning and end of the year. 4) Rice and paddy prices have a strong
correlation at each price level. 5) The amount of rice production affects the price
of rice in Indonesia.
ABSTRAK
Salah satu komoditas pangan dengan nilai ekonomi. sosial dan politik yang
strategis yaitu beras. Stabilisasi harga dan pasokan beras menjadi salah satu faktor
yang sangat penting untuk mewujudkan pembangunan negara yang berkelanjutan.
Oleh sebab itu beras dipandang sebagai komoditas yang memiliki nilai ekonomi dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis
variasi harga harga beras dan gabah di Indonesia, 2) Menganalisis trend harga beras
dan gabah di Indonesia, 3) Menganalisis perilaku musiman harga beras dan gabah di
Indonesia, 4) Menganalisis korelasi harga gabah dan beras di Indonesia, 5) Faktor-
faktor yang mempengaruhi harga beras dan gabah di Indonesia.
Data yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah data Time Series harga
beras dan gabah perbulan mulai dari tahun 2017:1-2021:12. Data yang digunakan
diambil dari data Badan Pusat Statistik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
bahwa 1) Variasi harga gabah dan beras di Indonesia memiliki fluktuasi yang
rendah. 2) Harga gabah di tingkat petani dan pabrik serta trend harga beras di
tingkat penggiling dan pedagang semuanya positif. Hal ini menunjukkan bahwa
harga gabah dan beras akan mengalami tren kenaikan di masa mendatang. 3)
Harga beras dan gabah di Indonesia mengikuti variasi harga musiman. Rata-
rata harga gabah dan beras tinggi pada awal dan akhir tahun.4) Harga beras
dan gabah memiliki hubungan keeratan yang kuat pada masing-masing tingkat
harga. 5) Jumlah produksi beras mempengaruhi harga beras di Indonesia.
PENDAHULUAN
Sekitar 95 persen penduduk Indonesia bergantung pada beras (Alimoeso,
2011) dan rumah tangga miskin menghabiskan hampir 21.8 persen pengeluaran
mereka untuk beras. Indonesia menjadi salah satu negara di Asia Tenggara
dengan tingkat konsumsi beras yang tinggi yaitu 139 kg/orang/tahun.
Umumnya, saat panen raya tiba petani padi akan menjual gabahnya langsung
ke pedagang besar atau tengkulak (Hardinawati, 2017). Saat harga beras
meningkat, maka pedagang beras akan sangat diuntungkan. Situasi ini tentu
sangat menyulitkan petani, terutama pada musim panen raya karena harga
2 | Author 1, Author 2, Author 3 (if more than 3 authors use et al); Short Title...
ISSN: 1412-8837 e-ISSN :2579-9959
gabah sering turun. Ditambah dengan masuknya beras impor, harga beras
dalam negeri turun dan keadaan petani semakin terpuruk.
Tingkat konsumsi beras di Indonesia tinggi yaitu 1.451 per kapita per
minggu (BPS, 2021). Bahan pangan pokok berupa beras sulit tergantikan,
Berapapun harga beras di pasaran, orang akan tetap berusaha membelinya.
Tentunya masyarakat menginginkan beras yang terbaik atau kualitas terbaik.
Namun karena fluktuasi harga, kemampuan masyarakat untuk memperoleh
beras dengan kualitas terbaik semakin menurun dikarenakan harga yang
cenderung meningkat.
Tabel 1.1 Harga rata- rata beras di Indonesia 2021 (Rp/ Kg)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2020. Metode yang
digunakan untuk penentuan tempat penelitian adalah metode purposive
(sengaja). Lokasi penelitian harga beras dan gabah dilakukan pada semua
sentra produksi beras dan gabah di Indonesia.
Metode Analisis Data
1. Metode Analisis Variasi Harga
Untuk mengetahui perilaku harga, maka analisis koefisien variasi harga
dilakukan pada periode bulanan. Analisa ini bersifat deskriptif yang disajikan
dalam bentuk table ataupun grafik. Menurut Suhardi dan purwanto (2003)
untuk melihat fluktuasi harga beras dapat diketahui dengan menghitung
menggunakan rumus koefisien variasi. Secara sistematis koefisien variasi
memiliki persamaan sebagai berikut:
S
KV = × 100 %
X
Dimana :
KV = Koefisien Variasi
S = Simpangan Baku
4 | Author 1, Author 2, Author 3 (if more than 3 authors use et al); Short Title...
ISSN: 1412-8837 e-ISSN :2579-9959
X = Nilai Rata-Rata
2. Metode Analisis Trend Harga
Trend adalah kecenderungan umun dari data deret waktu yang
mengalami peningkatan ataupun penurunan dalam kurun waktu yang lama.
Untuk memperkirakan trend harga jangka panjang, metode kuadrat terkecil
memiliki gambaran tentang data yaitu garis yang memiliki jumlah kuadrat dari
selisih antar data dan garis trend terendah yang dibagi kedalam data ganjil dan
genap (Harvey et al, 2009). Persamaan trend linier pada analisis time series
adalah sebagai berikut:
Y = a + bX
Nilai a dan b dapat dicari melalui persamaan berikut ini:
n
n
∑ XiY i
∑Yi dan b=
1=i
i
1=i n
a=
n ∑ Xi 2
1=i
Dimana :
Y = nilai trend b = koefisien X
X = periode waktu (bulan) n = jumlah periode waktu
a = konstanta
3. Analisis Perilaku Musiman
Indeks musiman estimasi menggunakan metode rasio terhadap rata-rata
bergerak karena tidak terlalu berpengaruh oleh trend harga naik turun. Indeks
musiman di perkirakan yang menunjukkan pergerakan tahun yang khas.
Seperti yang penelitian yang di lakukan oleh Hugar dalam Pandit (2012). Maka
model yang di gunakan adalah sebagai berikut:
T ×C × S × I
=S
T ×C×I
Dimana :
T=Trend S = Komponen Musiman
C= Komponen Siklus I =Komponen Tidak Beraturan
4. Analisis Korelasi
Analisis regresi digunakan koefisien korelasi (r) bernilai -1≤ r ≤1 yang
merupakan koefisien transmisi harga. bila r mendekati 1. maka harga beras di
tingkat petani tahun ke-t (Hbpt) ditransmisikan ke harga beras ditingkat
pedagang dalam tahun ke-t (Hbgt). Persamaan korelasi digunakan (Anderson.
Sweeney dan Williams, 2002). sebagai berikut :
n
r =n ∑ H bp Hbg−¿ ¿
t =1
Dimana:
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Pengamatan dari Tahun 2017- 2021.
∑Hbp = Jumlah dari Pengamatan Harga Beras ditingkat penggiling
6 | Author 1, Author 2, Author 3 (if more than 3 authors use et al); Short Title...
ISSN: 1412-8837 e-ISSN :2579-9959
sekitar 1.79 persen dan harga tertinggi terjadi pada tahun 2018 yaitu 4.87
persen. Angka ini dapat diartikan bahwa fluktuasi harga gabah ditingkat
petani dan tingkat penggiling baik GKP maupun GKG masih berada pada
posisi rendah karena nilai rata-rata fluktuasi berada pada dibawah 9 persen.
Hal ini di dasarkan pada kebijakan Kemendag RI (2015), harga di suatu
kota/provinsi dikatakan stabil atau tidak berfluktuasi apabila nilai koefisien
variasi harga berada pada kisaran 9 persen. Penyebab fluktuasi yang rendah
tersebut karena distribusi yang merata sepanjang tahun serta mekanisme stok
yang berjalan dengan baik sehingga produksi saat in season mampu mencukupi
kebutuhan saat off season.
8 | Author 1, Author 2, Author 3 (if more than 3 authors use et al); Short Title...
ISSN: 1412-8837 e-ISSN :2579-9959
berbeda secara signifikan secara nol. Hasil uji t menyatakan bahwa harga beras
baik tingkat penggiling maupun tingkat pedagang signifikan pada semua taraf
signifikansi. Hal ini juga mencerminkan bahwa harga yang signifikan pada
semua tingkat harga menggambarkan rendahnya fluktuasi harga. Pada uji F
diketahui bahwa rasio F lebih besar dari taraf signifikansinya. Nilai uji F hitung
pada beras premium sebesar 44.059, beras medium sebesar 72.159 dan beras
tingkat pedagang sebesar 65.772. Nilai tersebut lebih besar dari taraf
signifikasnsinya yaitu 4.01, maka model trend dapat diterapkan dalam
menjelaskan variasi harga beras baik tingkat penggiling maupun tingkat
pedagang dalam hubungannya dengan variabel trend.
10 | Author 1, Author 2, Author 3 (if more than 3 authors use et al); Short Title...
ISSN: 1412-8837 e-ISSN :2579-9959
v 5 2 2 1 3 6 6 8
105. 105.3 100.6 103.4 101.5 104.9 105.2 100.6 102.8 101.4
Des 98.86 99.01
2 1 2 5 6 0 0 5 7 1
Sumber : Data Sekunder Diolah, (2023)
Perubahan harga musiman dapat terjadi secara teratur dalam setiap
tahun. Dapat dilihat dari tabel bahwa variasi dalam indeks musiman tidak
terlalu besar, tidak seperti komoditas yang mudah rusak seperti cabai (Khunt et
al.. 2006). Secara umum dapat disimpulkan bahwa hampir semua tingkat harga
yang diteliti memiliki perilaku musiman yang sama dengan nilai SVI yang
relatif sama, berkisar antara 93% hingga 111%, Ini juga di tunjukkan dengan
trend yang negative, nilai SVI lebih besar dari koefisie trend. Hal ini berarti
bahwa terdapat kenaikan dan penurunan harga yang relatif kecil. Nilai SVI
terendah terjadi pada bulan Maret hingga Agustus untuk harga GKP
sedangkan untuk harga GKG nilai SVI terendah terjadi pada bulan April
hingga Oktober dimana nilai SVI berada dibawah 100. Hal ini mengindikasikan
bahwa harga gabah berada di bawah rata-rata selama pengamatan. SVI lebih
dari 100 sangat menguntungkan bagi petani karena SVI yang tinggi juga
mengimplikasikan harga gabah yang tinggi. Kondisi ini tentunya akan
berkaitan dengan risiko harga yang dihadapi oleh petani. Secara teoritis, SVI
yang rendah seharusnya mendorong konsumen untuk mengkonsumsi beras
lebih banyak begitupun sebaliknya.
Okt 98.2 99.3 101 98.1 99.9 102 96.21 99.67 101.5
Nov 98.5 99.8 100 99.8 101 101 97.15 100 101.43
Des 102 101 101 102 102 101 98.59 100.7 101.48
Variasi musiman adalah komponen lain dari deret waktu yang
mencerminkan frekuensi aktivitas di atas rata-rata dan di bawah rata-rata
sepanjang tahun. Dalam harga beras, harga rill untuk beberapa bulan biasa
lebih tinggi dari rata-rata, hal ini ditunjukkan dengan nilai SIV lebih besar dari
100. Tabel diatas memberikan informasi bahwa periode puncaknya terjadi pada
bulan Desember hingga Maret. Harga umumnya rendah terjadi pada bulan
April hingga November kemudian mengalami peningkatan pada bulan
Desember hingga Maret. Pada bulan Juli mengalami tren penurunan
dibuktikan dengan nilai SVI yang paling rendah selama sepanjang tahun. Hal
ini dikarenakan melimpahnya jumlah produksi beras pada bulan tersebut
mengakitbatkan terjadinya penurunan harga. Senada dengan hasil survei BPS
(2021) bahwa jumlah total observasi harga beras persentase tertinggi terjadi di
bulan Januari, Februari dan bulan Desember. Hal ini disebabkan pada awal
tahun sudah mulai panen dan stok gabah sudah mulai masuk ke penggilingan.
Sedangkan pada bulan April hingga Agustus petani masih dalam masa tanam
padi sehingga stok gabah yang masuk ke penggilingan mengalami penurunan.
12 | Author 1, Author 2, Author 3 (if more than 3 authors use et al); Short Title...
ISSN: 1412-8837 e-ISSN :2579-9959
Simpulan
Variasi harga gabah dan beras di Indonesia memiliki fluktuasi yang
rendah. Harga gabah di tingkat petani dan pabrik serta trend harga beras di
tingkat penggiling dan pedagang semuanya positif. Hal ini menunjukkan
bahwa harga gabah dan beras akan mengalami tren kenaikan di masa
mendatang. Harga beras dan gabah di Indonesia mengikuti variasi harga
musiman. Rata-rata harga gabah dan beras tinggi pada awal dan akhir tahun.
Harga beras dan gabah memiliki hubungan keeratan yang kuat pada masing-
masing tingkat harga. Jumlah produksi beras mempengaruhi harga beras di
Indonesia.
Saran
Penelitian berikutnya diperlukan untuk mengetahui variabel lain terkait
dengan perilaku harga gabah dan beras di Indonesia sehingga mendukung
maupun melengkapi hasil penelitian ini dan penelitian-penelitian sebelumnya.
Kebijakan yang berkaitan dengan stabilitas harga gabah dan beras seperti
operasi pasar perlu terus dilakukan dan dimaksimalkalkan kinerjanya untuk
menekan harga beras di pasar domestik. Dalam pelaksanaannya kebijakan
operasi pasar perlu memperhatikan dimensi waktu pelaksanaan seperti musim
paceklik (musim tanam) dan menjelang hari besar keagamaan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
14 | Author 1, Author 2, Author 3 (if more than 3 authors use et al); Short Title...
ISSN: 1412-8837 e-ISSN :2579-9959
Deni, dkk. 2021. Analisis Pola Tanam Dan Kalender Tanam Padi Sawah
Menggunakan Data Citra Landsat 8 Oli Tirs Di Daerah Irigasi Batang
Anai Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas
Vol. 25, No.1.
Desmayanti et al. 2017. Analisis variasi harga beras di provinsi riau dan daerah
pemasok. Jurnal dinamika pertanian. Vol XXXIII (137-144). ISSN
0215-2525
Ghozali, Imam. 2002, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hardinawati, Lusiana Ulfa. 2017. Alasan Petani Muslim Menjual Hasil Panen
kepada Tengkulak di Desa Glagahagung Kecamatan Purwoharjo
Kabupaten Banyuwangi. Universitas Airlangga. Surabaya
Hariati, Titik. 2012. Analisis Perilaku Harga Dalam Pemasaran Cabal Merah
(Capsicum Annum L) di Kabupaten Sragen. Jurnal Sosial Ekonomi
Pertanian. 20-29
Hidayat, Taufan. 2011. Analisis Perubahan Musim Dan Penyusunan Pola
Tanam Tanaman Padi Berdasarkan Data Curah Hujan Di Kabupaten
Aceh Besar. Agrista. Vol. 15, no 13.
Jam’an, dkk. 2018. Analisis Trend Produksi, Konsumsi Dan Harga Komoditas
Pangan Strategis Di Sulawesi Selatan. Agrokompleks. Vol 19, No 1.
Lantarsih. R. 2012. Permintaan. Penawaran. Transmisi Vertikal Harga Beras dan
Kebijakan Perberasan di Indonesia. Disertasi. UGM. Yogyakarta.
Lihan, Irham. 2009. Analisis Struktur Pasar Gabah Dan Pasar Beras Di
Indonesia. NeO Bis Journal. Vol.3, No 2
Adams, S. K., Kuhn, J., & Rhodes, J. (2006). Self-esteem changes in the middle
school years: A study of ethnic and gender groups. Research in Middle
Level Education (RMLE), 29 (6), hlm. 1-9.
Anderson, D. R., Sweeney, D. J., & Williams, A. T. (2008). Statistic for business and
economics. Tenth edition. Ohio: South Western - Thomson Learning.
Mary Prihtanti, Tinjung. 2016. Dinamika Produktivitas Padi, Harga Eceran Beras
(HEB), dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), serta Korelasi antara HPP dan
HEB. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). Januari 2020 Vol. 25 (1): 19
Okta, dkk. 2019. Peramalan Pengadaan Gabah Beras Tahun 2019 Di Kabupaten
Sumbawa Dan Sumbawa Besar. EKSATA JOURNAL. VOL.19 (2), Hal 94-104
Pandit et al. 2012. An analysis of price behaviour of rice in eastern indian
market. Ind journal agril Mktg. 26 (2)
PIHPS. 2021. Tabel Harga Berbagai Komoditas. Di unduh dari file
https://hargapangan.id/tabel-harga/pasar-modern/komoditas pada tanggal
07 Maret 2021 Jam 21.40 WIB
Sanny, Lim. 2010. Analisis produksi beras di Indonesia. Binus Business
Review. Vol 1(1), Hal: 245-251.
16 | Author 1, Author 2, Author 3 (if more than 3 authors use et al); Short Title...