Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI GPS TRACKING

MOBILE ON BASE IOT UNTUK MENINGKATKAN DAYA GUNA


DAN SAING EKSPEDISI

Nizirwan Anwar1), Masmur Tarigan2), Budi Tjahyono3)


1
NamaFakultas, namaPerguruanTinggi
(penulis 1) email: penulis _1@abc.ac.id
2
NamaFakultas,
namaPerguruanTinggi(penulis 2) email:
penulis _2@cde.ac.id
2
NamaFakultas,
namaPerguruanTinggi(penulis 2) email:
penulis _2@cde.ac.id

Abstract

The implementation of the Internet of Vehicle (IoV) demands the reliability of the network
infrastructure because it involves the safety and security of motorists. The rapid development of
IoV is sometimes not matched by the development of the quality and availability of network
infrastructure. Coverage area constraints, geographical conditions and business are some of the
things that hinder the scale-up of network infrastructure.

One of the components in IoT that is used in transportation is a GPS tracker to find out the
position of the vehicle. Position information is very important for people outside the vehicle to
know the whereabouts of the vehicle. For people in vehicles, position information is very necessary
to provide a reference in determining the path to be passed. Valid position information will provide
maximum service from public transportation which ultimately increases competitiveness. However,
GPS Tracker accuracy is largely determined by the QoS of the network infrastructure.
Communication failure will cause a decrease in the accuracy of position information. A concept is
needed to ensure that the path to be traversed by IoV-based vehicles has a minimum QoS level.

The research was conducted to anticipate the decrease in QoS level so that the accuracy of GPS
information can still be used by IoV services. The design used is the creation of an Adaptive
Communication System and Building a communication infrastructure using a variety of
communication networks in terms of technology. The results of the research carried out provide an
increase in the percentage of IoV communication connectivity and reduce the impact of the blank
spot area

Keywords: QoS, IoV, GP Tracker, Reliability, Availability

jaringan. GPS Tracking dapat berjalan


1. PENDAHULUAN menggunakan perangkat smartphone atau
merakit GPS modul ke arduino. Sistem
GPS Tracking ini telah dikenal dan tersebut masih mempunyai kelemahan dan
digunakan untuk melakukan proses keterbatasan yang antara lain adalah
capture atau perekaman data posisi a. Sebaran infrastruktur jaringan komunikasi
unit bergerak. Proses pengambilan yang tidak merata menjadikan banyak
data dan pengiriman ke Server area black spot. Blank spot area akan
tergantung koneksi infrastruktur
memutuskan proses transmisi secara sporadis tanpa memperhitungkan hal
data GPS Tracking dari unit tersebut. Kondisi ini menjadikan masih
bergerak. banyak muncul blanck spot area karena alasan
b. Penumpukan unit bergerak biaya dan analisis keuntungan.[2]
(terpasang GPS Tracker) dalam
Pembangunan BTS diarahkan pada
satu area akan menyebabkan
peningkatan layanan di suatu area karena
congestion atau rebutan kanal
adanya peningkatan pengguna atau jumlah
komunikasi.
data terlewat atau perluasan coverage area.
Penempatan tersebut sangat tergantung dengan
Selanjutnya akan dilakukan peneltian
dinamika masyarakat.[3]. Internet of Vehicle
yang diajukan dengan maksud untuk
atau sistem terkoneksi untuk kendaraan
mengatasi permasalahan yang
bergerak membutuhkan sebaran infratruktur
dikemukakan diatas dengan cara
yang luas sesuai kebutuhan pergerakan
Implementasi IoT untuk pelacakan
kendaraan. Kondisi ini menjadi sebuah
posisi global dengan kemampuan
tantangan bagi pengembangan infrastruktur
mendeteksi dan pemilihan
yang terbatasi oleh biaya investasi [4]
infrastruktur komunikasi guna
meminimalkan blank spot area. Karateristik komunikasi yang dilakukan
Invensi teknologi yang berkaitan internet of vehicle juga memiliki keunikan
dengan metode pelacakan posisi tersendiri. Dari kapasitas data terkirim juga
dengan menggunakan teknologi IoT. bervariasi, mulai dari data kecil dan kontinu
Tujuan dari perangkat ini adalah seperti pengiriman data posisi kendaraan, data
untuk melakukan identifikasi Quality besar dan kontinu untuk hiburan dan informasi
of Service dengan parameter yang dibutuhkan penumpang, data kecil dan
availability dan reliability dari temporary untuk informasi adanya kecelakaan
infrastruktur sistem komunikasi atau gangguan jalan serta informasi lain. [5]
dalam sebuah area tertentu, [6] Level kualitas layanan atau Quality of
implementasi bidang transportasi. Service juga bervariasi tergantung resiko yang
Perwujudan dari perangkat ini adalah dihadapi oleh unit kendaraan jika terjadi
Implementasi teknologi Internet Of kegagalan koneksi. Untuk data hiburan
Things untuk membantu memiliki batas rendah yang tidak terlalu tinggi
memaksimalkan fungsi GPS dengan karena resiko tidak terlalu besar. Data posisi
parameter Availability dan Reliability dan kecepatan akan butuh QoS yang tinggi
dari Infrastruktur Sistem Komunikasi karena akan menyangkut keselamatan. [7][8]
khususnya covering area congestion Kondisi tersebut menjadikan muncul
atau blank spot pada gps yang permasalahan utama dalam implementasi IoV
terpasang pada transportasi. khsusunya di negara dengan luas dan kondisi
geografis seperti Indonesia. Permasalahan
Infrastruktur jaringan komputer tersebut adalah kebutuhan level QoS yang
berkembang sesuai dengan kebutuhan relatif tinggi untuk IoV, namun di sisi lain
dan prediksi kedepan. Hal ini untuk mencapai syarat tersebut dibutuhkan
disebabkan perhitungan biaya biaya yang besar dan perhitungan ekonomi
investasi, biaya operasional dan profit yang berat. [9][10][11]
yang didapatkan. Penempatan BTS Di setiap negara terdapat lebih dari satu
(Base Transceiver System) beserta provider networking menggunakan teknologi
menara dilakukan dengan seluler atau lainnya. Masing masing memiliki
memperhatikan optimalisasi area layanan, kapasitas koneksi dan harga
penggunaan dan lalu lintas data yang yang berbeda. Untuk implementasi IoV
dipergunakan.[1]. Sangat tidak dengan level QoS tinggi akan memiliki
mungkin pembangunan dilakukan
beberapa parameter. Banyak Hal ini menyangkut keselamatan, kenyamanan
parameter yang dipergunakan semua dan akurasi informasi. Di tahapan ketiga awal,
atau sebagian atau berdasarkan peneltian fokus pada pengembangan QoS dari
urgensi atau prioritas. Untuk kasis infrastruktur jaringan. Setelah tujuan tersebut
IoV di Indonesia dua parameter dicapai maka akan lebih mudah membangun
penting adalah availability dan daya saing angkutan. Jaminan koneksi yang
reliability. [12][13]–[15] baik maka layanan baru berbasis GPS akan
terjaga kualitasnya karena terhindar dari
Availability adalah parameter
koneksi yang terganggu. Daya saing dari
ketersediaan koneksi jaringan
angkutan akan meningkat seiring dengan
sehingga perangkat dapat dikenali
munculnya layanan posisi lokasi unit
oleh network sehingga memiliki
kendaraan yang akurat, valid dan tidak
identitas (host dan net id). Reliability
terlambat.[19]
adalah parameter bahwa koneksi
tersebut dapat mengirim dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
menerima data secara valid dan
akurat. Dua parameter tersebut adalah
kualitas dasar yang dibutuhkan Tahapan pertama penelitian adalah
supaya unit IoV bisa terhubung. [16] identifikasi terhadap kualitas jaringan
[17] komunikasi. Identifikasi dilakukan untuk
mengukur dua parameter dasar yaitu
raliability dan avaliability. Reliability atau
2. METODE PENELITIAN kehandalan diartikan sebagai Probabilitas
bahwa suatu layanan tersedia untuk
Penelitian yang dilakukan menangani permintaan pengguna. Sedangkan
menggunakan metoda eksperimental availability atau ketersediaan diartikan
yaitu melakukan uji coba langsung di sebagai Probabilitas bahwa permintaan
lapangan. Terdiri dari tiga tahapan pengguna ditangani dengan benar dalam
utama yang digambarkan dalam waktu respons minimum.
tahapan berikut: Identifikasi awal adalah memodelkan kualitas
layanan jaringan komunikasi (dalam hal ini
membatasi pada teknologi 4G). Pemodelan
(Internet of Things
di Transportasi)
Quality of Service
dari IoT di
Transportasi
Membangun
Sistem Smart menggunakan layanan berbasis web yaitu
Transporation
Membangun
sebuah sistem
integrasi
Mapping
Quality of
Membangun
sebuah ST
cellmapper dan nperf. Pemodelan coverage
sensor (GPS)
dengan Data
Service dari
Infrastruktur
Jaringan
dengan level
QoS yang area dan kualitas data layanan satu provider
Center. terjaga
Capture Data
perilaku
Protottype
sistem untuk
Membuat
layanan baru
komunikasi. Survey data dilakukan dengan
menggunakan sumber data dari Cellmapper
kendaraan menjaga level untuk daya
umum QoS saing angkutan
Publik
dan Nperf [2]. Dua sistem berbasis web ini
dapat menampilkan posisi BTS tiap operator
Gambar 1. Tahapan Penelitian dan pancaran sinyal nya. Hasil mapping dapat
diketahui kekuatan sinyal di titik lokasi.
Tampilan aplikasi web tersebut adalah sebagai
berikut:
Tahapan pertama dan kedua adalah
membangun sistem yang mampu
menjamin kehandalam komunikasi
atau memiliki level QoS tertentu.
Sistem Internet of Vehicle atau
Internet of Things yang dipasang di
pernagkat bergerak membutuhkan
level QoS yang relatif tinggi.[18][14]
kuat sinyal dalam satu trayek unit transportasi
publik yang dipilih menjadi obyek penelitian.
Pengukuran kekuatan sinyal didasarkan pada
analisis propagasi sinyal BTS.[1]. Analisis
menggunakan konsep propagasi sinyal GSM
900 dan 1800, menggunakan metoda Okumura
Hatta dan Walfish Ikegami [20]. Hasil
rekapitulasi perkiraan kualitas sinyal dalam
satu trayek adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Posisi BTS tiap operator dan Tabel 1. Rekapitulasi Kuat Sinyal
spesifikasi teknis perangkat
(Cellmaper) No Katagori Radius Panjang
(km) Jalur (km)
1 Kuat 3 6
2 Sedang 5 4
3 Lemah 8 3
4 Sangat 10 2
Lemah/No
Signal
5 Blank Spot 2

Pemodelan kedua adalah melakukan survey


menggunakan google map. Survey untuk
Gambar 3. Pancaran BTS tiap operator mengetahui potensi kemacetan di sebuah jalur
(Nperf) atau area penelitian. Survey ini untuk
mengetahui potensi penumpukan titik unit
Dari survey pancaran tersebut dapat kendaraan yang menggunakan GPS.
dimodelkan pancaran sinyal dengan Penumpukan ini berpotensi memunculkan
teknologi 4G. Radius dan arah kondisi congestion atau overload jaringan.
pancaran disesuaikan dengan Akibatnya adalah banyak GPS yang tidak
spesifikasi perangkat yang terlayani infrastruktur jaringan. Contoh survey
dipergunakan di masing masing BTS. potensi kemacetan adalah sebagai berikut:
Pemodelan pancaran dapat
digambarkan secara sederhana sebagai
berikut:

Gambar 5. Prediksi Titik/Posisi Kemacetan

Gambar 4. Area Coverage BTS Dari gambar tersebut dapat dilakukan analisis
bahwa terdapat kemungkinan terganggunya
reliability dari infrastruktur jaringan.
Selanjutnya dari pemodelan tersebut
dapat diturunkan perkiraan kualitas a. Potensi adanya overload jaringan yang
disebabkan oleh jumlah unit komunikasi.
kendaraan yang melebihi
kapasitas kanal komunikasi dari
BTS di area tersebut. Overload Pemodelan berikutnya adalah menggunakan
ini mungkin terjadi di area pengukuran langsung. Proses pengukuran
terdapat kemacetan seperti menggunakan perangkat GPS Tracker dan
persimpangan jalan, kecelakaan, Aplikasi web based untuk menerima data
penyempitan jalan dan lainnya. posisi. Sistem ini dipasangkan pada angkutan
[21] publik dengan trayek yang ditentukan sesuai
b. Potensi adanya overload di model dari infratruktur jaringan yang disusun
tempat yang merupakan titik sebelumnya. Aplikasi web based akan
kumpul unit kendaraan seperti di merekam data terkirim dari GPS per 5 detik.
Terminal, Pasar dan lainnya. Jika terjadi kondisi tidak mendapatkan
layanan komunikasi, dapat diketahui melalui
slot waktu dimana tidak ada data masuk.
Dari tahapan pemodelan tersebut Tampilan dari aplikasi tersebut adalah
diperoleh rekapitulasi data sebagai sebagai berikut:
berikut

a. Prosentase area yang memiliki


level ketersediaan infratruktur
jaringan mengacu kepada
kekuatan sinyal.
b. Prosentase potensi terjadinya
overload jaringan karena
kemacetan.

Gabungan dua kondisi di atas


(ketersediaan dan kehandalan) Gambar 5. Prediksi Titik/Posisi Kemacetan
menghasilkan rekapitulasi data untuk
2 trayek kendaraan Hasil rekapitulasi
Pengujian dilakukan dengan beberapa kali
data diperoleh kondisi
perjalanan terbagi dalan 3 waktu yaitu pagi,
siang dan sore. Pemilihan ini dilakukan untuk
a. QoS (Quality of Service) untuk
mendapatkan acuan dalam menguji di
Availability berada di bawah
karakteristik, beban dan kemacetan yang
50% dalam artian hampir
bervariasi.
setengah dari jalur trayek
angkutan umum (untuk 2
Hasil dari pengujian langsung diperoleh data
trayek) memiliki potensi loss of
yang hampir mirip dengan hasil pemodelan
connection sampai 50 persen
sebelumnya. Hasil rekapitulasi data:
lebih.
b. QoS (Quality of Service) untuk
a. QoS (Quality of Service) untuk
Reliability akan bermasalah di
Availability berada di bawah 40% dalam
area area tertentu dengan jumlah
tidak sampai dari 10 % jalur artian hampir setengah dari jalur trayek
perjalanan trayek angkutan angkutan umum (untuk 2 trayek) memiliki
umum (untuk 2 trayek). Potensi potensi loss of connection sampai 50
overload akan terjadi di persen lebih.
beberapa titik di jam jam b. QoS (Quality of Service) untuk
tertentu. Secara umum belum Reliability akan bermasalah di area area
mengganggu layanan tertentu dengan jumlah tidak sampai dari
15 % jalur perjalanan trayek (atau mikrokontroler sekelasnya) yang
angkutan umum (untuk 2 trayek). dihubungkan dengan 2 (dua) GSM Module
dengan provider berbeda. Untuk mengatur
Pengukuran dilakukan dengan module terpakai menggunakan alur di
menghitung prosentase slot data yang pemrograman. Flow Chart untuk pengendalian
kosong. Slot data adalah per 5 detik GSM Module dapat dilihat di gambar 3.
waktu yang ada.
Dari pendekatan dua model tersebut
dapat ditarik hipotesa awal bahwa Mulai

kondisi infrastruktur jaringan


komunikasi untuk layanan GPS
Tracker masih memiliki Quality of (1)

Service yang kurang. Cek level


sinyal GPRS

Solusi untuk mengantisipasi


(2)
permasalahan tersebut adalah
membuat sistem koneksi yang Ganti Media
memiliki backup atau cadangan Komunikasi

provider sehingga mampu


menggantikan perangkat komunikasi
(4)
yang terganggu atau kehilangan (3)
koneksi. Perangkat tersebut Cek Level
digambarkan sebagai berikut: Sinyal Media
Cadangan
Pertukaran Data

GSM
Module 1
Ganti Media
(5)
Arduino Komunikasi

GSM
Module 2

Selesai

Gambar 6. Blok Diagram Alat


Gambar 7 Flow Chart pemilihan Koneksi
Untuk sistem tersebut memiliki
beberapa opsi yang akan
mempengaruhi kualitas sistem Untuk implementasi menggunakan GSM Module
keseluruhan namun akan dan Arduino yang dihubungkan di Port I/O dan
mengakibatkan kebutuhan komponen dilakukan pengaturan port Tx dan Rx untuk
yang meningkat. masing masing GSM Module. Gambar rangkaian
di Gambar 4 berikut:
Opsi pertama adalah menggunakan
satu teknologi komunikasi (4G/5G
atau Narrowband). Opsi kedua adalah
menggunakan lebih dari satu teknologi
komunikasi (0G atau Seluler atau
Narrowband). Dalam penelitian ini
menggunakan opsi pertama yaitu
teknologi Seluller (4G) dengan jumlah
provider lebih dari satu.
Perangkat menggunakan Arduino
Dari data yang diperoleh dan setelah dilakukan
rekapitulasi dan sinkronisasi dengan data model
kemacetan dapat dirangkum sebagai berikut:
a. Prosentase kehilangan koneksi masih cukup
besar terutama saat lalu lintas padat
(berangkat kerja dan pulang kerja).
Kemungkinan yang terjadi adalah adanya titik
kemacetan yang menjadikan terkumpulnya
pengguna jaringan sehingga peluang
kehilangan koneksi sangat besar.
b. Penambahan perangkat dengan koneksi ganda
Gambar 4. Perangkat Adaptif memberikan peningkatan signifikan dalam
prosentasi terkoneksi.
Perangkat adaptif tersebut dilakukan c. Peningkatan waktu koneksi ketika
pengujian menggunakan sistem web ditambahkan modul komunikasi
based yang sudah tersedia. Pengujian menunjukkan hasil signifikan meski belum
juga membandingkan dengan potensi sampai angka yang besar.
kemacetan yang ada. Dengan cara yang
sama dilakukan perhitungan rata rata slot
waktu yang terisi. Analisis dari hasil penambahan atau
modifikasi perangkat komunikasi
Tabel 1. Data Prosentase Koneksi menunjukkan adanya perbedaan layanan
infrastruktur jaringan dari beberapa provider.
Jalur waktu Tunggal Ganda Namun perbedaan area dan kapasitas layanan
Jalur 1 Pagi 45 % 62%
tidak terlalu jauh berbeda. Hal ini disebabkan
Jalur 1 Siang 67 % 72 %
karena bisnis provider telekomunikasi lebih
Jalur 1 Sore 46 % 66 %
Jalur 2 Pagi 42 % 54 % mengutamakan area dengan dinamika
Jalur 2 Siang 56 % 78 % masyarakat atau pergerakan orang yang
Jalur 2 Sore 41 % 61 % banyak. Kebijakan ini didorong oleh
kepentingan bisnis.
Catatan:
4. KESIMPULAN
Jalur 1 : Jalur angkot trayek Cicaheum -
Ledeng
Jalur 2 : Jalur angkot trayek Abdul Muis Pemasangan perangkat yang memiliki koneksi
– Cicaheum adaptif ke lebih dari satu provider atau
Pagi : 6.00 sd 7.00 menggunakan cadangan memberikan hasil
Siang : 12.00 sd 13.00 sebagai berikut:
Sore : 17.00 sd 18.00 a. Terdapat peningkatan durasi koneksi
Tunggal adalah perangkat dengan 1 meski penambahan tidak terlalu besar
provider Ganda adalah perangkat dengan (sekitar 10%)
2 provider Prosentase adalah jumlah slot b. Perangkat dapat berfungsi dengan baik,
waktu terisi (terhubung/data masuk) namun biaya perangkat dan operasional
dibandingkan total slot waktu (jam trayek provider akan meningkat.
sampai tujuan dibagi 5 detik). Data di atas c. Perbaikan kualitas (QoS) terjadi di area
adalah rata rata dari 20 kali pengambilan kepadatan bukan di area blank spot.
data.
d. Sistem memberikan hasil yang tidak dapat
maksimal di masalah overload disebutkan personil satu per satu atas
jaringan namun belum maksimal erjasama dan bantuannya .
di masalah blank spot.
e. Perlu metoda untuk 6. REFERENSI
meminimalisir kehilangan
koneksi guna meminamilir [1] D. Arianto, N. Fauziah, and R. Randa,
gangguan pengiriman data yang “Pemetaan Sebaran Lokasi Dan Analisis
dapat menurunkan layanan Jangkauan Area Pelayanan Menara
sehingga daya saing dan guna Telekomunikasi Di 4 Kecamatan ,
menurun. Kabupaten Pasaman Barat ( Studi Kasus di
Dari hasil penelitian terkait Kecamatan Pasaman , Sasak Ranak
peningkatan QoS yang sudah pasisie , Kinali dan Luhak Nan Duo ),” no.
dilakukan, terdapat beberapa ide dan November 2018, p. 54581, 2019.
saran yang perlu dilakukan dengen
tujuan [2] A. G. Palilu, “Studi Awal Perencanaan
a. Meningkatkan kualitas QoS Jumlah Kebutuhan BTS dalam Penerapan
terutama konektifitas (availability Menara Bersama Telekomunikasi di Kota
dan reliability) dengan Palangka Raya,” Bul. Pos dan Telekomun.,
memanfaatkan infrastruktur vol. 12, no. 4, p. 269, 2015, doi:
dengan jenis teknologi lain 10.17933/bpostel.2014.120403.
seperti narrowband, broadband [3] F. Fummi, G. Lovato, D. Quaglia, and F.
dan lainnya. Stefanni, “Modeling of communication
b. Menekan biaya perangkat dan infrastructure for design-space
koneksi dengan perangkat yang exploration,” IET Semin. Dig., vol. 2010,
lebih ringkas dan murah. no. 2, pp. 92–97, 2010, doi:
c. Menggunakan teknologi lain 10.1049/ic.2010.0135.
untuk meminimalisir dampak [4] L. Ang, S. Member, and K. A. H. P. Seng,
kehilangan koneksi sehingga “Deployment of IoV for Smart Cities :
tetap menghasilkan QoS yang Applications , Architecture , and
optimal Challenges,” IEEE Access, vol. 7, pp.
6473–6492, 2019, doi:
5. UCAPAN TERIMAKASIH 10.1109/ACCESS.2018.2887076.
[5] X. Shen, R. Fantacci, and S. Chen,
Penelitian ini merupakan hibah “Internet of Vehicles,” Proceedings of the
desentralisasi yang pendanaan yang IEEE, vol. 108, no. 2. pp. 242–245, 2020,
didukung oleh Kementerian doi: 10.1109/JPROC.2020.2964107.
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi berdasarkan SK KPA [6] O. Sadio, I. Ngom, and C. Lishou,
Direktorat Sumber Daya “Rethinking Intelligent Transportation
1868/E4/AK.04/2021 tanggal 7 Juni Systems with Internet of Vehicles :
2021, Nomor proposition of Sensing as a Service
309/SP2H/LT/DRPM/2021 sebagai model,” IEEE Int. Conf. Comput.
Kontrak Induk (DRPM dan Commun., 2017.
LLDIKTI3) Jamak Penelitian [7] S. Khara, “Internet of Vehicles ( IOV ):
Terapan Skema Penelitian Terapan Evolution , Architectures , Security Issues
Unggulan Perguruan Tinggi and Trust Aspects,” Int. J. Recent Technol.
(PTUPT). Terima kasih atas motivasi Eng., no. March 2019, 2019.
dan dukungannya kepada Rektor Esa [8] D. Kombate and Wanglina, “The Internet
Unggul Universitas,Dekan Fakultas of Vehicles Based on 5G
Ilmu Komputer dan semua pihak
Communications,” Proc. - 2016 [14] C. Li, L. I. Zhijun, and J. Shouxu, “An
IEEE Int. Conf. Internet Things; Overview of Intelligent Transportation
IEEE Green Comput. Commun. Systems based on the Internet of Things,”
IEEE Cyber, Phys. Soc. Comput. pp. 3–6, 2013.
IEEE Smart Data, iThings- [15] L. Tello-oquendo, “5G cellular system : A
GreenCom-CPSCom-Smart Data brief review of architecture , use cases ,
2016, pp. 445–448, 2017, doi: and enabling technologies,” no. July, 2020.
10.1109/iThings-GreenCom-
[16] T. M. et al. T. Manivannan et al.,
CPSCom-SmartData.2016.105.
“Preventive Model on Quality of Service in
[9] M. Palmaccio, G. Dicuonzo, and IOT Applications,” Int. J. Mech. Prod.
Z. S. Belyaeva, “The internet of Eng. Res. Dev., vol. 10, no. 3, pp. 1247–
things and corporate business 1264, 2020, doi:
models: A systematic literature 10.24247/ijmperdjun2020109.
review,” J. Bus. Res., no.
[17] F. Arslan, B. Wajid, and H. Shafique,
September, pp. 1–9, 2020, doi:
“Mobile GPS based Traffic Anomaly
10.1016/j.jbusres.2020.09.069.
Detection System for Vehicular Network,”
[10] H. L. Wang, G. A. Qiu, Z. H. Bao, Int. J. Comput. Trends Technol., vol. 67,
and W. Wang, “Dynamic no. 6, pp. 31–36, 2019, doi:
Selection of D2D Communication 10.14445/22312803/ijctt-v67i6p104.
for Internet of Vehicles,” IOP
[18] E. K. Lee, M. Gerla, G. Pau, U. Lee, and J.
Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., vol.
H. Lim, “Internet of Vehicles: From
688, no. 3, 2019, doi:
intelligent grid to autonomous cars and
10.1088/1757-899X/688/3/033005
vehicular fogs,” Int. J. Distrib. Sens.
.
Networks, vol. 12, no. 9, 2016, doi:
[11] S. M. Hatim, S. J. Elias, N. 10.1177/1550147716665500.
Awang, and M. Y. Darus,
[19] X. Wu, “A Robust and Adaptive Trust
“VANETs and Internet of Things
Management System for Guaranteeing the
(IoT): A discussion,” Indones. J.
Availability in the Internet of Things
Electr. Eng. Comput. Sci., vol. 12,
Environments,” KSII Trans. INTERNET
no. 1, pp. 218–224, 2018, doi:
Inf. Syst., vol. 12, no. 5, pp. 2396–2413,
10.11591/ijeecs.v12.i1.pp218-224.
2018, doi: 10.3837/tiis.2018.05.026.
[12] A. Nanda, D. Puthal, J. J. P. C.
[20] I. Santoso, U. Diponegoro, and I. Santoso,
Rodrigues, and S. A. Kozlov,
“Simulasi Prediksi Cakupan Antena pada
“Internet of Autonomous Vehicles
BTS,” no. August, 2015.
Communications Security:
Overview, Issues, and Directions,” [21] E. Budiman and U. Hairah, “End-to-End
IEEE Wirel. Commun., vol. 26, QoS Tool Development and Performance
no. 4, pp. 60–65, 2019, doi: Analysis for Network Mobile,” Int. J. Sci.
10.1109/MWC.2019.1800503. Res. Sci. Eng. Technol., vol. 3, no. 2, pp.
128–135, 2017, [Online]. Available:
[13] B. S. Pavan, M. Mahesh, and V. P.
ijsrset.com.
Harigovindan, “IEEE 802.11ah for
Internet of Vehicles: Design Issues
and Challenges,” 2021, pp. 41–61.

You might also like