Professional Documents
Culture Documents
6998 23777 1 PB
6998 23777 1 PB
(e-ISSN: 2620-3499|p-ISSN:2442-949X)
Abstract
This research aims to develop policy scenarios related to simulation-based Green Open Space
(RTH) planning to realize Batu City's environmental sustainability. The study of stakeholder
preferences for the function of green space is carried out by digging primary data from the
relevant parties (stakeholders) using interviews and observations. The green open space in Batu
City is decreasing due to the conversion of the RTHK function into a built area. The change in
RTHK was caused by the implementation of Batu City development activities which were more
inclined to infrastructure development as well as physical facilities and infrastructure. Policy
analysis is carried out by conducting simulations (changes to model parameters) and then
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
observing their behavior. Several green open space planning scenarios were carried out using
the Powersim constructor software. Several scenarios are related to green open space planning
in Batu City, including free scenario, moderate scenario, and sustainable scenario. Of the three
scenarios, the sustainable scenario is more suitable because the increase in land areas used in
the sustainable scenario is relatively controlled. There are efforts to allocate green open space
on residential land, industrial land, social and social facilities land, trade and service land
every year to reduce the decrease in green open space.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun skenario kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) berbasis simulasi dalam mewujudkan kelestarian lingkungan di
Kota Batu. Kajian preferensi stakeholder terhadap fungsi RTH dilakukan dengan cara menggali
data primer dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders) dengan cara wawancara dan observasi.
Ruang terbuka hijau yang ada di Kota Batu, semakin berkurang karena adanya alih fungsi
RTHK menjadi kawasan terbangun. Perubahan RTHK disebabkan oleh adanya aktivitas
pelaksanaan pembangunan Kota Batu yang lebih condong pada pembangunan infrastruktur
maupun sarana dan prasarana fisik. Analisis kebijakan dilakukan dengan cara melakukan
simulasi (perubahan-perubahan terhadap parameter-parameter model) kemudian diamati
perilakunya. Beberapa skenario perencanaan RTH dilakukan dengan menggunakan software
powersim constructor. Beberapa skenario berkaitan dengan perencanaan RTH di Kota Batu,
antara lain skenario bebas, skenario moderat, dan skenario berkelanjutan. Dari ketiga skenario
tersebut, skenario berkelanjutan adalah lebih sesuai karena peningkatan luasan lahan terpakai
pada skenario berkelanjutan relatif terkendali dikarenakan ada upaya untuk mengalokasikan
RTH pada lahan permukiman, lahan industri, lahan fasum fasos, lahan perdagangan dan jasa
pada setiap tahunnya, sehingga penurunan luasan RTH dapat ditekan.
*
imamhanafi@ub.ac.id
https://doi.org/10.26618/kjap.v8i1.6998
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2022, Volume 8, Nomor 1 2
(e-ISSN: 2620-3499|p-ISSN:2442-949X)
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
mengkonversi hutan, lahan pertanian,
tahun 2005 menjadi 30,21°C pada tahun
dan ruang terbuka hijau (RTH) lainnya,
2030 (Sitorus & Putri, 2012). Hal
menjadi lahan terbangun dengan
tersebut juga diikuti oleh penurunan
struktur perkerasan dan bangunan.
kelembaban udara yaitu dari 70,83%
Ketidakseimbangan antara kebutuhan
menjadi 70,17%. Dampak dari
penduduk dan daya dukung lingkungan
meningkatnya suhu udara dan
dapat menimbulkan berbagai masalah
berkurangnya kelembaban berimplikasi
(Burkhard et al., 2012; Hanjra &
pada berkurangnya tingkat kenyamanan
Qureshi, 2010; Sitorus & Putri, 2012).
yang diukur dari bertambahnya nilai
Setiap pertumbuhan penduduk akan
THI dari 27,54°C meningkat menjadi
selalu diikuti oleh pertambahan lahan
28,40°C (2030). Dinamika suhu dan
terbangun di kota (He et al., 2018;
kelembaban udara dapat mempengaruhi
Rahman et al., 2012; Wu & Zhang,
kenyamanan.
2012). Cepatnya perubahan penggunaan
Di Kota Batu, Jawa Timur,
lahan ini akan mengakibatkan sulitnya
aktivitas ekonomi cenderung
pengendalian tata ruang kota, sehingga
meningkatkan konversi penggunaan
terjadi ketidaksesuaian dengan rencana
lahan, terutama konversi penggunaan
tata ruang wilayah (RTRW).
lahan bervegetasi (pertanian) menjadi
Pada bagian wilayah kota tertentu,
penggunaan lahan non vegetasi
terdapat konsentrasi
(pemukiman, industri, dan
penduduk/masyarakat, industri,
infrastruktur). Tiga besar sektor
3 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2022, Volume 8, Nomor 1
(e-ISSN: 2620-3499|p-ISSN:2442-949X)
penyumbang PDRB Kota Batu tahun lahan yang terus menekan keberadaan
2010 yaitu sektor perdagangan, RTH. Selain itu perkembangan jumlah
restoran/hotel (38.06%), dan sektor kendaraan yang terus meningkat,
industri pengolahan (33.48%), serta mengakibatkan turunnya kenyamanan
sektor jasa (12,42%). Sektor jasa dan lingkungan di Kota Batu. Kondisi Kota
perdagangan memberikan kontribusi Batu yang dulunya beriklim dingin
yang cukup besar terhadap berubah sejuk dengan slogan ijo royo-
perekonomian kota dan mendominasi royo, pada akhirnya banyak mengalami
sebagian aktivitas penduduk (Sitorus & penurunan kualitas lingkungan alam
Putri, 2012). secara drastis. Salah satu sebabnya
Pertambahan penduduk Kota Batu adalah daya serap vegetasi terhadap
yang begitu pesat mengakibatkan emisi CO2 yang belum optimal.
peningkatan kebutuhan lahan Dibanding kawasan-kawasan lain di
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
lingkungan perlu dilakukan untuk Sedangkan Harris dan Ullman pada
mendukungpembangunan tahun 1945 mempublikasikan tentang
berkelanjutan. Tujuan penelitian ini The Nature of Cities.Teori ini
adalah untuk menyusun skenario menjelaskan bahwa terdapat banyak
kebijakan yang berkaitan dengan daerah pusat kota yang letaknya tidak
perencanaan RTH berbasis simulasi persis di tengah suatu kota dan
dalam mewujudkan kelestarian bentuknya tidak selalu bundar. Hal
lingkungan di Kota Batu. tersebut menggambarkan di daerah kota
banyak muncul sub pusat-sub pusat
METODE PENELITIAN
yang menjadi lokasi kegiatan ekonomi,
Teori Struktur Ruang Kota sosial, dan budaya. Teori Ketinggian
Bangunan dikembangkan oleh Bergel
Beberapa teori melandasi tentang
pada tahun 1955. Teori ini menjelaskan
pembentukan struktur ruang kota,
bahwa variabel ketinggian bangunan
yaitu:Teori Konsentris, Teori Sektoral,
dapat menggambarkan perkembangan
Inti Berganda, Teori Konsektoral, Teori
struktur suatu kota. Secara garis besar
Ketinggian Bangunan. Teori Konsentris
daerah pusat kota memiliki harga lahan
yang dikembangkan oleh Burgess pada
lebih tinggi, aksesibilitas sangat tinggi
tahun 1925 yang menyatakan bahwa
serta adanya kecenderungan
Daerah Pusat Kota merupakan pusat
membangun struktur perkotaan secara
kota, dimana tepatnya berada di tengah
vertikal. Semakin tinggi aksesibilitas
5 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2022, Volume 8, Nomor 1
(e-ISSN: 2620-3499|p-ISSN:2442-949X)
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
Batu, Junrejo), dimana pengecekan dan validitas, dinyatakan valid dan stabil,
klarifikasi dilakukan dengan cara diverifikasi melalui simulasi untuk
pengambilan foto dan melalui Google memahami perilakunya lalu diuji
Earth. sensitivitasnya (Muhammadi & Soesilo,
Penyusunan model perencanaan 2001).
RTH Kota Batu dengan pendekatan
Teknik Analisis Data
sistem dinamik (Muhammadi &
Soesilo, 2001). Pendekatan sistem Analisis data yang dilakukan
dinamik adalah suatu metode meliputi reduksi data, penyajian data,
pemodelan dengan simulasi komputer penarikan kesimpulan dan verifikasi.
yang menggunakan alat bantu software Sedangkan penyusunan model dinamik
Powersim Constructor (Muhammadi & perencanaan ruang terbuka hijau
Soesilo, 2001; Sitorus & Putri, 2012). (menggunakan software Powersim
Dasar pemilihannya adalah merupakan Constructor) dilakukan dengan
paket yang handal, fleksibel dan mudah pendekatan sistem analisis dinamik.
untuk membuat sistem permodelan Setelah itu dibuat beberapa skenario
dinamik baik dalam prosesnya maupun perencanaan RTH (bebas,moderat,
dalam melakukan simulasi. Model berkelanjutan), lalu disimulasikan
simulasi tersebut sangat efektif pula dengan bantuan software tersebut dan
digunakan untuk sistem yang relatif menganalisisnya. Berdasarkan hasil dari
kompleks guna pemecahan analitis dari olahan tujuan satu dan dua,
7 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2022, Volume 8, Nomor 1
(e-ISSN: 2620-3499|p-ISSN:2442-949X)
salah satu komponen penting yang perlu lingkar sebab akibat “Sub Model
Pertambahan
Pertambahan Pertambahan Lahan Pertambahan
Lahan Lahan Fasum Perdagangan Lahan Industri
Permukiman Fasos dan Jasa
+
+ + +
Kebutuhan Kebutuhan
Lahan Lahan Fasum Kebutuhan
Permukiman Fasos Lahan
+ + Perdagangan Kebutuhan
dan Jasa Lahan
+ + Industri
+
Tingkat -
Kelahiran Kematian
+ Penganguran
+
Kebutuhan
- Tenaga
Angkatan Kerja +
+ Penduduk Kerja +
+ - PDRB
Pertanian/
+ Perkebunan
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
+ +
Inmigrasi Outmigrasi
+ PDRB
PDRB Perdagangan
dan Jasa
+
PDRB +
- Perkapita
PDRB
Industri
Gambar 1.
Diagram Sebab Akibat (Causal Loop Diagram) Sub Model Perencanaan
Pemanfaatan Ruang Dalam Pembangunan Berkelanjutan di Kota Batu
Pada perencanaan pemanfaatan PDRB Kota Batu diperoleh dari
ruang dalam pembangunan akumulasi PDRB sektor
berkelanjutan di Kota Batu, faktor perdagangan/jasa, PDRB Sektor
bertambahnya penduduk disebabkan Pertanian, serta PDRB sektor Industri.
oleh faktor kelahiran (bayi lahir) dan Perhitungan PDRB per kapita: PDRB
migrasi masuk (Moniaga, 2010; Suwarli dibagi dengan jumlah penduduk
et al., 2012). Kegiatan ekonomi Kota (Moniaga, 2008).
Batu merupakan subsistem yang Ruang terbuka hijau yang ada di
berkaitan dengan aktivitas ekonomi Kota Batu, semakin berkurang karena
yang diusahakan oleh penduduknya adanya alih fungsi RTHK menjadi
(Suwarli et al., 2012). Gambaran sektor kawasan terbangun. Perubahan RTHK
ekonomi Kota Batu pada model ini disebabkan oleh adanya aktivitas
dibangun oleh sektor-sektor pendukung pelaksanaan pembangunan Kota Batu
PDRB Kota Batu (sektor PDRB yang lebih condong pada pembangunan
Pertanian, PDRB Perdagangan, PDRB infrastruktur maupun sarana dan
Jasa, dan PDRB Industri). Perhitungan prasarana fisik. Suwarli et al. (2012)
9 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2022, Volume 8, Nomor 1
(e-ISSN: 2620-3499|p-ISSN:2442-949X)
kalangan atas. Lahan permukiman terus industri yang semakin tinggi dapat
bertambah dari tahun ke tahun, dan menyebabkan lahan-lahan terbuka yang
jumlah penduduk Kota Batu terus ada khususnya ruang terbuka hijau Kota
bertambah diikuti oleh semakin Batu beralih fungsi sehingga
tingginya kebutuhan sarana tempat mengakibatkan luas ruang terbuka hijau
tinggal dan mengakibatkan tingkat menjadi berkurang. Dalam pendekatan
pemanfaatan lahan pengembangan sistem dinamis, diagram alir digunakan
kawasan permukiman/perumahan juga sebagai alat bantu dalam menulis
menjadi semakin tinggi. Terus persamaan. Analisa perilaku model
bertambahnya penduduk Kota Batu dilakukan dengan tujuan untuk
menyebabkan semakin tingginya memahami perilaku system dengan
kebutuhan sarana perdagangan/jasa membuat asumsi-asumsi dalam proses
serta industri. Tingginya perkembangan penyusunan model. Pemahaman
perdagangan/jasa di Kota Batu tersebut perilaku tersebut, dibantu oleh
disebabkan oleh peningkatan jumlah seperangkat komputer dengan
penduduk (terutama besarnya migrasi menggunakan software simulasi
masuk). Sehingga memberikan Powersim Constructor, dimana software
kontribusi yang cukup besar terhadap tersebut dapat memberikan gambaran
perekonomian dan mendominasi bagaimana perilaku seluruh variabel
sebagian aktivitas penduduk di Kota dalam model perencanaan pemanfaatan
Batu. Suwarli et al. (2012) juga ruang dalam pembangunan
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2022, Volume 8, Nomor 1 10
(e-ISSN: 2620-3499|p-ISSN:2442-949X)
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
di Tabel 2, terlihat bahwa terdapat besar juga memutuskan menetap di
peningkatan jumlah penduduk Kota Kota Batu. Berdasarkan teori yang
Batu yaitu dari 820.243 jiwa pada tahun dikemukakan oleh Francois Perroux
awal simulasi (tahun 2010) menjadi pada tahun 1950, pembangunan
1.622.825 jiwa pada tahun akhir perkotaan yang pesat ditandai dengan
simulasi. Perkembangan pembangunan semakin meningkatnya fasilitas sarana,
Kota Batu yang cukup pesat dan prasarana. Moniaga (2010) juga
mengakibatkan daya tarik tersendiri menyatakan bahwa kota dapat
bagi penduduk pedesaan, sehingga memberikan kesempatan kerja bagi
berbondong-bondong bermigrasi ke penduduk luar kota untuk bermigrasi
Kota Batu, dan mengakibatkan jumlah dan menetap merupakan salah satu daya
penduduk Kota Batu bertambah banyak. tarik tersendiri kota tersebut. PDRB
Hal tersebut didukung oleh pendapat Kota Batu (variabel level) yang nilainya
Rustariyuni (2013) dan Christiawan dipengaruhi oleh beberapa sektor, yaitu
(2019) yang menyatakan bahwa jumlah sektor jasa/perdagangan, sektor industri,
penduduk di perkotaan dipengaruhi oleh dan pertanian. Berdasarkan hasil
faktor migrasi dari wilayah sekitarnya. simulasi yang dilakukan, nilai PDRB
Penduduk wilayah kabupaten Malang Kota Batu cenderung meningkat,
banyak yang menjadi tenaga kerja di dimana nilai PDRB yang dihasilkan
Kota Batu sehingga menjadi faktor mengalami peningkatan yaitu dari Rp.
pendorong bertambahnya penduduk 12.710.410 juta pada awal tahun
11 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2022, Volume 8, Nomor 1
(e-ISSN: 2620-3499|p-ISSN:2442-949X)
simulasi menjadi Rp. 28.902.088 juta setiap tahunnya. Dilain sisi, luasan
pada akhir tahun periode simulasi. Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
Peningkatan aktivitas ekonomi, dengan cenderung menurun berimplikasi pada
penyediaan sarana dan prasarana, dan berkurangnya lahan pertanian sebagai
fasilitas pendukung kegiatan salah satu sektor yang memberikan
perekonomian (pusat-pusat perdagangan sumbangan pendapatan bagi Kota Batu
dan jasa) berdampak positif terhadap cukup berpengaruh terhadap total
perekonomian Kota Batu, yang pendapatan yang dihasilkan oleh Kota
ditunjukkan dengan tingginya nilai Batu, namun masih dapat ditutupi oleh
PDRB yang dihasilkan. Moniaga (2010) penerimaan dari sektor lain khususnya
juga menyatakan bahwa dengan tingkat sektor perdagangan/jasa dan industri,
PDRB yang tinggi maka akan sehingga berdasarkan hasil simulasi,
mendorong perkembangan terlihat kecenderungan pendapatan yang
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
ataupun perubahan faktor eksternal
fisik, berimplikasi pada berubahnya
yang menjadi masukan sistem yang
pola ruang yang ada sehingga
dibuat. Analisis kebijakan ini untuk
mengakibatkan terganggunya
mengetahui pengaruh perubahan-
keseimbangan suatu ekosistem dan
perubahan parameter atau kebijakan
hilangnya keanekaragaman hayati hidup
terhadap perkembangan variabel-
di dalam ekosistem tersebut.
variabel yang dikaji (Tabel 4).
Tabel 4.
Skenario Kebijakan Perencanaan Pemanfaatan Ruang Dalam Pembangunan
Berkelanjutan Di Kota Batu
Skenario Bebas Moderat Berkelanjutan
Laju pertumbuhan Laju penduduk Laju pertumbuhan
Sosial (Penduduk) penduduk meningkat menurun sebesar penduduk menurun
sebesar 1 % 0,6 % sebesar 0,7 %
Laju pertumbuhan Laju PDRB Laju pertumbuhan
Ekonomi (PDRB) PDRB meningkat menurun sebesar PDRB meningkat
sebesar 1,2% 1,2 % sebesar 0,6%
Ruang Terbuka Hijau
- Alokasi RTH pd lahan
-
industri 5% 20%
- Alokasi RTH pada
-
lahan fasum fasos 5% 20%
- Alokasi RTH pada
-
lahan Permukiman 5% 20%
- Alokasi RTH pada
-
lahan perdagangan dan 5% 20%
jasa
Sumber : Analisa Data Simulasi
13 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2022, Volume 8, Nomor 1
(e-ISSN: 2620-3499|p-ISSN:2442-949X)
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
2060 1.206.055 23.816.453 25.065.922
Sumber: Analisa Data Simulasi
Hasil simulasi pada skenario diupayakan tidak terlalu banyak
moderat (Tabel 6) menunjukkan mengkonversi ruang terbuka hijau.
terjadinya peningkatan jumlah Skenario Berkelanjutan. Pada
penduduk selama periode simulasi yaitu skenario berkelanjutan, dari beberapa
dari 820.243 jiwa pada tahun 2010 variabel yang diamati diasumsikan
meningkat menjadi 1.206.055 jiwa pada terjadi peningkatan jumlah penduduk
akhir tahun simulasi. Sedangkan jumlah namun relatif terkendali. Tingkat
total PDRB pada tahun 2010 sebesar pemanfaatan lahan untuk
12.710.410, naik menjadi 23.816.453 pengembangan aktivitas sosial ekonomi
juta pada akhir tahun simulasi. Luasan mengalami peningkatan namun
RTH mengalami penurunan namun diupayakan untuk mengalokasikan RTH
relatif terkendali yaitu dari 52.598.270 pada lahan permukiman, lahan industri,
m² pada tahun 2010 menjadi 25.065.922 lahan fasum fasos, lahan perdagangan
m² pada akhir tahun simulasi. dan jasa. Dengan penyediaan RTH yang
Prosentase luas RTH di Kota Batu optimal maka diharapkan kualitas
tersisa sebesar 22,77% dari total luas lingkungan Kota Batu tetap terjaga.
kota. Hal ini menunjukkan bahwa Tabel 7 menunjukkan hasil simulasi
aktivitas pembangunan yang ada skenario berkelanjutan.
mengalami peningkatan namun
15 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2022, Volume 8, Nomor 1
(e-ISSN: 2620-3499|p-ISSN:2442-949X)
Tabel 7.
Hasil Simulasi Skenario Berkelanjutan (Model Perencanaan Pemanfaatan Ruang
Dalam Pembangunan Berkelanjutan di Kota Batu)
Tahun Penduduk (jiwa) Total PDRB (juta) RTH (m²)
2010 820.243 12.710.410 52.598.270
2020 877.234 15.192.608 49.671.691
2030 938.186 18.221.001 46.388.094
2040 1.003.372 21.921.141 42.708.105
2050 1.073.088 26.448.158 38.585.299
2060 1.147.648 31.993.825 33.964.238
Sumber : Analisa Data Simulasi
Hasil simulasi pada skenario relatif terkendali dibandingkan dengan
berkelanjutan menunjukkan terjadinya skenario yang lain. Peningkatan luasan
peningkatan jumlah penduduk selama lahan terpakai pada skenario
periode simulasi yaitu dari 820.243 jiwa berkelanjutan relatif terkendali
(tahun 2010), meningkat menjadi dikarenakan ada upaya untuk
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
ecosystem service supply,
demand and budgets. Ecological sensing and GIS techniques.
Indicators, 21, 17–29. Journal of the Indian Society of
Christiawan, P. I. (2019). Tipe urban Remote Sensing, 40(4), 689–697.
sprawl dan eksistensi pertanian di Rustariyuni, S. D. (2013). Faktor-faktor
wilayah pinggiran Kota yang mempengaruhi minat
Denpasar. Jurnal Wilayah Dan migran melakukan mobilitas non
Lingkungan, 7(2), 79–89. permanen ke kota Denpasar.
Hanjra, M. A., & Qureshi, M. E. Jurnal PIRAMIDA, 9(2). 95-104.
(2010). Global water crisis and Selano, F. M., Purwanto, R. H., &
future food security in an era of Santoso, P. (2021). Plants
climate change. Food Policy, Potential of Green and Open
35(5), 365–377. Space Planning (RTH) to
He, J., Huang, X., & Xi, G. (2018). Mitigate CO2 Gas Emission in
Urban amenities for creativity: Ambon. Biotropika: Journal of
An analysis of location drivers Tropical Biology, 9(3), 178–184.
for photography studios in Sitorus, S. R., & Putri, E. I. K. (2012).
Nanjing, China. Cities, 74, 310– Dinamika Perubahan Penggunaan
319. Lahan dan Strategi Ruang Hijau
Iriani, L. Y. (2017). Proyeksi Daya (RTH) Terbuka Berdasarkan
Dukung Lahan terhadap Alokasi Anggaran Lingkungan
Kebutuhan Rumah di Kota Daerah (Studi Kasus Kota
Tangerang Selatan. Jurnal Sosial Bekasi). Forum
Ekonomi Pekerjaan Umum, 8(2), Pascasarjana,35(1), 37-52.
95–107. Soetriono, R. H., & Hanafie, R. (2007).
Miharja, F. J., Husamah, H., & Filsafat ilmu dan metodologi
Muttaqin, T. (2018). Analisis penelitian. Yogyakarta: Andi.
kebutuhan ruang terbuka hijau
sebagai penyerap emisi gas
17 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2022, Volume 8, Nomor 1
(e-ISSN: 2620-3499|p-ISSN:2442-949X)