Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

AMBISI YANG TEREALISASI;

Analisis Semiotika Shoot Sebagai Pembentuk Dramatik


Pada Film Drama Whiplash

Penulis Salma Aqiela Sakti 203123050 Kelas B


Program Studi Film dan Televisi , Fakultas Budaya dan Media ,
Institut Seni Budaya Indonesia
E-mail: sas.saqiel@gmail.com

FAKULTAS BUDAYA DAN MEDIA


PROGRAM STUDI FILM DAN TELEVISI
INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA (ISBI) BANDUNG
2023
ABSTRACT

Semiotic Analysis of Shoot as a Dramatic Shaper in the Drama Whiplash (Salma Aqiela
Sakti, 2023, … pages). Final Semester Examination for Film Studies and Criticism
Subject, Film and Television Study Program, Faculty of Culture and Media, Indonesian
Institute of Arts and Culture.

This study discusses the drama in the drama Whiplash by using shoot semiotic analysis, dramatic
structure, and dramatic elements. The drama film Whiplash features a variety of strong shots.
Taking pictures that have semiotics in this film has an important role to convey a special message to
the audience, influencing the perceptions captured by the audience. The formulation of this problem
is focused on the issue of how to analyze shoot semiotics as a dramatic element in the musical drama
film Whiplash. This type of research is descriptive qualitative, so the data is obtained through
observing Whiplash film objects and literature studies. The analysis process consists of several
stages, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing and data verification.
Data analysis was carried out by identifying scene, artistic and color elements that highlight the
dramatic elements of suspense, curiosity, conflict and surprise in the film based on the dramatic
structure, namely the exposition, inciting action, complication, crisis, cimax, resolution and
conclusion stages. Based on the results of this study it can be concluded that there are elements of
shoot semiotics directly or indirectly. Direct semiotics that can be understood directly by the intent
conveyed by the film maker. Indirect semiotics, namely semiotics made in the form of signs/signs in
any form made by the film maker to create different perceptions that can be taken by the audience.
Based on the results of the analysis, these semiotic elements depend on the mood of the scene which
influences the dramatic storytelling in Whiplash, so that the level of drama that occurs in each scene
can be different.

Keywords: Semiotic Shoot, dramatic, film.


ABSTRAK

Analisis Semiotika Shoot Sebagai Pembentuk Dramatik Pada Film Drama Whiplash
(Salma Aqiela Sakti, 2023, … halaman). Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Kajian dan
Kritik Film, Program Studi Film dan Televisi, Fakultas Budaya dan Media, Institut Seni
Budaya Indonesia.

Penelitian ini membahas mengenai dramatik pada film drama Whiplash dengan menggunakan
analisis semotika shoot, struktur dramatik, dan unsur dramatik. Film drama Whiplash menampilkan
beragam shoot yang kuat. Pengambilan gambar yang memiliki semiotika dalam film ini mempunyai
peran penting untuk menyampaikan pesan khusus kepada penonton, mempengaruhi persepsi yang
ditangkap penonton. Rumusan masalah ini difokuskan pada persoalan bagaimana analisis
semiotika shoot sebagai unsur dramatik pada drama film musical Whiplash. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif, sehingga data diperoleh melalui observasi objek film Whiplash dan studi
Pustaka. Proses analisis yanag terdiri dari beberapa tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Analisis data dilakukan dengan identifikasi unsur
pengadegan, artistik, dan warna. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat unsur semiotika shoot secara langsung atau tidak langsung. Semiotika secara langsung
yang dapat dipahami langsung secara maksud yang disampaikan oleh film maker. Semiotika secara
tidak langsung yaitu semiotika yang dibuat dalam bentuk tanda/pertanda dalam bentuk apapun
yang dibuat oleh film maker untuk menciptakan persepsi yang berbeda yang bisa diambil oleh
penonton. Berdasarkan hasil analisis, unsur-unsur semiotika tersebut bergantung pada mood scene
yang mempengaruhi dramatik penceritaan dilm Whiplash, sehingga tingkat dramatik yang terjadi
pada tiap-tiap scene dapat berbeda-beda.

Kata Kunci: Semiotika Shoot, dramatik, film.

Abstrak artikel ditulis dalam satu paragraf berbahasa Indonesia (maksimum 200 kata)
memuat state of art dari permasalahan yang ada sebelumnya, fenomena yang menjadi topik
penelitian, tujuan penelitian, metode, hasil, dan rekomendasi. Font Platino Linotype Size 11
pt dengan lebar spasi 1. Penulisan kata kunci terdiri atas 3-5 kata atau frasa, panjangnya
tidak melebihi satu baris; dapat berasal dari judul, bersumber pada abstrak atau dari tubuh
teks, atau dari tesaurus disiplin ilmunya.
Kata kunci: kata kunci 1, kata kunci 2, kata kunci 3 (kata kunci 3-5 kata)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Film secara umum memiliki dua unsur pokok pembentuk, yaitu unsur naratif dan
sinematik. Aspek naratif meliputi plot dan cerita, sedangkan aspek gaya film atau
sinematik, meliputi mise-en-scene atau berbagai hal di depan kamera, aspek sinematografi,
editing dan sound. Hal ini berarti bahwa film mempunyai suatu kesatuan utuh, saling
melengkapi, dan memiliki muatan kompleksitas pada aspek visual, suara, dan narasinya.

Semiotika adalah kajian mengenai produksi sosial dan komunikasi terhadap sistem
tanda (sign system) yang menganalisa berbagai hal yang dapat berdiri atas hal lain, dengan
kata lain hal yang memiliki makna dibaliknya. Salah satu ilmuwan semiotic Roland Barthes
menjelaskan bahwa sign tidak berdiri sendiri sebagai suatu tanda atau hal yang memiliki
arti dibaliknya, namun sign merupakan kombinasi dari signifier dan signified. Signifier
adalah suatu hal, benda, bentuk, visual, atau apapun yang kita lihat dan terima melaui
panca indera. Sedangkan signified adalah makna yang kita terapkan, artikan, dan
asosiasikan dengan hal (signifier) yang kita terima 1.

Selain prinsip dasar, sign juga memiliki beberapa sifat yang perlu diketahui, yaitu:
1) Sign bukan sesuatu yang mutlak
Meski memiliki makna tertentu, sign bukanlah sesuatu yang mutlak dan memiliki
arti yang selamanya seperti itu. Seiring dengan berjalannya waktu, sign tertentu dapat saja
berubah. Misalnya saja makna pita kuning. Di jaman dulu, pita kuning memiliki makna
pemberian maaf. Namun sekarang, pita kuning digunakan sebagai tanda kehormatan. Hal
ini menunjukkan bahwa sign tidak pasti memiliki arti yang paten dan konstan.

2) Sign memiliki makna konotatif dan denotatif


Saat mendengar kata tanda atau sign, mungkin kita akan langsung terlintas akan
makna tertentu yang ada di baliknya, maknya yang tidak sama dengan yang terlihat atau
makna konotatif. Namun tidak semua sign bermakna konotatif, karena sign dapat juga
memiliki makna denotatif.

Makna denotatif dalam sign berarti berarti makna yang sebenarnya dan sama dengan
apa yang terlihat atau makna yang rasional dan logis. Sedangkan makna konotatif dari sign
adalah sesuatu yang cenderung bersifat implisit, memilki makna yang irasional dan
berbeda dengan apa yang ditangkap.2

1Roland Barthes, The Semiotic Challenge, (New York: Hill And Wang, 2008), hal. 38
2Irmayanti M, Aplikasi Semiotik..., hal.15
3) Sign dapat mengalami pergeseran makna
Seperti yang diulas sebelumnya, sign dapat saja berubah makna dan memiliki dua
jenis makna yaitu konotatif serta denotatif. Para ahli menyatakan bahwa seiring dengan
berjalannya waktu, terjadi pegeseran makna sign dari denotatif ke konotatif. Hal ini
mengacu pada fenomena bahwa makna konotatif lebih dipakai dan diterapkan untuk
memahami suatu fenomena dalam sosial masyarakat. Masyarakat kini melihat suatu
fenomena bukan dengan apa yang terlihat, namun justru melihat hal lain dari fenomena
tersebut.

Penelitian ini membahas tentang semiotika shoot dalam film drama berjudul Whiplash
karya sutradara Damien Chazelle yang diproduksi pada tahun 2014. Pemahaman mendasar
tentang film drama adalah jenis cerita fiksi yang bercerita tentang kehidupan dan perilaku
manusia sehari-hari.3 Film ini memiliki kisah dramatik yang inspiratif. Menceritakan
tentang seorang siswa bernama Andrew Neiman yang sedang menempuh pendidikan
sekolah musik bergenre Jazz. Neiman memasuki sebuah sekolah musik bergengsi bernama
Shaffer Conservatory untuk mencapai mimpinya menjadi salah satu drummer hebat.
Dirinya harus berhadapan dengan dosen musiknya di bawah tekanan bimbingan
pengajaran yang keras.

Impian Neiman terinspirasi dari seorang drummer hebat idolanya yang bernama
Buddy Rich yang mendapat julukan The World's Greatest Drummer karena teknik, gaya,
kekuatan, dan kecepatan musikalnya memainkan drum. Neiman belajar drum pada mentor
bernama Terence Fletcher, seorang guru musik yang terkenal perfeksionis dalam mengajar.
Fletcher seringkali menggunakan kata-kata kasar, kejam, dan memaki dalam mengajar
musik. Whiplash adalah film drama yang terangkai dalam adegan dramatik penuh
intensitas aksi dan reaksi ketegangan antara karakter Andrew Neiman dengan gurunya,
Fletcher.

Alasan mendasar mengenai penting penelitian film darama Whiplash ini karena
unusr semiotika dalam film Whiplash ini sangat kuat mengisi tiap-tiap peristiwa yang
terjadi. Semiotika yang ada dalam film ini mempunyai peran penting untuk membangun
sisi dramatic pada setiap adegan dan tampilan yang disediakan untuk penonton dalam
melengkapi cerita, mempengaruhi persepsi yang ditangkap penonton, dan mengukuhkan
sisi adegan dramatic film. Hal inilah yang menjadi alasan mendasar untuk meneliti film
drama Whiplash.

3
Himawan Pratista. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka, hlm 13.
B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan analisis


semiotika shoot sebagai pembentuk dramatik pada film drama Whiplash.

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Jenis penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Bahasa pada suatu konteks khusus 4 Penelitian ini
memaparkan dan menganalisis semiotika shoot yang ada pada film drama Whiplash.
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel scene atau adegan pada film drama
Whiplash berdasarkan struktur dramatik, semiotika shoot, dan unsur dramatik.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah film drama berjudul Whiplash. Film Whiplash diproduksi
oleh Sony Pictures pada tahun 2014. Film ini disutradarai oleh Damien Chazelle dan
skenarionya ditulis oleh Damien Chazelle. Film drama Whiplash dibintangi oleh Miles
Teller, J.K Simmons, dan Melissa Benoist ini bergenre drama, berdurasi 107 menit.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Penelitian ini menggunakan sumber data primer berupa sumber dari website untuk
menonton film drama Whiplash. Data film tersebut dijadikan bahan utama dalam
melakukan proses analisis dramatik. Sumber data primer tersebut diuraikan secara
sistematis berdasarkan teori yang diacu dalam kerangka konseptual. Adegan-adegan
dramatik yang telah diklarifikasi berdasarkan unsur film drama Whiplash yaitu
pengadegan, artistik, dan warna sebagai pembentuk dramatik.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder yang digunakan adalah berbagai referensi buku-buku, web,
e-books. Data sekunder lain yang digunakan yakni informasi film yang diperoleh dari
internet. Informasi tersebut di antarannya sinopsis, review, prestasi, dan resensi film.
Fungsi lain dari data sekunder yaitu sebagai data penguat untuk membantu dalam
mendeskripsikan pemecahan masalah dari penelitian yang dilakukan. Data sekunder
dalam penelitian ini digunakan sebagai acuan, rujukan dan pembanding agar memudahkan
analisis sound design sebagai pembentuk unsur dramatik pada film drama Whiplash.
Sumber data sekunder yang digunakan adalah berbagai referensi buku-buku, web, e-books.
Data sekunder lain yang digunakan yakni informasi film yang diperoleh dari internet.
Informasi tersebut di antarannya sinopsis, review, prestasi, dan resensi film. Fungsi lain
dari data sekunder yaitu sebagai data penguat untuk membantu dalam mendeskripsikan
pemecahan masalah dari penelitian yang dilakukan. Data sekunder dalam penelitian ini
digunakan sebagai acuan, rujukan dan pembanding agar memudahkan analisis semiotika
shoot sebagai pembentuk unsur dramatik pada film drama Whiplash.

4. Teknik Pengumpulan Data

Tahapan yang dilakukan pada proses pengumpulan data secara spesifik dan
terstruktur, yaitu terdiri dari observasi melalui pengamatan terhadap film Whiplash,
kemudian melakukan pencatatan terhadap scene terpilih berdasarkan struktur dramatik,
unsur dramatik, dan semiotika shoot. Selain itu, untuk menunjang penelitian ini, juga
dilakukan studi pustaka guna mengetahui perspektif pengetahuan tentang persoalan-
persoalan yang dikaji terkait dengan struktur dramatik, unsur dramatik, dan semiotika
shoot pada film drama Whiplash.

a. Observasi

Observasi merupakan metode yang paling mendasar dengan cara-cara pengamatan


tertentu untuk terlibat dalam sebuah penelitian dan semua bentuk penelitian, baik itu
kualitatif maupun kuantitatif mengandung aspek observasi di dalamnya, sehingga
observasi diarahkan pada kegiatan mengamati atau memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul serta mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena tersebut. Sebagaimana dalam observasi tidak hanya melibatkan persepsi visual
saja, tetapi juga persepsi berdasarkan pendengaran dan perasaan yang terintegrasi.39
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka jenis observasi sangatlah menentukan tingkat
kedalaman datanya.

Proses penelitian ini dilakukan dengan cara mencermati tiap adegan yang terjadi
pada film drama Whiplash. Observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk pengumpulan
data adalah dengan menonton dan mengidentifikasi bagian-bagian semotika shoot pada
film Whiplash secara utuh dan berulang-ulang melalui tayangan pada website. Melalui
semiotika shoot pada tiap scene, maka dapat diidentifikasi kejadian dramatik di dalam film
drama Whiplash berdasarkan shoot yang ditimbulkan pada saat adegan itu terjadi.
Tabel 1. Tahapan observasi penelitian

No. Observasi Tujuan Observasi


Ke-
1. I Mengamati tiap-tiap bagian scene pada film Whiplash dan mencatat
unsur-unsur semiotika shoot yang ada di dalam film tersebut.
2. II Memilah, menentukan scene dan melakukan perhitungan scene yang ada
3. III Mendapatkan hasil pemilihan scene yang memiliki muatan unsur-unsur
dramatik
4. IV Proses identifikasi semiotik shoot di setiap scene
5. V Memilah, menentukan scene yang sesuai dengan unsur-unsur dramatik, dan
melakukan perhitungan scene yang ada

b. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan materi data
atau informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang
tersedia di perpustakaan. Peneliti dalam melakukan olah studi literatur kepustakaan,
menggunakan sumber referensi buku, jurnal, dan internet searching untuk mencari data-
data yang berkaitan dengan penelitian di antaranya melalui alamat-alamat website. 40 Data
informasi berupa unsur dramatik dalam film drama Whiplash yang dianalisis berdasarkan
semiotika shoot sebagai pembentuk dramatik.

5. Analisis Data

Secara mendasar, analisis data merupakan pengorganisasian data dan


menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan olah sintesa, melakukan penyusunan data
ke dalam pola, dan mengklasifikasikan poin-poin penting yang berkaitan dengan esensi
objek kajian, kemudian membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Analisis data penelitian ini mengikuti Langkah-langkah analisis data yang dikemukakan
oleh Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, display data, serta pengambilan kesimpulan
dan verifikasi.

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum data yang telah


diklasifikasikan dengan memilih hal-hal pokok yaitu pemilihan scene. Reduksi data ini juga
difokuskan pada peranan semiotika shoot sebagai pembentuk dramatik dalam film drama
Whiplash. Proses reduksi data dilakukan dengan menyesuaikan adegan terpilih berdasarkan
struktur dramatik, unsur dramatik, dan sound designnya. Rangkuman data film tersebut
kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran lebih tajam tentang hasil
yang diperoleh serta mempermudah proses verifikasi datanya.

b. Display Data

Sajian data merupakan proses penyusunan data secara deskriptif interpretatif.


Sajian data tersebut berupa potongan scene terpilih disertai gambar-gambar adegan
dramatik dari film drama Whiplash yang terlebih dulu sudah diklasifikasikan, kemudian
diinterpretasikan ke dalam bentuk deskripsi tulisan. Potongan scene terpilih tersebut
digunakan sebagai bukti otentik visual sebagai bahan penunjang penjabaran interpretasi
dan penafsiran mengenai analisis semiotic shoot pada film drama Whiplash yang diteliti.

c. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir, yaitu data dideskripsikan


melalui proses interpretasi dan penafsiran, sehingga didapatkan suatu jalinan data yang
saling terikat satu sama lainnya. Menurut pendapat Schaltzman dan Strauss, menyebutkan
bahwa tujuan dari penafsiran data salah satunya adalah capaian deskriptif analitis. Sajian
data dikumpulkan dan direduksi, dan ditafsirkan berdasarkan kategori yang ada. Setelah
melalui proses analitis, maka dapat ditemukan argumentasi baru sebagai pembanding,
analisis proses, analisis sebab-akibat, maupun pemanfaatan analogi. Penarikan kesimpulan
penelitian ini berupa korelasi antara analisis semiotika shoot pada film drama Whiplash.

d. Alur Pikir Penelitian

Alur pikir dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan pembacaan dan


pengamatan terhadap alur cerita film drama Whiplash, yaitu berupa rangkaian gambar-
gambar bercerita, dan menampilkan beragam semiotika shoot. Langkah analisis terhadap
setiap semiotika pada film drama Whiplash diterapkan dengan cara mengambil unsur
sinematik yang ada pada film tersebut. Pada metode penelitian yang diacu, untuk
memudahkan analisis, digunakan untuk mengambil beberapa contoh shot dan adegan
dramatik, lalu menguraikan teknik analisis semiotika shoot dan menyimpulkan temuan
penelitian, sehingga didapatkan suatu jalinan data yang saling terikat satu sama lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Scene 1 merupakan bagian awal, film drama Whiplash menampilkan seorang anak
muda yang sedang bermain drum double-swing drum playing secara cepat dan menghentak
di sebuah ruang studio musik.
Analisis unsur dramatik berdasarkan semiotika shoot yang pertama terdapat dalam
scene 1. Bagian awal pada tahap mood penonton dibangun dengan pengambilan gambar
secara zoom in mendekati objek yaitu seorang pemuda yang sedang bermain drum di
sebuah ruangan studio musik. Untuk Shoot zoom in pada scene ini untuk mendukungnya
suara musik yang dimasukan secara fade in dan merupakan shoot pembuka pada awal film.

Gambar 1. Seorang anak muda yang sedang berlatih drum (Whiplash, Damien Chazelle, 2014, TC 00:01:49)

Tabel 1
Scene Lokasi Adegan
1 Ruang studio musik Neiman berlatih drum

Scene 6 menampilkan suasana ketika Neiman berkumpul bersama teman-temannya


di dalam kelas musik Early Jazz Class. Neiman pada awalnya hanya duduk sebagai asisten
yang memegang buku partitur musik Jazz untuk temannya yang bersiap-siap memainkan
drum. Ketika praktik musik sedang berlangsung, tiba-tiba sesaat berhenti dan Neiman
memperhatikan sosok misterius di balik pintu kelas. Dirinya menduga, sosok misterius itu
Fletcher. Lalu sosok misterius itu berlalu dan menghilang.
Neiman dan salah satu temannya sempat melihat sosok misterius yang tersamar di
balik kaca pintu ruang kelas. Pengambilan gambar secara Medium Shoot dengan objek
berada dibalik sebuah pintu memberikan efek misterius pada sosok bayangan dibelakang
pintu tersebut.
Gambar 2. Sosok misterius di balik pintu kelas Early Jazz (Whiplash, Damien Chazelle, 2014, TC 00:08:24)

Tabel 2
Scene Lokasi Adegan
6 Di dalam Kelas Kegiatan Early Jazz Class di
sebuah kelas musik

Scene 8 memperlihatkan sebuah kejadian, yaitu Neiman berjalan menyusuri lorong


kelas, lalu sejenak langkah kakinya terhenti karena mendengarkan suara musik Jazz di kelas
lain. Neiman lalu mengitip kegiatan kelas tersebut dari luar pintu kelas. Secara tidak
sengaja, Neiman terkejut bahwa pelatih musik di kelas itu adalah sosok Fletcher yang
sempat bertemu sebelumnya. Neiman lalu bergegas pergi sebelum Fletcher
mengetahuinya.
Pengambilan gambar pada shoot ini adalah POV Neiman Ketika sedang mengintip
kelas musik jazz lain dari sebuah pintu, sedangkan movement camera pan right ini
memperlihatkan dramatik shoot saat Fletcher memergoki Neiman sedang mengintipnya.

Gambar 3. Fletcher mengetahui Neiman mengintipnya (Whiplash, Damien Chazelle, 2014, TC 00:09:09)

Tabel 3
Scene Lokasi Adegan
8 Di depan pintu kelas Neiman sedang mengintip
kelas musik yang dilatih
Fletcher

Scene 10 menjelaskan sebuah kegiatan latihan kelas bersama musik Jazz. Neiman
memegang posisi sebagai drummernya. Dirinya sempat ditegur pelatih karena permainan
drumnya tidak sesuai dengan capaian yang diinginkan oleh pelatih, sehingga Neiman
harus digantikan oleh temannya. Saat pergantian posisi drummer di kelas tersebut, tiba-
tiba Fletcher datang. Seolah melakukan inspeksi mendadak, Fletcher lalu menyeleksi satu
per satu siswa di dalam kelas tersebut. Hal yang paling mengejutkan Neiman adalah ketika
dirinya dipanggil Fletcher untuk diundang ikut bergabung bersama kelas Fletcher.
Pengambilan gambar pada gambar ke 4 dibawah ini ialah saat Fletcher memasuki
ruang kelas adalah Two shoot yang dimana kedua karakter terdapat dalam satu frame,
dalam shoot ini terlihat sebuah perbedaan karakter antara Mr.Karman dan Fletcher bisa
dibandingkan dengan cara keduanya memasuki ruang kelas. Pada shoot ini Fletcher
memasuki ruang kelas dengan cara mendobrak pintu kelas tersebut yang memberikan
kesan angkuh dan memperlihatkan sosoknya yang antagonis.
Kemudian Pengambilan gambar pada gambar ke 5 dibawah ini menampilkan
ekspresi Neiman Ketika Fletcher memanggilnya, pengambilan gambar secara Over the
Sholder Shoot ini memberikan kedalaman dan dimensi visual pada adegan dialog, dan
menghadirkan kedekatan antara karakter dan penonton. Over the Shoulder Shoot ini juga
bertujuan sebagi adegan penekanan pada reaksi dan ekspresi Neiman yang canggung
menanggapi perkataan Fletcher.

Gambar 4. Fletcher tampak memasuki ruang kelas (Whiplash, Damien Chazelle, 2014, TC 00:10:34)

Gambar 5. Ekspresi Neiman saat dipanggil Fletcher (Whiplash, Damien Chazelle, 2014, TC 00:12:34)

Tabel 4
Scene Lokasi Adegan
10 Di dalam kelas Fletcher melakukan seleksi
siswa-siswa di dalam kelas
musik jazz

Scene 12 menerangkan sebuah kejadian saat Neiman tersadar dari tidurnya. Neiman
terkejut melihat jam di meja dekat tempat tidurnya, karena teringat akan janjinya untuk
berlatih musik di kelas yang diampu oleh Fletcher. Neiman lalu bergegas mengemasi tasnya
dan pergi dari kamarnya. Kemudian Neiman berlari sampai ke depan rumahnya hingga
sampai di depan gedung Shaffer Conservatory of Music tempat pertemuannya dengan
Fletcher, kemudian bergegas membuka pintu. Neiman terus berlari tergesa-gesa menuruni
tangga, hingga dirinya terjatuh. Setelah sampai di depan kelas, Neiman membuka pintu,
dan dirinya terkejut ketika kelas dalam keadaan kosong. Neiman baru sadar setelah melihat
papan jadwal kegiatan kelas musik yang termampang di samping pintu, bahwa hari itu
dirinya salah jadwal. Neiman datang terlalu cepat.
Pengambilan gambar secara wide shoot ini memperlihatkan keseluruhan tubuh
karakter yang sedang berlari dengan tergesa-gesa, pada pengambilan shoot low angle ini
sangat mempengaruhi tingkatan tensi emosional pada scene sehingga membuat siuasi
menjadi semakin tegang. Unsur dramatic pada scene ini akhirnya terjawab setelah Neiman
mengetahui bahwa dirinya telah salah menepati jadwal sesi Latihan kelas.

Gambar 6. Neiman berlari dan menuruni tangga (Whiplash, Damien Chazelle, 2014, TC 00:14:52)

Tabel 5
Scene Lokasi Adegan
12 Di sebuah tangga dalam Neiman berlari menuruni
Gedung Shaffer tangga dan terjatuh
Conservatory of Music

Scene 16 menjelaskan kejadian ketika Fletcher mulai memimpin sesi latihan kelas
musik secara bersama-sama. Neiman saat itu menempati posisi pemain drum dan karya
orkestra musik berjudul Whiplash dimainkan. Saat permainan musik sedang berlangsung,
Fletcher menghentikan jalannya musik dan mengkoreksi tempo permainan drum Neiman,
hingga kemarahan Fletcher memuncak. Suasana kelas tiba-tiba tegang saat Fletcher
melempar kursi ke arah Neiman, karena tempo permainan drum merusak keseluruhan
orkestra musik berjudul Whiplash. Neiman berkali-kali menerima tamparan Fletcher,
karena tidak mampu mengikuti tempo musiknya.
Pada pengambilan gambar Two Shoot ini memperlihatkan ekspresi Neiman yang
ketakutan karena terus menerus diberikan penakanan amarah dari Fletcher, ditambah
dengan pengambilan gambar secara Medium Close Up yang yang memberikan unsur
dramatik pada scene ini.

Gambar 7. Neiman berlali dan menuruni tangga (Whiplash, Damien Chazelle, 2014, TC 00:14:52)

Tabel 5
Scene Lokasi Adegan
16 Di dalam kelas Kejadian menegangkan
Ketika Fletcher marah,
karena Neiman tidak
mampu mengikuti tempo
irama musik Whiplash

SIMPULAN
Terciptanya dramatisasi di dalam film drama Whiplash dibenuk dari beberapa unsur
semiotika. Unsur dramatik curiosity terjadi pada bagian awal scene 1. Anak muda yang
bermain drum di dalam sebuah studio dan sosok misterius berkepala gundul tersebut
belum diketahui identitasnya, sehingga menimbulkan pertanyaan atau rasa penasaran.
Setelah keduanya berdialog, maka dapat diketahui bahwa anak muda itu bernama Neiman
dan sosok misterius tersebut adalah seorang kurator yang mencari musisi berbakat. Sosok
misterius yang setelah diketahui identitasnya, ternyata adalah Fletcher. Pada bagian awal
scene 1 tersebut, identitas sebagian tokoh informasinya masih tertutup, sehingga
menimbulkan rasa penasaran bagi penonton.
Unsur dramatik suspense, menampilkan adegan saat Fletcher melakukan
penyeleksian siswa-siswa musik di dalam kelas, situasi yang dirasakan Neiman saat
terbangun dan terburu-buru berangkat latihan drum, adegan ketika Neiman bingung tidak
mampu memainkan orkestra Upsiwingin, dan adegan yang memperlihatkan sebuah
kondisi ketika Neiman mengambil inisiatif memainkan pola drum Caravan tanpa aba-aba
dari Fletcher.
Unsur dramatik surprise muncul ketika terjadi di luar dugaan, yaitu Fletcher tidak
menyangka bahwa Neiman mampu melakukan aksi panggung yang luar biasa. Akhirnya
Fletcher mengakui kehebatan Neiman sebagai seorang drummer handal. Ekspresi
kepuasannya terlihat ketika mengangguk-anggukkan kepala dan tersenyum kepada
Neiman.
KRITIK DAN SARAN
Hasil penelitian ini masih banyak kekurangan, terutama pada penguraian aspek
semiotika shoot. Secara garis besar penelitian ini hanya memfokuskan kajian tekstual
tentang semiotika shoot saja. Melalui kesimpulan tersebut dapat disampaikan beberapa
poin saran bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian lanjutan dalam mengkaji aspek
tekstual maupun kontekstual perfilman, sehingga peneliti lainnya dapat mendalami dan
mengkaji ulang film drama Whiplash dalam pendalaman semiotika shoot yang merupakan
bagian dari film. Penelitian ini tidak mendalami bagian semiotika atau shoot. Unsur
tersebut belum sampai pada analisis mendalam, sehingga makna cerita film Whiplash
melalui semiotika shoot belum dapat diuraikan secara komprehensif..

DAFTAR PUSTAKA

Artikel Jurnal:
Kadence Themes, Film Analysis. Part 5: Sound.
https://filmanalysis.coursepress.yale.edu/sound/. Diakses, 10 September 2018.
Diakses 10 Desember 2018.
Buku:
Askurifai Baksin. Videografi, Operasi Kamera, Dan Teknik Pengambilan Gambar. Bandung:
Widya Padjajaran, 2009.
Skripsi, Thesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian:
Eka Wahyu Primadani. “Gaya Neorealisme dalam Penyutradaraan Film Televisi AKDP (Antar Kota
Dalam Provinsi).” Skripsi Jurusan Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta, 2017.
Webiste/laman:
Askurifai Baksin. Videografi, Operasi Kamera, Dan Teknik Pengambilan Gambar. Bandung:
Widya Padjajaran, 2009.
Kadence Themes, Film Analysis. Part 5: Sound.
https://filmanalysis.coursepress.yale.edu/sound/. Diakses, 10 September 2018.
Diakses 10 Desember 2018.
Sumber Film
Damien Chazelle, IndositusXXI,2014.

BIOGRAFI SINGKAT PENULIS

Berisi biografi singkat dari penulis. Informasi utama yang diperlukan yaitu identitas,
riwayat pendidikan, daftar karya, dan nomor kontak. Boleh menambahkan foto terbaru.
<Font Platino Linotype Size 12>
Salma Aqiela Sakti salah seorang pelaku berbagai seni dari mulai melukis, kaligrafi,
letterring, musik, fashion desain, kriya, fotografi, grafis, hingga editing movie. Terjun di
permediaan semenjak 2017-2020 di SMK Multimedia La Tansa Islamic Boarding School di
Lebak Banten, dan sekarang melanjutkan perkuliahan jurusan Film dan Televisi di ISBI
Bandung. Pernah mendapatkan predikat “Very Competent” untuk UJIKOM tahun 2020
dengan karya short movie berjudul “Save Your Clean Water”. Pernah menjadi pembuat
story board, sound man, dan editing di film sinetron “Kisah di Balik Kasih” yang di support
oleh Production Wakalima dan Iwan Dasalwa pada tahun 2019. Pernah juga menjadi art,
wardrobe, dan editor di film “Meja Makan” tahun 2020. Pernah juga menjadi art untuk film
“Rahasia Zafina” pada tahun 2021. Pernah juga menjadi Post Audio di Program TV “Wisata
Pangandaran” tahun 2021. Pernah juga menjadi art untuk film series “De Ambulan” tahun
2021. Pernah juga menjadi editor untuk short movie “URAI” tahun 2022. Pernah menjadi
editor untuk kompetesi film “From Mars To England” tahun 2022 yang memasuki tahap
semi final di kompetisi Begadang Filmmaker. Pernah juga menjadi art di beberapa TVC
salah satunya “Marsya” dan “Little Math” tahun 2022 dan pernah menjadi wardrobe film
Nya’ah 2023.

Portofolio

Save Your Clean Water 2019

Kisah di Balik Kasih 2019

Meja Makan 2020


Rahasia Zafina 2021

Wisata Pangandaran 2021

De Ambulan 2021

URAI 2022

From Mars to England 2022

Marsya 2022

Little Math 2022

Nya’ah 2023

You might also like