Kertas Kerja Audit Kelompok 5 Kualitas Dan Mutu

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 57

KERTAS KERJA AUDIT

“Analisis Pengendalian Kualitas Produk Teh Hitam Di


PT. Perkebunan Tambil Unit Perkebunan Bekadah
Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah”

KELOMPOK 5
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah MANAJEMEN AUDIT

Dosen Pengampu: Choms Gary CT Sibarani, SE.,M.Si.,Ak,CA


Rini Herliani, SE.,M.Si.,Ak,CA

Disusun Oleh:
Kelompok 5/Pendidikan Akuntansi/Pendidikan Akuntasi C’2020

• AKHNI DELIANA S (7203142031)


• SRI WULANDARI (7202142003)
• WULAN RAMADANIA (7202442006)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
November 2023
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi Vol.22 No.1, Juni 2021 : 1-16
ISSN 1411-593X (print); ISSN 2721-3137 (online)

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan


Tambi Unit Perkebunan Bedakah Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah

The Analysis of Product Quality Control of Black Tea in PT. Perkebunan


Tambi Bedakah Unit Wonosobo Regency Central Java

Gresia Batubara*, Ni Made Suyastiri Yani Permai, Indah Widowati


Program Studi Agribisnis Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara) Condong Catur Yogyakarta Indonesia
*Email korespondensi : gresia.batubara29@gmail.com

Diterima tanggal : 3 Desember 2020 ; Disetujui tanggal : 4 Januari 2021

ABSTRACT
This research was conducted in PT. Perkebunan Tambi Bedakah Unit Wonosobo
regency, Central Java. The purpose of this research are (1) analyze the product
quality control implementation on drying process of black tea in PT. Perkebunan
Tambi Bedakah Unit; (2) know factors that cause the less optimal on drying
process of black tea in PT. Perkebunan Tambi Bedakah Unit. The basic method
used is descriptive with the implementation method is the case study. Method of
determining respondents using the purposive method. Data types and sources are
primary data and secondary data with data collection tehniques using
observations, interviews, and documentations. This research uses four quality
control tools are (1) check sheet; (2) X bar – Chart and R-Chart; (3) process
capability; (4) fishbone diagram. The results showed that (1) the product quality
control implementation on drying process of black tea in PT. Perkebunan Tambi
Bedakah Unit is still in the spesification limit; (2) Factors that cause the less
optimal on drying process of black tea in PT. Perkebunan Tambi Bedakah Unit
are factors of raw materials, machinery, manpower, and environment.

Keywords : process capability, product quality, product quality control

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Tambi Unit Perkebunan Bedakah
Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis
pelaksanaan pengendalian kualitas pada proses pengeringan teh hitam di PT.
Perkebunan Tambi Unit Perkebunan Bedakah; (2) mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan kurang maksimalnya proses pengeringan teh hitam di PT.
Perkebunan Tambi Unit Perkebunan Bedakah. Metode dasar yang digunakan
adalah deskriptif dengan metode pelaksanaan adalah studi kasus. Metode
penentuan responden menggunakan metode purposive. Macam dan sumber data
ialah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini
menggunakan empat alat pengendalian kualitas yaitu (1) lembar pemeriksaan; (2)
X bar-Chart dan R-Chart; (3) kapabilitas proses; (4) diagram sebab akibat. Hasil

1
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi, 22 (1) : 1-16

penelitian menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan pengendalian kualitas produk


pada proses pengeringan teh hitam di PT. Perkebunan Tambi Unit Perkebunan
Bedakah masih berada dalam batas spesifikasi (2) Faktor-faktor yang
menyebabkan kurang maksimalnya proses pengeringan teh hitam di PT.
Perkebunan Tambi Unit Perkebunan Bedakah adalah faktor bahan baku, mesin,
tenaga keja, metode kerja dan lingkungan.

Kata Kunci : kapabilitas proses, kualitas produk, pengendalian kualitas produk

PENDAHULUAN
PT. Perkebunan Tambi merupakan Perkebunan Besar Swasta Nasional
(PBSN) yang bergerak dalam bidang agroindustri dengan produk akhir teh hitam,
teh hijau dan teh putih yang sebagian besar hasil produksinya untuk memenuhi
permintaan pasar luar negeri. Seiring dengan semakin tingginya tingkat
persaingan pasar terkhususnya pasar internasonal, PT. Perkebunan Tambi yang
sudah bergerak di pasar ekspor dituntut untuk meningkatkan kualitas dan kinerja
perusahaan dalam memproduksi produk karena konsumen semakin selektif dalam
memilih dan menggunakan produk yang akan mereka konsumsi.
Salah satu strategi perusahaan untuk mendapatkan keunggulan bersaing
adalah dengan terus-menerus meningkatkan kualitas produknya (Sidartawan,
2014). Inilah yang mendorong PT. Perkebunan Tambi untuk menerapkan konsep
Total Quality Management terutama pada pengendalian kualitas. Menurut
Gaspersz (2001), Manajemen Kualitas Terpadu atau Total Quality Management
(TQM) didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan performansi secara terus –
menerus pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari
suatu organisasi dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal
yang tersedia. Pengendalian kualitas menjadi salah satu fungsi yang penting dari
suatu perusahaan, untuk itu kualitas produk harus ditangani oleh bagian
pengendalian kualitas dalam perusahaan mulai dari pengendalian bahan baku,
pengendalian kualitas proses produksi sampai produk siap untuk dipasarkan
(Assauri, 2004).
Proses pengeringan di PT. Perkebunan Tambi Unit Perkebunan Bedakah
dilakukan dengan menggunakan mesin dryer, dengan tujuan menghentikan
aktivitas senyawa polifenol dalam teh dan menurunkan kadar air hingga 3-4%

2
Batubara, et.al., Analisis Pengendalian Kualitas Produk Teh Hitam Di PT …

sehingga teh dapat dikatakan berkualitas baik. Kapasitas muatan dari mesin dryer
I adalah 180 – 200 kg per jam dan kapasitas mesin dryer II adalah 100 – 120 kg
per jam dengan suhu yang masuk pada mesin pengering 95 - 110ºC dan suhu yang
keluar 50-55ºC. Waktu yang digunakan dalam proses pengeringan teh hitam dari
bubuk masuk hingga keluar dari mesin dryer adalah 20 – 25 menit dengan standar
kadar air adalah 3-4%.
Permasalahan yang sering timbul pada proses produksi dan dapat
memengaruhi kualitas adalah adanya produk rusak, sehingga memerlukan langkah
atau usaha untuk memecahkan masalah tersebut agar kualitas produk dapat terjaga
dengan baik (Hariyanto, 2017). Pada proses pengeringan mesin dryer sering
mengalami kendala seperti terjadinya fall trough yaitu banyaknya partikel teh
yang jatuh ke bawah di dalam mesin dryer, hal ini disebabkan karena lubang trays
yang terlalu besar. Kendala lain yang terjadi pada mesin adalah terjadinya blow
out yaitu banyaknya partikel teh yang jatuh diluar mesin dryer, hal ini disebabkan
oleh terlalu besarnya volume udara atau dikarenakan bahan baku yang berasal dari
petikan kasar. Selain itu, kendala lain yang sering terjadi adalah pemberian suhu
masuk dan suhu keluar pada mesin dryer yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
terjadinya produk teh hitam dengan kualitas rendah seperti case hardening, bakey,
burn dan over fired. Case hardening adalah bagian luar partikel teh sudah kering
tetapi bagian dalamnya masih basah yang mengakibatkan teh cepat berjamur dan
kadar air lebih dari 4%, hal ini dikarenakan pemberian suhu luar yang terlalu
tinggi. Bakey, burn dan over fired adalah partikel teh yang terbakar dan gosong
yang mengakibatkan kadar air kurang dari 3%, hal ini dikarenakan pemberian
suhu dalam yang terlalu tinggi. Selain itu juga sering terjadi teh hitam yang
smokey atau berbau asap dikarenakan adanya kebocoran pada bagian alat
pemanas.
Produk rusak berpengaruh pada keuntungan yang diperoleh perusahaan
dikarenakan biaya dikeluarkan akan meningkat (Elmas, 2017). Produk teh hitam
yang tidak sesuai dengan standar kadar air yaitu kurang dari 3% akan
mengakibatkan teh hitam menjadi kering, rapuh dan gosong. Produk teh hitam
dengan kadar air kurang dari 3% akan mengakibatkan adanya kerugian

3
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi, 22 (1) : 1-16

dikarenakan akan dijual dengan harga yang lebih rendah. Produk teh hitam yang
tidak sesuai dengan standar kadar air yaitu lebih dari 4% akan ditangani dengan
cara melakukan pengeringan kembali. Pengeringan kembali terhadap produk teh
hitam dengan kadar air 4% mengakibatkan adanya tambahan biaya produksi yang
harus dikeluarkan oleh PT. Perkebunan Tambi Unit Perkebunan Bedakah. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan pengendalian kualitas
produk pada proses pengeringan teh hitam di PT. Perkebunan Tambi Unit
Perkebunan Bedakah dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
kurang maksimalnya proses pengeringan teh hitam di PT. Perkebunan Tambi Unit
Perkebunan Bedakah.

METODE PENELITIAN
Metode dasar penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir,
2014). Metode pelaksanaan penelitian dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Menurut Nazir (2014), studi kasus adalah penelitian mengenai status subyek
penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas.
Metode pengambilan sampel menggunakan sampel produk teh hitam yang
baru keluar dari mesin pengeringan dan akan diuji kadar airnya sebanyak 2,5 gram
setiap pengujian dan dilakukan pengujian sebanyak 5 kali untuk satu jenis bubuk
teh hitam. Metode penentuan responden menggunakan metode purposive. Metode
purposive menurut Sugiyono (2017) adalah teknik untuk menentukan responden
penelitian dengan pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh
lebih representatif. Adapun yang menjadi responden adalah kepala pabrik, kepala
bagian pengolahan basah, kepala bagian pengolahan kering dan pembimbing
pengeringan. Pertimbangan didasarkan pada responden yang memahami seluk
beluk pengolahan teh hitam dari bahan baku sampai akhir khususnya proses
pengeringan.

4
Batubara, et.al., Analisis Pengendalian Kualitas Produk Teh Hitam Di PT …

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara, observasi, pencatatan dan dokumentasi untuk
memperoleh data yang dibutuhkan mengenai pengendalian kualitas produk teh
hitam berdasarkan proses pengeringan. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari
instansi terkait dan literatur yang berhubungan dengan penelitian berupa
dokumen, data standar kualitas, laporan hasil produksi, kadar air dan lain-lain.
Pengambilan data dilakukan bulan Maret 2020.
Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis pengendalian
kualitas statistik. Pengendalian kualitas statistik berarti melakukan pengendalian
dengan metode statistik mulai dari bahan baku, selama proses produksi
berlangsung sampai produk akhir dan selanjutnya disesuaikan dengan standar
yang telah ditetapkan sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan
tidak cacat (Yuliasih, 2014). Statistik proses kontrol ini dibuat dengan tujuan
untuk mendeteksi penyebab khusus yang mengakibatkan terjadinya kecacatan
atau proses diluar kontrol sedini mungkin sehingga kualitas produk dapat
dipertahankan (Wardhana et al, 2018). Analisis dilakukan dengan alat analisis
berupa peta kendali X-bar Chart dan R Chart, kapabilitas proses yang terdiri dari
Rasio Kapabilitas Proses (Cp) dan Indeks Kapabilitas Proses (Cpk), serta diagram
sebab akibat.

X-bar Chart dan R Chart


Perhitungan peta kendali X bar dan R digunakan untuk melihat berapa
banyak jumlah data yang berada diluar batas kontrol (out of control) (Meri et al,
2017). X-bar Chart digunakan untuk mengetahui rata-rata pengukuran antar sub
group yang diperiksa. R Chart digunakan untuk mengetahui besarnya rentang atau
selisih antara nilai pengukuran yang terbesar dengan nilai pengukuran terkecil di
dalam sub group yang periksa. Adapun langkah-langkah yang digunakan sebagai
berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata X dan


Range b. Menentukan nilai Range
a. Menentukan nilai X bar R = Xi maks - Xi min

5
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi, 22 (1) : 1-16

∑𝑋 Keterangan :
𝑋̅ = R = Nilai Range
k
Keterangan : X = Nilai kadar air
𝑋̅ = Nilai rata-rata kadar air
X = Nilai kadar air
k = Jumlah subgrup

c. Menentukan nilai X-double bar d. Menentukan nilai R bar


∑ 𝑋̅ ∑𝑅
𝑋̿ = 𝑖 𝑅̅ = i 𝑖
i
Keterangan : Keterangan :
𝑋̿ = Nilai X-double bar 𝑅̅ = Nilai R bar
𝑋̅ = Nilai rata-rata kadar air 𝑅 = Nilai Range
i = Jumlah hari i = Jumlah hari

2. Menentukan nilai tengah (CL) untuk


X-bar Chart dan R Chart
a. CL untuk X-bar Chart b. CL untuk R Chart
∑ 𝑋̅ CL = 𝑅̅
CL = 𝑋̿ = 𝑖 i Keterangan :
Keterangan : CL = Garis Pusat (Central Line)
CL = Garis Pusat (Central Line) 𝑅̅ = Nilai R bar
𝑋̿ = Nilai X-double bar
𝑋̅ = Nilai rata-rata kadar air
i = Jumlah hari
3. Menentukan batas atas kendali
(UCL) dan batas bawah kendali
(LCL) untuk peta kendali X-bar
Chart
b. Batas Bawah Kendali (LCL)
a. Batas Atas Kendali (UCL)
LCL = 𝑋̿ − (A2. 𝑅̅ )
UCL = 𝑋̿ + (A2. 𝑅̅ )
Keterangan :
Keterangan :
LCL = Batas Bawah Kendali
UCL = Batas Atas Kendali
𝑋̿ = Nilai X-double bar
𝑋̿ = Nilai X-double bar
𝑅̅ = Nilai R bar
𝑅̅ = Nilai R bar
A2 = Nilai dari tabel konstanta
A2 = Nilai dari tabel konstanta
kontrol chart
kontrol chart
4. Menentukan batas atas kendali
(UCL) dan batas bawah kendali
(LCL) untuk peta kendali R Chart
a. Batas Atas Kendali (UCL) b. Batas Bawah Kendali (LCL)
UCL = D4. 𝑅̅ LCL = D3. 𝑅̅
Keterangan : Keterangan :
UCL = Batas Atas Kendali LCL = Batas Bawah Kendali
𝑅̅ = Nilai R bar 𝑅̅ = Nilai R bar

6
Batubara, et.al., Analisis Pengendalian Kualitas Produk Teh Hitam Di PT …

D4 = Nilai dari tabel konstanta D3 = Nilai dari tabel konstanta


kontrol chart kontrol chart

Rasio Kapabilitas Proses (Cp)


Rasio kapabilitas proses (Cp) adalah sebuah proses untuk memenuhi
spesifikasi sedain dihitung dengan mengatur spesifikasi atas dan spesifikasi
bawah dibagi 6 kali nilai standar deviasi dari populasi. Persamaan Cp dapat dilihat
pada persamaan sebagai berikut.

USL −LSL
Cp =
6S

Keterangan :
Cp = Rasio Kapabilitas Proses
USL = Upper Specification Limit
LSL = Lower Spesification Limit
S = Standar deviasi proses

Menurut Pratama & Susanti (2018), sebuah proses dianggap capable apabila
memiliki nilai Cp minimal 1. Jika nilai Cp lebih besar dari 1, maka artinya
pengendalian kualitas proses pengeringan teh hitam pada PT. Perkebunan Tambi
Unit Perkebunan Bedakah masih berada dalam batas spesifikasi.

Indeks Kapabilitas Proses (Cpk)


Indeks kapabilitas proses (Cpk) adalah mengukur perbedaan antara hasil
yang diarapkan dengan faktual atas produk teh yang dihasilkan. Dihitung dengan
mencari nilai minimum antara batas spesifikasi atas dikurangi nilai rata-rata total
kadar air dibagi 3 kali nilai standar deviasi dari populasi proses, dan nilai rata-rata
kadar air dikurangi batas spesifikasi bawah dibagi 3 kali nilai standar deviasi dari
populasi proses. Persamaan Cpk dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut.

Cpk = min {(CPL,CPU)}


̿
USL −𝑋 ̿ − LSL
𝑋
Cpk = min {( 3S ),( 3S )
Keterangan :
Cpk = Indeks Kapabilitas Proses
USL = Upper Specification Limit

7
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi, 22 (1) : 1-16

LSL = Lower Spesification Limit


𝑋̿ = Nilai X-double bar
S = Standar deviasi proses

Jika nilai Cpk lebih besar dari 1, maka artinya pengendalian kualitas proses
pengeringan teh hitam pada PT. Perkebunan Tambi Unit Perkebunan Bedakah
masih berada dalam batas spesifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pelaksanaan Pengendalian Kualitas Produk
Analisis dilakukan dengan cara analisis pengendalian kualitas statistik atau
Statistical Process Control (SPC). Menurut Heizer & Render (2017) yang
dimaksud dengan Statistical Process Control (SPC) adalah proses yang digunakan
untuk memantau berbagai standar dengan melakukan pengukuran dan tindakan
korektif selagi produk atau jasa sedang berada dalam proses produksi. Aktivitas
pengendalian kualitas secara statistik dapat membantu dalam menekan jumlah
produk yang rusak dan membantu proses produksi menjadi lebih baik (Darsono,
2013).
Analisis pengendalian kualitas pada proses pengeringan dilakukan dengan
cara observasi terhadap kadar air dari masing-masing jenis bubuk teh hitam dan
kemudian dikumpulkan di dalam lembar pemeriksaan atau check sheet. Data
kadar air yang dikumpulkan pada lembar pemeriksaan atau check sheet digunakan
untuk membuat peta kendali X-bar dan Range dan selanjutnya uji kapabilitas
proses agar dapat mengetahui apakah pengendalian kualitas produk pada proses
pengeringan teh hitam yang dilakukan di PT. Perkebunan Tambi Unit Perkebunan
Bedakah masih dalam batas spesifikasi atau tidak. Dalam membuat peta kendali
X-bar dan Range perlu untuk menghitung nilai rata-rata X dan R, garis pusat
(CL), batas kendali atas (UCL) dan juga batas kendali bawah (LCL). Setelah
melakukan perhitungan nilai rata-rata X dan R, garis pusat (CL), batas kendali
atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) maka selanjutnya membuat grafik
peta kendali X-bar dan Range dengan menggunakan Microsoft Excel.
Bubuk I

8
Batubara, et.al., Analisis Pengendalian Kualitas Produk Teh Hitam Di PT …

3.6 1

3.4 0.8
X bar Range
0.6
3.2 LCL LCL
0.4
CL CL
3 0.2
UCL UCL
2.8 0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 1 4 7 101316192225

Gambar 1. Grafik peta kendali X-bar dan peta kendali R bubuk I


Sumber : Sumber: Data primer diolah (2020)

Dari hasil analisis peta kendali X-bar bubuk I dengan menggunakan


Microsoft Excel diketahui nilai batas kendali atas (UCL) sebesar 3,51644, nilai
batas kendali bawah (LCL) sebesar 3,07171 dan nilai tengah (CL) sebesar
3,29408. Dari gambar diketahui bahwa tidak ada satupun titik yang berada diluar
dari batas kendali atas maupun batas kendali bawah, hal ini menunjukkan proses
terkendali secara statistik. Dari hasil analisis peta kendali R bubuk I dengan
menggunakan Microsoft Excel diketahui nilai batas kendali atas (UCL) sebesar
0,81469, nilai batas kendali bawah (LCL) sebesar 0 dan nilai tengah (CL) sebesar
0,38538. Dari gambar diketahui bahwa tidak ada satupun titik yang berada diluar
dari batas kendali atas maupun batas kendali bawah, hal ini menunjukkan proses
terkendali secara statistik.
Bubuk II

3.6 1
3.4 X bar 0.8 Range
3.2 0.6
LCL LCL
3 0.4
CL CL
2.8 0.2
2.6 UCL UCL
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 1 5 9 13 17 21 25

Gambar 2. Grafik peta kendali X-bar dan peta kendali R bubuk II


Sumber : Sumber: Data primer diolah (2020)

Dari hasil analisis peta kendali X-bar bubuk II dengan menggunakan


Microsoft Excel diketahui nilai batas kendali atas (UCL) sebesar 3,54356, nilai
batas kendali bawah (LCL) sebesar 3,11214 dan nilai tengah (CL) sebesar

9
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi, 22 (1) : 1-16

3,32785. Dari gambar diketahui bahwa ada dua titik yang berada di luar dari batas
kendali bawah, yaitu data ke 4 dengan nilai X bar sebesar 3,006 dan data ke 24
sebesar 3,044, hal ini menunjukkan proses berada di luar batas pengendalian
statistik namun masih berada dalam batas spesifikasi yang ditetapkan oleh
perusahaan. Dari hasil analisis peta kendali R bubuk II dengan menggunakan
Microsoft Excel diketahui nilai batas kendali atas (UCL) sebesar 0,79031, nilai
batas kendali bawah (LCL) sebesar 0 dan nilai tengah (CL) sebesar 0,37385. Dari
gambar diketahui bahwa tidak ada satupun titik yang berada diluar dari batas
kendali atas maupun batas kendali bawah, hal ini menunjukkan proses terkendali
secara statistik.
Bubuk III

4 1
3.8 X bar 0.8 Range
0.6
3.6 LCL LCL
0.4
3.4 CL CL
0.2
UCL 0 UCL
3.2
1 4 7 10 13 16 19 22 25 1 4 7 101316192225

Gambar 3. Grafik peta kendali X-bar dan peta kendali R bubuk III
Sumber : Sumber: Data primer diolah (2020)

Dari hasil analisis peta kendali X-bar bubuk III dengan menggunakan
Microsoft Excel diketahui nilai batas kendali atas (UCL) sebesar 3,93031, nilai
batas kendali bawah (LCL) sebesar 3,50244 dan nilai tengah (CL) sebesar
3,71638. Dari gambar diketahui bahwa tidak ada satupun titik yang berada diluar
dari batas kendali atas maupun batas kendali bawah, hal ini menunjukkan proses
terkendali secara statistik. Dari hasil analisis peta kendali R bubuk III dengan
menggunakan Microsoft Excel diketahui nilai batas kendali atas (UCL) sebesar
0,78380, nilai batas kendali bawah (LCL) sebesar 0 dan nilai tengah (CL) sebesar
0,37077. Dari gambar diketahui bahwa tidak ada satupun titik yang berada diluar
dari batas kendali atas maupun batas kendali bawah, hal ini menunjukkan proses
terkendali secara statistik.
Bubuk IV

10
Batubara, et.al., Analisis Pengendalian Kualitas Produk Teh Hitam Di PT …

4 0.8

3.8 X bar 0.6 Range


3.6 LCL 0.4 LCL

3.4 CL CL
0.2
UCL UCL
3.2 0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 1 5 9 13 17 21 25

Gambar 4. Grafik peta kendali X-bar dan peta kendali R bubuk IV


Sumber : Sumber: Data primer diolah (2020)

Dari hasil analisis peta kendali X-bar bubuk IV dengan menggunakan


Microsoft Excel diketahui nilai batas kendali atas (UCL) sebesar 3,87398, nilai
batas kendali bawah (LCL) sebesar 3,53355 dan nilai tengah (CL) sebesar
3,70377. Dari gambar diketahui bahwa ada tiga titik yang berada di luar dari batas
kendali bawah, yaitu data ke 5 dengan nilai X bar sebesar 3,892, data ke 6 sebesar
3,892 dan data ke 7 sebesar 3,874, hal ini menunjukkan proses berada di luar
batas pengendalian statistik namun masih berada dalam batas spesifikasi yang
ditetapkan oleh perusahaan. Dari hasil analisis peta kendali R bubuk IV dengan
menggunakan Microsoft Excel diketahui nilai batas kendali atas (UCL) sebesar
0,62363, nilai batas kendali bawah (LCL) sebesar 0 dan nilai tengah (CL) sebesar
0,295. Dari gambar diketahui bahwa tidak ada satupun titik yang berada diluar
dari batas kendali atas maupun batas kendali bawah, hal ini menunjukkan proses
terkendali secara statistik.
Bubuk Badag

4.1 0.5
4 0.4
X bar Range
3.9
0.3
3.8 LCL LCL
3.7 0.2
CL CL
3.6 0.1
UCL UCL
3.5 0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 1 5 9 13 17 21 25

Gambar 5. Grafik peta kendali X-bar dan peta kendali R bubuk Badag
Sumber : Sumber: Data primer diolah (2020)

11
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi, 22 (1) : 1-16

Dari hasil analisis peta kendali X-bar bubuk badag dengan menggunakan
Microsoft Excel diketahui nilai batas kendali atas (UCL) sebesar 3,96097, nilai
batas kendali bawah (LCL) sebesar 3,72041 dan nilai tengah (CL) sebesar
3,84069. Dari gambar diketahui bahwa ada dua titik yang berada di luar dari batas
kendali bawah, yaitu data ke 5 dengan nilai X bar sebesar 3,996 dan data ke 17
sebesar 3,998, hal ini menunjukkan proses berada di luar batas pengendalian
statistik namun masih berada dalam batas spesifikasi yang ditetapkan oleh
perusahaan. Dari hasil analisis peta kendali R bubuk badag dengan menggunakan
Microsoft Excel diketahui nilai batas kendali atas (UCL) sebesar 0,44068, nilai
batas kendali bawah (LCL) sebesar 0 dan nilai tengah (CL) sebesar 0,20846. Dari
gambar diketahui bahwa tidak ada satupun titik yang berada diluar dari batas
kendali atas maupun batas kendali bawah, hal ini menunjukkan proses terkendali
secara statistik.
Dari hasil analisis peta kendali X-bar dan peta kendali R kelima jenis
bubuk teh hitam, selanjutnya dilakukan uji kapabilitas proses dengan menghitung
nilai Cp dan Cpk dari masing-masing jenis bubuk sebagai berikut :

Tabel 1. Perhitungan Kapabilitas Proses Pengeringan Teh Hitam


Standar
Jenis Bubuk USL LSL Cp Cpk
Deviasi
Bubuk I 0,16568 4,28816 2,3 2 2
Bubuk II 0,16072 4,29217 2,36353 2 2
Bubuk III 0,15940 4,67278 2,75998 2 2
Bubuk IV 0,12682 4,46469 2,94285 2 2
Badag 0,08962 4,37841 3,30297 2 2
Sumber: Data primer diolah (2020)

Berdasarkan hasil perhitungan kapabilitas proses bubuk I pada tabel 1


diketahui nilai standar deviasi sebesar 0,16568, USL sebesar 4,28816 dan LSL
sebesar 2,3, dari perhitungan tersebut kemudian diperoleh nilai Cp dan Cpk
sebesar 2. Berdasarkan hasil perhitungan kapabilitas proses bubuk II pada tabel 1
diketahui nilai standar deviasi sebesar 0,16072, USL sebesar 4,29217 dan LSL
sebesar 2,36353, dari perhitungan tersebut kemudian diperoleh nilai Cp dan Cpk
sebesar 2. Berdasarkan hasil perhitungan kapabilitas proses bubuk III pada tabel 1
diketahui nilai standar deviasi sebesar 0,15940, USL sebesar 4,67278 dan LSL

12
Batubara, et.al., Analisis Pengendalian Kualitas Produk Teh Hitam Di PT …

sebesar 2,75998, dari perhitungan tersebut kemudian diperoleh nilai Cp dan Cpk
sebesar 2. Berdasarkan hasil perhitungan kapabilitas proses bubuk IV pada tabel 1
diketahui nilai standar deviasi sebesar 0,12682, USL sebesar 4,46469 dan LSL
sebesar 2,94285, dari perhitungan tersebut kemudian diperoleh nilai Cp dan Cpk
sebesar 2. Berdasarkan hasil perhitungan kapabilitas proses bubuk badag pada
tabel 1 diketahui nilai standar deviasi sebesar 0,08962, USL sebesar 4,37841 dan
LSL sebesar 3,30297, dari perhitungan tersebut kemudian diperoleh nilai Cp dan
Cpk sebesar 2.
Berdasarkan hasil perhitungan kapabilitas proses keseluruhan jenis bubuk
diketahui bahwa nilai Cp dan Cpk adalah 2 yang dimana nilai tersebut adalah baik
dikarenakan lebih besar daripada 1. Nilai Cp dan Cpk lebih besar daripada 1
artinya adalah pengendalian kualitas produk pada proses pengeringan teh hitam di
PT. Perkebunan Tambi Unit Perkebunan Bedakah berada dalam batas spesifikasi
yang sudah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 3-4% kadar air.

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kurang Maksimalnya Proses Pengeringan


Untuk mencari penyebab adanya penyimpangan yang menyebabkan kurang
maksimalnya proses pengeringan teh hitam, maka perlu untuk mengidentifikasi
secara menyeluruh dengan menggunakan diagram fishbone atau diagram sebab
akibat. Menurut Nasution (2005), Diagram Sebab Akibat adalah suatu pendekatan
terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam
menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan
yang terjadi.Fishbone diagram (diagram tulang ikan) memiliki fungsi dalam yaitu
untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab yang kemungkinan timbul dari suatu
efek spesifik (Rucitra et al, 2019). Adapun faktor-faktor yang menyebabkan
kurang maksimalnya proses pengeringan teh hitam adalah faktor bahan baku
(material), mesin (machine), tenaga kerja (man), metode kerja (method) dan
lingkungan (environment).
Faktor bahan baku berupa bahan baku yang merupakan petikan kasar
sehingga terdapat banyak daun tua dan mengakibatkan hasil analisis pucuk kurang
dari 50% sehingga tidak memenuhi syarat olah. Faktor mesin berupa adanya

13
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi, 22 (1) : 1-16

kendala kerusakan pada mesin seperti pada tungku pembakaran sehigga


menghasilkan panas yang tidak maksimal. Mesin yang digunakan juga sudah
tergolong tua sehingga spesifikasinya kalah dengan mesin baru dan ketersediaan
mesin pengeringan yang hanya tersedia dua buah. Faktor tenaga kerja berupa
tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan SOP yang berlaku di perusahaan dan
belum adanya pelatihan rutin bagi karyawan agar bisa meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan karyawan dala memproduksi teh hitam. Faktor metode kerja
berupa metode kerja pada bagian pengeringan seperti pemberian suhu dan
kapasitas mesin pengeringan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh
perusahaan. Faktor lingkungan berupa layout pabrik yang terlalu tertutup dan
pengaruh cuaca yang tidak menentu, jika musim penghujan akan menghasilkan
pucuk teh yang tinggi kadar airnya sedangkan jika musim kemarau akan
menghasilkan pucuk teh yang sedikit kadar airnya sehingga pada proses
pengeringan dibutuhkan penanganan lebih.

Gambar 6. Diagram Sebab Akibat (Fishbone)


Sumber: Data primer diolah (2020)

14
Batubara, et.al., Analisis Pengendalian Kualitas Produk Teh Hitam Di PT …

SIMPULAN
Pelaksanaan pengendalian kualitas produk pada proses pengeringan teh
hitam di PT. Perkebunan Tambi Unit Perkebunan Bedakah masih berada dalam
batas spesifikasi. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kurang maksimalnya
proses pengeringan teh hitam di PT. Perkebunan Tambi Unit Perkebunan Bedakah
adalah faktor bahan baku, mesin, tenaga keja, metode kerja dan lingkungan.
Pihak perusahaan atau pembimbing pemetikan perlu melakukan
pengawasan maksimal terhadap pemetikan bahan baku secara rutin agar bahan
baku yang dipetik tidak terlalu tua dan memenuhi standar analisa petik 50%.
Perusahaan perlu melakukan perawatan dan perbaikan mesin-mesin yang
digunakan secara rutin agar dapat meminimalisir terjadinya hambatan pada saat
proses produksi berlangsung. Perusahaan perlu memberikan pelatihan khusus
terkait pengolahan teh hitam kepada karyawan yang bekerja di bagian produksi
agar karyawan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dari karyawan
tersebut. Pihak perusahaan perlu melakukan pengawasan yang maksimal terhadap
karyawan saat proses produksi berlangsung agar karyawan dapat bekerja sesuai
dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.

Darsono. (2013). Analisis Pengendalian Kualitas Produksi dalam Upaya


Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk. Jurnal Ekonomi Manajemen
Akuntansi, 20 (35), 1-17

Elmas, Muhammad Syarif H. (2017). Pengendalian Kualitas dengan


Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Untuk
Meminimumkan Produk Gagal Pada Toko Roti Barokah Bakery. Jurnal
Penelitian Ilmu Ekonomi, 7(1), 15-22

Gaspersz, Vincent. (2001). Total Quality Management : Untuk Praktisi Bisnis dan
Industri. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hariyanto, Agus. M. (2017). Pengendalian Kualitas Produk Roti Tawar “Della”


Menggunakan Metode Statistical Process Control. Simki – Economic, 1(5),
1-15.

15
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi, 22 (1) : 1-16

Heizer, Jay and Render, Barry. (2017). Manajemen Operasi: Manajemen


Keberlangsungan dan Rantai Pasokan Edisi 11. Jakarta: Salemba.

Meri, Mufrida, Irsan, Hendri Wijaya. (2017). Analisis Pengendalian Kualitas Pada
Produk SMS (Sumber Minuman Sehat) Dengan Metode Statistical Process
Control (SPC) Studi Kasus Pada Pt. Agrimitra Utama Persada Padang.
Jurnal Teknologi, 7(1), 119-126.

Nasution, M. N.(2005). Manajemen Mutu Terpadu: Total Quality Management,


Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nazir. (2014). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pratama, Yoga, Susanti, Lisa Harni. (2018). Kapabilitas Proses Mesin Pengemas
Produk Pangan Bubuk:Studi Kasus pada Produk Tepung Terigu. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan, 7(1), 7-11.

Rucitra, A.L. dan S, Fadiah. (2019). Penerapan Statistical Quality Control (SQC)
Pada Pengendalian Mutu Minyak Telon (Studi Kasus Di Pt.X). Jurnal
Agrointek, 13(1), 72-81.

Sidartawan, R. (2014). Analisa Pengendalian Proses Produksi Snack


Menggunakan Metode Statistical Process Control (SPC). Jurnal Rotor,
7(2), 10–14.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Penerbit Alfabeta.

Wardhana, Marcelly Widya, Sulastri, Eko Adi Kurniawan. (2018). Analisis Peta
Kendali Variabel Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Pendekatan
Statistical Quality control (SQC). Jurnal Rekayasa, Teknologi dan Sains,
2(1), 27-34

Yuliasih, Ni Kadek. (2014). Analisis Pengendalian Kualitas Produk pada


Perusahaan Garmen Wana Sari Tahun 2013. E-journal Undiksha, 4(1), 1-
12.

16
PDSA
(PLAN, DO, STUDY, ACT)

Plan (Perencanaan Audit)


1. Identifikasi Tujuan
SIAPA
• Siapa yang akan diaudit? Bagian Kualitas Produk di PT. Perkebunan
Tambi Unit Perkebunan Bedakah Kabupaten
Wonosobo Jawa Tengah
• Siapa yang melakukan audit ini? Akhni Deliana S, Sri Wulandari, Wulan
Ramadania.
APA
• Apa yang ingin diperbaiki dari hasil Hal-hal negatif atau permasalahan mengenai
audit ini? Sistem Manajemen Kualitas; Tanggung
jawab manajemen kualitas; Manajemen
sumber daya; Realisasi produk; dan
Pengukuran, Analisis, Peningkatan.
• Apakah audit ini menilai kesesuaian Ya, standar yang digunakan adalah ISO
dengan standar? 9001:2008
• Apa ukuran-ukuran kinerjanya? Ada 7 klausul, yaitu:
1. Klausul 4 [Sistem Manajemen Kualitas]
2. Klausul 5 [Tanggung Jawab Manajemen]
3. Klausul 6 [Manajemen Sumber Daya]
4. Klausul 7 [Realisasi Produk]
5. Klasuul 8 [Pengukuran, Analisis dan
Peningkatan.
DI MANA
• Di mana audit dilakukan? Di PT. Perkebunan Tambi Unit Perkebunan
Bedakah Kabupaten Wonosobo Jawa
Tengah Jalan T. Jogonegoro No 39.
KAPAN
• Kapan audit dilakukan? Oktober 2023 s/d November 2023
MENGAPA
• Mengapa perlu dilakukan Karena ditemukan kesalahan-kesalahan
pengauditan? dalam hal Tanggung Jawab Manajemen
Kualitas; Manajemen Sumber Daya;
Realisasi Produk; dan Pengukuran, Analisis,
Peningkatan yang tidak sesuai dengan ISO
9001:2008.
BAGAIMANA
• Bagaimana peneliti melakukan audit Editor menganalisis audit penjaminan mutu
penjaminan mutu pada PT tersebut? melalui beberapa tahap, yang terdiri atas
mencari temuan-temuan yang kemudian
dituang ke dalam daftar temuan dan
rekomendasi, analisis data menggunakan
siklus PDCA Shewhart (Plan-Do-Check-
Act), melakukan audit pendahuluan, serta
audit akhir. Dalam kegiatan pengauditan ini
tidak ada audit lanjutan karena
ketidaksesuaian yang ditemukan bersifat
minor.
2. Menetapkan ukuran kinerja = Adanya status perusahaan sebagai Perkebunan Besar Swasta
Nasional (PBSN) yang bergerak dalam bidang agroindustri dengan produk akhir teh
hitam, teh hijau dan teh putih yang sebagian besar hasil produksinya untuk memenuhi
permintaan pasar luar negeri membuat perusahaan harus bersertifikat ISO 9001:2008 agar
dapat menjamin mutu produk perusahaan.
Do (Pelaksanaan Audit)
- Tim auditor eksternal melakukan audit di PT. Perkebunan Tambi menggunakan cara
audit by process, yang artinya rangkaian audit jauh lebih mendalam berkaitan antara
satu proses dengan yang lainnya menghasilkan rangkaian titik benang merah
mengetahui aspek tertentu yaitu umumnya seperti penyebab gagalnya suatu rancangan
kinerja terlaksana tidak sesuai dengan standar operasional yang ada.
- Proses audit yang berlangsung dimulai dengan mereview/memeriksa kesuaian dengan
prosedur checklist, produk dan layanan, serta sistem yang digunakan dalam kinerja
PT. Perkebunan Tambi Malang. Proses audit yang dilakukan secara internal di PT.
Perkebunan Tambi adalah melalui wawancara dan investigasi untuk mengembangkan
temuan minor ataupun temuan mayor yang didapat serta evaluasi untuk
menghubungkan temuan-temuan tersebut dengan kriteria audit yang telah ditetapkan.
Study (Mempelajari Hasil Audit)
Kesimpulan dari auditor:
1. Dengan melakukan serangkaian kegiatan audit, maka ditemukan beberapa
ketidaksesuaian dari beberapa klausul pada ISO 9001:2008 di PT. Perkebunan Tambi.
Yaitu pada klausul 5 [Tanggung Jawab Manajemen], klausul 6 [Manajemen Sumber
Daya], klausul 7 [Realisasi Produk], klausul 8 [Pengukuran Analisis dan
Peningkatan].
2. Ketidaksesuaian yang telah disebutkan pada nomor 1, diperoleh oleh auditor dengan
melalui beberapa tahap pengauditan, yang terdiri atas mencari temuan-temuan yang
kemudian dituang ke dalam daftar temuan dan rekomendasi, analisis data
menggunakan siklus PDCA Shewhart (Plan-Do-Check-Act), melakukan audit
pendahuluan, serta audit akhir. Dalam kegiatan pengauditan ini tidak ada audit
lanjutan karena ketidaksesuaian yang ditemukan bersifat minor. Dan hal ini dapat
dibuktikan dengan berdasarkan hasil perhitungan kapabilitas proses keseluruhan jenis
bubuk diketahui bahwa nilai Cp dan Cpk adalah 2, yang dimana nilai tersebut adalah
baik. Dikarenakan lebih besar daripada 1. Nilai Cp dan Cpk lebih besar daripada 1
artinya adalah pengendalian kualitas produk pada proses pengeringan the hitam di PT.
Perkebunan Tambi Unit Perkebunan Bedakah berada dalam batas spesifikasi yang
sudah ditetapkan pleh Perusahaan yaitu sebesar 3-4% kadar air.
Saran/rencana tindakan dari auditor:
1. Temuan minor bagi tim auditor kiranya tidak diabaikan begitu saja tetapi patut
diperhatikan lebih jauh sebab-akibatnya karena lambat laun tentu akan mempengaruhi
kualitas mutu yang akan diberikan.
2. Penelitian ini membahas mengenai penerapan klausul ISO 9001:2008 tentang audit
sistem kepastian kualitas/penjaminan mutu pada lingkup perusahaan, maka bagi
peneliti selanjutnya mampu menelaah lebih jauh penelitian di lingkup lainnya sebagai
bahan pembaharuan kajian teori Audit Manajemen.
Act (Tindakan Perbaikan)
1. PT. Perkebunan Tambi meningkatkan kualitas the.
2. PT. Perkebunan Tambi mengevaluasi kinerja karyawan dan alat-alat yang digunakan
untuk memproduksi produk mereka.
3. Tenaga kerja yang perlu dilatih/ training agar kinerja tidak mengecewakan.
4. Pemantauan kinerja agar dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan
(SOP).
DAFTAR TEMUAN DAN REKOMENDASI
Nama Instansi: PT. PERKEBUNAN TAMBI Periode Audit No. KKA
Program yang di audit: Penjaminan Mutu Berdasarkan ISO 9001:2018 OKTOBER 2023

Komentar
Tanggapan
No Kondisi Kriteria Penyebab Akibat Manajemen Rekomendasi
Auditor
Perusahaan
KLAUSUL 5 : TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
(PERENCANAAN)
1. PT. Perkebunan PT. Perkebunan Salah satu strategi Dengan adanya Perusahaan akan Perusahaan Peningkatan
Tambi yang sudah Tambi perusahaan untuk konsep kualitas berusaha harus memeuhi kualitas teh
bergerak di pasar menerapkan mendapatkan manajemen, menjaga kualitas persyaartan
ekspor konsep Total keunggulan meningkatkan dan pasar
meningkatkan Quality bersaing dengan produksi sehingga meningkatkan internasional
kualitas dan Management terus-menerus unggul di pasar kualitas. untuk bersaing.
kinerja perusahaan terutama pada meningkatkan impor/ekspor.
dalam pengendalian kualitas produknya.
memproduksi kualitas.
produk. (Halaman 2)
(KEBIJAKAN KUALITAS)
2. Metode kerja pada Pengeringan Manajemen tidak Produk yang gagal Perusahaan akan Pemantauan Perbaikan
bagian yang dilakukan memenuhi dan tidak layak jual memperbaiki oleh metode kerja.
pengeringan tidak sesuai tanggung jawab bertambah. metode kerja. manajemen
seperti pemberian dengan aturan dalam membimbing kualitas harus
suhu dan kapasitas dan kapasitas. bagian produksi. ditekankan.
mesin pengeringan (SOP PT.
tidak sesuai Perkebunan
dengan prosedur Tambi)
yang ditetapkan
oleh perusahaan
(Hal 14)
3. Pemetikan bahan standar analisa Tidak ada Terpetiknya bahan Pengsortiran Bahan baku the Pengawasan
baku yang terlalu petik 50%. pengawasan dari baku yang tua yang bahan baku akan yang tidak dalam sortir
tua. (SOP PT. pihak manajemen. dapat memengaruhi lebih diawasi. layak membuat bahan baku.
Perkebunan hasil produksi bisa perusahaan
Tambi) menjadi sangat harus bekerja
pahit , gagal over time.
produksi atau tidak
layak jual.
KLAUSUL 6 : MANAJEMEN SUMBER DAYA
(LINGKUNGAN KERJA)
4. Lingkungan Proses Cuaca yang tidak Teh dihasilkan Penyesuaian Perusahaan Penyesuaian
berupa layout pengeringan menentu dan pabrik dengan kadar air kinerja dengan berusaha untuk sebaiknya
pabrik yang terlalu harus berulang. pengolahan teh yang tinggi jika lingkungan melakukan melakukan
tertutup (SOP PT. yang tertutup. musim hujan dan pabrik penyesuaian. penyesuaian
(Hal 14) Perkebunan kadar air yang kedepannya. lingkungan
Tambi) sedikit ketika pabrik.
musim panas
membuat proses
pengolahan
semakin lama.
(SUMBER DAYA MANUSIA)
5. Tenaga kerja tidak Peraturan yang Manajemen yang Kegiatan Akan dilakukan Perusahaan Pemantauan
bekerja sesuai dibuat tidak memantau perusahaan tidak pemantauan harus bekerja kinerja dan
dengan SOP yang perusahaan tidak kinerja tenaga kerja. berjalan dengan kedepannya. sesuai dengan bimbingan
berlaku di sesuai dengan baik dan teratur SOP. karyawan agar
perusahaan. ISO 9001:2008. akibat karyawan bekerja sesuai
(Hal 14) yang tidak SOP.
mengikuti SOP
yang berlaku.
6. Belum adanya Setiap tenaga Tidak ada program Hasil kerja Akan diadakan Perlu Karyawan
pelatihan rutin bagi kerja berhak pelatihan yang karyawan tidak pelatihan untuk diadakannya diberi pelatihan
karyawan agar bisa untuk optimal dan meningkatkan setidaknya
meningkatkan memperoleh dibuat perusahaan menimbulkan keterampilan pelatiha dalam tiga
pengetahuan dan dan/atau untuk karyawan. beberapa karyawan. karyawan. bulan dua kali
keterampilan meningkatkan permasalahan untuk pekerja
karyawan dala dan/atau seperti pemilihan baru.
memproduksi teh mengembangkan bahan baku yang
hitam. (Hal 14) kompetensi kerja tidak sesuai dan
sesuai dengan gagal produksi.
bakat, minat, dan
kemampuannya
melalui pelatihan
kerja.
(Undang-
Undang No. 13
tahun 2003
Pasal 11)
KLAUSUL 7 : REALISASI PRODUK
(PERENCANAAN REALISASI PRODUK)
7. Sistem manajemen Persyaratan Mesin yang terbatas Teh hitam yang Hal ini akan Perusahaan Pergantian
kualitas pada PT. mesin dyer yang dan umur mesin smokey atau ditindak lanjuti harus mesin.
Perkebunan Tambi harus dipenuhi yang sudah tua. berbau asap kepada memperhatikan
belum dapat perusahaan dikarenakan manajemen kelayakan
dikatakan baik (layak) tidak adanya kebocoran mutu. mesin
karena ketika dijelaskan dalam pada bagian alat produksi.
proses SOP Perusahaan. pemanas, the hitam
pengeringan, Seharusnya hal yang gagal dan
mesin banyak tersebut rusak.
mengalami dimasukkan ke
kendala. dalam SOP
(Hal 3) sesuai dengan
ketentuan ISO
9001:2008
KLAUSUL 8 : PENGUKURAN, ANALISIS, dan PENINGKATAN
(PEMANTAUAN dan PENGUKURAN PRODUK)
8. Melakukan Statistical Pengendalian ini Terdeteksinya Dilakukan Pengendalian Dilakukan
pengendalian Process Control diperlukan untuk produk yang pengendalian ini perlu pengendalian
dengan metode menjadi alat menganalisis faktor berkualitas dan kualitas agar diperhatikan berkelanjutan.
statistik dan untuk yang menjadi produk yang tidak kualitas terjaga. agar kita tahu
disesuaikan menganalisis penyebab gagalnya cacat untuk kualitas hasil
dengan standar apakah PT. PT. Perkebunan memudahkan produksi teh.
yang telah Perkebunan Tambi dalam proses finalisasi
ditetapkan Tambi memproduksi. produk.
sehingga dapat menghasilkan
menghasilkan produk yang
produk yang berkualitas.
berkualitas dan
tidak cacat.
(Hal 5)
9. Pelaksanaan Pengendalian hasil nilai tidak kualitas produk Akan Produk masih Dilakukan
pengendalian kaulitas produk mencapai nilai masih dalam batas dioptimalkan diproduksi peningkatan
kualitas produk mengikuti SOP. bawah. spesfiikasi. dalam tidak sesuai kualitas produk
pada proses pengendalian. SOP. agar selalu
pengeringan teh memuaskan
hitam di PT. pelanggan.
Perkebunan Tambi
Unit Perkebunan
Bedakah masih
berada dalam batas
spesifikasi.
(Hal 7)
(PEMANTAUAN dan PENGUKURAN PROSES)
10. Terdapat tambahan Suhu standar dari Pengeringan perusahaan Meminimalisir Perusahaan Pemantauan
biaya produksi mesin ialah in kembali terhadap mengalami pengeringan dapat terhadap mesin
yang harus 100% dan out produk teh hitam kerugian karna berulang dengan mengalami pengering dan
dikeluarkan oleh 45-50% dalam dengan kadar air penambahan biaya mengoptimalkan bekerja secara perbaikan bila
PT. Perkebunan proses 4%. Agar dapat di produksi. pengeringan over time. perlu.
Tambi Unit pengeringan dan produksi. yang baik.
Perkebunan. hal harus
(Hal 4) mendapatkan
kadar maximal 4-
5%.
(SOP PT.
Perkebunan
Tambi )
PROGRAM KERJA AUDIT PENDAHULUAN

Nama : PT. Perkebunan Tambi Periode Audit No. KKA


Program yang diaudit : Klausul 5 Tanggung jawab Manajemen 2023

Dilaksanakan Waktu
No. Langkah-Langkah Audit Pendahuluan
Oleh Pelaksanaan
Tujuan :
1. Mendapatkan informasi umum “Tanggung jawab Manajemen”
2. Mengidentifikasi aspek manajemen dan berbagai masalah yang terjadi
berkaitandengan Tanggung jawab Manajemen yang dilakukan oleh PT Perkebunan
Tambi
3. Sebagai dasar penyusunan program kerja audit tahap berikutnya, yaitu pengujian dan
review atas sistem pengendalian manajemen.

Langkah-Langkah Kerja :
1. Dapatkan dan dipelajari komitmen manajemen Kelompok 5 2 Hari
2. Dapatkan dan pelajari mengenai fokus pada pelanggan Kelompok 5 2 Hari
3. Dapatkan dan pelajari informasi mengenai kebijakan kualitas Kelompok 5 2 Hari
4. Dapatkan dan pelajari perencanaan (sasaran kualitas dan sistem manajemen Kelompok 5 2 Hari
kualitas)
5. Dapatkan dan pelajari informasi mengenai tanggung jawab, wewenang dan Kelompok 5 2 Hari
komunikasi
6. Dapatkan dan pelajari informasi mengenai tinjauan manajemen Kelompok 5 2 Hari
7. Lakukan pengujian dan review atas system pengendalian manajemen Kelompok 5 2 Hari
8. Susunlah simpulan-simpulan berbagai hal yang memerlukan penelitian lebih lanjut Kelompok 5 2 Hari
Diaudit oleh: Jawaban Catatan Di-review oleh:
Ya Tidak

(Rini Herliani M.Si., AK.,CA)


Kelompok 5
Tanggal: 24 Oktober 2023 Tanggal: 24 Oktober 2023
PROGRAM KERJA AUDIT PENDAHULUAN

Nama : PT. Perkebunan Tambi Periode Audit No. KKA


Program yang diaudit : Klausul 6 Manajemen Sumber Daya 2023

Dilaksanakan Waktu
No. Langkah-Langkah Audit Pendahuluan
Oleh Pelaksanaan
Tujuan :
1. Mendapatkan informasi umum “Manajemen Sumber Daya”
2. Mengidentifikasi aspek manajemen dan berbagai masalah yang terjadi berkaitan
dengan Manajemen Sumber Daya yang dilakukan oleh PT Perkebunan Tambi
3. Sebagai dasar penyusunan program kerja audit tahap berikutnya, yaitu pengujian dan
review atas sistem pengendalian manajemen.

Langkah-Langkah Kerja :
1. Dapatkan dan dipelajari mengenai ketersediaan sumber daya Kelompok 5 1 Hari
2. Dapatkan dan pelajari mengenai sumber daya manusia Kelompok 5 1 Hari
3. Dapatkan dan pelajari mengenai infrastruktur Kelompok 5 1 Hari
4. Dapatkan dan pelajari mengenai lingkungan kerja Kelompok 5 1 Hari
5. Lakukan pengujian dan review atas sistem pengendalian manajemen Kelompok 5 1 Hari
6. Susunlah simpulan-simpulan berbagai hal yang memerlukan penelitian lebih lanjut Kelompok 5 2 Hari
Diaudit oleh: Jawaban Catatan Di-review oleh:
Ya Tidak

(Rini Herliani M.Si., AK.,CA)


Kelompok 5
Tanggal: 24 Oktober 2023 Tanggal: 24 Oktober 2023
PROGRAM KERJA AUDIT PENDAHULUAN

Nama : PT. Perkebunan Tambi Periode Audit No. KKA


Program yang diaudit : Klausul 7 Realisasi Produk 2023

Dilaksanakan Waktu
No. Langkah-Langkah Audit Pendahuluan
Oleh Pelaksanaan
Tujuan :
1. Mendapatkan informasi umum “Realisasi Produk”
2. Mengidentifikasi aspek manajemen dan berbagai masalah yang terjadi berkaitan
dengan Realisasi Produk yang dilakukan oleh PT Perkebunan Tambi
3. Sebagai dasar penyusunan program kerja audit tahap berikutnya, yaitu pengujian dan
review atas sistem pengendalian manajemen.

Langkah-Langkah Kerja :
1. Dapatkan dan dipelajari mengenai perencanaan realisasi produk Kelompok 5 1 Hari
2. Dapatkan dan pelajari mengenai proses yang berhubungan dengan pelanggan Kelompok 5 1 Hari
3. Dapatkan dan pelajari informasi mengenai desain dan pengembangan Kelompok 5 2 Hari
4. Dapatkan dan pelajari mengenai pembelian Kelompok 5 2 Hari
5. Dapatkan dan pelajari informasi mengenai produksi dan penyedia jasa Kelompok 5 2 Hari
6. Dapatkan dan pelajari mengenai pengendalian, pengukuran dan pemantauan alat Kelompok 5 2 Hari
7. Lakukan pengujian dan review atas sstem pengendalian manajemen Kelompok 5 2 Hari
8. Susunlah simpulan-simpulan berbagai hal yang memerlukan penelitian lebih lanjut Kelompok 5 2 Hari
Diaudit oleh: Jawaban Catatan Di-review oleh:
Ya Tidak

(Rini Herliani M.Si., AK.,CA)


Kelompok 5
Tanggal: 24 Oktober 2023 Tanggal: 24 Oktober 2023
PROGRAM KERJA AUDIT PENDAHULUAN

Nama : PT. Perkebunan Tambi Periode Audit No. KKA


Program yang diaudit : Klausul 8 Pengukuran, Analisis, dan Peningkatan 2023

Dilaksanakan Waktu
No. Langkah-Langkah Audit Pendahuluan
Oleh Pelaksanaan
Tujuan :
1. Mendapatkan informasi umum “Pengukuran, Analisis dan Peningkatan”
2. Mengidentifikasi aspek manajemen dan berbagai masalah yang terjadi berkaitan
dengan Pengukuran, Analisis dan Peningkatan yang dilakukan oleh PT Perkebunan
Tambi
3. Sebagai dasar penyusunan program kerja audit tahap berikutnya, yaitu pengujian dan
review atas sistem pengendalian manajemen.

Langkah-Langkah Kerja :
1. Dapatkan dan dipelajari mengenai pemantauan dan pengukuran Kelompok 5 1 Hari
2. Dapatkan dan pelajari mengenai pengendalian produk yang tidak sesuai Kelompok 5 1 Hari
3. Dapatkan dan pelajari informasi mengenai analisis data Kelompok 5 2 Hari
4. Dapatkan dan pelajari informasi mengenai peningkatan (peningkatan berkelanjutan, Kelompok 5 2 Hari
tindakan koreksi dan tindakan pencegahan)
5. Lakukan pengujian dan review atas sistem pengendalian manajemen Kelompok 5 2 Hari
6. Susunlah simpulan-simpulan berbagai hal yang memerlukan penelitian lebih lanjut Kelompok 5 2 Hari
Diaudit oleh: Jawaban Catatan Di-review oleh:
Ya Tidak

(Rini Herliani M.Si., AK.,CA)


Kelompok 5
Tanggal: 24 Oktober 2023 Tanggal: 24 Oktober 2023
PROGRAM KERJA AUDIT
Klausul 5 - Tanggung Jawab Manajemen
Nama Perusahaan : PT. Perkebunan Tambi PERIODE AUDIT NO. KKA
Program yang diaudit : 5 (Tanggung Jawab Manajemen) Oktober 2023
JAWABAN
NO KUESIONER DAN LANGKAH KERJA KOMENTAR
YA TIDAK
1 Komitmen Manajemen Manajemen Kualitas
Apakah komitmen manajemen puncak dalam penerapan Terpadu atau Total
pengembangan dan peningkatan terus menerus Quality Management
efektifvitas sistem kuakitas telah ditunjukkan dengan: (TQM) didefinisikan
sebagai suatu cara
a. Mengkomunikasikan pentingnya memahami
meningkatkan
persyaratan pelanggan dan memenuhi peraturan performansi secara terus –
yang berlaku  menerus pada setiap level
b. Menerapkan kenijakan kualitas dan tujuan kualitas operasi atau proses, dalam
c. Memastikan tujuan kualitas yang dibuat setiap area fungsional dari
d. Melaksanakan tinjauan ulang manajemen suatu organisasi dengan
e. Memastikan tersedianya sumber daya yang cukup menggunakan semua
sumber daya manusia dan
modal yang tersedia. (Hal
2)
2 Fokus pada pelanggan Keseluruhan informasi
1. Apakah manajemen puncak telah memastikan mengenai dokumentasi
terpenuhinya persyaratan pelanggan untuk dalam penerapan sistem
mencapai kepuasan pelanggan?  manajemen kualitas
terdapat pada SOP
Perusahaan bagian
produksi
2. Apakah tanggung jawab berkaitan dengan produk Tidak ada informasi
termasuk persyaratan hukum dan peraturan telah mengenai hal ini
diidentifikasi dan ukuran-ukurannya telah 
ditetapkan untuk memenuhi kepuasan pelanggan?

3 Kebijakan kualitas Tidak ada informs


Apakah kebijakan manajemen kualitas sesuai dengan: mengenai buku
a. Sesuai dengan tujuan organisasi pedoman kualitas.
b. Menyertakan komitmen untuk mememuhi
perbaikan sistem manajemen kualitas secara

berkelanjutan
c. Menyediakan kerangka kerja menetapkan dan
meninjau kualitas
d. Disampaikan dan dipahami dalam organisasi
e. Ditinjau agar secara terus menerus
Perencanaan Tujuan kualitas dan
Tujuan kualitas pemeunuhannya
1. Apakah manajemen puncak sudah memastikan dipaparkan dalam SOP
bahwa tujuan kualitas termasuk pemenuhan  Perusahaan
terhadap persyaratan produk telah ditetapkan
pada berbagai fungsi dan tingkatan yang
relevan dalam organisasi
2. Apakah tujuan kualitas konsisten dengan Ya. Karena terjadinya
kebijakan kualitas dan terukur? perbaikan cara
peningkatan performa
mutu dalam produksi
teh.
Perencanaan sistem manajemen kualitas Ya. Pengendalian kualitas
1. Apakah manajemen puncak telah melakukan menjadi salah satu fungsi
perencanaan sistem manajemen kualitas? yang penting dari suatu
perusahaan, untuk itu
kualitas produk harus
ditangani oleh bagian
 pengendalian kualitas
dalam perusahaan mulai
dari pengendalian bahan
baku, pengendalian
kualitas proses produksi
sampai produk siap untuk
dipasarkan
2. Apakah rencana tersebut: Ya. Pengendalian kualitas
a. Telah dijalankan dengan baik sehingga menjadi salah satu fungsi
mampu memenuhi persyaratan pelanggan yang penting dari suatu
b. Terjaga keterpaduannya perusahaan, untuk itu
kualitas produk harus
ditangani oleh bagian
 pengendalian kualitas
dalam perusahaan mulai
dari pengendalian bahan
baku, pengendalian
kualitas proses produksi
sampai produk siap untuk
dipasarkan
Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi Ya hal ini terpapar
Tanggung jawab dan wewenang dalam refrensi artikel
1. Apakah organisasi telah mengidentifikasi berbagai audit

fungsi yang terlibat dan berkaitan satu sama lain
dengan mendukung efektivitas manajemen
kualitas
2. Apakah struktur organiasi mencerminkan Ya. Struktur organisasi
wewenang tanggung jawab dan keterlibatan fungsi  mencerminkan
peningkatan kualitas? wewenang keseluruhan.
3. Apakah wewenang dan tanggung jawab dari Ya. Struktur organisasi
berbagai fungsi terlah dikomunikasikan kepada  mencerminkan
seluruh organissasi? wewenang keseluruhan.
Wakil Manajemen  Tidak ada informasi
1. Apakah manajemen puncak telah menetapkan
wakil manajemen untuk mendukung keberhasilan
penerapan sistem manajemen kualitas?
2. Apakah wakil manahemen tersebut telah diberikan Ya. Hal ini terdapat
: pada refrensi artikel.
a. Memastikan proses yang dibutuhkan

manajemen kualitas
b. Melaporkan kepada manajemen puncak
tentang kinerja manajemen kualitas
Komunikasi Internal Ya. Hal ini terdapat
1. Apakah manajemen puncak menjamin bahwa pada refrensi artikel.
proses komunikasi yang sesuai dengan proses 
manajemen kualitas telah diterapkan dalam
organisasi?
2. Apakah komunikasi tersrbut mampu mendukung
efektivitas penerapan sistem manajemen kualitas?
Tinjauan Manajemen Tidak ada informasi
1. Apakah manajemen puncak seara periodik
melakukan tinjauan ulang terhadap sistem

manajemen kualitas?
2. Apakah tinjauan ulang ini menyertakan perbaikan
dan perubahan kebutuhan sistem manajemen
kualitas termasuk kebijakan dan tujuan kualitas?
Input dari peninjauan ulang Tidak ada informasi
Apakah input tinjauan ulang manajemen mencakup:
a. Hasil audit
b. Umpan balik konsumen
c. Kinerja produk yang sesuai
d. Status tindakan pencegahan dan perbaikan 
e. Tindak lanjut dari tinjauan maanjemen
sebelumnya
f. Perubahan yang dapat memengaruhi sistem
manajemen kualitas
g. Rekomendasi untuk perbaikan
Output peninjauan ulang Hal ini tercantum pada
Apakah output prnjauan ulang manajemen sudah meliputi artikel refrensi audit
keputusan dan tindakan yang berkaitan :
a. Perbaikan yang efektif dari sistem manajemen

kualitas dan prosesnya
b. Perbaikan produk yang sesuai dengan keinginan
pelanggan
c. Sumber daya yang dibutuhkan
Diaudit oleh: Jawaban Catatan: Di-review oleh:
Ya Tidak

11 6
(................................) (Rini Herliani M.Si., AK.,CA)
Tgl . 24 Oktober 2023 Tgl . 24 Oktober 2023
PROGRAM KERJA AUDIT
Klausul 6 – Manajemen Sumber Daya
Nama Perusahaan : PT. Perkebunan Tambi PERIODE AUDIT NO. KKA
Program yang diaudit : 6 (Manajemen Sumber Daya) OKTOBER 2023
JAWABAN
NO KUESIONER DAN LANGKAH KERJA KOMENTAR
YA TIDAK
1 KETERSEIDAAN SUMBER DAYA
Apakah organisasi telah mementukan dan menyediakan
sumber daya yang dibutuhkan memadai untuk:

A. Menerapkan dan memelihara keefektivan
B. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
memenuhi syarat pelanggan
2 SUMBER DAYA MANUSIA Keseluruhan informasi
UMUM mengenai
Apakah setiap personel bertanggung jawab dalam dokumentasi dalam
manajemen kualitas yang telah ditetapkan dengan cermat penerapan 5endid
dengan kompetensi manajemen kualitas

a. Pendidikan terdapat pada SOP
b. Pelatihan Perusahaan.
c. Keahlian
d. pengalaman

3 KOMPETENSI, KEPEDULIAN DAN PELATIHAN Tidak ada informasi


Apakah Organisasi sudah: mengenai buku
a. menentukan kompetensi yang tepat personel pada pedoman kualitas.
bagian yang dapat memengaruhi kualitas produk?
b. Memberikan pelatihan
c. Mengevaluasi keefektivan tindakan 
d. Memastikan personel memiliki kepedulian akan
relevansi dan pentingnya kontribusi aktivitas
mereka untuk mencapai tujuan kualitas
e. Memelihara rekaman?catatan yang sesuai dengan
5endidikan pelatihan dan pengalaman
INFRATSRUKTUR Tidak ada informasi
Apakah organisasi telah mensiapkan menyediakan dan

memelihara infrastruktur untuk mencapai kesesuaian
terhadap persyaratan produk?
LINGKUNGAN KERJA
Apakah organisasi telah menentukan dan mengelola

lingkungan kerja yang dibutuhkan untuk memenuhi Hal ini tercantum pada
persayaratan produk? refrensi artikel.
Diaudit oleh: Jawaban Catatan: Di-review oleh:
Ya Tidak

4 1
(................................) (Rini Herliani M.Si., AK.,CA)
Tgl . 24 Oktober 2023 Tgl . 24 Oktober 2023
PROGRAM KERJA AUDIT
Klausa 7 - Realisasi Produk
Nama Perusahaan : PT. Perkebunan Tambi PERIODE AUDIT NO. KKA
Program yang di Audit : 7 (Realisasi Produk) Oktober 2023

Nomor Jawaban
Kuesioner dan Langkah Kerja Komentar
Qs Lk Ya Tidak
7.1 PERENCANAAN REALISASI PRODUK
1 Apakah organisasi telah merencanakan dan  Ya. Hal proses
mengembangkan secara tepat proses yang dibutuhkan produksi telah
untuk realisasi produk? dipaparkan dalam
proses produksi SOP
perusahaan dari
pemetikan hingga
pensortiran.
2 Apakah perencanaan ini konsisten dengan persyaratan  Ya. Hal tersebut
proses lainnya dalam sistem manajemen kualitas? konsisten sesuai
dengan Sop
perusahaan meskipun
terdapat beberapa
kinerja yang tidak
sesuai.
3 Apakah perencanaan realisasi produk ini telah mencakup:  Ya. Teh yang
a. Sasaran dan persyaratan kualitas bagi produk? dihasilkan harus
b. Kebutuhan untuk menetapkan proses, dokumentasi memenuhi kualitas
dan penyediaan sumber daya untuk produk? untuk dapat
c. Mengikutkan verifikasi, validasi, pemantauan, menyaingi pasar, dan
inspeksi dan kegiatan pengujian yang khas untuk sesuai dengan
produk dan kriteria untuk penerimaan produk? kualifikasi dari
d. Dokumen dibutuhkan untuk memberikan bukti kualutas teh yang
bahwa proses realisasi menghasilkan produk yang baik (SOP
memenuhi persyaratan? Perusahaan)
7.2 PROSES YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PELANGGAN
1 Memenuhi Persyaratan yang Berhubungan dengan Produk  Tidak ada informasi
Apakah organisasi telah menentukan:
a. Persyaratan yang ditentukan oleh pelanggan,
termasuk persyaratan untuk penyerahan dan
pascapenyerahan,
b. Persyaratan yang tidak ditentukan oleh konsumen,
tetapi dibutuhkan, bila diketahui?
c. Persyaratan dari undang-undang dan peraturan
yang berhubungan dengan produk?
d. Persyaratan lainnya?
2 Tinjauan Persyaratan yang Berhubungan dengan Produk
1 Apakah organisasi telah melakukan peninjauan ulang  Tidak ada informasi
terhadap persyaratan yang berhubungan dengan produk
sebelum menyalurkan produk kepada pelanggan?
2 Apakah terhadap persyaratan ini organisasi telah  Tidak ada informasi
memastikan hal-hal berikut ini.
a. Persyaratan produk sudah didefinisikan?
b. Persyaratan kontrak/pesanan yang berbeda dari
pernyataan sebelumnya, dinyatakan atau
diselesaikan?
c. Organisasi memiliki kemampuan untuk memenuhi
persyaratan yang sudah ditentukan?
3 KOMUNIKASI DENGAN PELANGGAN
Apakah organisasi telah menetapkan dan menerapkan  Tidak ada informasi
peraturan komunikasi dengan pelanggan berkaitan dengan:
a. Informasi produk?
b. Pertanyaan, penanganan kontrak/pesanan yang
diambil termasuk perubahannya?
7.3 DESAIN DAN PENGEMBANGAN
1 Perencanaan Desain dan Pengembangan
1 Apakah organisasi telah merencanakan dan  Pengembangan
mengendalikan proses desain dan pengembangan produk? produk dijelaskan
pada SOP
Perusahaan. Pada hal
ini bukan
pengembangan
produk tapi proses
produksi produk.
2 Apakah pada perencanaan desain dan pengembangannya  Pengembangan
organisasi telah menentukan: produk dijelaskan
a. Tahapan desain dan pengembangan? pada SOP
b. Tinjauan, verifikasi, dan validasi yang sesuai untuk Perusahaan. Pada hal
tiap tahapan desain dan pengembangan? ini bukan
c. Tanggung jawab dan wewenang dari desain dan pengembangan
pengembangan? produk tapi proses
produksi produk.
3 Apakah organisasi telah mengelola pertemuan dari  Tidak ada informasi
berbagai kelompok yang melakukan desain dan
pengembangan untuk memastikan efektivitas komunikasi,
dan kejelasan tanggung jawab yang diemban?
4 Apakah output dari perencanaan desain dan  Tidak ada informasi
pengembangan telah dimutakhirkan pada saat desain dan
pengembangan berjalan?
2 Input untuk Desain dan Pengembangan
1 Apakah organisasi telah menentukan input yang  Pengembangan
berhubungan dengan persyaratan produk? produk dijelaskan
pada SOP
Perusahaan. Pada hal
ini bukan
pengembangan
produk tapi proses
produksi produk
2 Apakah input tersebut telah ditinjau ulang agar memenuhi  Pengembangan
persyaratan kelengkapan, jelas dan tidak terjadi produk dijelaskan
pertentangan pada setiap bagiannya? pada SOP
Perusahaan. Pada hal
ini bukan
pengembangan
produk tapi proses
produksi produk
3 Apakah input tersebut telah mencakup:  Pengembangan
a. Persyaratan fungsional dan kinerja? produk dijelaskan
b. Persyaratan dari UU dan peraturan yang berlaku? pada SOP
c. Bila berlaku, informasi yang diperoleh dan desain Perusahaan. Pada hal
yang serupa dengan yang lalu? ini bukan
d. Persyaratan lainnya yang mungkin berguna untuk pengembangan
desain dan pengembangan? produk tapi proses
produksi produk
4 Apakah seluruh input ini telah ditinjau kecukupannya,
persyaratan telah lengkap, jelas dan tidak ada pertentangan
pada setiap bagiannya
3 Output dari Desain dan Pengembangan
1 Apakah organisasi telah mendokumentasi sedemikian rupa  Tidak ada informasi
output dari desain dan pengembangan ini sehingga bisa
diverifikasi terhadap inputnya.
2 Apakah output dari desain dan pengembangan ini telah:  Tidak ada informasi
a. Memenuhi persyaratan input untuk desain dan
pengembangan?
b. Mencantumkan informasi yang tepat untuk
pembelian, produksi, dan penyediaan jasa?
c. Berisi referensi dari kriteria penerimaan produk?
d. Karakteristik yang tersedia dari produk yang
diperlukan untuk keamanan dan ketepatan
pemakaian?
4 Tinjauan Ulang terhadap Desain dan Pengembangan
1 Apakah organisasi telah melakukan peninjauan ulang  Tidak ada informasi
terhadap proses desain dan pengembangan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan untuk:
a. Mengevaluasi kemampuan hasil desain dan
pengembangan guna memenuhi persyaratan
produk?
b. Mengidentifikasi berbagai masalah dan
mengusulkan tindakan yang diperlukan?
2 Apakah personalia yang terlibat dalam peninjauan ulang  Tidak ada informasi
ini telah mewakili berbagai bagian yang berkepentingan
dengan desain dan pengembangan yang sedang ditinjau
ulang ini?
3 Apakah hasil peninjauan ulang ini telah didokumentasikan  Tidak ada informasi
secara memadai?
5 Verifikasi Desain dan Pengembangan
1 Apakah verifikasi terhadap desain dan pengembangan  Tidak ada informasi
telah dilakukan sesuai dengan rencana untuk memastikan
bahwa output desain dan pengembangan telah sesuai
dengan inputnya?
2 Apakah hasil dari verifikasi ini dan tindak lanjut yang  Tidak ada informasi
diperlukan telah terdokumentasikan dan dipelihara dengan
baik?
6 Validasi Desain dan Pengembangan
1 Apakah validasi terhadap hasil desain dan pengembangan  Pengembangan
telah sesuai dengan rencana yang disusun untuk produk dijelaskan
memastikan bahwa produk yang dihasilkan akan mampu pada SOP
memenuhi persyaratan penggunaan dari produk tersebut? Perusahaan. Pada hal
ini bukan
pengembangan
produk tapi proses
produksi produk
2 Apakah validasi telah selesai sebelum penyerahan dan  Ya. Produk selalu
implementasi produk dilakukan? diusahakan sesuai
dengan kriteria
produksi hal ini
tercantum pada
artikel
3 Apakah hasil validasi dan berbagai tindak lanjut yang  Ya. Hal ini
diperlukan telah terdokumentasikan dengan baik? terdokumentasi
dalam artikel refrensi
audit.
Pengendalian Perubahan Desain dan Pengembangan
7 1 Apakah organisasi telah menentukan perubahan terhadap  Tidak ada informasi
desain dan pengembangan yang akan dilakukan?
2 Apakah setiap perubahan telah ditinjau ulang, diverifikasi,  Tidak ada informasi
dan divalidasi sebelum disahkan untuk diterapkan?
3 Apakah peninjauan ulang yang dilakukan telah mencakup  Tidak ada informasi
pengaruh perubahan pada bagian-bagian produk yang
telah diserahkan?
4 Apakah rekaman hasil peninjauan perubahan dan berbagai  Tidak ada informasi
tindakan yang diperlukan telah didokumentasikan dengan
baik?
PEMBELIAN
7.4 Proses Pembelian
1 1 Apakah organisasi telah memastikan bahwa produk yang  Ya. Kualitas produk
dibeli sesuai dengan persyaratan pembelian? disesuaikan dengan
persyaratan finalisasi
produksi.
2 Apakah jenis dan tingkat pengendalian yang diterapkan  Tidak ada informasi
kepada pemasok dan produk yang dibeli telah terikat pada
efek produk yang dibeli dalam realisasi produk berikutnya
atau produk akhir?
3 Apakah organisasi telah mengevaluasi, menyeleksi  Tidak ada informasi
pemasok dan kemampuannya untuk memasok produk
yang sesuai dengan persyaratan organisasi?
4 Apakah kriteria yang digunakan untuk seleksi,  Tidak ada informasi
evaluasi/evaluasi ulang, hasil evaluasi, dan tindak lanjut
yang diperlukan telah terdokumentasikan dan terpelihara
dengan baik?
INFORMASI PEMBELIAN
2 1 Apakah informasi pembelian telah mencakup hal-hal  Hal ini tercantum
sebagai berikut: pada SOP Perusahaan
a. Persyaratan untuk pengesahan produk, prosedur, dari produksi hingga
proses, dan peralatan? pensortitran.
b. Persyaratan untuk kualifikasi personel?
Persyaratan sistem manajemen kualitas?
2 c. Apakah organisasi telah memastikan kecukupan  Tidak ada informasi
persyaratan pembelian yang ditentukan sebelum
dikomunikasikan ke pemasok?
VERIFIKASI PRODUK YANG DIBELI
3 1 Apakah organisasi telah melakukan inspeksi dan/atau  Tidak ada informasi
kegiatan lain yang diperlukan untuk memastikan bahwa
produk yang dibeli telah memenuhi persyaratan yang
ditentukan?
2 Jika organisasi atau pelanggan bermaksud melakukan  Tidak ada informasi
verifikasi di tempat pemasok, apakah organisasi telah
menetapkan ketentuan verifikasi dan metode pengeluaran
produk yang diinginkan pada informasi pembeliannya?
PRODUKSI DAN PENYEDIAAN JASA
7.5 Pengendalian Produksi dan Penyediaan Jasa
1 1 Apakah organisasi telah merencanakan, melaksanakan  Masih ada beberapa
produksi dan penyediaan jasa dalam kondisi yang masalah yang dialami
terkendali? oleh perusahaan
dalam melaksanakan
penyediaan produksi
hal tersebut
tercantum dalam
artikel halaman 15
2 Apakah kondisi tersebut telah mencakup:  Masih ada beberapa
a. ketersediaan informasi yang menguraikan masalah yang dialami
karakteristik produk? oleh perusahaan
b. ketersediaan instruksi kerja, secukupnya? dalam melaksanakan
c. pemakaian peralatan yang sesuai ? penyediaan produksi
d. ketersediaan dan pemakaian peralatan pemantauan hal tersebut
dan pengukuran? tercantum dalam
e. implementasi pemantauan dan pengukuran? artikel halaman 15
implementasi kegiatan pelepasan, penyerahan dan
pascapenyerahan produk?
VALIDASI PROSES PRODUKSI DAN
PENYEDIAAN JASA
2 1 Apakah organisasi telah memvalidasi berbagai proses  Tidak ada informasi
produksi dan penyediaan jasa, apabila output yang
dihasilkan tidak dapat diverifikasi oleh pemantauan atau
pengukuran berurutan, dan sebagai konsekuensinya
kekurangannya hanya terlihat setelah produk dipakai atau
jasa telah diserahkan?
2 Apakah proses validasi telah menunjukkan kemampuan  Hal ini tercantum
proses untuk mencapai hasil yang sudah direncanakan? pada SOP Perusahaan
3 Apakah ketentuan validasi telah mencakup hal-hal di  Hal ini tercantum
bawah ini: pada SOP Perusahaan
a. Kriteria yang ditetapkan untuk tinjauan dan
persetujuan proses?
b. Persetujuan peralatan dan kualifikasi personel?
c. Penggunaan metode dan prosedur tertentu?
d. Persyaratan rekaman?
Validasi ulang?
IDENTIFIKASI DAN KEMAMPUAN TELUSURI
3 1 Apakah organisasi telah mendefinisikan produk secara  Hal ini tercantum
tepat di seluruh realisasi produknya? pada SOP Perusahaan
2 Apakah organisasi telah mengidentifikasi status produk  Hal ini tercantum
sehubungan dengan persyaratan pemantauan dan pada SOP Perusahaan
pengukurann di seluruh realisasi produk?
3 Jika kemampuan telusur disyaratkan, apakah organisasi  Hal ini tercantum
telah mengendalikan dan mencatat identifikasi khusus dari pada SOP Perusahaan
produk?
PROPERTI PELANGGAN
4 1 Apakah organisasi telah memelihara dengan baik milik  Tidak ada informasi
pelanggan, selama dalam pengendalian organisasi atau
dipakai oleh organisasi?
2 Apakah organisasi telah mengidentifikasi, memverifikasi.  Tidak ada informasi
melindungi dan menjaga milik pelanggan yang disediakan
untuk dipakai tau disatukan ke dalam produk?
3 Jika milik pelanggan hilang, rusak atau ditemukan tak  Hal ini tercantum
layak pakai, apakah organisasi telah melaporkan hal ini ke pada SOP Perusahaan
pelanggan dan rekamannya dipelihara?
PEMELIHARAAN PRODUK
5 1 Apakah organisasi telah melakukan pemeliharaan yang  Hal ini tercantum
memadai terhadap produk sejak proses internal sampai pada SOP Perusahaan
dengan penyerahan ke tempat tujuan?
2 Apakah prosedur pemeliharaan ini telah mencakup  Hal ini tercantum
identifikasi, penanganan, pemaketan, penyimp inan, dan pada SOP Perusahaan
pengawetan?
PENGENDALIAN, PENGUKURAN, DAN
PEMANTAUAN ALAT
6 1 Apakah organisasi telah mengidentifikasi pengukuran-  Hal ini tercantum
pengukuran yang dibuat beserta peralatannya untuk pada SOP Perusahaan
menjamin kesesuaian produk terhadap persyaratan yang
telah ditetapkan?
2 Apakah organisasi telah membuat proses untuk  Spesifikasi mesin
memastikan bahwa pemantauan dan pengukuran dapat tercantum pada Sop
dikerjakan secara konsisten, sesuai dengan persyaratan perusahaan dalam
pemantauan dan pengukuran yang telah ditentukan?
3 Jika diperlukan apakah alat ukur tersebut telah:  Tidak terpantaunya
a. Dikalibrasi, diverifikasi pada selang waktu tertentu alat yang dimiliki
atau sebelum dipakai, terhadap standar pengukuran oleh perusahaan
yang terlacakkan ke standar internasional atau sehingga terdapat
nasional; bila standar seperti ini tidak ada, dasar beberapa masalah
yang dipakai untuk kalibrasi atau verifikasi harus seperti kerusakan
direkam? yang baru diketahui
b. Disetel atau disetel ulang seperlunya? setelah the
c. Teridentifikasi untuk memungkinkan status terproduksi dengan
kalibrasi diterapkan? kualitas buruk.
d. Dijaga dari penyetelan yang akan membuat hasil
pengukuran yang tidak sah?
Dilindungi dari kerusakan dan penurunan kualitas selama
penanganan, pemeliharaan dan penyimpanan?
4 Apakah organisasi telah menilai dan merekam keabsahan  Pada proses
hasil pengukuran sebelumnya bila peralatan ditemukan pengeringan mesin
tidak memenuhi persyaratan? dryer sering
mengalami kendala
seperti terjadinya fall
trough yaitu banyaknya
partikel teh yang jatuh
ke bawah di dalam
mesin dryer, hal ini
disebabkan karena
lubang trays yang
terlalu besar.(Hal 3)
5 Apakah organisasi telah melakukan tindakan yang sesuai  Hal ini tercantum
pada peralatan dan produk mana pur: yang terpengaruh? pada SOP Perusahaan
6 Apakah rekaman hasil kalibarasi dan verifikasi telah  Tidak ada informasi
dipelihara?
7 Apakah perangkat lunak yang digunakan dalam  Tidak ada informasi
pengukuran dan pemantauan terhadap persyaratan yang
telah ditentukan, divalidasi sebelum digunakan?

Diaudit oleh: Jawaban Catatan: Di-review oleh:


Ya Tidak

22 27
(................................) (Rini Herliani M.Si., AK.,CA)
Tgl . 24 Oktober 2023 Tgl . 24 Oktober 2023
PROGRAM KERJA AUDIT
Klausul 8 – Pengukuran, Analisis, dan Peningkatan
Nama Perusahaan : PT. Perkebunan Tambi PERIODE AUDIT No. KKA
Program yang di Audit : 8 (Pengukuran, Analisis, Peningkatan) Oktober 2023

Nomor Jawaban
Kuesioner dan Langkah Kerja Komentar
Qs Lk Ya Tidak
8.1 UMUM
Apakah organisasi telah merencanakan dan  Manajemen Kualitas
menerapkan proses pemantauan, pengukuran, Terpadu atau Total
analisis, dan pengembangan yang dibutuhkan untuk: Quality Management
a. Memperlihatkan kesesuaian produk? (TQM) didefinisikan
b. Memastikan kesesuaian sistem manajemen sebagai suatu cara
kualitas? Melakukan peningkatan meningkatkan
berkelanjutan yang efektif terhadap sistem performansi secara
manajemen kualitas? terus – menerus pada
setiap level operasi
atau proses, dalam
setiap area fungsional
dari suatu organisasi
dengan menggunakan
semua sumber daya
manusia dan modal
yang tersedia. (hal 2)
8.2 PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN
Kepuasan Pelanggan
1 Apakah organisasi telah menetapkan metode untuk  Tidak ada informasi
memperoleh informasi tentang kepuasan atau
ketidakpuasan pelanggan?
2 Apakah organisasi telah memantau secara cermat  Tidak ada informasi
informasi yang berhubungan dengan pandangan
pelanggan untuk menilai kemampuar, organisasi
dalam memenuhi persyaratan pelanggan?
2 Audit Internal
1 Apakah organisasi telah menjadwalkan lingkup  Audit internal
perencanaan audit internal untuk menentukan dilakukan dalam
apakah manajemen kualitas sudah: rangka mengevaluasi
a. memenuhi pengaturan yang direncanakan kinerja, tidak tertulis
pada persyaratan standar ini dan pada secara spesifik kapan
persyaratan sistem manajemen kualitas yang namun perusahaan
ditetapkan oleh organisasi? memang akan
b. diterapkan dan dipelihara secara efektif? melakukannya.
Sesuai dengan
ketentuan ISO
9001:2008.
2 Apakah organisasi telah menetapkan prosedur  Tidak ada informasi
tertulis sebagai panduan audit internal, yang
mencakup:
a. Tanggung jawab?
b. Persyaratan untuk perencanaan dan
pelaksanaan audit?
c. Hasil laporan?
d. Pemeliharaan rekaman?
3 Apakah program audit yang direncanakan telah  Tidak ada informasi
mempertimbangkan:
a. Status dan kepentingan dari aktivitas serta
area yang diaudit?
b. Hasil audit terdahulu?
4 Apakah kriteria, ruang lingkup, frekuensi, dan  Tidak ada informasi
metode audit telah ditentukan?
5 Apakah seleksi auditor dan pelaksanaan audit telah  Tidak ada informasi
memastikan tujuan dan kejujuran dari proses audit?
6 Apakah manajemen yang bertanggung jawab untuk  Tidak ada informasi
daerah yang diaudit telah memastikan tindakan
korektif yang dilakukan untuk menghilangkan
deteksi ketidaksesuaian dan penyebabnya?
7 Apakah tindak lanjut yang dilakukan telah  Tidak ada informasi
memasukkan:
a. Verifikasi tindakan yang dilakukan?
b. Laporan hasil verifikasinya?
3 PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN PROSES
1 Apakah organisasi telah menggunakan metode yang  Pelaksanaan
tepat untuk memantau dan mengukur proses pengendalian kualitas
manajemen kualitas? produk pada proses
pengeringan teh
hitam di PT.
Perkebunan Tambi
Unit Perkebunan
Bedakah masih
berada dalam batas
spesifikasi. Adapun
faktor-faktor yang
menyebabkan kurang
maksimalnya proses
pengeringan teh
hitam di PT.
Perkebunan Tambi
Unit Perkebunan
Bedakah adalah
faktor bahan baku,
mesin, tenaga keja,
metode kerja dan
lingkungan. yang
digunakan untuk
audit. (Hal 15)
2 Apakah metode yang digunakan telah  Hal tersebut
memperlihatkan kemampuan proses dengan hasil tercantum dalam
yang telah direncanakan? diagram sebab akibat
artikel (Hal 14)
3 Apakah organisasi telah menetapkan tindakan  Hal tersebut
koreksi terhadap hasil yang tidak sesuai dengan tercantum dalam
rencana untuk memastikan kesesuaian produk? diagram sebab akibat
artikel (Hal 14)
4 PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN
PRODUK
1 Apakah organisasi telah memantau dan mengukur  Produk harus sesuai
karakteristik produk untuk memverifikasi denga kriteria bahan
kemampuan memenuhi persyaratan produk? baku dan melalui
proses yang sesuai
SOP (SOP
Perusahaan)
2 Apakah hal ini telah dilaksanakan pada tingkatan  Ya. Hal ini
yang sesuai dari proses realisasi produk menurut berdasarkan SOP
pengaturan yang telah direncanakan? Perusahaan.
3 Apakah kesesuaian bukti dengan kriteria yang  Analisis dilakukan
diterima telah dipelihara dengan baik? dengan cara analisis
pengendalian kualitas
statistik atau
Statistical Process
Control (SPC)
4 Apakah catatan telah menunjukkan personel yang  Tidak ada informasi
memiliki wewenang pelepasan produk?
5 Apakah pelepasan produk dan penyaluran jasa akan  Tidak ada informasi
dilakukan setelah semua pengaturan rencana
diselesaikan secara memuaskan (kecuali jika
disetujui oleh pihak yang berwenang dan bila
mungkin oleh pelanggan)?
8.3 PENGENDALIAN TERHADAP PRODUK
YANG TIDAK SESUAI
1 Apakah organisasi telah memastikan bahwa produk  Produk teh hitam
yang tidak sesuai dengan persyaratan yang yang tidak sesuai
ditentukan, telah dikendalikan untuk mencegah dengan standar kadar
penggunaan atau penyerahannya yang tidak air yaitu lebih dari
disengaja? 4% akan ditangani
dengan cara
melakukan
pengeringan kembali.
(hal 4)
2 Apakah organisasi telah menetapkan prosedur  Ya. Dengan proses
pengendalian, penanggung jawab, dan pihak yang penuglnagan kembali.
berwenang terhadap produk yang tidak sesuai?
3 Apakah organisasi telah menetapkan perlakuan yang  Meninjau masalah
tepat terhadap produk yang tidak sesuai dengan dan memperbaikinya
menggunakan satu atau lebih cara berikut. sesuai masalah yang
a. Mengambil tindakan untuk menghilangkan dialami (Hal 15)
penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan.
b. Memperbolehkan pemakaian, pelepasan,
atau penerimaan melalui konsesi oleh pihak
yang relevan dan bila mungkin oleh
pelanggan.
c. Melakukan tindakan pencegahan pemakaian
atau penerapan awal yang dimaksudkan.
4 Apakah catatan asli ketidaksesuaian, berbagai  Ya. Hal tersebut
tindakan yang diambil, termasuk kesepakatan yang masuk ke bagian
diperoleh, telah dipelihara dengan baik? sortasi (SOP
Perusahaan)
5 Apakah organisasi telah melakukan verifikasi ulang 
guna memperlihatkan kesesuaian dengan Produk teh hitam
persyaratan, bila produk yang tidak sesuai yang tidak sesuai
diperbaiki? dengan standar kadar
air yaitu lebih dari
4% akan ditangani
dengan cara
melakukan
pengeringan kembali.
(hal 4)
6 Apakah organisasi telah mengambil tindakan tepat  Pengeringan kembali
pada pengaruh potensial ketidaksesuaian ini, bila terhadap produk teh
produk tidak sesuai, terdeteksi setelah penyaluran hitam dengan kadar
dan penggunaan? air 4%
mengakibatkan
adanya tambahan
biaya produksi (hal 4)
8.4 ANALISIS DATA
1 Apakah organisasi telah menentukan,  Seiring dengan
mengumpulkan, dan menganalisis data yang tepat semakin tingginya
untuk memperlihatkan kesesuaian dan efektivitas tingkat persaingan
sistem manajemen kualitas serta mengevaluasi pasar terkhususnya
sejauh mana efektivitas implementasi peningkatan pasar internasonal,
berlanjut yang dibuat? PT. Perkebunan
Tambi yang sudah
bergerak di pasar
ekspor dituntut untuk
meningkatkan
kualitas dan kinerja
perusahaan dalam
memproduksi produk
karena konsumen
semakin selektif
dalam memilih dan
menggunakan produk
yang akan mereka
konsumsi. (hal 2)
2 Apakah analisis data ini juga memasukkan data  konsumen semakin
umum yang dihasilkan dari pemantauan dan selektif dalam
pengukuran serta sumber lainnya yang relevan? memilih dan
menggunakan produk
yang akan mereka
konsumsi. (hal 2)
3 Apakah analisis data telah menyediakan informasi  Tidak ada informasi
yang berhubungan dengan:
a. Kepuasan pelanggan,
b. Kepuasan dengan persyaratan produk,
c. Karakteristik dan kecenderungan proses dan
produk, termasuk kesempatan untuk
tindakan pencegahan,
d. Pemasok.
8.5 PENINGKATAN
1 Peningkatan Berkelanjutan
Apakah organisasi telah secara terus-menerus  Tidak ada informasi
melakukan peningkatan berkelanjutan terhadap
efektivitas sistem manajemen kualitas, tujuan
kualitas, dan hasil sistem manajemen kualitas
melalui:
a. Pemakaian kebijakan kualitas?
b. Sasaran kualitas?
c. Hasil audit?
d. Analisis data?
e. Tindakan perbaikan dan pencegahan?
f. Tinjauan manajemen?
2 Tindakan Perbaikan
1 Apakah organisasi telah mengambil tindakan yang  Hal tersebut
cukup untuk mengurangi penyebab ketidaksesuaian tercantum dalam
dalam rangka mencegah berulangnya hal tersebut? diagram sebab akibat
artikel (Hal 14)
2 Apakah tindakan perbaikan yang dilakukan telah  Hal tersebut
sesuai dengan penyebab ketidaksesuaian yang tercantum dalam
ditemukan? diagram sebab akibat
artikel (Hal 14)
3 Apakah organisasi telah menetapkan prosedur  Adapun faktor-faktor
tertulis untuk: yang menyebabkan
a. meninjau ketidaksesuaian (termasuk keluhan kurang maksimalnya
pelanggan)? proses pengeringan
b. menentukan penyebab ketidaksesuaian? teh hitam di PT.
c. mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan Perkebunan Tambi
untuk memastikan ketidaksesuaian tidak Unit Perkebunan
terulang? Bedakah adalah
d. menentukan dan menerapkan tindakan yang faktor bahan baku,
dibutuhkan? mesin, tenaga keja,
e. merekam hasil tindakan yang diambil? metode kerja dan
f. meninjau tindakan perbaikan yang diambil? lingkungan. (hal 15)
3 Tindakan Pencegahan
1 Apakah organisasi telah menentukan tindakan  Hal tersebut
pencegahan untuk mengurangi penyebab potensial tercantum dalam
ketidaksesuaian? diagram sebab akibat
artikel (Hal 14)
2 Apakah tindakan pencegahan ini telah sesuai dengan  Hal tersebut
penyebab potensial masalah ketidaksesuaian? tercantum dalam
diagram sebab akibat
artikel (Hal 14)
3 Apakah organisasi telah menetapkan prosedur  Hal tersebut
tertulis untuk: tercantum dalam
a. menentukan potensi ketidaksesuaian dan diagram sebab akibat
penyebabnya? artikel (Hal 14)
b. mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan
untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian?
c. menentukan dan menerapkan tindakan yang
dibutuhkan?
d. merekam hasil tindakan yang diambil?
e. meninjau tindakan pencegahan yang
diambil?

Diaudit oleh: Jawaban Catatan: Di-review oleh:


Ya Tidak

22 32
(................................) (Rini Herliani M.Si., AK.,CA)
Tgl . 24 Oktober 2023 Tgl . 24 Oktober 2023
LAPORAN AUDIT MANAJEMEN
Medan, 9 November 2023
No : 060/KAP/IV/2023
Lampiran : 3 Eks
Perihal : Hasil Laporan Audit Manajemen

Kepada
Yth. Direktur PT. Perkebunan Tambi
Di Jawa Tengah
Kami telah melakukan audit atas fungsi audit mengenai kepuasan atas kualitas atau mutu
pada PT. Perkebunan Tambi. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat
atas laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang kepuasan atas kualitas atau
mutu pada PT. Perkebunan Tambi Audit tersebut dimaksud untuk menilai menilai ke efektifan,
ke ekonomisan dan efisiensi. Pengelolaan Kualitas (Mutu) ISO 9001:2008 yang di lakukan dan
memberikan saran perbaikan atas kelemahan pelayanan yang di temukan selama proses audit, Sehingga
di harapkan di masa yang akan datang dapat di capai perbaikan atas kekurangan tersebut dan sekolah
dapat ber operasi dengan lebih ekonomis,efisien, dan lebih efektif dalam mencapai tujuannya..

Laporan hasil audit kami, kami sajikan meliputi :

Bab I : Informasi Latar Belakang


Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung Temuan Audit
Bab III : Rekomendasi
Bab IV : Ruang Lingkup Audit
Dalam pelaksanaannya kami telah mempertimbangkan dari beberapa bantuan dan kerja sama
dari berbagai refrensi. Atas kerjasama dan dukungannya kami ucapkan terima kasih.
Kantor Akuntan Publik
--------

……
BAB I
INFORMASI LATAR BELAKANG
PT Perkebunan Teh Tambi adalah Salah satu perkebunan teh di Jawa Tengah yang berada di
Kabupaten Wonosobo. Lokasi Kabupaten Wonosobo berada diperbatasan dengan kabupaten
Banjarnegara, kabupaten temanggung, kabupaten purworejo dan kabupaten batang yang
ketinggian sekitar 200 sampai 2,250 meter di atas permukaan laut serta rata-rata suhu udara
antara 14,3 – 26,5 C. Sehingga Kabupaten Wonosobo dengan kondisi geografis seperti
itusangat cocok digunakan sebagai tempat perkebunan teh.
Teh Tambi mulai berdiri pada tahun 1885, Awalnya Perkebunan Teh Tambi dimiliki oleh
belanda yaitu Bagelen Thee & Kina Maatschappij yang dikelola oleh NV John Peet berkantor
di Jakarta. Namun setelah Indonesia merdeka, perkebunan diambil alih oleh negara Indonesia
dan di tahun 1954 perkebunan dijual kepada NV Eks PPN (Pegawai Perkebunan Negara)
Sindoro Sumbing. NV Eks PPN (Pegawai Perkebunan Negara) akhirnya memutuskan untuk
berkerja sama dengan pemerintah daerah Wonosobo mendirikan NV Tambi yang sekarang
dikenal dengan PT. Tambi.
Struktur Organisasi dibawah ialah struktur organisasi yang berada di Unit Perkebunan Tambi
Bedakah.

Lalu tujuan diadiakan audit sebagai berikut :


1. Menilai ke ekonomisan,efisiensi, dan efektifitas pengelolaan kualitas (mutu) yang dimiliki
perusahaan
2. Untuk mengkaji penerapan serta pemeriksaan atas audit penjaminan mutu berdasarkan
ISO 9001:2008 di PT. Perkebunan Tambi
BAB II
KESIMPULAN AUDIT
Berdasarkan temuan (bukti0 yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut
Kondisi
1. PT. Perkebunan Tambi yang sudah bergerak di pasar ekspor dituntut untuk
meningkatkan kualitas dan kinerja perusahaan dalam memproduksi produk
2. Sistem manajemen kualitas pada PT. Perkebunan Tambi belum dapat dikatakan baik
karena ketika proses pengeringan, mesin banyak mengalami kendala
3. Metode kerja pada bagian pengeringan seperti pemberian suhu dan kapasitas mesin
pengeringan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan
4. Pihak perusahaan atau pembimbing pemetikan perlu melakukan pengawasan maksimal
terhadap pemetikan bahan baku secara rutin agar bahan baku yang dipetik tidak terlalu
tua dan memenuhi standar analisa petik 50%.
5. Tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan SOP yang berlaku di perusahaan
6. Belum adanya pelatihan rutin bagi karyawan agar bisa meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan karyawan dala memproduksi teh hitam
7. Lingkungan berupa layout pabrik yang terlalu tertutup dan pengaruh cuaca yang tidak
menentu, sehingga akan menghasilkan pucuk teh yang sedikit kadar airnya sehingga
pada proses pengeringan dibutuhkan penanganan lebih.
8. Pengeringan kembali terhadap produk teh hitam dengan kadar air 4% mengakibatkan
adanya tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh PT. Perkebunan Tambi
Unit Perkebunan Bedakah.
9. Pengendalian kualitas statistik berarti melakukan pengendalian dengan metode statistik
mulai dari bahan baku, selama proses produksi berlangsung sampai produk akhir dan
selanjutnya disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan sehingga dapat
menghasilkan produk yang berkualitas dan tidak cacat
10. Pelaksanaan pengendalian kualitas produk pada proses pengeringan teh hitam di PT.
Perkebunan Tambi Unit Perkebunan Bedakah masih berada dalam batas spesifikasi.
Kriteria :
1. Pengelolaan Kualitas (Mutu) ISO 9001:2008
2. Standar Operasional Perusahaan PT. Perkebunan Tambi
3. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 Pasal 11 tentang Ketenagakerjaan
Penyebab :
1. Salah satu strategi perusahaan untuk mendapatkan keunggulan bersaing adalah dengan
terus-menerus meningkatkan kualitas produknya
2. Mesin yang terbatas dan umur mesin yang sudah tua.
3. Manajemen tidak memenuhi tanggung jawab dalam membimbing bagian produksi.
4. Pemetikan bahan baku yang terlalu tua terjadi karena tidak ada pengawasan dari pihak
manajemen.
5. Manajemen yang tidak meamntau kinerja tenaga kerja
6. Karyawan tidak mengetahui cara kerja yang baik dan keterampilan karyawan yang
terbatas.
7. Cuaca yang tidak menentu dan tempat dari pabrik pengolahan teh yang memungkinkan
membuat teh memoliki lebih banyak kadar air
8. Pengurangan kadar air terhadap produk teh agar bisa lanjut ke proses produksi.
9. Pengendalian ini diperlukan untuk menganalisis faktor yang menjadi penyebab
gagalnya PT. Perkebunan Tambi dalam memproduksi
10. Peta kendali X-Bar menunjukkan pengendalian kualitas produk masih dalam batas
spesfiikasi karena hasil nilai tidak mencapai nilai bawah.
Akibat :
1. Kualitas produk harus ditangani oleh bagian pengendalian kualitas dalam perusahaan
mulai dari pengendalian bahan baku, pengendalian kualitas proses produksi sampai
produk siap untuk dipasarkan
2. Teh hitam yang smokey atau berbau asap dikarenakan adanya kebocoran pada bagian
alat pemanas, the hitam yang gagal dan rusak.
3. Produk yang gagal dan tidak layak jual bertambah.\
4. Terpetiknya bahan baku yang tua yang dapat memengaruhi hasil produksi bisa menjadi
sangat pahit , gagal produksi atau tidak layak jual.
5. Kegiatan perusahaan tidak berjalan dengan baik dan teratur akibat karyawan yang tidak
mengikuti SOP yang berlaku.
6. Hasil kerja karyawan tidak optimal dan menimbulkan beberapa permasalahan seperti
pemilihan bahan baku yang tidak sesuai dan gagal produksi.
7. Teh dihasilkan dengan kadar air yang tinggi jika musim hujan dan kadar air yang sedikit
ketika musim panas membuat proses pengolahan semakin lama.
8. Tambahan biaya produksi mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian.
9. Hal ini dipertimbangkan melalui analisis hasil produk bubuk the PT. Perkebunan Tambi
dengan hasil bubuk the produksi I hingga IV.
10. Terdeteksinya produk yang berkualitas dan produk yang tidak cacat untuk
memudahkan proses finalisasi produk

Pejabat yang bertanggung jawab :


Rini Herliani, SE, M.Si., AK, CA
BAB III
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil audit ada beberapa kelemahan yang ditemukan :
1. Sistem manajemen kualitas pada PT. Perkebunan Tambi belum dapat dikatakan baik
karena ketika proses pengeringan, mesin banyak mengalami kendala.
2. Metode kerja pada bagian pengeringan seperti pemberian suhu dan kapasitas mesin
pengeringan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan
3. Pengawasan yang kurang maksimal ketia pengumpulan bahan baku
4. Tenaga kerja yang tidak mengikuti SOP
5. Pelatihan karyawan yang belum diadakan rutin
6. Proses pengolahan bahan baku yang tidak maksimal

Adapun rekomendasi yang diusulkan dalam rangka memperbaiki kelamahan tersebut :


1. Pemantauan mesin produksi dan perbaikan mesin produksi
2. Pemanatauan kinerja karyawan agar mengerjakan produksi sesuai SOP
3. Pelatihan karyawan diadakan rutin
4. Dilakukan peningkatan kualitas produk agar selalu memuaskan pelanggan
5. Penyesuaian sebaiknya melakukan penyesuaian lingkungan pabrik.
BAB IV
RUANG LINGKUP AUDIT
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah
pengelolaan kualitas(mutu) PT. Perkebunan Tambi. Audit kami mencakup penelitian atas
kecukupan system pengadilan manajemen pegelolaan kualitas (mutu), dan aktivitas pengelola
kualitas(mutu) itu sendiri

You might also like