Professional Documents
Culture Documents
5688 20129 1 PB
5688 20129 1 PB
A b s t r a ks i
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan serta menggambarkan bagaimana
penggunaan kitab suci (Alkitab) dalam ritual pengobatan yang dilakukan para
Tona’as di Minahasa, serta bertujuan untuk beberapa kelompok penghayat
kepercayaan lokal di Minahasa dalam melaksanakan ritual pengobatan yang
menggunakan kitab suci dan yang tidak menggunakan kitab suci serta adanya
DOI: https://doi.org/10.24071/jt.v12i01.5688
W: http://e-journal.usd.ac.id/index.php/jt | E: jurnal-teologi@usd.ac.id This work is license under CC BY-SA
Creative Common Attribution-ShareAlike 4.0 International License
JURNAL TEOLOGI, 12.01 (2023): 97 - 114
1. PENDAHULUAN
Tujuan dari tulisan ini ialah untuk Tanah Minahasa. Alkitab yang mengandung
menganalisis penggunaan kitab suci (Alkitab) unsur transenden, ternyata juga dipercayai
dalam ritual pengobatan yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku budaya yang ada di
para Tona’as di Minahasa. Kitab suci Agama
1
Minahasa yaitu para Tona’as atau Walian
Kristen (Alkitab) yang dipercaya sebagai yang melakukan ritual penyembuhan serta
kekuatan Allah ternyata juga dipercayai adanya pro dan kontra dalam pelaksanaan
oleh para pelaku-pelaku budaya yang ada ritual Pengobatan ini.
di Minahasa yaitu para Tona’as atau Wailan
yang melakukan ritual penyembuhan serta
adanya pro dan kontra dalam pelaksanaan
ritual Pengobatan ini. Oleh karena itu,
Alkitab menjadi instrument legitimasi
sistem adat, budaya dan ritual yang ada di
1
Orang yang melakukan ritual pengobatan umunya disebut
dengan Tona’as. Istilah Tona’as berasal dari kata tou (orang)
dan nahas (teras atau biji), timahas artinya ada isinya. Jadi
Tona’as merujuk kepada orang tua yang sudah lanjut usianya
namun masih kuat dan berwibawa. Menurut Adam “Tonaas”
berasal dari kata tou (orang) dan naas (kebal dan kuat). Tugas
Tona’as antara lain mengawasi pelaksanaan ritual Poso
selain itu juga dapat meramal dan juga tonaas sekarang ini
identik dengan pekerjaan seorang dukun, ia biasanya ahli
dalam bidang pengobatan meskipun tidak semua Tonaas
bisa melakukan hal tersebut. Tonaas yang bisa melakukannya
disebut dengan Tona’as mangundam. (Roy Mamengko, Etnik Gambar 1: proses ritual pengobatan menggu-
Minahsa dalam Akselarasi Perubahan (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2002), 234-235.
nakan Kitab Suci Kekristenan
98 Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa
JURNAL TEOLOGI, 11.02 (2022): 167 - 180
Dalam gambar yang pertama ini bisa sesorang minum alkohol dan menggunakan
dilihat bagaimana proses ritual pengobatan atau membaca Kitab Suci tapi mereka juga
yang menggunakan Kitab Suci Kekristenan berpendapat bahwa kesembuhan berasal
(Alkitab). Ada beberapa kelompok atau dari Sang Khalik. Pendapat lain juga
beberapa pelaku budaya yang menggunakan mengatakan bahwa para Leluhur Minahasa
Kitab suci karena menurut mereka yang dulunya belum mengenal Kitab Suci.
kesembuhan yang diperoleh beasal dari Mereka yang tidak mengunakan Kitab Suci
Sang Khalik dan menurut mereka juga yaitu mereka yang mengadopsi proses ritual
penggunaan Kitab Suci dalam prose sebelum Kekristenan masuk di Minahasa.3
ritual ingin memberikan pemahaman
kepada masyarakat bahwa mereka juga Dalam pengalaman masyarakat Minahasa,
percaya kepada Tuhan. Mereka-mereka ini penggunaan kitab keagamaan dalam proses
yang mengadopsi proses ritual setelah mengalami pro dan kontra, akan tetapi dalam
Gambar 2: proses ritual pengobatan yang manusia dan hal ini bisa terjadi karena
tidak menggunakan Kitab Suci Kekristenan mereka memahami bahwa terdapat realitas
yang berbeda, realitas yang memukau,
Berbeda dengan gambar yang kedua,
realitas yang sangat kuat, realitas yang bisa
dalam proses ritual penyembuhan ini mereka
mempengaruhi kehidupan manusia dengan
tidak menggunakan Kitab Suci Kekristenan.
membawa dampak besar. Realitas ini adalah
Menurut mereka penggunaan Kitab Suci
kepercayaan terhadap Yang Sakral, sehingga
lebih pantas dilakukan dalam ibadah-ibadah
di dalam kitab keagamaan memiliki dimensi
di gereja atau dalam ibadah keristenan,
sakralitas yang begitu kuat. Kepercayaan
karena dalam proses ritual Tona’as yang akan
terhadap sakralitas kitab keagamaan
meminum cap tikus (minuman beralkohol
membawa manusia pada tindakan-tindakan
dari minahasa) sangat tidak etis ketika
keagamaan.
2
Wawancara dengan R.K., pada 1 Desember 2021. 3
Wawancara dengan Tonaas R.T., pada 5 Desember 2021.
Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa 99
JURNAL TEOLOGI, 12.01 (2023): 97 - 114
3.2. Ritual
3.1. Kitab Keagamaan, Ideologi, Budaya dan
Komunitas Ritual dapat dikatakan sebagai
Setyawan menjelaskan bahwa pada suatu sarana bagi umat manusia untuk
dasarnya, kitab keagamaan selalu tertuang memenuhi kebutuhan dalam hidupnya.
dalam bahasa manusia dengan berbagai Hal ini dilatarbelakangi oleh keyakinan
keterbatasan. Kitab keagamaan adalah bahwa sesungguhnya terdapat kekuatan
pertunjukan bahasa, dan bahasa merupakan gaib di luar diri mereka yang memiliki
bagian dari iner yang membentuk masyarakat, kemampuan lebih besar,6 sehingga
kebudayaan, ideologi, dan agama. Teks-teks dapat dikatakan bahwa ritual berkaitan
kitab keagamaan adalah produk dari agama dengan hal-hal yang mistis. Atas
yang hidup. Teks-teks ini berisi pernyataan dasar pemahaman ini terbentuklah
warisan agama dan kebudayaan yang umum sistem keyakinan untuk melakukan
berkembang. Kitab keagamaaan ialah bagian sebuah ritual. Ritual dianggap mampu
yang tidak terpisahkan dari suatu komunitas menghubungkan aktivitas saat ini
beragama, menjadi identitas serta landasan dengan peristiwa yang terjadi pada masa
kehidupan keagamaan dalam masing-masing
komunitas. Kitab keagamaan tidak terlepas 5
Yusak B. Setyawan, “Kitab Keagamaan, Ideologi, Budaya dan
Komunitas” (dipresentasikan dalam kelas Mata Kuliah Kitab
Keagamaan dan Maysarakat untuk Magister Sosiologi Agama
Fakultas Teologi UKSW, Salatiga, 6 Oktober 2021).
4
Jhon W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, 6
Ni Wayan Sumitri, Ritual dan Dinamika Hidup Orang Rongga:
Kuantitatif, Dan Campuran (Yogyakarta: Yogyakarta: Pustaka Tradisi Lisan dalam Wacana Etno-Ekologi, (Jakarta: Yayasan
Pelajar, 2014), 42. Pustaka Obor Indonesia, 2018), 80.
100 Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa
JURNAL TEOLOGI, 11.02 (2022): 167 - 180
antara yang sakral dan profan.10 Sakral dalam menganalisis ritual, berpendapat
selalu diartikan sebagai sesuatu yang bahwa ritual merupakan sebuah strategi
suci, kudus, berkuasa, keramat, dan tentang cara bertindak yang lahir dari
Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa 101
JURNAL TEOLOGI, 12.01 (2023): 97 - 114
lepas dari dimensi kehidupan sosial dan mendramatisir peristiwa besar seperti
sejarahnya. Berdasarkan pendapat ini, peristiwa kelahiran, inisiasi menuju masa
sangat jelas bahwa perilaku atau tindakan dewasa untuk laki-laki dan perempuan,
ritual merupakan sebuah elemen yang pernikahan, serta kematian.16 Secara budaya
paling penting dalam menghadapi pelbagai ritus krisis hidup atau siklus hidup menandai
situasi kehidupan kultural masyarakat. peralihan individu dari satu tahap kehidupan
Bell menjelaskan bahwa bahwa strategi sosial menuju ke tahap lainnya. Menurut
ritualisasi berakar pada bangunan sosial Arnold Van Gennep semua kebudayaan
yaitu konteks atau lingkungannya. Konteks memiliki aktivitas ritual yang memperingati
atau lingkungan merupakan bangunan masa peralihan individu dari satu tahap
kehidupan ritual. Menurutnya, bangunan kehidupan ke tahap kehidupan lainnya, dari
sosial yaitu konteks atau lingkungan kelompok ke kelompok, dandari satu situasi
berkaitan erat dengan pengalaman kosmologi sosial ke situasi sosial berikutnya, seperti
masyarakat, sehingga ritual memiliki peran kelahiran, pubertas sosial, pernikahan,
dan fungsi dalam membangun tubuh menjadi ayah, spesialisasi pekerjaan, dan
atau bangunan sosial masyarakat.15 Bell kematian.17
kemudian menawarkan dan mengusulkan
enam jenis tindakan ritual berdasarkan Gennep menafsirkan ritus peralihan
sistem klasifikasi untuk menganalisis dalam tiga tahap yaitu, pertama tahap
tindakan ritual ini yaitu, ritus peralihan yang individu meninggalkan satu kelompok sosial
juga biasa disebut ritus siklus hidup; ritus beserta identitasnya. Dalam prosesnya,
kalender dan peringatan; ritus pertukaran tahap ini terdiri dari kegiatan serta
perayaan; dan ritus politik. Ada banyak ritual sebuah perpisahan. Individu yang
namun keenam kategori di atas merupakan tidak ada lagi. 18 Kedua, liminalitas atau
contoh ritual di mana tindakannya bersifat transisi (transition rites) sebagai tahap
yang ditetapkan masa lalu), dan berakar beradaptasi dengan perubahan. Pada tahap
pada kepercayaan pada makhluk ilahi atau ini, individu dipersiapkan untuk menjadi
dari keenam kategori tindakan ritual yaitu, Ketiga tahap penggabungan (rites of
102 Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa
JURNAL TEOLOGI, 11.02 (2022): 167 - 180
19
Bell, Ritual: Perspectives and, 95. 22
Bell, Ritual: Perspectives and, 103.
20
Bell, Ritual: Perspectives and, 102. 23
Bell, Ritual: Perspectives and, 108.
21
Bell, Ritual: Perspectives and, 102. 24
Bell, Ritual: Perspectives and, 109.
Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa 103
JURNAL TEOLOGI, 12.01 (2023): 97 - 114
dan kosmik yang dikaitkan dengan ritual berulang, dosa atau karma, wabah penyakit,
tersebut. Oleh karenanya, ritual ini dapat bencana alam, kematian, dan masih
membantu mengartikulasikan sistem banyak lagi. Kemudian jenis ritual yang
hubungan yang kompleks antara manusia, akan digunakan tergantung sepenuhnya
dewa, setan, leluhur, hewan dan alam. pada cara budaya menafsirkan situasi
yang bermasalah. Misalnya satu budaya
Keempat, ritus penderitaan. Mengikuti menafsirkan beberapa penyakit atau nasib
Victor Turner yang sering melakukan buruk sebagai akibat dari kerasukan roh,
kategori ritual ini, ritus penanggulangan oleh karenanya tindakan ritual yang akan
berusaha mengurangi pengaruh roh-roh dilakukan adalah pengusiran setan secara
yang dianggap dapat menyengsarakan formal. Selanjutnya, budaya lain mungkin
manusia lewat pelbagai kemalangan.25 Pada menafsirkan penderitaan atau kerusakan
masyarakat Ndembu, penderitaan atau sebagai akibat dari dosa, sehingga yang
nasib buruk yang dapat menimpa individu harus dilakukan adalah menjalankan ritual
ialah kemalangan seorang pria dalam pemurnian dan penebusan dosa secara
berburu seperti kehilangan sasaran dan ketat.28 Dalam semua kasus itu, pelaksanaan
gagal menemukan hewan untuk ditembak, ritual penanggulangan dimaksudkan
gangguan reproduksi wanita mulai dari untuk memperbaiki keadaan yang tidak
kemandulan hingga keguguran, dan seimbang atau telah terganggu dengan cara
menderita sakit dengan berkeringat dan memurnikan, meyembuhkan, mengusir,
menggigil serta nyeri di sekujur tubuh. 26 melindungi, dan menyucikan. 29
25
Bell, Ritual: Perspectives and, 115. 28
Bell, Ritual: Perspectives and, 116.
26
Turner, The Forest of Symbols, 10-11. 29
Bell, Ritual: Perspectives and, 117.
27
Turner, The Forest of Symbols, 9. 30
Bell, Ritual: Perspectives and, 120.
104 Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa
JURNAL TEOLOGI, 11.02 (2022): 167 - 180
dalam agama.31 Bentuk dari pertunjukan tersebut, dilakukan atas dasar kesadaran
budaya seperti ini adalah berupa puasa yang manusia yang mendalam tentang kehidupan
dilakukan oleh komunitas muslim selama mistis, serta keterbatasan dalam menyikapi
Adven dan prapaskah, pelbagai pesta besar yang berkenaan dengan asal-usul
seperti perayaan Potlach Kwakiutl oleh kehidupan. Selain itu, ritual tidak hanya
suku Indian, ritual slametan, festival holi menggambarkan adanya relasi manusia
yang dirayakan di India, festival matsuri di dengan leluhur, gaib atau Yang Ilahi, tetapi
Jepang dan lain sebagainya.32 ritual juga menjadi sebuah fenomena sosial
yang dapat mengekspresikan kehidupan
Keenam, ritus politik yang terdiri dari suatu komunitas masyarakat. Dengan
praktik-praktik seremonial yang secara demikian, ritual sangat berperan penting
khusus membangun, menampilkan, dan karena mengandung nilai-nilai yang dapat
mempromosikan kekuatan institusi politik, membantu dan mengatur keberlangsungan
seperti raja, negara, tetua desa dan lain hidup suatu masyarakat menjadi lebih baik.
sebagainya. 33 Relasi ritual dan politik
3.3. Ritual Penyembuhan di Minahasa
adalah saling melayani, oleh karenanya
kekuasaanlah yang menjadi pengikat Sesuai dengan etimologisnya, upacara
keduanya. Secara umum, ritus politik ritual dapat dibagi atas dua kata yakni upacara
mendefenisikan kekuasaan dalam dua dan ritual. Upacara adalah suatu kegiatan
dimensi; pertama, penggunaan simbol dan yang dilaksanakan sekelompok orang serta
tindakan simbolis untuk menggambarkan memiliki tahapan yang sudah diatur sesuai
sekelompok orang sebagai sebuah komunitas dengan tujuan acara. Sedangkan yang
yang koheren dan teratur bedasarkan tujuan dimaksud dengan Ritual adalah suatu hal
bersama; kedua, mereka mendemonstrasikan yang berhubungan terhadap keyakinan dan
keabsahan nilai-nilai dan tujuan-tujuan kepercayaan spritual dengan suatu tujuan
bersama dengan menetapkan ikonitas tertentu.35 Asal-usul ritual dapat kita ketahui
mereka sesuai tatanan kosmos serta nilai- dari masa lalu atau dapat di lacak hingga
nilai yang dirasakan.34 Oleh karenanya, ritus masa prasejarah, ritual dapat di rumuskan
politik juga diperlukan untuk memelihara sebagai gerak- gerik tubuh yang sudah
keteraturan dan keselarasan sosial dalam menjadi tabiat atau kebiasaan, yakni sebuah
gerak-gerik yang memang tidak punya
31
Bell, Ritual: Perspectives and, 120.
32
Bell, Ritual: Perspectives and, 121. 35
http://eprints.uny.ac.id/18561/4/BAB%20II%20
33
Bell, Ritual: Perspectives and, 128. 10413244015.pdf. Di akses pada 17 November 2021 pkl
34
Bell, Ritual: Perspectives and, 129. 22.45 WITA.
Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa 105
JURNAL TEOLOGI, 12.01 (2023): 97 - 114
relevansi langsung dengan upaya organisme hal ini salah satu dari para dotu/ opo akan
untuk mempertahankan hidup fisik, ritual berbicara lewat dirinya. Setelah tonaas
juga memperlihatkan kecenderungan badan dimasuki dotu, maka seluruh anggota
mahkluk hidup untuk mengulang-ulang harus berjabat tangan. Dalam bahasa yang
gerak geriknya sendiri. 36
dilontarkan oleh tonaas yang dimasuki dotu
akan ada amanat.
Ritual mengacu pada tindakan yang
dilakukan oleh manusia yang meliputi Sepanjang sejarah kehidupan manusia,
perilaku keagamaan dan juga berbagai mencatat bahwa penyembuhan suatu
kegiatan sosial, politik yang terjadi dalam penyakit secarah alamiah telah dipraktekkan
kehidupan manusia. Hal ini menandakan oleh para pengobat tradisional, yang dituntun
bahwa tindakan ritual tidak hanya bersifat oleh kearifan tradisional, yang menganggap
religius namun juga bersifat sosial yang bahwa penyakit adalah suatu keseimbangan
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.37 dalam diri manusia seutuhnya, serta
Dalam kebudayaan maka agama Malesung ketidakserasian kehidupan manusia dengan
(Minahasa) juga mengajarkan untuk memuji kehidupan lingkungan alam disekitarnya
sesama manusia. Dengan demikian manusia dan hubungannya dengan alam semesta
telah berpikir positif. Memuji lebih bagus yang nampak maupun tidak nampak.
dalam berbudaya daripada mencela. 38 Dalam
ritual ada yang harus dipersiapkan berupa Ritual penyembuhan di Minahasa tidak
Telur ayam rebus, pinang, nasi bungkus, dilakukan oleh sembarangan orang, yang
cap tikus, rokok, tawaang, kemenyan, dll. hanya boleh melakukan ritual ini adalah
Dan semua jumlahnya harus 9 dari masing- Tonaas. Biasanya tonaas akan menyembukan
masing bahan. Dalam ritual juga disertakan pasiennya yang menderita sakit alami berupa
Alkitab, pisau/ barang-barang tajam lainnya, sakit jantung, liver, kangker dan lain-lain.
dan bunga popoopo. Sementara ritual Tonaas akan memberikan obat tradisional
berlangsung akan ada arwah dari opo-opo Minahsa yang disebut obat makatana berupa
terdahulu kita yang akan masuk ke dalam daun-daun, Akar-akar dan jenis tumbuhan
diri tonaas (yang paling ketua) di ritual lainnya. Ada juga sakit karena Ilmu hitam
tersebut. Lalu, di dalam alam bawah sadar atau kena santet dalam bahasa Minahasa
si tonaas tersebut, roh yang masuk dalam disebut dengan Regez Lewo (angin jahat,
orang jahat), biasanya penyakit ini Tonaas
akan mengadakan ritual yang lebih sakral,
36
Alfred North Whitehead. Mencari Tuhan sepanjang Zaman :
dari agama kesukuan ke agama Universal. (macmillan new di karenakan Tonaas akan mempersiapkan
york, 1926). 4
37
Roy A. Rappaport, Ritual and Religion in the Making of sesajen dan akan mengadakan ritual
Humanity (United Kingdom: Cambridge University Press,
1999), 24. pemanggilan dotu atau orang tua Minahasa,
38
Jantje Hendrik Supit, Mengenang Agama Malesung: Agama
Mula-mula Orang Minahasa (Tomohon: CV Anggrek Berkat dalam ritual ini tonaas akan kerakusan atau
Tomohon, n.d), 4
106 Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa
JURNAL TEOLOGI, 11.02 (2022): 167 - 180
Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa 107
JURNAL TEOLOGI, 12.01 (2023): 97 - 114
interpretasi tersendiri atau berbeda dari dan memelihara kehidupan mereka. Oleh
yang lain. 39 Perbedaan antara pendapat polisi karena itu terdapat berbagai bentuk ritual
dengan masyarakat Bali mengenai sabung yang dinaikkan kepada leluhur dengan cara
ayam mengindikasikan resistensi bahkan memberikan persembahan atau korban
reduksi akan suatu pengetahuan. Ini adalah sesajian. Kontestasi antara Kristen dan
suatu bahaya besar yang khas terjadi saat kepercayaan lokal sering menjadi panorama
pertemuan dua pengetahuan yang berbeda. dalam dunia akademisi. Beberapa akademisi
Sabung ayam di Bali merupakan suatu melihat bahwa yang terjadi di Minahasa
ritual yang penting bagi anggota komunitas, (masuknya agama Kristen) merupakan
ritual ini bukan hanya sebagai duel ataupun bentuk resistensi agama modern yang
perjudian semata seperti pandangan luar, mereduksi agama atau kepercayaan lokal.
melainkan tipikal ritual yang bersifat Perang kebudayaan menjadi panorama yang
partikular masyarakat Bali dalam situasi bisa dilihat melalui rasionalisasi manusia.
tersebut. Ritual seharusnya diberi tempat Perang kebudayaan mengancam integrasi
sebagai bagian penting untuk melestarikan sosio-kultural yang telah terkonstruksi
budaya dan saat direduksi, maka terdapat lama, dengan dimasukinya kebudayaan baru
kemungkinan nilai-nilai primordial dari sebagai pengganti budaya yang lama atau
suatu budaya akan hilang. pihak musuh memaksakan budaya mereka
untuk masuk dengan cara melakukan
Minahasa memiliki beberapa komunitas serangan terhadap nilai-nilai kebudayaan.
atau penghayat kepercayaan lokal yang ada Masyarakat menjadi objek dari penyerangan
di juga tidak memakai Kitab Suci karena tersebut, dalam artian bahwa kebudayaan
menurut mereka Kitab Suci lebih pantas masyarakat direduksi, melalui pereduksian
dipakai dalam Gereja atau dalam ibadah- pemikiran-pemikiran masyarakat.41
ibadah. Mereka yang tidak memakai Kitab Fenomena seperti ini sangat berkaitan dengan
Suci yaitu para pelestari budaya Minahasa ritual masyarakat, sebab perang kebudayaan
sebelum Kekristenan masuk. 40
Kepercayaan mereduksi ritual suatu masyarakat, dengan
terhadap roh-roh leluhur diyakini oleh tidak adanya ritual maka suatu sistem nilai
masyarakat primitif bahkan hingga saat atau saya mengambil bahasa dari Pierre
ini walaupun sudah menganut agama Bourdieu mengenai habitus moral akan
yang diakui oleh pemerintah. Masyarakat hilang. Kitab keagamaan yang ada dalam
memahami bahwa leluhur memiliki ritual penyembuhan di Minahasa bisa
kuasa yang mampu untuk mempengaruhi eksis sampai saat ini karena ritual masih
kehidupan manusia, misalnya menjaga dilakukan oleh komunitas setempat, tanpa
adanya ritual maka perpaduan antara nilai-
39
Clifford Geertz, Tafsir Kebudayaan (Yogyakarta: Kanisius,
1992), 249-250. 41
Imam Ali Khamenei, Perang Kebudayaan (Jakarta: Cahaya,
40
Wawancara dengan J. W., pada 5 Desember 2021. 2005), 15-18.
108 Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa
JURNAL TEOLOGI, 11.02 (2022): 167 - 180
nilai intrinsik dalam kepercayaan lokal akan dengan keahlian yang berbeda-beda.
mengalami pergeseran. Menjadi pertanyaan, Dalam pengobatan tradisional Makatana
bagaimana dengan tidak adanya ritual lokal, Minahasa menggunakan dua metode, yaitu
maka Alkitab bisa dipertemukan dengan metode Supranatural dan metode Natural.
pemahaman masyarakat lokal Minahasa? Pengobatan natural yaitu pengobatan
Memang Kekristenan dalam hal ini gereja- makatana atau pengobatan tradisional,
gereja setempat memiliki cara atau metode sedangkan pengobatan supranatural yaitu
kontekstualisasi terhadap kebudayaan menggunakan tenaga gaib. Orang yang
Minahasa, namun menjadi pertanyaa baru, melakukan proses penyembuhan disebut
apakah penghayat kepercayaan lokal tidak Tonaas. Di masyarakat yang berada di desa
bisa menghidupkan kepercayaan mereka terlebih khusus masyarakat Minahasa masih
melalui kontekstualisasi yang mereka menggunakan ritual penyembuhan dengan
lakukan sendiri tanpa hubungan dari gereja tenaga gaib, mereka meyakini bahwa ada
setempat? Manusia merukan homo creator, roh-roh leluhur yang membantu mereka
karena itu ia memberi nilai-nilai intrinsik dari dan berperan memberikan kesembuhan
dirinya sendiri secara manusiawi terhadap bagi mereka.
karya-karyanya dan setiap karya memiliki
nilai yang menandakan karakteristik dari Proses ritual yang menyertakan Kitab
Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa 109
JURNAL TEOLOGI, 12.01 (2023): 97 - 114
sebelum Kekristenan masuk.43 Kepercayaan pada keluarga, kenalan dekat, karena di tiap
terhadap roh-roh leluhur diyakini oleh kampung memiliki wailan (Imam/Pendeta
masyarakat primitif bahkan hingga saat dalam agama Kristen) dengan keahlian yang
ini walaupun sudah menganut agama berbeda-beda. Dalam pengobatan tradisional
yang diakui oleh pemerintah. Masyarakat Makatana Minahasa menggunakan dua
memahami bahwa leluhur memiliki metode, yaitu metode Supranatural dan
kuasa yang mampu untuk mempengaruhi metode Natural.45 Ritual sebagai sembagai
kehidupan manusia, misalnya menjaga simbolik tetapi tidak menuju pada simbol itu
dan memelihara kehidupan mereka. Oleh tetapi merujuk dibalik simbolik itu sendiri
karena itu terdapat berbagai bentuk ritual dan perlu selalu diingat bahwa ritual dalam
yang dinaikkan kepada leluhur dengan cara totenisme ini diwujudkan melalui pemujaan,
memberikan persembahan atau korban dimana pemujaan dibagi menjadi dua
sesajian. bentuk yakni “negatif ” dan “positif ” yang
berarti bahwa ritual selalu dihubungkan
Seperti yang dijelaskan oleh Bell, dengan hal-hal yang benar dan tidak benar,
bahwa strategi ritualisasi berakar pada juga ada ritual yang disebut dengan piacular
bangunan sosial yaitu konteks atau yang berarti penebusan dosa atau kesalahan,
lingkungannya. Konteks atau lingkungan dengan demikian, tugas utama ritual-ritual
merupakan bangunan kehidupan ritual. yang tergabung dalam pemujaan negatif
Menurutnya, bangunan sosial yaitu konteks adalah “menjaga yang sakral agar selalu
atau lingkungan berkaitan erat dengan terpisah dari yang profane/duniawi”. Maka
pengalaman kosmologi masyarakat, sehingga pemujaan yang pertama ini biasanya berisi
ritual memiliki peran dan fungsi dalam tentang “larangan-larangan”. Sedangkan
membangun tubuh atau bangunan sosial pemujaan kedua yakni berisi tentang ritual
masyarakat.44 Sudah sejak zaman dahulu yang menggambarkan prosesi penyerahan
hingga zaman kontemporer ini, budaya ritual hidup manusia kepada Tuhan, kemudian
pengobatan tradisional di Minahasa sebagai Tuhan memberikan kembali kepadanya.
salah satu warisan leluhur orang Minahasa, Durkheim juga menghubungkan ritus
senantiasa diamalkan dengan penuh dengan kesadaran kolektif, bahwa kesadaran
kasih sayang oleh para wailan Minahasa kolektif itu merupakan kebutuhan asasi dari
kepada siapa saja yang membutuhkan setiap manusia, sehinnga perlu diaktikan
pertolongan, secara cuma-cuma tanpa kembali dengan ritual-ritual yang dianggap
mengharapkan balas jasa. Pada umumnya keramat.46
praktik pengobatan tradisional Makatana
Minahasa adalah bersifat tertutup, terbatas
45
J. Turang, dkk, Profil Kebudayaan Minahasa (Tomohon:
Majelis Kebudayaan Minahasa, 1997) 237-247.
43
Wawancara dengan Jhosua Wajong. 46
Emile Durkheim, The Elementary forms of the Religious Life
44
Bell, Ritual Theory, Ritual Practice, 98. (London: George Allen & Unwin Ltd, 2003), 93-95
110 Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa
JURNAL TEOLOGI, 11.02 (2022): 167 - 180
Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa 111
JURNAL TEOLOGI, 12.01 (2023): 97 - 114
agama memiliki kepercayaan tentang yang dalam diri manusia seutuhnya, serta
sakral dan kepercayaan itu bertumbuh ketidakserasian kehidupan manusia dengan
melalui kitab keagamaan sebagai fondasi kehidupan lingkungan alam disekitarnya
untuk memahami berbagai realitas dan hubungannya dengan alam semesta
keagamaan. Kitab keagamaan memiliki yang nampak maupun tidak nampak.
peran yang sentral dalam tindakan-tindakan
manusia dan hal ini bisa terjadi karena 4. KESIMPULAN
bahwa Kitab Suci yang dipakai dalam ritual mencatat bahwa penyembuhan suatu
masuknya Kekeristenan masuk di Minahasa, oleh para pengobat tradisional, yang dituntun
masuk di tanah Minahasa para pemimpin bahwa penyakit adalah suatu keseimbangan
atau tokoh adat di Minahasa tidak memakai dalam diri manusia seutuhnya, serta
budaya Minahasa, ada juga yang disebut kehidupan lingkungan alam disekitarnya
dengan ritual yang cukup di kenal oleh dan hubungannya dengan alam semesta
kebanyakan orang Minahasa yaitu, ritual yang nampak maupun tidak nampak.
112 Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa
JURNAL TEOLOGI, 11.02 (2022): 167 - 180
lain-lain. Tonaas akan memberikan obat . The Elementary forms of the Religious
Life. London: George Allen dan Unwin Ltd.
tradisional Minahsa yang disebut obat 2003
makatana berupa daun-daun, Akar-akar dan
Creswell, John W. Research Design Pendekatan
jenis tumbuhan lainnya. Pada umumnya Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013.
praktik pengobatan tradisional Makatana
Gennep, Arnold Van. The Rites of Passage.
Minahasa adalah bersifat tertutup, terbatas Chicago: The Unniversity of Chicago Press,
pada keluarga, kenalan dekat, karena di tiap 1960.
yaitu Alkitab merupakan cara tersendiri dari . Sejarah Teori Antropologi. Jakarta:
Universitan Indonesia, 1987.
masyarakat setempat dalam mengkonstruksi
Nottingham, Elizabeth K. Agama dan Masyarakat.
kepercayaan mereka dengan memahami Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1994.
bahwa terdapat sakralisasi dalam proses Pals, Daniel L. Seven Theories of Religion.
ritual tersebut. Jadi, ritual menjadi Jogjakarta: IRCiSoD, 2012.
sangat penting bagi komunitas penghayat Rapparport, Roy A. Ritual and Religion in the
Making of humanity. United Kingdom:
kepercayaan dalam mengaktualisasikan Cambridge University Press. 1999
kepercayaan mereka dan sebagai tempat
Setyawan, Yusak B. “Kitab Keagamaan, Ideologi,
pertemuan antara manusia dengan leluhur. Budaya dan Komunitas” (dipresentasikan
dalam kelas Mata Kuliah Kitab Keagamaan
dan Maysarakat untuk Magister Sosiologi
Agama Fakultas Teologi UKSW, Salatiga, 6
Oktober 2019).
Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa 113
JURNAL TEOLOGI, 12.01 (2023): 97 - 114
Wawancara
114 Ruland Supit, Theofilus Welem: Penggunaan Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dalam Ritual Pengobatan di Minahasa