6241-Research Results-25425-1-10-20220710

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Volume XI No 1, Juni 2022 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal 35-43

PERSEPSI DAN MINAT PEMUDA DESA PLEDO TERHADAP PEKERJAAN


SEBAGAI PETANI

Mikhaela A. Uba Peka*, I Wayan Nampa, S.P.N. Nainiti


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana
* Penulis korespondensi: mikhaelauba@gmail.com

ABSTRACT
The aims of this study is find out of the perceptions, influence’s factor of the
perception and interest of youth’s at the rular area to working as farmer. The second aims is
the relation of perceptions between youth’s interest to the working as farmer. This research
conduct at Pledo Village, sub district of Witihama, Flores Timur Regency. The Data analysis
following of the rank spearman analysis, and qualitative descriptive analysis. The results of
the research shows the youths perception of work as a farmer was lower. The Vilage youths
were uncomfortable working as a farmer. For them, work as a farmer is a job that destroys
physical appearance and that is work for parents. The same thing also happened to youth
interest. Realated between youth’s perception, the Youth interest to working as a farmer was
obtained by a correlation coefficient of 0,64 with t-count of 6,61 which was greater than t-table
1,6698(6,61>1,6698). This data shows that there is a significant relationship between
perceptions and interest of youth in working as farmers. Internal and external factor strongly
factors to influence of the perceptions. The internal factors consisting of gender, age and level
of employment, and the external factor consist of agricultural technology, cosmopolitan and
socialization from parents.
Keywords : Youth, Perception, Interest, Farmers

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan minat pemuda desa terhadap
pekerjaan sebagai petani. Tujuan berikutnya yaitu hubungan persepsi dengan minat, serta
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pemuda. Penelitian dilakukan di Desa Pledo
Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur. Pengukuran menggunakan skala ordinal dan
dikuantifikasi dengan skala likert. Analisis persepsi dan minat menggunakan analisis rank
spaerman (rs) sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan minat dengan
analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pemuda terhadap
pekerjaan sebagai petani tergolong tidak baik. Sebagian pemuda tidak nyaman bekerja
sebagai petani. Bagi mereka pekerjaan sebagai petani adalah pekerjaan yang merusak
penampilan fisik dan pekerjaan untuk orang tua. Hal yang sama juga terjadi pada minat
pemuda, hubungan antara persepsi dan minat pemuda terhadap pekerjaan sebagai petani
diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,64 dengan t -hitung sebesar 6,61 lebih besar dari t -
tabel 1,6698(6,61>1,6698). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
persepsi dengan minat pemuda terhadap pekerjaan sebagai petani. Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi pemuda desa terhadap pekerjaan sebagai petani di lokasi penelitian
terdiri dari 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari jenis
kelamin, umur, dan tingkat Pendidikan. Faktor eksternal terdiri dari teknologi pertanian,
kosmopolitan, dan sosialisasi dari orang tua.
Kata Kunci: Pemuda, Persepsi, Minat, Petani.

PENDAHULUAN kemiskinan di pedesaan. Mata pencaharian


Pertanian menjadi penyedia lapangan penduduk desa didominasi pada sektor
pekerjaan yang dapat mengurangi tingkat pertanian yang diusahakan di sawah, tegalan,

35
Volume XI No 1, Juni 2022 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal 35-43

ladang, dan perkebunan. Pekerjaan pertanian lain. Keberhasilan rumah tangga yang bekerja
biasanya melibatkan anggota keluarga di luar sektor pertanian dalam memenuhi
termasuk anak petani itu sendiri. Harapannya, kebutuhan rumah tangga akan menarik minat
anak menjadi penerus pelaksana kegiatan para pemuda di daerah itu untuk bekerja di
pertanian yang diwariskan (Susanto, 2005). luar daerahnya. Muncul paradigma di kalangan
Namun demikian, harapan tersebut tidak generasi muda bahwa dengan pekerjaan di luar
sejalan dengan kenyataan di mana saat ini pertanian lebih mudah menghasilkan uang.
pertanian mengalami darurat generasi petani. Oleh karenanya, untuk memenuhi
Hendri dan Wahyudi (2013) menyampaikan kebutuhannya, para pemuda desa lebih tertarik
bahwa pekerja sebagai petani saat ini rata-rata bekerja di luar daerah dibandingkan harus
telah berumur tua. Tenaga kerja berumur muda bekerja sebagai petani. Berdasarkan
lebih memilih sebagai buruh industri dari pada pengamatan pendahuluan, dampak yang sudah
buruh tani. Pemuda pencari kerja dan lulus mulai terlihat adalah terdapat lahan pertanian
SMA sederajat lebih memilih pekerjaan yang dimiliki di desa tersebut tidak
dengan pendapatan yang tinggi Pekerjaan dimanfaatkan. Tujuan dari penelitian ini
sebagai petani hanya dilakoni oleh generasi tua adalah untuk mengetahui persepsi dan minat
yang sudah menekuni sektor pertanian sejak pemuda pemuda terhadap pekerjaan sebagai
dulu. Menurut Khomsan (2016) pertanian petani, mengetahui hubungan antara persepsi
menjadi tidak menarik bagi generasi muda dan minat pemuda bekerja sebagai petani, dan
karena bertani berarti mengungkung diri dalam faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
kemiskinan. Oleh karennya, generasi pemuda pemuda di Desa Pledo, Kecamatan Witihama,
di pedesaan lebih memilih bekerja disektor Kabupaten Flores Timur.
lainnya. Kecamatan Witihama di Kabupaten
Flores Timur merupakan salah satu Kawasan
METODE PENELITIAN
agraris yang sedang menghadapi situasi
penurunan jumlah petani. Kecamatan Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pledo
Witihama merupakan salah satu Kecamatan di Kecamatan Witihama Kabupaten Flores
Kabupaten Flores Timur yang menjadikan Timur. Pemilihan lokasi penelitian didsaari
pertanian sebagai sumber pendapatan mayoritas penduduk Desa Pledo bermata
warganya. Namun demikian secara perlahan pencaharian sebagai petani dan yang bekerja
jumlah warga yang menekuni bidang pertanian sebagai petani berusia di atas 30 tahun.
terus mengalami penurunan. Pada tahun 2016 Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan
rumah tangga petani sebanyak 4.755 menurun Juli- September 2021.
menjadi 4.266 rumah tangga pada tahun 2020 Populasi pada penelitian ini adalah pemuda di
(BPS Kecamatan Witihama, 2020). Desa Pledo yang berumur 15-30 tahun
Berdasarkan informasi awal yang berhasil (mengacu UURI No 40 tahun 2009). Jumlah
dihimpun dalam study pendahuluan, bahwa populasi di lokasi penelitian sebanyak 174
sebagian besar kepala keluarga lebih memilih orang.
bekerja sebagai buruh pada perusahan
meskipun mereka harus merantau ke daerah

36
Volume XI No 1, Juni 2022 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal 35-43

Sampel penelitian ditentukan dengan metode Kriteria pengujian yaitu:


simple random sampling. Pengambilan sampel
Ho diterima jika thitung < ttabel, berarti tidak
dari populasi dilakukan tanpa memperhatikan
terdapat hubungan yang signifikan antara
strata yang ada dalam populasi itu
persepsi dan minat pemuda terhadap pekerjaan
(Sugiono,2017). Penentuan jumlah sampel
sebagai petani. Ho ditolak jika thitung ≥ ttabel,
menggunakan rumus Yamane seperti pada
berarti terdapat hubungan yang signifikan
persamaa 1
antara persepsi dan minat pemuda terhadap
" pekerjaan sebagai petani.
n= …………………...(1)
#$"% &
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode Analisis Data
Persepsi Pemuda
Persepsi dan minat pemuda desa terhadap Dari pertanyaan yang diajukan kepada
pekerjaan sebagai petani dianalisis melalui tiga responden, hasil perhitungan menunjukan
(3) tahap, yaitu rata-rata (persamaan 2), bahwa nilai rata-rata persepsi pemuda terhadap
persentase pencapaian skor maksimal pekerjaan sebagai petani di desa penelitian
(persamaan 3), dan membandingkan nilai % sebesar 26,72 (persamaan 2) dengan skor
pencapian skor maxsimum dari skor rata-rata maksimum 49% (persamaan 3). Dari nilai
dengan kategori rujukan. Pada kategori mana tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai
nilai itu berada, itulah kategori Persepsi dan pada kategori rujukan maka berada pada
Minat Pemuda Terhadap Pekerjaan Sebagai kisaran nilai 36-51 yang tergolong “Tidak
Petani persamaan (4) Baik”. sebagian besar persepsi pemuda
)* responden pada kategori tidak baik yaitu 44
'= ……………………(2)
+ orang dengan persentase 68,76%, kategori
% Pencapaian skor maksimum =
:;<= =>?>@=>?>
x 100%. …..(3) sangat tidak baik yaitu 1 orang dengan
ABCD EFBAGEHE
persentase 1,56%, kategori cukup baik yaitu
Analisis data untuk mengetahui hubungan 18 orang dengan persentase 28,12%, dan
persepsi dan minat pemuda desa terhadap kategori baik yaitu 1 orang dengan persentase
pekerjaan sebagai petani, diuji dengan korelasi 1,56%. Hal tersebut menunjukan bahwa
rank spearman(rs). (Siegel, 1997) dengan persepsi pemuda desa terhadap pekerjaan
rumus seperti pada persamaan 4. Tingkat sebagai petani di Desa Pledo Kecamatan
signifikan rank spaerman digunakan uji t Witihama Kabupaten Flores Timur tergolong
(Persamaan 5). Sedangkan faktor-faktor yang tidak baik.
mempengaruhi persepsi dan minat pemuda
desa terhadap pekerjaan sebagai petani Minat Pemuda
dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif Hasil perhitungan menunjukan bahwa rata-rata
O P
QRS %*
& minat pemuda desa terhadap pekerjaan sebagai
LM = 1 − ……………...…(4) petani di desa penelitian sebesar 26,50
" T @"
(persamaan 2) dengan skor maksimum sebesar
"@V
U = LM …………………(5) 41% (persamaan 3). Dari nilai tersebut
#@(=:)&
kemudian dibandingkan dengan nilai pada

37
Volume XI No 1, Juni 2022 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal 35-43

tabel kategori rujukan maka berada pada menunjukkan bahwa terdapat 7 orang atau
kisaran nilai 36-51 yang tergolong “Tidak 10,94% untuk responden yang berpendidikan
Berminat”. Berdasarakan hasil penelitian dapat SD, 17 orang atau 26,56 % bependidikan
diketahui bahwa sebagian besar minat pemuda SLTP/Sederajat, 34 orang atau 53,12 %
responden pada kategori tidak berminat yaitu berpendidikan SLTA/ Sederajat, 6 orang atau
35 orang dengan persentase 54,69%, kategori 9,38 % berpendidikan Diploma IV/ Strata I.
sangat tidak berminat yaitu 22 orang dengan Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi
persentase 34,38%, kategori cukup berminat pemuda terhadap pekerjaan sebagai petani
yaitu 6 orang dengan persentase 9,38%, dan adalah teknologi pertanian. berdasarkan hasil
kategori berminat yaitu 1 orang dengan penelitian ada 2 poin yang diukur yaitu
persentase 1,59%. Hal tersebut menunjukkan ketersediaan teknologi pertanian (14,06%),
bahwa minat pemuda desa terhadap pekerjaan Keterjangkauan teknologi pertanian (20,31%).
sebagai petani di Desa Pledo Kecamatan Faktor eksternal yang kedua adalah
Witihama Kabupaten Flores Timur tergolong kosmopolitan, dalam kosmopolitan terdapat
tidak berminat. beberapa hal yang diukur yaitu penyuluhan
(25%), Gapoktan (14,06%), Handphone
Hubungan Antara Persepsi dan Minat
(34,38%), Televisi (20,31%), Radio (0,00%),
Hasil analisis data hubungan antara persepsi Koran (4,69%). Faktor eksternal yang ketiga
dan minat pemuda desa terhadap pekerjaan adalah sosialisasi orangtua terhadap pekerjaan
sebagai petani diperoleh koefisien korelasi sebagai petani. Terdapat tiga point yang diukur
sebesar 0,64 (persamaan 4) dengan t hitung yaitu mengenal pertanian sejak dini (85,94%),
sebesar 6,61 (persamaan 5) lebih besar dari t Orangtua berharap anak bekerja di bidang
tabel 1,6698(6,61>1,6698). pertanian (18,75%), orangtua berharap anak
bekerja di luar pertanian (81,25%).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Persepsi Pembahasan
Faktor internal yang mempengaruhi persepsi Berdasarakan hasil penelitian diketahui bahwa
pemuda terhadap pekerjaan sebagai petani peneliti mengajukan sebelas pertanyaan
terdiri dari Jenis kelamin. Berdasarkan hasil kepada pemuda responden terkait dengan
wawancara dari 64 pemuda Desa Pledo, persepsi pemuda terhadap pekerjaan sebagai
peneliti menggolongkan jenis kelamin pada petani. Jawaban terhadap pertanyaan-
masing-masing responden yaitu jenis kelamin pertanyaan yang diajukan tersebut dalam
responden laki-laki ada 38 orang (59,38%) dan bentuk skor 1 sampai 5. Berdasarkan jawaban
perempuan ada 26 orang (40,62%). Faktor yang diberikan, selanjutnya dihitung jumlah
internal yang kedua yaitu umur responden. rata-rata persepsi pemuda desa terhadap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 21 pekerjaan sebagai petani. Dalam mengukur
pemuda atau 32,81% berumur 15-20 tahun, 30 persepsi pemuda terhadap pekerjaan sebagai
pemuda atau 46,88% berumur 21-25 tahun, petani, terdapat tiga poin penting yaitu
dan 13 pemuda atau 20,31% berumur 26-30 persepsi pemuda terhadap pendapatan bekerja
tahun. Faktor internal yang ketiga adalah sebagai petani, persepsi pemuda risiko usaha
tingkat Pendidikan. Hasil penelitian tani, persepsi pemuda terhadap kenyamanan

38
Volume XI No 1, Juni 2022 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal 35-43

bekerja. Persepsi pemuda terhadap pendapatan pemuda terhadap pemasaran hasil pertanian.
bekerja sebagai petani termasuk dalam Pemuda desa tidak berminat melakukan usaha
katergori baik. Pemuda beranggapan bahwa budidaya tanaman pertanian, mereka
bekerja sebagai petani masih dapat memenuhi memikirkan hal negatif dan risiko-risiko yang
kebutuhan rumah tangga minimal pangan, didapatkan pada saat melakukan usaha
sekolah dan lain-lain. Meskipun pemuda budidaya tanaman pertanian. Pandangan
beranggapan bahwa pendapatan sebagai petani tentang banyaknya risiko dalam menjalankan
dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, usahatani juga menyebabkan rendahnya minat
namun pemuda desa setuju bahwa pekerjaan pemuda terhadap usaha sarana produksi karena
sebagai petani memiliki risiko usaha yang pemuda beranggapan bahwa usaha sarana
tinggi. Dapat disimpulkan bahwa persepsi produksi merupakan usaha yang memerlukan
pemuda terhadap risiko usaha pekerjaan modal yang cukup besar. kurangnya minat
sebagai petani membentuk persepsi yang pemuda desa dalam menjalankan usaha sarana
negatif. Begitupun juga dengan persepi produksi karena belum sepenuhnya sarana
pemuda desa terhadap kenyamanan bekerja produksi digunakan oleh petani lokal, para
sebagai petani. Dari pernyataan pekerjaan petani lebih memilih menggunakan benih hasil
sebagai petani lebih prestesius (lebih pertanian sebelumnya daripada membeli benih
bergengsi) daripada pegawai kantoran, di toko, hal ini membuat sebagian pemuda
sebagian pemuda desa tidak menyetujui hal responden sangat tidak berminat menjalankan
tersebut karena mereka lebih memilih bekerja usaha sarana produksi. Kurangnya minat
sebagai pegawai kantoran daripada sebagai pemuda desa juga terdapat pada usaha
petani. Hal ini didukung oleh penelitian yang pemasaran hasil pertanian karena bagi mereka
dilakukan oleh Hendri dan Wahyuni (2013). perputaran uang kembali usaha pemasaran
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil pertanian tidak cepat karena hasil
persepsi para pemuda mencari kerja terhadap pertaniannya musiman sehingga pemuda
pekerjaan pertanian di Desa Cihideung Udik, sangat tidak berminat menjalankan usaha
Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor secara pemasaran hasil pertanian. Hal ini didukung
keseluruhan adalah negative. oleh penelitian yang dilakukan oleh Nur, Siti
(2021). Hasil penelitiannya menunjukan
Peneliti mengajukan tiga belas pertanyaan bahwa moderenisasi pertanian tidak akan
kepada pemuda responden terkait dengan berpengaruh pada minat generasi muda yang
minat pemuda terhadap pekerjaan sebagai memang pada dasarnya tidak berminat
petani. Jawaban terhadap pertanyaan- berkecimpung di bidang pertanian.
pertanyaan yang diajukan tersebut dalam
bentuk skor 1 sampai 5. Berdasarkan jawaban Responden pada lokasi penelitian lebih banyak
yang diberikan, selanjutnya dihitung jumlah berada pada kategori tidak berminat dan
rata-rata minat pemuda desa terhadap persepsi pemuda berada pada kategori tidak
pekerjaan sebagai petani. Terdapat tiga poin baik. Untuk mengetahui hubungan antara
penting yaitu minat pemuda terhadap budidaya persepsi dan minat pemuda desa terhadap
tanaman pertanian, minat pemuda terhadap pekerjaan sebagai petani, data dianalisis
usaha sarana produksi pertanian dan minat menggunakan korelasi rank spearman (rs).

39
Volume XI No 1, Juni 2022 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal 35-43

Dari data hasil analisis rank spaerman yang membutuhkan tenaga kuat dan besar
menunjukkan adanya hubungan yang sehingga hanya kaum laki-laki saja yang
signifikan antara persepsi pemuda dengan mampu melakukannnya. Sedangkan kaum
minat pemuda terhadap pekerjaan sebagai perempuan lebih banyak dalam pekerjaan
petani. Maka disimpulkan bahwa Semakin penyemaian benih, penyiangan gulma, dan
baik persepsi seseorang maka semakin tinggi panen. Jadi kaum laki-laki dan kaum
pula minat pemuda terhadap pekerjaan sebagai perempuan mempunyai porsi yang berbeda
petani, atau sebaliknya semakin tidak baik dalam bekerja sebagai petani. Pekerjaan
persepsi seseorang maka semakin rendah pula sebagai petani membutuhkan tenaga yang kuat
minat pemuda terhadap pekerjaan sebagai dan usia produktif. Herlina (2002) mengatakan
petani. Hal ini didukung oleh penelitian yang bahwa persepsi pemuda terhadap pekerjaan
dilakukan Romha (2018) tentang “Analisis dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin. Hal
Hubungan antara Persepsi Pemuda dengan ini ditujukkan dengan adanya persepsi
Minta Pemuda Terhadap Pekerjaan Sebagai masyarakat pada pekerjaan di sektor pertanian
Petani di Desa Cikidang, Kecamatan sebagai pekerjaan yang melelahkan dan
Bantarujeg, Kabupaten Majalelang”. Hasil dari merusak penampilan, sehingga tidak cocok
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat untuk perempuan. Pada umur produktif,
hubungan yang nyata antara persepsi dan seseorang dapat bekerja yang didukung
minat pemuda Desa Cikidang terhadap dengan tingkat kematangan fisik, cara berpikir,
pekerjaan sebagai petani. dan tingkat emosional yang cukup baik. Jadi,
pemuda tani mempunyai kesempatan untuk
Penelitian ini meneliti 6 faktor yang
memperdalam pengetahuan dan keterampilan
mempengaruhi terbentuknya persepsi pemuda
mereka untuk bekerja sebagai petani untuk
desa terhadap pekerjaan sebagai petani baik
melakukan perubahan atau perbaikan di
faktor internal maupun faktor eksternal yaitu:
bidang pertanian kearah yang lebih baik.
jenis kelamin, umur, tingkat Pendidikan,
Dalam melakukan perubahan dan perbaikan di
teknologi pertanian, kosmopolitan, dan
bidang pertanian dibutuhkan pengetahuan dan
sosialisasi dari orang tua.
keterampilan atau berpendidikan tinggi.
1. Faktor Internal Pendidikan yang telah ditempuh seseorang
akan sangat berpengaruh dalam tingkat
Dari hasil wawancara peneliti terhadap pemahaman serta dalam pengambilan
responden pemuda laki-laki lebih sering ikut keputusan terhadap suatu inovasi (Harmayani
membantu orang tua dalam melakukan 2017). pemuda Desa Pledo sebagian besar
usahatani dibandingkan dengan pemuda berpendidikan tinggi. Pendidikan pada pemuda
perempuan. Perempuan rata-rata tidak ingin rata-rata tinggi pada lulusan SLTA, hal ini
bekerja sebagai petani, karena bagi mereka disebabkan karena masyarakat mengerti akan
pekerjaan sebagai petani lebih cocok untuk pentingnya pendidikan. Bagi Sebagian orang
laki-laki. Bekerja sebagai petani membutuhkan dengan tingkat Pendidikan yang tinggi dapat
tenaga yang kuat sehingga tidak semua merubah masa depan mereka nantinya, dan
perempuan melakukan pekerjaan sebagai bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.
petani. Seperti pembajakan dan pencangkulan

40
Volume XI No 1, Juni 2022 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal 35-43

Tetapi, ada Sebagian pemuda yang pertanian. Soekanto (1992) sosialisasi adalah
berpendapat bahwa Pendidikan hanya perlu sebagai suatu proses ketika manusia
sampai pada jenjang SLTA saja. mempelajari norma dan nilai. Sosialisasi
2. Faktor Eksternal bertujuan memberikan keterampilan,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kemampuan komunikasi,
ketersediaan dan keterjangkauan teknologi berlatih untuk mawas diri dari nilai-nilai
pertanian sangat minimum bagi pemuda desa. kepercayaan popok dalam diri seseorang.
Hal ini juga merupakan salah satu faktor Hampir seluruh orang tua dari responden dalam
penyebab rendahnnya persepsi pemuda terhadap penelitian ini telah memperkenalkan kepada
pekerjaan sebagai petani. Faktor eksternal juga anaknya mengenai pertanian sejak dini. Orang
dilihat dari tingkat kosmospolitan. Tingkat tua yang berharap anaknya bekerja di pertanian
kosmopolitan yang pertama adalah penyuluhan. sebanyak 12 orang (18,75%) dengan alasan
Dari hasil penelitian, pemuda yang pernah bahwa mereka ingin anaknya bisa lebih sukses
mengikuti penyuluhan berasumsi bahwa alasan dari usaha mereka sebelumnya. Sedangkan
mereka mengikuti penyuluhan tersebut karena orangtua yang tidak berharap anaknya bekerja di
mereka ingin mengetahui isi dari materi yang bidang pertanian sebanyak 52 orang (81,25%)
disajikan. Sedangkan pemuda yang tidak dengan alasan bahwa mereka bukanlah petani
mengikuti penyuluhan beranggapan bahwa tetap melainkan buruh tani yang tidak memiliki
waktu pelaksanaa penyuluhan tidak sesuai lahan sendiri. Sebagian besar orangtua berharap
karena bertabrakan dengan jam sekolah, jam anaknya mendapatkan pekerjaan yang layak dan
kerja dan juga penyajian materi yang tidak dapat meningkatkan kehidupan keluarganya di
menarik. Kedua, Gapoktan di Desa Pledo tidak masa mendatang.
berjalan dengan baik, karena tidak ada
pertemuan-pertemuan. Pertemuan hanya KESIMPULAN DAN SARAN
dilakukan saat awal pembentukan kepanitian.
Pemuda yang sedang melanjutkan pendidikan Kesimpulan
dan yang bekerja diluar pertanian banyak yang Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
tidak mengetahui tentang gapoktan. Gapoktan di maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Desa Pledo sendiri tidak berjalan baik. Ketiga,
handphone dari hasil penelitian, pemuda Desa 1 Persepsi pemuda desa terhadap pekerjaan
Pledo lebih banyak menggunakan handphone sebagai petani termasud dalam kategori
untuk browsing hal-hal yang tidak berkaitan tidak baik dengan nilai rata-rata 26,72
dengan pertanian karena bagi mereka pertanain dengan skor maksimum 49%. Hal ini
tidak menarik, sama halnya juga dengan televisi menunjukan bahwa persepsi pemuda desa
dan radio. Yang terakhir adalah koran. Dari terhadap pekerjaan sebagai petani tidak
hasil penelitian, diketahui bahwa di Desa Pledo baik. dikatakan tidak baik karena pemuda
saat ini koran jarang ditemukan sehingga desa lebih memilih bekerja sebagai pegawai
pengetahuan mengenai pertanian melalui koran kantoran dibandingkan menjadi petani
juga sangat rendah. Faktor eksternal yang sesuai harapan orang tua. Selain itu
berikut adalah sosialisasi orang tua tentang sebagian dari pemuda desa merasa kurang

41
Volume XI No 1, Juni 2022 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal 35-43

nyaman bekerja sebagai petani karena faktor yaitu faktor internal dan faktor
mereka beranggapan bahwa bekerja sebagai eksternal. Faktor internal terdiri dari jenis
petani adalah pekerjaan yang merusak kelamin, umur, dan tingkat Pendidikan.
penampilan fisik dan pekerjaan sebagai Faktor eksternal terdiri dari teknologi
petani adalah pekerjaan untuk orang tua pertanian, kosmopolitan, dan sosialisasi
serta menjadi petani adalah suatu pekerjaan dari orang tua.
yang memiliki risiko yang tinggi.
2 Minat pemuda desa terhadap pekerjaan Saran
sebagai petani termaksud dalam kategori Mengacu pada hasil penelitian ini maka ada
tidak baik dengan nilai rata-rata 26,50 beberapa hal yang perlu disarankan untuk
dengan skor maksimum sebesar 41%. Hal meningkatkan peran penyuluh dan gapoktan
ini menunjukan bahwa pemuda desa tidak agar dapat menambahkan wawasan pemuda
berminat melakukan pekerjaan sebagai mengenai pertanian yang lebih baik. Sehingga
petani. Kurangnya minat pemuda desa membuat persepsi pemuda terhadap pertanian
untuk bekerja di bidang pertanian menjadi lebih baik lagi. Diperlukn adanya
disebabkan oleh rasa takut akan risiko perubahan teknologi terkait potensi alam yang
kegagalan dalam budidaya tanaman ada agar menimbulkan minat pemuda bekerja
pertanian. Disamping itu para pemuda desa di wilayah Desa Pledo.
juga beranggapan bahwa sarana produksi
tanaman pertanian merupakan usaha yang
memerlukan modal yang cukup besar dalam DAFTAR PUSTAKA
keberlangsungan. Kurangnya minat pemuda
Aditama, Siegel. (1997). Statistik Non Parametrik
desa terhadap pekerjaan sebagai petani juga
untuk Ilmu-ilmu Sosial Jakarta:
disebabkan oleh pemasaran hasil pertanian
Gramedia.
yang kurang maksimal karena hasil
pertaniannya musiman sehingga bagi [BPS]. Badan Pusat Statistik. 2016. Kecamatan
mereka perputaran uang kembali pemasaran witihama dalam angka 2016.
hasil pertanian kurang cepat sesuai yang https://florestimurkab.bps.go.id/publicati
on/2016/07/29/6118b6acfa39b3649dbe6c
diharapkan.
97/kecamatan-witihama-dalam-angka-
3 Hubungan antara persepsi dan minat
2016.html
pemuda desa terhadap pekerjaan sebagai
petani di desa penelitian mempunyai [BPS]. Badan Pusat Statistik.2020. Kecamatan
hubungan yang nyata atau signifikan. Witihama Dalam Angka 2020.
Semakin tidak baik persepsi seseorang https://florestimurkab.bps.go.id/publicati
on/2020/09/28/e1d06f279cde15d3f54f24
maka semakin tidak berminat melakukan
e6/kecamatan-witihama-dalam-angka-
pekerjaan sebagai petani.
2020.html
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
pemuda desa terhadap pekerjaan sebagai Harmayani. (2017). Persepsi Keluarga Petani
petani di Desa Pledo Kecamatan Witihama Terhadap Pendidikan Formal Anak
Kabupaten Flores Timur terdiri dari 2 (Studi Tentang Keluarga Anak Putus
Sekolah di Desa Baturijal Hulu

42
Volume XI No 1, Juni 2022 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal 35-43

Kecamatan Peranap Kabupaten indragiri Nur, Siti (2021). Persepsi dan Minat Generasi
Hulu ). Jom fisip (vol.4.No.1) Muda pada Moderenisasi Pertanian di
https://media.neliti.com/media/publicatio Desa Bulukidul Kecamatan Balong
n/122896-ID-persepsi-keluarga-petani- Kabupaten Ponorogo [skripsi].
terhadap-pendid.pdf Digilib.uinsby.ac.id

Hendri, M. & Wahyuni, E.S. (2013). Persepsi Romha, R.A, (2018). Persepsi dan Minat Pemuda
Pemuda Pencari Kerja Terhadap Desa Terhadap Pekerjaan Sebagai Petani
Pekerjaan Sektor Pertanian dan Pilihan di Desa Cikidang Kecamatan Bantarujeg
Pekerjaan di Desa Cihideung Udik Kabupaten Majalengka. [skripsi].
Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. http://eprints.umm.ac.id/
Jurnal penyuluhan, (vol.9.No.1).
Soekanto,Soerjono.(1992). Memperkenalkan
https://www.neliti.com/id/publication/84
Sosiologi.Jakarta:Rajawali Pers
49
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan
Herlina, T. (2002). Orienatsi Nilai Kerja Pemuda
(pendekatan kualitatif, kuantitatif dan
pada Keluarga Perkebunan. Penerbit
R&D). Bandung. ALVABETAcv.
Institut Pertanian Bogor, Bogor
Undang Undang No. 40 Tahun 2009 Tentang
Kepemudaan

43

You might also like