Professional Documents
Culture Documents
Contoh Soal Dan Jawabannya
Contoh Soal Dan Jawabannya
Contoh Soal Dan Jawabannya
NIM : 232711080022
Mata Kuliah : B. Inggris
Dosen : Septiana Wandira, M. Pd
Here's an example:
"The beach is a picturesque location with golden sand, crystal-clear blue water, and
tall palm trees swaying in the gentle breeze. It is a serene and relaxing place, perfect
for unwinding and enjoying the sound of waves crashing against the shore."
1. Describing things:
- The car is sleek, shiny, and silver.
- The book is old, worn-out, and dog-eared.
- The house is spacious, modern, and well-furnished.
2. Describing feelings:
- I am ecstatic, overjoyed, and elated about the news.
- She is anxious, nervous, and worried about the upcoming exam.
- He is content, satisfied, and at peace with his life.
3. Describing people:
- She is tall, slim, and has curly hair.
- He is kind-hearted, generous, and always willing to help others.
- They are intelligent, creative, and hardworking individuals.
4. Describing places:
- The beach is serene, peaceful, and surrounded by palm trees.
- The city is bustling, vibrant, and filled with skyscrapers.
- The countryside is picturesque, tranquil, and dotted with green fields and farms.
Likes and dislikes adalah suatu ekspresi atau reaksi yang digunakan ketika kita
menyukai atau tidak menyukai sesuatu. Expressing likes and dislikes ini dapat
dilakukan, baik secara lisan maupun tulisan. Ekspresi ini juga memiliki peran penting
dalam membangun hubungan sosial dan memperkuat komunikasi antar individu
karena biasanya akan melibatkan perasaan kita atau lawan bicara kita terhadap apa
yang disukai dan tidak.
Untuk mengekspresikan likes and dislikes, ada beberapa pola kalimat yang bisa
digunakan. Untuk menggunakan ekspresi like, kita bisa menggunakan kata like, love,
enjoy, crazy, dan sejenisnya sebagai predikat dalam kalimatnya.
Sementara itu, untuk mengungkapkan dislike, kita bisa menggunakan kata don’t like,
hate, don’t enjoy, dan kata yang bermakna tidak menyukai sesuatu sebagai predikat.
Secara umum, kalimat yang menyatakan ekspresi likes and dislikes dibentuk dengan
pola sebagai berikut :
Likes:
- I really enjoy spending time outdoors and exploring nature.
- I love reading books, especially mystery novels.
- I have a passion for cooking and trying out new recipes.
- I am a fan of watching movies, particularly action and adventure films.
- I enjoy listening to music, especially classical and jazz genres.
Dislikes:
- I am not a fan of crowded places, as they tend to make me feel overwhelmed.
- I dislike spicy food, as it doesn't agree with my taste buds.
- I'm not fond of horror movies, as they tend to give me nightmares.
- I don't enjoy doing household chores, like cleaning or doing laundry.
- I have a dislike for dishonesty and prefer honesty in all interactions.
Here's an example:
"I really enjoy spending time outdoors, especially hiking in the mountains and
exploring nature. It gives me a sense of peace and rejuvenation. On the other hand, I
strongly dislike crowded places as they make me feel overwhelmed and anxious."
Remember, expressing your likes and dislikes helps others to know you better and
can also lead to discovering common interests with others.
Here's an example:
- Offering:
How may I assist you today? I can help you with research, provide
recommendations, or offer guidance on a particular topic.
Would you like me to help you with your project? I have experience in that area.
- Requesting:
Could you please find me the latest news about artificial intelligence?
Or, can you help me create a budget plan for my upcoming vacation?
I would appreciate it if you could lend me a hand with this task. It's quite challenging.
Here's an example:
Agreement:
"I completely agree with your viewpoint on climate change. It's a critical issue that
requires immediate action from governments and individuals."
Disagreement:
"I respectfully disagree with your stance on the importance of video games. While
they can be entertaining, I believe they can also have negative effects on individuals,
such as addiction and reduced social interaction."
Percakapan kedua
Budi : How about going to Palembang?
Tina : Tell me about it!
Disagreement
Percakapan pertama
Tomi : Harri, don’t you think we’ll get caught?
Harri : No. No one ever comes in here.
Percakapan kedua
Maria : How about the project?
Naya : It’s still ongoing
Maria : I think the progress in too slow
Naya : I don’t think so. Because to get the material is a bit difficult.
Nama : Lisa Listiana
NIM : 232711080022
Mata Kuliah : B. Indonesia
Dosen : Refliyanto, M. Pd. I
Contoh:
Tanpa EYD - "Dia tidak memakai celana panjang hari ini kan?"
Dengan EYD - "Dia tidak memakai celana panjang hari ini, bukan?"
Contoh:
Tanpa EYD - "Ibu bilang dia mau pergi."
Dengan EYD - "Ibu bilang, 'Dia mau pergi.'"
4. Menyumbar Ketelitian dan Akurasi: Dalam penulisan karya ilmiah, tesis, ataupun
dalam konteks akademik lainnya, penggunaan EYD sangat penting untuk
menunjukkan ketelitian dan akurasi.
Contoh:
Tanpa EYD - "hipotesis penelitian ini yaitu efek pemanasan global terhadap populasi
penguin di antartika."
Dengan EYD - "Hipotesis penelitian ini adalah efek pemanasan global terhadap
populasi penguin di Antartika."
Contoh penggunaan EYD dalam kegiatan tulis menulis adalah sebagai berikut:
- Menggunakan huruf kapital di awal kalimat dan nama-nama orang, tempat, atau
benda.
- Menulis tanda baca dengan benar, seperti titik, koma, tanda tanya, dan tanda seru.
- Menggunakan tanda hubung (-) untuk penyusunan kata sambung.
b. Penulis mengelak dari penggunaan kata depan (preposisi) di depan kalimat dan di
depan subjek.
Perbaikan:
Kesalahan pemakaian diksi/pilihan kata dalam kalimat tersebut adalah penggunaan
kata “mengelak” sebaiknya diganti dengan “menghindari” dan penggunaan kata
"depan kalimat" dan "depan subjek". Sebaiknya diganti dengan penggunaan kata "di
awal kalimat" dan "sebelum subjek".
e. Logam itu terdiri atas beberapa jenis, misalnya emas, perak, timah, dan
sebagainya.
Perbaikan :
Kata “itu” sebaiknya dihilangkan, penggunaan kata “atas” sebaiknya diganti dengan
kata “dari” penggunaan kata “misalnya” sebaiknya diganti
dengan kata “yaitu”.
5. "Mahasiswa dan dosen bekerja sama membuat apotik hidup di kebun kampus.”
Paragraf deduktif yang dikembangkan dari kalimat di atas:
Mahasiswa dan dosen bekerja sama membuat apotik hidup di kebun kampus
dengan tujuan untuk menyediakan tanaman obat-obatan yang dapat digunakan oleh
mahasiswa dan dosen dalam kegiatan penelitian, pengobatan, dan peningkatan
kesehatan. Apotik hidup ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan
pengalaman bagi para mahasiswa dalam mengenal dan memanfaatkan tanaman
obat secara praktis. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan dapat tercipta
keterlibatan aktif mahasiswa dan dosen dalam upaya menjaga keberlanjutan
lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kampus.
1. Yang dimaksud dengan tatanan tersebut adalah sistem hukum yang ada di suatu
negara. Dalam sistem ini, hukum memiliki kekuasaan mutlak untuk mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hukum ditempatkan dalam posisi tertinggi
dalam melindungi seluruh lapisan masyarakat.
Tatanan yang dimaksud adalah sistem atau struktur yang mengatur kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dalam tatanan ini, hukum memiliki kekuasaan mutlak
untuk mengatur kehidupan masyarakat dan negara. Hal ini berarti hukum
ditempatkan pada posisi tertinggi dalam melindungi seluruh lapisan masyarakat.
Dalam konteks ini, hukum memiliki peran sebagai instrumen yang mengatur tingkah
laku dan hubungan antara individu-individu dalam masyarakat. Hukum juga menjadi
acuan untuk menegakkan keadilan, melindungi hak-hak asasi manusia, serta
menjaga ketertiban dan keamanan. Dengan kekuasaan mutlaknya, hukum memiliki
otoritas untuk memastikan bahwa setiap warga negara tunduk pada peraturan yang
berlaku dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Prinsip ini juga menjamin bahwa hukum diterapkan secara adil dan setara bagi
semua warga negara tanpa kecuali. Selain itu, hukum yang berperan sebagai
penjaga kehidupan berbangsa dan bernegara juga melindungi hak-hak individu,
mengatur tata tertib sosial, serta memberikan batasan dan kewajiban kepada setiap
anggota masyarakat.
Dalam konteks Pancasila, yang merupakan dasar negara Indonesia, terdapat lima
sila yang menjadi landasan ideologi nasional. Sila-sila tersebut adalah Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Dalam Pancasila, tidak secara eksplisit disebutkan apakah bangsa Indonesia adalah
kausa materialis atau idealis. Pancasila mengandung nilai-nilai spiritual dan moral,
seperti Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yang
menunjukkan adanya aspek non-material dalam ideologi tersebut.
Dalam konteks ini, kita dapat berpendapat bahwa bangsa Indonesia memiliki
kecenderungan untuk mementingkan aspek material dalam kehidupan sehari-hari,
seperti perekonomian dan pembangunan. Namun, tidak dapat disimpulkan dengan
pasti bahwa bangsa Indonesia secara keseluruhan adalah kausa materialis dari
Pancasila, karena Pancasila tidak secara eksplisit menggambarkan bangsa
Indonesia dalam konteks tersebut.
Penting untuk diingat bahwa pandangan ini adalah sudut pandang pribadi saya
sebagai asisten dan bukan merupakan pandangan yang universal atau resmi.
Pandangan mengenai kausa materialis dari Pancasila dapat bervariasi tergantung
pada individu dan interpretasi masing-masing.
5. Mahkamah Konstitusi (MK) memiliki peran dan fungsi penting dalam sistem kehakiman
Indonesia. Berikut adalah beberapa peran dan fungsi Mahkamah Konstitusi (MK) di
Indonesia:
● Penjaga Konstitusi: Salah satu peran utama MK adalah menjaga konstitusi, yaitu
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. MK bertugas
memastikan bahwa semua peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia
sejalan dengan konstitusi dan tidak bertentangan dengan hak-hak konstitusional
warga negara.
● Perlindungan Hak Asasi Manusia: MK memiliki peran penting dalam melindungi hak
asasi manusia. MK dapat menerima pengujian undang-undang terkait dengan
pelanggaran hak asasi manusia dan memastikan perlindungan hak-hak tersebut
sesuai dengan konstitusi.
Proses penulisan dan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an menjadi sebuah kitab berlangsung
dalam beberapa tahap, dan terjadi dalam kurun waktu yang panjang. Ada beberapa motivasi
dan faktor bersejarah penting yang melatarbelakangi proses tersebut. Berikut adalah
beberapa tahapannya:
1. Wahyu Pertama dan Penulisan: Ayat-ayat Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi
Muhammad pada awal abad ke-7 M. Saat itu, bagian-bagian dari wahyu dicatat oleh para
penulis yang dipercaya, dikenal sebagai 'Kuttāb al-Waḥy'. Mereka menulis wahyu pada
berbagai material seperti kulit binatang, batu datar, tulang, dan lembaran-lembaran papyrus.
2. Tahap Pengumpulan Awal: Setelah wafatnya Nabi Muhammad, Khalifah Abu Bakr,
berdasarkan saran dari Umar bin Khattab, memerintahkan pengumpulan ayat-ayat Qur'an
yang telah ditulis dalam berbagai bahan menjadi satu manuskrip. Tugas ini dipercayakan
kepada Zaid bin Tsabit.
3. Penyusunan dan Standardisasi oleh Utsman bin Affan: Selama masa pemerintahan
Khalifah Utsman bin Affan, memperhatikan banyaknya variasi bacaan Al-Quran dari
berbagai daerah, maka beliau memutuskan untuk mengstandarisasi dan menyusun
Al-Quran menjadi satu versi yang diterima secara universal. Maka, untuk pertama kalinya,
Al-Quran disusun dan dicetak dalam bentuk kitab seperti yang kita kenal sekarang.
Latar belakang penyusunan Al-Quran untuk pertama kalinya menjadi satu kitab adalah untuk
meyakinkan bahwa wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad tetap terjaga
keutuhannya, akurat, dan bebas dari segala bentuk penafsiran yang salah. Selain itu, hal ini
juga bertujuan untuk memudahkan penyebaran dan pengajaran ayat-ayat suci tersebut
kepada umat Muslim yang semakin berkembang, dan untuk menjaga persatuan umat. Hal
ini meningkatkan pemahaman umat tentang ajaran Islam, serta memastikan bahwa setiap
Muslim memiliki akses yang sama terhadap wahyu Allah.
"Asbabun Nuzul" adalah istilah dalam bahasa Arab yang berarti 'alasan turunnya'.
Dalam konteks Al-Quran, istilah ini merujuk kepada sebab atau keadaan khusus
yang mendorong turunnya ayat-ayat tertentu.
Biasanya, Asbabun Nuzul berkaitan dengan peristiwa, pertanyaan, atau situasi yang
memicu Allah menurunkan petunjuk, hukum, atau jawaban melalui wahyu. Peristiwa
ini bisa mencakup konfrontasi militer, pertanyaan yang diajukan oleh sahabat Nabi
Muhammad, perubahan sosial, atau persoalan etika individu dan komunitas.
Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun Asbabun Nuzul dapat membantu
memahami konteks lebih dalam, namun tidak semua ayat memiliki asbabun nuzul
yang diketahui atau direkam. Dalam sejumlah kasus, ayat-ayat diturunkan untuk
memberikan panduan yang bersifat umum dan tidak terbatas pada situasi tertentu.
1. a. Pengertian Isim
Isim secara bahasa artinya kata yang menunjukkan yang dinamai.
Isim menurut istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna
pada dirinya dan tidak diasosiasikan dengan waktu apapun, contohnya َّد َمح ٌُم.
Lebih luas lagi, dalam buku Alquran Terjemahan Per Kata An-Nur disebutkan
bahwa, “Isim adalah kata yang merujuk pada kata yang dibendakan, nama
diri, bilangan, kata orang, atau hewan.”
b. Pengertian Fi’il
Fi'il (bahasa Arab: )فعلmerupakan salah satu jenis kata yang
mengandung morfem rangkap dalam bahasa Arab atau Al Quran. Letak fi'il
dalam kalimat dapat menentukan jenis kalimat itu sendiri. Apabila diletakkan
di awal kalimat atau mendahului isim, kalimat itu dinamakan kalimat verbal
(jumlah fi'liyah).
Kalimat Fi'il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau
peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau,
sekarang dan yang akan datang).
c. Pengertian Harf
ِإلَى – َو – فِي:ُ ِم ْثل،ت ْ َْال َحرْ فُ َكلِ َمةٌ ي
ِ ظهَ ُر َم ْعنَاهَا َم َع َغي ِْرهَا ِمنَ ْال َكلِ َما
Huruf adalah kata yang tidak jelas artinya kecuali dengan kata-kata yang lain.
Contoh huruf : َو – فِي – ِإلَى – ك – ل – ِم ْن – ع َْن – َعلَى – رُبَّ – ب
2. Pengertian I'rab
I'rab ( )إﻋﺮﺍﺏadalah aspek tata bahasa Arab yang mengatur perubahan
bunyi kata (biasanya bunyi vokal terakhir), akibat perubahan kasus atau
fungsi kata tersebut dalam kalimat. I'rab berlaku dalam dua kategori kata yaitu
isim (kata benda) maupun fi'il (kata kerja).
Tanda Fi’il
Terdapat empat tanda Fi’il, yaitu: