Professional Documents
Culture Documents
6 SPDB MPD Swot Arsitektur
6 SPDB MPD Swot Arsitektur
6 SPDB MPD Swot Arsitektur
ANALISIS PERUMUSAN
STRATEGI dan
ARSITEKTUR STRATEGI
External:
Opportunities Mission
And Threats
Reason for
Natural existence Objectives
Environment:
Resources and What results
climate to accomplish Strategies
Societal by when
Environment: Plan to achieve
General forces the mission &
Task objectives Policies
Environment:
Industry analysis Broad
guidellines Programs
for decision
making Activities
Internal: needed to
Strengths and accomplish Budgets
Weaknesses a plan
Structure: Cost of the
programs Procedures
Chain of command
Culture:
Beliefs, expecta- Sequence of
steps needed Performance
tions, values to do the job
Resources: Actual results
Assets, skills,
competencies,
knowledge
Unacceptable
Score 5 4 3 2 1
5 25 20 15 10 5 Undesirable
Sangat Tinggi v
4 20 16 12 8 4
Acceptable
Neglible
Likelihood
Tinggi k
3 15 12 9 6 3
Sedang a u
2 10 8 6 4 2
1 5 4 3 2 1
7
Contoh: Unit Basis Analisis untuk Lingkungan Internal adalah
Lingkungan Mikro, diluar itu adalah Eksternal
Analisis SWOT
A. Identifikasi Kekuatan (Strengths)
Peluang
1. …
2. …
3. …
4. …
5. …
Ancaman
1. …
2. …
3. …
4. …
5. …
Kekuatan
1. …
2. …
3. …
4. …
5. …
Kelemahan
1. …
2. …
3. …
4. …
5. …
Rating:
* Skor terbobot >2.50: posisi internal kuat
1. Kelemahan Utama
2. Kelemahan Biasa
3. Kekuatan Biasa
4. Kekuatan Utama
14
Matriks IFE
No. Faktor Kunci Bobot Rating Skor (Bobot
Internal x Rating) Rating
1. Kekuatan 1 = Sangat lemah
2. 2 = Lemah
... 3 = Kuat
1. Kelemahan 4 = Sangat Kuat
2.
...
Total 1,00 2,5
Fred R. David
Prentice Hall
SO Strategies → Intensive/expansive
Strengths
Use a firm’s internal
Weaknesses SO
strengths to take
Opportunities Strategies
advantage of external
Threats opportunities
(SWOT)
WO Strategies → Turn around
Fred R. David
Prentice Hall
ST Strategies → Diversification
Fred R. David
Prentice Hall
WT Strategies → defensive
Fred R. David
Prentice Hall
Identifikasi SWOT Industri Kopi Robusta Indonesia
Faktor Internal Faktor Eksternal
•Syarat dan kondisi lahan cukup •Produktivitas lahan •Adanya permintaan •Berdasarkan hasil
baik. Luas lahan cukup luas, hampir rendah. beberapa negara yang analisis Herfindahl
ada di setiap provinsi. •Mutu kopi rendah. sedang meningkat. Index, yang
•Aksesibilitas terhadap input tidak •Pendidikan para petani •Masih terbukanya menunjukkan
sulit. rendah. peluang ekspor untuk bahwa pasar kopi
•Biaya yang dikeluarkan tidak •Mata rantai pemasaran kopi olahan. Robusta
sebesar kopi Arabika. cukup panjang. •Beberapa faktor internasional
•Perkebunan kopi menyerap banyak •Adanya pungutan kepada kesempatan dapat sedang menuju ke
tenaga kerja. petani yang dijadikan peluang, arah persaingan
•Tingkat upah yang terjadi sesuai memberatkan. seperti terjadinya sehingga beberapa
dengan kesepakatan. •Belum ada lembaga depresiasi nilai dollar negara akan
•Sumberdaya IPTEK tersedia dengan permodalan yang US, peningkatan menjadi ancaman,
cukup baik. membantu petani. dayasaing karena seperti Pantai
•Industri jasa, pendidikan, litbang, •Industri pengolahan kopi terjadinya blok-blok Gading, Uganda,
dan konsultasi telah berperan domestik sebagian besar perdagangan, dan dan India.
dengan baik. masih berorientasi lokal. beberapa hal lainnya.
•Pemerintah telah berperan baik •Ekspor sebagian besar
melalui beberapa lembaga masih dalam bentuk biji
pertanian. kopi.
•Kopi Robusta nasional mempunyai
keunggulan komparatif.
Kekuatan (Strengths-S) Kelemahan (Weaknesses-W)
1. Sumberdaya lahan luas. 1. Mutu dan produktivitas kopi rendah.
2. Aksesibilitas input tidak sulit. 2. Tingkat pendidikan petani rendah.
3. Biaya lebih murah daripada Arabika. 3. Mata rantai pemasaran yang panjang.
4. Banyak menyerap tenaga kerja. 4. Adanya pungutan terhadap pelaku bisnis
Matriks SWOT 5. Tingkat upah sesuai dengan kopi.
kesepakatan. 5. Belum ada lembaga permodalan.
Industri Kopi 6. Sumberdaya IPTEK cukup tersedia. 6. Industri pengolahan berorientasi lokal.
7. Industri pendukung dan terkait dapat 7. Ekspor sebagian besar dalam bentuk biji.
Robusta Indonesia berperan baik. 8. Tingkat konsumsi kopi domestik yang
8. Kopi Robusta nasional mempunyai rendah.
keunggulan komparatif.
Optimalisasi lahan kopi. •Penggunaan benih atau bibit unggul secara •Pusat Penelitian Kopi dan Kakao,
menyeluruh pada lahan-lahan sentra produksi. Dinas Pertanian daerah, dan APEKI.
•Pemberdayaan tenaga-tenaga penyuluh •Dinas Pertanian daerah, perguruan
pertanian dari Dinas Pertanian setempat. tinggi, dan APEKI.
•Pemberian bantuan untuk merehabilitasi •Departemen Pertanian dan APEKI.
lahan kopi yang sudah tidak produktif. •Perkebunan besar negara atau swasta
•Program kerjasama dengan perkebunan besar dan APEKI.
negara maupun swasta.
Peningkatan kualitas kopi •Pertemuan khusus untuk membahas Departemen Pertanian, AEKI, dan
olahan dengan kestabilan harga kopi sebagai langkah awal APEKI.
menggunakan cara basah untuk pengolahan Robusta dengan cara basah.
(WP) dan peningkatan •Perbaikan dalam budidaya kopi, seperti
produk kopi spesialti rejuvinasi dan penggantian tanaman yang
Robusta. sudah tua dan tidak produktif.
Pemanfaatan faktor Program bersifat situasional sesuai dengan Seluruh pihak yang terkait dalam
kesempatan yang ada. kondisi yang terjadi. agribisnis kopi Robusta.
Program Peningkatan Dayasaing Industri Kopi Robusta Indonesia
Strategi Program Penanggung Jawab
Mengembangkan •Optimalisasi setiap program yang ada di Direktorat Jenderal Perkebunan-
kelembagaan petani masing-masing lembaga terkait. Departemen Pertanian, Pusat
yang ada. •Program registrasi kelompok-kelompok tani Penelitian Kopi dan Kakao, Dinas
yang ada di sentra produksi. Pertanian daerah, AEKI, dan APEKI.
•Pembentukan koperasi petani kopi.
Pemasaran langsung dari •Melakukan program kerjasama petani kopi APEKI (Lampung) dan Dinas
petani ke perusahaan Robusta di Tenggamus (Lampung) dengan Pertanian daerah.
pengolahan kopi. pihak buyer, seperti Nestle.
Pengkajian ulang Mengadakan pertemuan khusus antara AEKI, AEKI, APEKI, dan Departemen
pungutan oleh AEKI. APEKI, dan Departemen Pertanian. Pertanian.
Pengadaan program Program kerjasama dengan perusahaan Departemen Perindustrian,
kerjasama dengan pengolahan kopi di Italia atau negara-negara Departemen Pertanian, AEKI, dan
perusahaan pengolahan lain yang mengalami peningkatan konsumsi industri-industri pengolahan kopi di
kopi di negara-negara kopi. Indonesia.
konsumen utama.
Memasyarakatkan Program pemasyarakatan sistem organik di APEKI, Dinas Pertanian daerah,
sistem pertanian organik daerah-daerah sentra produksi. Departemen Pertanian, dan AEKI.
di perkebunan kopi
Robusta.
Peningkatan konsumsi Program pameran atau festival kopi nasional Departemen Pertanian, AEKI, APEKI,
kopi domestik. sebagai bentuk promosi generik dan Departemen Perindustrian, dan
jenis/merek. industri-industri pengolahan kopi di
Indonesia.
Road Map
Sumbu X
(Rentang Periode)
TERIMA KASIH Dr. Ir. Lukman M Baga, MA.Ec
Departemen Agribisnis, FEM, IPB University
• Center for Business and Economic Studies (CIBEST), LPPM IPB University
• Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI)
• BPRS Botani – IPB University
Lukmanba@apps.ipb.ac.id - +62-8212 7677 565