Professional Documents
Culture Documents
110-Article Text-127-1-10-20190406
110-Article Text-127-1-10-20190406
110-Article Text-127-1-10-20190406
Ach. Fadlail
Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo
ach.fadlail@gmail.com
101
Ach. Fadlail – Prinsip-Prinsip Hukum tentang Yayasan
menjadi penting, karena kebutuhan Esa serta akhlak mulia dalam rangka
manusia tidak hanya diukur dengan materi mencerdaskan kehidupan bangsa, haruslah
kebendaan saja, namun juga ada standar mampu menjamin pemerataan kesempatan
kebutuhan nilai-nilai yang tidak seluruhnya pendidikan yang dilakukan secara
dapat diekstraksi dan dijabarkan dalam terencana, terarah dan berkesinambungan.
bentuk lahiriah yang bersifat konkret Sementara itu, permasalahan pendidikan
meterial. Pembangunan adalah perubahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
terencana yang mencakup seluruh aspek masih rendahnya mutu pendidikan pada
kehidupan untuk mewujudkan tujuan hidup setiap jenjang dan satuan pendidikan.
manusia, dilakukan secara berkelanjutan Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan
dengan berlandaskan pada kemampuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
suatu bangsa. satunya adalah terbatasnya kemampuan
Manusia sebagai subyek vital pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan, memainkan peran sentral sarana dan prasarana pendidikan. Undang-
yang akan merumuskan konsep, membuat Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
perencanaan, memadukan simpul-simpul Sistem Pendidikan Nasional menempatkan
kekuatan dan potensi, serta memecahkan regulasi pendidikan nasional diatur secara
problem yang mengiringinya. Demikian terpusat dengan pola penyelenggaraan
pentingnya peran yang dimainkan oleh partisipatoris. Sebagaimana reformasi
manusia, maka tidak berlebihan kiranya jika pendidikan menetapkan prinsip
manusia sebagai subyek pembangunan penyelenggaraan pendidikan, antara lain,
haruslah betul-betul memiliki kematangan pendidikan diselenggarakan secara
pribadi, ilmu pengetahuan yang baik, demokratis dan berkeadilan serta tidak
kapasitas dan kapabilitas yang unggul serta diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
mencerminkan karakter pekerti yang luhur asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
sebagai perwujudan kualitasnya. Guna kultural dan kemajemukan bangsa.
mencapai derajat kualitas yang diharapkan, Demikian pula, pendidikan diselenggarakan
pendidikan menjadi kebutuhan primer dengan memberdayakan semua komponen
manusia. Dapat dicatat pula bahwa, salah masyarakat melalui peran serta dalam
satu aspek penting dalam pembangunan penyelenggaraan dan pengendalian mutu
adalah pendidikan. layanan pendidikan. Pola penyelenggaraan
Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang yang partisipatoris memberikan ruang dan
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun kesempatan kepada masyarakat untuk
1945 memberikan jaminan hak kepada setiap mengambil peranan dalam penyelenggaraan
warga Negara untuk mendapatkan pendidikan, bersama-sama dengan
pendidikan. Amanat konstitusi ini pemerintah (Ubaidillah dkk, 2006: 309).
selanjutnya dirumuskan dalam peraturan
perundang-undangan di bawah Undang-
Undang Dasar. Salah satunya adalah Prinsip Hukum
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara Mahadi dalam Herowati Poesoko
nyata, Undang-Undang Nomor 20 tahun mengatakan bahwa kata prinsip atau asas
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah identik dengan pinciple dalam bahasa
menggambarkan pandangan filosofisnya, inggris yang erat kaitannya dengan istilah
bahwa sistem pendidikan nasional yang principium yang berarti permulaan, awal,
diarahkan untuk meningkatkan keimanan mula, sumber, asal, pangkal, pokok, dasar,
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha sebab. Adapun prinsip adalah sesuatu yang
102
Istidlal Volume 2, Nomor 2, Oktober 2018
103
Ach. Fadlail – Prinsip-Prinsip Hukum tentang Yayasan
bertempat kedudukan di Indonesia, kepada merupakan badan hukum yang terdiri atas
suatu yayasan atau lembaga amal yang kekayaan yang dipisahkan dan
bertempat kedudukan disini pula, yang diperuntukkan untuk mencapai tujuan
mana menurut Anggaran Dasarnya, akta- tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
akta pendiriannya atau reglemen- kemanusiaan, yang tidak mempunyai
reglemennya berusaha memelihara anak- anggota
anak belum dewasa untuk waktu yang
lama.”
Aturan ini tidak secara khusus Yayasan Sebagai Badan Hukum
menjelaskan dan mengatur tentang yayasan.
Namun demikian, secara implisit Keberadaan badan hukum sebagai
terkandung makna bahwa yayasan subyek hukum di luar manusia, merupakan
merupakan badan hukum yang didirikan suatu keniscayaan. Manusia yang memiliki
dengan akta (notariil) dan didalamnya karakter sebagai makhluk sosial, dalam
dimuat pula Anggaran Dasar dengan kenyataannya memiliki kepentingan-
menjelaskan tempat kedudukan serta tujuan kepentingan hukum di luar kepentingan
daripada yayasan. Selebihnya, sebagaimana hukum yang bersifat personal-individual,
yang ada di dalam pasal 365, 899, 900 dan yakni kepentingan hukum kolektif.
pasal 1680 Kitab Undang-Undang Hukum Kepentingan hukum kolektif disatukan
Perdata Indonesia, juga tidak memberikan berdasarkan pada kesamaan cita-cita,
gambaran jelas tentang yayasan. kesamaan tujuan dan kesamaan persepsi
Sementara itu Scholten dalam R. Ali organisasi. Sebagaimana disebutkan oleh
Ridho mengatakan (Rido, 2004: 107), Scholten bahwa yayasan merupakan suatu
“Yayasan adalah suatu badan hukum, yang badan hukum yang didirikan dengan
dilahirkan oleh suatu pernyataan sepihak. maksud tertentu, menjadi penting untuk
Pernyataan itu harus berisikan pemisahan mengetahui eksistensi badan hukum
suatu harta kekayaan untuk suatu tujuan sehingga dapat secara pasti menempatkan
tertentu, dengan penunjukan, bagaimana yayasan sebagai badan hukum, dan pada
kekayaan itu diurus dan digunakan”. saat yang sama memiliki hak, kewajiban dan
Berdasar pendapat Scholten ini, kapasitas bertindak sebagai subyek hukum
terdapat gambaran yang lebih jelas kiranya di dalam lalu lintas hukum.
bahwa yayasan merupakan suatu badan Ahli hukum kemudian merumuskan
hukum yang memiliki ciri tertentu, yakni beragam teori untuk memberikan justifiksi
adanya pemisahan harta kekayaan yayasan keberadaan badan hukum dalam rangka
dengan harta pendiri/pengurusnya serta memberikan tempat, dengan seperangkat
yayasan harus memiliki satu tujuan tertentu. hak dan kewajiban untuk melindungi
Setelah cukup lama keberadaan subyek hukum baik manusia (natuurlijk
yayasan hidup dan ada sebagai realitas persoon) maupun badan hukum
sosial di tengah-tengah masyarakat, tanpa (rechtspersoon). Pertama, Teori Fictie
diatur secara khusus dalam suatu undang- dikemukakan oleh Eriedrich Carl von
undang tertentu, barulah pada tanggal 6 Savigny dalam Titik Triwulan Tutik (Tutik,
Agustus 2011 diundangkan Undang- 2006: 58). Pada dasarnya menyatakan bahwa
Undang Nomor 16 tahun 2001 tentang badan hukum semata-mata merupakan
Yayasan. buatan negara. Pada hakekatnya, badan
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang hukum sesungguhnya tidak ada, namun
Nomor 16 tahun 2001 memberikan manusia menghidupkannya dalam
pengertian tentang yayasan, bahwa yayasan bayangan semu sebagai subyek hukum yang
104
Istidlal Volume 2, Nomor 2, Oktober 2018
105
Ach. Fadlail – Prinsip-Prinsip Hukum tentang Yayasan
106
Istidlal Volume 2, Nomor 2, Oktober 2018
yayasan serta terdapat organ yang mengurus Yayasan). Selanjutnya organ yayasan yang
keberadaan yayasan. ketiga,yaitu pengawas. Pengawas yayasan
Demikian halnya dengan Undang- menjalankan tugas-tugas kepengawasan dan
Undang Nomor 16 tahun 2001 tentang berhak memberikan nasihat kepada
Yayasan yang menyatakan bahwa yayasan Pengurus yayasan dalam menjalankan
merupakan badan hukum yang terdiri atas kegiatan yayasan. Demikian halnya dengan
kekayaan yang dipisahkan dan Pengurus yayasan, pengawas yayasan juga
diperuntukkan untuk mencapai tujuan diangkat oleh pembina yayasan (Pasal 40 &
tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan 41 Undang-Undang Nomor 16 tahun 2001
kemanusiaan, yang tidak mempunyai tentang Yayasan). Berdasar ketentuan
anggota. Terkait demikian, nyata bahwa undang-undang yang mengatur tentang
suatu yayasan memiliki eksistensi sebagai yayasan, dapat disimpulkan bahwa
badan hukum yang memiliki kekayaan kewenangan tertinggi ada pada pembina
terpisah, dengan tujuan tertentu diurus dan yayasan. Sedangkan keberadaan yayasan
dikelola oleh organ yayasan tanpa anggota. dijalankan sepenuhnya oleh Pengurus
Adapun organ yayasan, dipertegas dalam yayasan dengan suatu i’tikad baik dibawah
pasal 2 Undang-Undang Nomor 16 tahun nasihat dan pengawasan dari pengawas
2001 tentang Yayasan, yang terdiri dari yayasan.
Pembina, Pengurus dan Pengawas.
Pembina yayasan adalah organ
yayasan yang mempunyai kewenangan Pengurus Sebagai Organ Yayasan
cukup besar, dimana kewenangan pembina
yayasan ini tidak diserahkan kepada Pengurus yayasan diangkat oleh
pengurus dan pengawas yayasan. pembina yayasan yang terdiri dari orang
Kewenangan yang dimiliki oleh pembina, perseorangan yang mampu melakukan
adalah: perbuatan hukum. Susunan Pengurus
a. Keputusan mengenai perubahan yayasan sekurang-kurangnya terdiri dari
Aggaran Dasar; seorang ketua, seorang sekretaris dan
b. Pengangkatan dan pemberhentian seorang bendahara.
anggota pengurus dan anggota Saat menjalankan kepengurusan
pengawas; yayasan, Pengurus yayasan bertanggung
c. Penetapan kebijakan umum yayasan jawab penuh menjalankan tugas-tugas
berdasarkan Anaggaran Dasar yayasan; kepengurusan serta bertindak berhak
d. Pengesahan program kerja dan mewakili yayasan baik di dalam maupun di
rancangan anggaran tahunan yayasan; luar pengadilan. Perbuatan Pengurus
e. Penetapan keputusan mengenai yayasan dalam menjalankan tugas-tugas
penggabungan atau pembubaran kepengurusan dibatasi dengan (Pasal 37
yayasan (Pasal 28 Undang-Undang Undang-Undang Nomor 16 tahun 2001
Nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan). tentang Yayasan):
Sedangkan Pengurus yayasan adalah a. Pengurus tidak berwenang mengikat
organ yayasan yang melakukan pengurusan yayasan sebagai penjamin utang
yayasan secara operasional, diangkat oleh b. Pengurus tidak berwenang mengalihkan
pembina yayasan dengan berbagai kekayaan yayasan kecuali dengan
pembatasan perbuatan hukum yang melekat persetujuan pembinan yayasan
kepadanya berdasarkan ketentuan c. Pengurus tidak berwenang membebani
perundang-undangan (Pasal 35-39 Undang- kekayaan yayasan untuk kepentingan
Undang Nomor 16 tahun 2001 tentang pihak lain
107
Ach. Fadlail – Prinsip-Prinsip Hukum tentang Yayasan
108
Istidlal Volume 2, Nomor 2, Oktober 2018
Daftar Pustaka
109