AU-Webinar P4I-19 Nov 2023 - v3

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 34

Riset dan Implementasi Teknologi

Wolbachia untuk pengendalian


Dengue di Yogyakarta
Adi Utarini dan tim peneliti

Pusat Kedokteran Tropis


Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, UGM
Struktur
• Tantangan Penanggulangan Dengue
• Wolbachia: Sebuah Harapan Baru
• Membangun Evidens tentang Teknologi
Wolbachia
• Dari Riset menjadi Implementasi
Tantangan Kita dalam Penanggulangan Dengue
1 | Tantangan Dengue
Program Penanggulangan Dengue di Indonesia, 1968 – 2023
Incidence Rate (IR) dan Case Fatality Rate (CFR) DBD di Indonesia tahun 1968 – 2023 (Mg 34) 59.198 kasus DBD

Jumantik PSN +
IR: 21,54/100.000
Larvasida Fogging Kelambu
Penanggulangan Larvasida 3M COMBI COMBI G1R!J Wolbachia
80 selektif 2 siklus 3M

70

60

50

40 41,30

30

20

10

Upaya IR CFR
Incidence Rate: Jumlah kasus baru per 100,000 penduduk
• Gerakan nasional: larvasida, fogging fokus, kelambu dan 3M, juru pemantau jentik (jumantik), pemberantasan Case Fatality Rate: Jumlah kematian per jumlah kasus (%)
sarang nyamuk (PSN), communication for behavioral impact (COMBI),Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik G1R1J Sumber: Kemenkes
1 | Tantangan Dengue

• A systematic review and meta-analysis of the


effectiveness of the following environmental
methods for dengue vector control:
• container covers with and without insecticides,
• waste management with and without direct garbage
collection,
• elimination of breeding places.
• Both, systematic review and meta-analysis,
showed a weak effect of the interventions on
Buhler C et al. Environmental methods for dengue vector larval Aedes sp. populations.
control – A systematic review and meta-analysis. PLoS
Negl Trop Dis. 2019 Jul; 13(7): e0007420.
1 | Tantangan Dengue
• Carlos Alberto Montenegro-Quiñonez et al.
Interventions against Aedes/dengue at the
household level: a systematic review and meta-
analysis. eBioMedicine 2023; 93: 104660 (As part of Lancet)
• AIM: analyse the impact of structural housing and domestic
vector control interventions against Aedes mosquitoes and
dengue, with the household as unit of allocation, and with
interventions that can be implemented by the household.
• No basic research on housing structure or modification was
eligible for this systematic review but many interventions with
clear impact on vector indices and, to a lesser extent, on
dengue were described.
• The small and not statistically significant effect size of the meta-
analysis highlights the difficulty of proving effectiveness against
this highly-clustered disease and of overcoming practical
implementation obstacles (e.g. efficacy loss, compliance).
• The long-term success of interventions depends on suitability,
community commitment and official support and promotion.
The choice of a specific vector control package needs to take all
these context-specific aspects into consideration
Wolbachia: Sebuah Harapan Baru
2 | Sekilas tentang bakteri Wolbachia
2 | Metode Wolbachia dalam
pengendalian dengue
• Bakteri yang terdapat di dalam tubuh
serangga secara alami (BUKAN bakteri

>50
50%
hasil rekayasa genetika/Non-GMO)

• Diturunkan ke generasi selanjutnya


%
• Aman bagi manusia, hewan dan jenis serangga
lingkungan
punya Wolbachia
• Mengurangi replikasi virus dengue di
dalam tubuh Ae. aegypti

• Memberikan proteksi komunitas jangka


panjang terhadap dengue
2 | Metode penyebaran Wolbachia
Metode 1: Supression Metode 2: Replacement (Indonesia)

Flores HA, Nat Rev Microbiol. 2018 Aug;16(8):508-518


2 | Metode Pelepasan Supression vs Replacement
Suppression Replacement (WMP)
Sustainability Not self-sustaining Self-sustaining
No. of mosquito released Release a very large number of Only requires a small number of
mosquitoes mosquitoes
Effectiveness Need to continually release large Usually only need to release
amount of mosquitoes mosquitoes once, in one period
Length of mosquito release period Mosquito release period is Short mosquito-release period
indefinite, otherwise mosquito
population will rebound
Scaleability Demonstrated to work in areas up Hundreds of km square
to several square kms
Evidence of Public health impact No evidence of whether it reduces Multi-country evidence (including
disease transmission Yogyakarta)
Safety Safe for human health Safe for human health
Apply in which countries 5 countries (incl Singapore) 14 countries (incl Indonesia)
2 | Metode Wolbachia di Indonesia: Replacement
Pelepasan TIDAK dilakukan terus menerus

60%
Membangun evidens teknologi Wolbachia
3 | Pendekatan berjangka panjang (2011 – 2023)

Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase4


Keamanan dan Pelepasan Skala Kecil Pelepasan Skala Model Implementasi
Kelayakan Besar (Uji klinis)

2011-2012 2013-2015 2016-2020 2021-2023

• Teknologi • Pelepasan di 4 dusun • Analisis Risiko Independen • Rekomendasi AIPI


• Regulasi • <10,000 penduduk • Studi Dampak Teknologi • Rekomendasi WHO
• Peningkatan Kapasitas • Surveilans aktif dengue • Pelepasan seluruh kota Yogya
• Implementasi di Kabupaten
Sleman dan Bantul
3 | Fase 2: Pemangku kepentingan yang terlibat (2013-2015)
Inteligence
BIN
Agency Actual release Support:
- Governor
Expert Panel - District head
Community
Other research
institutes

Ministry of
NIHRD-MoH FM UGM Ministry of Province
Research &
(Feb 2013) (Sept 2013) Agriculture District
Technology
National consultative
meeting (Yogyakarta)

Visited by 10
2. submitted committee
- 3 presentation The same as members
1. submitted - 2 revisions before
- No presentation
- 2 independent
- 6 weeks
reviewers
- rejected Consultative
- 5 months
- approved
Research meeting with SG
visa - Quarterly
Biological submission
- 2 weeks
IRB agent approved

Research
Release permit
3 | Membangun Evidens: Kepercayaan Masyarakat

• Community Mapping
• Community Reference Groups
• Community meetings
• Public campaign and social media
• Stakeholder Inquiry System
3 | Fase 2 : Desain dan Hasil
Desain
• Pelepasan skala kecil di area dusun
• 2 dusun di Kabupaten Sleman ~nyamuk dewasa
• 2 dusun di Kabupaten Bantul ~telur nyamuk

Hasil dan Kesimpulan


• Wolbachia mampu berkembang dan menetap di
populasi alami setelah pelepasan nyamuk dewasa atau
telur

• Pelepasan Wolbachia bisa diterima oleh masyarakat

• Dengan sekali pelepasan, Wolbachia bertahan jangka


panjang
3 | Fase 3: Penilaian Risiko independen
• Inisiatif Kemenristek Dikti dan Badan
Litbang KemenKes
• 20 ahli independen
• Komposisi ahli yang terlibat:
Virolog (1) Parasitolog (1)
Mikrobiolog (2) Dokter penyakit dalam (1)
Epidemiolog (2) Ahli ilmunologi (1)
Ahli serangga (4) Dokter anak (1)
Ahli biodiversitas (1) Psikolog (1)
Ahli Kesmas (1) Ahli ilmu sosial (1)
Ahli ekonomi (1)
Kerangka Analisis Risiko

Publikasi: (Buchori et al., 2022)


3 | Fase 3 : AWED Uji klinis lapangan teracak (CRCT)
A ll V C D s

D ENV1

D ENV2

D ENV3

D ENV4

U n k n o w n s e ro typ e

H o s p i ta li s e d V C D s

-1 0 0 -8 0 -6 0 -4 0 -2 0 0 20 40 60 80 100

E f fic a c y ( 9 5 % C I )

W M P W o lb a c h ia in te rv e n tio n T a k e d a d e n g u e v a c c in e S a n o fi C Y D - 1 4 v a c c in e
( 1 8 - m o n th e f fic a c y ) ( 1 2 - m o n th e f fic a c y )

References: Capeding et al. Lancet 2014; 384: 1358-6, Biswal et al. Lancet 2020; 395: 1423-33
Dari Riset menjadi Implementasi
4 | Dari Evidens Menjadi Implementasi
Evidens saja belum cukup | Model implementasi | Multilevel Stakeholder |
Memahami pembuat kebijakan | Mendukung dan menyerahkan ke pemerintah

Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase4


Keamanan dan Pelepasan Skala Kecil Pelepasan Skala Model Implementasi
Kelayakan Besar (Uji klinis)

2011-2012 2013-2015 2016-2020 2021-2022

• Teknologi • Pelepasan di 4 dusun • Studi penilaian resiko • Pelepasan seluruh kota Yogya
• Regulasi • <10,000 penduduk • Studi Kuasi experimental • Pembuatan dan pengujian
• Peningkatan Kapasitas • Survailans aktif dengue • Studi AWED (CRCT) model implementasi di
Kabupaten Sleman dan Bantul
4 | Rekomendasi VCAG WHO (2021)
VCAG: Vector Control Advisory Group WHO

• “Kesimpulan: VCAG menyimpulkan sudah ada bukti


bahwa penyebaran wMel ke populasi Ae. aegypti
mendemonstrasikan dampak Kesehatan masyarakat
terhadap Dengue”

• “Rekomendasi:…, VCAG menganggap sudah ada data


yang mencukupi bagi WHO untuk memulai
pengembangan guideline untuk rekomendasi intervensi
pelepasan wMel untuk pengendalian Dengue”

• “Ini pertama kali VCAG memberikan penilaian positif


adanya dampak Kesehatan Masyarakat dari intervensi
pengendalian vektor yang baru (pengurangan transmisi
pathogen karena intervensi Wolbachia)…”
4 | Rekomendasi AIPI
• Bukti efikasi di Yogyakarta tersebut konsisten dengan hasil studi di
Brazil, Vietnam, Australia dan telah mendapat rekomendasi WHO
VCAG 2020, bahwa teknologi Ae aegypti berWolbachia yang
dikembangkan oleh WMP terbukti memberi manfaat bagi
kesehatan masyarakat untuk melawan Dengue. Tim independen
Kemenristekdikti juga tlelah melakukan analisis risiko teknologi dan
menyatakan bahwa teknologi Wolbachia berada pada kategori
risiko terendah yaitu dapat diabaikan (negligible).

• Berdasarkan hal tersebut, AIPI


merekomendasikan agar inovasi
pencegahan Dengue dengan teknologi
Wolbachia ini dapat menjadi kebijakan
Kementerian Kesehatan untuk
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
penanganan Dengue di Indonesia
4 | Strategi nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025
(Kementerian Kesehatan, 2021)
4 | Multilevel Stakeholder di DIY
Komitmen & Dukungan Perluasaan Manfaat
Teknologi Wolbachia oleh Pimpinan Daerah
▪ Menerbitkan Surat Edaran Sekda Kota Yogya :
Pengendalian DBD dan Perluasan Manfaat
Teknologi Wolbachia di Yogyakarta
(28/08/2020)

▪ Menerbitkan Surat Instruksi Bupati Sleman :


Pengendalian DBD dan Perluasan Manfaat
Teknologi Wolbachia di Sleman (09/04/2021)
▪ Diikuti surat edaran lain dari Camat dan lurah

▪ Menerbitkan Surat Edaran Bupati Bantul :


Perluasan Manfaat Teknologi Wolbachia di
Bantul (26/10/2021)
▪ Diikuti SK Kadinkes Bantul: Pembentukan
Tim Pelaksana Program Perluasan Manfaat
Wolbachia di Bantul
4 | Fase 4: Model implementasi dalam Program Dengue

Pelepasan Wolbachia di Implementasi Teknologi Implementasi Teknologi


seluruh Kota Yogyakarta Wolbachia di Kab Sleman Wolbachia di Kab Bantul
2020 2021 2022

Slide: Riris Andono Ahmad


4 | Program Peningkatan Kapasitas
Berjenjang dan Sosialisasi Program

• Diikuti tim pelaksana yang ditunjuk oleh


Pelatihan pelaksana Dinkes
program di Tk. • Terdiri dari Seksi P2, Promkes, SDK, dan
Kesling
Kabupaten • Dirancang sebagai Master Trainer (MT)

TOT di tk. • Diberikan oleh MT di tk Kab


• Diikuti oleh Perwakilan Puskesmas,
Kecamatan Kecamatan dan Desa

Sosialisasi di tingkat • Diberikan oleh peserta TOT


Desa • Diikuti oleh Perwakilan Dukuh dan Kader
4 | Partisipasi Masyarakat
• Total ember yang sudah dititipkan kepada
orang tua asuh (OTA) sebanyak 21,491
(Sleman), 19.463 (Bantul)
• Dititipkan di pemukiman dan fasilitas umum
(kantor, sekolah, dll)
• Antusias masyarakat dan instansi pemerintah-
non pemerintah sangat tinggi, >95% setuju untuk
menjadi orang tua asuh
• Kader sebagai ujung tombak pelaksanaan
di lapangan
• Kader yang terlibat aktif sekitar +3000 orang
• Komitmen yang baik
• Kemampuan dalam skil dan pengetahuan yang
handal
4 | Peran dan Dukungan
Pemangku Kepentingan adalah
Kunci Keberhasilan Program
▪ Membantu menyebarluaskan informasi dan
edukasi tentang program Si Wolly Nyaman
▪ Memberikan pemahaman kepada
masyarakat bahwa Si Wolly Nyaman
adalah sebagai program pelengkap dari
pengendalian DBD yang sudah ada dari
Pemerintah
▪ Mengajak masyarakat agar tidak lengah
dan tetap melakukan kegiatan
pengendalian nyamuk (PSN) dan hidup
bersih kepada masyarakat
Kesimpulan
• Risiko intervensi Wolbachia untuk pengendalian dengue dapat diabaikan
• Riset Wolbachia di Yogyakarta menghasilkan bukti ilmiah terbaik
• merupakan bakteri symbiont terdapat di banyak serangga
• bukan merupakan organisme hasil rekayasa genetika
• aman bagi manusia, hewan dan lingkungan
• menurunkan insidensi dengue dan rawat inap RS secara bermakna
• mengurangi kebutuhan akan insektisida dalam pengendalian dengue
• Kebijakan kementerian kesehatan telah didasarkan oleh analisis risiko,
bukti ilmiah terbaik, rekomendasi AIPI dan rekomendasi WHO VCAG.
• Implementasi intervensi Wolbachia sebagai pelengkap dari program
pengendalian Dengue memerlukan kepemimpinan pemerintah, dukungan
kuat dari pemangku kepentingan dan penerimaan masyarakat
Terima kasih kepada:
▪ Pemda DIY dan Masyarakat Yogyakarta
▪ World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta
▪ WMP Global/Monash University
▪ Yayasan Tahija
▪ Activate Project, Islamic Development Bank
▪ Kementerian Kesehatan
Publikasi kami

You might also like