Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PEMBUATAN KOMPOS BOKASI BERBAHAN DASAR PAKIS DAN PUKAN

KAMBING MELALUI METODE PROJECT BASE LEARNING


(Making bokasi compost with fen and goat foref based by project base learning
method)

*Rabiatul A., Putri A., W., dan Reynaldy., S


1). Program Studi Agroteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Palangka Raya
Telp. 085255224808 *email:putriputri9965@gmail.com
ABSTRACT
Compost is a product produced through the composting process of organic matter,
such as plant remains, kitchen waste and agricultural waste. The composting process
involves the decomposition and transformation of organic matter by microorganisms,
such as bacteria, fungi and earthworms, into a stable and highly nutritious material
called compost. Compost has several beneficial characteristics in the context of
agriculture and environmental management. First, compost contains important
nutrients needed by plants, including nitrogen, phosphorus, potassium, and other
microelements. This makes it a natural and useful source of organic fertilizer for
increasing soil fertility and plant growth. In addition, compost has the ability to
improve soil structure. The organic matter content in compost helps increase air
holding capacity and infiltration, improves soil porosity, and reduces the risk of
erosion. This can increase crop productivity and reduce the need for irrigation. Making
compost made from goat manure was carried out on April 9 2023, at the Laboratory of
the Department of Agricultural Cultivation, Faculty of Agriculture, University of
Palangkaraya. The purpose of this base learning project is for students to be able to
explain, understand, analyze the role of microbes in agroecosystems and students are
able to explain, understand, and analyze the function of microbes in a
sustainability system.

Keywords : Compost, EM4, Fern, fermentation, incubation, isolation


ABSTRAK
Kompos organik adalah produk yang dihasilkan melalui proses pengomposan
bahan organik, seperti sisa-sisa tumbuhan, limbah dapur, dan limbah pertanian. Proses
pengomposan melibatkan dekomposisi dan transformasi bahan organik oleh
mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, dan cacing tanah, menjadi material yang stabil
dan bernutrisi tinggi yang disebut kompos. Kompos memiliki beberapa karakteristik
yang menguntungkan dalam konteks pertanian dan pengelolaan lingkungan. Pertama,
kompos mengandung nutrisi penting yang diperlukan oleh tanaman, termasuk nitrogen,
fosfor, kalium, serta unsur mikro lainnya. Ini membuatnya menjadi sumber pupuk
organik yang alami dan berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah dan
pertumbuhan tanaman.Selain itu, kompos memiliki kemampuan untuk meningkatkan
struktur tanah. Kandungan bahan organik dalam kompos membantu meningkatkan
kapasitas penahan air dan infiltrasi, memperbaiki porositas tanah, dan mengurangi
risiko erosi. Ini dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan mengurangi kebutuhan
irigasi. Pembuatan Kompos berbahan dasar pupuk kendang kambing dilaksanakan
pada 09 April 2023, bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Palangka raya. Tujuan project base learning ini ialah agar
mahasiswa mampu menjelaskan, memahami, menganalisa tentang peranan mikrob
pada agroekosistem dan mahasiswa mampu menjelaskan, memahami, menganalisa
peranan mikrob dalam sistem pertanian berkelanjutan.

Kata kunci : Kompos, EM4, Pakis, fermentasi, inkubasi, isolasi


PENDAHULUAN signifikan dan juga sebagai alternatif
Dalam sebuah era pertanian yang yang ramah lingkungan dan juga
berkelanjutan dan juga perlindungan berkelanjutan, untuk meningkatkan
lingkungan, penggunaan pupuk organik kesuburan tanah dan hasil pertanian.
menjadi semakin penting bagi petani. Kompos organik merupakan produk
Pupuk organik seperti kompos organik yang dihasilkan melalui pengomposan
telah mendapatkan perhatian yang bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa
tanaman, limbah dapur, dan limbah erosi tanah, dan menciptakan
pertanian. Penggunaan pupuk organik lingkungan yang optimal bagi aktivitas
seperti kompos organik memiliki mikroorganisme tanah yang
sejumlah manfaat yang sangat penting bermanfaat. Selain manfaat agronomi,
bagi sebuah tanaman. Pertama, kompos penggunaan kompos organik juga
organik merupakan sumber nutrisi yang memiliki dampak positif terhadap
alami dan sangat ramah lingkungan lingkungan. Kompos organik dapat
untuk tanaman. Kandungan nutrisi membantu dalam mengurangi
dalam kompos organik mencakup penumpukan limbah organik di tempat
unsur-unsur makro seperti nitrogen, pembuangan sampah dan pengurangan
fosfor, dan kalium, serta unsur mikro emisi gas rumah kaca. Dengan
yang diperlukan untuk pertumbuhan mengomposkan bahan organik, siklus
dan juga perkembangan bagi tanaman. nutrisi alami diperkuat, limbah diolah
Pemberian kompos organik dapat menjadi sumber daya yang bernilai, dan
meningkatkan kesuburan tanah, dampak negatif terhadap lingkungan
menyediakan nutrisi yang dapat dikurangi. Namun, dalam
berkelanjutan bagi tanaman, dan menerapkan penggunaan kompos
membantu mengurangi ketergantungan organik, perlu diperhatikan faktor-
pada pupuk kimia yang berpotensi faktor seperti pemilihan bahan baku
merusak lingkungan. Selain itu, yang tepat, perbandingan karbon-azot
penggunaan kompos organik juga yang seimbang, kondisi pengomposan
berkontribusi pada perbaikan struktur yang optimal, dan metode aplikasi yang
tanah. Kompos organik membantu efektif. Pemahaman yang baik tentang
meningkatkan kandungan bahan proses pengomposan, manajemen
organik dalam tanah, yang berperan kualitas kompos, serta penyesuaian
penting dalam meningkatkan porositas dengan kebutuhan tanaman dan
tanah, kemampuan penahan air, dan lingkungan akan memberikan hasil
sirkulasi udara. Ini membantu dalam yang optimal. Dalam pandangan ini,
meningkatkan infiltrasi air, mengurangi pendahuluan ini bertujuan untuk
menyajikan informasi tentang implementasi praktis, serta tantangan
penggunaan kompos organik sebagai dan peluang terkait dengan penggunaan
alternatif pupuk yang berkelanjutan dan kompos organik dalam pertanian dan
ramah lingkungan. Selanjutnya, artikel pengelolaan lingkungan.
ini akan membahas manfaat,
BAHAN DAN METODE spidol permanen, hand sprayer,
gunting, cutter. Metode yang
Bahan yang digunakan untuk digunakan ialah project base learning
pembuatan kompos bokhasi yaitu pakis yang mencakup dari pembuatan
(Polypodiophyta) sebanyak 10 kg, kompos dengan cara fermentasi, media
pupuk kandang sapi sebanyak 5 kg, yang digunakan yaitu PDA (Potato
dedak sebanyak 1 k, dolomit sebanyak Dextose Agar), isolasi mikroba
1 kg, 10 ml EM4, 10 gram gula merah, menggunakan teknik pengenceran
1 liter air. Sedangkan alat yang bertingkat dan teknik penanaman
digunakan yaitu terpal, ember besar, suspensi menggunakan agar tuang dan
sarung tangan lateks, botol 1,5 l, 1 gelas perhitungan mikroba menggunakan
aqua, dan tali rafia. Bahan untuk colony counter.
pembuatan media PDA (Potato
Desain Project Base Learning
Dextose Agar) yaitu kentang sebanyak
200 gram, glukosa sebanyak 20 gram, Project base learning dilaksanakan

agar 17 gram dan aquadest sebanyak dalam 6 tahapan:

1000 ML. Serta bahan lain yang 1. Pembuatan kompos dari pukan

digunakan yaitu koran (5 lembar), kambing dan berbahan dasar pakis

tissue (250 sheet), kapas gulung (100 dalam pertanian berkelanjutan dengan

gram), spritus (250 ml), desinfektan fermentasi EM4.

(250 ml), alkohol 70 % (500 ml), karet Bahan yang digunakan yaitu pakis

gelang, kertas label, plastik tahan (Polypodiophyta) sebanyak 10 kg,

panas, aluminium foil, dan plastik pupuk kandang sapi sebanyak 5 kg,

wrap. Alat lain yang diperlukan yaitu dedak sebanyak 1 k, dolomit sebanyak
1 kg, 10 ml EM4, 10 gram gula merah, menggunakan tali rafia. Selanjutnya
1 liter air. Sedangkan alat yang terpal berisi kompos disimpan di
digunakan yaitu terpal, ember besar, tempat yang terhindar dari sinar
sarung tangan lateks, botol 1,5 l, 1 gelas matahari langsung. Hal tersebut
aqua, dan tali rafia. dilakukan agar proses pembusukan atau
2. Cara Kerja Pembuatan Kompos fermentasi bisa berjalan dengan baik.
Adapun cara pembuatan kompos Untuk langkah selanjutnya setiap satu
tersebut adalah dengan mencacah pakis minggu sekali kompos harus dilakukan
sampai halus menggunakan pisau atau pengecekan suhu kompos dan melihat
parang sampai ukuran ± 2-3 cm. Jika perubahan yang terjadi pada kompos,
semakin kecil penyacahannya maka dan pengecekan tersebut dilakukan
akan lebih bagus hasilnya dan akan selama empat minggu kedepan secara
lebih mempercepar penguraian berturut-turut. Setiap kali pengecekan
pengomposanya ketika sudah apabila suhu kompos rendah harus
dicampurkan dengan pukan kambing ditambahkan larutan EM4 dan gula
dan bahan lainnya. Kemudian merah. Adapun ciri-ciri kompos yang
selanjutnya kita membuat larutan EM4, sudah terfermentasi sempurna, yaitu
kemudian kita siapkan air dalam ember tidak berbau busuk, aroma kompos
dan gula merah. Kemudian kita seperti humus, kompos berwarna hitam
campurkan semua bahan yang sudah atau kecoklatan tua, bahan baku hancur,
disediakan seperti pakis , dedak, dan kompos tidak panas dan mengalami
larutan campuran Em4 dan gula merah suhu normal (suhu dalam ruangan).
yang dicampurkan di dalam sebuah Apabila hasil kompos berbau busuk,
botol berisi air 1,5 ml. Setelah maka proses pembuatan kompos gagal.
dicampurkan semua bahan tersebut, 3. Pembuatan Media PDA (Potato
diaduk kembali sampai tercampur Dextose Agar)
merata dan di tumpuk di tengah-tengah Bahan untuk pembuatan media PDA
terpal, kemudian terpal tersebut dilipat (Potato Dextose Agar) yaitu kentang
kemudian digulung dan diikat rapat sebanyak 200 gram, glukosa sebanyak
20 gram, agar 17 gram dan aquadest ; d). Lalu gabungkan larutan agar dan
sebanyak 1000 ML. dekstrosa dengan ekstra kentang dan
4. Cara kerja Pembuatan Media aduk sampai homogen. Atur pH hingga
PDA 5-6 dengan menambahkan HCI atau
Adapun langkah – langkah NaOH dan ukur dengan pH meter; e).
pembuatan media PDA, yaitu ; a). Setelah itu masukkan larutan ke dalam
Kupas kentang lalu iris sampai Erlenmeyer atau dapat langsung dibuat
berukuran kecil, lalu cuci di hingga agar miring; f). Lalu sterilkan media
bersih dan direbus dengan aquadest dengan autoklaf.
selama 1-2 jam; b). Setelah direbus 5. Isolasi Mikroba Dari Kompos
saring rebusan kentang menggunakan Bahan yang digunakan yaitu media
penyaringan dan beaker glass; c). PDA yang telah dibuat di cawan petri,
Setelah itu larutkan agar dan dekstrosa larutan kompos enceng gondok yang
dalam 500 ml aquades dan hingga sudah dibuat dalam teknik pengenceran
homogen serta didihkan diatas kompor bertingkat.
6. Cara Kerja Isolasi Mikroba Dari mengocoknya sampai homogen. 2.
Kompos Ambil 1 ml dari tabung 10' dengan
Teknik pengenceran bertingkat pipet ukur kemudian dipindahkan ke
sebagai berikut.
tabung 10 secara aseptik kemudian
Sampel yang mengandung bakteri
dikocok dengan membenturkan tabung
dimasukkan ke dalam tabung
ketelapak tangan sampai homogen.
pengenceran pertama (1/10 atau 10¹)
Pemindahan dilanjutkan hingga tabung
secara aseptik (dari preparasi suspensi).
pengenceran terakhir dengan cara yang
Perbandingan berat sampel dengan
sama, hal yang perlu diingat bahwa
volume tabung pertama adalah 1: 9 dan
pipet ukur yang digunakan harus selalu
aquades yang digunakan jika memakai
diganti, artinya setiap tingkat
teknik pencucian dan pengolesan sudah
pengenceran digunakan pipet ukur
termasuk pengencer 10¹. Setelah
steril yang berbeda/baru. Prinsipnya
sampel masuk lalu dilarutkan dengan
bahwa pipet tidak perlu diganti jika
memindahkan cairan dari sumber yang ml secara aseptis suspensi sel kedalam
sama. Teknik Penanaman Suspensi cawan kosong, tuangkan media yang
Secara Agar Tuang ialah sebagai masih cair ke cawan kemudian putar
berikut: Siapkan cawan steril, tabung cawan untuk menghomogenkan
pengenceran yang akan ditanam dan suspensi bakteri dan media,
media padat yang masih cair, teteskan 1 kemudian diinkubasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Proses Fermentasi Kompos


Tabel 1. Parameter Pengamatan Selama Inkubasi Kompos
Parameter Pengamatan
No Waktu
Warna Suhu Tekstur Aroma
Tidak
1 Minggu Pertama Hijau tua 31,8⁰C Kasar
Berbau
Tidak
2 Minggu Kedua Coklat 33,2⁰C Agak Kasar
berbau
Tidak
3 Minggu Ketiga Hitam 35,2⁰C Halus Berbau

Tabel 2. Hasil Pengamatan Kecepatan Bahan Teredgradasi

No Waktu Kecepatan
Teregradasi
1 Minggu Pertama Lambat
2 Minggu Kedua Sedang
3 Minggu Ketiga Sedang
jamur yang menjadi ciri penting dari
pertumbuhan jamur yaitu ciri-ciri
morfologi dan juga warna jamur.
Berdasarkan komposisinya PDA
termasuk dalam media semi sintetik
karena tersusun atas bahan alami
(kentang) dan bahan sintesis (dextrose
Gambar 1. Pencampuran Bahan
Kompos Bokashi dan agar). Cara pembuatan Media PDA
adalah Potongan kentang dimasukkan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
ke dalam erlenmeyer 1000 ml.
tabel 2 kecepatan kompos terdegrasi
Ditambahkan aquades sebanyak 500
adalah pada minggu pertama kecepatan
ml. Mulut erlenmeyer di tutupi dengan
terdegrasi pada kompos lambat.
plastik kemudian di ikat dengan karet.
Minggu kedua kecepatan terdegrasi
Diberi lubang sedikit untuk tempat
pada kompos sedang. Minggu ketiga
menaruh gelas pengaduk serta untuk
sedang.
sirkulasi uap air. Media PDA (Potato
Dextrose Agar) mendukung
II. Pembuatan Media Pertumbuhan
pertumbuhan jamur karena dapat
Menggunakan PDA (potato dextose
menghindari kontaminasi bakteri
agar)
dengan keasaman pada media yang
rendah (pH 4,5 sampai 5,6), sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri yang
membutuhkan lingkungan yang netral
dengan pH 7,0.
Ciri-ciri media yang terkontaminasi
Gambar 2. Pembuatan media PDA adalah timbul bercak putih yang lama
kelamaan akan diselimuti oleh spora
Media PDA adalah media yang
berbentuk kapas berwarna putih hingga
digunakan sebagai isolasi dan budidaya
kuning kecoklatan yang membentuk
gumpalan yang melekat pada media. petri yang terkontaminasi. Sementara
Setelah masa inkubasi selama 2 hari yang lainnya dinyatakan berhasil yaitu
media diperiksa dan terdapat 1 cawan 3 cawan pet

sifat dan perilaku mikroba


III. Isolasi Mikroba Dari
tersebut.
Kompos
IV. Perhitungan Total Mikroba

Gambar 3. Isolasi mikroba kompos Gambar 4. Perhitungan total mikroba

Isolasi Mikroba adalah proses Perhitungan Total Mikroba


pemisahan dan pemurnian Kompos dilakukan dengan
mikroorganisme seperti bakteri mengambil sampel kompos
dan fungsi sampel kompos untuk kemudian menghitung jumlah
tujuan analisis dan karakteristik mikroba yang terdapat
mikroba tersebut. Kultur Murni didalamnya. Langkah -langkah
adalah kultrur mikroba yang oaling umum dilakukan, yaitu; a).
hanya mengandung satu jenis Membuat seri pengenceran dari
mikroorganisme, sehingga sampel kompos; b).
memungkinkan untuk melakukan Menumbuhkan mikroba pada
penelitian dan karakteristik yang media yang sesuai; c).
lebih terperinci mengenai sifat- Menghitung jumlah koloni yang
tumbuh pada media tersebut; d).
Melakukan perhitungan untuk yang siap digunakan. Penggunaan
mengestimasi jumlah mikroba kompos bokashi dapat
total pada sampel kompos. Hasil memberikan sejumlah manfaat
perhitungan total mikroba bagi sistem pertanian
kompos akan dinyatan dalam berkelanjutan, termasuk
satuan TPC (Total Plane Count). meningkatkan kesuburan tanah,
KESIMPULAN meningkatkan daya tahan
Proyek Basis Pembelajaran tanaman terhadap serangan hama
(PBL) adalah metode dan penyakit, dan mengurangi
pembelajaran yang efektif untuk penggunaan pupuk kimia dan
mengajarkan konsep ilmiah pestisida. Dalam konteks
melalui proyek berbasis masalah pembelajaran PBL, proyek
yang terintegrasi secara pembuatan kompos bokashi dapat
multidisiplin. Pembuatan kompos menjadi sarana yang efektif untuk
bokashi dengan bahan dasar pakis mengajarkan konsep-konsep
dan pukan kambing adalah salah ilmiah seperti daur ulang,
satu proyek yang dapat dilakukan pemrosesan limbah, dan pertanian
dalam konteks pembelajaran berkelanjutan kepada siswa.
PBL. Proses pembuatan kompos DAFTAR PUSTAKA
bokashi melibatkan serangkaian Suthar, S. (2017). Bokashi
tahapan, termasuk pengumpulan Compost. Journal of Cleaner
bahan baku, membuat bokashi Production. Vol. 147. 341-354.
starter, mengolah bahan baku, dan Arisandi, I., et al. (2019).
menghasilkan kompos bokashi Pembuatan Kompos Bokashi dari
Limbah Pakis dan Kotoran Kambing dengan Metode Project
Kambing dengan Metode Project Based Learning di SMAN 3
Based Learning. Jurnal Malang. Jurnal Pendidikan
Pendidikan Kimia, 11(2), 62-73. Kimia, 9(2), 74-86.

Nurrohmah, D., et al. (2019). Alfianto, I., et al. (2018).


Pembuatan Kompos Bokashi dari Pembuatan Kompos Bokashi dari
Limbah Pakis dan Kotoran Limbah Pakis dan Kotoran
Kambing dengan Metode Project Kambing dengan Metode Project
Based Learning di SMP Negeri 1 Based Learning: Studi Kasus di
Jombang. Prosiding Seminar SMK Negeri 3 Surabaya. Jurnal
Nasional Pengabdian Pengabdian Masyarakat, 3(1), 1-
Masyarakat, 699-703. 10.

Nurrohmah, D., et al. (2019). Kusuma, F., et al. (2017).


Pembuatan Kompos Bokashi dari Pembuatan Kompos Bokashi dari
Limbah Pakis dan Kotoran Limbah Pakis dan Kotoran
Kambing dengan Metode Project Kambing dengan Metode Project
Based Learning di SMP Negeri 1 Based Learning. Jurnal
Jombang. Prosiding Seminar Pendidikan Kimia, 9(1), 1-11.
Nasional Pengabdian Wijayanti, E., Susilowati, A.,
Masyarakat, 699-703. & Faridah, E. N. (2019).
Pembuatan Kompos Bokashi
Saptiana, D., et al. (2017).
dari Limbah Pakis dengan
Pembuatan Kompos Bokashi dari
Penambahan
Limbah Pakis dan Kotoran
Mikroorganisme Lokal.
Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia, 24(2), 104-113.

You might also like