Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Hak dan Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua

Sherilla Nava Angel Gea, Muhammad Irsyad Al Faiz, Annisa’ Fitri


Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
e-mail: sherilla228@gmail.com, muhammadirsyadalfaiz@gmail.com, annisafitri081004@gmail.com

Abstract

This research discusses the rights and responsibilities of children towards parents in the context of family law and
child protection. The objective of this study is to analyze the legal, ethical, and psychological perspectives related to
the parent-child relationship and highlight the importance of fulfilling appropriate rights and responsibilities.This
research utilizes an analytical method of examining applicable family laws and international conventions on
children's rights to identify and explain the inherent rights children possess in relation to their parents. Additionally,
this study also considers the ethical perspectives underlying the parent-child relationship and the moral obligations
associated with it.The findings of this research indicate that children have the right to live with their parents,
receive adequate love and attention, as well as access to proper education and healthcare facilities. Furthermore,
children also have the right to maintain relationships and interact with both parents, unless it contradicts the best
interests of the child.On the other hand, this research highlights the responsibilities of children to respect and honor
their parents, as well as to comply with the rules and regulations set by their parents. Children also have the
responsibility to strive for maximum effort in education and personal development, as well as provide assistance to
their parents within their capabilities, especially when parents require assistance in terms of health or finances in
their old age.In conclusion, this research emphasizes the importance of understanding and fulfilling the rights and
responsibilities of children towards parents in the context of law, ethics, and psychology. A proper understanding of
these rights and responsibilities can contribute to the formation of a healthy and harmonious relationship between
children and parents, as well as provide a solid foundation for child protection and the development of sustainable
families.

Keywords: Rights, Obligation, Glorify, Parents, In-laws

Abstrak

Penelitian ini membahas hak dan kewajiban anak terhadap orang tua dalam konteks hukum keluarga dan
perlindungan anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perspektif hukum, etika, dan psikologis yang
terkait dengan hubungan anak-orang tua dan menyoroti pentingnya pemenuhan hak dan kewajiban yang
sesuai.Penelitian ini menggunakan metode analisis terhadap hukum keluarga yang berlaku dan konvensi
internasional tentang hak anak untuk mengidentifikasi dan menjelaskan hak-hak yang melekat pada anak dalam
hubungannya dengan orang tua mereka. Selain itu, penelitian ini juga mempertimbangkan perspektif etika yang
mendasari hubungan anak-orang tua dan kewajiban moral yang berkaitan dengan hal tersebut.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa anak memiliki hak untuk hidup dengan orang tua mereka, mendapatkan kasih sayang dan
perhatian yang memadai, serta mendapatkan pendidikan dan akses ke fasilitas kesehatan yang layak. Selain itu,
anak juga memiliki hak untuk mempertahankan hubungan dan berinteraksi dengan kedua orang tua, kecuali jika hal
itu bertentangan dengan kepentingan terbaik anak.Di sisi lain, penelitian ini menyoroti kewajiban anak untuk
menghormati dan menghargai orang tua mereka, serta taat pada peraturan dan aturan yang ditetapkan oleh orang
tua. Anak juga memiliki kewajiban untuk berusaha secara maksimal dalam pendidikan dan pengembangan pribadi,
serta memberikan bantuan kepada orang tua mereka sesuai dengan kemampuan mereka, terutama saat orang tua
membutuhkan bantuan dalam hal kesehatan atau keuangan di masa tua.Dalam kesimpulannya, penelitian ini
menegaskan pentingnya memahami dan memenuhi hak dan kewajiban anak terhadap orang tua dalam konteks
hukum, etika, dan psikologis. Pemahaman yang tepat mengenai hak dan kewajiban ini dapat membantu dalam
membentuk hubungan yang sehat dan harmonis antara anak dan orang tua, serta memberikan landasan yang kuat
untuk perlindungan anak dan pembangunan keluarga yang berkelanjutan.

Kata Kunci: Hak, Kewajiban, Memuliakan, Anak, Orang Tua, Mertua


Pendahuluan

Hak dan kewajiban anak terhadap orang tua merupakan bagian integral dari hubungan keluarga dan memainkan
peran penting dalam pembentukan karakter dan perkembangan anak. Hubungan ini melibatkan berbagai aspek
hukum, etika, dan psikologis yang saling terkait, serta memiliki dampak yang signifikan dalam kehidupan anak dan
orang tua.

Hak anak terhadap orang tua mencakup berbagai hal, seperti hak untuk hidup dengan orang tua mereka, hak atas
kasih sayang, perhatian, dan perawatan yang memadai, serta hak untuk mendapatkan pendidikan yang memadai dan
akses ke fasilitas kesehatan yang layak. Hak-hak ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak memiliki
lingkungan keluarga yang aman, mendukung, dan mempromosikan perkembangan optimal mereka.

Selain itu, anak juga memiliki hak untuk mempertahankan hubungan dan berinteraksi dengan kedua orang tua,
kecuali jika ada alasan yang jelas dan berdasarkan kepentingan terbaik anak untuk membatasi akses tersebut. Hak
ini penting dalam memastikan anak memiliki ikatan emosional dan hubungan yang sehat dengan kedua orang tua,
yang berkontribusi pada perkembangan identitas dan kesejahteraan psikologis mereka.

Di sisi lain, kewajiban anak terhadap orang tua juga merupakan aspek yang penting dalam hubungan ini. Kewajiban
ini meliputi menghormati dan menghargai orang tua mereka, serta taat pada peraturan dan aturan yang ditetapkan
oleh orang tua. Selain itu, anak memiliki kewajiban untuk berusaha secara maksimal dalam pendidikan dan
pengembangan pribadi, serta memberikan bantuan kepada orang tua mereka sesuai dengan kemampuan mereka,
terutama saat orang tua membutuhkan bantuan dalam hal kesehatan atau keuangan di masa tua.

Pemahaman yang tepat mengenai hak dan kewajiban anak terhadap orang tua penting untuk membangun hubungan
yang sehat dan harmonis dalam keluarga. Selain itu, pemenuhan hak-hak ini juga merupakan bagian dari
perlindungan anak dan memastikan bahwa kepentingan terbaik anak selalu diutamakan.

Dalam penelitian ini, kami akan menganalisis lebih lanjut hak dan kewajiban anak terhadap orang tua dari perspektif
hukum, etika, dan psikologis. Kami akan menggali konsep dasar yang mendasari hak-hak ini, serta implikasinya
dalam konteks keluarga dan masyarakat. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih
mendalam tentang pentingnya memahami dan memenuhi hak dan kewajiban anak terhadap orang tua, serta
memberikan panduan yang berguna dalam membentuk hubungan keluarga yang sehat dan mempromosikan
kesejahteraan anak.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hak Anak Terhadap Orang Tua

Hak anak terhadap orang tua adalah aspek penting dalam konteks hak asasi manusia dan dinamika keluarga. Hak-
hak ini mencakup berbagai aspek dalam kehidupan anak, termasuk perawatan, perlindungan, partisipasi, identitas,
dan hubungan keluarga. Pemahaman yang komprehensif tentang hak anak terhadap orang tua memainkan peran
penting dalam memastikan kehidupan yang sehat, aman, dan bahagia bagi anak-anak di seluruh dunia.

Salah satu hak anak terhadap orang tua adalah hak atas perawatan dan pendidikan yang memadai. Anak memiliki
hak untuk menerima perawatan fisik yang mencakup aspek seperti pangan, pakaian, dan tempat tinggal yang aman.
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa anak-anak mereka memiliki akses ke makanan
bergizi, pakaian yang sesuai, dan lingkungan tempat tinggal yang aman dan sehat. Selain itu, anak juga memiliki
hak atas pendidikan yang memadai. Orang tua bertanggung jawab untuk memastikan bahwa anak-anak mereka
memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Hak anak terhadap orang tua juga melibatkan hak atas kasih sayang dan perlindungan. Anak memiliki hak untuk
dicintai, dihargai, dan dilindungi oleh orang tua mereka. Orang tua harus memberikan perhatian dan kasih sayang
yang memadai kepada anak-anak mereka. Mereka harus menciptakan ikatan emosional yang kuat dengan anak-anak
mereka dan mengembangkan hubungan yang penuh kasih sayang dan saling pengertian. Selain itu, orang tua juga
memiliki tanggung jawab untuk melindungi anak-anak mereka dari kekerasan, penelantaran, atau penyalahgunaan.
Ini termasuk melindungi anak-anak dari bahaya fisik, emosional, dan seksual, serta mengajarkan mereka tentang
hak-hak mereka dan cara menghadapi situasi yang mungkin berbahaya. 1

Hak anak terhadap orang tua juga mencakup hak atas identitas dan budaya. Setiap anak memiliki hak untuk
mengembangkan identitas pribadi mereka, termasuk budaya, agama, dan bahasa. Orang tua harus menghormati dan

1
Adi. (2010). Hak dan Kewajiban Anak dalam Keluarga. Jakarta: Pustaka Sufi, Hal 56
mendukung hak anak-anak mereka untuk menjalani kehidupan sesuai dengan identitas mereka tanpa adanya
diskriminasi atau pemaksaan. Ini berarti membiarkan anak memilih dan menjalani agama yang sesuai dengan
keyakinan mereka, serta memelihara kehidupan budaya mereka dengan memperkenalkan mereka pada nilai-nilai
dan tradisi keluarga.

Selain itu, hak anak terhadap orang tua juga mencakup hak atas partisipasi dan pendapat. Anak-anak memiliki hak
untuk diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka, sesuai dengan
usia dan kedewasaan mereka. Orang tua harus mendengarkan pendapat anak-anak dan menghormati keinginan
mereka. Ini memungkinkan anak-anak merasa diperhatikan, memiliki rasa memiliki dalam pengambilan keputusan,
dan dapat mempengaruhi hasil yang mempengaruhi kehidupan mereka. Pendapat anak-anak juga harus
dipertimbangkan dalam hal-hal yang relevan dengan usia dan tingkat kedewasaan mereka.

Hak anak terhadap orang tua juga termasuk hak atas hubungan keluarga. Anak memiliki hak untuk menjalin
hubungan dengan kedua orang tua mereka, kecuali ada alasan yang sah untuk melarang atau membatasi hubungan
tersebut. Orang tua harus memfasilitasi kontak dan ikatan antara anak dan orang tua yang tidak tinggal bersama. Ini
berarti mengizinkan anak untuk berkumpul dengan orang tua mereka secara teratur, memberikan waktu dan
perhatian yang cukup kepada anak-anak mereka, dan memastikan anak-anak dapat menjalin ikatan emosional yang
kuat dengan kedua orang tua mereka.

Hak anak terhadap orang tua juga melibatkan hak atas pendampingan hukum. Anak memiliki hak untuk
mendapatkan pendampingan hukum dalam proses hukum atau administrasi yang melibatkan kepentingan mereka.
Pendampingan hukum ini penting untuk memastikan bahwa hak-hak anak diakui dan dilindungi dengan baik.
Melalui pendampingan hukum, anak-anak dapat memiliki suara dalam proses hukum dan mendapatkan
perlindungan hukum yang diperlukan untuk kepentingan mereka.

Selanjutnya, hak anak terhadap orang tua juga mencakup hak atas warisan. Anak memiliki hak untuk menerima
warisan dari orang tua mereka. Hal ini mencakup hak untuk mewarisi harta benda, aset, atau properti yang dimiliki
oleh orang tua mereka. Hak ini memastikan bahwa anak-anak dapat menerima warisan yang adil dan sesuai dengan
kepentingan mereka.

Penting untuk diingat bahwa hak anak terhadap orang tua harus seimbang dengan tanggung jawab orang tua untuk
memberikan perawatan dan pengasuhan yang tepat. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk memenuhi hak-hak
anak mereka dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Ini
melibatkan memberikan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan yang diperlukan, serta mendukung anak-anak
untuk mengeksplorasi dan mengembangkan identitas mereka sendiri.

Pada saat yang sama, penting juga untuk menyadari bahwa hak-hak ini mungkin bervariasi dalam konteks hukum
dan budaya yang berbeda. Setiap negara memiliki undang-undang dan peraturan yang mengatur hak anak terhadap
orang tua, dan pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak ini mungkin berbeda di berbagai negara. Oleh karena
itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk bekerja sama dalam mempromosikan dan melindungi hak anak
terhadap orang tua dengan memastikan adanya undang-undang yang kuat dan sistem perlindungan yang efektif.

Secara keseluruhan, hak anak terhadap orang tua adalah hak asasi manusia yang penting untuk kehidupan anak-anak
yang sehat, aman, dan bahagia. Memahami hak-hak ini membantu memastikan perlindungan dan pemenuhan hak-
hak anak, dan mempromosikan hubungan yang saling menguntungkan antara anak dan orang tua mereka.

Dalam mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang hak anak terhadap orang tua, penting untuk
mengakui beberapa isu yang terkait. Salah satu isu yang sering muncul adalah konflik antara hak anak dan hak
orang tua. Meskipun anak memiliki hak-hak yang perlu dihormati, orang tua juga memiliki hak dan tanggung jawab
dalam mengasuh dan mendidik anak-anak mereka. Dalam situasi di mana kepentingan anak dan orang tua
bertentangan, perlu dicari keseimbangan yang memenuhi kebutuhan dan hak-hak kedua belah pihak.

Selain itu, hak anak terhadap orang tua juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti status pernikahan,
perceraian, atau pemisahan. Dalam situasi di mana orang tua tidak tinggal bersama, hak anak untuk menjalin
hubungan dengan kedua orang tua dapat menjadi lebih kompleks. Namun, prinsip utama yang harus diperhatikan
adalah kepentingan terbaik anak. Penting bagi orang tua untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang
stabil dan mendukung bagi anak-anak mereka, serta memfasilitasi hubungan yang sehat antara anak-anak dan orang
tua yang tidak tinggal bersama.2

Selanjutnya, dalam beberapa kasus, terdapat situasi di mana anak harus dilindungi dari orang tua mereka. Misalnya,
dalam kasus kekerasan domestik, penelantaran, atau penyalahgunaan, anak mungkin perlu dilindungi dari situasi

2
Ibid, Hal 59
yang merugikan. Dalam konteks ini, hak anak untuk perlindungan harus diutamakan, dan sistem hukum dan sosial
harus berperan dalam melindungi anak-anak dari bahaya dan memastikan kesejahteraan mereka.3

Selain hak anak terhadap orang tua, perlu juga dipertimbangkan hak orang tua terhadap anak. Orang tua memiliki
tanggung jawab utama untuk mengasuh, melindungi, dan mendidik anak-anak mereka. Mereka memiliki hak untuk
mengambil keputusan yang berkaitan dengan kehidupan anak mereka, seperti pendidikan, kesehatan, atau agama,
dengan mempertimbangkan kepentingan terbaik anak. Penting untuk menemukan keseimbangan antara hak anak
dan hak orang tua, di mana kepentingan anak diutamakan, tetapi juga menghormati dan mengakui peran dan
tanggung jawab orang tua dalam membentuk kehidupan anak-anak mereka.

Dalam rangka melindungi hak anak terhadap orang tua, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk
mengembangkan kebijakan, program, dan sistem yang mendukung hak-hak ini. Ini termasuk memastikan adanya
undang-undang yang melindungi hak anak, mendukung program pendidikan dan kesejahteraan anak, dan
menyediakan sumber daya dan layanan bagi orang tua untuk memenuhi tanggung jawab mereka secara adekuat.
Dalam konteks ini, penting juga untuk melibatkan anak-anak dalam proses pengambilan keputusan yang
mempengaruhi kehidupan mereka, serta memastikan adanya mekanisme yang memungkinkan anak untuk
melaporkan pelanggaran hak mereka.

Kesadaran dan pemahaman tentang hak anak terhadap orang tua perlu disebarkan di masyarakat, termasuk orang
tua, pendidik, pekerja sosial, dan pihak yang terlibat dalam melindungi hak-hak anak. Ini dapat dilakukan melalui
kampanye pendidikan, pelatihan, dan sumber daya yang tersedia bagi mereka yang bekerja dengan anak-anak.
Pendidikan dan kesadaran akan membantu membangun lingkungan yang lebih baik bagi anak-anak, di mana hak-
hak mereka dihormati dan dipenuhi dengan baik.

Secara keseluruhan, hak anak terhadap orang tua mencakup aspek penting dalam memastikan perlindungan dan
pemenuhan hak asasi manusia anak. Hal ini melibatkan hak atas perawatan, perlindungan, identitas, partisipasi,
hubungan keluarga, pendampingan hukum, dan warisan. Dalam melindungi hak-hak ini, penting untuk menemukan
keseimbangan yang tepat antara hak anak dan hak orang tua, dengan fokus pada kepentingan terbaik anak. Dengan
memahami dan melindungi hak anak terhadap orang tua, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan, kesejahteraan, dan kebahagiaan anak-anak di seluruh dunia.

Hak anak terhadap orang tua juga melibatkan pentingnya komunikasi yang terbuka dan penghargaan terhadap
pendapat anak. Anak memiliki hak untuk berbicara, mengemukakan pendapat, dan dilibatkan dalam keputusan yang
mempengaruhi kehidupan mereka. Orang tua harus memberikan ruang bagi anak-anak untuk berbicara,
mendengarkan dengan seksama, dan mempertimbangkan pendapat mereka dengan serius. Ini memberikan anak
perasaan memiliki, meningkatkan kepercayaan diri, dan memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemampuan
pengambilan keputusan yang baik.

Selain itu, hak anak terhadap orang tua juga meliputi hak untuk privasi dan penghormatan terhadap integritas pribadi
mereka. Anak-anak memiliki hak untuk memiliki ruang pribadi yang dihormati, dan orang tua harus menghormati
batasan pribadi anak-anak mereka. Ini mencakup menghormati privasi anak dalam hal komunikasi, penggunaan
teknologi, dan ruang pribadi fisik. Orang tua juga harus menghindari intervensi yang tidak sah atau tidak pantas
dalam kehidupan pribadi anak, kecuali dalam situasi yang melibatkan kepentingan dan keselamatan anak.

Penting juga untuk menyadari bahwa hak anak terhadap orang tua dapat berubah seiring dengan perkembangan dan
pertumbuhan anak. Hak-hak ini harus disesuaikan dengan tingkat kedewasaan, kemampuan, dan kebutuhan anak.
Misalnya, seiring dengan bertambahnya usia, anak mungkin memiliki hak untuk mengambil keputusan sendiri
dalam hal-hal tertentu yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, atau kegiatan lainnya. Orang tua harus
memfasilitasi kemandirian dan perkembangan anak dalam hal ini, memberikan dukungan yang tepat dan
memastikan keamanan mereka.

Terkait dengan hak anak terhadap orang tua, penting juga untuk memperhatikan kerangka hukum yang mengatur
hak-hak ini. Undang-undang nasional dan internasional yang berkaitan dengan hak anak perlu diperhatikan dan
diimplementasikan. Hal ini termasuk Konvensi Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCRC), yang menjadi
acuan penting dalam melindungi dan memenuhi hak-hak anak. Negara-negara memiliki tanggung jawab untuk
mengadopsi undang-undang yang melindungi hak anak, memastikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak tersebut,
dan menyediakan lembaga atau mekanisme yang efektif untuk melindungi dan mempromosikan hak-hak anak.

Selain peran pemerintah, masyarakat juga memiliki peran penting dalam memastikan hak anak terhadap orang tua.
Guru, pekerja sosial, masyarakat lokal, dan individu lainnya harus terlibat dalam menciptakan lingkungan yang
mendukung dan melindungi hak-hak anak. Melalui kerjasama, edukasi, dan advokasi, masyarakat dapat berperan

3
Handayani. (2016). Perlindungan Hukum Hak dan Kewajiban Anak dalam Keluarga. Bandung: Refika Aditama.
Hal 76
dalam mempromosikan kesadaran akan hak anak terhadap orang tua dan memastikan pemenuhan hak-hak tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka melindungi hak anak terhadap orang tua, penting juga untuk mengatasi dan mencegah situasi yang
mengancam atau melanggar hak-hak tersebut. Hal ini melibatkan deteksi dini dan tindakan terhadap kasus
kekerasan, penelantaran, atau penyalahgunaan terhadap anak. Sistem perlindungan anak yang efektif, seperti
pengadilan keluarga, layanan sosial, dan lembaga perlindungan anak, harus bekerja sama untuk mengidentifikasi
kasus-kasus tersebut, memberikan bantuan dan perlindungan kepada anak-anak yang terkena dampak, dan
mengambil langkah-langkah hukum yang diperlukan untuk melindungi hak-hak mereka.

Secara keseluruhan, hak anak terhadap orang tua adalah aspek penting dalam melindungi dan mempromosikan hak-
hak anak. Ini mencakup hak atas perawatan, pendidikan, partisipasi, privasi, hubungan keluarga, dan penghormatan
terhadap integritas pribadi anak. Melalui pemahaman, kesadaran, pendidikan, dan tindakan yang efektif, kita dapat
menciptakan lingkungan yang mendukung dan melindungi hak-hak anak terhadap orang tua, serta memastikan masa
depan yang lebih baik bagi anak-anak di seluruh dunia.

Hak anak terhadap orang tua juga mencakup hak atas pendidikan yang berkualitas. Anak memiliki hak untuk
mendapatkan pendidikan yang memadai dan relevan dengan kebutuhan dan potensi mereka. Orang tua memiliki
tanggung jawab untuk memastikan akses anak-anak mereka ke pendidikan yang layak, baik itu pendidikan formal di
sekolah maupun pendidikan non-formal. Orang tua harus bekerja sama dengan pihak sekolah dan lembaga
pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung belajar dan perkembangan anak-anak.

Selanjutnya, hak anak terhadap orang tua mencakup hak untuk dilindungi dari eksploitasi dan kekerasan. Orang tua
memiliki tanggung jawab untuk melindungi anak-anak mereka dari segala bentuk eksploitasi, pelecehan, atau
kekerasan. Mereka harus menjaga keamanan anak-anak mereka, mengawasi interaksi dan lingkungan yang mereka
hadapi, serta memastikan bahwa anak-anak merasa aman dan dilindungi di dalam dan di luar rumah. Jika ada
kecurigaan atau indikasi kekerasan atau pelecehan, orang tua harus segera mengambil tindakan yang diperlukan
untuk melindungi anak-anak mereka.

Selain itu, hak anak terhadap orang tua juga melibatkan hak untuk mengembangkan identitas budaya dan agama
mereka. Anak memiliki hak untuk menjalankan praktik keagamaan dan mengikuti budaya mereka, asalkan itu tidak
bertentangan dengan hak-hak asasi manusia lainnya. Orang tua harus menghormati pilihan agama dan budaya anak-
anak mereka, serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk menjalankan praktik-praktik tersebut dengan bebas.

Dalam konteks ini, penting juga untuk memperhatikan hak anak dengan kebutuhan khusus atau kecacatan. Anak-
anak dengan kebutuhan khusus memiliki hak yang sama dengan anak-anak lainnya, termasuk hak atas perawatan,
pendidikan, dan partisipasi. Orang tua dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa anak-anak
dengan kebutuhan khusus mendapatkan akses ke layanan yang sesuai dan mendukung perkembangan mereka secara
optimal.4

Hak anak terhadap orang tua juga terkait dengan hak anak untuk diadili secara adil dalam sistem peradilan anak.
Jika anak terlibat dalam proses peradilan, mereka memiliki hak untuk memperoleh pendampingan hukum yang
memadai, dihormati, dan memenuhi kebutuhan mereka. Orang tua harus memastikan bahwa hak-hak hukum anak
diakui dan dipenuhi, serta memberikan dukungan dan bimbingan selama proses peradilan.

Penting juga untuk menyadari bahwa hak anak terhadap orang tua dapat tumpang tindih dengan hak-hak lainnya,
seperti hak atas kesetaraan dan non diskriminasi. Dalam menghormati hak anak terhadap orang tua, penting untuk
mempertimbangkan keseimbangan yang tepat antara hak-hak yang berbeda dan memastikan bahwa hak-hak tersebut
diintegrasikan secara holistik.

Untuk memastikan pemenuhan hak anak terhadap orang tua, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat,
lembaga pendidikan, dan individu. Pemerintah harus mengadopsi kebijakan dan undang-undang yang melindungi
hak-hak anak, memberikan sumber daya dan layanan yang diperlukan, serta mendukung keluarga dalam memenuhi
tanggung jawab mereka terhadap anak-anak. Masyarakat harus terlibat dalam membangun lingkungan yang
mendukung anak-anak dan melindungi hak-hak mereka, serta memberikan dukungan kepada orang tua dalam
mengasuh anak-anak mereka dengan baik.

Dalam kesimpulan, hak anak terhadap orang tua mencakup berbagai aspek penting yang melibatkan kebutuhan,
perlindungan, partisipasi, identitas, dan penghormatan terhadap privasi anak. Hak-hak ini harus diakui, dihormati,
dan dipenuhi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan, kesejahteraan, dan kebahagiaan anak-

4
Kuncoro. (2020). Hak dan Kewajiban Anak: tinjauan Teori dan Praktik. Jakarta: Kencanan Prenadamedia Group.
Hal 14
anak. Dengan memastikan pemenuhan hak anak terhadap orang tua, kita membangun fondasi yang kuat bagi masa
depan yang lebih baik bagi generasi muda dan masyarakat secara keseluruhan.

Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan yang sifatnya mengikat dan dilaksanakan
oleh individu sebagai makhluk sosial guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat. Kewajiban pada umumnya
mengarah pada suatu keharusan bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna
mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Manusia sebagai makhluk
individu dan sosial, tidak dpat terlepas darikewajiban. Apa yang dilakukan seseorang untuk menyebabkan pengaruh
pola hubungannya sebagai makhluk sosial. Pada hubungan yang baik antara individu satu dengan yang lain karena
adanya kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi.

Sebagai suatu kewajiban maka tentu tidak ada perbedaan fikih dalam hal ini. Semua ulama bersepakat akan
wajibnya mengabdi kepada kedua orang tua. Kecuali jika suatu saat kelak salah seorang dari kedua orang tua
memerintahkan untuk berbuat syirik, maka hak untuk ditaati seperti yang disebutkan tadi bisa tidak dipergunakan.

Islam mengakui keluarga sebagai unit sosial dasar. Seiring dengan hubungan Orangtua-anak adalah hal yang paling
penting. Untuk menjaga hubungan sosial kedua belah pihak harus memiliki beberapa Hak dan kewajiban yang jelas.

Kewajiban vertikal adalah hubungan manusia dengan Tuhannya sebagai sang khaliq (pencipta-Nya). Sedangkan
hubungan horisontal adalah hak dan kewajiban terhadap sesama manusia yang terjadi secara alami maupun yang
dibuat dan direncanakan untuk dan oleh manusia itu sendiri. Di antara hak dan kewajiban horisontal adalah
kewajiban memperhatikan hak keluarga, hak suami istri, dan hak anak-anak. Dalam Hukum Islam, pembinaan
keluarga terdapat pertalian yang amat erat antara orang tua dan anak, sedemikian rupa sehingga seluruh anggota
keluarga merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan seluruhnya senasib sepenanggungan, saling
mencukupi kebutuhan, bersama-sama merasakan nikmat bahagia bersama-sama pula memikul beban duka dan
derita.5

Tugas satu sisi adalah hak dari sisi yang lain. Jadi dalam hubungan Orangtua-anak, Hak orang tua adalah kewajiban
anak dan sebaliknya. Hak Anak merupakan kewajiban (tugas) orang tua. Islam dengan jelas mendefinisikan Hak-
hak Orang Tua (yang berarti tugas anak-anak) dan kewajiban orang tua (yang berarti hak anak-anak).

Kedua orang tua adalah manusia yang paling berjasa dan utama bagi diri seseorang. Allah SWT telah
memerintahkan dalam alquran, di dalam alquran telah banyak dijelaskan tentang hal-hal yang menyangkut berbakti
kepada orang tua, di antaranya:

1. Surah An nisa’ ayat 36


2. Surah Al Isra’ ayat 23
3. Surah Luqman ayat 14
4. Surah Al Ankabut ayat 8
5. Surah Al Ahqaaf ayat 15

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa ayat-ayat yang berkaitan dengan hal berbakti kepada kedua orang
tua, kewajiban orang tua terhadap anak atau sebaliknya, maka ayat-ayat tersebut akan diuraikan satu per satu dalam
firman Allah sebagai berikut:

1. Surah An- Nisa’ ayat 36 berbunyi:

ِ ‫ِ بِ ْٱل ََ بن‬ ِ ُ‫اِ ْٱل َُن‬ َٰ ۟ ۟ ‫َوٱ ْعبُد‬


ِ ِ ‫ِ َوٱلَّها ِح‬ ِ ََ ْ‫اِ ِِى ْٱلقُرْ بَ َٰى َوٱل‬ ِ ََ ‫ٱَّللَ َو ََل تُ ْش ِر ُكوا بِِۦه َشيْـًٔا ۖ َوبِ ْٱل َٰ َولِ َد ْي ِن إِحْ َٰ َسنًٔا َوبِ ِذى ْٱلقُرْ بَ َٰى َو ْٱليَتَ َم َٰى َو ْٱل َم َٰ َس ِِي ِن َو ْٱل‬
‫ُوا ه‬
‫ٱَّللَ ََل يُ ِحُِّ َمن َكانَ ُم ْخت ًَٔاَل فَ ُخؤًِا‬ ‫ت أَ ْي َٰ َمنُ ُِ ْم ۗ إِ هن ه‬
ْ َِ َ‫َوٱ ْب ِن ٱل هسبِي ِل َو َما َمل‬

Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,

Dari penafsiran Muhammad Hasbi Ash-Shidiqy dalam tafsir An-Nur, beliau mengungkapkan surah An-Nisa’ ayat
36 adalah: ‚Berlakulah ihsan (baik) kepada kedua orang tuamu. Penuhi segala hak-haknya, berbaktilah kepada

5
Sutisna. (2013). Hak dan Kewajiban Anak: Tinjauan Hukum. Jakarta: Rajawali Pers. Hal 21
mereka sebagaimana mestinya, merekalah yang menyebabkan kamu hadir di dunia, dan merekalah yang mendidik
dan membesarkan kamu dengan segala kesungguhan dan keikhlasannya, meskipun tidak jarang harus menghadapi
halangan dan beban berat‛.

Dalam ayat ini sangat jelas dan tegasnya perintah untuk beribadah itu berupa tunduk, taat, dan patuh kepada Allah
dengan mengikhlaskan dan taat dan janganlah mempersekutukan Allah dalam beramal, hendaklah amalkarena
Allah. Berlaku ihsanlah dalam bergaul dengan kerabat-kerabat yang paling dekat seperti saudara laki-laki, saudara
perempuan, paman dan anak-anaknya. Allah tidak menyukai orang yang takabur. Di antaraketakaburan dan
keangkuhan, ialah berjalan dengan sikap angkuh dan sombong.

2. Surah Al Isra’ ayat 23 berbunyi:

‫ك ْٱل ِِبَ َر أَ َح ُدهُ َمآ أَوْ ِك ََلهُ َما فَ ََل تَقُل لههُ َمآ أُفٍّ َو ََل تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُل لههُ َما قَوْ ًَٔل‬ ٓ ‫ك أَ هَل تَ ْعبُد ُٓو ۟ا إِ ه‬
َ ‫َل إِيهاهُ َوبِ ْٱل َٰ َولِ َد ْي ِن إِحْ َٰ َسنًٔا ۚ إِ هما يَ ْبلُغ هَن ِعن َد‬ َ َ‫َوق‬
َ ُّ‫ض َٰى َِب‬
‫ك ِري ًٔما‬َ

Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Ayat ini menyatakan bahwa tak ada sesuatu nikmat yang diterima oleh manusia yang lebih banyak daripada nikmat
Allah dan sesudahnya nikmat yang dicurahkan oleh ibu bapak. Karenalah dimulai dengan mensyukuri nikmat Allah,
kemudian mensyukuri nikmat yang dicurahkan oleh ibu bapak. Apabila ibu bapak atau salah seorang dari keduanya
telah sampai kepada keadaan lemah dan berada disisi pada akhir hayatnya, maka wajiblah kamu mencurahkan belas
kasih dan perhatian mu kepada keduanya, dan memperlakukan keduanya sebagai seorang yang mensyukuri orang
yang telah memberikan nikmat kepadamu. Hal itu dengan jalan sebagai berikut:

1) Jangan engkau mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hatinya, apabila kamu mendapati sesuatu hal yang tidak
disenangi oleh manusia. Tetapi bersabarlah kamu dan berharaplah pahala dari Allah atas kesabaranmu.
2) Jangan engkau membentak-bentak mereka atau mengeruhkan perasaannya dengan ucapan-ucapanmu. Jangan
memperlihatkan rasa tidak senang karena dia berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan kamu, begitu pula
jangan membantah perkataanperkataannya dengan cara yang menyakitkan hati.
3) Hendaklah kamu berbicara bersama mereka dengan kata-kata atau ucapan yang baik, yang disertai
penghormatan yang sesuai dengan adab (akhlak) dan etika.
4) Hendaklah engkau bertawaduk kepada mereka dan mentaatinya dalam segala perintah yang tidak mengakibatkan
kedurhakaan kepada Allah. Kamu lakukan yang demikian itu adalah karena rahmatmu kepada mereka bukan
karena semata-mata menurut perintah.6

3. Surah Luqman ayat 14 berbunyi:

ِ ‫ى ْٱل َم‬
‫َّي ُر‬ ‫ك إِلَ ه‬ َ َٰ ِ‫ٱْلن َٰ َسنَ بِ َٰ َولِ َد ْي ِه َح َملَ ْته ُ أُ ُّم ۥه ُ َو ْهنًٔا َعلَ َٰى َو ْه ٍن َوف‬
َ ‫َّلُ ۥه ُ فِى عَا َم ْي ِن أَ ِن ٱ ْش ُِرْ لِى َولِ َٰ َولِ َد ْي‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
‫َو َو ه‬

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

4. Surah Al Ankabut ayat 8 berbunyi

َ‫ى َمرْ ِج ُع ُِ ْم فَُُنَبئُُ ُِم بِ َما ُكنتُ ْم تَ ْع َملُون‬


‫ك بِِۦه ِع ْل ٌم فَ ََل تُ ِط ْعهُ َمآ ۚ إِلَ ه‬
َ َ‫ْس ل‬ َ ‫ٱْلن َٰ َسنَ بِ َٰ َولِ َد ْي ِه ُح ْسنًٔا ۖ َوإِن َٰ َجهَدَا‬
َ ‫ك لِتُ ْش ِر‬
َ ‫ك بِى َما لَي‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
‫َو َو ه‬

Artinya: Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan.

Allah telah memerintahkan manusia supaya mengerjakan pekerjaan yang baik terhadap kedua ibu bapak.
Pembicaraan alquran masih dalam menerangkan cobaan-cobaan yang dialami oleh para muslimin untuk
mengembalikan mereka kepada agama kafir. Yang mendapat cobaan itu ialah orang yang rendahan sedangkan yang

6
Setyadi. (2021). Hak dan Kewajiban Anak dalam Keluarga. Jakarta: Buku Litera. Hal 53
menimbulkan cobaan itu ialah orang kafir yang kuat-kuat yang mempunyai kekuasaan dari para budak.Ada satu
golongan lagi dari orang-orang yang mendapat azab, yaitu anak- anak dan kerabat-kerabat yang menimpakan
cobaan itu ialah orang- orang tua mereka dan kaum-kaum kerabat mereka berdasarkan hubungan kekerabatan. Jika
ibu bapakmu mendesak kamu mengikuti agama yang mempersekutukan Allah, maka janganlah kamu mengikutinya,
walaupun kamu harus tetap berlaku baik kepadanya dan mencari kerelaan hatinya. Kamu semua akan kembali
kepada-Ku, baik yang beriman kepada-Ku maupun yang tidak, baik yang berbakti kepada kedua ibu bapaknya
ataupun yang tidak.

5. Surah Al Ahqaaf ayat 15 berbunyi:


‫َّل ُ ۥه ُ ثَ َٰلَثُونَ َش ْهرًٔا ۚ َحته َٰ ٓى إِ َِا بَلَ ََ أَ ُش هد ۥهُ َوبَلَ ََ أَِْ بَ ِعينَ ََنًًَٔ قَا ََ َِ ِّئ‬
َ َٰ ِ‫ض َع ْتهُ ُكرْ هًٔا ۖ َو َح ْملُ ۥه ُ َوف‬ َ ‫ٱْلن َٰ َسنَ بِ َٰ َولِ َد ْي ِه إِحْ َٰ َسنًٔا ۖ َح َملَ ْته ُ أُ ُّم ۥه ُ ُكرْ هًٔا َو َو‬
ِ ْ ‫ص ْينَا‬
‫َو َو ه‬
َ‫ك َوإِنئى ِمن‬ ُ ‫ض َٰىهُ َوأَصْ لِحْ لِى فِى ُِ ئِيهتِ ٓى ۖ إِنئى تُب‬
َ ‫ْت إِلَ ْي‬ َ ْ‫صلِحًٔا تَر‬ َ َٰ ‫ى َوأَ ْن أَ ْع َم َل‬ ‫ك ٱلهتِ ٓى أَ ْن َع ْمتَ َعلَ ه‬
‫ى َو َعلَ َٰى َٰ َولِ َد ه‬ َ َ‫أَوْ ِز ْعنِ ٓى أَ ْن أَ ْش ُِ َر نِ ْع َمت‬
َ‫ْٱل ُم ْسلِ ِمين‬
Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya
mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun
ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku
dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan
kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

Mengenai penghargaan untuk berbuat baik kepada orang tua kita, sebuah hadis yang berbunyi : Telah berkata
kepada kami Hutaibah Ibn Sa’id Ibn Jamil Ibn Thariq Attaqofi dan Zuhair Ibn Harbi, mereka berdua berkata: Telah
berkata kepada kami Zarir dari Umaroh Ibn Ko’koq dari Abi Zur’ah dari Abi Hurairah ia berkata: Datang seorang
pria kepada Rasulullah SAW, maka ia berkata: Kepada siapakah aku berbakti pertama kali? Nabi berkata: Ibumu,
dan lelaki itu bertanya kemudian siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu, orang tersebut bertanya lagi siapa lagi? Lalu
beliau menjawab: Ibumu, orang tersebut bertanya kembali kemudian siapa lagi? Nabi menjawab: kemudian
Ayahmu.7

Allah SWT memerintahkan kepada anak untuk berbuat baik kepada kedua orang tua dengan mengutamakan ibu,
sehingga hak ibu ditetapkan lebih besar dibandingkan dengan hak bapak, karena jerih payah ibu lebih besar, sejak
mengandung, melahirkan sampai mengasuhnya.Berterima kasih kepada orang tua, termasuk bersyukur kepada Allah
dan taat kepada kedua orang tua dalam hal yang bukan durhaka kepada Allah adalah termasuk taat kepada Allah
juga. Setelah orang tua meninggal dunia, birr al walidain, masih bisa diteruskan dengan cara antara lain:

1. Meminta ampun kepada Allah SWT dengan taubat nasuha bila kita pernah berbuat durhaka kepada keduanya di
waktu mereka masih hidup.
2. Menshalatkannya dan mengantarkan jenazahnya ke liang lahat.
3. Selalu memintakan ampun untuk keduanya.
4. Membayarkan hutang-hutangnya.
5. Melaksanakan wasiat sesuai dengan syariat.
6. Menyambung tali silaturahmi kepada orang yang keduanya juga pernah menyambungnya.
7. Memuliakan sahabat-sahabatnya.
8. Dan selalu mendoakan keduanya.

Memuliakan Orang Tua dan Mertua

Memuliakan orang tua dan mertua adalah nilai-nilai yang sangat dihormati dan ditekankan dalam banyak budaya di
seluruh dunia. Konsep memuliakan orang tua dan mertua melibatkan penghormatan, rasa hormat, dan penghargaan
terhadap peran dan kontribusi mereka dalam kehidupan seseorang. Ini mencerminkan pengakuan atas pentingnya
orang tua dan mertua dalam membentuk dan membimbing kita sebagai individu.

Memuliakan orang tua dan mertua adalah bagian integral dari nilai-nilai keluarga yang kuat. Hal ini mencakup
penghormatan terhadap posisi dan otoritas orang tua, penghargaan terhadap pengorbanan dan upaya yang telah
mereka lakukan dalam membesarkan kita, serta pengakuan atas kebijaksanaan dan pengalaman hidup mereka.

Salah satu aspek penting dari memuliakan orang tua dan mertua adalah penghormatan yang diberikan kepada
mereka. Ini meliputi sikap sopan santun, penggunaan bahasa yang layak, dan menghindari kata-kata atau tindakan

7
Mulyono, A. (2012). Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 43
yang kasar atau tidak hormat terhadap mereka. Menghargai mereka secara tulus dan menunjukkan rasa hormat
dengan tulus akan menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis.

Memuliakan orang tua dan mertua juga melibatkan memberikan perhatian dan perawatan kepada mereka. Hal ini
bisa berupa membantu mereka dengan tugas-tugas sehari-hari, memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan,
dan meluangkan waktu untuk mendengarkan dengan penuh perhatian ketika mereka berbicara atau membagikan
pengalaman hidup mereka.

Menghormati tradisi dan kebiasaan orang tua dan mertua juga merupakan bagian dari memuliakan mereka. Ini
berarti menghormati cara mereka menjalankan kehidupan mereka, menghormati ritual dan kepercayaan mereka,
serta menghargai nilai-nilai yang mereka anut. Dengan menghormati tradisi mereka, kita menunjukkan penghargaan
terhadap warisan keluarga dan kearifan yang telah mereka wariskan.

Ekspresi penghargaan dan terima kasih adalah cara lain untuk memuliakan orang tua dan mertua. Mengungkapkan
rasa terima kasih secara terbuka, baik secara lisan maupun tertulis, dapat membuat mereka merasa dihargai dan
diakui atas segala yang telah mereka lakukan. Pemberian hadiah atau tindakan kecil lainnya juga dapat menjadi cara
untuk mengekspresikan penghargaan kita.

Memuliakan orang tua dan mertua memiliki dampak positif yang signifikan dalam kehidupan keluarga. Ini
membantu menciptakan hubungan yang harmonis antara anggota keluarga, meningkatkan komunikasi, dan
memperkuat ikatan keluarga. Ketika ada rasa penghormatan dan saling menghargai antara anggota keluarga,
lingkungan keluarga menjadi lebih bahagia, damai, dan stabil.

Memuliakan orang tua dan mertua juga memberikan contoh yang baik kepada generasi muda tentang nilai-nilai
keluarga, menghargai orang lain, dan sikap rendah hati. Ketika anak-anak melihat bagaimana orang tua mereka
memperlakukan dan memuliakan orang tua dan mertua, mereka akan belajar untuk menghormati dan menghargai
orang tua mereka sendiri di masa depan.

Memuliakan orang tua dan mertua juga memiliki dampak positif dalam kehidupan pribadi kita. Hal ini membantu
kita menerima diri sendiri dengan lebih baik, karena menghargai asal-usul dan akar keluarga kita adalah bagian
penting dari identitas kita. Memuliakan orang tua dan mertua juga memberikan kesempatan bagi kita untuk belajar
dari pengalaman hidup mereka, mengambil hikmah dan pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan
kita sendiri.

Memuliakan orang tua dan mertua juga dapat menghadapi tantangan. Misalnya, adanya perbedaan generasi dalam
pandangan dan nilai-nilai dapat menyebabkan konflik atau gesekan. Penting untuk berkomunikasi secara terbuka
dengan mereka, mencoba memahami perspektif mereka, dan mencari kesepahaman bersama. Kesibukan dan jarak
geografis juga dapat menjadi hambatan dalam memuliakan orang tua dan mertua, namun komunikasi teratur dan
usaha untuk menjaga keterhubungan tetap bisa dilakukan.

Pasangan juga memiliki peran yang penting dalam memuliakan orang tua dan mertua. Dalam hubungan pernikahan,
penting untuk saling mendukung dalam memuliakan orang tua dan mertua masing-masing. Pasangan harus
berkomunikasi secara terbuka mengenai pentingnya memuliakan orang tua dan mertua, serta mencari cara terbaik
untuk melakukannya. Dengan bekerja sama dan saling mendukung, pasangan dapat menciptakan lingkungan
keluarga yang memuliakan dan menghormati orang tua dan mertua.

Memuliakan orang tua dan mertua juga mencerminkan rasa terima kasih yang mendalam atas segala yang telah
mereka berikan dalam hidup kita. Mereka telah memberikan kasih sayang, perhatian, dan dedikasi yang tak
terhingga untuk mendukung dan membimbing kita sepanjang perjalanan hidup. Dengan memuliakan mereka, kita
mengakui nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang telah mereka tanamkan dalam diri kita.

Memuliakan orang tua dan mertua membantu menjaga keberlanjutan hubungan keluarga yang kuat. Dalam budaya
di mana keluarga dianggap sebagai fondasi penting dalam kehidupan, memuliakan orang tua dan mertua adalah
upaya untuk menjaga ikatan emosional dan menghormati garis keturunan yang telah ada sejak lama. Ini membantu
menciptakan kontinuitas dalam budaya, tradisi, dan warisan keluarga yang dapat diteruskan kepada generasi
mendatang.8

Memuliakan orang tua dan mertua juga memberikan dukungan sosial yang kuat dalam keluarga. Ketika kita
memuliakan mereka, kita secara efektif membangun jaringan dukungan dan relasi yang saling mendukung. Ini dapat
berarti membantu mereka dalam kegiatan sehari-hari, memberikan saran dan bimbingan, atau hanya menjadi
pendengar yang baik ketika mereka membutuhkan seseorang untuk berbagi pengalaman atau kekhawatiran mereka.

8
Hargio, S. (2012). Cara Memahami & Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Hal
45
Penting untuk diingat bahwa memuliakan orang tua dan mertua bukan hanya tugas individu, tetapi juga tanggung
jawab bersama dalam keluarga. Semua anggota keluarga, termasuk pasangan, anak-anak, dan anggota keluarga yang
lebih muda, memiliki peran dalam membangun iklim penghormatan dan penghargaan terhadap orang tua dan
mertua. Ini mencakup pengajaran nilai-nilai keluarga kepada generasi muda, mengajarkan mereka tentang
pentingnya menghormati dan memuliakan orang tua dan mertua.

Memuliakan orang tua dan mertua juga melibatkan kemampuan untuk memaafkan dan melampaui perbedaan.
Dalam setiap hubungan keluarga, mungkin ada perselisihan atau perbedaan pendapat. Namun, dengan memuliakan
mereka, kita belajar untuk melihat melebihi perbedaan tersebut dan tetap menjaga penghormatan dan kedamaian
dalam keluarga.

Hal ini dapat dicapai dengan memberikan perhatian yang konsisten kepada orang tua dan mertua, baik dalam bentuk
waktu, perhatian, atau dukungan emosional. Menghabiskan waktu bersama mereka, mendengarkan cerita mereka,
dan terlibat dalam kegiatan bersama dapat menjadi cara yang efektif untuk memuliakan mereka.

Penting untuk menghormati privasi dan keinginan mereka. Menghargai batasan dan memperhatikan kebutuhan
pribadi mereka adalah bagian penting dari memuliakan orang tua dan mertua. Ini mencakup menghormati keputusan
mereka, menghargai ruang pribadi mereka, dan menghindari campur tangan yang tidak diinginkan dalam kehidupan
mereka, kecuali jika diminta atau dibutuhkan.

Selama kita memuliakan orang tua dan mertua, penting juga untuk tetap menjaga komunikasi yang baik dengan
mereka. Berbagi pemikiran, pengalaman, dan perasaan kita secara terbuka dan jujur dapat membantu memperkuat
hubungan dan menciptakan pemahaman yang lebih baik antara semua pihak.

Menghargai dan memuliakan orang tua dan mertua juga mencakup memperhatikan kesejahteraan mereka secara
fisik dan emosional. Memastikan mereka mendapatkan perawatan kesehatan yang baik, memberikan dukungan saat
mereka mengalami tantangan atau kesulitan, dan membantu mereka menjaga kualitas hidup yang baik adalah wujud
nyata dari memuliakan mereka.

Menunjukkan rasa hormat dan penghargaan di depan orang lain juga merupakan aspek penting dari memuliakan
orang tua dan mertua. Ini mencakup memberikan pengakuan atas keberhasilan dan prestasi mereka, serta
membanggakan mereka sebagai bagian dari keluarga kita.

Ketika kita memuliakan orang tua dan mertua, kita juga menciptakan lingkungan keluarga yang menghormati
perbedaan pendapat dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan keluarga yang penting. Melibatkan
mereka dalam proses pengambilan keputusan dan memberikan suara yang adil dan dihargai adalah cara lain untuk
memuliakan mereka.

Penting untuk mengingat bahwa memuliakan orang tua dan mertua bukan hanya tentang tindakan nyata, tetapi juga
tentang sikap dan sikap mental kita terhadap mereka. Mempunyai sikap rendah hati, rendah hati, dan bersedia
belajar dari mereka adalah bagian penting dari memuliakan mereka.

Memuliakan orang tua dan mertua juga berarti meneruskan nilai-nilai dan pelajaran yang mereka berikan kepada
generasi mendatang. Melalui pengajaran dan contoh yang baik, kita dapat membantu generasi muda memahami
pentingnya menghargai dan memuliakan orang tua dan mertua mereka.

Secara keseluruhan, memuliakan orang tua dan mertua adalah tentang penghormatan, penghargaan, dan perhatian
yang konsisten terhadap mereka. Ini melibatkan tindakan nyata, komunikasi yang baik, menghargai privasi dan
kebutuhan mereka, serta memperhatikan kesejahteraan fisik dan emosional mereka. Dalam memuliakan mereka, kita
menciptakan hubungan keluarga yang harmonis, memperkuat ikatan keluarga, dan mewariskan nilai-nilai penting
kepada generasi mendatang.9

Simpulan

Dalam hal hak, anak memiliki hak untuk diperlakukan dengan kasih sayang, hormat, dan perlindungan oleh orang
tua. Anak memiliki hak untuk hidup, mendapatkan pendidikan yang memadai, akses ke fasilitas kesehatan, dan
kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka secara penuh. Hak-hak ini tercermin dalam berbagai peraturan
dan undang-undang yang melindungi hak-hak anak, serta dalam norma-norma moral yang menghargai dan
menghormati martabat anak sebagai individu yang berharga.

9
Ridwan, A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 34
Di sisi lain, kewajiban anak kepada orang tua melibatkan penghormatan, penghargaaan, dan kepatuhan terhadap
orang tua. Anak memiliki kewajiban untuk menghormati otoritas orang tua, mematuhi aturan dan nilai-nilai
keluarga, dan berpartisipasi secara positif dalam kehidupan keluarga. Kewajiban ini mencerminkan nilai-nilai moral
dan sosial yang melibatkan sikap hormat, kesetiaan, tanggung jawab, dan pengabdian kepada keluarga.

Melalui pemenuhan hak-hak anak dan pemenuhan kewajiban anak kepada orang tua, hubungan keluarga dapat
berkembang secara harmonis dan saling mendukung. Dalam lingkungan keluarga yang sehat dan penuh cinta, anak
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sementara orang tua dapat memberikan panduan, dukungan, dan
perlindungan yang dibutuhkan.

Simpulan ini juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara anak dan orang tua. Melalui komunikasi
yang terbuka dan saling mendengar, anak dapat mengungkapkan kebutuhan, kekhawatiran, dan harapannya kepada
orang tua. Orang tua, sebagai pemimpin keluarga, juga memiliki tanggung jawab untuk mendengarkan, memahami,
dan merespon kebutuhan anak dengan penuh perhatian.

Dalam kesimpulannya, hak dan kewajiban anak kepada orang tua adalah konsep yang saling terkait dan penting
dalam membentuk hubungan yang sehat dan harmonis dalam keluarga. Melalui penghormatan, penghargaaan, dan
pemenuhan hak-hak anak, serta penghormatan, pengabdian, dan pengasuhan yang baik dari orang tua, keluarga
dapat menjadi lingkungan yang mendukung perkembangan dan kebahagiaan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Adi. (2010). Hak dan Kewajiban Anak dalam Keluarga. Jakarta: Pustaka Sufi.

Brofenbrenner. (1979). The Ecology of Human Development: Experiments by Natures . Harvard:


University Press.

Handayani. (2016). Perlindungan Hukum Hak dan Kewajiban Anak dalam Keluarga. Bandung: Refika
Aditama.

Hargio, S. (2012). Cara Memahami & Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.

Isnaini Handayani, A. M.-F. (2021). Peran Guru dan Orang Tua dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
MAtematika Anak Slow Learner di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran
, 206-207.

Kuncoro. (2020). Hak dan Kewajiban Anak: tinjauan Teori dan Praktik. Jakarta: Kencanan Prenadamedia
Group.

Mulyono, A. (2012). Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Munawir, Y. d. (2003). Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo: Tiga Serangkai.

Purnama. (2019). Hak dan Kewajiban Anak dalam Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Riantoputra. (2018). Hak dan Kewajiban Anak dalam Keluarga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ridwan, A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Setyadi. (2021). Hak dan Kewajiban Anak dalam Keluarga. Jakarta: Buku Litera.

Sutisna. (2013). Hak dan Kewajiban Anak: Tinjauan Hukum. Jakarta: Rajawali Pers.

Wibowo. (2021). Hak dan Kewajiban Anak dalam Perspektif Hukum Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Wiranata. (2014). Pendidikan Anak dalam Perspektif Hak dan Kewajiban Orang Tua. Yogyakarta:
Deepublish.

You might also like