JURNAL 1, Siap Publish

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

ZONA KEDOKTERAN VOL.13 NO.

2 MEI 2023

EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL TERHADAP


TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN DALAM
MENYUSUN SKRIPSI
Isramilda1, Fitta Deskawaty 2, Arin Vela Zhafira3
1Fakultas Kedokteran Universitas Batam, isramilda@univbatam.ac.id
2FakultasKedokteran Universitas Batam, fittadeskawaty @univbatam.ac.id
3Fakultas Kedokteran Universitas Batam, arinvelazh611@yahoo.com

ABSTRACT
Background: Anxiety is a diffuse and vague concern caused by an unknown or non-existent threat.
Anxiety in students can arise in the preparation of undergraduate thesis due to internal and external
factors. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of instrumental music therapy on
the anxiety level of engineering students at the University of Riau Islands in preparing undergraduate
thesis in 2023
Methods: This research method uses a Quasi-Experimental methodology with a Non Equivalent
Control Group Design. The sampling technique in this study was purposive sampling technique with
the Slovin formula and obtained a total sample of 68 respondents. This data was collected using the
Zung Self Rating Anxiety Scale questionnaire and then processed using the Wilcoxon Signed Rank
Test, which is to measure the level of significance of the difference between two groups of paired data
on an ordinal scales.
Results: The results of the analysis with the Wilcoxon Signed Rank Test showed a significant
difference between the control group and the experimental group, namely p = 0.000 (p <0.05). In the
mean rank column of the experimental group is higher (16.50) than the control group (4.50).
Conclusion: Based on the results of the research there is the effectiveness of music therapy on the
anxiety level of Engineering Faculty students at the University of Riau Islands in preparing their
undergraduate thesis in 2023.
Keywords: Music Therapy, Instrumental, Anxiety

ABSTRAK
Latar Belakang: Kecemasan adalah kekhawatiran yang menyebar dan samar-samar disebabkan oleh
ancaman yang belum diketahui atau tidak terjadi. Kecemasan pada mahasiswa dapat timbul dalam
penyusunan skripsi dikarenakan faktor internal dan eksternal. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis efektivitas terapi musik instrumental terhadap tingkat kecemasan mahasiswa fakultas
teknik Universitas Riau Kepulauan dalam menyusun skripsi tahun 2023.
Metode: Metode penelitian ini dengan metodologi Quasi Eksperimental dengan desain Non
Equivalent Control Group Design. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
Purpossive Sampling dengan rumus Slovin dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 68 responden.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner Zung Self Rating Anxiety Scale
kemudian diolah dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test, yaitu untuk mengukur tingkat
signifikansi perbedaan antara dua kelompok data berpasangan yang berskala ordinal.
Hasil: Hasil analisis dengan Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan perbedaan yang
bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, yaitu p=0,000 (p < 0,05). Dalam
kolom mean rank kelompok eksperimen lebih tinggi (16,50) dibanding kelompok kontrol (4,50).
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat efektivitas terapi musik terhadap tingkat
kecemasan mahasiswa fakultas teknik Universitas Riau Kepulauan dalam menyusun skripsi tahun
2023.
Kata kunci: Terapi Musik, Instrumental, Kecemasan

Universitas Batam Page 342


ZONA KEDOKTERAN VOL.13 NO.2 MEI 2023

PENDAHULUAN kecemasan. Salah satu pencetusnya adalah


Kecemasan adalah suatu keadaan yang stressor psikososial, setiap keadaan dapat
mempunyai banyak efek, ini memengaruhi menimbulkan perubahan dalam kehidupan,
kognisi dan cenderung menyebabkan distorsi sehingga individu terpaksa beradaptasi atau
persepsi. Berbeda dengan rasa takut yang mengatasi stressor yang timbul. Faktor yang
merespons bahaya yang sudah diketahui, menentukan kesuksesan seseorang bukan
kecemasan merespons ancaman yang tidak hanya kecerdasan, tetapi juga ketenangan jiwa
atau belum diketahui, belum jelas, atau yang mempengaruhi kemampuan untuk
konfliktual (Sadock et al, 2019). Kecemasan menggunakan kecerdasan tersebut. Kecemasan
adalah kekhawatiran yang menyebar dan cenderung membuat kebingungan dan distorsi
samar-samar yang terkait dengan perasaan persepsi sehingga memengaruhi hasil belajar
ketidakpastian dan ketidakberdayaan. mahasiswa. Distorsi tersebut mampu
Kecemasan merupakan perasaan yang umum mengganggu belajar karena menurunkan
pada individu, namun kecemasan menjadi kemampuan memfokuskan perhatian,
bermasalah ketika individu tersebut tidak menurunkan daya ingat, dan mengganggu
dapat mencegah respons sehingga meningkat kemampuan seseorang menghubungkan satu
ke tahap yang dapat mengganggu kemampuan hal dengan yang lainnya (Daradjat, Kaplan &
untuk memenuhi kebutuhan dasar (Townsend Saddock, dalam Demak & Suherman, 2016).
& Morgan, 2017). Ketika pendidikan berlanjut ke tingkat yang
Dinyatakan oleh World Health lebih tinggi, seorang siswa terbiasa untuk
Organization (WHO, 2017) bahwa depresi dan menghadapi situasi yang lebih susah seperti
kecemasan merupakan gangguan jiwa umum silabus yang sulit, tugas dan proyek yang
yang prevalensinya paling tinggi. Penderita menantang. Ditambah, siswa yang mengalami
kecemasan mencapai lebih dari 200 juta orang kecemasan juga mengalami kesusahan dalam
di seluruh dunia dengan presentasi 3,6% dari belajar dan menyelesaikan masalah (Asif et al,
populasi. Pada tahun 2022, WHO merilis data 2020).
yang menunjukkan peningkatan 25% Selain situasi-situasi yang lebih susah
prevalensi depresi dan kecemasan di dunia. tersebut, mahasiswa juga diwajibkan untuk
Menurut perhitungan beban penyakit pada membuat tugas akhir atau skripsi. Skripsi
tahun 2017, kecemasan atau anxiety disorders merupakan tugas mahasiswa yang harus
terdapat di urutan ke-2 (IHME,2017). diselesaikan guna menuntaskan program
Penelitian yang dilakukan oleh Badan studinya. Dalam Surat Dirjen Dikti no.
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 152/E/T/2012 menyatakan bahwa salah satu
Kementrian Kesehatan menemukan kenaikan syarat kelulusan ialah untuk program S1 harus
gangguan cemas sekitar 6,8%, dan ada makalah yang terbit di jurnal ilmiah.
berdasarkan data Kemenkes sepanjang tahun Dalam penyelesaian skripsi dapat timbul
2020, sebanyak 18.873 jiwa mengalami kecemasan dimana mahasiswa takut gagal jika
gangguan cemas. Berdasarkan data dari tidak dapat menyelesaikan skripsi. Kecemasan
Perhimpunan Spesialis Kedokteran Jiwa dapat muncul karena faktor internal seperti
Indonesia dari Maret 2020 – Maret 2022 dari minat dan motivasi yang kurang, dan tidak ada
5.030 orang 71,7% nya mengalami gangguan ketertarikan mahasiswa terhadap penelitian,
cemas. Tercatat dalam laporan kesehatan jiwa serta faktor eksternal seperti sulitnya
dan NAPZA 2021 oleh Dinas Kesehatan Kota menjumpai dosen pembimbing dan
Batam terdapat 83 orang yang mengalami komunikasi yang kurang ketika bimbingan
gangguan anxietas. Dan selama Januari 2022- (Putri dan Akbar, 2022).
Juli 2022 tercatat 92 orang mengalami Untuk mengatasi kecemasan terdapat dua
gangguan anxietas. Mahasiswa rentan terhadap jenis tatalaksana yaitu farmakologi dan

Universitas Batam Page 343


ZONA KEDOKTERAN VOL.13 NO.2 MEI 2023
nonfarmakologi. Oleh karena efek samping juga menyarankan musik 8-D sebagai solusi
yang ditimbulkan oleh obat-obat anti ansietas, alternatif bahkan dapat digunakan sebagai
maka tatalaksana nonfarmakologi dapat terapi musik untuk mengatasi kecemasan
dipertimbangkan untuk mendukung Jannah et al (2021).
kesembuhan kecemasan. Salah satu contoh Dari hasil survey pendahuluan yang
tatalaksana nonfarmakologi adalah terapi dilakukan di fakultas teknik Universitas Riau
musik. Terapi musik adalah teknik kuno yang Kepulauan didapatkan dari 10 mahasiswa,
dibuat dari nyanyian dering bel, atau ketukan terdapat 6 mahasiswa yang mengalami
drum yang di gunakan untuk menciptakan kecemasan ringan, dan 1 mahasiswa yang
vibrasi dalam tubuh dan dipercaya memiliki mengalami kecemasan sedang. Kecemasan ini
kemampuan untuk. Terapi musik merupakan timbul dikarenakan mayoritas mahasiswa
proses interpersonal yang menggunakan musik adalah mahasiswa pekerja, sehingga sulitnya
sebagai terapi aspek-fisik, emosional, sosial, membagi waktu untuk menyusun skripsi,
estetika, dan spiritual dalam membantu pasien sulitnya mencari referensi yang cocok dengan
meningkatkan atau mempertahankan judul penelitian, kesusahan memilih suatu
kesehatan mereka. Terapi musik digunakan bidang yang akan dianalisa dan ketika
oleh individu dari segala usia dengan berbagai mendekati tenggat waktu yang diberikan
kondisi, meliputi gangguan kejiwaan, masalah dosen.. Berdasarkan hal di atas peneliti tertarik
medis, cacat fisik, gangguan sensorik, cacat untuk meneliti “Efektivitas Terapi Musik
perkembangan, penyalahgunaan zat, gangguan Instrumental Terhadap Tingkat Kecemasan
komunikasi, masalah interpersonal, dan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Riau
penuaan. Terapi musik juga digunakan untuk Kepulauan dalam Menyusun Skripsi Tahun
meningkatkan konsentrasi belajar, harga diri, 2023” untuk mengetahui efektivitas terapi
mengurangi stress, mendukung latihan fisik, musik instrumental terhadap kecemasan.
dan memfasilitasi sejumlah aktivitas lainnya METODE PENELITIAN
yang berhubungan dengan kesehatan (Suryana, Penelitian ini menggunakan pendekatan
2012). penelitian kuantitatif yaitu metodologi Quasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eksperimental dengan desain penelitian Non
Elisabeth, Erda, dan Yunaspi (2019) mengenai Equivalent Control Group Design. Dalam
pengaruh pemberian terapi musik terhadap penelitian ini populasi sebanyak 208
penurunan tingkat kecemasan pada mahasiswa mahasiswa fakultas teknik Universitas Riau
tingkat akhir, hasil analisis bivariat Kepulauan yang sedang menyusun skripsi.
menunjukkan adanya perbedaan signifikan Pengambilan sampel pada penelitian ini
terhadap tingkat kecemasan sebelum dan menggunakan Purpossive Sampling dan
sesudah diberikan terapi musik klasik di dengan rumus Slovin didapatkan jumlah
kelompok perlakuan. Sedangkan, di kelompok sampel sebanyak 68 responden. Kemudian
kontrol ditemukan bahwa tidak ada perbedaan jumlah sampel dibagi dua sehingga jumlah
signifikan terhadap tingkat kecemasan sampel untuk kelompok eksperimen adalah 34
sebelum dan sesudah diberikan terapi musik.11 orang, dan jumlah sampel untuk kelompok
Penelitian oleh Jannah et al (2021) dengan kontrol sejumlah 34 orang. Pengumpulan data
judul intervensi musik 8-D untuk mengurangi ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner
kecemasan pada mahasiswa UNESA saat Zung Self Rating Anxiety Scale kemudian
pandemi COVID-19, hasil menunjukkan diolah menggunakan uji Wilcoxon Signed
bahwa intervensi musik 8-D memberikan Rank Test.
pengaruh untuk menurunkan tingkat HASIL DAN PEMBAHASAN
kecemasan pada mahasiswa UNESA yang A. Analisis Univariat
mengalami kecemasan, Jannah et al (2021)

Universitas Batam Page 344


ZONA KEDOKTERAN VOL.13 NO.2 MEI 2023
1. Distribusi Tingkat Kecemasan Sebelum akademik pada mahasiswa yang menyusun
Diberikan Terapi (Pre-Test) Pada skripsi, didapatkan 3% kecemasan akademik
Kelompok Kontrol Dan Eksperimen sangat tinggi, 15% kecemasan akademik
Tabel 1. Distribusi Tingkat Kecemasan (Pre- tinggi, 65% kecemasan akademik sedang,
Test) 17% kecemasan akademik rendah, dan tidak
Kontrol Eksperimen ada yang kecemasan akademik sangat rendah.
Kecemasan Penelitian oleh Simalango (2022) kepada
(f) (%) (f) (%)
Normal 27 79.4 25 73.5 mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas
Ringan 7 20.6 9 26.5 akhir didapatkan ansietas ringan 43,9%,
Total 34 100 34 100 ansietas sedang (39,0%), dan ansietas berat
17,1%.
Tabel 1 menunjukkan tingkat kecemasan
sebelum terapi pada kelompok kontrol Kontrol Eksperimen
didapatkan responden yang mengalami Kecemasan
(f) (%) (f) (%)
kecemasan ringan sebanyak 79,4% dan Normal 4 11.8 24 70.6
responden yang mengalami kecemasan sedang Ringan 27 79.4 10 29.4
sebanyak 20,6%. Sedangkan pada kelompok Sedang 3 8.8 0
eksperimen didapatkan responden yang Total 34 100 34 100
mengalami kecemasan ringan sebanyak 73,5% 2. Distribusi Tingkat Kecemasan
dan responden yang mengalami kecemasan Setelah Diberikan Terapi (Post-Test)
sedang sebanyak 26,5%.
Pada Kelompok Kontrol Dan
Kecemasan tersebut bisa muncul
Eksperimen
disebabkan oleh adanya kesulitan dan
Tabel 2. Distribusi Tingkat Kecemasan
hambatan. Hambatan dapat berasal dari faktor
(Post-Test)
eksternal dan internal. Faktor internal yang
dapat memicu kecemasannya diantaranya Tabel 2 Tingkat kecemasan setelah terapi
kurangnya minat dan motivasi, kemampuan pada kelompok kontrol didapatkan responden
akademik yang rendah, dan kurangnya yang mengalami kecemasan ringan sebanyak
ketertarikan terhadap penelitian. Sedangkan 79,4%, responden yang tidak mengalami
faktor eksternal dikarenakan sulitnya mencari kecemasan 11,8%, dan responden yang
ide atau masalah yang akan diangkat di skripsi, mengalami kecemasan sedang sebanyak 8,8%.
kendala ketika bimbingan dengan dosen Sedangkan pada kelompok eksperimen
pembimbing seperti sulit ditemui dan didapatkan responden yang tidak mengalami
mahasiswa yang kurang berani bertanya dan ecemasan sebanyak 70,6% dan responden
berpendapat saat konsultasi dengan dosen yang mengalami kecemasan ringan sebanyak
pembimbing. Kendala dalam mengerjakan 29,4%.
skripsi dapat mengakibatkan respon Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kecemasan yang berbeda antar mahasiswa tingkat kecemasan setelah dilakukan terapi
(Putri & Akbar, 2022). musik instrumental pada kelompok kontrol
Hasil penelitian ini sejalan dengan mayoritas berada dalam tingkat kecemasan
penelitian oleh Andreas (2011) pada ringan yaitu sebanyak 79,4% sedangkan pada
mahasiswa kedokteran menunjukkan kelompok eksperimen mayoritas responden
sebanyak 56,6% sampel penelitian mengalami sudah tidak mengalami kecemasan. Artinya,
gejala cemas dengan rincian kecemasan ringan terdapat penurunan tingkat kecemasan setelah
ebanyak 35,9%, kecemasan sedang 17,5% dan mendengarkan musik instrumental.
kecemasan berat sebanyak 3,2%. Lestari & Hal ini sesuai dengan pernyataan Djohan
Wulandari (2021) meneliti kecemasan (2016) yang menjelaskan bahwa terapi musik
mempunyai tujuan membantu
Universitas Batam Page 345
ZONA KEDOKTERAN VOL.13 NO.2 MEI 2023
mengekspresikan perasaan, membantu pengaruh terapi musik terhadap penurunan
rehabilitasi fisik, memberi pengaruh positif tingkat kecemasan. Penelitian oleh Faradidi
terhadap kondisi suasana hati dan emosi, (2012) didapatkan tingkat kecemasan sebelum
meningkatkan memori, serta menyediakan diberikan terapi musik 2 responden kecemasan
kesempatan yang unik untuk berinteraksi dan ringan, 12 responden kecemasan sedang, dan 1
membangun kedekatan emosional. Dengan responden kecemasan berat. Sedangkan
demikian, terapi musik juga dapat membantu setelah diberikan terapi musik 3 responden
mengatasi stress, mencegah penyakit dan tidak cemas, 10 responden kecemasan ringan,
meringankan rasa sakit atau nyeri. Pemilihan dan 2 responden kecemasan. sedang.
terapi musik sesuai dengan karakteristik musik Penelitian oleh Supardi et al (2020) hasil
yang bersifat terapi yaitu musik yang pengukuran tingkat kecemasan sebelum dan
nondramatis, dinamikanya bisa diprediksi, sesudah terapi musik didapatkan pada
memiliki nada yang lembut, harmonis dan kelompok kontrol sebanyak 15 responden
tidak berlirik, dengan tempo 60-80 bpm (beat mengalami kecemasan ringan dan berubah
per minute). Oleh karena itu, diharapkan menjadi 12 responden kecemasan ringan dan 3
dengan mendengarkan terapi musik ini dapat responden kecemasan sedang. Sedangkan,
membantu menurunkan kecemasan pada kelompok perlakuan didapatkan sebanyak 13
mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir. responden dengan kecemasan ringan, 1
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil responden kecemasan sedang, dan 1 orang
penelitian Wahyuni (2013) sebelum diberikan kecemasan berat mengalami perubahan
terapi musik, 14,29% responden cemas ringan, kcemasan menjadi kecemasan ringan sebanyak
71,43% cemas sedang, dan 14,29% cemas 15 orang setelah diberikan terapi musik.
berat. Sedangkan setelah diberikan terapi Kesimpulan dari penelitian ini terdapat
musik 80,59% responden cemas ringan, 4,76% pengaruh terapi musik terhadap tingkat
cemas sedang, dan 14,29% cemas berat. kecemasan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
B. Analisis Bivariat
Perbedaan Tingkat Kecemasan Sebelum Terapi (Pre Test) dan Setelah Terapi (Post Test) Pada
Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Tabel 3. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test

Kelompok Responden Mean Z P Value


Eksperimen
Sebelum 16,5 -5,578 0.000
Setelah
Kontrol
Sebelum 4,5 -2,828 0.005
Setelah
0,05). Dalam kolom mean rank kelompok
Tabel 3 menunjukkan hasil penelitian
intervensi lebih tinggi (16,50) dibanding
tentang perbedaan tingkat kecemasan sebelum
kelompok kontrol (4,50). Hal ini berarti
terapi (pre-test) dan setelah terapi (post-test)
kelompok eksperimen dengan terapi musik
pada kelompok kontrol dan kelompok
lebih efektif menurunkan kecemasan
eksperimen menunjukkan perbedaan yang
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
bermakna antara kelompok kontrol dan
tidak diberi terapi musik.
kelompok eksperimen, yaitu p=0.000 (p <
Dalam merespon kecemasan umumnya

Universitas Batam Page 346


ZONA KEDOKTERAN VOL.13 NO.2 MEI 2023
dilakukan berbagai cara, namun tujuannya terhadap penurunan tingkat kecemasan.
sama yaitu untuk menurunkan kecemasan agar Penelitian oleh Wahyuningsih et al (2022),
bisa normal kembali dan seimbang. Salah satu menunjukkan nilai pre-test sebesar 10,38 dan
teknik coping yang terbukti efektif mengatasi nilai post-test sebesar 7,50. Analisa bivariat
kecemasan adalah teknik relaksasi dan menggunakan uji Paired T-test didapatkan
distraksi. Teknik distraksi adalah teknik hasil p-value=0,000. Berarti secara statistik
dengan mengalihkan fokus ke stimulus yang terdapat pengaruh terapi musik terhadap
lain seperti mendengarkan musik atau terapi tingkat kecemasan.
musik (Rodiani & Analia, 2016). Menurut KESIMPULAN
Baehr & Frotscher, (2012) musik berperan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dalam mengatasi kecemasan pre operasi dilakukan fakultas teknik Universitas Riau
dengan mempengaruhi sistem saraf otak Kepulauan, dapat disimpulkan bahwa :
melalui sistem limbik. Sistem saraf otonom 1. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan
terstimulus oleh amigdala dan hipotalamus mahasiswa fakultas teknik Universitas Riau
untuk memproduksi hormon endorfin. Hormon Kepulauan sebelum diberikan terapi (pre-
endorfin berperan dalam rileksasi dan test) pada kelompok kontrol dari 34
pengontrol stres. Sistem saraf otonom bekerja responden didapatkan kecemasan ringan
dengan bantuan saraf simpatik dan saraf sebanyak 79,4% dan kecemasan sedang
parasimpatik. Ketika individu mengalami sebanyak 20,6%. Sedangkan pada
kecemasan maka, saraf simpatis terstimulus kelompok eksperimen dari 34 responden
untuk meningkatkan hemodinamik. Pemberian didapatkan kecemasan ringan 73,5% dan
terapi musik dapat memberikan stimulus pada kecemasan sedang sebanyak 26,5%.
hipotalamus untuk merangsang hipofisis agar 2. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan
memproduksi hormon endorfin. Hormon mahasiswa fakultas teknik Universitas Riau
endorfin selanjutnya menyebar ke seluruh Kepulauan setelah diberikan terapi (post-
saraf otonom dan meningkatkan saraf test) pada kelompok kontrol dari 34
parasimpatik. Akibat dari efek rileksasi responden didapatkan yang tidak
hormon endorfin terjadi penurunan mengalami kecemasan sebanyak 11,8%,
hemodinamik dan tingkat kecemasan (Baehr & kecemasan ringan sebanyak 79,4% dan
Frotscher, 2012). kecemasan sedang sebanyak 8,8%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Sedangkan pada kelompok eksperimen dari
penelitian Savitri et al (2016) yang 34 responden didapatkan yang tidak
menunjukkan hasil uji statistik pada kelompok mengalami kecemasan sebanyak 70,6% dan
kontrol didapatkan nilai rata-rata pre-test kecemasan ringan 29,4%.
20,84 dan post-test 21,64. Sedangkan pada 3. Hasil analisis dengan Hasil Uji Wilcoxon
kelompok intervensi hasil uji paired sample t- Signed Rank Test menunjukkan perbedaan
test didapatkan rata-rata pre-test 21,44 menjadi yang bermakna antara kelompok kontrol
post-test 15,92, berarti ada perbedaan dan kelompok eksperimen, yaitu p=0,000
signifikan terhadap penurunan pasien operasi (p < 0,05). Dalam kolom mean rank
yang diberikan intervensi terapi musik. kelompok eksperimen lebih tinggi (16,50)
Penelitian oleh Emilda (2021) menunjukkan dibanding kelompok kontrol (4,50). Hal ini
nilai rata-rata sebelum diberikan perlakuan menunjukkan bahwa kelompok eksperimen
68,29 adalah cemas sedang (50-69) dan nilai dengan terapi musik lebih efektif
rata-rata sesudah diberikan perlakuan 27,38 menurunkan kecemasan dibandingkan
adalah tidak cemas (20-30), dan didapatkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberi
nilai p-value = 0,000, yang berarti p-value < α terapi musik. Sehingga dapat disimpulkan
(0,000<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa bahwa H0 ditolak, dan Ha diterima yaitu ada
terdapat pengaruh pemberian terapi musik

Universitas Batam Page 347


ZONA KEDOKTERAN VOL.13 NO.2 MEI 2023
efektivitas terapi musik terhadap tingkat Djohan. (2016). Psikologi Musik. Yogyakarta:
kecemasan mahasiswa. Galangpress.
SARAN Elisabeth, R., Erda, R., Alba, A. D., &
Disarankan untuk responden yang Yunaspi, D. (2019). Pengaruh
mengalami kecemasan agar dapat Pemberian Terapi Musik Klasik
mengimplementasikan terapi musik Terhadap Penurunan Tingkat
instrumental guna menurunkan tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat
kecemasan Pada responden yang menderita Akhir Dalam Menyelesaikan Tugas
kecemasan diharapkan dapat lebih Akhir Di Stikes Mitra Bunda Persada
diperhatikan agar tingkat kecemasan tidak Batam Tahun 2017. Prosiding
bertambah. SainsTeKes, 1, 23-30.
UCAPAN TERIMA KASIH Emilda, E. (2021). Pengaruh Terapi Musik
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Klasik Terhadap Penurunan Tingkat
Dekan dan Dosen Fakultas Teknik Universitas Kecemasan Pada Ibu Pre Operasi Sectio
Riau kepulauan yang telah membantu Caesarea. Jurnal Kesehatan Indra
terlaksananya penelitian ini. Husada, 9(2), 122-125.
Faradisi, F. (2012). Efektivitas terapi murotal
DAFTAR PUSTAKA
dan terapi musik klasik terhadap
Ariana, A. (2017). Hubungan antara Tingkat
penurunan tingkat kecemasan pasien
Kecemasan Mahasiswa Sebelum Sidang
pra operasi di pekalongan. Jurnal ilmiah
Skripsi terhadap Nilai Skripsi pada
kesehatan, 5(2).
Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Jannah, M., Laksmiwati, H., Dewi, D. K., &
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Darmawanti, I. (2021). Intervensi
Tanjungpura (Doctoral dissertation,
Musik 8-D Untuk Mengurangi
Tanjungpura University).
Kecemasan Pada Mahasiswa Unesa
Asif, S., Mudassar, A., Shahzad, T. Z., Raouf,
Saat Pandemi Covid-19. Prosiding
M., & Pervaiz, T. (2020). Frequency of
Penelitian Pendidikan dan Pengabdian
depression, anxiety and stress among
2021, 1(1), 870-876.
university students. Pakistan journal of
Lestari, W., & Wulandari, D. A. (2021).
medical sciences, 36(5), 971.
Hubungan Antara Dukungan Sosial
Baehr, M.& Frotscher, M. (2012). Duus’
Terhadap Kecemasan Akademik pada
Topical Diagnosis in Neurology :
Mahasiswa Yang menyusun Skripsi Di
Anatomy, Physiology, Signs,
Masa Pandemi Covid-19 semester
Symptoms. Thieme Publication.
Genap Tahun Ajaran 2019/2020.
Demak, I. P. K., & Suherman, S. (2016).
Psimphoni, 2(1), 93-98.
Hubungan Umur, Jenis Kelamin
Nilsson, B. B., Lunde, P., & Holm, I. (2019).
Mahasiswa Dan Pendapatan Orang Tua
Implementation and evaluation of the
Dengan Tingkat Kecemasan Pada
Norwegian Ullevaal model as a cardiac
Mahasiswa Pendidikan Sarjana
rehabilitation model in primary care.
Program Studi Pendidikan Dokter Fkik
Disability and rehabilitation, 41(4),
Universitas Tadulako. Medika
481-488.
Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran
Nst, M. S., Purwoningsih, E., Gultom, D. P.,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu
& Fujiati, I. I. (2018). Pengaruh
Kesehatan, 3(1), 23-22.
penulisan skripsi terhadap simtom
Diferiansyah, O., Septa, T., & Lisiswanti, R.
depresi dan simtom kecemasan pada
(2016). Gangguan cemas menyeluruh.
mahasiswa fakultas kedokteran
Jurnal Medula, 5(2), 63-68.
universitas muhammadiyah sumatera
utara 61 angkatan 2014. Jurnal Ibnu

Universitas Batam Page 348


ZONA KEDOKTERAN VOL.13 NO.2 MEI 2023
Sina Biomedika, 2(1), 80-90. Psychiatric mental health nursing:
Putri, Y. K., & Akbar, S. (2022). Adversity Concepts of care in evidence-based
Quotient Dan Kecemasan Mahasiswa practice. FA Davis.
Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir. Wahyuni, N. S. (2013). Terapi Musik Efektif
Jurnal Kedokteran STM (Sains Dan Menurunkan Tingkat Kecemasan Pada
Teknologi Medik), 5(1), 50-54. Pasien Anak Usia Sekolah. Jurnal
Rodiani, R., & Analia, A. (2016). Pengaruh Ilmiah Kesehatan, 2(3).
pemberian terapi musik klasik dalam Wahyuningsih, M., Rahayu, R. P., & Liliana,
menurunkan tingkat kecemasan ibu A. (2022). Pengaruh Terapi
hamil menjelang persalinan. Jurnal Musik Klasik Mozart Dan Pemberian
Majority, 5(1), 6-11. Aroma Terapi Lemon (Cytrus Limon)
Sadock, B. J., Ahmad, S., & Sadock, V. A. Dalam Menurunkan Tingkat
(2019). Kaplan and Sadock's pocket Kecemasan Ibu Hamil. Health Care:
handbook of clinical psychiatry sixth Jurnal Kesehatan, 11(2), 324-334..
edition. Wolters Kluwer.
Sadock, B. J., Sadock, V. A., & Ruiz, P.
(2015). Kaplan & Sadock’s Sypnosis of
Psychiatry Behaviour
Sciences/Clinical Psychiatry Eleventh
Edition. Wolters Kluwer.
Savitri, W., Fidayanti, N., & Subiyanto, P.
(2016). Terapi musik dan tingkat
kecemasan pasien preoperasi. Media
Ilmu Kesehatan, 5(1), 1-6.
Septadina, I. S., Prananjaya, B. A., Roflin, E.,
Rianti, K. I., & Shafira, N. (2021).
Terapi Murottal Al-Qur’an Untuk
Menurunkan Ansietas Dan
Memperbaiki Kualitas Tidur. Penerbit
NEM.
Simalango, E. Y. M. (2022). Hubungan
Efikasi Diri Terhadap Tingkat Stres dan
Ansietas pada Mahasiswa yang Sedang
Menyelesaikan Tugas Akhir Program
Studi Pendidikan Dokter Universitas
Lampung. Medical Profession Journal
of Lampung, 12(1), 191-197.
Supardi, F. J., Artawan, I. M., & Pakan, P. D.
(2020). Pengaruh Pemberian Terapi
Musik Klasik Terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Pre-Operasi Di Rsud
Prof Dr. Wz Johannes Kupang.
Cendana Medical Journal (Cmj), 8(2),
118-123.
Suryana, D. (Ed.). (2012). Terapi Musik:
Music Therapy 2012. CreateSpace
Independent Publishing Platform
Townsend, M. C., & Morgan, K. I. (2017).

Universitas Batam Page 349

You might also like