Professional Documents
Culture Documents
Naskah Publikasi
Naskah Publikasi
ANATASYA AINISYAH
2023
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN IN VITRO TABIR SURYA NANOSTRUCTURED
LIPID CARRIERS (NLC) MINYAK BIJI ANGGUR DENGAN KOMBINASI
BAHAN AKTIF OKTIL METOKSISINAMAT DAN OKSIBENZON
Anatasya Ainisyah1, Dian Ermawati1, Siti Rofida1
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
*email: anatasyaainisyah@webmail.umm.ac.id
Background: Grapeseed oil (Vitis vinifera L.) is known to have activity as a UV filter.
Grapeseed oil has a high Vitamin E content. Vitamin E can absorb UV B rays so it can
protect the skin from exposure to UV rays. The use of sunscreen with the NLC system
was chosen because it can maintain the stability of the sunscreen and provide a controlled
release effect.
Objective: To determine the effect of different levels of 1%, 3% and 5% grapeseed oil in
Nanostructured Lipid Carriers (NLC) sunscreen on antioxidant activity using the DPPH
method.
Method: This study used an experimental method by comparing grape seed oil content,
namely 1%; 3%; 5% on NLC sunscreen with active ingredients oxybenzeon and octyl
methoxycinnamate on the value of activity antioxidant in vitro.
Results and Conclusions: The results showed that the percentage inhibition of NLC
sunscreens increased with increasing grapeseed oil content. The percent inhibition values
for formulas 1, 2, and 3 were 39.32 ± 8.08 respectively; 56.02 ± 4.16 and 72.91 ± 3.63.
The statistical test results revealed that there were significant differences in the percent
inhibition values of the three formulations.
Keywords: Grape seed oil (Vitis vinifera L.), Oxybenzone, Octyl Methoxycinnamate,
NLC, DPPH, Antioxidant.
PENDAHULUAN
Organ terluar manusia yang memiliki Paparan sinar UV yang berlebihan
fungsi utama sebagai fungsi proteksi diri menyebabkan sistem alamiah kulit
adalah pengertian dari kulit menjadi tidak berfungsi dengan baik
(Murlistyarini et al., 2018). Beberapa sehingga menyebabkan efek yang
fungsi proteksi kulit salah satunya yaitu merugikan bagi kulit (Widyastuti et al.,
dapat melindungi dari radiasi sinar 2015). Sinar UV A dapat mengakibatkan
ultraviolet (UV) (Mappamasing et al., kerusakan sel kulit dan DNA serta
2015). mengakibatkan photoaging Sedangkan,
sinar UV B dapat mengakibatkan merupakan sistem pembawa yang dapat
perubahan seperti kulit terbakar, eritema, digunakan sebagai peningkat dan
serta inflamasi (Yuliawati et al., 2019). pertahanan stabilitas filter UV. NLC
Bentuk pencegahan yang dapat dapat mengurangi penetrasi tabir surya
dilakukan untuk memberikan proteksi ke dalam kulit sehingga dapat
kulit dari radiasi sinar UV adalah dengan mengurangi efek sampingnya (Xia et al.,
menggunakan sediaan tabir surya 2007).
(Wahyuni, 2018). Sediaan tabir surya Minyak biji anggur mempunyai
merupakan salah satu kosmetik yang aktivitas antioksidan yang kuat dengan
memiliki manfaat untuk membantu nilai IC50 209,00±2,27 µg/mL (Atolani
dalam pertahanan tubuh dari radiasi sinar et al., 2013). Minyak biji anggur juga
UV, karena kemampuannya dalam mempunyai kandungan vitamin E yang
menyerap atau memantulkan sinar besar, dengan kisaran antara 1 hingga 53
matahari (Ekowati & Hanifah, 2017). miligram per gram minyak. Vitamin E
Tabir surya memiliki kandungan dapat menyerap sinar matahari pada
filter ultraviolet yang dapat bekerja daerah UV B (Arianto et al., 2020).
secara kimia maupun fisika. Oktil Minyak biji anggur merupakan
metoksisinamat merupakan filter UV B salah satu minyak nabati yang dapat
yang sering digunakan dalam sediaan digunakan sebagai lipid cair pada sistem
tabir surya. Oksibenzon merupakan filter NLC. Minyak biji anggur berperan
organik yang memiliki kemampuan dalam membentuk matriks pada sistem
menyerap sinar UV A dan UV B NLC. Penggunaan minyak biji anggur
(Elcistia & Zulkarnain, 2018). dapat memberikan pelepasan terkontrol
Penggunaan filter UV tidak stabil yang baik pada NLC (Lacatusu et al.,
terhadap sinar ultraviolet karena dapat 2012).
mengalami degradasi. Perubahan Berdasarkan uraian diatas, maka
senyawa aktif menjadi tidak aktif akibat akan dibuat formulasi sediaan tabir surya
paparan sinar UV dapat menurunkan Nanostructured Lipid Carriers (NLC)
efektifitas sediaan tabir surya. Hal ini dengan lipid cair minyak biji anggur.
menyebabkan terjadinya iritasi pada Diperlukan pengamatan aktivitas
kulit (Novita & Rachmawati, 2019). antioksidan yang dilakukan secara in
Nanostructured Lipid Carriers (NLC) vitro dengan metode DPPH.
METODE PENELITIAN Tabel 1. Formula Tabir Surya NLC
Alat Bahan Fungsi Formula (%)
F1 F2 F3
Spektrofotometri UV-Vis, beaker Minyak biji Lipid cair 1 3 5
glass, alumunium foil, botol kaca hitam, anggur
Oksibenzon Bahan 2 2 2
corong, pipit tetes, labu ukur, aktif
Oktil Bahan 5 5 5
gelas ukur, tabung reaksi, kertas saring, metoksisinam aktif
at
vial gelap, neraca analitik (Meter Butylated Antioksidan 0,1 0,1 0,1
Toledo), viskometer, pH meter basic 20+ hydroxytolue
Lauryl Surfaktaan 2,5 2,5 2,5
(Crison), hot plate (Daihan Labtech CO. glikoside
(Plantacare
LTD), magnetic stirrer, batang 1200)
Cetyl Stiffening 5 5 5
pengaduk, alumunium foil, labu ukur. palmitate agent, lipid
(Cetaceum) padat
Bahan Nipagin Pengawet 0,1 0,1 0,1
Minyak biji anggur (grape seed oil), Aquadest pelarut Ad Ad Ad
100 100 100
oksibenzon, oktil metoksisinamat, Prosedur Pembuatan Tabir Surya
cetaceum (cetyl palmitate), NLC
plantacare1200 (lauryl glucoside/alkyl Bahan yang akan digunakan pada
polyglucoside), Butylated pembuatan tabir surya NLC di
hydroxytoluene (BHT), nipagin, kategorikan menjadi dua kelompok yaitu
aquadest, DPPH (1,1-difenil-2- fase minyak dan fase air. Semua fase
pikrilhidrazil), isopropil alkohol, minyak : cetyl palmitate (cetaceum),
vitamin E. oktil metoksisinamat, oksibenzon, BHT,
Formulasi Tabir Surya NLC dan minyak biji anggur dicampurkan
Pada formulasi tabir surya NLC, menjadi satu di dalam beaker glass.
digunakan bahan aktif oksibenzone dan Kemudian fase air : plantacare 1200 dan
oktil metoksisinamat. Minyak biji nipagin dilarutkan dengan aquadest di
anggur digunakan sebagai lipid cair dalam beaker glass yang berbeda. Fase
dengan variasi kadar 1%, 3% dan 5%. minyak dan fase air di panaskan dengan
Formula Tabir Surya NLC dapat dilihat suhu 60C. Dituangkan fase minyak ke
pada Tabel 1. dalam fase air dalam kondisi fase air
masih berada di atas hot plate dan diaduk
secara perlahan sampai homogen.
Campuran yang masih panas tersebut
selanjutnya dilakukan homogenasi (y), sehingga didapatkan persamaan :
dengan homogenizer pada kecepatan y = bx + a
8000 rpm selama 5 menit. Setelah HASIL DAN PEMBAHASAN
diaduk, campuran didinginkan pada suhu Tabir surya NLC
ruang. Dari tabir surya NLC formula 1
Uji Aktivitas Antioksidan dengan (1%), formula 2 (3%), formula 3 (5%)
Metode DPPH (2,2 Diphenyl-1- didapatkan hasil sediaan berwarna putih,
phikirhydrazyl) bertekstur cair dan berbau khas.
Uji antioksidan dimulai dengan Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin E
mengukur absorbansi DPPH 40 ppm dan Minyak Biji Anggur
dengan panjang gelombang 517 nm. Hasil uji antioksidan dengan
Pengujian IC50 dilakukan pada vitamin E metode DPPH pada kontrol positif
dan minyak biji anggur. Pada vitamin E vitamin E didapatkan nilai rerata IC50
dilakukan dengan konsentrasi 2 ppm, 4 sejumlah 5,01 ppm yang termasuk dalam
ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm. jenis antioksidan sangat kuat. Pada
Kemudian minyak biji anggur dengan minyak biji anggur didapatkan nilai
konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 rerata IC50 sejumlah 39,74 ppm yang
ppm, dan 100 ppm. Selanjutnya termasuk dalam kategori antioksidan
dilakukan pengukuran absorbansi kuat.
menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Berdasarkan hasil tersebut,
Tabir surya NLC dengan konsentrasi vitamin E mempunyai kemampuan yang
1000 ppm diukur pada panjang lebih kuat dibandingkan dengan minyak
gelombang 517 nm. biji anggur dalam menangkal radikal
Analisis Data bebas dikarenakan vitamin E merupakan
Penentuan efektivitas antioksidan bagian dari antioksidan sekunder yang
dapat dihitung menggunakan rumus % dapat mencegah reaksi berantai pada
inhibisi di bawah ini. radikal bebas. Semakin bertambah
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝐷𝑃𝑃𝐻 − 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 konsentrasi sampel maka absorbansi
× 100 %
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝐷𝑃𝑃𝐻
Setelah itu, dilakukan perhitungan akan menurun yang disertai dengan
80
70
60
50
% inhibisi
40 Replikasi 1
30 Replikasi 2
20
Replikasi 3
10
0
2 4 6 8 10
Konsentrasi (ppm)
80
70
60
50
% inhibisi
40 Replikasi 1
30 Replikasi 2
20
Replikasi 3
10
0
20 40 60 80 100
Konsentrasi (ppm)
100
72,91
80
56,02
% inhibisi
60 39,32
40 Rata-rata
20
0
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Sampel