Khutbah Jumat Singkat II Agustus 23 Motivasi Menuntut Ilmu Dalam Al Quran Dakwah Id1

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/374779445

Khutbah Jumat Singkat: Motivasi Menuntut Ilmu dalam al-Quran

Article · October 2023

CITATIONS READS

0 194

1 author:

Amir Sahidin
STAI Darul Qalam Tangerang
44 PUBLICATIONS 35 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Amir Sahidin on 17 October 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Yuk,
dukung
dakwah.id
dengan
berbelanja buku
di sini

www.bukubagus.id
Ingin berlangganan materi khutbah Jumat
yang akan langsung dikirim
ke nomer WhatsApp?

Caranya mudah.

Sentuh nomor whatsApp berikut ini:

0895-8060-18090
Atau, bisa juga langsung chat WA ke nomor di atas.
‫‪www.dakwah.id‬‬

‫‪MATERI KHUTBAH JUMAT‬‬

‫‪MOTIVASI MENUNTUT ILMU‬‬


‫‪DALAM AL-QURAN‬‬
‫‪Pemateri: Amir Sahidin, M.Ag‬‬

‫ات َأ ْ َا ِل َنا َمنْ‬ ‫ْ ُ ُ ْ َْ ُ َ َ َ َّ‬ ‫َ ُ‬ ‫ƒ ْ َ ْ َ ƒ €َ ُ َ َ ُ ُ َ َ ْ‬


‫„ ْ‚ َمد ُه َون ْست ِع ْينه َون ْستغ ِف ُر ُه‪َ ،‬ون ُع ْوذ ِِ ِمن و ِر أنف ِسنا وسيئ ِ‬ ‫ِإن ا مد ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ُ َ َ ُ ƒ َُ َ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َ َ َُ ْ َ ُ ْ َ َ ƒ ُ َ ْ َ ƒ ُ‬
‫‹ ُد أن َŠ ƒم ًدا‬ ‫œَ ْž ِد ِه Œ ف– م ِضل ‘ ومن يض ِلل ف– ه ِادي ‘‪ .‬أ‹د أن Ž ِإ‘ ِإŽ Œ وأ‬
‫ُ‬
‫َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُ‘‪.‬‬
‫ƒ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ƒ‬ ‫ُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ‬ ‫َƒ‬
‫الل ُه ƒم َص̄ل َع© َŠ ƒم ٍد َو َع© ِآل َŠ ƒم ٍد َ¬ا َصل ْي َت َع© ِإ ْ  َ¦ ِاه ْœ َ‪َ ¥‬و َع© ِآل ِإ ْ  َ¦ ِاه ْœ َ‪ِ ،¥‬إنك َ ِ‪ْ £‬ي ٌد‬
‫ƒ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ ُ‬ ‫َ‬
‫ِŠ ْي ٌد‪َ .‬و َ  ِرك َع© َŠ ƒم ٍد َو َع© ِآل َŠ ƒم ٍد َ¬ا َ  َرك َت َع© ِإ ْ  َ¦ ِاه ْœ َ‪َ ¥‬و َع© ِآل ِإ ْ  َ¦ ِاه ْœ َ‪ِ ،¥‬إنك َ ِ‪ْ £‬ي ٌد‬
‫َ‬
‫ِŠ ْي ٌد‪.‬‬
‫َ َ ¾ َ ƒ ْ €َ َ ُ ْ ّ ُ َ َ ƒ ُ َ َ َ ¶َ ُ ْ ¶ُ €ƒ ƒ َ َ ْ ¶ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ‬
‫œ أ œžا ال ِذ œ· آمنوا اتقوا Œ حق تقا ِت ِه وŽ ¸و· ِإŽ وأن‪ ¥‬مس ِ‪µ‬ون‪.‬‬
‫َ َ ƒ َ َ ُ ُّ َ َ ُ ُ َ ً َ ًْ ُ ْ ْ َ ُ َ‬
‫¿ َو َمنْ‬ ‫¿ َو َي ْغ ِف ْر َل ُ ْ‬
‫¿ ُذ ُن ْو َب ُ ْ‬ ‫¿ أ ْ َ َال ُ ْ‬
‫œ أ œ¾ َžا ال ِذ ْœ €· آمن ْوا اتقوا Œ وق ْول ْوا ق ْوŽ س ِديدا يص ِلح ل ْ‬
‫َ ََ َ َ َ ً‬
‫Œ َو َر ُس ْو ُ‘ فق ْد فاز ف ْوزا َع ِظ œْى ًما‪.‬‬
‫ُي ِطع َ‬
‫ِ‬

‫‪1‬‬
www.dakwah.id

Kaum muslimin rahimakumullah


Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat
Allah subhanahu wata’ala. Dengan nikmat-Nya dan hidayah-Nya, kita
dapat berkumpul di sini menunaikan shalat Jumat secara berjamaah.
Kedua kalinya, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan
agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk
ke dalam golongan orang-orang yang selalu berpegang teguh dengan
ajaran beliau hingga ajal menjemput kita.
Ketiga kalinya, di sini khatib mewasiatkan kepada diri pribadi dan
kepada jamaah sekalian, untuk senantiasa bertakwa dengan sebenar-
benar takwa. Yaitu senantiasa menjalankan perintah Allah kapan pun
dan di mana pun kita berada. Demikian itu karena sebaik-baik bekal
kita kelak untuk menuju Allah Ta’ala adalah takwa.

Kaum muslimin rahimakumullah


Syaikh Zaidan dalam Ushul ad-Da’wah menyebutkan bahwa ilmu
merupakan kunci kesuksesan seseorang, baik di dunia maupun di
akhirat. Untuk itulah, ilmu memiliki kedudukan mulia dalam Islam, di
mana Islam menyeru kepadanya dan menguatkan urgensi akan hal
tersebut.
Terkait urgensi ilmu ini, Imam as-Syafii berkata,
ƒ ‫ َأ ْف َض ُل م ْن َص َ–ة‬Ëْ ‫َط َل ُب ْالع‬
¶.Éِ َ ‫الن ِاف‬ ِ ِ ِ ِ
“Menuntut ilmu lebih utama dari shalat sunah.”
ْ ْ ََ ْ ُ َ َْ َ َْ َ ْ َ َ َْ
.Ëِ ‫ض أفضل ِمن طل ِب ال ِع‬
ِ ‫ئ‬
ِ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ف‬‫ليس بعد ال‬
“Tidak ada amalan setelah amalan fardhu atau amalan wajib, yang lebih
utama dari menuntut ilmu.”
ْ ْ َْ َ َ َ َ Ò ْ َ ََ ْ َ َ ْ ْ َْ َ َ َْ ¾ َ ََ ْ َ
.Ëِ ‫ ومن أراد اŽ ِخرة فعلي ِه ِل ِع‬Ëِ ‫من أراد الدنيا فعلي ِه ِل ِع‬
“Barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia hendaklah ia
berilmu dan barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat

2
www.dakwah.id

hendaklah ia berilmu.”

Kisah Motivasi Menuntut Ilmu dalam Al-Quran

Kaum muslimin rahimakumullah


Dalam al-Quran al-Karim ada beberapa kisah tentang pentingnya
menuntut ilmu.

Pertama: Perjalanan Nabi Musa Menuntut Ilmu


Kisah perjalanan Nabi Musa alaihissalam ini bermula dari pertanyaan
yang dilontarkan salah seorang bani Israil kepada beliau. Pertanyaan
tersebut berbunyi, “Siapakah orang yang paling berilmu.”
Menjawab pertanyaan tersebut, Nabi Musa berkata, “Aku.”
Mendengar jawaban Musa, Allah pun langsung menegurnya karena
tidak menisbatkan ilmu kepada-Nya. Allah juga memberitahukan
bahwa ada orang yang memiliki ilmu yang tidak dimiliki oleh Musa.
Mendengar ada orang yang lebih berilmu darinya, Nabi Musa bergegas
membawa perbekalan dan mengambil seorang pemuda bernama
Yusya’ bin Nun untuk membersamai perjalanan menuntut ilmu.
Kisah perjalanan ini Allah abadikan dalam Surat al-Kahfi ayat 60
hingga 82.
Selayaknya suatu perjalanan, Nabi Musa pun mengalami kesulitan
dalam perjalanan tersebut, sehingga Yusya’ bin Nun mengingatkannya
untuk beristirahat. Namun Nabi Musa menolak tawaran tersebut,
sebagaimana firman Allah dalam al-Quran Surat al-Kahfi ayat 60,
ُ َ € ْ َ ْ َ € ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ ƒ¶ َ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ ْ َ
‫ ُحق ًبا‬Ó
œ ِ ‫ أبلغ Šمع البحر œ ِ· أو أم‬Ö‫ ِلفتاه Ž أ ¦ح ح‬Ø‫و ِإذ قال مو‬
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya, ‘Aku tidak akan
berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut; atau aku akan
berjalan (terus sampai) bertahun-tahun.”
Dari sinilah, kisah perjalanan Nabi Musa untuk menuntut ilmu
menegaskan fakta penting, bahwa Nabi Musa ialah potret penuntut

3
www.dakwah.id

ilmu yang bersungguh-sungguh. Dan kisah tersebut menunjukkan


tentang urgensi serta keutamaan ilmu itu sendiri.
Syaikh as-Sa’di dalam Taisîr al-Karîm ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm al-Manân
menyebutkan tiga hikmah terkait kisah di atas,
Pertama, Musa adalah seorang nabi dan juga seorang rasul, bahkan
termasuk dari rasul ulul azmi. Namun, hal itu tidak mengurangi
semangatnya untuk berburu ilmu baru.
Kedua, Nabi Musa ‘alaihissalam telah menempuh perjalanan dengan
jarak yang jauh dan mengalami keletihan dalam mencarinya.
Ketiga, Beliau juga memiliki umat yang harus dibimbing dan
ditunjukkan ke jalan yang lurus. Sekalipun demikian, beliau tetap
meninggalkan pengajaran terhadap umatnya demi mendapat
tambahan ilmu.

Kedua: Islamnya Tukang Sihir Firaun


Kisah berikutnya adalah kisah keislaman tukang sihir Firaun.
Sebagaimana termaktub dalam Surat Thaha ayat 65 hingga 76, yang
mengisahkan pertarungan sihir mereka melawan mukjizat Nabi Musa
‘alaihissalam hingga akhirnya mereka bersujud dan mengikrarkan
keislamannya seketika itu juga.
Keimanan mereka membuat Firaun murka dan mengancam akan
memotong tangan dan kaki mereka secara tersilang dan menyalib
mereka di pelepah kurma.
Tapi, ancaman itu dijawab para ahli sihir dengan tenang dan yakin,
sebagaimana firman Allah, al-Quran Surat Thaha ayat 72,

€ ِ ‫اض ِإ €ƒ َ¸ا َت ْق‬ َ َ ْ َ َ ْ َ َ€ َ َ َ ƒ َ َ َ ْ َ َ€ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ ُ َ


‫ َه ِذ ِه‬Ó
œ ٍ ‫ض ما أنت‬
‫ق‬ ِ ‫قالوا لن نؤ ِ¦ك ع© ما جاء ِمن الب̄ين‬
ِ ‫ات وال ِذي فطر فاق‬
ْ ¾ َ ََْ
‫الدن َيا‬ ‫ا ياة‬
“Mereka (para penyihir) berkata, ‘Kami tidak akan memilih (tunduk)
kepadamu atas bukti-bukti nyata (mukjizat), yang telah datang kepada
kami dan atas (Allah) yang telah menciptakan kami. Maka putuskanlah

4
www.dakwah.id

yang hendak engkau putuskan. Sesungguhnya engkau hanya dapat


memutuskan pada kehidupan di dunia ini.’”
Dari sini, terlihat jelas perbedaan sikap tukang sihir tersebut, yang
awalnya menjadi pembantu-pembatu Firaun namun sekarang
menentangnya. Lantas apa yang menyebabkan keteguhan mereka
tersebut? Jawaban tentang pertanyaan ini adalah ilmu.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh para ahli tafsir, salah satunya
adalah Imam al-Nasafi. Imam an-Nasafi berkata dalam Madârik al-Tanzîl
wa Haqâiq al-Ta’wîl, 2/375,

ْ ƒ Ëِ ْ ‫ ُه ْم ِل̄س ْح ِر َف َك ْي َف ِب ِع‬µُ ْ ‫ ْم ِع‬áُ َ ‫ ِب ِه َو َن َف‬Éُ َ â


.‫ ِع‬Þ‫ال‬ ْ َ ‫ ِف ْر َع ْو ُن‬ã
ƒ َ€ ‫َو‬
“Kejahilan Firaun tentang sihir membahayakannya (sehingga ia tetap
berada dalam kekafiran), sedang pengetahuan para tukang sihir tentang
sihir bermanfaat bagi mereka. Jadi, bagaimana dengan ilmu syar’i?”
Dari pernyataan di atas, yang menjadi sebab Firaun tetap kafir dan
tidak tunduk kepada kebenaran yang dibawa oleh Nabi Musa ialah
karena ia tidak tahu-menahu tentang ilmu sihir.
Sementara tukang sihir, mereka tahu dan sadar bahwa tongkat Nabi
Musa yang menjadi ular besar lalu memakan “ular-ular kecil” mereka
bukanlah sihir, tetapi mukjizat. Maka seketika itu pula mereka beriman
kepada Rabbnya Musa dan Harun. Yakni, ilmu sihir merekalah yang
menghantarkan mereka kepada hidayah.
Imam an-Nasafi pun memberikan penjelasan lebih menarik dalam
pernyataan tersebut, yaitu ungkapan beliau, “Jadi, bagaimana dengan
ilmu syar’i?”
Maksudnya, jika ilmu sihir yang dilarang saja bisa menghantarkan
pemiliknya kepada jalan keimanan, lantas bagaimana dengan ilmu
syar’i? Tentu ilmu syar’i ini akan membimbing pemiliknya kepada
keimanan yang lebih berkualitas.

5
www.dakwah.id

Ketiga: Kisah Burung Hudhud

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah


Kisah burung ini disebutkan Allah dalam Surat al-Naml ayat 20 sampai
28.
Termaktub pada ayat-ayat tersebut bahwa kisah burung Hudhud ini
berawal dari inspeksi yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman ‘alaihissalam
terhadap pasukannya. Namun, ketika pengecekan sekawanan burung,
Nabi Sulaiman tidak melihat Hudhud.
Lantas Nabi Sulaiman bertanya, al-Quran Surat an-Naml ayat 20,
“Mengapa aku tidak melihat Hudhud, ataukah ia termasuk yang tidak
hadir?”
Setelah bertanya dan memastikan bahwa Hudhud tidak ada, Nabi
Sulaiman pun bersumpah, al-Quran Surat an-Naml ayat 20,
ْ َ َ َ ُ
€äœ ‫ ِب ُس ْل َط ٍان ¾مب‬Ö¯€ ‫Ž ْذ  َ َ‚ ƒن ُه أ ْو َل َيأ ِت َي‬ç َ ‫Ž َع ¯ذ َب ƒن ُه َع َذ ً ا َش ِد ًيدا أ ْو‬ç َ
ٍ ِ œ
“Sungguh aku benar-benar akan menyiksanya dengan siksaan yang keras
atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang
kepadaku dengan alasan yang terang.”
Dari pernyataan Nabi Sulaiman di atas, terlihat jelas bagaimana
kemarahan dan kemurkaan Nabi Sulaiman kepada Hudhud. Karena
ketiadaan Hudhud ini merusak kedisiplinan. Jika dibiarkan akan
berakibat pada pelanggaran-pelanggaran yang lain.
Untuk itu, Nabi Sulaiman mengancamnya dengan ancaman yang amat
pedih, kecuali jika ia datang dengan membawa alasan yang dapat
dipertanggung-jawabkan.
Singkat cerita, burung Hudhud pun selamat dari ancaman siksaan yang
akan diberikan.
Lantas apa yang menjadi sebab burung Hudhud terbebas dari
hukuman? Jawabnya jelas, yaitu karena ilmu.
Hal ini ditegaskan oleh perkataan Imam Ibnu Qayyim, dalam Miftâh Dâr

6
www.dakwah.id

as-Sa’âdah jilid 1 halaman 173,


“Sungguh Nabi Sulaiman telah mengancam burung Hudhud dengan
siksaan yang amat berat atau menyembelihnya. Namun burung
Hudhud selamat karena ilmu. Kata pengantar yang disebutkan Hudhud,
‘Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu tahu’ ini hanya bisa
diucapkan karena ilmu. Jika tidak ada kekuatan ilmu, maka Hudhud yang
lemah tidak akan kuasa mengatakan kata-kata seperti ini kepada Nabi
Sulaiman.”

Keempat: Kisah Pemindahan Singgasana Ratu Saba’


Kisah ini termaktub pada ayat berikutnya, tepatnya pada Surat Saba’
ayat 29 hingga 44.
Setelah mendapatkan laporan dari burung Hudhud tentang
keberadaan negeri Saba’ berserta kondisi duniawi dan keagamaan
mereka, Nabi Sulaiman langsung merespons cepat berita yang dibawa
oleh Hudhud. Nabi Sulaiman pun mengirim Hudhud ke negeri Saba’
dengan membawa surat yang ditulisnya.
Tak lama kemudian, Nabi Sulaiman mengadakan sayembara siapakah
yang bisa memindahkan singgasana Ratu Saba’ ke hadapannya.
Mendengar permintaan tersebut, ada dua orang yang menawarkan
kebolehannya. Yang pertama adalah Ifrit dari kalangan jin, dan yang
kedua adalah orang yang memiliki ilmu dari al-Kitab.
Ifrit dari kalangan jin menjelaskan bahwa ia dapat melaksanakan
perintah Nabi Sulaiman sebelum ia berdiri dari tempat duduknya.
Sedangkan orang yang memiliki ilmu dari al-Kitab, ia dapat
memindahkan singgasana Ratu Saba’ sebelum Nabi Sulaiman
mengedipkan matanya. Dengan demikian, orang yang memiliki ilmu
dari al-Kitab inilah yang memenangkan sayembara tersebut.
Oleh karena itu, kisah ini menunjukkan akan urgensi dan keutamaan
ilmu. Karena pemindahan yang dilakukan oleh orang yang memiliki
ilmu dari al-Kitab itu lebih cepat daripada yang dilakukan oleh si Ifrit.
Tentang hal ini ada pernyataan menarik yang disampaikan oleh

7
www.dakwah.id

Imam Ibnu Asyur. Beliau berkata dalam al-Tahrîr wa al-Tanwîr, 19/271,


“Kompetisi antara jin Ifrit dan orang yang memiliki ilmu dari al-Kitab
mengindikasikan bahwa sesuatu menjadi mudah diselesaikan dengan
hikmah dan ilmu yang tidak bisa dipecahkan dengan kekuatan.”
ْ ْ ¯ Ò ُ ََ ْ ُْ ْ ُ ََ ْ ُ َ َ َ
،¥ِ œْ ‫ ِ َ¸ا ِف ْي ِه ِم َن اŽ َ œ ِت َوالذك ِر ا َ ِك‬éْ œ ƒ ‫ َو ِإ‬Öْœ € ِ ‫ َونف َع‬،¥ِ œْ ‫ الق ْر ِآن ال َع ِظ‬êœ € ِ ¿ ‫ ول‬ëœ ِ Œ ‫رك‬
َ
َ ‫ َه َذا َو ْاس َت ْغ ِف ُر‬ëْ ‫ أ ُق ْو ُل َق ْو‬.¥ُ œْ ‫الس ِم ْي ُع ْال َع ِل‬
ْ ُ ‫ َوَل‬ëْ ِ ¥َ œْ ‫Œ ْال َع ِظ‬
¿ ƒ ‫و‬ َ ‫ه‬ ُ ‫¿ ت َ– َو َت ُه إ ƒن ُه‬
ِ ْ ُ ْ َ ْ ¯€ َ ƒ َ َ َ
‫ و ِمن‬֜ ‫وتقبل ِم‬
œ œِ ِ
.¥ُ œْ ‫الر ِح‬ƒ ‫ ِإ ƒن ُه ُه َو ْال َغ ُف ْو ُر‬،‫َف ْاس َت ْغ ِف ُر ْو ُه‬

Khutbah Kedua
َ ْ َ َّ َ َ َ ُ َْ ْ ُ ُ ْ ُ َ ْ َ َ ُ ُ َ َ ُ َ€ ƒ َ ْ َ ْ ƒ
َ
،‫ات أا ِلنا‬ ِ ‫ َون ُع ْوذ ِِ ِمن و ِر أنف ِسنا وسيئ‬،‫„ ْ‚ َمد ُه َون ْست ِع ْينه َون ْستغ ِف ُر ُه‬
ِ ِ ‫ِإن ا مد‬
َ َ َ َ
ُ ƒ َ ْ َ ُ ƒ ََ َ ْ ُ َ ْ َُ َ َ َ َ ْ ْ ُ ْ َ َ َُ ƒ ُ ََ ُ
‫‹ ُد أن َŠ ƒم ًدا‬ ‫ أ‹د أن Ž ِإ‘ ِإŽ Œ وأ‬.‘ ‫َم ْن œَ ْž ِد ِه Œ ف– م ِضل ‘ ومن يض ِلل ف– ه ِادي‬
ْ َ ‫آ‘ َو‬ َ ُ َ َ ƒ َ َُ ƒ َ ُُْ ُ َ َ ُ َُْ
.‫ ِب ِه‬ì ِ ِ ©‫الس– ُم َع© َŠ ƒم ٍد َو َع‬ ‫ والص–ة و‬.‘‫عبده ورسو‬
َ
‫أ ƒما َب ْع ُد؛‬
Kaum muslimin rahimakumullah
Ilmu merupakan warisan penting para nabi dan rasul, sehingga ia
sangat penting untuk dicari.
Kisah perjalanan Nabi Musa menuntut ilmu, kisah keislaman tukang
sihir Firaun, kisah burung Hudhud, dan kisah pemindahan singgasana
Ratu Saba’, adalah potret nyata betapa pentingnya menuntut ilmu yang
Allah subhanahu wata’ala sampaikan langsung.
Demikian materi khutbah Jumat tentang pentingnya menuntut ilmu
yang dapat kami sampaikan. Semoga Allah senantiasa memberi kita
semangat dan istiqamah dalam menuntut ilmu warisan para ulama ini.
َ‫ َمات َوم ْن ف ْتـن ِة‬ñ‫ا‬ َ ْ َ َ ْ َْ َ ْ ْ َ َْْ َ َ ْ َ ƒ€ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ ُ َ ْ ¯€ ƒ ُ ƒ َ
ِ ِ ِ ‫حيا و‬ñ‫ و ِمن ِفتـن ِة ا‬òِ  ‫اب الق‬ ِ ‫ و ِمن عذ‬¥â ‫اب‬ َ ِ ‫ أعوذ ِبك ِمن عذ‬ôœ ‫اللهـم ِإ‬
.‫الد ƒج ِال‬ ƒ ‫س ْيح‬ñ‫ا‬
ِ َْ
ِ
َ َ ¾ ƒ َ ƒ ©َ ‫Œ َو َم َ–ئ َك َت ُه ُي َص ¾ل ْو َن َع‬ َ ‫إ ƒن‬
.‫ ْوا ت ْس ِل œْى ًما‬µُ̄ ‫ َ œ أ œ¾ َžا ال ِذ ْœ €َ· َء َام ُن ْوا َصل ْوا َعل ْي ِه َو َس‬،Ö¯œ ِ ‫الن‬ ِ ِ

8
‫‪www.dakwah.id‬‬
‫َ‬
‫‪ِ £‬ع ْ œ €َ‪.ä‬‬
‫‪َ ì‬اب ِة َر ُس ْو ِل Œِ أ ْ َ‬ ‫Œ َت َع َا‪َ ë‬ع ْن ُ ¯‪َ َ ö‬‬ ‫÷ ُ‬ ‫َا ƒلل ُه ƒم َص̄ل َع َ© ُ َŠ ƒم ٍد َو َع َ© ِآل ُ َŠ ƒم ٍد َو َر ِ € œ َ‬
‫ْ ْ ‪َç‬‬ ‫ْ ْ ْ َ ْ ْ َ ْ ‪َç‬‬
‫ات‪.‬‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫€‬
‫ات اŽحي ِاء ِم‪ø‬م واŽمو ِ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ا‪ñ‬ؤ ِمن ِ‬ ‫ا‪ñ‬ؤ ِم ِن œ €‪َ ä‬و ُ‬ ‫ات‪َ ،‬و ُ‬ ‫ا‪ْ ñ‬س ِ َ‪ِ µ‬‬‫َا ƒلل ُه ƒم ْاغ ِف ْر ِل ْ ُ‪ْ µ‬س ِ ِ‪َ äَ€ œ ْ µ‬و ْ ُ‬
‫َا ƒلل ُه ƒم َأر €َ ا ْ َ ƒق َح ‪ú‬قا َو ْار ُز ْق َنا ا̄ت َب َاع ُه‪َ ،‬وَأر €َ ْال َب ِاط َل َ ِط ً– َو ْار ُز ْق َنا ْاجت َن َابه‪ُ.‬‬
‫ِ‬ ‫‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ ْ‬ ‫ُ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬
‫َر ƒب َنا َه ْب ل َنا ِم ْن أز َو ِاج َنا َوذ̄ر ƒ œ ِت َنا ق ƒرة أ ْع ُ œ ٍ€‪َ ä‬و ْاج َعل َنا ِل ُ‪ƒ µ‬ت ِق œ €َ‪ِ ä‬إ َم ًاما‪.‬‬
‫الن ِار‪.‬‬‫اب ƒ‬ ‫اŽ ِخ َر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬ ‫َ ƒَ َ € ¾ َْ َ َ َ ً َ € ‪Ò‬‬
‫ر بنا آ ِتنا ِ œ‪ ê‬الدنيا حسنة و ِ œ‪ê‬‬
‫ْ َ‬ ‫ْ ُ ƒ‬ ‫ُس ْب َح َان َر ̄ب َك َر̄ب ْال ِع ƒز ِة َ ƒا َي ِص ُف ْو َن‪َ ،‬و َس َ– ٌم َع َ© ْ ُ‬
‫„ َر̄ب ال َع ِا‪äَ€ œ ْ û‬‬ ‫ا‪ْ ñ‬ر َس ِل ْ œ €َ‪َ .ä‬وا َ ْمد ِ ِ‬

‫‪9‬‬

‫‪View publication stats‬‬

You might also like