Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

ISSN : 2579 – 6151

e-ISSN : 2614 – 8242.


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika
Email : holistika@umj.ac.id

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM


MENINGKATKAN KARAKTER SISWA PADA KURIKULUM 2013
Venni Herli Sundi1)*, Zulela M.S2), Edwita3)
1)
PGSD, FIP, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat, 15419
2)
Pendidikan Dasar, Pascasarjana, Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, 13220
3)
PGSD, FIP, Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, 13220
*
venni.herli@umj.ac.id

Diterima: 10 04 2022 Direvisi: 17 05 2022 Disetujui: 31 052 2022

ABSTRACT
Elementary school is a place of children's basic education where children can gain knowledge and
character education. In the process of developing the curriculum in the process of improving
character, it is very important to do at this time, namely where the process of forming the character of
students is. But in reality the curriculum based on character education is currently still low, namely
where there is no integration of values into all subjects or local content as well as the process of self-
development and lack of habituation in everyday life. The purpose of this research is how to develop
student character strategies and how the teacher's role in optimizing character in the 2013 curriculum
is. This research uses a qualitative descriptive method which takes place at the SD Lab School FIP
UMJ with the research subjects of principals and teachers. The results of this study by conducting
interviews with school principals and teachers, namely at SD Lab School FIP UMJ instilling
character education integrated into the Pancasila lesson profile, namely knowing and loving God
Almighty and Understanding Religion/Belief, to strengthen the character of SD Lab School FIP UMJ
applies Qiraati-based learning, namely the method of reading the Koran with makhraj and the best
possible rules as exemplified by the Prophet Muhammad so that the character of students can
improve.
Keywords: Character Education, Curriculum 2013, Qiraati Method

ABSTRAK
Sekolah dasar adalah tempat dari Pendidikan dasar anak-anak yang dimana anak-anak dapat
memperoleh pengetahuan dan Pendidikan karakternya. Pada proses pengembangannya kurikulum
dalam proses meningkatkan karakter sangat penting untuk dilakukan saat ini, yaitu dimana proses
pembentukan karakter peserta didik. Tetapi pada kenyataannya kurikulum yang berbasis Pendidikan
karakter saat ini masih rendah yaitu dimana belum adanya integrasi nilai-nilai karakter ke dalam
seluruh mata pelajaran atau muatan local serta proses pengembangan diri dan kurangngnya sikap
pembiasaan diri dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dalam peleitian ini adalah bagaimana strategi
pembentuka karakter siswa dan bagaiamana peran guru dalam mengoptimalkan karakter dalam
kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang bertempat di SD Lab
School FIP UMJ dengan subjek penelitian kepala sekolah dan guru. Hasil dari penelitian ini dengan
melaksakan wawancara dengan kepala sekolah dan guru yaitu di SD Lab School FIP UMJ
menanamkan Pendidikan karakter dengan mengintegrasikan dalam profil pelajaran Pancasila, yaitu
mengenal dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa dan Pemahaman Agama/Kepercayaan, untuk
memperkuat karakter tesebut SD Lab School FIP UMJ menerapkan pembelajaran Al Quran berbasis
Qiraati yaitu metode mambaca Al Quran dengan makhraj dan kaidah sebaik mungkin seperti yang di
contohkan Rasulullah SAW dengan begitu karakter siswa dapat meningkat.
Kata kunci: Pendidikan Karakter, Kurikulum 2013, Metode Qiraati

24
Venni Herli Sundi, Zulela M.S, Edwit : Implementasi Pendidikan Karakter Dalam
Meningkatkan Karakter Siswa Pada Kurikulum 2013
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika Email : holistika@umj.ac.id

PENDAHULUAN menjelaskan karakter adalah akhlak, budi

K urikulum adalah jantung dalam suatu pekerti, tabiat ataupun watak (Kesuma,
Pendidikan (heart of education), Dharma, 2011). Perkembangan Pendidikan
kurikulum dapat memberikan ciri khas karakter dengan dipengaruhi oleh faktor genetis
dan karakter siswa dalam suatu Lembaga dan faktor lingkungan siswa. Sehingga faktor
Pendidikan, sumber belajar, bahan ajar dalam lingkungan merupakan suatu faktor yang dapat
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh mempengaruhi dibentukanya karakter siswa
guru pasti dilakukan sesuai dengan kurikulum yang berasal dari orang-orang terdekatnya,
yang berlaku. Perkembangan di dunia menuntut dimana siswa terpengaruh dan mulai
perkembangan kurikulum juga, perkembangan menirunya.
yang terlaksana dalam dunia besar sehingga Seorang siswa sering sekali mengikuti
memiliki pengaruh di dalam dunia Pendidikan tingkah laku orang tuanya dan teman
serta lapangan pekerjaan. Penurunan kurikulum bermainnya, bahkan asisten rumah tangganya.
Pendidikan sering diatasi dengan perubahan Itu terjadi karena karakter berasal dari proses
kurikulum. Kurikulum yang dapat berperan meniru yang berarti proses dari melihat,
dalam Pendidikan dimana ia sanggup merubah mendengar, dan mengikuti. Oleh karena itu
dirinya serta dapat menyesuaikan dirinya karakter dapat dibentuk dengan cara sengaja
dengan perubahan-perubahan yang ada. dengan aktivitas Pendidikan yaitu dengan
Pada saat ini sering kita dengar tentang mengembangkan kurikulum yang berbasis
perkembangan Pendidikan karakter anak-anak Pendidikan karakter. Sehingga dapat diartikan
dan remaja yang memprihatinkan. Dimana karakter adalah suatu hadiah yang diberikan
sering kita dengan kejahatan, perkelahian yang oleh Tuhan yang dibawa sejak lahir sehingga
menunjukkan bahwa karakter anak dan remaja dengan itu dapat berinteraksi dengan
di dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. lingkungan sekitar dengan melaksanakan
Sekolah dasar adalah tempat dimana aktivitas belajar (Admin, 2012).
Pendidikan dasar untuk anak-anak yang sangat Pendidikan karakter memiliki dasar
pentung dalam meningkatan Pendidikan anak- dalam proses pelaksanaannya yaitu tujuan dari
anak dan memperoleh Pendidikan karakternya. Pendidikan nasional dan UU Sisdiknas pada
Sehingga perlu dikembangan kurikulum dalam tahun 2003 yang dimana harapan Pendidikan
meningkatkan Pendidikan karakter yang ada di tidak hanya proses membentuk manusia yang
sekolah dasar pada saat ini. Sehingga perlu pintar tetpai juga membentuk kepribadian atau
adanya Langkah-langkah dalam karakternya. Dengan hal tersebut akan lahir
mengembangkan kurikulum terutama dalam seorang genarasi muda yang tumbuh dan
meningkatkan Pendidikan karakter yaitu berkembang yang membentuk kepribadian
perencanaan awal, pelaksanaan, operasi dan nilai-nilai luhur Agama dan Pancasila.
mengevaluasi program. Pada saat ini kurikulum yang berbasis
Karakter berasal dari Bahasa latin Pendidikan karakter masih rendah yaitu dimana
“kharakter”, “kharassein”, “kharax”, dalam belum terdapat butir-butir nilai karakter yang
bahasa Inggris: character, dalam bahasa diterapkan kedalam mata pelajaran yang ada di
Indonesia: “karakter”, dan dalam bahasa sekolah. Belum diterapkan pembiasaan dalam
Yunani: character, dari charassein yang berarti kehidupan sehari-hari di sekolah, belum
membuat tajam, membuat dalam (Abdul Majid terciptanya Kerjasama antara sekolah dengan
dan Dian Andayani, 2011). Hendro Darmawan orang tua, siswa dan masyarakat di sekitar yang
menjelaskan karakter adalah watak, dapat mengembangan atau membiasakan nilai-
pembawaan, tabiat, atau suatu kebiasaan nilai karakter di lingkungan sekolah,
(Hendro Darmawan, 2010). Penjelasan lain lingkungan rumah serta lingkungan masyarakat.
yang dikemukaan oleh Dharma Kesuma yang Beberapa tingkah laku yang sering terjadi di

25
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 6151
Volume 6 No. 1 Bulan Mei Tahun 2022 e-ISSN : 2614 – 8242._

sekolah seperti terlihat tidak adanya aktivitas bangsa adalah Pendidikan taman siswa 1992
berjamaah antara guru dan siswa, seperti yang di gagas oleh Ki Hajar Dewantara
jarangnya dilaksanakan tadarus bersama setiap menurut Oemar Hamalik (2012), Mulyasa
pagi, sering terjadi perdebadatan antara siswa, (2013) berpendaoat bahwa ada beberapan
siswa yang tidak disiplin dalam berpakaian di model pengembangan kurikulum dalam
sekolah, siswa yang jarang mengumpulkan meningkatkan karakter anak salah satunya
Pekerjaan Rumah (PR), serta kurangnya sikap model kurikulum demokratis dan kurikulum
bergotong royong dalam melaksanakan hubungan interpersonal.
aktivitas di sekolah, oleh karena itu perlu
diterapkan nilai-nilai karakter dalam sekolah. METODE PENELITIAN
Perkembangan pada diri anak merupakan
tantangan pada kehidupan sekarang, banyak
terjadi peristiwa-peristiwa yang
P enelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif untuk mendapatkan gambaran
mengkhawatirkan yang terjadi pada anak-anak tentang bagaimana program pendidikan
sekolah dasar, seperti tidak adanya sopan karakter di SD Lab School FIP UMJ. Adapun
santun terhadap gurunya, mencuri barang yang yang menjadi subjek dalam penelitian ini
bukan miliknya, berbohong, merokok, adalah kepala sekolah dan guru kelas.
bertengkar serta tidak mengerjakan pekerjaan Penelitian ini menggunakan pendekatan
ruma. Dalam hal itu guru memiliki peranan kualitatif dengan menggunakan teknik
penting dan tanggung jawab yang besar untuk pengumpulan data sebagai berikut: Observasi,
mengatasi hal tersebut, upaya yang dapat Wawancara dan Studi dokumentasi.
dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan meningkatkan Pendidikan karakter HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa, dengan menerapkan pada proses
pembelajaran di sekolah, dimana kegiatan
tersebut tidak hanya mengembangkan
P enelitian ini dilaksanakan dengan tahapan
observasi ke sekolah, sekolah yang
dimaksud adalah SD Lab School FIP
kemampuan kognitif saja tetapi lebih dari itu. UMJ. Tahapan yang dilakukan dalam observasi
Pendidikan karakter dapat meningkatkan dan adalah dimana peneliti melihat proses
mengembangkan kesiapan siswa secara mental, berkembanganya kurikulum dalam
sosial dan karakter. meningkatkan karakter siswa di sekolah.
Audrey Nicholls dalam Oemar Hamalik Setelah dilaksanakan proses observasi, peneliti
(2012) menyebutkan suatu pengembangan melaksanakan wawancara kepada guru-guru
dalam kurikulum dimana proses rencana dan kepala sekolah tentang berkembangnya
pengembangan belajar yang telah membawa Pendidikan karakter di sekolah. Tahapan
siswa kearah perubahanan yang diharapkan. selanjutnya adalah dokumentasi peneliti
Pengembangan yang dimaksud tersebut adalah mengambil hasil-hasil kegiatan pengembangan
dimana menysuusn kurikulum sesuai dengan Pendidikan karakter di sekolah tersebut.
Pendidikan Nasional, kurikulum yang Perencanaan dalam pengembangan
dikembangan sesuai kemampuan pendekatan, kurikulum dalam meningkatkan karakter adalah
kurikulum dikembangkan dari jenjang dasar, muatan nasional, muatan lokal, Gerakan
dan jenjang menengah dikembangkan dari penumbuh budi pekerti Gerakan literasi,
Pendidikan nasional, serta kurikulum Gerakan psiko esdukatif, Pendidikan kecapakan
dikembangkan berverifikasi sesuai dengan hidup, Pendidikan kewirausahaan, Pendidikan
minat siswa. berbasis keunggulan local atau global, serta
Berdasarkan Pusat Bahasa Departemen pembentukan karakter dan strategis.
Pendidikan Nasional (2008) menyebutkan Berdasarkan hasil wawancara dengan
bahwa karakter adalah suatu tabiat, akhlak dan kepala sekolah dan guru di SD Lab School FIP
budi pekerti seseorang. Pendidikan karakter UMJ, dimana dari hasil wawancara pihak

26
Venni Herli Sundi, Zulela M.S, Edwit : Implementasi Pendidikan Karakter Dalam
Meningkatkan Karakter Siswa Pada Kurikulum 2013
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika Email : holistika@umj.ac.id

sekolah mengembangkan kurikulum untuk ibadah wajib sesuai tuntunan


menciptakan Pendidikan karakter siswa adalah agama/kepercayaannya; Fase C (Kelas 5-6, usia
Pendidikan karakter di sekolah disesuaikan 10-12 tahun) yaitu siswa Melaksanakan ibadah
dengan profil pembelajaran Pancasila. Semua secara rutin sesuai dengan tuntunan
aktivitas untuk menciptakan karakter siswa agama/kepercayaan, berdoa mandiri,
dikembangkan dengan pembelajaran Pancasila. merayakan, dan memahami makna hari-hari
Pendidikan karakter nilai religius di SD besarnya.
Lab School FIP UMJ dikembangkan Dalam melaksanakan sub elemen
berdasarkan alur dimensi beriman, bertaqwa tersebut SD Lab School FIP UMJ setiap hari
kepada tuhan yang maha esa, dan berakhlak adanya sholat dhuha sebelum dilaksanakan
mulia. Dimana terdapat sub elemen dan fase pembelajaran dan telah mengembangkan
siswa, Adapun sub elemen mengenal dan pembelajaran qiraati. Qiraati adalah metode
mencintai Tuhan Yang Maha Esa pada Fase A mambaca Al Quran dengan makhraj dan kaidah
(Kelas 1-2, usia 6-8 tahun) yaitu siswa sebaik mungkin spt yang di contohkan
Mengenali sifat-sifat utama Tuhan bahwa Ia Rasulullah SAW. Sistem pembelajaranya
Maha Esa dan Ia adalah Sang Pencipta yang melalui jilid 1-5, juz 27 kemudian jilid 6, Al
Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan Quran, Gharib lalu Tajwid. Dengan sistem
mengenali kebaikan dirinya sebagai cerminan akselerasi, standar sama untuk seluruh
sifat Tuhan; Fase B (Kelas 3-4, usia 8-10 tahun) Indonesia jadi tidak sama untuk setiap
yaitu Memahami sifat-sifat Tuhan utama siswa/santri sesuai dengan kemampuan masing-
lainnya dan mengaitkan sifat-sifat tersebut masing. Sehingga ada yang pembelajarannya
dengan konsep dirinya dan ciptaan-Nya; Fase C cepat dan ada yang pembelajaran lambat.
(Kelas 5-6, usia 10-12 tahun), yaitu Memahami
berbagai kualitas atau sifat-sifat Tuhan yang
diutarakan dalam kitab suci agama masing-
masing dan menghubungkan kualitas-kualitas
positif Tuhan dengan sikap pribadinya, serta
meyakini firman Tuhan sebagai kebenaran.
Sub elemen pemahaman agama atau
kepercayaan pada Fase A (Kelas 1-2, usia 6-8
tahun) yaitu Mengenali unsur-unsur utama
agama/kepercayaan (ajaran, ritual keagamaan, Gambar 1. Melaksanakan Sholat Dhuha
kitab suci, dan orang suci/ utusan Tuhan YME); Gambar di atas menunjukkan
Fase B (Kelas 3-4, usia 8-10 tahun) yaitu siswa pembiasaan pagi yang selalu dilakukan siswa
mengenali unsur-unsur utama yaitu melaksanakan sholat dhuha dimana
agama/kepercayaan (simbol-simbol keagamaan pembiasaan pagi tersebut dapat meningkatkan
dan sejarah agama/ kepercayaan); Fase C pendidikan karakter siswa, seperti pendidikan
(Kelas 5-6, usia 10-12 tahun) yaitu siswa karakter religius, jujur serta disiplin.
memahami unsur-unsur utama
agama/kepercayaan, dan mengenali peran
agama/kepercayaan dalam kehidupan serta
memahami ajaran moral agama.
Sub elemen Pelaksanaan Ritual Ibadah
pada Fase A (Kelas 1-2, usia 6-8 tahun) yaitu
terbiasa melaksanakan ibadah sesuai ajaran
agama/kepercayaannya; Fase B (Kelas 3-4, usia
8-10 tahun) yaitu siswa terbiasa melaksanakan

27
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 6151
Volume 6 No. 1 Bulan Mei Tahun 2022 e-ISSN : 2614 – 8242._

SIMPULAN

B erdasarkan hasil penelitian yang telah


dilakukan, SD Lab School FIP UMJ
mengembangkan kurikulum dalam
meningkatkan Pendidikan karakter siswa yaitu
dengan cara menyesuaikan dengan profil
pembelajaran Pancasila. Dalam profil
pembelajaran Pancasila adanya elemen akhlaq
beragama yang dikembangkan di sekolah
dengan cara melakukan pembiasaan pagi yaitu
Gambar 2. Tadarus Bersama sholat dhuha dan membaca Al Quran dengan
Gamabar di atas menunjukkan metode Qiraati. Berdasarkan pembiasaan pagi
pembiasaan pagi siswa, yaitu setelah siswa yang dilaksanakan di SD Lab School FIP UMJ
melaksanakan sholat dhuha siswa dapat meningkatkan nilai-nilai karakter siswa
mengembangkan karakternya dengan yaitu nilai religious, disiplin, tanggung jawab,
melakukan tadarus bersama, dengan jujur serta nilai-nilai karakter yang lainnya.
pembiasaan tadarus bersama dapat
meningkatkan Pendidikan karakter siswa yaitu REFERENSI
karakter religious, tanggung jawab, jujur dan Abdul Majid dan Dian Andayani. (2011).
disiplin. Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
(PT. Remaja Rosdakarya, Ed.). Bandung

Admin. (2012). Kurikulum Pendidikan


Karakter

Hendro Darmawan, D. (2010). Kamus Ilmiah


Populer Lengkap. Yogyakarta: Bintang
Cemerlang.

Kesuma, Dharma, dkk. (2011). Pendidikan


Gambar 3. Tes Qiraati Karakter; Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah. Bandung: PT. Remaja
Gambar di atas menunjukkan proses tes Rosdakarya.
membaca al quran dengan metode qiraati, siswa
Mulyasa. (2013). Manajemen Pendidikan
di SD Lab School FIP UMJ melakukan
Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
pembelajaran Al Qur’an dengan menggunakan
metode qiraati. Pembelajaran Al Qur’an dengan Oemar Hamalik. (2012). Manajemen
metode Qiraati dapat meningkatkan Pendidikan Pengembangan Kurikulum. Bandung:PT
karakter siswa terutama karakter religious, Remaja Rosdakarya.
disiplin, tanggung jawab dan nilai-nilai karakter
yang lainnya. Oemar Hamalik. (2007). Kurikulum dan
Oleh karena itu dalam mengembangan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
kurikulum dan meningkatkan Pendidikan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
karakter siswa dapat melaksanakan (2008). Kamus Bahasa
pembiasaan-pembiasaan yang dapat Indonesia.Jakarta: Pusat Bahasa. Cet. I
dilaksanakan seperti sholat dhuha dan tadarus
Al Qur’an dengan menggunakan metode
Qiraati.

28

You might also like