Studi Fenomenologi Promosi Kesehatan Dalam Program

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

e-ISSN:2528-66510;Volume 2;No.

2 Tahun 2017 Jurnal Human Care

STUDI FENOMENOLOGI PROMOSI KESEHATAN DALAM


PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI KOTA BUKITTINGGI
Nila Eza Fitria
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Fort De Kock Bukittinggi
e-mail: nila.ezafitria@gmail.com

Submitted: 29-11-2017, Reviewer: 03-01-2018, Accepted: 15-08-2019

ABSTRACT
The successful implementation of exclusive breastfeeding program in Indonesia has not been as
expected. Attention to health workers as one of the spearheads of exclusive breastfeeding program
success is needed to improve health promotion. The purpose of this study is to explore the
experience of health promotion officers of exclusive ASI programs. This research is a type of
qualitative research with descriptive phenomenology approach. The informants consisted of 7
main informants (exclusive ASI promotion officer) and 8 supporting informants (2 health service
officers and 6 mothers with children under five). Data collection techniques were conducted with
in-depth interviews. The results of the research show that the theme of exclusive breastfeeding
promotion officer who served in each puskesmas of Bukittinggi City mamahami health promotion
exclusive breastfeeding program. There is no written policy from the Bukittinggi Municipal
Government, still referring to the Decree of the Minister of Manpower of 2004 on exclusive
breastfeeding. Officers have tried to exclusively promote exclusive breastfeeding. Official barriers
in exclusive breastfeeding promotion efforts lack written policies, lack of cross-program and cross-
sector cooperation and low awareness of the community. The implications of this research on
public health science as the basis of information for public health officers on the description of the
implementation of exclusive ASI programs. It takes the cooperation of all parties to support the
success of exclusive breastfeeding.

Keywords: Experience, Health Officer, Health Promotion, Exclusive breastfeeding

ABSTRAK
Keberhasilan pelaksanaan program ASI eksklusif di Indonesia belum sesuai harapan. Perhatian
terhadap petugas kesehatan sebagai salah satu ujung tombak keberhasilan program ASI eksklusif
diperlukan untuk meningkatkan kembali promosi kesehatan. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengeksplorasi pengalaman petugas promosi kesehatan program ASI eksklusif. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Informan terdiri
dari 7 informan utama (petugas promkes ASI eksklusif) dan 8 informan pendukung (2 petugas
dinas kesehatan dan 6 orang ibu yang memiliki balita). Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara. Hasil penelitian didapatkan tema yang menunjukkan petugas promosi ASI
eksklusif yang bertugas di masing-masing puskesmas Kota Bukittinggi mamahami promosi
kesehatan program ASI eksklusif. Belum ada kebijakan secara tertulis dari pemerintah Kota
Bukittinggi, masih mengacu ke SK MenKes tahun 2004 tentang ASI eksklusif. Petugas sudah
berusaha melakukan promosi ASI eksklusif secara maksimal. Hambatan petugas dalam usaha
promosi ASI eksklusif belum adanya kebijakan secara tertulis, masih kurangnya kerjasama lintas
program dan lintas sektor serta rendahnya kesadaran dari masyarakat. Implikasi penelitian ini
terhadap ilmu kesehatan masyarakat sebagai dasar informasi bagi petugas kesehatan masyarakat
mengenai gambaran pelaksanaan program ASI eksklusif. Diperlukan kerjasama semua pihak untuk
mendukung keberhasilan pemberian ASI esksklusif.

Kata kunci : Pengalaman, Petugas kesehatan, Pomosi Kesehatan, ASI ekslusif


e-ISSN:2528-66510;Volume 2;No.2 Tahun 2017 Jurnal Human Care

PENDAHULUAN penghambat tersebut adalah


ASI eksklusif adalah ASI pekerjaan ibu, praktik rumah sakit
yang diberikan pada bayi sampai yang tidak bersahabat, iklan susu
berusia 6 bulan tanpa tambahan formula, ketidaktahuan, tekanan
makanan dan minuman, kecuali keluarga dan penyakit ibu, dll.
obat dan vitamin. Bayi yang Pengetahuan dan sikap tenaga
mendapat ASI eksklusif adalah bayi kesehatan dalam hal ini bisa
yang hanya mendapat ASI saja memberikan dampak besar terhadap
sejak lahir sampai usia 6 bulan pemberian ASI eksklusif tersebut (
disuatu wilayah kerja pada kurun Utoo, Ochejele, Obulu & Utoo,
waktu tertentu (Roesli Utami, 2012).
2009). Pemberian ASI merupakan Untuk mendukung pemberian
hal penting pada bayi terutama ASI eksklusif di Indonesia pada
pemberian ASI awal (kolostrum) tahun 1990 pemerintah
karena kaya dengan antibody yang mencangangkan Gerakan Nasional
mempunyai efek terhadap Peningkatan Pemberian ASI
penurunan resiko kematian. ASI (GNPP-ASI). Selain undang-undang
berguna untuk perkembangan N0.23 tahun 2002 tentang
sensorik dan kognitif, mencegah perlindungan anak pasal 22.
bayi terserang penyakit infeksi dan Keputusan Menteri Kesehatan
kronis. ASI terutama ASI eksklusif Republik Indonesia No.
menurunkan kematian bayi dan 450/MENKES/IV/2004 tanggal 7
kejadian sakit pada anak yaitu diare April 2004 berisi tentang Pemberian
atau ISPA, dan membantu ASI secara eksklusif pada bayi di
kesembuhan dari penyakit ( Indonesia selama 6 bulan (Depkes
Fikawati, 2010 ). RI, 2007).
Pemberian ASI yang Persentase pemberian ASI
eksklusif dan berkelanjutan telah eksklusif pada bayi 0-6 bulan di
ditetapkan sebagai salah satu Indonesia pada tahun 2013 yaitu
intervensi penting dalam sebesar 54,3% sedikit meningkat
pengurangan kematian neonatal dan dibandingkan dengan tahun 2012
balita. Pemberian ASI eksklusif yaitu 48,6% (Kemenkes RI, 2014).
pada 6 bulan pertama kehidupan Walaupun sudah mengalami
meningkatkan pertumbuhan, peningkatan, angka tersebut jelas
kesehatan dan status pertahanan masih jauh dari target nasional yang
bayi baru lahir dan ini adalah salah diharapkan dalam mencapai tujuan
satu bentuk obat pencegahan alami peningkatan pemberian ASI
yang terbaik. Telah diperkirakan eksklusif yang seharusnya mencapai
bahwa ASI eksklusif mengurangi angka 80%. Sementara itu untuk
angka kematian balita sampai 13% provinsi Sumatera Barat persentase
pada Negara dengan penghasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi
rendah (Dachew, 2014). 0-6 bulan pada tahun 2013 sebesar
Meskipun telah diketahui 68,9% (Kemenkes RI, 2014).
banyaknya manfaat dari pemberian Berdasarkan data yang
ASI, namun dibuktikan bahwa ada diperoleh dari Dinas Kesehatan
beberapa faktor menghalangi Kota Bukittinggi pencapaian ASI
keoptimalan praktik pemberian ASI Eksklusif di kota Bukittinggi masih
eksklusif. Beberapa diantara faktor dibawah target program pemerintah.
e-ISSN:2528-66510;Volume 2;No.2 Tahun 2017 Jurnal Human Care

Dari 7 Puskesmas yang ada di Kota diperoleh informasi baru yang lebih
Bukittinggi hanya 1 Puskesmas banyak secara komprehensif dan
yang pencapaiannya diatas 80%, mendalam terkait fenomena
sedangkan 6 puskesmas yang lain ketidakberhasilan ibu-ibu menyusui
masih rendah yaitu rata-rata 68 %. dalam pemberian ASI eksklusif.
Angka ini masih rendah mengingat
target pemerintah program ASI METODE PENELITIAN
eksklusif 80% (Dinkes Kota Penelitian ini menggunakan
Bukitinggi). jenis penelitian kualitatif dengan
Berdasarkan survey pendekatan fenomenologi. Penelitian
pendahuluan yang dilakukan ini dilakukan pada bulan September
melalui wawancara dengan bagian 2017 di wilayahDinasKesehatan
Gizi Dinas Kesehatan Kota Kota Bukittinggi. Informan
Bukittinggi diperoleh informasi penelitian adalah informanutama 7
bahwa kurang optimalnya suatu orang petugaspelaksanapromosi
proses pelaksanaan program ASI program ASI eksklusif (bagiangizi)
eksklusif yang dilakukan karena di masing-masingpuskesmas Kota
kurangnya koordinasi antar program Bukittinggi dan Informan pendukung
KIA dan program Gizi, keterbatasan satu orang kepala dinas kesehatan
sumber daya yang ada, diantaranya : Kota Bukittinggi, satu orang
Terbatasnya anggaran biaya untuk pemegang promkes di dinas
program ASI eksklusif, terbatasnya kesehatan Kota Bukittinggi dan 6
kemampuan dan keterampilan orang ibu-ibu yang mempunyai balita
sumber daya yang ada dalam hal ini yang memberikan ASI eksklusif dan
bidan sebagai manajemen laktasi, tidak eksklusif yang memenuhi
kurangnya fasilitas/sarana pojok kriteria inklusi. Data pada penelitian
laktasi dan jika dilihat dari aspek ini diperoleh dari catatan, laporan
manajemennya kurang dilaksanakan dan rekapitulasi data yang ada di
secara optimal sesuai proses dinas kesehatan Kota Bukittinggi
manajemen yang seharusnya yang berhubungan dengan penelitian
diterapkan oleh petugas kesehatan. dan wawancara mendalam serta
Melihat berbagai fenomena observasi.
diatas terkait sikap dan praktik
HASIL DAN PEMBAHASAN
pemberian ASI eksklusif, penulis
1. Komponen Input
tertarik untuk mengeksplorasi lebih
dalam bagaimana pengalaman Komponen input terdiri dari
petugas kesehatan yang berperan SDM, Kebijakan, Dana dan Sarana.
sebagai advokat, edukator dan role Pelaksaanaan promosi program ASI
model terhadap ketidakberhasilan eksklusif memerlukan keterlibatan
mereka dalam program ASI banyak pihak, khususnya dalam
eksklusif. Penelitian ini akan promosi ASI eksklusif. Keberhasilan
dilakukan dengan pendekatan promosi ASI eksklusif ditunjang pula
fenomenologi karena masih sedikit oleh ketersediaan fasilitas di
penelitian terkait ketidakberhasilan puskesmas. SDM untuk sudah paham
pemberian ASI eksklusif dengan mengenai promosi program ASI
desain Kualitatif. Selain itu dengan eksklusif tapi masih terbatas
menggunakan pendekatan jumlahnya di masing-masing
fenomenologi ini diharapkan akan puskesmas Kota Bukittinggi.
e-ISSN:2528-66510;Volume 2;No.2 Tahun 2017 Jurnal Human Care

Kebijakan secara tertulis mengenai peraga masih kurang dan juga perlu
ASI eksklusif dari pemerintah Kota adanya media untuk penayangan
Bukittingggi belum ada, kebijakan slide dan video. Berdasarkan hasil
yang berjalan mengacu ke SK pengamatan, ditemukan bahwa pada
MenKes No saat kegiatan posyandu petugas yang
450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7 turun kelapangan sangat kurang dan
April tahun 2004 yang minimnya media / fasilitas promosi
merekomendasikan menyusui secara ASI eksklusif. Petugas
eksklusif (exclusive breastfeeding) menyampaikan penyuluhan kurang
sejak lahir sampai 6 bulan hidup fokus karena banyaknya program dan
anak. Dana khusus untuk kegiatan kurangnya tenaga pada saat
promosi program ASI eksklusif dilapangan serta kurangnya
belum ada tapi melekat ke kegiatan koordinasi antara Bidan dan petugas
yang lain dan juga ada diambilkan Gizi. Hanya beberapa puskesmas
dari dana BOK ( Bantuan yang menggunakan alat bantu pada
Operasional Kesehatan) serta sarana saat posyandu dalam penyuluhan
untuk promosi program ASI atau konseling ASI eksklusif.
eksklusif masih terbatas seperti alat

Tabel 1. Rangkuman Hasil Penelitian Kualitatif tantang Komponen Input


dalam Promosi Program ASI Eksklusif.

Variabel Hasil Penelitian

Sumber Daya Manusia (SDM) Latar belakang pendidikan petugas D.III Gizi
dan S1 Gizi, Petugas promosi pengelola
program ASI eksklusif paham dengan promosi
program ASI eksklusif

Kebijakan Belum ada kebijakan khusus ASI eksklusif


secara tertulis dari pemerintah Kota Bukittinggi
Dana dan Sarana
Belum terakomodir alokasi dana khusus serta
keterbatasan sarana prasarana

Media promosi berupa leaflet dan poster dan


masih perlu penambahan sarana media promosi

Belum semua puskesmas yang mempunyai alat


peraga atau alat bantu dalam promosi atau
konseling ASI eksklusif.
e-ISSN:2528-66510;Volume 2;No.2 Tahun 2017 Jurnal Human Care

2. Komponen Proses petugas promosi program ASI


eksklusif penambahan sarana
Komponen proses yang
media promosi seperti alat peraga,
terdiri dari upaya yang telah
dan kerjasama semua pihak.
dilakukan petugas untuk promosi
program ASI eksklusif, Hambatan Berdasarkan hasil pengamatan
petugas dan kebutuhan petugas peneliti, upaya yang dilakukan oleh
promosi program ASI eksklusif petugas promosi pengelola program
didapatkan dari hasil penelitian ASI eksklusif adalah penyuluhan
bahwa upaya petugas dalam kepada ibu-ibu hamil atau ibu yang
promosi ASI eksklusif selama ini mempunyai balita dan konseling
adalah penyuluhan, penyuluhan pada saat ada kegiatan posyandu, tapi
yang dilakukan hanya tidak fokus penyampian ASI saja.
menganjurkan pada masyarakat. Mereka berargumen bahwa
Hambatan petugas dalam promosi kurangnya tenaga serta banyaknya
masih kurang kerjasama antara program yang harus dijalankan
lintas program dan lintas sektor menjadi kendala pelaksanaan
dan juga sasaran. Kebutuhan promosi program ASI eksklusif.

Tabel 2. Rangkuman Hasil Penelitian Kualitatif Tentang Komponen Proses


Promosi Program ASI Eksklusif.
Variabel Hasil

Upaya Petugas promosi program Penyuluhan


ASI Eksklusif
Kerjasama lintas program dan lintas sektor

Inovasi baru membentuk wadah tim motivator ASI


dan kelompok-kelompok pendukung ASI

Hambatan Petugas Belum ada kebijakan secara tertulis mengenai ASI


eksklusif dari pemerintah Kota Bukittinggi

Kerjasama masih dirasa kurang

Rendahnya kesadaran dari sasaran

Kerjasama semua pihak terkait


Kebutuhan Petugas
Kebijakan dari pemerintah Kota Bukittinggi secara
tertulis

Pembinaan berkesinambungan dari Puskesmas dan


Dinas Kesehatan

Kerjasama semua pihak


e-ISSN:2528-66510;Volume 2;No.2 Tahun 2017 Jurnal Human Care

3. Komponen Out Put Hal ini bisa dibuktikan


dengan masih rendahnya hasil
Komponen output dalam cakupan ASI eksklusif di Kota
promosi program ASI eksklusif di Bukittinggi. Petugas promosi
Kota Bukittinggi yang diteliti kesehatan pengelola program ASI
dimaksudkan sebagai bahan eksklusif di masing-masing
croschek pelaksanaan promosi puskesmas menyampaikan bahwa
program ASI eksklusif. Penelitian pernah dilakukan evaluasi hanya
mendalam tidak dilakukan sampai kepada pihak kader kesehatan dan
komponen output. Komponen belum pernah evaluasi lansung ke
output diperoleh dari hasil masyarakat atau ibu-ibu yang
wawancara dengan informan mempunyai bayi balita mengenai
utama dan informan pendukung. penggalakkan ASI eksklusif. Dan
Hasil yang didapatkan tentang sebagian petugas mengatakan
evaluasi promosi program ASI evaluasi tentang program ASI
eksklusif bahwa informasi eksklusif dilakukan per enam
mengenai program ASI eksklusif bulan setelah tahu capaiannya.
belum merata di masyarakat.

Tabel 3. Rangkuman Hasil Penelitian Kualitatif tentang Komponen Output


dalam Promosi Program ASI Eksklusif di Kota Bukittinggi

Variabel Hasil

Output Promosi ASI eksklusif belum merata sampai di


masyarakat

Pencapaian ASI eksklusif belum sesuai target program


pemerintah

SIMPULAN
Hasil penelitian ini didapatkan Petugas promosi kesehatan pengelola
tema yaitu pemahaman petugas program ASI eksklusif di masing-
(SDM) mengenai makna dan arti masing puskesmas Kota Bukittinggi
sudah memahami arti dan makna
promosi kesehatan program ASI
promosi kesehatan program ASI
eksklusif, Kebijakan program ASI eksklusif untuk masyarakat.
eksklusif, Dana dan sarana promosi Belum ada kebijakan khusus
ASI eksklusif, Upaya petugas secara tertulis dari Pemerintah Kota
kesehatan terkait pelaksanaan Bukittinggi terkait program ASI
program ASI eksklusif, hambatan eksklusif, tetapi bentuk dukungan
promosi kesehatan ASI eksklusif, pemerintah mengenai program ASI
sudah ada. Kebijakan mengacu pada
serta kebutuhan promosi kesehatan
SK MenKes No
ASI esksklusif. Berikut uraiannya : 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7
April tahun 2004.
e-ISSN:2528-66510;Volume 2;No.2 Tahun 2017 Jurnal Human Care

Keterbatasan dana untuk promosi khususnya mengenai pelatihan-


program ASI eksklusif. pelatihan untuk petugas dan kader
Pedistribusian dana belum kesehatan serta terus adanya inovasi-
terprogram dengan baik begitu juga inovasi dalam promosi ASI eksklusif
sarana untuk promosi masih perlu untuk peningkatan capaian program
penambahan media promosi. ASI eksklusif ini di Kota
Upaya yang dilakukan petugas Bukitttinggi.
terkait pelaksanaan promosi Sebagai petugas promosi
kesehatan program ASI eksklusif kesehatan pengetahuan petugas harus
penyuluhan tentang ASI. Bentuk terus ditingkatkan melalui informasi
pembinaan dari Dinas Kesehatan terbaru dengan pelatihan sehingga
Kota Bukittinggi meningkatkan dapat muncul inovasi-inovasi kreatif
upaya promosi kesehatan program terkait promosi ASI eksklusif dengan
ASI eksklusif ini dengan metode penyuluhan akan lebih baik
mengadakan pelatihan untuk petugas lagi dan menarik dibantu dengan
sehingga terbentuk tim motivator media promosi kesehatan agar
ASI dan kelompok-kelompok informasi yang diberikan dapat
pendukung ASI. tersampaikan dengan lebih baik dan
Hambatan petugas dalam agar masyarakat bisa termotivasi dan
pelaksanaan promosi kesehatan memiliki prinsip yang kuat untuk
program ASI eksklusif banyaknya melakukan program ASI eksklusif.
program atau kegiatan yang lain
yang harus dikerjakan membuat
DAFTAR PUSTAKA
petugas kurang fokus untuk
penyampaian informasi ke Abdullah, G. I (2012). Determinan
masyarakat mengenai ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif pada ibu
ini. Kerjasama masih kurang baik bekerja di kementrian kesehatan
lintas program maupun lintas sektor RI. Tahun 2012. Tesis Fakultas
dan juga sasaran ASI eksklusif itu Ilmu Kesehatan Masyarakat
sendiri. Universitas Indonesia.
Kebutuhan petugas kesehatan Assosiasi Ibu menyusui Indonesia.
terkait upaya promosi kesehatan (13 juni 2013). Berita tenaga
mengenai program ASI eksklusif kesehatan Indonesia perlu
yakni kebijakan tertulis dan sosialisasi kebijakan menyusui.
meningkatkan upaya pemberdayaan Diakses pada tanggal 26 April
masyarakat tentang ASI eksklusif. 2017 dari aimi-asi.org/tenaga-
Kebutuhan yang lainnya terkait kesehatan-indonesia-perlu-
upaya promosi kesehatan ASI sosialisasi-kebijakan-menyusui/.
eksklusif ini kerjasama semua pihak Budiasih,Kun (2008) Pentingnya ASI
lintas program, semua tenaga Eksklusif untuk Bayi 0-6 Bulan.
kesehatan dan lintas sektor, Jakarta : Harapan
pembinaan dari dinas kesehatan
e-ISSN:2528-66510;Volume 2;No.2 Tahun 2017 Jurnal Human Care

Bungin, Burhan (2010) Penelitian hospital in Accra. International


Kualitatif. Jakarta : Kencana Journal of Nursing Midwifery.
Prenada Media Group. 50(3):272-82
Dachew, B.A &Biffu, BB (2014) Hadiwijono, Harun.(2012) Sari
Breasfeeding Practice and sejarah filsafat Barat 2.
associated factor among female Yogyakarta : Kanisius.
nurse and midwives at north G Hamid, Farida dkk. (2014). Survey
ondar zone, northwest Ethiopia : data dasar pengembangan Model
A Cross – Sectional institusion Pelayanan Kesehatan Maternal
based study, International di Kotamadya Tanggerang
Breasfeeding Journal, 9(11)1-7. Selatan tahun 2010. Jakarta :
Depertemen Kesehatan RI, (2005) Lembaga penelitian UIN Syarif
Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Hidayatullah.
Direktorat Jenderal Bina Hasrimayana.(2009) Hubungan
Kesehatan Masyarakat.. antara sikap ibu dengan
Manajemen Laktasi. Jakarta. pemberian ASI ekslusif diwilayah
Depertemen Kesehatan. (2007) kerja Puskesmas Kedawang II
Manajemen Laktasi, Panduan Sragen.
Bagi Bidan dan Petugas InfoDATIN, 2014. Program ASI
Kesehatan di Puskesmas, Eksklusif di Indonesia.
Dit.Gizi Masyarakat. Jakarta. Kusnanto. Hari.(2013) Metodologi
Depkes RI Kualitatif dalam Riset Kesehatan.
Depertemen Kesehatan. (2009) Profil Yogyakarta
Kesehatan Indonesia 2008. Lestari, D. (2014) Faktor Ibu Bayi
Jakarta : Depertemen Kesehatan Yang Berhubungan Dengan
Republik Indonesia. Pemberian ASI Eksklusif
Depertemen Kesehatan. (2012) (Analisa Survey Demografi
Strategi Nasional Peningkatan Kesehatan Indonesia) Tesis FKM
Pemberian Air Susu Ibu sampai –UI
tahun 2005. Jakarta:Depkes RI Manuaba, Ida Bagus Gde. (2011)
Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi. Kapita Selekta Penatalaksanaan
(2016). Laporan tahunan 2015 rutin Obstetri, Ginekologi dan
edisi 2016 KB. Jakarta : Penerbit buku
Fikawati & Syafiq (2010). Kajian Kedokteran EGC
Implementasi dan Kebijakan Air Moleong. 2013 . Metodologi
Susu Ibu Eksklusif dan Inisiasi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Menyusui Dini di Indonesia. Rosdakarya.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Murtiyarini, (2014) Evaluasi
Nasional. Vol.14, No.1 Pelaksanaan Konseling
Gladzah, N.D (2013) Challenges of Menyusui. Jurnal Kesehatan
eksklusif breasfeeding among Masyarakat Nasional Vol. 9, No.
female health workers in two 1
e-ISSN:2528-66510;Volume 2;No.2 Tahun 2017 Jurnal Human Care

Notoadmodjo, Soekidjo.(2007) Nigeria,. Nigerian Medical


Promosi Kesehatan dan Ilmu Journal : Journal of the Nigerian
Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Medical Association. 52(1).7-12
____________________. 2007. Saryono, (2013) Metodologi
Pendidikan dan Perilaku Penelitian Kualitatif dan
kesehatan. Jakarta : Rineka Kuantitatif Dalam Bidang
Cipta. Kesehatan. Nuha Medika
____________________2013. Soehardjo. 2007. Pemberian
Promosi Kesehatan Global. makanan pada bayi dan anak.
Jakarta : Rineka Cipta. Yogyakarta : Kanisius.
Nuraini & Julia ( 2013 ) Sampel Susu Soetjiningsih, 2012. ASI Petunjuk
Formula dan Praktik Pemberian untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta:
Air Susu Ibu Eksklusif. Jurnal EGC
Kesehatan Masyarakat Nasional Sugiyono.(2009) Metode Penelitian
Vol.7, No.12 Kuantitatif Kualitatif dan R & D
Nurpelita (2015). Faktor-faktor yang Bandung : Alfabeta
berhubungan dengan Pemberian Taufik, M.(2010). Prinsip-prinsip
ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Promosi kesehatan dalam bidang
Puskesmas Buatan Siak. Tesis Keperawatan. Bandung :
FKM-UI Infomedika
Nursalam. (2009) Konsep dan Taveras EM, Capra AM, Braverman
Penerapan Metodologi PA. (2011). Clinician Support
Penelitian Ilmu Keperawatan. and Psychosocial risk factors
Jakarta : Salemba Medika associated with breasfeeding
Prastowo, Andi.(2010) Menguasai Discountinuation. International
teknik-teknik Koleksi Data of Nursing Midwifery. Vol.3
Penelitian Kualitatif. Jogjakarta : No(8):109-17
DIVA.Press Undang-undang Republik Indonesia
Purwanti, S,H,(2004). Konsep tentang kesehatan nomor
Penerapan ASI eksklusif. Jakarta 36.2009
: EGC Utoo, B.T. et al (2012). Breasfeeding
Roesli, Utami, (2004). Buku Saku Knowledge and Attitude amongst
Gizi Bayi. Jakarta: EGC Health Workers in a health Care
___________, (2004) Konsep Facility in South – South Nigeria
Penerapan ASI ekslusif . Jakarta : the need for middle level health
:EGC. manpower development. Clinics
___________.(2009) Mengenal ASI in Mother and Child Health,
ekslusif seri 1 . Jakarta : Niaga International of Nursing
Swadaya. Midwifery 9(2012)1-5.
Sadoh, A.E., Sadoh, W.E & Oniyelu, Yuliarti, N (2010) Keajaiban ASI-
P. (2011) Breasfeeding practice makananan terbaik untuk
among medical women in kesehatan, kecerdasan dan
e-ISSN:2528-66510;Volume 2;No.2 Tahun 2017 Jurnal Human Care

kelincahan si kecil. time, Experince of nurse mother


Yogyakarta:ANDI. in Karachi, Pakistan.
Zafar, S.N & Gavino, M.I.B, (2008) International Juornal of Caring
Breasfeeding and working full Science, 1(3), 132-139

You might also like