Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent Financial Statements Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015 - 2017

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Trisakti Open Journal Systems (Universitas Trisakti)

Jurnal Akuntansi Trisakti ISSN : 2339-0832 (Online)


Volume. 6 Nomor. 1 Februari 2019:141-156
Doi : http://dx.doi.org/10.25105/jat.v6i1.5274

PENGARUH FRAUD PENTAGON TERHADAP FRAUDULENT


FINANCIAL STATEMENTS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2015-
2017

Mega Indah Lestari1


Deliza Henny2
12
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti
*Korespondensi: widyapertiwi1709@gmail.com

Abstract
The Objective of this research is to analyze the factors of financial report fraud
with pentagon fraud analysis. This research uses six independent variables which is
pressure used financial target and financial stability as proxy, opportunity with proxy
ineffective monitoring, rationalization with change in auditor as proxy, capability with
proxy of CEO’s education, and arrogance with proxy frequent number of CEO’s
picture, while the dependent variable is fraudulent financial statements proxied by
restatement of financial statements.
This research uses secondary data that is financial report and annual report. The
sample of this study is 110 samples from financial statements of financial companies
listed in the Indonesia Stock Exchange (BEI) during the 2015-2017 period. Sampling
technique used is purposive sampling method. The method of analysis in this study uses
logistic regression analysis method.
The results of this research shows that the financial stability variable and
ineffective monitoring are significant in detecting fraudulent financial statements.
While financial targets variable, auditor’s change variable, CEO’s education variable,
and frequent number of CEO’s picture are not significant in detecting fraudulent
financial statements.

Keyword: Fraud, Fraud Pentagon, Fraudulent financial statements, restatement of


financial statement

Submission date : 2019-07-10 Acceptance date : 2019-08-14

PENDAHULUAN

Laporan keuangan menunjukkan kondisi perusahaan secara finansial, kinerja, dan


aktivitas operasional perusahaan selama periode waktu tertentu , yang ditujukan kepada

141
142 Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent ___________________________

seluruh pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan yaitu pihak internal
dan eksternal, seperti : manajemen, karyawan, investor, kreditur, supplier, konsumen,
dan pemerintah. Para pengguna, baik internal dan eksternal, menggunakan laporan
keuangan sebagai alat pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat disajikan
secara maksimal jika berdasarkan unsur-unsur kualitatif yaitu relevan, mudah
dipahami, andal, dan dapat dibandingkan (comparable). Dalam penyusunan laporan
keuangan juga harus disajikan sesuai dengan IFRS yang telah sesuai dengan Pedoman
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Dalam PSAK No.1 telah dijelaskan perihal
persyaratan penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Pada saat penerbitan laporan keuangan, perusahaan menginginkan agar kondisi
perusahaannya terlihat baik bagi pengguna laporan keuangan, sehingga perusahaan
dapat menghadapi persaingan usaha yang semakin meningkat. Namun banyak
perusahaan yang melakukan cara-cara yang tidak baik, perusahaan menyajikan laporan
keuangannya dengan cara yang tidak jujur dan tidak relevan dengan merekayasa nilai
material pada laporan keuangan tersebut. Hal seperti itu termasuk tindakan kecurangan
(fraud) yang dilakukan perusahaan agar mereka bisa mendapatkan keuntungan.
Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), fraud (kecurangan) yaitu
seseorang atau badan yang melakukan perbuatan penipuan atau kekeliruan yang telah
mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat menghasilkan beberapa manfaat berupa
keuntungan untuk satu pihak tetapi merugikan untuk individu atau entitas pihak lain.
Penelitian ini menggunakan Crowe’s fraud pentagon theory (2010) untuk melihat
pengaruhnya dalam mendeteksi adanya kecurangan pada laporan keuangan atau
fraudulent financal reporting. Penggunaan fraud pentagon karena teori ini yang paling
lengkap untuk mendeteksi adanya kecurangan, sehingga diharapkan dengan
digunakannya teori tersebut maka dalam mendeteksi kecurangan pada laporan
keuangan dapat lebih akurat dan lebih baik.

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Fraudulent Financial Statement


Kecurangan laporan keuangan adalah suatu bentuk salah saji atau nominal yang
dihapus pada laporan keuangan atau pengungkapan secara sengaja dengan tujuan
menipu para pengguna laporan keuangan (Arens et al, 2012). Kecurangan laporan
keuangan merupakan pengungkapan kondisi keuangan perusahaan yang secara sengaja
dibuat salah saji material dengan cara mencatat pendapatan fiktif atau dengan
menghilangkan sejumlah nilai dalam laporan keuangan yang bertujuan untuk
mengelabui para pengguna laporan keuangan (ACFE, 2016).

Fraud Triangle
Fraud triangle merupakan teori yang dikemukakan oleh Donald R. Cressey pada
saat melakukan penelitian tahun 1953. Hasil penelitiannya diterbitkan dalam buku yang
berjudul “Other People’s Money”. Teori fraud diperkenalkan dalam literatur
professional pada Statement on Auditing Standards No. 99 (2002). Fraud triangle
merupakan teori pertama yang menjelaskan penyebab terjadinya tindakan fraud.
Menurut Cressey terdapat tiga elemen yang menyebabkan terjadinya kecurangan
(fraud) antara lain: Pressure (tekanan), Opportunity (kesempatan), Rasionalization
_____________________________________Mega Indah Lestari/ Deliza Henny 143

Fraud Diamond
Teori fraud diamond merupakan gagasan teori baru yang dikemukakan oleh
Wolfe dan Hermanson pada tahun 2004. Fraud diamond merupakan penyempurnaan
dari teori fraud model triangle yang dikemukakan oleh Cressey tahun 1953. Elemen-
elemen pada fraud diamond sebenernya sama dengan fraud triangle tetapi ditambahkan
elemen kemampuan (capability) sebagai bentuk penyempurnaan faktor-faktor yang
dapat mendeteksi terjadinya kecurangan pada laporan keuangan.

Fraud Pentagon
Teori terbaru yang mengungkap lebih dalam mengenai faktor-faktor yang dapat
mendeteksi penyebab terjadinya fraud adalah teori fraud pentagon. Teori ini
dikemukakan pada tahun 2010 oleh Jonathan Marks salah satu partner in charge fraud
and ethics practice di Crowe Horwarth LLP yang merupakan salah satu kantor akuntan
publik dan konsultan terbesar di Amerika Serikat. Teori fraud pentagon merupakan
pengembangan dari teori fraud triangle yang sebelumnya dikemukakan oleh Cressey
pada tahun 1953.
Pada teori ini ditambahkan dua elemen fraud yaitu kompetensi (competence) dan
arogansi (arrogance). Kompetensi (competence) yang diungkapkan dalam teori fraud
pentagon memiliki makna yang kurang lebih sama dengan kemampuan (capability)
yang sebelumnya dijelaskan oleh Wolfe dan Hermanson pada tahun 2004. Kompetensi
(competence) adalah kemampuan para karyawan untuk mengabaikan internal control
yang ada pada perusahaannya, mengembangkan strategi kecurangan, dan mengawasi
situasi sosial yang nantinya akan membuat pribadinya untung (Crowe, 2011).

Sumber: Crowe (2011)

Gambar 1
Fraud Pentagon

Penyajian Kembali Laporan Keuangan (Restatement)


Penyajian kembali laporan keuangan (restatement) dilakukan jika terjadi
ketidaksesuaian nilai material pada laporan keuangan yang telah diterbitkan
sebelumnya, yang salah satunya bisa disebabkan karena adanya kecurangan (fraud).
Penyajian kembali laporan keuangan (restatement) dapat memberikan dampak negatif
bagi pengguna laporan keuangan dan pada harga saham.
144 Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent ___________________________

Teori Keagenan (Agency Theory)


Teori keagenan (Agency Theory) adalah basis teori yang sering digunakan untuk
menjelaskan hubungan keagenan yang terjadi di suatu perusahaan. Hubungan keagenan
muncul pada saat terdapat kontrak kerjasama dari pemegang saham (principal) dengan
manajemen (agent). Pemegang saham (principal) memiliki kontrak untuk
mempekerjakan dan mendelegasikan wewenangnya dalam mengambil keputusan
kepada pihak manajemen (agent). Maka manajemen (agent) sebagai pihak yang diberi
kontrak harus mempertanggung jawabkan semua pekerjaan dan wewenang kepada
pemegang saham (principal) (Jensen dan Meckling 1976). Teori keagenan terjadi
karena antara pemegang saham (principal) dan manajemen (agent) memiliki
kepentingan yang berbeda. Pada sebuah perusahaan principal mempunyai tujuan untuk
mendapatkan return yang tinggi dari investasi yang telah dikeluarkan perusahaan. Hal
tersebut memotivasi manajer (agent) untuk meningkatkan kinerjanya agar memperoleh
kompensasi keuangan yang besar dari principal atas hasil kinerjanya dan itu merupakan
tujuan dari agent. Manajer (agent) yang seharusnya bekerja sesuai dengan cara yang
telah diarahkan oleh principal untuk mencapai tujuan perusahaan, namun dengan
adanya tujuan atau kepentingan yang berbeda membuat manajer bertindak tidak sesuai
dengan kepentingan principal (Jensen dan Meckling 1976).

Variabel Independen

Pressure:
- Financial Target
- Financial stability

Opportunity: IneffectiveMonitoring
Variabel Dependen

IneffectiveMonitoring Financial Statement Fraud


Rationalization: Change in Auditor
Opportunity:Ineffective Monitoring

Capability:CEO’s Education

Arrogance: Number of CEO’s picture

Gambar 2
Kerangka Konseptual
_____________________________________Mega Indah Lestari/ Deliza Henny 145

Pengaruh Financial Target sebagai variabel proksi Pressure terhadap Fraudulent


Financial Statement
Target keuangan dari perusahaan umumnya berupa laba yang dapat diproksikan
dengan hasil dari nilai return on assset (ROA). Menurut Skousen (2008) return on
assets (ROA) adalah ukuran kinerja operasional yang secara luas digunakan untuk
menunjukkan seberapa efisien aset telah digunakan untuk menghasilkan laba, dengan
cara membandingkan laba dengan total aktiva perusahaan. Apabila nilai ROA yang
dihasilkan perusahaan semakin tinggi dan meningkat tiap periodenya maka kinerja
perusahaan tersebut semakin baik dalam pengunaan assetnya untuk menghasilkan laba.
Oleh karena itu, financial target yang semakin tinggi maka akan memicu fraudulent
financial statement yang cenderung tinggi di dalam perusahaan. Berdasarkan uraian
tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Financial Target sebagai proksi variabel Pressure berpengaruh positif
terhadap Fraudulent Financial Statement.

Pengaruh Financial Stability sebagai variabel proksi Opportunity terhadap


Fraudulent Financial Statement
Menurut SAS No.99 Financial Stability adalah suatu keadaan yang
menggambarkan kondisi keuangan di perusahaan dalam keadaan yang stabil.
Manajemen seringkali mendapatkan tekanan agar dapat mengelola asset perusahaan
dengan baik sehingga dapat menghasilkan laba yang banyak dan akan menghasilkan
return yang tinggi pula untuk investor (Laila Tiffani, 2015). Perusahaan yang
menampilkan nilai total asset yang stabil dari tahun ke tahun akan membuat para
investor tertarik begitu juga dengan pihak kreditur yang akan meminjamkan modal
pada perusahaan. Oleh karena itu, manajemen akan melakukan segala cara untuk
mengembalikan stabilitas keuangan (financial stability) perusahaan menjadi kondisi
yang baik, salah satunya yaitu dengan melakukan kecurangan pada laporan keuangan
(fraudulent financial reporting). Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H2: Financial Stability sebagai proksi variabel Pressure berpengaruh positif terhadap
Fraudulent Financial Statement.

Pengaruh Ineffective Monitoring sebagai variabel proksi Opportunity terhadap


Fraudulent Financial Statement
Salah satu faktor yang bisa menyebabkan tindakan kecurangan pada laporan
keuangan dapat terjadi adalah kurangnya pengawasan yang efektif dari perusahaan
untuk mengawasi karyawannya sehingga muncullah kesempatan untuk melakukan
kecurangan. Menurut Skousen (2008) ineffective monitoring dapat terjadi karena
adanya dominasi manajemen oleh satu orang atau kelompok kecil, tanpa kontrol
kompensasi, pengawasan direksi dan komisaris independen atas proses pelaporan
keuangan dan pengendalian internal sejenisnya yang tidak efektif. Kecurangan dapat
diminimalkan dengan melakukan mekanisme monitoring yang baik. Berdasarkan
uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H3: Ineffective Monitoring sebagai variabel proksi Opportunity berpengaruh positif
terhadap Fraudulent Financial Statement.
146 Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent ___________________________

Pengaruh Change In Auditor sebagai variabel proksi Rationalization terhadap


Fraudulent Financial Statement
Change in auditor merupakan pergantian auditor eksternal pada perusahaan untuk
mengaudit perusahaan, sehingga dapat diindikasikan perusahaan yang melakukan
kecurangan dengan melihat pergantian auditor pada perusahaan. Pergantian auditor
eksternal bukan merupakan pergantian yang dilakukan secara regular karena memenuhi
ketentuan yang berlaku
Jika sebuah perusahaan melakukan penghentian auditor sebelum waktunya maka
dapat dicurigai bahwa telah terjadi sesuatu di dalam perusahaan. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi kemungkinan pendeteksian tindakan kecurangan. Berdasarkan
uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H4: Pengaruh Change In Auditor sebagai variabel proksi Rationalization berpengaruh
positif terhadap Fraudulent Financial Statement.

Pengaruh CEO’s Education sebagai variabel proksi Capability terhadap


Fraudulent Financial Statement
Menurut Kusumaningrum (2016) jabatan seseorang dalam pekerjaan dapat
dipengaruhi oleh kecerdasan dan pendidikan yang dimilikinya. Menurut ACFE (2016)
terdapat 51% dari pelaku kecurangan dalam perusahaan yang setidaknya bertaraf
pendidikan sarjana. ACFE (2016) menyajikan data dimana tingkat persentase tertinggi
dari kasus kecurangan berdasarkan pendidikan yang dimiliki oleh pelaku yang memiliki
gelar dari universitas sebanyak 47.3% dengan kerugian rata-rata sebesar $200,000.
Namun, kerugian rata-rata tertinggi terhadap tindakan kecurangan yaitu dilakukan oleh
lulusan pascasarjana sebesar $300,000 dengan jumlah kasus 13.2%. Dari data ACFE ini
dapat dilihat bahwa orang yang berpendidikan tinggi memiliki potensi untuk
melakukan tindak kecurangan. Hal ini mungkin terjadi karena dengan semakin tinggi
tingkat perusahaan seseorang, maka dia akan lebih mudah untuk melihat kelemahan
sebuah standar atau melakukan manipulasi laporan keuangan dengan ilmu yang
dimilikinya.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:


H5: CEO’s Education sebagai variabel proksi Capability berpengaruh positif terhadap
Fraudulent Financial Statement.

Pengaruh Frequent Number of CEO’s Picture sebagai variabel proksi Arrogance


terhadap Fraudulent Financial Statement
Frequent number of CEO’s picture merupakan jumlah gambar CEO pada laporan
tahunan perusahaan dengan menampilkan display picture, profil, prestasi, foto, atau
informasi lainnya mengenai track of CEO yang dipaparkan secara berulang-ulang
(Crowe, 2011 dalam Yusuf, Khair, & Simon, 2015). Tingginya tingkat arogansi
memungkinkan terjadinya kecurangan, karena CEO menganggap bahwa pengendalian
internal tidak berlaku untuk dirinya karena kepemilikan status dan posisinya
diperusahaan. Selain itu, memungkinkan CEO bisa melakukan cara apapun untuk
mempertahankan posisi dan kedudukannya tersebut (Crowe,2011). Berdasarkan uraian
tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:
_____________________________________Mega Indah Lestari/ Deliza Henny 147

H6: Pengaruh Frequent Number of CEO’s Picture sebagai variabel proksi Arrogance
berpengaruh positif terhadap Fraudulent Financial Statement

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian
Variabel dependen pada penelitian ini menggunakan penyajian kembali laporan
keuangan (restatement) sebagai proksi dari fraudulent financial statement. Penyajian
kembali laporan keuangan (restatement) adalah revisi dan publikasi satu atau lebih dari
laporan keuangan sebelumnya di suatu perusahaan. Penyajian kembali laporan
keuangan akan diukur dengan menggunakan variabel dummy, apabila terdapat
perusahaan yang menyajikan kembali laporan keuangan maka diberi nilai 1 dan jika
sebaliknya maka diberi nilai 0.
Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas financial
target, financial stability, ineffective monitoring, change in auditor, CEO’s Education,
dan frequent number of CEO’s picture. Pengukuran variabel independen dijelaskan
pada tabel berikut:

Tabel 1
Nama Variabel Pengukuran

Financial Target ROA=

Financial Stability ∆TA=

Ineffective Monitoring BDOUT =

∆CPA, dengan variabel dummy. Jika perusahaan ada


pergantian KAP selama periode 2015-2017 diberi nilai 1.
Change In Auditor Jika tidak ada pergantian KAP selama periode 2015-2017
diberi nilai 0

CEOEDU, menggunakan variabel dummy. CEO memiliki


latar belakang pendidikan magister atau diatasnya diberi
CEO’s Education
nilai 1. CEO memiliki latar belakang pendidikan dibawah
magister diberi nilai 0.
Menghitung berapa kali foto CEO muncul dalam laporan
Frequent Number Of CEO’s Picture tahunan perusahaan

Populasi dan Sampel


Perusahaan jasa keuangan subsektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tahun 2015-2017. Berikut ini beberapa kriteria yang digunakan untuk
memilih sampel, yaitu:
1. Perusahaan jasa keuangan subsektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 2015-2017.
148 Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent ___________________________

2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit


dalam website perusahaan atau website Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
2015-2017.
3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan dengan data yang lengkap
sesuai dengan variabel-variabel pada penelitian selama periode 2015-2017.
4. Perusahaan jasa keuangan subsektor perbankan yang menggunakan mata uang
rupiah (Rp) dalam laporan keuangan selama periode 2015-2017.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan Hasil Penelitian


Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan metode analisis data mengenai nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi. Tabel hasil analisis
statistik deskriptif sebagai berikut:
Tabel 2
Statistik Deskriptif
Variabel Jumlah Terendah Tertinggi Rata-rata Standar
Sampel Deviasi
Fraudulent Financial 110 0 1 0,09 0,289
Statements
Financial Target 110 -0,11 0,10 0,0061 0,02163
Financial Stability 110 -0,12 0,36 0,1146 0,10788
Ineffective Monitoring 110 0,25 0,80 0,5234 0,11722
Change in Auditor 110 0 1 0,21 0,409
CEO‟s Education 110 0 1 0,60 0,492
Freq Numb of CEO Pic 110 0 19 7,79 4,239
Sumber: Data Diolah

Variabel financial target yang menggunakan proksi ROA memiliki nilai


minimum -0,11 pada Bank Panin Syariah Tbk tahun 2017 dan nilai maksimum 0,10
pada Bank Mitraniaga Tbk tahun 2016. Nilai rata-rata ROA sebesar 0,0061 pada
perusahaan perbankan selama periode dalam penelitian. Standar deviasi sebesar
0,02163. Variabel financial stability yang menggunakan proksi ∆TA memiliki nilai
minimum sebesar -0,12 pada Bank pembangunan Daerah Banten Tbk tahun 2016 dan
nilai maksimum sebesar 0,36 pada Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk tahun 2016.
Nilai rata-rata ∆TA sebesar 0,1146 pada perusahaan perbankan selama tahun 2015-
2017. Standar Deviasi ∆TA sebesar 0,10788. Variabel ineffective monitoring yang
menggunakan proksi BDOUT memiliki nilai minimum sebesar 0,25 pada Bank Harda
Internasional Tbk tahun 2016 dan nilai maksimum sebesar 0,80 pada Bank Jabar
Banten Tbk tahun 2016. Nilai rata-rata BDOUT sebesar 0,5234 pada perusahaan
perbankan selama tahun 2015-2017. Standar Deviasi BDOUT sebesar 0,11722.
Variabel arrogance yang menggunakan proksi dengan melihat jumlah foto CEO dalam
laporan tahunan perusahaan perbankan menunjukkan nilai minimum sebesar 0 yang
artinya di dalam laporan tahunan perusahaan perbankan selama periode penelitian
terdapat perusahaan yang sama sekali tidak melampirkan foto CEO yaitu pada Bank
Artos Indonesia Tbk pada tahun 2015. Nilai maksimum sebesar 19 merupakan jumlah
_____________________________________Mega Indah Lestari/ Deliza Henny 149

foto CEO paling banyak yang terlampir pada laporan tahunan perusahaan perbankan
selama periode penelitian yaitu pada Bank Mega Tbk tahun 2017. Nilai rata-rata
sebesar 7,79 dan standar deviasi sebesar 4,239.

Variabel Fraudulent Financial Reporting

Tabel 3
Restatement
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Statement 107 87,0 87,0 87,0
Valid Restatement 16 13,0 13,0 100,0
Total 123 100,0 100,0

Menunjukkan bahwa 13% dari perusahaan perbankan yang menjadi sampel


melakukan penyajian kembali laporan keuangan (restatement) dan 87% dari
perusahaan perbankan yang tidak melakukan penyajian kembali laporan keuangan.

Change in Auditor

Tabel 4
CA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Tidak Ganti KAP 97 78,9 78,9 78,9
Valid Ganti KAP 26 21,1 21,1 100,0
Total 123 100,0 100,0

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 21.1% dari perusahaan perbankan yang
terdapat perubahan Kantor Akuntan Publik (KAP) dan 78.9% dari perusahaan
perbankan yang tidak terdapat perubahan Kantor Akuntan Publik (KAP).

CEO’s Education
Tabel 5
CEO EDU
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Pendidikan Dibawah
50 40,7 40,7 40,7
Magister
Valid Pendidikan Magister atau
73 59,3 59,3 100,0
Diatasnya
Total 123 100,0 100,0
150 Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent ___________________________

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 73% dari perusahaan perbankan
yang CEO memiliki latar belakang pendidikan minimal magister atau di atasnya dan
50% dari perusahaan perbankan yang CEO tidak memiliki latar belakang pendidikan
magister atau di atasnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penilaian kelayakan model regresi (goodness of test), nilai


signifikansi Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit-test menunjukkan angka sebesar
0,883. Dengan demikian nilai tersebut lebih besar dari α = 0.05. Hal ini menunjukkan
bahwa model yang dipakai pada penelitian ini dapat diterima.atau model layak dalam
menjelaskan variabel penelitian.
Hasil pengujian kelayakan keseluruhan model (overall model fit model test)
perbandingan antara nilai -2Log Likehood awal yang hanya memasukkan konstanta
saja sebesar 67,020 dan nilai -2Log Likehood akhir yang dimana -2Log Likehood akhir
dimasukkan variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebesar 52,085. Nilai -2Log Likehood awal mengalami penurunan jika dibandingkan
dengan -2Log Likehood akhir yang berarti bahwa penambahan variabel independen ke
dalam model regresi memperbaiki model regresi yang digunakan dan menunjukkan
model regresi yang lebih baik.
Koefisien determinasi menunjukkan nilai Nagelkerke‟s R Square sebesar 0,278
atau 27,8% yang berarti bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen sebesar 27,8%. Sedangkan sisanya sebesar 72,2% dijelaskan oleh
variabel lain yang dapat mempengaruhi variabel fraudulent financial reporting diluar
penelitian ini.
Berdasarkan classification result jumlah sampel perusahaan yang tidak
melakukan penyajian kembali laporan keuangan (restatement) sebanyak 100
perusahaan. Jumlah sampel perusahaan yang melakukan penyajian kembali laporan
keuangan (restatement) sebanyak 10 perusahaan.Nilai overall percentage adalah 90%
yang artinya ketepatan model penelitian ini adalah 90%.

Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis regresi logistic dapat dilakukan dengan melihat tabel hasil
uji koefisien logistic pada kolom signifikan dibandingkan dengan nilai signifikansi
yang digunakan α = 0,05. Apabila tingkat signifikansi<0,05, maka H1 diterima
dan sebaliknya.

Tabel 6
Prediksi
Variabel B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Keputusan
Arah
Financial
+ -0,474 0,493 0,925 1 0,336 0,622 H1 ditolak
Target
Financial
+ 1,754 0,755 5,401 1 0,020 5,779 H2 diterima
Stability
Ineffective
+ 1,185 0,444 7,139 1 0,008 3,272 H3 diterima
Monitoring
_____________________________________Mega Indah Lestari/ Deliza Henny 151

Prediksi
Variabel B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Keputusan
Arah
Change in
+ 1,383 0,904 2,340 1 0,126 3,987 H4 ditolak
Auditor
CEO‟s
+ 0,429 0,768 0,312 1 0,577 1,535 H5 ditolak
Education
Freq Numb
+ -0,294 0,137 4,566 1 0,033 0,746 H6 ditolak
of CEO Pic
Konstanta + -1,480 0,904 2,682 1 0,102 0,228

Pengaruh Financial target terhadap kecurangan pada laporan keuangan


Variabel financial target yang diproksikan dengan ROA diketahui nilai
signifikansi ROA 0.336 lebih besar dari 0.05 dan β-0,474, maka hipotesis 1 ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan financial target tidak berpengaruh signifikan negatif
terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Sihombing (2014), Tiffani (2015), dan Tessa (2016) yang menyatakan
bahwa tidak ada pengaruh financial target terhadap fraudulent financial statement.

Pengaruh Financial stability terhadap kecurangan pada laporan keuangan


Variabel financial stability yang diproksikan dengan ∆TA diketahui nilai
signifikansi ∆TA 0.020 lebih kecil dari 0.05 dan β 1,754, maka hipotesis 2 diterima.
Sehingga dapat disimpulkan financial stability berpengaruh signifikan positif terhadap
kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Tessa (2016) dan Faiz et al (2016) yang menyatakan bahwa financial
stability berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Namun bertolak
belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Pardosi (2015) dan Kusumaningrum
(2016) bahwa financial stability tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial
statement.

Pengaruh Ineffective Monitoring terhadap kecurangan pada laporan keuangan


Variabel ineffective monitoring yang diproksikan dengan BDOUT diketahui nilai
signifikansi BDOUT 0.008 lebih kecil dari 0.05 dan β 1,185, maka hipotesis 3
diterima. Sehingga dapat disimpulkan ineffective monitoring berpengaruh signifikan
positif terhadap kecurangan laporan keuangan.

Pengaruh Change in Auditor terhadap Fraudulent Financial Statement


Variabel Change in Auditor yang diproksikan dengan ∆CA diketahui nilai
signifikansi ∆CA 0.126 lebih besar dari 0.05 dan β 1,383, maka hipotesis 4 ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan Change in Auditor tidak berpengaruh signifikan positif
terhadap kecurangan laporan keuangan. Penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Tessa (2016) dan Kurnia (2017) yang menyatakan bahwa change in
auditor tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement.

Pengaruh CEO’s Education terhadap Fraudulent Financial Statement


Variabel CEO’s education yang diproksikan dengan CEOEDU diketahui nilai
signifikansi CEOEDU 0.577 lebih besar dari 0.05, maka hipotesis 5 ditolak. Sehingga
152 Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent ___________________________

dapat disimpulkan CEO’s education tidak berpengaruh siginifikan positif terhadap


kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kusumaningrum (2016) yang menyatakan bahwa CEO’s education
tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement.

Pengaruh Frequent Number of CEO Picture terhadap Fraudulent Financial


Statement
Variabel frequent number of CEO picture yang diproksikan dengan CEOPIC
diketahui nilai signifikansi CEOPIC 0.033 lebih kecil dari 0.05, maka hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis 6 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan Frequent Number
of CEO Picture tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap kecurangan laporan
keuangan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ulfan et al
(2016) yang menyatakan bahwa frequent number of CEO picture tidak berpengaruh
terhadap fraudulent financial statement.

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Simpulan
Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh dari fraud pentagon yang terdiri atas
financial stability, financial target, ineffective monitoring, change in auditor, CEO’s
education dan frequent number of CEO’s picture terhadap fraudulent financial
statement. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 110 sampel dari 41
perusahaan jasa keuangan subsektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama tahun 2015-2017. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel financial stability dan ineffective monitoring berpengaruh terhadap
fraudulent financial statement.
2. Variabel financial target, change in auditor, CEO’s education, dan frequent
number of CEO picture tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement.
3. Variabel financial stability, financial target, ineffective monitoring, change in
auditor, CEO’s education, dan frequent number of CEO picture secara simultan
atau serentak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement.

Keterbatasan dan Saran Penelitian


Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan sebagai
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.
Keterbatasan tersebut antara lain:
1. Financial target dipersepsikan menggunakan pengukuran ROA, dimana bisa
dipersepsikan dengan menggunakan pengukuran lain seperti Net Profit Margin,
Return On Investment, dan lain sebagainya.
2. Change in Auditor di perusahaan bisa terjadi karena jangka waktu penugasan audit
antara pihak auditor dengan perusahaan memang sudah selesai, oleh karena itu
disarankan untuk memastikan bahwa pergantian auditor karena pergantian paksa,
bukan pergantian regular.
3. Penelitian ini menggunakan 6 variabel, dimana masih banyak proksi-proksi lain
yang bisa mempengaruhi kecurangan pada laporan keuangan. Studi selanjutnya
bisa memasukkan kelemahan pengendalian internal sebagai proxy dari opportunity.
_____________________________________Mega Indah Lestari/ Deliza Henny 153

DAFTAR PUSTAKA

AICPA, SAS No.99. 2002. “Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit”.


Albrecht, W., Albrecht, C. O., & Zimbelman, C. (2011). Fraud Examination, 4 th
Edition. Ohio: Cengange Learning.
Annisya, Mafiana, Lindrianasari, Yuztitya Asmaranti. (2016). Pendeteksian
Kecurangan Laporan Keuangan Menggunakan Fraud Diamond. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE),
Maret 2016, Hal. 72-89 Vol. 23, No. 1 ISSN: 1412-3126.
Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley,M. S. (2010). Auditing and Assurance Service :
An Integrated Approach. Pearson.
Association of Certified Fraud Examiners. (2016). Report to the nation on occupational
fraud and abuse (2016 global fraud study).
Chaney, P., Faccio, M., & Parsley, D. (2011). The Quality of Accounting Information
In Politically Connected Firms. In Journal of Accounting and Economics.
Cressey, D. R. (1953). Other People’s Money. Montclair, NJ: Patterson Smith, pp.1-
300.
Crowe Horwarth. 2010. “IIA Practice Guide : Fraud and Internal Audit”.
Crowe Horwarth. 2010. “Playing Offense in a High –risk Environment”.
Crowe Horwarth. 2012. “The Mind Behind The Fraudsters Crime: Key Behavioral and
Environmental Element”.
Dechow, P. M., Ge, W., Larson, C. R., & Sloan, R. G. (2011). Predicting Material
Accounting Misstatement. Contemporary Accounting Research.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 23. Semarang
: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanifa, Septia Ismah dan Laksito, Herry. (2015). Pengaruh Fraud Indicator Terhadap
Fraudulent Financial Statement: Studi Empiris pada Perusahaan yang Listed di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2013. Diponegoro Journal of
Accounting, Vol. 04, Hal 1-15.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2013. Standar Akuntansi Keuangan. PSAK No.1:
Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat, Jakarta.
Jensen, Michael C. and Meckling, William H. (1976). Theory of the Firm : Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics. Vol 3, No. 4, hal. 305-306.
Kieso, W.,Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield. (2013). Financial Accounting
IFRS Edition. Second Edition. United States: Wiley.
Kurnia, A. A. (2016). Analisis Fraud Pentagon dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan
Keuangan dengan Menggunakan Fraud Score Model. Trisakti Journal of
Accounting.
Laila Tiffany dan Marfuah. 2015. Deteksi Financial Statement Fraud dengan Analisis
Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
Martantya, Daljono. 2013. “Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui
Faktor Risiko Tekanan dan Peluang (Studi Kasus pada Perusahaan yang
154 Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent ___________________________

mendapat Sanksi dari Bapepam Periode 2002-2006). Diponegoro Journal of


Accounting, Vol.2, No.2, h 1-12.
Munawir. (2014). Analisa Laporan Keuangan. Jogjakarta: Liberty.
Norbarani, Listiana. 2012. Pendeteksia Kecurangan Laporan Keuangan dengan Analisis
Fraud Triangle yang diadopsi dalam SAS No. 99. Skripsi. Fakultas Ekonomika
dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Pardosi, Rica Widia. 2015. Analisa Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Kecurangan
Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Dengan
Menggunakan Fraud Score Model (Tahun 2010-2013). Journal-Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Lampung : Universitas Lampung.
Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 70 . 2001: Pertimbangan atas Kecurangan
dalam Audit Laporan Keuangan. Jakarta: IAI.
Peterson, Ozili K. 2015. Forensic Accounting and Fraud: A Review of Literature and
Policy Implication. International Journal of Accounting and Economic Studies.
Prabowo, D. A. (2014). Pengaruh Komisaris Independen, Independensi Komite Audit,
Ukuran dan Jumlah Pertemuan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba (S
tudi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2010 – 2012). Accounting Analysis Journal.
Putri, I. D. (2017). Fraudulent Financial Reporting: Pengujian Teori Fraud Pentagon
Pada Sektor Manufaktur di Indonesia
Putriasih, K,. „Ni N. T. H., & Made A. W. (2016). Analisis Fraud Diamond dalam
Mendeteksi Financial Statement Fraud: Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2015.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program
S1 Vol:6 No:3.
Rachmawati, K. K. (2014). Pengaruh Faktor - Faktor dalam Perspektif Fraud Triangle
terhadap Fraudulent Financial Reporting. Fakultas Ekonomika dan Bisnis ,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Sekaran, U. (2014). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Siddiq, F. R., Achyani, F., & Zulfikar. (2017). Fraud Pentagon dalam Mendeteksi
Financial Statement. Journal of Seminar Nasional and The 4th Call for Syariah
Paper, 1-14-784.
Sihombing,K. S., & Rahardjo, S. N. (2014). Analisis Fraud Diamond dalam
Mendeteksi Financial Statement Fraud : Studi empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012.
Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 03 No. 02. ISSN (Online) : 2337-
3806.
Simon, Jon, Ahmar Khair A.H., and Mohamed Yusof K, 2015. Fraudulent Financial
Reporting: An Application Of Fraud Models To Malaysian Public Listed
Companies. The Macrotheme Review: A Multidisciplinary Journal Of Global
Macro Trends, Vol.4, No.3: 126-145
Skousen, C. J., Smith, K. R., & Wright. (2008). Detecting and Predecting Financial
Statement Fraud. The Effectiveness of The Fraud Triangle and SAS 99.
Skousen, C., & Twedt, B. J. (2009). Fraud in Emerging Markets : A Cross Country
Analysis.
_____________________________________Mega Indah Lestari/ Deliza Henny 155

Tessa, G. C., & Harto, P. ( 2016). Fraudulent Financial Reporting : Pengujian Teori
Fraud Pentagon Pada Sektor Keuangan dan Perbankan Di Indonesia. Journal
of Simposium Nasional Akuntansi XIX Lampung, p. 1-21.
Ulfah, M., Nuraini, E., & Wijaya, A. L. (2017). Pengaruh Fraud Pentagon dalam
Mendeteksi Fraudulent Financial Reporting (Studi Empiris pada Perbankan di
Indonesia Yang Terdaftar di BEI). Journal of The 9th FIPA: Forum Ilmiah
Pendidikan Akuntansi – Universitas PGRI Madiun, Vol. 5 No. 1, 399-418-
NaN-9723.
Widarti. (2015). Pengaruh Fraud Triangle Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan
Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Jurnal Manajemen Dan Bisnis Sriwijaya, Vol.13 No.2
Wolfe, David T.; Hermanson, Dana R. (2004). The Fraud Diamond: Considering the
Four Elements of Fraud. CPA Journal; Dec2004, Vol. 74 Issue 12, p38.
www.idx.co.id
156 Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent ___________________________

You might also like