Arcaka #5 High

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 72

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 1

2 ARÇAKA#5 | MARCH 2015


ARÇAKA#5 | MARCH 2015 3
ARÇAKA #5
MARCH 2016

/CONTENTS

//Perspective 12 16
Senior Architect: Young Architect:
Eugenius Pradipto Yuli Kusworo

//Design 20 24
Local: Local:
Gubug Guyub Klinik Kopi

30 34
Alumni: Worldwide:
Rumah Tumbuh Sederhana Proyek Ipoh Bus

//Art.Space 38
//Point 42 43
Campus News: Campus News:
HIMARSITA Berkunjung Welcome Party Architecture
2015: Archiporia!

44
Campus News:
Bedah Buku-Studi Kasus: 7 Arsi-
tek Indonesia-Lahirnya Generasi
Arsitek Baru

4 ARÇAKA#5 | MARCH 2015


46 47
Architectural Events: Architectural Events:
Peran Generasi Muda: Me- Revisited Modernism
madukan Lama dan Baru di
Jogja

48 52 Student Works\\
Design Competition: Design Competition:
Gemah Ripah Loh Jinawi Aryan Marta

56 59
Design Competition: Resensi:
Tembalang Eco-Shelter Evaluasi Efektivitas Interior
Bangunan Hijau Komunitas
Salihara Berdasarkan
Aktivitas Penggunanya
60 Technology\\
Material Bambu untuk & Innovation
Kelangsungan Hidup yang
Lebih Baik
64 68 Anjangsana\\
Jejak Arsitektur: Fenomena & Lifestyle:
Semangat Menata Indonesia Berkebun
Desa Sumberarum

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 5


arsitektur
&
6
komunitas
ARÇAKA#5 | MARCH 2015
/AGENDA
// ARCHIPRIX SEA 2016: // ARCASIA Students’
Architecture for the Public Good Architectural Design Competition
2016
/PENDAFTARAN : 1 Juli 2016 /DEADLINE: 21 Maret 2016 - 20 Mei
/DEADLINE: 31 Juli 2016 2016 (Submission of design to the respective
/LINK : archiprixsea.com/ National)
competition 20 Mei 2016 (Deadline for Submission to
the respective National)
/LINK : arcasia.org

// ARCASIA TRAVEL PRIZE 2016 // WISWAKHARMAN EXPO


Humanitarian Architecture 2016: Escape House
(UGM)
/DEADLINE: 8 April 2016
/JURI: Patama Roonrakwit, /PENDAFTARAN : 28 Desember
Chutayaves Sinthuphan, Vipavee 2015 - 12 Maret 2016
Kunavichayanont, Sathirut Nui Tandanannd, /DEADLINE: 13 Maret 2016
Luke Yeung, Bea Vithayathawornwong /JURI: Budi Pradono, Eko Prawoto,
/LINK : http://www.arcasia.org/ IAI DIY
events/upcoming-events/370-arcasia-travel- /LINK : www.wiswakharmanexpo.
prize-2016 com

// INDOBUILDTECH JAKARTA // WEX 2016 TALKSHOW:


Jogja Mencari Ruang
(UGM)

/WAKTU : 25 - 29 Mei 2016 /WAKTU : 9 April 2016


/LOKASI: Indonesia Convention /LOKASI: Aula Indoor, Taman Budaya
Center, ICE-BSD City, Indonesia Yogyakarta
/LINK : www.indobuildtech.com /PEMBICARA: Marco Kusumawijaya, Ren
www.buildingshow.com/indobuildtech Katili, Budi Pradono
/LINK : wiswakharmanexpo.com

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 7


/ABOUT
PENERBIT
BIRO PENULISAN DAN PENELITIAN HIMA TRIÇAKA UAJY

PELINDUNG
Ir. Soesilo Budi Leksono, ST. MT. (Kaprodi Arsitektur UAJY)
Ir. Arief Heru Swasono, MTP, IAI, IPM (Ketua IAI DIY)

PEMBIMBING
Dr. Ir. Y. Djarot Purbadi, M.T.

REDAKTUR PELAKSANA
Yulius Duta Prabowo (Koordinator Biro)

PEMASARAN
Titus Abimanyu Dananjaya (Wakil Koordinator Biro)
Aubrey Desti Gelisia

SEKRETARIS
Chripina Yovita Putri
Aldea Febryan R

BENDAHARA
Gabby Helen

TIM EDITORIAL
Yunita Fitriani
Florentina Ditta Agustine
Fransilya Tupamahu

PENASEHAT REDAKSI
Billy Gerrardus Santo
Agnes Ardiana
VISI ARÇAKA
Membangun kecerdasan, kecintaan, dan kelestarian dunia arsitektur nusantara yang berwawasan internasional
.
MISI ARÇAKA
1.Menyajikan informasi sesuai dengan realita dalam proses berfikir kritis mahasiswa.
2.Menjadi acuan dan pedoman untuk memperkaya keilmuan di bidang arsitektur
3.Membangun, mengajak, dan menginspirasi pembaca untuk sadar, berpikir, dan berkarya bagi masyarakat.

CONTACT US:
Biro Penulisan dan Penelitian
Himpunan Mahasiswa Arsitektur TRIÇAKA
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari No. 44, Sleman, Yogyakarta - Indonesia
email : arcakauajy@gmail.com

8 ARÇAKA#5 | MARCH 2015


/EDITORIAL
FENOMENA ARSITEKTUR DAN KOMUNITAS

Membaca judul “Arsitektur dan Komunitas” spontan muncul pertanyaan: Ada apa dengan Arsitektur ? Apakah ada
masalah antara Arsitektur dengan Komunitas ? Mengapa mau diangkat dua tema ini digabungkan dalam satu perbincangan
? Bukankah sejak dua dekade ini Arsitektur di Indonesia sudah menjadi sahabat masyarakat ? Ada apa lagi kok mahasiswa
Arsitektur Atma Jaya ingin menyorotinya secara khusus ? Tentu ada sesuatunya, tetapi apa ???
Fenomena arsitektur komunitas mengingatkan sosok Mangunwijaya dan Hasan Purbo, yang nyaris menjadi ”tugu
panutan” kokoh dan monumental gerakan ini. Gerak ke bawah mendorong arsitektur menjadi berkah bagi semakin banyak
orang, khususnya masyarakat yang tersisih dan terabaikan. Tesisnya, arsitektur berakar pada situasi kedaerahan, lokalitas
unik, khususnya budaya masyarakat (local wisdom). Arsitektur solider dengan masyarakat, maka para arsitek paham karakter
dan nafas kehidupan masyarakat.
Gerakan ke bawah ini sungguh mulia, menjadi upaya nyata menghadirkan arsitektur di tengah-tengah kehidupan
masyarakat bawah. Arsitektur lantas memiliki citra baru dan wajah ramah merakyat. Karya-karya arsitektur merakyat bukan
berarti “tidak bermutu”. Banyak karya arsitektur merakyat merupakan karya arsitektur bermutu tinggi. Karya Mangunwijaya
di permukiman kali Code pernah mendapat penghargaan internasional dan diakui kehebatannya oleh banyak kalangan di
seluruh dunia.
Arsitektur yang bergerak di kalangan masyarakat bawah sungguh mengabdi pada kehidupan masyarakat. Arsitek
melibatkan diri lahir-batin dalam kehidupan masyarakat bawah. Pemikiran, keilmuan dan ketrampilan serta kreativitas
arsitektur sungguh didedikasikan kepada masyarakat bawah yang harus dibantu. Arsitektur menjadi peduli dan menyatu
jiwa-raga dengan masyarakat.
Lewat proses “manjing ajur ajer” lahirlah arsitek komunitas, sejenis sosok dan gerakan arsitektur yang solider pada
kehidupan masyarakat. Kongkritnya, menjadi arsitektur yang mencari solusi-solusi kreatif-inovatif untuk menyelesaikan
berbagai persoalan masyarakat bawah. Arsitektur yang berarti, berfungsi, dan bermakna bagi kehidupan. Dari proses
keterlibatan lahir-batin itulah lahir karya arsitektur yang unik. Arsitektur komunitas lahir dengan sukacita dari rahim
masyarakat tersisih atau terabaikan.
Fenomena arsitek komunitas kini telah berkembang meluas. Arsitek komunitas semakin menjadi gerakan perubahan
yang berjaringan. Ideologinya sama, mengabdikan profesi arsitektur kepada kehidupan orang tersisih dan terabaikan; gerakan
“membumikan” arsitektur. Para arsitek komunitas terjun langsung dan terlibat di dalam kehidupan masyarakat, menciptakan
arsitektur bersama masyarakat, bersama dengan sesama arsitek, bahkan dengan komunitas-komunitas lebih luas, termasuk
dengan komunitas di luar negeri.
Berbagai kesulitan dialami dalam proses dan dilihat sebagai berkah. Arsitek komunitas yakin kreativitas lahir dari himpitan
kesulitan. Victor Papanek dalam bukunya berjudul “Design for the Real World, Human Ecology and Social Change” (1984)
mengajarkan bagaimana menjadi arsitek dan arsitektur yang menjadi berkah bagi masyarakat. Baginya, desain dapat menjadi
kekuatan yang mengubah keadaan sosial-budaya dan kesejahteraan masyarakat. Ungkapan khas Papanek “… poverty is the
mother of innovation” kiranya dapat menjadi fondasi gerakan ke bawah dunia arsitektur. Kemiskinan adalah lahan subur bagi
tumbuhnya kreativitas desain (arsitektur), menjadi peluang arsitektur untuk menjadi berkah bagi kehidupan manusia.
Para arsitek yang bekerja di tengah-tengah masyarakat muncul dari perjalanan hidup yang unik. Ada pengalaman unik
masa lalu yang mendorongnya. Ada keprihatinan akan derita masyarakat, kelestarian alam dan budaya (heritage) yang
terpendam. Pengalaman masa kecil ikut berperan membentuk karakter sang arsitek, bukan semata-mata bangku kuliah.
Peran masa kecil dan bangku kuliah memiliki kontribusi dalam pembentukan karakter arsitek dan karya-karyanya.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo pernah mengatakan, berkarya itu berbeda dari bekerja. Berkarya dituntun dan
digerakkan oleh hati, sedangkan bekerja dilandasi kontrak kerja. Melukis itu berkarya sedangkan mengecat dinding itu
bekerja dituntun ideologi upah. Keduanya sama-sama mengoleskan cat pada media lukis, namun beda arti dan makna.
Mari membentuk diri menjadi arsitek berhati mulia, bukan sekedar tukang gambar. Ada hati dan jiwa di dalam profesinya,
bukan sekedar profesi yang mengharapkan upah dari pemberi kerja. Mari menjadi generasi arsitek yang berkerja dengan hati.
Arsitek yang berkarya mulia, berpartisipasi dalam karya Sang Pencipta, dalam kehidupan masyarakat.
Mari menjadi berkah bagi sesama.

Salam,
Djarot Purbadi

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 9


10 ARÇAKA#5 | MARCH 2015
/CONTRIBUTORS

biropenelitian&penulisan

Yulius Duta P Titus Abimanyu D Aubrey Desti


ARS’13 ARS’13 ARS’13

Gabby Helen Chrispina Yovita Aldea Febryan R


ARS’13 ARS’14 ARS’14

Yunita Fitriani Florentina Ditta Fransilya Tupamahu


ARS’14 ARS’14 ARS’14

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 11


/PERSPECTIVE/SENIOR.ARCHITECT

EUGENIUS PRADIPTO

BERAWAL DARI KAMPUNG

12 ARÇAKA#5 | MARCH 20164|||MAY 2015


Text by Aubrey Desti Gelisia Sandi.
Photos by Gabby Helen M

Lahir dan besar di perkampungan membuat Eugenius


Pradipto dikenal menjadi arsitek ‘kampung’. Gaya
khas kampungnya membawa Pradipto pada dunia
yang lebih sosialis dan berbudaya. Bagi Pradipto,
dunia begitu dipenuhi dengan hal-hal yang secara
kebetulan mempertemukan Pradipto dengan
lingkungan dan kesatuan masyarakatnya. Secara
keseluruhan inilah komunitas.

B
erawal dari kegemarannya menggambar sejak
SMP, Pradipto akhirnya berani memutuskan
untuk menjadi seorang arsitek dengan memulai
studinya di Universitas Gadjah Mada pada tahun 1976.
Pradipto mengaku bahwa belajar di bidang arsitektur
tidak terlalu menarik seperti apa yang ia pikirkan
sebelumnya. Cara berpikir yang matematis dan teknis,
membuat Pradipto merasa tidak lebih tertantang dengan
adanya perkuliahan tersebut. Hal ini yang akhirnya
mempertemukan Pradipto dengan Teater Stemka, yaitu
sebuah wadah bagi penyuka seni drama dan teater yang
didukung oleh komunitas dalam lokalitas tertentu. Teater
Stemka berdiri tahun 1969 yang didukung oleh komunitas
pemuda di lingkungan Gereja Katolik Kumetiran, wilayah
di bagian barat Malioboro. Baginya Teater Stemka adalah
tempat di mana ia dapat merasakan interaksi satu
sama lain dengan keakrabkan khas kampung. Melalui
teater tersebut Pradipto bertemu dengan banyak orang
kampung yang dapat mengingat kembali bagaimana ia
tumbuh dan besar di perkampungan.
Hal paling menarik dari sebuah teater adalah
bagaimana ia dapat bertemu orang-orang yang terlibat
di bidang seni dan sosial budaya. Melalui obrolan ringan,
Pradipto memulai memahami bagaimana cara berpikir
para ahli seni dalam merasakan kehadiran sebuah
lingkungan. Bagi mereka, lingkungan layaknya teater
yang memiliki penghayatan terhadap suatu proses. Satu
pengalaman menarik adalah ketika Pradipto bertemu
dengan seniman Rudjito, seorang ahli perancang
panggung.

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 13


Warga Desa Sukatani melakukan Gotong royong bersama untuk
pengecoran kolom jembatan

Maket mushola di Jumoyo

Mengenai peran arsitek bagi komunitas yang dalam hal ini masyarakat untuk ke
depannya, Pradipto hanya berpesan, “Sebagai arsitek harus memahami tentang
konsep kedaerahan dari masyarakat Indonesia serta pemahanan mengenai local
wisdom yaitu terkait makrokosmos dan mikrokosmos. Dengan hal ini maka kita dapat
memahami nafas dan karakter dari Indonesia itu sendiri.”

14 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


Rudjito kala itu membangun sebuah panggung Tahun 1989, Pradipto memulai perjalanan studi
yang diperuntukan bagi W.S Rendra, di mana panggung lanjutnya ke Jerman. Tidak banyak ilmu yang ia dapatkan
tersebut dibangun secara sederhana namun dapat di negara ini. Namun Jerman membuat Pradipto
menyampaikan kesan dari penyair itu sendiri. Hal tersebut membuka ‘keran’ cara berpikirnya mengenai arti sebuah
membuat Pradipto merasa malu sebagai arsitek karena kesatuan. Jerman mengajarkan bahwa manusia bukanlah
tidak mampu membuat karya yang lebih baik daripada individu yang dapat bekerja sendiri, namun merupakan
seniman. Hal tersebut yang akhirnya menggerakan sebuah kesatuan dengan orang-orang di sekelilingnya.
Pradipto untuk mempelajari lebih tentang bagaimana Penghargaan sebaiknya diberikan orang dengan peran
cara berpikir seniman dalam teater melalui kehidupan sekecil apapun itu. Inilah yang dipahami sebagai
sehari-hari dan masyarakat. Inilah yang mengubah mikrokosmos. Pradipto menerapkan ini dalam sebuah
Pradipto menjadi arsitek yang lebih memahami kehadiran proses pembangunan proyeknya yang melibatkan
lingkungan dan masyarakat ke depannya. masyarakat sebagai ahli dan juga pemilik.

Sistem Partipasi yang Membentuk Karakter Mas-


Memahami Makrokosmos dan Mikrokosmos
yarakat
Tahun 1986, Pradipto melakukan kunjungan
Tahun 2013, Pradipto bersama Kementrian
ke Kampung Naga di Desa Neglasari, Kecamatan
Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) menjalankan
Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.
progam pembangunan infrakstruktur jembatan sebagai
Pembangunan hunian di Kampung Naga ini menarik
sarana akses pejalan kaki dan kendaraan roda tiga untuk
perhatian Pradipto. Pembangunan hunian dimulai dari
perkampungan. Progam ini berlangsung dua kali yaitu
peletakan tungku. Bagi mereka tungku adalah sumber
pada tahun 2013 dan 2014. Pada tahun 2013 Pradipto
kehidupan yaitu tempat pengolahan makanan. Setelah
menangani 3 dari 9 lokasi yaitu Pandeglang, Sukabumi dan
tungku diletakan, maka pembangunan berlanjut ke
Banten. Tahun 2014, Pradipto menangani 6 kabupaten
dapur, ruang tengah dan ruang tidur. Adanya gradasi
dari 8 kabupaten yang mereka kelola bersama. Melalui
ruang memperjelas penekanan fungsi ruangan tersebut.
progam ini, Pradipto mengenalkan bagaimana pentingnya
Ruang dengan elevasi tertinggi merupakan ruang
masyarakat sebagai pemilik proyek turut berperan
tengah yang merupakan pusat rumah tersebut. Dalam
aktif dalam proses perancangan hingga pembangunan.
konteks ini, ruang tengah digunakan sebagai tempat
Inilah yang kemudian dikenal dengan sistem partisipasi
berkumpulnya keluarga. Adanya ketinggian ruang ini
aktif. Masyarakat secara mandiri membentuk organisasi
menekankan makna sebuah pusat yang secara vertikal
masyarakat yang berfungsi mengatur hal teknis dan
menunjuk ke atas. Inilah yang kemudian dipahami
non teknis. Pradipto berperan sebagai arsitek sekaligus
Pradipto sebagai makrokosmos. Atas dasar pemikiran ini,
motivator yang mengarahkan pemikiran masyarakat.
Pradipto membangun sebuah gereja katolik di Klodran
Semua proses terjalin dalam dialog yang melibatkan
tahun 2006 dan mushola di Jumoyo pada tahun 2012.
masyarakat sebagai penentu keputusan.
Gereja tersebut memiliki ruang tengah yang disokong
Dengan adanya komunikasi dan kerjasama yang
kuat oleh 3 bambu kokoh yang berarti Tri Tunggal Maha
utuh, masyarakat ternyata mampu mendirikan jembatan
Kudus. Bangunan mushola memiliki ruang tengah yang
untuk kampungnya sendiri. Pradipto mengakui ini adalah
merupakan penggabungan arah kiblat dan makrokosmos.
suatu karya yang luar biasa yang berasal dari masyarakat
Ini berarti ruang tengah bukanlah ruang yang berada di
dan untuk masyakarat itu sendiri. Selain itu, progam ini
tengah, namun merupakan sebuah pusat yang berfungsi
menjalin keakraban dan kedekatan antara arsitek dan
sebagai pengikat antara dunia secara horizontal dan
juga masyarakat.
transenden.
*******

Arch Timeline

1984 Graduated from UGM Yogyakarta


1981 - 1983 Architect at Kerta Gana Yogya
1984 Architect at Candrakirana Yogya
1992 Master from University of Stuttgart
1998 Doctorat from University of Stuttgart
1984 - now Lecturer Staff at UGM Yogyakarta

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 15


/PERSPECTIVE/YOUNG.ARCHITECT

YULI KUSWORO

ARKOM, GERAKAN ARSITEK


UNTUK MASYARAKAT KECIL
Text by Gabby Helen M.
Photos by Alfa Desta

16 ARÇAKA#5 | MARCH 20164|||MAY 2015


“Karena arsitektur itu luas. Bukan masyarakat kalangan atas saja yang membutuhkan
kita. Namun juga masyarakat golongan bawah yang perlu kita rangkul untuk
meningkatkan taraf kehidupan mereka menjadi lebih baik.”

Berawal dari perjalanan bersama Dedikasi kepada Masyarakat dalam melakukan pemetaan
dosennya sebagai co-researcher, Setelah lulus dari Universitas kampung agar tidak digusur oleh
Pak Yuli mulai menemukan jati diri Kristen Duta Wacana pada tahun pemerintah setempat, pe­ metaan
yang sebenarnya sebagai arsitek 2001, sebagai fresh graduate Pak Kampung Nelayan di Kendari
pada saat mengunjungi sebuah Yuli bergabung dengan beberapa Sulawesi Tenggara, penataan kam­
perkampungan kumuh yang konsultan pembangunan yang ada di pung susun di Waduk Pluit Jakarta
berada di Kota Surabaya. Beliau Kota Yogyakarta. Kedua perusahaan bersama mahasiswa arsitektur
mendampingi dosennya yang kala konsultan yang bergerak dibidang UI, pemetaan kampung kumuh
itu sedang melakukan beberapa pembangunan itu ialah Puri Brata di Bantaran Kali Gajah Wong dan
penelitian di perkampungan. Tiba- Konsultan dan Hara Konsultan. Winongo, serta pemetaan Desa
tiba saja dihampiri oleh warga dan Namun, pekerjaan yang beliau Jagalan Kotagede sebagai desa
dimintai tolong untuk membantu geluti sebagai drafter tak bertahan wisata.
warga perkampungan tersebut hingga satu tahun. Pak Yuli memilih
agar tidak digusur oleh pemerintah berhenti bekerja sebagai drafter Sebuah Gerakan untuk
setempat. dan memutuskan untuk membantu Masyarakat Kecil
Bagi Pak Yuli, hunian adalah dosennya sebagai co-researcher. “Sebuah gerakan arsitek
segalanya dari sudut pandang Bersama dengan dosennya, Pak untuk masyarakat miskin.” Itulah
arsitek. Hunian merupakan sebuah Yuli melakukan beberapa penelitian pernyataan yang diucapkan oleh Yuli
kediaman dimana para pengguna tentang perkampungan yang Kusworo ketika ditanya mengenai
dapat merasakan keamanan dan ada di Kota Yogyakarta, Malang Arsitek Komunitas.
kenyamanan didalamnya. Tanpa dan Surabaya. Sambil melakukan Arsitek Komunitas Jogja atau
berpikir panjang, Pak Yuli dengan penelitian di Kota Surabaya, Pak disingkat dengan Arkomjogja
sigap langsung membantu warga Yuli melakukan pemetaan kampung merupakan sebuah profesi
dengan melakukan pemetaan sesuai permintaan warga yang mana yang difokuskan untuk melayani
kampung tersebut dengan kampung tersebut akan digusur masyarakat ekonomi kelas bawah.
melibatkan warga perkampungan. oleh pemerintah kota. Menurut Pak Yuli, arsitek terbagi
Setelah melakukan pemetaan Selain itu, banyak proyek menjadi dua, yaitu arsitek yang
usulan pemetaan yang baru dan yang Pak Yuli lakukan sebagai konvensional dan komunitas. Arsitek
dibawa oleh warga ke pemerintah kontribusinya dalam dunia arsitektur. konvensional yaitu arsitek yang
kota agar pemerintah dapat Sebagai contoh, yaitu membantu melayani masyarakat menengah
meninjau ulang penggusuran warga Aceh dalam menghilangkan atas sedangkan arsitek komunitas
yang akan dilakukan dalam waktu trauma atas bencana tsunami sebaliknya.
dekat. Usulan itu akhirnya disetujui tahun 2004 dengan bersama- Arkom merupakan wadah bagi
oleh pihak pemerintah dan alhasil sama membangun hunian. Berkat arsitek-arsitek yang peduli terhadap
perkampungan tersebut tidak jadi dedikasinya di Aceh, Pak Yuli permasalahan yang dihadapi
digusur oleh pemerintah. mendapat penghargaan IAI Awards oleh masyarakat kecil. Dalam
Setelah kasus tersebut selesai, pada tahun 2008. melaksanakan proyek-proyeknya,
Pak Yuli merasa bahwa masyarakat Selain itu, Pak Yuli juga aktif Arkomjogja selalu melibatkan
sebetulnya membutuhkan dalam penataan dan pengembangan komunitas yang bergerak di
pemahaman dan keahlian arsitek kampung, seperti pendampingan bidang sosial untuk turut terlibat
dalam menyelesaikan masalah warga Kampung Pisang di Makassar didalamnya.
hunian.

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 17


Pembangunan Gubug
Guyub, salah satu
hasil kolaborasi Arkom
Jogja dengan Bambu
Bos dan umat Paroki
Boro

18 ARÇAKA#5 | MARCH 2015


Terdapat tiga lingkup kerja Arkomjogja, yakni dana untuk membangun? Biasanya Arkomjogja
pascabencana, urban dan heritage. Di Indonesia mendapat sponsor dari pihak swasta dan pemerintah
juga terdapat komunitas-komunitas arsitektur lain kota dalam menjalankan proyek-proyeknya. Selain itu,
seperti Arkomjogja yang merupakan bagian dari CAN pihak Arkomjogja melakukan musyawarah bersama
(Community Architects Networks) yang berbasis di Asia. warga kampung dalam memecahkan permasalahan yang
Lalu bagaimana cara arsitek memberikan kehidupan ada seperti pendanaan apabila tidak terdapat sponsor-
yang lebih baik kepada masyarakat yang tidak memiliki sponsor yang mendukung jalannya proyek.

***
“Yang membutuhkan jasa arsitektur di Indonesia terdiri 20% kelas atas dan 80% kelas
bawah. Jangan takut untuk terjun ke bagian 80% hanya karena untuk mengikuti trend
dan ‘penghasilan kecil’. Karena arsitektur itu luas dan bukan masyarakat kalangan atas
saja yang membutuhkan kita namun juga masyarakat miskin yang perlu kita rangkul
untuk meningkatkan taraf kehidupan mereka menjadi lebih baik.”

Arch Timeline

2001 Graduated from UKDW Yogyakarta


2003 Architect at Puri Brata Consultant
2003 Architect at Hara Consultant
2003 Assistant Lecturer at UKDW Yogyakarta
2010 - now Principle Architect of Arkomjogja
2014 Master of Disaster Management from UGM Yogyakarta

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 19


/DESIGN

20 ARÇAKA#5 | MARCH 2015


GUBUG GUYUB Text and photos by Yulius Duta Prabowo

Guyub dan Berdaya


dengan Bambu
R
encana pembangunan bandara baru di Kulon
Progo menjadi potensi ancaman bagi kehidupan
di desa-desa sekitarnya. Tentunya hal ini akan
memacu pembangunan masif di sekitarnya berbanding
terbalik dengan persiapan masyarakat desa yang begitu
minim dalam mempertahankan tanahnya. Di lain pihak,
terjadi fenomena yang menjadikan daerah Kulon Progo
semakin rentan, yaitu perginya anak muda ke kota. Ada
rasa tidak percaya diri pada kalangan anak muda untuk
memberdayakan desanya.
Dibangun pada bulan Juli hingga September 2015,
Gubug Guyub diawali dengan pemetaan yang dilakukan
oleh Paguyuban Deling Aji, Arkom Jogja, bersama warga
desa untuk melihat potensi apa saja yang mampu
diberdayakan. Bambu sebagai tanaman yang akrab
dengan warga, diyakini akan menggerakan kesadaran
lingkungan warga. Sebab bambu yang hampir dimiliki
oleh semua warga di pekarangan rumahnya ini, akan
menjaga tanah dan kualitas air desa serta mampu
dikembangkan menjadi usaha komunitas.

Konservasi Bambu
Konservasi bambu selain bertujuan untuk
kemandirian ekonomi warga, juga berguna untuk
menjaga kondisi air tanah dan mencegah bencana seperti
longsor. Konservasi bambu oleh warga diawali dengan
edukasi mengenai rumpun bambu dan merawat bambu
dengan baik, didampingi oleh Arkom Jogja dan Bambu
Bos. Setelah dasar-dasar dikuasai dengan baik, warga
mempelajari pembibitan dan pengawetan bambu. Dari
hasil edukasi tersebut, maka lahirlah Paguyuban Deling
Aji yang siap memperluas pengetahuan tentang bambu
ke desa-desanya. Paguyuban Deling Aji terdiri dari 36
warga dari 5 dusun yaitu Boro, Gorolangu, Kalirejo,
Balong, dan Samigaluh.
Sebelum membangun Gubug Guyub, warga terlebih
dahulu belajar memelihara rumpun bambu. Sebab
memelihara rumpun bambu juga memelihara air tanah.
Misalnya dengan mengetahui komposisi memotong
bambu yang baik, dengan komposisi 1 bambu tua, 2
bambu sedang dan 4 bambu anak.
Warga juga belajar mengenai pembibitan bambu
dengan cara bedengan (menanam bibit di pekarangan)
dan stek. Hingga saat ini warga telah berhasil membibitkan
5.000 bibit bambu apus dan 1.000 bibit bambu petung.

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 21


/DESIGN/LOCAL

Pengawetan bambu yang digunakan pada namun dengan bukaan yang dilindungi tritisan sebagai
pembangunan Gubug Guyub dilakukan dengan sistem sirkulasi udara. Bahan penutup atapnya terbuat dari
vertical soak diffusion (bambu dilubangi dan diletakkan daun nipah atau rumbia yang didapat dari daerah Cilacap.
dengan posisi berdiri) menggunakan cairan kimia boraks. Penggunaan atap rumbia tersebut bersifat sementara
Walaupun pengawetan bambu masih dilakukan dengan untuk melindungi konstruksi bambu di bawahnya dari
cara konvensional, hingga saat ini Paguyuban tetap sinar matahari langsung dan hujan. Nantinya penutup
berusaha mencari sistem pengawetan yang lebih ramah atap akan diganti dengan bahan yang lebih tahan lama,
lingkungan. misalnya ijuk.
Lantai dasar bangunan bambu ini dipergunakan
Bukan Sekedar Ruang Publik sebagai area pameran, sedangkan lantai di atasnya
Gubug Guyub yang berlokasi di Halaman Gereja dipergunakan sebagai ruang pertemuan. Unik dan kreatif,
St. Theresia Lisieux bukan sekedar ruang publik, begitulah kesan pertama ketika menuju lantai dasar
melainkan juga menjadi tempat guyub masyarakat Gubug Guyub. Lantai dasar ditutup dengan lantai beton
serta memberdayakan bambu secara sungguh-sungguh berjumlah 56 buah, simbol dari 56 lingkungan yang ada
sebagai material berkelanjutan. Bambu menjadi alat di Paroki Boro. 56 Lantai beton tersebut memiliki motif
pemersatu dan gotong royong warga dengan semangat yang berbeda-beda hasil dari kreatifitas masyarakat. Ada
atau spiritualitas ngalap berkah (mengambil bagian yang bermotifkan garis dan geometri, ada yang bermotif
untuk mendapatkan berkah). daun, dan bahkan ada pula yang bermotif hasil dari
Gubug Guyub dibangun dari 900 batang bambu cetakan plat baja.
yang diperoleh dari gotong royong dan sumbangan Untuk menghindari tampias air hujan, bangunan
umat Paroki Boro di 56 lingkungan. Bambu kemudian semi terbuka ini memiliki tritisan yang lebar serta dinding
dikumpulkan, diseleksi, dibersihkan, dan diawetkan anyaman bambu pada bukaan yang dekat dengan atap
secara mandiri oleh warga. dan beberapa dipasang serong. Hal ini memungkinkan
Bangunan bambu ini didirikan di atas 9 buah kolom sirkulasi udara dapat mengalir dengan baik namun tidak
setinggi 5 meter sebagai eksisting. Kolom-kolom itu mengijinkan air hujan masuk ke dalam ruang.
merupakan sisa pembangunan ruang pertemuan
paroki yang sudah 2 tahun diberhentikan karena biaya
pembangunan yang sangat mahal. Sebagai gantinya,
didirikan Gubug Guyub dengan konstruksi bambu yang Project
Workshop & Public Space
tentu saja menghabiskan dana yang jauh lebih murah.
Awalnya masyarakat hampir tidak percaya dengan Architect
penggunaan konstruksi bambu untuk ruang pertemuan Arkom Jogja
yang sedemikian besar. Sebab dahulu mereka hanya
mengetahui sistem sambungan bambu konvensional Location
menggunakan pasak dan ikatan ijuk. Namun melalui St. Theresia Lisieux Church, Boro,
edukasi berupa pengawetan hingga penerapan konstruksi Kalibawang, Kulon Progo, DI Yogyakarta
modern pada bambu, mereka menjadi optimis dan
Year
bahkan mulai membangun dengan konstruksi bambu di 2015
desanya.
Dari jalan yang bersebelahan dengan kompleks Building Area
Gereja Boro, sudah terlihat bangunan bambu dengan 150 m2
atap khas menyerupai rumah kampung Srotongan,

22 ARÇAKA#5 | MARCH 2015


Lantai atas Gubug Guyub kerapkali digunakan sebagai Sekolah
Minggu bagi anak - anak Paroki Boro

Bagi anak-anak Paroki Boro, Gubug Guyub sudah


seperti tempat bermain mereka

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 23


/DESIGN

Menciptakan Kesederhanaan
Klinik Kopi

24 ARÇAKA#5 | MARCH 2015


Text by Titus Abimanyu & Aldea Febryan R
Photos by Ondly Souhuwat & Titus Abimanyu

B
erbicara tentang kopi, berinteraksi dengan orang lain.
pasti pikiran kita langsung Mulai dari bertegur sapa di jalan
terbawa menuju gerai- atau di selasar pejalan kaki, hingga
gerai kopi impor atau beberapa café ngobrol di gerai dan warung dengan
di Paris, bahkan mungkin ke Brasil secangkir kopi. Kegiatan inilah yang
dengan kopi sebagai komoditi ekspor kemudian memunculkan istilah
utama mereka. Atau mungkin bisa ngopi yang bisa diartikan minum
jadi tentang warung kopi sederhana kopi atau bisa juga ngobrol sambil
di pinggir jalan yang disertai minum kopi. Munculnya istilah
dengan obrolan obrolan kecil nan ngopi tersebut kemudian dianggap
hangat. Semuanya memang tidak merupakan peluang bisnis untuk
salah, namun tak perlu jauh ke mewadahi mereka dengan tempat-
Brasil atau Prancis untuk meminum tempat yang nyaman dan menarik.
segelas kopi. Kopi di Indonesia telah Hal inilah yang membuat warung
berkembang biak lebih banyak dari kopi banyak tersebar di Indonesia.
jumlah rakyat Indonesia. Indonesia
diberkati dengan alamnya yang Tempat yang Sederhana
cocok untuk menanam kopi. Salah satu tempat minum kopi di
Alamnya yang bergunung-gunung Yogyakarta adalah Klinik Kopi. Gerai
hingga berbukit-bukit, jelas menjadi kopi yang terletak di jalan Kaliurang
surga bagi tumbuhnya tanaman kopi. ini memiliki konsep yang sederhana
Semua berawal pada 1696 ketika namun berbeda. Konsepnya adalah
seorang Komandan VOC menanam meracik kopi yang akan dihidangkan
tanaman kopi di sebuah daerah di depan pengunjung. Menariknya,
di Batavia (Jakarta) yang sekarang pengunjung mengetahui tentang
menjadi daerah Pondok Kopi dan cara pembuatan kopi yang mereka
tersebar hingga daerah Priangan. pesan dari awal hingga akhir. Maka
Tahun 1711, VOC mulai melakukan jika kesana, kita akan melihat mulai
ekspor kopi hingga ke benua Eropa dari biji kopi yang di jemur didalam
dan Kopi yang di ekspor yaitu Kopi dome, atau proses roasting, atau
Jawa menjadi kopi yang terbaik di proses seduh yang ditampilkan
Eropa. Pada era tanam paksa, VOC dihadapan pengunjung. Belum lagi
mengistimewakan kopi sebagai ketika menyeduh kopi, sang peracik
tanaman yang harus ditanam selain akan bercerita tentang kopinya mirip
beberapa rempah lainnya. Hal dalam sebuah klinik antara dokter
ini menunjukan bahwa kopi telah dan pasien yang saling berinteraksi.
menguntungkan bagi Indonesia, Kesederhanaan juga diwujudkan
bahkan hingga saat ini. dalam pembangunan rumah
Pada dasarnya, Indonesia sekaligus warung ngopi tersebut.
memiliki orang-orang yang gemar Rumah dua lantai ini rencananya

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 25


/DESIGN/LOCAL

memang akan dijadikan dua fungsi, yaitu sebagai hunian alami bambu. Penutup langit-langit menggunakan
pribadi di lantai dua dan ruang produksi serta penjualan material bambu yang dipasang rapat. Warna bambu
kopi dilantai bawah. Bangunan karya Yu-sing ini yang kekuningan serta didampingi warna abu-abu dari
memadukan bambu dan beton tanpa cat. Dua material itu tembok beton menimbulkan efek hangat dalam ruangan
dipadukan dengan rimbunnya beberapa pohon dengan tersebut. Jika sore hari, berkas-berkas sinar matahari
besaran sedang hingga kecil. Ketika ditanya mengenai dapat masuk melalui bukaan-bukaan yang mengelilingi
konsepnya, mas Pepeng yang merupakan pemilik Klinik bangunan. Bukaan jendela menggunakan material kaca
kopi mengatakan bahwa konsepnya adalah rumah dengan engsel putar yang diletakan ditengah. Sedangkan
tumbuh. Tumbuh yang dimaksud adalah, bahwa rumah pintunya merupakan pintu geser yang menghemat
ini pembangunannya dilakukan secara bertahap. Pada tempat dengan daun pintu yang terbuat dari material
awal pembangunan, rumah memang hanya berfungsi kaca. Penutup lantai terbuat dari semen yang dihaluskan
sebagai hunian. Kemudian mulai dikembangkan menjadi sehingga menciptakan suasana dingin dan gelap.
warung untuk mewadahi para penikmat kopi. Penekanan Penutup lantai yang halus namun gelap menjadi reflektor
konsep terlihat pada material yang digunakan yaitu rendah bagi cahaya buatan sehingga tidak menyilaukan
perpaduan antara bambu dan beton. Harga bambu mata. Pada bagian ruangan lain, terdapat beberapa
yang terjangkau menjadi alasan penggunaan material foto-foto yang dipajang. Ruangan ini merupakan ruang
alami dalam bangunannya. Bambu digunakan pada area penyimpanan kopi sekaligus ruang roasting. Selagi
lantai dua yang masih dalam tahap pengerjaan serta menunggu proses roasting selesai, pengunjung dapat
pada area teras untuk duduk santai. Sedangkan beton menikmati pengalaman berjalan ke daerah Indonesia
digunakan pada bangunan utama walaupun beberapa melalui beberapa karya foto yang menarik. Jika diamati,
bagian didalam rumah menggunakan bambu sebagai keseluruhan bangunan ini didominasi oleh warna gelap
langit-langit. dan polos. Hal ini membentuk suasana fokus sekaligus
hangat terhadap interaksi antar pengunjung yang
Rumah Produksi Kopi dibangun, serta proses menyeduh kopi. Menarik!
Mulai dari lantai dua, fungsi penggunaan ruangnya
adalah tempat tinggal. Pada level ini, penggunaan Tentang Beranda dan Gerimis Bubar
material bambu menjadi sangat dominan. Mulai Klinik kopi memang dikonsep dan didesain secara
dari rangka-rangkanya, tangga dan langit-langitnya apik. Kesederhanaan dan suasana rumahan memang
menggunakan material bambu. Atapnya hampir seperti sengaja diciptakan untuk “memaksa” pengunjungnya
atap panggang pe atau juga mirip atap jengki. Material kenal satu sama lain. Ide inilah yang kemudian
pembentuknya juga menggunakan bambu dengan mendorong terciptanya sebuah beranda di bagian depan
sistem ikat dan jepit di beberapa bagiannya. Terlihat dari (timur) dengan ukuran yang cukup luas. Tempat ini
bentuknya, pemilik sangat memperhatikan kenyamanan digunakan sebagai area minum kopi yang paling utama,
termal namun tetap sederhana. Beranjak dari lantai dua sehingga dibangun tanpa penghalang dengan tujuan
turun ke lantai satu yang merupakan tempat produksi “talk to each other”. Beranda ini semua terbuat dari
kopi. Pusat dari kegiatan bangunan Klinik kopi terjadi bambu, mulai dari rangka hingga langit-langitnya. Bambu
disini. Mulai dari roasting, brewing hingga kopi seduh yang digunakan pun sama dengan bagian ruangan
yang siap dinikmati. Materialnya terbuat dari batu lain, yaitu menggunakan bambu petung. Selain rangka,
bata dan semen yang dibiarkan tidak dicat sehingga pada langit-langitnya menggunakan anyaman bambu.
memberikan unsur tenang dan mendukung warna Bagian beranda lainnya yang menarik adalah pada

26 ARÇAKA#5 | MARCH 2015


Mas Pepeng sedang membuatkan kopi
untuk pengunjungnya.

lantainya yang berwarna-warni dan memiliki ornamen. sewaktu-waktu karena penggunaanya tergantung
Lantainya memang sengaja diekspos karena disana tidak dengan alam. Jika hujan, tempat ini akan kosong
disediakan tempat duduk lain, sehingga pengunjung karena tidak adanya atap. Hal ini tanpa disadari akan
diharuskan lesehan. Selain itu, untuk menciptakan membatasi ruang merokok pengunjung karena ketiadaan
suasana yang dingin dari suhu lantai dan dipadu dengan tempat.
suara gemericik pada kolam ikan disebelahnya. Klinik kopi memang dirancang dengan tujuan yang
Bagian selatan rumah, terdapat sebuah tempat yang “mulia”. Mereka menanggapi isu sosial masa kini dengan
kecil dengan dikelilingi tempat duduk bambu berundak. mendesain bangunan yang memaksa penggunanya
Lokasinya di sudut sebelah selatan rumah. Inilah tempat untuk berbicara satu dengan yang lainnya. Meninggalkan
yang dinamakan Misbar, atau gerimis bubar (selesai). sisi individualis dan mulai bercengkrama, sehingga tak
Tempat ini diciptakan bagi para pengunjung yang jarang dapat memunculkan gagasan-gagasan baru atau
merokok. Mereka tetap bisa bercengkrama dengan yang mungkin membentuk suatu komunitas baru. Sama
lain karena disini disediakan tempat duduk berundak halnya seperti Klinik kopi, mereka memiliki gagasan-
serta lampu taman sederhana. Suasananya terbuka, gagasan baru yang terus tumbuh untuk menciptakan
karena memang diciptakan tanpa atap. Serta dikelilingi ruang yang lebih luas, sehingga konsep rumah tumbuh
tanaman-tanaman yang sengaja ditanam, seperti daun yang digagas tak akan pernah berhenti tumbuh.
mint. Gerimis bubar memang tidak dapat digunakan

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 27


Jalan setapak menuju bangunan utama
Klinik Kopi

Suasana “Misbar” di Klinik Kopi yang dikelilingi


kebun hidroponik sederhana.
28 ARÇAKA#5 | MARCH 2015
Lantai dua yang digunakan sebagai
rumah pribadi.

Bangunan bambu pada Klinik Kopi yang


menggunakan tegel warna-warni sebagai penutup lantainya.
ARÇAKA#5 | MARCH 2015 29
/DESIGN

Segitiga Sederhana
Rumah Tumbuh Sederhana
Text by Aldea Febryan R
Photos by Yunita Fitriani & Courtesy of Angsu Architect

Project : Garasi & Ruang Kerja


Location : Perumahan Soka Asri Permai, Kalasan, Yogyakarta
Year : 2013
Area : 96,4 m2 (site), 45,4 m2 (building)
Architect : Angsu Architect
Drafter : Adi Kristanto
Constructor : Frengky Ola
Contractor : Yakobus Obie & Vichtriari Intan

30 ARÇAKA#5 | MARCH 2015


K
ali ini tim ARÇAKA berkesempatan untuk
membahas salah satu karya dari alumni
UAJY angkatan 2004, Gesang Herzan. Beliau
memulai karirnya sebagai arsitek setelah menyelesaikan
pendidikan arsitektur diawal tahun 2009 dengan bekerja
sebagai arsitek junior di beberapa proyek. Pada akhir
tahun 2010, beliau membentuk Angsu Architects dengan
rekan sekampusnya yaitu Wahyu Meitriana, Yakobus
Obie, Yusna Banon dan Rendra Gunarso. Karya arsitektur
dari Angsu Architects sebagai studio arsitektur yang pada
waktu itu masih terhitung baru, cukup menarik untuk
dibahas. Salah satunya adalah Pengembangan Rumah
Purwomartani.
Garasi dan ruang kerja di daerah Kalasan mer-
upakan proyek pertama rumahan yang dikerjakan oleh
Angsu Architect. Proyek tersebut merupakan pengem-
bangan di kavling yang berada tepat di belakang kavling
rumah induk. Sebelumnya, kavling tersebut adalah milik
tetangga yang kemudian dibeli karena lokasi yang dirasa
sangat strategis untuk pengembangan rumah induk.
Kavling ini sudah memiliki akses jalan, sehingga memberi
kesempatan untuk memilah akses. Jalan selatan
cenderung baik untuk fungsi rumah tinggal, sedangkan
jalan utara cenderung untuk fungsi tambahan.
Sederhana dan modern, dua kata yang mampu
menggambarkan ekspresi bangunan yang kami rasakan
pertama kali. Penggunaan bentuk segitiga sederhana
yang terjal pada fasad mampu mencuri perhatian karena
bentuknya yang kontras dari bangunan di sekitarnya.
Akan tetapi, penggunaan material kayu dan semen
ekspos yang dominan mampu mengimbangi perbedaan
tersebut dan membuat aksen yang berbeda.

Dokumentasi oleh Angsu Architect

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 31


/DESIGN/ALUMNI

Rak dinding pada ruang kerja membuat ruang


terlihat lebih ringkas
32 ARÇAKA#5 | MARCH 2015
Konsep rumah tumbuh dimaksudkan agar rumah
mampu dikembangkan secara berkala dengan
penambahan lantai. Desain diimplementasikan dengan
pemilihan konstruksi atap yang menggunakan rangka
besi hollow. Pemilihan atap tersebut terhitung lebih
efisien untuk biaya pembangunan selanjutnya, karena
atap besi hollow dalam desain ini cukup mudah untuk
dilepas-pasang dan dapat digunakan kembali sebagai
atap untuk lantai 2.
Penataan ruang dalam bangunan ini cukup fleksibel.
Selain sebagai ruang kerja dan garasi, pemilik juga
menginginkan adanya peluang untuk menggunakan
ruang tersebut sebagai ruang pertemuan dan ruang
bermain. Kebutuhan tersebut diakomodasi dengan
bentuk dasar ruang yang memanjang dan terbuka ke
arah taman. Untuk menjaga privasi dan hirarki, ruang Konsep Pengembangan
kerja dan garasi ini tetap dibatasi dengan lemari sekat
yang dapat dilipat searah dinding, sehingga tidak catatan prioritas untuk pengembangan selanjutnya.
mengganggu saat ruangan digunakan untuk pertemuan Selain berfungsi untuk meningkatkan kualitas sirkulasi
dan bermain. Selain itu, taman sebagai ruang terbuka udara, ide mengenai ventilasi atap serta skylight ini
bisa juga dijadikan sebagai ruang tambahan saat sekaligus dapat digunakan untuk memasukkan lebih
pertemuan. banyak cahaya alami ke dalam ruangan.
Konfigurasi dan konstruksi detail dalam bangunan ini Setiap bangunan memiliki kelebihan dan kekurangan.
masih dapat dikembangkan lagi agar ruangan menjadi Usaha untuk menyatukan harapan, kebutuhan dan
lebih nyaman dari sisi penghawaan dan pencahayaan batasan yang ada dalam sebuah karya arsitektur, tentu
alami. Ide desain mengenai ventilasi atap yang belum menghadirkan pengalaman yang menarik bagi semua
terealisasi pada tahap pembangunan ini bisa menjadi pihak yang terlibat di dalamnya.

Arch Timeline
Aloysius Gesang Herzan Amino
2009 Graduated from UAJY
2008 - 2011 Co-Founder & Designer of Insfilo Creative Production
2011 - 2014 Founder & Architect of Angsu Architect
2011 - now Co-Founder & Creative Director of Insfilo Creative Produc-
2014 - now tion
Founder & Architect of GH Studio

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 33


/DESIGN

Berdayakan Masyarakatnya Lewat Komunitas

PROYEK IPOH BUS


Text by Yunita Fitriani
Photos by Courtesy of #Edgy and Archdaily

34 ARÇAKA#5 | MARCH 2015


I
poh Bus adalah sebuah halte yang didedikasikan Mereka terlebih dahulu membersihkan halte yang ada
sebagai sarana transportasi masyarakat yang ada di di sekitar kompleks mereka, memberi cat warna kuning
Kota Ipoh bagian Perak-Malaysia. pada bagian atap halte dan di beri gambar yang menarik.
Halte bus ini dibangun karena kota Ipoh adalah kota kemudian di lanjutkan di beberap kompleks lainnya,
kecil yang tidak memiliki sistem kereta api untuk daerah bekerja sepanjang waktu untuk mendapatkan hasil
dalam kota, dan juga merupakan salah satu inisiatif untuk yang maksimal. Hasil kerja yang didapat oleh komunitas
mempromosikan kota Ipoh. tersebut membuat keadaan halte bus menjadi terlihat
jumlah taksi yang sedikit dan tarifnya yang mahal, seperti baru lagi. Dewan kota juga turut
membuat salah satu anak muda bernama Alex Lee serta membantu, dengan memberikan penambahan
berinisiatif membentuk sebuah komunitas yang- beberapa fasilitas, yaitu dengan memperbaiki bentuk
melakukan sistem perbaikan kondisi halte bus atap halte.
Berdiri sejak bertahun-tahun membuat keadaan Komunitas ini juga berusaha untuk mempromosikan
halte bus semakin tak terawat dan di penuhi oleh lumut. wisata bus Ipoh kepada masyarakat sekitar dan para
Sehingga membuat masyarakatnya merasa tidak nyaman wisatawan asing.
untuk menggunakan halte bus tersebut. Bahkan di kota- Proyek Ipoh bus kedepannya akan memberikan
kota kecil lainnya juga memiliki permasalahan yang fasilitas baru. Memberikan rute peta yang menarik dan
sama. Tidak terurus dan diabaikan. Dengan dana yang mengelilingi tempat wisata yang ada di kota Ipoh.
tidak mencukupi membuat keadaan bus bekerja secara Dengan adanya kegiatan sistem perbaikan dari
tidak optimal. komunitas ini, proyek-proyek buspun ikut berdiri di
Dimulai dari langkah sederhana Alex Lee mengajak kota-kota kecil lainnya. Banyak masyarakatnya merasa
beberapa keluarga dan teman-teman sekitarnya untuk senang dan mulai menggunakan bus Ipoh sebagai alat
memperbaiki keadaan halte.Mereka membeli sekaleng transportasi mereka.
cat air dan kuas, kemudian mengecat di beberapa tempat
pemberhentian halte.

Keadaan Halte bus sebelum di perbaiki Halte bus saat proses pengecatan

ARÇAKA#5 | MARCH 2015 35


/DESIGN/WORLWIDE

Proyek Ipoh bus yg dilakukan oleh alex lee dan kawan- meningkatkan usaha proyek Ipoh bus.
kawan saat ini akan berfokus pada pengembangan sosial Bagi pengguna transportasi bus Ipoh akan di berikan
dan budaya kota yang diprakarsai untuk warga. Proyek ini sistem panduan yang akan menampilkan rute Bus, dan
akan memandu orang-orang atau para wisatawan dalam konten penting lainnya untuk melengkapi sistem fitur
melakukan perjalanan. lainnya, antara lain tempat wisata kuliner, atraksi lokal
Langkah pertama yang mereka tempuh adalah dan pengembangan sektor industri sekitarnya.
membuka layanan market dengan membuat stand di Besar harapan bagi komunitas ini, dengan
pasar dan menjual beberapa kerajinan tangan yang membuat panduan bagi pengguna transportasi Ipoh
terbuat dari kertas membentuk sebuah miniatur, atau Bus akan memperluas basis jumlahnya penumpang,
grafiti pada kanvas kayu. Kemudian sekaligus ikut dan membuat kota Ipoh menjadi lebih hidup. Karena
mempromosikan wisata bus pada penduduk setempat kota yang hidup akan cenderung menarik orang-orang
atau wisatawan melalui proyek ini. berbakat, membuka industri untuk datang kesana dan
Mereka bahkan telah melakukan perjalanan ke meningkatkannya.
Kuala Lumpur untuk menjual barang dagangannya demi

Alex Lee (25) adalah pemrakarsa dari “Tiny Space” sebuah toko yang menjual barang
seperti kartu remi, kantong tas handmade, dan aksesoris. Hanya di butuhkan sekitar
80000RM untuk memulai usaha “Tiny Space”.
Lee pindah ke Ipoh setelah bekerja di perusahaan arsitektural di Kuala Lumpur beber-
apa tahun yang lalu.
Untuk kedepannya, Lee berharap dapat mempromosikan hasil kerajinan tangannya
untuk dijual seiring berjalannya Proyek Ipoh Bus ini.

36 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


“We won’t ever solve the problem unless we
use people’s own capacity to build. So, with
the right design, slums and favelas may not
be the problem but actually the only possible
solution.

Alejandro Aravena

2016 Pritzker Architecture Prize Laureate

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 37


/ART-SPACE
Thanks for your participation!

Human Behavior
by Raka Ardanta ARS14

38 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


ARÇAKA#5 | MARCH 2016 39
/ART-SPACE
Thanks for your participation!

by Lanang Tegar ARS14

40 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


by Sarah Caroline ARS14

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 41


/POINT/CAMPUS NEWS

HIMARSITA BERKUNJUNG Text by Titus Abimanyu


Photo by Ondly Souhuwat

Siang itu cuaca di Yogyakarta dan dalam rangka belajar bersama sekitarnya. Intinya, penjelasan itu
cukup cerah dan cenderung panas. mengenai arsitektur Tradisional mengarah pada cikal bakal arsitektur
Beberapa bis berderet di lahan Jawa. Kunjungan setengah hari ini Yogyakarta yang juga merupakan
Parkir kampus Teknik Universitas dimulai dengan perkenalan anggota, bagian penting dalam perkembangan
Atmajaya Yogyakarta dan beberapa serta penjelasan sistem dan Program arsitektur Jawa. Hampir semua
mahasiswa dengan jaket almamater Kerja kedua himpunan. Beberapa teman-teman HIMARSITA tertarik
warna merah tua memasuki lobby kegiatan tanya jawab serta sharing tentang perkembangan arsitektur
kampus didampingi teman-teman terbuka tentang permasalahan Yogyakarta. Sesi tanya jawab pada
mahasiswa arsitektur Atmajaya. yang terjadi dan diselingi guyonan, akhirnya menutup materi pada siang
Mereka adalah HIMARSITA kian mencairkan suasana kedua itu.
(Himpunan Mahasiswa Arsitektur) himpunan ini. Pada akhir acara, teman-
Universitas Tujuh Belas Agustus Selanjutnya adalah Kegiatan teman HIMA Triçaka mengajak
Surabaya yang melakukan kunjungan diskusi tentang materi yang dipimpin berkeliling mengenalkan isi “rumah”
ke Universitas Atmajaya Yogyakarta oleh bapak Agustinus Madyana mereka kepada teman-teman
dan disambut oleh HIMA Triçaka Putra selaku dosen Arsitektur HIMARSITA. Mulai dari studio
selaku tuan rumah mahasiswa Atmajaya Yogyakarta. Diskusi berisi hingga halaman belakang kampus.
arsitektur Atmajaya Yogyakarta. Penjelasan tentang Terbentuknya Akhirnya perjumpaan itu berakhir
Kunjungan mereka ke Fakultas Yogyakarta pada tahun 1756, di lobby depan kampus dengan
Arsitektur Atmajaya sebagai bagian hingga garis imajiner antara berjabat tangan dan foto bersama
dari tour mereka di Yogyakarta Gunung Merapi dan Laut Selatan. dari kedua himpunan. Masing-
untuk mempelajari Arsitektur Jawa Penjelasan menggunakan teknik masing dari kedua himpunan
secara menyeluruh. Kunjungan sketsa membuat diskusi pada siang memberikan kenang-kenangan dan
antar Himpunan ini dimaksudkan itu semakin menarik. Sebagian besar mengungkapkan kesan yang positif.
untuk menjalin relasi silaturahmi merasa antusias tentang sejarah
antara HIMARSITA dan HIMA Triçaka berkembangnya Yogyakarta dan di

42 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


Welcome Party Architecture 2015 Text by Aubrey Desti Gelisia

Archiporia! & Chrispina Yovita


Photos by Ondly Souhuwat

Pada hari Sabtu, 12 September 2015, Biro A.S.IC A.S.IC telah mempersiapkan sebuah game spesial untuk
(Party, Sport and Music) Hima Triçaka menyelenggarakan memperebutkan korsa Hima Triçaka. Korsa Hima Triçaka
acara Welcome Party Architecture atau biasa disingkat tersebut merupakan identitas dari Hima Triçaka .Korsa ini
Welparch. Sesuai dengan namanya, Welparch bertujuan bisa diperoleh dengan menukarkan 13 slayer, termasuk
untuk menyambut mahasiswa baru Fakultas Teknik slayer dari kelompok pemenang. “Jadi, selain angkatan
Arsitektur UAJY angkatan 2015. Acara ini secara rutin 2015 merasa disambut oleh kakak-kakak angkatannya,
diadakan setiap tahunnya. “Pada dasarnya, Welparch mereka diharapkan bisa menyatu sebagai angkatan,”
merupakan acara penyambutan mahasiswa baru (2015). imbuh Arga.
Namun, pada acara Welparch tahun ini, kami mencoba Berbagai ungkapan kegembiraan diungkapkan oleh
untuk membuat angkatan 2015 membaur antar individu. mahasiswa angkatan 2015 ,” Welparch Seru! Selain
Kami mencoba untuk membuat angkatan 2015 ini tidak mendapatkan pelajaran dan motivasi dari sharing
hanya membaur di dalam lingkup kelas saja, namun kelompok bersama kakak dari Hima Triçaka , kita juga
mencakup lingkup angkatan juga,” jelas Arga, salah satu bisa senang-senang setelahnya.” Ungkap Zaro, salah satu
pengurus Biro ASIC. mahasiswa baru Angkatan 2015.
Welparch kali ini berlangsung mulai pukul 14.00 Welparch 2015 berakhir dengan sukses dan meriah.
WIB di lapangan parkir belakang Kampus 2 UAJY. “Semoga Welparch tahun selanjutnya dapat lebih meriah
Tahun ini tercatat sebanyak 169 mahasiswa mengikuti lagi tanpa meninggalkan esensinya,” tutup Tian, ketua
Welparch. Angkatan 2015 dibagi menjadi 14 kelompok panitia Welparch 2015. Acara diakhiri dengan ucapan
kecil yang diarahkan untuk mengikuti game-game dalam selamat datang dan selamat bergabung untuk angkatan
beberapa pos biro Hima Triçaka. Namun, pada tahun ini 2015 dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Triçaka.
Welparch dibuat sedikit berbeda dari segi acara. Biro

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 43


/POINT/CAMPUS NEWS

Bedah Buku-Studi Kasus


7 ARSITEK INDONESIA: Lahirnya Text by Yulius Duta Prabowo
Photo by Ondly Souhuwat
Generasi Arsitek Baru

B
iro Ceramah dan Diskusi (Cerdis) Himpunan presentasinya. Buku ini ingin meyakinkan pembaca,
Mahasiswa Arsitektur Triҫaka UAJY kali bahwa arsitektur bukan sekedar rumah murah, rumah
ini mengadakan bedah buku dan studi impian atau bahkan rumah super mewah. Melainkan
kasus pada tanggal 21 November 2015 di Pendopo pemahaman akan rancang dan bangun kehidupan.
Mangunsenjayan Jamur Sendarejo Minggir, Sleman. Selain bedah buku, ada pula sesi studi kasus yang
‘7 Arsitek Indonesia: Lahirnya Generasi Arsitek dibawakan oleh bapak Ignatius Purwanto Hadi atau pak
Baru’ merupakan buku yang kali ini dibedah dengan Pur mengenai Pendopo Mangunsenjayan, kediamannya
penulisnya sendiri sebagai narasumber. Mereka adalah sendiri. Ia menceritakan pengalaman masa kecilnya
Peter Yogan Gandakusuma dan Murni Khuarizmi hingga proses renovasi bangunan Joglo Trajumas tersebut.
sebagai penulis. Tak ketinggalan, hadir pula Stanley Bedah buku dan studi kasus ini begitu bermanfaat
Wangsa, Effan Adhiwira, serta Ariko Andikabina yang terutama bagi mahasiswa arsitektur. “Menjadi calon
karya arsitekturalnya dimuat dalam buku tersebut. arsitek yang progresif”, itulah yang kerap kali dilontarkan
“Setiap zaman pasti melahirkan subyek-subyek yang oleh Pak Peyo. Bahwa untuk mencapai desain yang baik,
kita pandang sebagai role model. Buku ini mengajak hendaknya kita sebagai mahasiswa arsitektur harus
para pembaca untuk melihat jalan yang lainnya”, berani berproses secara lebih dan tidak pernah berhenti
ucap Peter Yogan atau yang kerap disapa Peyo dalam belajar atau progresif.

44 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


“ Architecture has to be greater than just
architecture. It has to address social
values, as well as technical and aesthetic
values.

Samuel Mockbee

2004 AIA Gold Medal Award

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 45


/POINT/ARCHITECTURAL EVENT

Peran Generasi Muda Text by Yulius Duta Prabowo

Memadukan Lama dan Baru di Jogja Photo by Aubrey Desti

S
ore itu, pendopo nDalem Natan Royal Heritage Felix Krisnugraha sebagai Duta Museum DIY 2015 yang
perlahan-lahan dipenuhi oleh sekumpulan ‘mengkinikan’ museum dengan program Wajib Kunjung
anak muda. Rupanya sedang berlangsung Museum serta publikasi melalui media sosial guna
sebuah House Tour serta talkshow dengan tema “Peran mempopulerkan kembali museum sebagai ruang publik.
Generasi Muda, Memadukan Lama dan Baru di Jogja”. Panelis ketiga, Eko C Saputro mempresentasikan
Acara yang berlangsung di salah satu warisan budaya tugas akhirnya, Desain Mall di Jogja. Dengan konsep
kerajaan Mataram Baru dari abad ke-17, merupakan mall adaptive reuse, yang menjawab desain mall tematik
hasil kerjasama Senthir dengan Center for Heritage UGM, sebagai ruang publik serta ‘mengkinikan’ bangunan
Jogja Society dan nDalem Natan Royal Heritage. heritage dengan fungsi baru. Panelis keempat, Fani
Talkshow yang berlangsung pada Kamis 22 Oktober Atmanti yang menceritakan pengalamannya selama
2015 tersebut menghadirkan pembicara-pembicara bekerja di Kengo Kuma Associates yang ‘mengkinikan’
muda yang memiliki dedikasi pada pelestarian heritage Shanghai Shipyard menjadi bangunan mix used dengan
Yogyakarta. Pembicara pertama ialah Ardhyasa F. Gusma fungsi baru. Talkshow ditutup dengan sejumlah
sebagai pemenang pertama Sayembara Penataan pertanyaan serta diskusi yang menambah keseruan
Malioboro dengan konsepnya “Teras Budaya” yang malam itu.
mendefinisikan Malioboro sebagai ‘perpanjangan’ teras Sebagai anak muda, jangan hanya bisa berwacana.
dari Keraton. Panelis berikutnya adalah Nusieta Ayu dan Yuk, mulai bergerak dan melestarikan budaya kita!

46 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


/POINT/ARCHITECTURAL EVENT

Revisited Modernism Text by Fransilya Tupamahu


Photo by Courtesy of Revisited Modernism

P
ada tanggal 3 November 2015 Universitas Pak Priyo Pratikmo salah satu pembicara pada
Kristen Duta Wacana (UKDW) mengadakan seminar tersebut membahas tentang Yusuf Bilyarta
sebuah seminar dengan tema Modernism. Mangunwijaya atau yang dikenal sebagai Romo Mangun.
Seminar tersebut menghadirkan beberapa pembicara Beliau mengatakan bahwa religiusitas itu bukan kembali
baik dari dalam maupun luar negeri. Seminar tersebut ke masa lalu, tapi masa lalu tersebut dibahas dengan
dihadiri oleh 89 peserta yang berasal dari UKDW sendiri cara yang kekinian. Mengakhiri pembahasannya Pak
dan beberapa universitas lainnya. Priyo Pratikmo mengajak kita agar melihat arsitektur itu
“Membicarakan modernitas itu seperti membicarakan sebagai suatu media.
momen perubahan” ujar pak Mahatmanto, seorang Hal menarik lainnya dari seminar ini adalah dua orang
pengajar dari Universitas Kristen Duta Wacana sebagai pembicara yang berasal dari Singapura, Laura Miotto
salah satu dari pembicara. Pada masa kini, kita memiliki dan Savina Nicolini. Kedua orang pembicara tersebut
tanggung jawab serta tantangan yang berbeda. Kita perlu memaparkan tentang sosok Lina Bo Bardi, salah satu
untuk menerjemahkan tantangan tersebut agar dapat pionir arsitektur modern di Brazil. Lina Bo Bardi adalah
melaluinya. Menurut Pak Mahatmanto untuk dapat seorang arsitek asal Brazil yang tertarik pada arsitektur
menanggapi tantangan tersebut, kita harus tanggap modern. Selain bangunan, Lina Bo Bardi juga banyak
terhadap realita yang ada. berkarya diantaranya dunia furnitur dan dunia jurnalistik.
Memandang arsitektur bukan sebagai sesuatu yang “Seminarnya sangat menarik, karena kita tidak hanya
karyanya dilihat pada bentuk, tapi kepada niat untuk mendapat pengetahuan tentang arsitektur modern di
merespon keadaan agar lebih baik. Modernisme dalam Indonesia saja tetapi juga dari luar Indonesia.“, begitu
arsitektur itu bukan berarti kita kembali membawa segala kata Jane salah seorang peserta seminar tersebut.
sesuatu lama persis seperti keadaan sebelumnya.

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 47


/STUDENT.WORKS/COMPETITION

GEMAH RIPAH LOH JINAWI


GALERI BUDAYA NUSANTARA
‘Gemah Ripah Loh Jinawi’ yang merupakan semboyan kehidupan bermakna tentram
dan makmur serta sangat subur tanahnya. Merupakan rancangan galeri yang memak-
murkan dan menentramkan melalui konsep Permakultur: humanism, ecological, dan
recycled. Galeri ini akan menjadi generator muda-mudi yang peduli Budaya Nusantara
melalui rangkaian aktivitas pembelajaran, sistem, dan praktik Permakultur secara nyata.

48 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


5 BESAR LOMBA DESAIN GALERI BUDAYA NUSANTARA
EXPORIVM UKDW 2015

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 49


/STUDENT.WORKS/COMPETITION

50 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


ARÇAKA#5 | MARCH 2016 51
JUARA 3 AFAIR UI i-Shelter 2016

DIAN GLORIA ALVIN P CHRISTOPHER BAHANA


130115117 130115039 130115100

MAIN IDEA
Kenyataan bahwa manusia harus berusaha untuk bertahan hidup tak lepas dari
peran alam dalam menyediakan sumber daya, guna memenuhi kebutuhan dasar
(hierarchy of needs) manusia tersebut. Namun, manusia seakan tidak menyadari
bahwa secara perlahan usaha mereka untuk bertahan hidup justru memberikan efek
negatif bagi alam.
Melalui delapan barang yang dibawa mampu membantu usaha manusia dalam
bertahan hidup tanpa melibatkan melibatkan bahan plastik sedikit pun dengan
memadukan sumber daya yang sudah tersedia di alam. Dan ruang berukuran 3 x 3
m tersebut memungkinkan manusia untuk berinteraksi dengan diri sendiri, sesama
dan alam semesta pula, sehingga manusia kembali disadarkan bahwa manusia
membutuhkan alam, bukan alam yang membutuhkan manusia. Proses hidup secara
berdampingan pun dapat tercipta.

CONCEPT
Proses ini (bertahan hidup-alam-sensibel) dianalogikan ke dalam bentuk arsitektur
shelter melalui bentuk segitiga yang merupakan perwujudan dari hirarki kebutuhan
dasar manusia dan bentuk wadah yang merupakan perwujudan dari makna shelter
sendiri yaitu mewadahi kebutuhan berlindung dan rasa aman.
Pada setiap level shelter merupakan sarana perwujudan dari lima tingkatan
kebutuhan manusia tersebut. Prinsip desain arsitektur tradisional yaitu rumah
panggung diterapkan pada perancangan sebagai bentuk respon desain terhadap
eksisiting. Segitiga merupakan bentuk yang stabil dan sesuai diterapkan pada kondisi
eksisting.

52 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


BUILDING PROCESS

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 53


AKSONOMETRI TERURAI

54 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


ARÇAKA#5 | MARCH 2016 55
TEMBALANG ECO-SHELTER
SEMARANG BUS RAPID TRANSIT

JUARA 1 Sayembara Desain Halte Trans Semarang


MINIATUR UNDIP 2015

ALFIAN ROMBE RIFKY M.


130114659 130115121
LATAR BELAKANG & PERMASALAHAN
Kota Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah yang menjadi pusat pemerintahan, pendidikan, kesehatan,
perekonomian dan lain-lain. Kebutuhan akan transportasi menjadi sangat penting keberadaannya. Trans Semarang/BRT menjadi
salah satu yang populer digunakan masyarakat saat ini.
Namun pemanfaatan fungsi halte Trans Semarang belum dimanfaatkan secara optimal dan cenderung banyak disalahgunakan
oleh sebagian besar masyarakat Semarang. Hal ini dikarenakan halte yang dirasa kurang nyaman, fasilitas yang kurang memadai
serta tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ketidakdisiplinan masyarakat yang tidak taat aturan menjadikan citra yang buruk bagi
warga Semarang. Hal ini membuat perilaku warga menjadi semakin ironis, dan seakan ketidakdisiplinan hidup tidak pernah hilang
dan terus tercermin dalam perilaku sebagai warga masyarakat.

KONSEP DESAIN
Keinginan membuat sebuah halte
yang dapat menunjang pejalan kaki
dalam memudahkan aktivitas lain
dan penertiban angkutan umum
serta menjadi sarana interaksi sosial Massa bangunan diletakkan di atas Memisahkan akses menuju ke halte dan
bagi masyarakat sekitar. trotoar dengan lebar 2.1 m dan massa pedestrian. Dengan begitu kenyamanan
bangunan dengan panjang 8m pengguna halte tidak terganggu dan
pedestrian tidak perlu lewat dengan
masuk ke dalam halte. Kemiringan
ramp 8 derajat untuk kenyamanan bagi
penyandang disabilitas.

Rongga udara di antara lapisan atap dan Vertikal Garden sebagai area hijau
bukaan berupa krepyak untuk sirkulasi dan juga meregenerasi kualitas udara
udara. Dengan begitu udara panas dalam di sekitar halte. Debu akibat aktivitas
bangunan dapat keluar dan udara segar kendaraan yang masuk ke dalam
masuk ke dalam bangunan. Akses bagi bangunan dapat disaring.
pengguna halte untuk naik ke dalam bus

56 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


VARIATY OF SEMARANG
Ide dasar dari pembentukan bentuk dari Halte Trans Semarang ini mengambil bentuk dari beberapa bangunan
yang ada di kota Semarang yang merupakan karakteristik khas kota Semarang sebagai kota budaya yang terdiri dari
beberapa macam budaya.

Tiang dari Pasar Johar Landasan halte dari bentuk Pola lantai Halte motif Atap klenteng Sam-Poo-
Semarang bangunan Kolonial (Lawang kawung tradisional Jawa Kong Semarang
Sewu)

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 57


Susana interior

Ruang tunggu dilengkapi dengan


ture bus dan ruang iklan untuk m

58 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


/STUDENT.WORKS/RESENSI

Nama : Melinda Natasya


Konsentrasi : Desain Interior, Fakuktas Seni Rupa dan
Desain (FSRD), Institut Teknologi Bandung
(ITB)
Judul jurnal : Evaluasi Efektivitas Interior Bangunan Hijau
Komunitas Salihara Berdasarkan Aktivitas
Penggunanya

Bangunan Komunitas Salihara merupakan salah satu


bangunan hijau yang ada di Indonesia. Dibangun tahun 2008,
bangunan yang berupa kompleks ini dirancang oleh tiga arsitek
Indonesia yaitu Adi Purnomo, Marco Kusumawijaya dan Andra
Martin. Masing-masing merancang tiga bangunan yang berbeda:
teater, galeri dan kantor. Konsep ramah lingkungan diterapkan
pada perancangan Salihara ini. Di sisi lain Komunitas Salihara,
yang termasuk pengguna tetap bangunan memiliki berbagai
program kegiatan yangn diselenggarakan tiap tahun dengan tema
yang berbeda.
Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai
bagaimana hubungan antar bangunan yang berkonsep hijau ini
dengan aktivitas pengguna di ruang interior.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penerapan konsep
hijau pada bangunan Komunitas Salihara tidak sesuai dengan
kebutuhan aktivitas pengguna ruang interior sehingga bangunan
yang berkonsep hijau tersebut tidak efektif. Hal ini dikarenakan
adanya ketidaksesuaian antara konsep perancangan dan
kebutuhan aktivitas interior pengguna. Sehingga aspek ramah
lingkungan yang menjadi aspek utama dalam perancangan
bangunan, sementara kebutuhan pengguna dikorbankan.

n informasi tarif, jadwal keberangkatan,


memudahkan para pengguna halte

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 59


/TECHNOLOGY & INNOVATION

MATERIAL BAMBU
UNTUK KELANGSUNGAN
HIDUP YANG LEBIH BAIK
Text by Chrispina Yovita Putri
Source from http://www.bamboogrove.com, http://www.archdaily.com/ and http://www.calibamboo.com
Photo courtesy of http://www.greenschool.org/, http://www.archdaily.com/ and http://decanteddesign.com/

60 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


Green School, Banjar Saren, Badung, Bali oleh PT Bambu

Bambu tentunya bukan Arsitektur Bambu Kuno


merupakan material yang Pada waktu lampau, bambu tidak dikenal sebagai
asing di telinga kita. Dalam material bangunan yang bermutu tinggi. Di daerah yang
perjalanannya, bambu
banyak menggunakan material bambu seperti Cina
sudah mengalami fase naik
turun dalam pamornya.
dan India, bambu dipergunakan oleh masyarakat kelas
Sebelumnya, bambu pernah bawah sebagai material utama untuk bangunan rumah.
identik sebagai bahan Namun setelah diketahui bahwa bambu adalah material
material bangunan bagi yang mudah dikembangkan dan memiliki harga yang
masyarakat kalangan bawah. terjangkau, bambu mulai dipergunakan secara umum di
Namun, sekarang bambu Eropa Barat dan Amerika.
sudah dipergunakan secara
menonjol di segala jenis
Karakteristik Bambu
arsitektur dan membuat nilai
bambu menjadi tinggi. Dari
Bambu merupakan tumbuhan non kayu
bangunan rumah sampai dengan pertumbuhan paling cepat di dunia. Bambu
ke bangunan publik, bambu diklasifikasikan sebagai golongan rerumputan, bahkan
sudah banyak diekspos dijuluki sebagai rumput raksasa. Kendati demikian,
sebagai material utama atau bambu memiliki kekuatan yang luar biasa sebagai
setidaknya sebagai aksen material alam yang hidup. Material ramah lingkungan
dari bangunan-bangunan ini memiliki kualitas yang relatif sama
arsitektural.

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 61


/TECHNOLOGY & INNOVATION

dengan kebanyakan konstruksi kayu, baja dan besi,


namun dengan emisi karbon yang jauh lebih rendah
dibandingkan dengan ketiga material tersebut. Bambu
merupakan material bangunan yang unik karena kaku
dan padat. Meskipun kaku, bambu merupakan material
yang fleksibel karena dapat dibengkokkan sesuai
keperluan. Daya rentang bambu berbanding lurus
dengan usia bambu: kekuatan seratnya semakin kuat
seiring dengan semakin tua usia bambu.

Sumber Daya Terbarukan


Berbeda dengan kayu yang membutuhkan waktu
antara dua puluh sampai dengan enam puluh tahun
untuk siap dipanen, bambu hanya memerlukan waktu
yang terbilang singkat untuk beregenerasi. Sementara
itu, spesies-spesies bambu yang pada umumnya
dipergunakan sebagai material bangunan dapat
dipanen dalam jangka waktu tiga sampai enam tahun
saja. Bambu menjadi sumber daya terbarukan yang
paling efisien mengingat bahwa kayu sebagai material
bangunan pada umumnya semakin langka untuk
didapatkan.
Bambu merupakan sumber daya alam yang perlu
digencarkan pemeliharaan serta penggunaannya karena
bambu dapat mengurangi efek dari pemanasan global.
Bambu lebih mampu menyerap karbon dioksida dan
menghasilkan oksigen lebih banyak daripada tumbuhan
berkayu, selain itu juga karena regenerasinya yang cepat.

Bambu Sebagai Material Bangunan


Sebagai material yang awet dari sumber daya Arsitektur Bambu Kini
alam yang terbarukan, popularitas bambu semakin Kini, beberapa tokoh arsitek sudah mulai kembali
meningkat seiring dengan konsumen yang mulai mempopulerkan bambu melalui karya-karya mereka.
berwawasan lingkungan. Dan bagi arsitek, bambu Di Indonesia sendiri, beberapa arsitek sudah berani
bukan hanya sekadar sebuah material dekoratif saja. mengekspos bambu sebagai akses sekaligus struktur
Karena nilai lebihnya sebagai material alam yang hidup, utama dalam karyanya seperti The Green Village dan
bambu mulai dipergunakan umum tidak sebagai bagian The Green School karya PT Bambu, Bamboe Koening
dari sebuah struktur saja, namun sudah menjadi bagian Resto karya Effan Adhiwira dan Dancing Mountain
utama dari sebuah struktur. House karya Budi Pradono. Ada pula bangunan Kontum
Bambu sudah mulai dikenal manusia dan Indochine Café dan Bamboo Wing di Vietnam dan
dimanfaatkan fungsinya sebelum abad ke-10. Namun Jardine de Mexico Restaurant karya Vo Trong Nghia.
bambu sebagai material bangunan baru pertama kali Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa bambu mulai
digunakan oleh masyarakat Asia mulai abad ke-10. dilirik kembali karena mulai terbukanya pengetahuan
Alasan mengapa bambu seringkali digunakan sebagai akan manfaat besar bambu terhadap lingkungan. Bambu
material bangunan bukan hanya karena kekuatannya menjadi salah satu solusi pemanasan global yang dapat
saja, namun juga karena manfaatnya terhadap disumbangkan oleh para arsitek melalui konsep green
lingkungan. architecture untuk menciptakan karya yang lebih ramah
lingkungan dan berkelanjutan.

62 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


Bamboo Wing karya Vo Trong Nghia

Jardine de Mexico Restaurant karya Vo Trong Nghia

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 63


/ANJANGSANA

Semangat Menata
Desa Sumberarum
D
esa Sumberarum berada Sermo. Desa Sumberarum memiliki Text by Florentina Ditta Agustine
sekitar 20 Km arah Barat 16 Padukuhan yang terdiri dari Photos by Olivia Laimena
Laut ibukota Sleman. 35 RW (Rukun Warga) dan 76 RT
Sekilas desa ini nampak sama (Rukun Tetangga). Berdasarkan
seperti desa-desa lainnya, namun letak geografinya, di sebelah Timur
sesungguhnya desa ini memiliki Desa Sumberarum sebagian besar
potensi yang sangat besar terutama lahan digunakan untuk pertanian
di bidang pariwisata. Diawali dengan sedangkan di sebelah Barat yang
program Penataan Lingkungan dilalui oleh Sungai Progo lahan tidak
Permukiman Berbasis Komunitas dapat dimanfaatkan untuk pertanian
(PLPBK) oleh pemerintah pada padahal lahannya memiliki kontur
tahun 2010 lalu, desa ini kini giat yang indah. Selain itu disini terdapat
melakukan pembangunan. tempat wisata rohani Goa Maria
Desa Sumberarum merupakan Sendang Jatiningsih yang ramai
penggabungan dari empat Kelurahan dikunjungi setiap tahunnya. Oleh
Lama yaitu Kelurahan Lama Puluhan, karena itu desa ini memiliki beragam
Kelurahan Lama Jitar, Kelurahan potensi yang dapat dikembangkan.
Lama Sejati dan Kelurahan Lama
Peta wilayah Desa
Sumberarum

64 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


Kondisi lahan di Desa Sumberarum bagian Timur yang di dominasi daerah pertanian

Melalui musyawarah tingkat Pak Amin Widodo, Kabag


padukuhan/desa, penataan Desa Pembangunan Desa Sumberarum
Sumberarum dibagi menjadi tiga mengatakan bahwa pembangunan
kawasan yaitu kawasan Pingitan kawasan wisata ini masih
untuk daerah kios atau pertokoan, terkendala oleh dana. Tentu saja
Karanganjir untuk embung serta untuk pembangunan seperti ini
Sejati Pasar dan Sejati Desa membutuhkan dana yang tidak
untuk pasar. Penataan tersebut sedikit. “Kemarin sih kita sudah
bertujuan untuk memanfaatkan mengajukan proposal kepada
lahan dan potensi yang ada serta investor di Shanghai, China,”
mensejahterakan masyarakatnya cerita Pak Amin. Meskipun saat
sendiri. ini pembangunan kawasan wisata
Saat ini Desa Sumberarum tersebut masih menunggu datangnya
sedang merencanakan program investor namun keseriusan Desa
kawasan wisata yaitu wisata outbond Sumberarum dalam pembangunan
dan wisata pendidikan. Kawasan ini tidak diragukan. Para tenaga
wisata outbond ini rencananya akan ahli pun sudah didatangkan untuk Pak Amin Widodo, Kabag Pembangunan
dibangun di hutan jati di tepi Sungai mendesain kawasan outbond Desa Sumberarum menjelaskan program
Progo lengkap dengan tracking trail maupun waterboom. “Semua pembangunan Desa Sumberarum
dan flying fox-nya. Sedikit berbeda sudah kita persiapkan, hanya
dengan kawasan wisata outbond, tinggal menunggu investor supaya
pada kawasan wisata pendidikan pembangunan bisa dimulai,” Pak
akan dibangun waterboom yang Amin menambahkan.
dihiasi dengan miniatur candi dan
pura.

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 65


/ANJANGSANA/JEJAK.ARSITEKTUR

Desain main gate pada kawasan


wisata outbond

Desain bangunan outbond yang berbentuk seperti dome

66 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


Siteplan kawasan wisata waterboom

Di era modern seperti ini, wisatawan asing yang berkunjung ke


keunikan menjadi salah satu hal Yogyakarta.
yang penting dalam merencanakan Pembangunan ini merupakan
suatu bangunan. Hal itulah yang sebuah inovasi dalam
menjadi sebuah pemikiran awal mengembangkan suatu kawasan.
dari desain bangunan di wahana Dengan menggali potensi-potensi
outbond dan waterboom ini. Desain yang ada serta memanfaatkannya
yang ditawarkan sangat unik dari dengan baik dapat membuat
segi konsepnya hingga bentuk suatu kawasan menjadi lebih
bangunannya yang tergolong potensial dan bernilai investasi
antimainstream. Selain memiliki yang menjanjikan. Pembangunan
estetika yang unik, bentuk bangunan serta penataan suatu kawasan akan
tersebut ternyata bertujuan untuk berhasil jika ada keseriusan dari
memberikan nilai edukasi terhadap pemerintah maupun masyarakat
para wisatawan. dalam mengelolanya. Dengan
Pembangunan ini akan dapat adanya penataan yang baik, suatu
memberdayakan masyarakat kawasan akan dapat menunjang
sekitar serta mempromosikan meningkatnya perekonomian dan
Desa Sumberarum. Keunikan kesejahteraan masyarakat yang ada
dari bangunan tersebut akan di dalamnya.
meningkatkan minat para
wisatawan. Sasarannya tidak hanya
untuk wisatawan lokal namun untuk

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 67


/ANJANGSANA/FENOMENA&LIFESTYLE

Text by Titus Abimanyu D


Photos by Courtesy of Sigit Kusumawijaya (@IDBerkebun)

Aksi tanam masal komunitas Indonesia Berkebun di Springhill

INDONESIA BERKEBUN:

MARI TANAM KOTA


Kicauan walikota Bandung Ridwan Kamil untuk mengajak masyarakat kota menanam dilahan
nganggur ternyata ditanggapi positif oleh followers nya, sehingga beliau merasa perlu untuk
menindak lanjuti kicauannya dalam sebuah aksi nyata.

68 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


G
ayung bersambut, tanaman konsumsi lainnya.
Ridwan Kamil kemudian Aksi nyata itu kemudian tersebar Kegiatan yang Bermanfaat
mengundang beberapa melalui akun twitter dengan hashtag Kota memang hanya memiliki
orang untuk mengadakan #jktberkebun dan menular ke kota- lahan kosong yang terbatas,
pembicaraan lebih lanjut. Antara kota sekitarnya seperti Bandung masyarakatnya pun termasuk yang
lain Sigit Kusumawijaya, Achmad dan Bogor. “Mereka iri dengan kami malas repot. Maka, perlu cara
Marendes, Shafiq Pontoh dan aktivis dan pengen juga menggiatkan di yang berbeda pula untuk mengajak
media sosial lainnya yang akhirnya kotanya, akhirnya diguide sama masyarakat menjadi gemar
didaulat menjadi co-inisiator Jakarta Berkebun untuk cara- menanam. Para penggiat Indonesia
untuk aksi sosial ini. Mereka caranya dan disetujui”. ujar Sigit Berkebun selalu menggunakan “Fun
mendiskusikan tentang urban Kusumawijaya selaku co-inisiator Theory” untuk menekankan bahwa
farming bagi masyarakat Jakarta. Jakarta Berkebun. menanam merupakan kegiatan yang
Langkah awal adalah Tak berapa lama berselang, penting. Teori ini dikemas dengan
mengkampanyekan melalui beberapa daerah mulai tertarik kegiatan pendukung seperti masak
sosial media sambil memberikan dan mengikuti gerakan ini sehingga bersama, panen raya, live music
workshop kepada masyarakat terbentuklah beberapa jaringan serta kegiatan-kegiatan lain yang
tentang urban farming. 20 Februari di daerah-daerah dengan ama bertujuan menumbuhkan minat
2011 dilakukan tanam perdana yang seragam. Beberapa institusi masyarakat terhadap kegiatan
yang diprakarsai Jakarta Berkebun pendidikan juga memulai dengan menanam.
dengan meminjam lahan seluas aksi sosial mereka sendiri dan mulai Kegiatan Urban Farming yang
4000m2 milik Springhill Residence bergabung. Merasa gerakan ini digagas Indonesia Berkebun bukan
di Jakarta. Tanaman yang di tanam menuai hasil positif, mulai tercetus tanpa konsep. Kegiatan ini dilakukan
pun merupakan tanaman yang sebuah nama Indonesia Berkebun demi terciptanya 3E (edukasi,
bermanfaat dan tidak sulit, yaitu sebagai wadah utama dari 45 ekologi, ekonomi) pada kalangan
kangkung, bayam dan beberapa jaringan di seluruh Indonesia. urban. Konsep edukasi bertujuan

PENGHARGAAN
Web-Heroes oleh Google Asia
Pacific. Inc.
World Urban Farming Network,
UNEP PBB 2011
UNESCO Youth Conferences,
Paris.
Mengedukasi masyarakat
untuk cinta lingkungan

ARÇAKA#5 | MARCH 2016 69


/ANJANGSANA/FENOMENA&LIFESTYLE

Aksi tanam bersama untuk mendukung


ketahanan pangan

untuk memberikan pemahaman dengan mengajak masyarakat tahun ke 4 sejak tanam perdana
tentang cinta lingkungan. Caranya, menanam sendiri secara mandiri dan mereka oleh Jakarta Berkebun pada
dengan mengadakan berbagai hasil panennya dapat dikonsumsi. tahun 2011. Jaringannya juga telah
seminar, workshop dan melakukan Menanam dan berkebun tersebar di 36 kota dari Aceh hingga
edukasi secara berkelanjutan baik memang bermanfaat. Sebuah Papua dan 9 kampus di Indonesia.
melalui media sosial maupun media riset mengatakan bahwa berkebun Dalam perkembangannya,
informasi lainnya. Selanjutnya membakar 380 kalori dalam satu Indonesia Berkebun telah didukung
adalah konsep ekologi. Konsep ini jam. Selain itu berkebun juga pemerintah baik daerah maupun
menciptakan sebuah pemahaman menghilangkan stres dan menjadi pusat. Penyediaan lahan di daerah
tentang memanfaatkan lahan mati sarana berinteraksi terhadap juga banyak diberikan untuk media
diperkotaan untuk ditanami. Selain sesama. Menanam dan berkebun berkegiatan beberapa jaringan
itu, lahan yang tidak produktif sendiri juga lebih aman dan sehat, Indonesia Berkebun. Secara
diharapkan dapat memberikan karena dilakukan secara alami Nasional, Indonesia Berkebun
manfaat yang baik bagi sekitarnya. dan tanpa bahan kimia pestisida telah banyak diundang sebagai
Konsep ekonomi, yang ditujukan sehingga apa yang dikonsumsi dapat narasumber di kantor Kementrian,
untuk menumbuhkan ketahanan terkontrol dengan baik. Indonesia baik sosial hingga keuangan.
pangan pada masyarakat perkotaan Berkebun saat ini telah menginjak

70 ARÇAKA#5 | MARCH 2016


WE
WANT
YOU!
TO BE THE NEXT CONTRIBUTORS
FOR OUR NEXT ISSUES

ARÇAKA #6: ARCHIPRENEUR


EDISI SEPEKAN ARSITEKTUR 2016

{ kritik, saran, dan info : arcakauajy@gmail.com }


ARÇAKA#5 | MARCH 2016 71
72 ARÇAKA#5 | MARCH 2016

You might also like