Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

Jurnal Ketahanan Nasional, Vol.

22, No 2, Agustus 2016: 180-198

JURNAL KETAHANAN NASIONAL


P-ISSN: 0853-9340, e-ISSN: 2527-9688
Online sejak 28 Desember 2015 di: http://jurnal.ugm.ac.id/JKN
VOLUME 22 No. 2, 25 Agustus 2016 Halaman 180-198

PERAN ORGANISASI KEPEMUDAAN DALAM MEMBANGUN


KARAKTER PEMUDA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
KETAHANAN PRIBADI PEMUDA
(Studi Pada Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor
di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah)

Pipit Widiatmaka
Pusat Studi Demokrasi dan Ketahanan Nasional Universitas Sebelas Maret
pipit.widiatmaka.pkn@gmail.com

Agus Pramusinto
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada

Kodiran
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT
This research discussed about the role of the Branch Leader of Ansor Youth Movement in Sukoharjo Regency
in building youth character and its implications towards youth personal resilience.
This research used descriptive qualitative method. There were 5 (five) data collecting techniques used, such
as deep interview, observation, literature study, internet, and documentation. The data analyzing process used in
this research were collecting data, reducing data, presenting data, and drawing conclusion.
The result of this research showed that the role of the Branch Leader of Ansor Youth Movement in Sukoharjo Regency
could build youth character, but could not be maximized because there were several obstacles, namely financial condition,
the lack of the management coordination, the lack of the management activeness, position vacuity, and personal interest.
The character which could be built in that organization were religious, responsible, discipline, independence, honesty,
mandatory, empathy, cooperative, confidence, creativity, toughness, leadership, tolerance, and nationalism. The role of
the Branch Leader of Ansor Youth Movement in Sukoharjo Regency could implicate in youth personal resilience of the
young, especially in Basic Education and Training, because other activities didn’t work effectively. The implication of
Basic Education and Training were that it could build several characters, such as independence, togetherness, confidence,
heading towards ideology, dynamics, creativity, and toughness.

Keywords: Youth Organization, Youth Character, Youth Personal Resilience.

ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang peran Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo
dalam membangun karkater pemuda dan implikasinya terhadap ketahanan pribadi pemuda
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan 5 (lima)
teknik, yaitu wawancara mendalam, observasi, studi pustaka, internet, dan studi pustaka. Proses analisis data dalam
penelitian ini, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

180
Pipit Widiatmaka, Agus Pramusinto, dan Kodiran -- Peran Organisasi Kepemudaan Dalam Membangun
Karakter Pemuda Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Pemuda (Studi Pada Pimpinan Cabang
Gerakan Pemuda Ansor Di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah)
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa peran Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor di
Kabupaten Sukoharjo dapat membangun karakter pemuda, namun belum bisa maksimal karena terdapat beberapa
kendala, yaitu keuangan, koordinasi pengurus masih kurang, keaktifan pengurus masih kurang, terjadi kekosongan
jabatan, dan kepentingan pribadi. Karakter yang dapat dibangun di organisasi tersebut, yaitu religius, tanggung
jawab, disiplin, mandiri, kejujuran, amanah, peduli antar sesama, kerja sama, percaya diri, kreatif, pantang menyerah,
kepemimpinan, toleransi, dan nasionalisme. Peran Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo
dapat berimplikasi terhadap ketahanan pribadi pemuda khususnya Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar), karena
kegiatan yang lain tidak berjalan dengan efektif. Implikasi dari Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) dapat
membangun kepribadian yang mandiri, kebersamaan, percaya diri, berpegang teguh pada prinsip, dinamis, kreatif
dan pantang menyerah.

Kata Kunci: Organisasi Kepemudaan, Karakter Pemuda, Ketahanan Pribadi Pemuda

PENGANTAR juga mengungkapkan bahwa pola perilaku


Pembangunan pemuda menjadi program pemuda saat ini sedang menggalami krisis
penting bagi setiap negara di dunia, karena karakter, sehingga akan mengakibatkan
pemuda merupakan aset terbesar bangsa gagalnya estafet kepemimpinan bangsa
sekaligus tumpuan harapan yang akan dan semangat kepemimpinan hanya
menegakkan kembali cita-cita bangsa, selain menguntungkan segelintir orang yang berfikir
itu pemuda juga merupakan bagian dari roda tentang hegemoni dan kapitalisme (Cahyono,
perputaran zaman yang diharapkan kembali 27 April 2015: joglosemar.com).
dapat menjadi agent of change (Dewanta dan Data dari Badan Narkotika Nasional
Syaifullah, 2008: 46). Peran dan partisipasi (BNN) menunjukkan bahwa pengguna
pemuda sangat penting dalam membangun narkoba Indonesia hingga Oktober 2014
kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak jumlahnya semakin meningkat, pasalnya
dapat dipungkiri bahwa setiap negara selalu kurang lebih 4 juta warga Indonesia positif
berusaha untuk membangun pengetahuan, sebagai pengguna narkoba. Penggunanya
keterampilan, dan karakter pemuda. Ada mayoritas adalah pemuda, dari 4 juta orang
peribahasa yang mengungkapkan bahwa yang positif menggunakan narkoba, 60%
barang siapa menguasai pemuda, maka akan berada dalam usia 17-27 tahun (Dradjad,
menguasai masa depan (Tilaar, 1991: 34). 24 Februari 2015: http://kriminalitas.com).
Pada dasarnya pemuda memiliki peran yang Tindakan kriminal lain juga dilakukan oleh
sentral untuk kemajuan bangsa Indonesia. segerombolan pemuda yang terdiri dari 10
Peran dan partisipasi pemuda saat ini orang yang menembak seorang anggota polisi
belum menunjukkan hasil yang maksimal, di Desa Madegondo, Kecamatan Grogol,
apabila dibandingkan dengan pemuda di era Kabupaten Sukoharjo pada pukul 02.15 WIB.
pra dan pasca kemerdekaan. Astuti (2010: Peristiwa tersebut terjadi ketika segerombolan
41) mengungkapkan bahwa pemuda saat pemuda yang sedang nongkrong di pinggir
ini sedang menggalami krisis karakter yang jalan dibubarkan oleh dua anggota polisi yang
memprihatinkan. Imam Nahrowi (Menteri sedang patroli, namun segerombolan pemuda
Pemuda dan Olahraga) ketika memberi tersebut marah. Salah satu dari segerombolan
sambutan pembukaan Konferensi Asia-Afrika pemuda tersebut ternyata membawa senapan,

181
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 180-198

sehingga menembak salah satu dari polisi 120) mengungkapkan bahwa persoalan yang
yang sedang melakukan patroli (Wibowo, 25 dapat dicermati secara kritis yang merupakan
Januari 2015: http://joglosemar.com). masalah kepemudaan yang secara langsung
Kasus kriminal lain juga dilakukan menjadi bagian dari permasalahan di Gerakan
oleh pemuda di Jl. Ahmad Yani Kecamatan Pemuda Ansor, yaitu (1). Lemahnya koordinasi
Kartosuro, Kabupaten Sukoharjo. Tiga orang dan konsolidasi secara utuh antara pusat dan
pemuda menganiaya seorang pria yang tidak daerah hingga tingkat kecamatan, sehingga
dikenal identitasnya hingga meninggal dunia. berdampak pada terbengkalainya berbagai
Korban setelah dianiaya oleh pelaku, dibuang program dan munculnya kader karbitan serta
ke halte bus yang terletak di seberang jalan. kepemimpinan yang kurang mengakar. (2).
Beberapa hari kemudian polisi menemukan Organisasi terlalu padat dengan aktivitas
mayat korban tersebut dan langsung melakukan formal dan seremonial seperti kongres, kobes,
penyidikan. Satu tersangka dari tiga pelaku mubes, rapat, dan muktamar, yang lebih
sudah tertangkap, namun dua pelaku masih banyak menguras tenaga dan menghabiskan
menjadi buronan Polres Kabupaten Sukoharjo anggaran. (3). Peran organisasi menjadi
(Kholil,31 Oktober 2014: http://m.nasional. dilematis kerakyatan yang harus diperjuangkan
rimanews.com/). dengan keberpihakan pada kekuasaan yang
Peran organsiasi kepemudaan saat lebih dianggap menguntungkan. Hal ini
ini juga sedang mengalami kemerosotan sering membuat organisasi tergoda pada
khususnya dalam membangun karakter kepentingan sesaat atau justru menjadi alat
pemuda, sehingga tidak dapat dipungkiri legitimasi kekuasaan yang bersebrangan
banyak pemuda Indonesia yang melakukan dengan kepentingan kerakyatan.
tindakan kriminal, selain itu juga akan Fenomena tersebut menjadi pesoalan
berdampak pada masa depan bangsa Indonesia Gerakan Pemuda Ansor karena perannya
mendatang. Irwan Prayitno mengungkapkan dalam membangun karakter pemuda
bahwa banyak organisasi kepemudaan yang menjadi melemah dan kurang serius dalam
“hidup segan mati pun tak mau” karena menyelesaikan permasalahan kepemudaan
kegiatannya tidak berjalan (Ridho, 14 April saat ini, sehingga persoalan kepemudaan
2015: http://www.sumbarpost.com). di Indonesia semakin kompleks. Krisisnya
Gerakan Pemuda Ansor merupakan karakter pemuda akan berimplikasi pada
salah satu organisasi kepemudaan yang ketahanan pribadi pemuda sehingga pemuda
perannya dalam membangun karkater pemuda tidak memiliki kepercayaan diri, memegang
semakin lemah, hal itu karena organisasi prinsip, kemandirian, kreativitas, tanggung
tersebut memiliki permasalahan internal. jawab dan lain sebagainya, yang akan
Sifat keorganisasian yang melekat di tubuh mempengaruhi ketahanan nasional.
Gerakan Pemuda Ansor yang mengemban Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor
urusan kepemudaan, keagamaan, kebangsaan, pada tanggal 16 Juli 2012 mengadakan
dan kerakyatan, menggambarkan bahwa peringatan hari lahir ke-78 di Solo dengan
permasalahan yang dihadapi organisasi mengusung tema memperkokoh kebhinekaan
tersebut sangat komplek. Fuad (2010: 119- dan mengentaskan kemiskinan. Yaqul Cholil

182
Pipit Widiatmaka, Agus Pramusinto, dan Kodiran -- Peran Organisasi Kepemudaan Dalam Membangun
Karakter Pemuda Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Pemuda (Studi Pada Pimpinan Cabang
Gerakan Pemuda Ansor Di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah)
selaku ketua panitia mengungkapkan peringatan Suyadi (2013: 5-6) mengungkapkan
hari lahir Gerakan Pemuda Ansor dilaksanakan karakter merupakan nilai-nilai universal
di Solo, karena peran Gerakan Pemuda Ansor perilaku manusia yang meliputi seluruh
di Solo Raya (Solo, Karanganyar, Wonogiri, aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan
Boyolali, Sragen, dan Sukoharjo) masih sangat dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia
lemah apabila dibandingkan dengan daerah maupun dengan lingkungan yang terwujud
lainnya, terutama dalam kaderisasi pemuda dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
(Primartantyo, 13 Juli 2012: tempo.com). perbuatan yang berdasarkan norma-norma
Lemahnya kaderisasi di organisasi tersebut agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
merupakan permasalahan yang berimplikasi istiadat. Ambarita (2013: 3) menjelaskan
pada karakter pemuda yang semakin jauh bahwa membangun karakter (character
dari nilai-nilai Pancasila, sehingga banyak building) generasi muda merupakan upaya
terjadi tindakan kriminal yang dilakukan oleh untuk membangun bangsa, sehingga karakter
pemuda terutama di Kabupaten Sukoharjo. pemuda yang harus dibangun, yaitu (1) rasa
Penelitian ini didasarkan atas beberapa cinta pada Tuhan dan kebenaran, (2) tanggung
teori yang secara lengkap diuraikan di bawah jawab, disiplin, dan mandiri, (3) amanah dan
ini. kejujuran, (4) rasa hormat dan sopan santun,
Peran (role) adalah proses dinamis (5) kasih sayang, peduli dan kerja sama, (6)
kedudukan (status), apabila aktor percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah,
melakukan hak dan kewajiban sesuai (7) adil dan kepemimpinan, (8) rendah hati,
dengan kedudukannya, maka orang tersebut dan (9) toleransi, cinta tanah air, dan cinta
menjalankan suatu peran (Soekanto, 2009: damai.
212-213). Membangun karkater pemuda Pendidikan karakter merupakan
yang dilakukan organisasi kepemudaan solusi untuk mengatasi permasalahan krisis
merupakan salah satu peran yang dilakukan karakter pemuda yang dialami Indonesia
oleh organisasi kepemudaan. Undang-Undang saat ini, sehingga tidak dipungkiri setiap
Nomor 20 Tahun 2009 tentang Kepemudaan jalur pendidikan formal, nonformal, dan
pada Pasal 43 menjelaskan bahwa organisasi informal mengimplementasikan pendidikan
kepemudaan harus memiliki keanggotaan, karakter. Majid dan Andayani (2012: 112-113)
kepengurusan, tata laksana kesekretariatan dan menjelaskan strategi pendidikan karakter yang
keuangan, serta anggaran dasar dan anggaran efektif untuk membangun akhlak mulia, terdiri
rumah tangga. Pada Pasal 1 ayat (1) juga dari tiga tahap yaitu moral knowing/learning
menjelaskan bahwa pemuda adalah warga to know, moral loving/moral feeling, dan
negara Indonesia yang memasuki periode moral doing/learning to do.
penting pertumbuhan dan perkembangan yang Karakter sangat penting untuk dibangun
berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) karena secara langsung maupun tidak langsung
tahun. Pembangunan karakter pemuda melalui akan berimplikasi pada ketahanan pribadi.
organisasi pada dasarnya sangat efektif, Soedarsono (1997: 53-54) menjelaskan
apabila seluruh rangkaian kegiatannya dapat ketahanan pribadi merupakan turunan dari
berjalan dengan maksimal. ketahanan nasional, yang berawal dari tingkat

183
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 180-198

nasional kemudian turun ke dalam diri pribadi yang terkait dengan penelitian ini, dan (5)
setiap individu. Ketahanan pribadi yang dokumentasi, yang berupa foto wawancara dan
perlu ditumbuh-kembangkan dan harus dapat kegiatan di organisasi kepemudaan Pimpinan
mencerminkan sosok manusia Indonesia Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten
yang berkepribadian Pancasila memiliki ciri- Sukoharjo . Penelitian ini menggunakan teknik
ciri, yaitu (1) memiliki rasa percaya diri dan analisis data interaktif yang terdiri dari 4
berpegang pada prinsip, (2) memiliki jiwa tahap, yaitu (1) pengumpulan data, (2) reduksi
dinamis, kreatif dan pantang menyerah, dan data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan
(3) memiliki kemandirian dan mendambakan kesimpulan.
kebersamaan.
Secara spesifik permasalahan yang PEMBAHASAN
diangkat dalam penelitian ini, ialah (1) Peran Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda
peran Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor dalam Membangun Karakter
Ansor di Kabupaten Sukoharjo dalam Peran Pimpinan Cabang Gerakan
membangun karakter pemuda, dan (2) Pemuda Ansor dalam membangun karakter
implikasi peran Pimpinan Cabang Gerakan dapat dijelaskan di bawah ini.
Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo Pertama, Rijalul Ansor. Kegiatan
terhadap ketahanan pribadi pemuda. Metode Majelis Dzikir dan sholawat Rijalul Ansor
penelitian menggunakan pendekatan kualitatif merupakan sarana pemuda untuk menuntut
yang bersifat deskriptif analisis. Pimpinan ilmu keagamaan, penguatan aqidah
Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten Ahlussunnah Wal Jama’ah dan dakwah Islam
Sukoharjo menjadi lokasi penelitian karena rahmatan lil a’lamin (rahmat untuk alam
perannya dalam membangun karakter masih semesta). Berdasarkan Peraturan Organisasi
tergolong masih lemah apabila dibandingkan Gerakan Pemuda Ansor tentang Majelis Dzikir
dengan daerah yang lain. dan Sholawat Rijalul Ansor pada Pasal 2
Jenis penelitian yang digunakan dalam dijelaskan bahwa Majelis Dzikir dan Sholawat
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan Rijalul Ansor dibentuk mulai dari Pimpinan
menggunakan metode penelitian deskriptif. Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang,
Obyek yang diteliti adalah organisasi Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Ranting
kepemudaan Pimpinan Cabang Gerakan di seluruh Indonesia. Majelis Dzikir dan
Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo. Sholawat Rijalul Ansor bersifat semi otonom
Teknik pengumpulan data menggunakan di setiap tingkatan yang diangkat, disahkan
beberapa teknik, yaitu (1) wawancara, yang dan diberhentikan oleh pimpinan Gerakan
bersifat mendalam (in-depth interview) dan Pemuda Ansor di masing-masing tingkat
informan berjumlah 17 (tujuh belas) orang, kepengurusan.
(2) observasi, teknik yang digunakan ialah Rijalul Ansor merupakan kegiatan
observasi berperan dan obyek yang diamati pengajian yang di dalamnya terdapat proses
ialah place, actor, dan activity, (3) studi pendidikan karakter dengan menggunakan
pustaka, yang terdiri dari buku dan jurnal metode pembelajaran ceramah dan tanya
yang terkait, (4) internet, yang berupa berita jawab. Seorang ustadz memberi nasehat

184
Pipit Widiatmaka, Agus Pramusinto, dan Kodiran -- Peran Organisasi Kepemudaan Dalam Membangun
Karakter Pemuda Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Pemuda (Studi Pada Pimpinan Cabang
Gerakan Pemuda Ansor Di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah)
kepada para jama’ah, kemudian dilanjutkan kegiatan Rijalul Ansor, padahal di dalam
dengan tanya jawab (diskusi), sehingga Peraturan Organisasi Gerakan Pemuda Ansor
proses pendidikan karakter dapat berjalan tentang Rijalul Ansor, di setiap Pimpinan
dengan efektif. Rijalul Ansor di Pimpinan Cabang harus melaksanakan kegiatan Rijalul
Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten Ansor. Hal ini berdampak pada minimnya
Sukoharjo berjalan secara rutin setiap 35 sekali kader di Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda
setiap minggu legi. Ansor di Kabupaten Sukoharjo yang memiliki
Pada hari minggu legi tanggal 13 karakter religius.
Desember 2015 ternyata kegiatan Rijalul Ansor Kedua, Pendidikan Kepemimpinan
di Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Dasar (PKD). Pendidikan Kepemimpinan
di Kabupaten Sukoharjo tidak dilaksanakan, Dasar (PKD) merupakan salah satu pendidikan
karena pada tanggal tersebut mendekati kader yang memiliki fungsi untuk membangun
Pilkada di Kabupaten Sukoharjo dan banyak kader yang berkarakter dan militan. Peraturan
pengurus yang menjadi panitia pemilu, Organisasi Gerakan Pemuda Ansor Pasal
sehingga diliburkan. Pada hari minggu 8 menjelaskan bahwa pendidikan kader
legi selanjutnya tanggal 17 Januari 2016 adalah usaha sadar dan kegiatan terencana
menunjukkan bahwa kegiatan Rijalul Ansor untuk meningkatkan militansi, kualitas dan
juga tidak dilaksanakan, karena wakil ketua potensi kader dengan menanamkan ideologi,
yang membidangi Rijalul Ansor di Pimpinan membentuk dan memperkuat karakter,
Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten membangun nilai dan akhlaqul karimah,
Sukoharjo terjadi kekosongan jabatan. Orang meningkatkan kapasitas keorganisasian,
yang menjabat di posisi tersebut, sudah pindah menguatkan kepedulian dan daya kritis, serta
dan bekerja di Cirebon. Ketua Pimpinan memperkuat kapasitas kepemimpinan untuk
Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten mewujudkan kemaslahatan publik dalam
Sukoharjo hingga saat ini belum mengambil kehidupan masyarakat dan berbangsa.
sikap dan tindakan untuk mengganti jabatan Pelaksanaan Pendidikan Kepemimpinan
yang ditinggal oleh Sigit Santoso tersebut. Dasar (PKD) di Pimpinan Cabang Gerakan
Kepemimpinan Nuril Huda periode tahun Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo selama
2013-2017 merupakan kepemimpinan yang ini belum terjadwal dengan baik, karena wakil
belum bisa melanjutkan kegiatan Rijalul Ansor ketua bidang kaderisasi yang menjalankan
yang sebelumnya berjalan secara rutin setiap tugas kaderisasi tidak mengetahui program
malam minggu legi (kepemimpinan Khomsun kerja ke depan, sehingga pengkaderan di
Nur Arif tahun 2009-2013), sehingga proses organisasi tersebut menjadi terkendala. Di sisi
pembangunan karakter menjadi terkendala lain, wakil ketua Pimpinan Cabang Gerakan
dan berdampak pada minimnya kader yang Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo
berkarakter. Berdasarkan program kerja kurang aktif dalam menjalankan tugas dan
periode 2013-2017 Pimpinan Cabang Gerakan fungsinya, sehingga proses kaderisasi di
Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo organisasi tersebut menjadi terkendala, selain
periode tahun 2013-2017 yang diperoleh itu proses pendidikan karakter di organisasi
dari ketua organisasi tersebut, tidak tertulis tersebut menjadi tidak efektif karena Rijalul

185
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 180-198

Ansor dan Pendidikan Kepemimpinan Dasar program-program sosial kemasyarakatan


(PKD) tidak berjalan sebagaimana mestinya, Gerakan Pemuda Ansor. Pendidikan dan
sehingga tidak dapat dipungkiri organisasi Latihan Dasar (Diklatsar) bersifat semi militer,
tersebut sangat jarang ditemui kader yang sehingga melalui kegiatan tersebut dapat
berkarakter dan berkualitas. mencetak kader yang memiliki kedisiplinan,
Berdasarkan program kerja Pimpinan tanggung jawab, jiwa kepemimpinan,
Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten jiwa kebersamaan, kejujuran, kerjasama,
Sukoharjo periode tahun 2013-2017, kegiatan patriotisme dan nasionalisme.
Pendidikan Kepemimpinan Dasar (PKD) Pendidikan dan Latihan Dasar
hanya dilaksanakan satu kali dalam satu (Diklatsar) berusaha untuk mencetak kader
periode (tahun 2013-2017), sedangkan yang profesional yang memiliki karakter
amanat Peraturan Organisasi tentang Sistem disiplin, mandiri, tanggung jawab dan jiwa
Kaderisasi Gerakan Pemuda Ansor Pasal gotong royong, sehingga apabila anggota
13 ayat (3d) menjelaskan bahwa dalam yang ingin menjadi kader inti atau Banser
satu tahun kepengurusan Pimpinan Cabang (Barisan Ansor Serbaguna) harus memiliki
harus mengadakan minimal 2 (dua) kali sertifikat kelulusan Pendidikan dan Latihan
Pendidikan Kepemimpinan Dasar (PKD). Hal Dasar (Diklatsar). Materi di dalam Pendidikan
ini menunjukkan Pimpinan Cabang Gerakan dan Latihan Dasar (Diklatsar) terdiri dari teori
Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo dan praktik, sehingga tidak hanya membangun
melanggar amanat Peraturan Organisasi pemuda yang ahli dalam teori saja, namun
tersebut, selain itu juga akan mempengaruhi juga membangun kader yang memiliki
proses pendidikan karakter karena kegiatan keterampilan dan karakter.
tersebut hanya dilaksanakan satu kali dalam Partisipasi pemuda selama ini masih
4 (empat) tahun, padahal pendidikan karakter sangat kurang dalam mengikuti Pendidikan dan
yang efektif adalah berkelanjutan. Latihan Dasar (Diklatsar), menggingat Banser
Ketiga, Pendidikan dan Latihan Dasar (Barisan Ansor Serbaguna) tidak mendapatkan
(Diklatsar). Pendidikan dan Latihan Dasar gaji. Kegiatan ini pada dasarnya terbuka untuk
(Diklatsar) merupakan suatu kegiatan yang seluruh pemuda, meskipun belum pernah
diadakan oleh Gerakan Pemuda Ansor di setiap menjadi anggota Gerakan Pemuda Ansor.
Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Cabang Kegiatan tersebut juga diperuntukan bagi
untuk mencetak kader inti yang profesional. seluruh pemuda yang memiliki minat untuk
Out put dari Pendidikan dan Latihan Dasar mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar
(Diklatsar) adalah menjadi Banser (Barisan (Diklatsar).
Ansor Serbaguna) yang merupakan lembaga Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda
semi otonom dari Gerakan Pemuda Ansor. Ansor di Kabupaten Sukoharjo belum mampu
Peraturan Organisasi tentang Barisan Ansor melaksanakan Pendidikan dan Latihan Dasar
Serbaguna (Banser) Pasal 1 menjelaskan (Diklatsar) karena partisipasi beberapa
Banser (Barisan Ansor Serbaguna) adalah pengurus masih sangat kurang, sehingga
tenaga inti Gerakan Pemuda Ansor sebagai kegiatan ini dilimpahkan ke Pimpinan Anak
kader penggerak, pengemban dan pengaman Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kecamatan

186
Pipit Widiatmaka, Agus Pramusinto, dan Kodiran -- Peran Organisasi Kepemudaan Dalam Membangun
Karakter Pemuda Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Pemuda (Studi Pada Pimpinan Cabang
Gerakan Pemuda Ansor Di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah)
Polokarto. Pendidikan dan Latihan Dasar merupakan golongan pengikut setia ajaran
(Diklatsar) dilaksanakan pada tanggal 29- Islam yang murni sebagaimana yang diajarkan
31 Januari 2016 dengan mengusung tema oleh nabi Muhammad SAW beserta para
“Aktualisasi fungsi, peran serta tanggung sahabatnya. Di zaman nabi Muhammad SAW
jawab kader Banser sebagai Warga NKRI bagi umat Islam tidak pernah terjadi perdebatan
terwujudnya tatanan kehidupan berbangsa dan tentang ajaran Islam yang benar karena semua
bernegara”. Peserta yang mengikuti Pendidikan masalah dapat ditanyakan langsung kepada
dan Latihan Dasar (DIklatsar) sejumlah 75 nabi Muhammad SAW, namun ketika nabi
peserta, yang berasal dari beberapa Kecamatan dan para sahabat wafat terjadilah banyak
di Kabupaten Sukoharjo. Di dalam kegiatan perdebatan mengenai ajaran Islam yang
tersebut sebagian besar diikuti oleh pemuda benar. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan
yang berumur antara 16 tahun hingga 30 tahun oleh Imam Thabrani umat yang akan selamat
dan juga ada beberapa peserta yang berumur adalah umat yang memegang teguh ajaran
lebih dari 40 tahun. Ahlussunnah Wal Jama’ah. (c). Ke-Ansor-
Jadwal dalam kegiatan tersebut sangat an. Materi yang disampaikan tentang sejarah
padat meskipun hanya tiga hari, sehingga perjuangan Gerakan Pemuda Ansor dalam
membutuhkan stamina dan tenaga yang kuat. memperjuangkan kemerdekaan Republik
Peserta agar bisa lulus di Pendidikan dan Indonesia dan perjuangan fisik melawan PKI
Latihan Dasar (Diklatsar) dan bisa menjadi ketika peristiwa G30S/PKI. Tujuan materi
kader inti/Banser (Barisan Ansor Serbaguna) tersebut disampaikan agar pemuda memiliki
harus mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, karakter patriotisme dan nasionalisme.
apabila ada peserta yang tidak lulus harus Pemateri juga menekankan kepada peserta
mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar untuk menjadi kader Gerakan Pemuda
(Diklatsar) selanjutnya. Ansor yang memiliki karakter religius yang
Materi dalam Pendidikan dan Latihan berdasarkan ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Dasar (Diklatsar) terbagi menjadi dua, yaitu (d). Manajemen pengamanan dan intelijen
materi ruangan (teori) dan materi lapangan dasar. Intelijen Gerakan Pemuda Ansor
(praktik). Penjelasan materi ruangan dan harus mampu menjaga rahasia, selain itu
lapangan, sebagai berikut: intelijen memiliki tugas untuk mengumpulkan
(1). Materi Ruangan, yang terdiri dari informasi yang dibutuhkan, kemudian
(a). Ke-Nahdlatul Ulama-an. Nahdlatul menganalisis informasi yang telah didapatkan,
Ulama yang didirikan oleh K.H Hasyim apakah informasi tersebut benar atau tidak.
Asy’ary memegang teguh ajaran Ahlussunnah (e). Peraturan dan pengaturan lalu lintas.
Wal Jama’ah dan nilai-nilai Pancasila, dengan Anggota Banser (Barisan Ansor Serbaguna)
ajaran tersebut Gerakan Pemuda Ansor yang harus memiliki kemampuan mengatur lalu
merupakan badan otonom dari Nahdlatul lintas, karena hal tersebut merupakan salah
Ulama diharapkan tidak terpengaruh dengan satu tugas utamanya. Pemateri menjelaskan
paham-paham ekstrim yang berkembang peraturan lalu lintas yang tercantum di dalam
saat ini, seperti ISIS. (b). Ahlussunnah Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang
Wal Jama’ah. Ahlussunnah Wal Jama’ah Peraturan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

187
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 180-198

dan memberi pelatihan cara mengatur lalu yaitu terdiri dari 4 pos yang berjarak kurang
lintas yang benar. (f). Pendidikan bela Negara. lebih 3 km. Rute perjalanan berawal dari pos
Setiap warga negara memiliki kewajiban 1 (berada di Pondok Pesantren Darul Hasan),
untuk membela negaranya, bela negara kemudian menuju pos 2 (berada di sekitar
tidak berarti menggangkat senjata kemudian perkampungan), pos 3 (berada di kuburan),
berperang melawan penjajah atau musuh, dan pos 4 (berada di hutan). Peserta setelah
namun yang dimaksud bela negara di sini mengikuti kegiatan caraka malam kemudian
mengisi kegiatan yang bermanfaat bagi diri di baiat menjadi anggota Banser (Barisan
sendiri, masyarakat, bangsa dan negara, Ansor Serbaguna), dengan diiringi doa oleh
misal Gerakan Pemuda Ansor mengadakan K.H Sholeh. Baiat Banser (Barisan Ansor
Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Serbaguna) merupakan upacara pengangkatan
merupakan salah satu wujud bela negara. atau penobatan sekelompok orang menjadi
(g). Peran Pemuda Ansor dalam menjaga anggota Banser (Barisan Ansor Serbaguna).
Nahdlatul Ulama. Gerakan Pemuda Ansor (c). Bakti sosial. Bakti sosial dilaksanakan
merupakan kader yang jarus dapat mengawal oleh peserta Pendidikan dan Latuhan Dasar
para ulama Nahdlatul Ulama dan masyarakat (Diklatsar) pada tanggal 31 Januari 2016.
Indonesia. Di era Globalisasi banyak pemuda Kegiatan ini diisi dengan membersihkan
yang terpengaruh dengan budaya barat yang lingkungan di sekitar Pondok Pesantren
tidak sesuai dengan ajaran Ahlussunnah Wal Darul Hasan dan lingkungan Desa Mranggen.
Jama’ah dan Pancasila, maka pemuda Ansor Kegiatan tersebut menjadi program penting
jangan sampai terpengaruh dengan budaya- karena memiliki tujuan untuk meningkatkan
budaya tersebut. kepedulian sosial peserta.
(2). Materi Lapangan, yang terdiri Karakter religius di dalam kegiatan
dari : (a). Peraturan Baris-Berbaris (PBB) tersebut juga selalu ditekankan melalui kegiatan
dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2016 pengajian sore (sesudah salat Maghrib hingga
yang dilatih langsung oleh anggota TNI menjelang salat Isya) dan pagi (sesudah salat
dan POLRI dari Kabupaten Sukoharjo . (b). Subuh). Di dalam kegiatan tersebut peserta
Caraka malam dan baiat Banser (Barisan diberi nasehat-nasehat oleh pengasuh Pondok
Ansor Serbaguna). Kegiatan caraka malam Pesantren Darul Hasan yaitu K.H Sholeh, yang
yang dilaksanakan pada malam minggu memberi nasehat kepada pemuda agar selalu
tanggal 31 Januari 2016 pada tengah malam berdoa kepada Allah SWT, bersholawat kepada
yang dipimpin oleh beberapa instruktur Banser nabi Muhammad SAW dan selalu berjuang
(Barisan Ansor Serbaguna) dari Pimpinan untuk menegakkan kebenaran. Pemuda
Cabang Kabupaten Sukoharjo dan Pimpinan merupakan usia yang sangat produktif untuk
Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Caraka malam melakukan maksiat (tindakan yang dilarang
merupakan kegiatan yang disusun pada agama Islam) sehingga berhati-hatilah dalam
malam hari yang terdiri dari beberapa pos. bertindak, dan memanfaatkan usia muda
Peserta diberi petunjuk untuk melewati rute sebelum tua dengan beramal sholeh.
pos-pos yang sudah disiapkan oleh panitia. Pendidikan dan Latihan Dasar
Rute yang disediakan pada kegiatan tersebut, (Diklatsar) yang dilaksanakan Pimpinan Anak

188
Pipit Widiatmaka, Agus Pramusinto, dan Kodiran -- Peran Organisasi Kepemudaan Dalam Membangun
Karakter Pemuda Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Pemuda (Studi Pada Pimpinan Cabang
Gerakan Pemuda Ansor Di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah)
Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kecamatan Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda
Polokarto yang mendapat rekomendasi dari Ansor di Kabupaten Sukoharjo apabila ingin
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor mengadakan kegiatan selalu terkendala di
di Kabupaten Sukoharjo dapat membangun masalah keuangan, sehingga selalu mencari
mental dan karakter pemuda, karena di dalam bantuan ke beberapa pihak dan terkadang
kegiatan tersebut terdapat materi ruangan iuran anggota. Ketika mengadakan kegiatan
(teori) dan lapangan (praktik). Melalui yang diorientasikan pada pembangunan
Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) karakter pemuda, seperti pengajian akbar dan
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar)
di Kabupaten Sukoharjo memiliki anggota pengurus selalu kebingungan mencari
Banser ( Barisan Ansor Serbaguna) yang dana ke beberapa pihak. Misal kegiatan
mampu menjaga keamanan dan ketertiban di Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar)
masyarakat khususnya kegiatan pengajian. di Kecamatan Polokarto pada tanggal 29-
31 Januari 2016, pengurus terkendala di
Kendala Yang Ada permasalahan keuangan, sehingga berusaha
Beberapa kendala yang ada dalam untuk mengajukan proposal ke anggota DPR,
membangun karakter pemuda adalah sebagai badan usaha dan tokoh masyarakat.
berikut. Anggota DPR menjadi harapan utama
Pertama, keuangan. Pimpinan Cabang untuk mendapatkan bantuan dana, sehingga
Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten organisasi tersebut dapat mengadakan kegiatan
Sukoharjo dalam membangun karakter pemuda yang diorientasikan pada pembangunan
memiliki beberapa kendala, sehingga kegiatan karkater pemuda. Meskipun mendapat bantuan
yang diorientasikan pada pembangunan dari anggota DPR, namun keuangan masih
karakter pemuda sering terbengkalai. Kendala tetap menjadi kendala karena belum mampu
tersebut berdampak pada kualitas kader di mencukupi kebutuhan di dalam kegiatan
organisasi kepemudaan tersebut. tersebut, sehingga pengurus mengambil
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda inisiatif untuk iuran, seperti kegiatan
Ansor di Kabupaten Sukoharjo memiliki Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar)
program kerja membangun badan usaha yang diadakan di Kecamatan Polokarto pada
berupa koperasi, namun hingga masa jabatan tangal 29-31 Januari 2016.
periode 2013-2017 hampir berakhir belum Kedua, koordinasi pengurus masih
terealisasi, sehingga dalam hal pendanaan sangat kurang. Koordinasi pengurus menjadi
untuk melaksanakan kegiatan menjadi salah satu kendala di dalam Pimpinan
terkendala. Keuangan merupakan salah satu Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten
kendala yang menyebabkan kegiatan di Sukoharjo sehingga mempengaruhi dalam
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor perumusan program kegiatan ke depan
di Kabupaten Sukoharjo menjadi terkendala, di organisasi tersebut (program kerja)
sehingga ada kegiatan menjadi terhenti, seperti khususnya kegiatan yang diorientasikan pada
Rijalul Ansor dan Pendidikan Kepemimpinan pembangunan karakter pemuda. Organisasi
Dasar (PKD). tersebut untuk saat ini tidak memiliki

189
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 180-198

program kerja tahunan, sehingga secara dalam berkoordinasi juga menjadi kendala di
langsung berdampak pada terkendalanya organisasi tersebut, sehingga kegiatan yang
dalam mengadakan kegiatan-kegiatan yang sudah tersusun di dalam program kerja dan
diorientasikan pada pembangunan karakter. Peraturan Organisasi Gerakan Pemuda Ansor
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda menjadi terkendala. Wakil ketua bidang
Ansor di Kabupaten Sukoharjo sebelum kaderisasi di Pimpinan Cabang Gerakan
kepemimpinan periode 2013-2017 memiliki Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo yang
program pertemuan secara rutin setiap selapan dijabat oleh Ma’ruf Budiyanto sudah tidak
(35 hari) sekali, setiap malam minggu legi. aktif, hal ini berakibat pada proses kaderisasi
Di dalam pertemuan tersebut terdapat acara yang tidak efektif serta banyak menimbulkan
pengajian, kemudian dilanjutkan koordinasi konflik dan kritik, misal kegiatan yang
antar pengurus, namun kepemimpinan periode terhenti, yaitu Rijalul Ansor dan Pendidikan
2013-2017 tidak ada koordinasi secara Kepemimpinan Dasar (PKD).
rutin. Bahkan ketika akan mengadakan Kurang aktifnya pengurus berdampak
kegiatan seperti Pendidikan dan Latihan Dasar pada kegiatan di organisasi tersebut menjadi
(Diklatsar) mengumpulkan pengurus sulit, terhenti, seperti Rijalul Ansor, ketika
karena memiliki kesibukan masing-masing kepemimpinan periode 2009-2013 berjalan
sehingga banyak kegiatan yang diorientasikan rutin setiap malam minggu legi, namun periode
pada pembangunan karakter pemuda menjadi 2013-2017 karena tidak ada yang menggerakan
terkendala. Misal ketua panitia Pendidikan dan sehingga tidak dapat dilaksanakan dengan baik
Latihan Dasar (Diklatsar) yang dilaksanakan dan rutin. Kegiatan selanjutnya yang menjadi
di Kecamatan Polokarto pada tanggal 29-31 terhenti, yaitu Pendidikan Kepemimpinan
Januari 2016, mengungkapkan bahwa sebelum Dasar (PKD) baru dilaksanakan satu kali
mengadakan Pendidikan dan Latihan Dasar selama kepemimpinan periode 2013-2017, hal
(Diklatsar) memiliki kendala yang serius itu terjadi karena banyak pengurus yang sibuk
selain keuangan, yaitu koordinasi antar dengan pekerjaan sehingga tanggung jawab
pengurus meskipun kegiatan tersebut pada di organisasi tersebut kurang diperhatikan.
akhirnya dapat berjalan. Padahal kegiatan tersebut sangat efektif
Koordinasi di Pimpinan Cabang Gerakan untuk membangun karakter pemuda apabila
Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo menjadi diimplementasikan dengan baik, karena di
permasalahan yang serius, karena koordinasi dalamnya terdapat materi teori dan praktik.
menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan Berdasarkan observasi di lapangan
suatu organisasi dalam membangun karakter ketika kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar
anggotanya. Kurangnya koordinasi antar (Diklatsar) yang diadakan oleh Pimpinan
pengurus berdampak pada kurangnya efektif Anak Cabang di Kecamatan Polokarto atas
dalam mengadakan suatu kegiatan yang rekomendasi dari Pimpinan Cabang Gerakan
diorientasikan pada pembangunan karkater Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo
pemuda. pada tanggal 29-31 Januari 2016 terlihat ada
Ketiga, keaktifan pengurus masih beberapa pengurus Pimpinan Cabang yang
sangat kurang. Kurangnya aktif pengurus tidak hadir, yaitu Ma’ruf Budiyanto wakil

190
Pipit Widiatmaka, Agus Pramusinto, dan Kodiran -- Peran Organisasi Kepemudaan Dalam Membangun
Karakter Pemuda Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Pemuda (Studi Pada Pimpinan Cabang
Gerakan Pemuda Ansor Di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah)
ketua bidang kaderisasi, Ahmad Syafari wakil Ansor di zona 2 (Tawangsari, Weru, dan
ketua bidang ekonomi, Sigit Santoso wakil Bulu), Eko selaku ketua Pimpinan Anak
ketua bidang Rijalul Ansor, Eko Jalu Haryanto Cabang Gerakan Pemuda Ansor di zona 2
yang menjabat sebagai departemen pendidikan mengungkapkan kepada sahabat-sahabat
dan pengkaderan. Fenomena ini menunjukkan Ansor bahwa kepengurusan di tingkat cabang
bahwa keseriusan para pengurus masih kurang sedang menggalami kekosongan, karena
dalam keikutsertaan kegiatan yang diadakan banyak pengurus yang ingin mengundurkan
oleh Pimpinan Anak Cabang, sehingga proses diri.
pembangunan karakter pemuda menjadi Kelima, kepentingan pribadi.
terkendala. Tugas administrasi di dalam Kepentingan pribadi di Pimpinan Cabang
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten
di Kabupaten Sukoharjo yang seharusnya Sukoharjo menjadi kendala dalam membangun
dikerjakan oleh sekretaris (Mustofa), namun karakter pemuda, karena kepentingan tersebut
di organisasi tersebut dikerjakan oleh ketua menyebabkan terhentinya beberapa kegiatan
organisasi (Nuril Huda). di organisasi tersebut, yaitu Rijalul Ansor dan
Keempat, terjadi kekosongan jabatan. Pendidikan Kepemimpinan Dasar (PKD).
Wakil ketua yang membidangi Rijalul Ansor Kepentingan pribadi yang ada di dalam
selama ini terjadi kekosongan jabatan, karena Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor
Sigit Santoso yang menjabat di posisi tersebut di Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai
sudah tidak aktif dan tempat tinggalnya pindah berikut.
ke Cirebon karena pekerjaan. Kosongnya (1). Mencari dukungan dalam pemilu.
jabatan wakil ketua bidang Rijalul Ansor Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor di
membuat kegiatan tersebut tidak bisa terlaksana Kabupaten Sukoharjo merupakan organisasi
dengan baik dan rutin, sehingga pembangunan kepemudaan yang dimanfaatkan oleh beberapa
karakter pemuda melalui kegiatan Rijalul pengurusnya untuk menjadi pejabat publik,
Ansor tidak bisa terlaksana dengan baik. sehingga hal ini berimbas pada kegiatan
Ketua dan pengurus lainnya sampai saat ini yang semula berjalan dengan baik dan aktif
belum memiliki inisiatif untuk menggantikan menjadi tidak aktif dan sering terjadi konflik
jabatan yang ditinggalkan oleh Sigit Santosa. antar pengurus. Konflik sering terjadi di
Kekosongan jabatan wakil ketua bidang organisasi tersebut ketika mendekati pemilu
Rijalul Ansor menjadi salah satu penyebab untuk memilih anggota DPR. Organisasi
pada kurang seriusnya pengurus lain dalam tersebut dimanfaatkan oleh beberapa pengurus
merencanakan dan melaksanakan kegiatan untuk mencari dukungan agar menjadi
tersebut, yang sebelum kepemimpinan Nuril anggota DPRD, DPR RI dan wakil Bupati di
Huda (kepemimpinan Khomsun Nur Arif) Kabupaten Sukoharjo.
dapat dilaksanakan secara rutin setiap malam Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda
minggu legi. Ansor di Kabupaten Sukoharjo dimanfaatkan
Berdasarkan observasi pada tanggal oleh beberapa pengurus dan anggotanya
26 Maret 2016 dalam kegiatan Rijalul Ansor untuk mencari dukungan agar dapat menjadi
di Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda pejabat publik (DPRD, DPR RI, dan wakil

191
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 180-198

Bupati). Kepentingan pribadi yang dibawa Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten
ke organisasi tersebut berdampak pada Sukoharjo dapat terpilih menjadi Komisioner
kegiatan yang sebelumnya dapat berjalan KPUD di Kabupaten Sukoharjo.
dengan baik, menjadi terhenti dan juga Pengurus Pimpinan Cabang Gerakan
menimbulkan konflik internal, meskipun Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo periode
tokoh yang memiliki kepentingan pribadi di 2004-2019, periode 2009-2013 dan periode
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor di 2013-2017 selalu terpilih menjadi Komisioner
Kabupaten Sukoharjo, setelah kepentingannya KPUD di Kabupaten Sukoharjo, karena Tim
tercapai tidak melupakan begitu saja atas Seleksi Komisioner KPUD di Kabupaten
jasa dari anggota di organisasi tersebut, Sukoharjo dalam melakukan seleksi dengan
sehingga setiap ada kegiatan selalu terlibat wawancara kurang transparan.
di dalamnya dengan memberi bantuan, tetapi Pilkada di Kabupaten Sukoharjo yang
meskipun organisasi tersebut dipermudah dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2015,
dalam mendapatkan bantuan kegiatan yang dimanfaatkan oleh salah satu Komisioner
berorientasi pada pembangunan karakter tetap KPUD yang juga merupakan ketua Pimpinan
belum bisa berjalan kembali dengan baik. Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten
(2). Mencari pekerjaan atau proyek. Sukoharjo dengan memilih sebagian besar dari
Beberapa pengurus dan anggota Pimpinan anggota Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan
Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten
Sukoharjo memanfaatkan organisasi tersebut Sukoharjo untuk menjadi Panitia Pemilihan
untuk mendapatkan pekerjaan dan proyek. Kecamatan (PPK). Beberapa anggota yang
Komisioner KPU merupakan jabatan yang menjadi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)
diburu oleh beberapa pengurus, terutama ketua pada pilkada di Kabupaten Sukoharjo tahun
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor di 2015, tidak terlepas dari peran ketua Pimpinan
Kabupaten Sukoharjo karena sejak tahun 2004 Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten
Komisioner KPUD di Kabupaten Sukoharjo Sukoharjo yang menjabat sebagai Komisioner
selalu diisi oleh anggota dari organisasi KPUD di Kabupaten Sukoharjo, karena
tersebut. yang berhak menentukan terpilihnya sebagai
Pada tahun 2004 Khomsun Nur Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) adalah
Arif ketika menjadi pengurus di Pimpinan Komisioner KPUD.
Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten
Sukoharjo terpilih menjadi ketua Komisioner Karakter Pemuda Pimpinan Cabang
KPUD di Kabupaten Sukoharjo. Pada tahun Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten
2009 ketika beliau menjabat sebagai ketua Sukoharjo
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Pembangunan karakter pemuda di
di Kabupaten Sukoharjo dan juga berstatus organisasi kepemudaan Pimpinan Gerakan
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) terpilih Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo
kembali menjadi ketua Komisioner KPUD di pada dasarnya melalui tiga kegiatan, yaitu
Kabupaten Sukoharjo. Nuril Huda pada tahun Rijalul Ansor, Pendidikan Kepemimpinan
2013 ketika menjabat sebagai ketua Pimpinan Dasar (PKD), serta Pendidikan dan Latihan

192
Pipit Widiatmaka, Agus Pramusinto, dan Kodiran -- Peran Organisasi Kepemudaan Dalam Membangun
Karakter Pemuda Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Pemuda (Studi Pada Pimpinan Cabang
Gerakan Pemuda Ansor Di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah)
Dasar (Diklatsar), namun yang hanya dapat membangun ketahanan pribadi pemuda dapat
diimplementasikan adalah Pendidikan dijelaskan sebagai berikut.
dan Latihan Dasar (Diklatsar). Fenomena Pertama, rasa percaya diri dan berpegang
tersebut bisa terjadi karena ada beberapa pada prinsip. Peran Pimpinan Cabang Gerakan
kendala, sehingga kegiatan Rijalul Ansor Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo
dan Pendidikan Kepemimpinan Dasar dalam membangun karakter pemuda belum
(PKD) tidak bisa berjalan dengan efektif dan berimplikasi secara maksimal terhadap
berkelanjutan. Padahal pendidikan karakter ketahanan pribadi pemuda di organisasi
yang bertujuan untuk membangun karakter tersebut, khususnya kepribadian percaya diri
pemuda harus berjalan secara berkelanjutan dan berpegang pada prinsip, karena kegiatan
dan membutuhkan suatu strategi atau metode Rijalul Ansor dan Pendidikan Kepemimpinan
yang efektif, sehingga karakter pemuda dapat Dasar (PKD) belum berjalan dengan baik dan
terbangun. efektif. Kegiatan yang dapat membangun
Pendidikan karakter yang kepribadian percaya diri dan berpegang teguh
diimplementasikan oleh Pimpinan Cabang pada prinsip hanyalah Pendidikan dan Latihan
Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten Dasar (Diklatsar), karena kegiatan yang
Sukoharjo belum mampu membangun berjalan dengan efektif dan di dalam kegiatan
karakter pemuda secara maksimal. Pimpinan tersebut terdapat materi teori (ruangan) dan
Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten praktik (lapangan). Rijalul Ansor yang awalnya
Sukoharjo belum bisa membangun karakter- diadakan secara rutin setiap malam minggu
karakter yang sudah dijelaskan oleh Ambarita legi sudah tidak dilaksanakan, sedangkan
di landasarn teori secara menyeluruh. Karakter Pendidikan Kepemimpinan Dasar (PKD)
yang dapat dibangun melalui kegiatan selama kepemimpinan periode 2013-2017
Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar), baru 1 (satu) kali dilaksanakan. Pada dasarnya
yaitu religius, tanggung jawab, disiplin, kedua kegiatan tersebut, di era kepemimpinan
mandiri, kejujuran, amanah, peduli antar periode 2009-2013 sangat efektif untuk
sesama, kerja sama, percaya diri, kreatif, membangun ketahanan pribadi pemuda
pantang menyerah, kepemimpinan, toleransi, khususnya percaya diri dan berpegang teguh
dan cinta tanah air. Karakter yang belum pada prinsip, karena dapat berjalan dengan
bisa dibagun melalui kegiatan-kegiatan di efektif.
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kepercayaan diri pemuda di Pimpinan
Kabupaten Sukoharjo khususnya Pendidikan Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten
dan Latihan Dasar (Diklatsar), yaitu rasa Sukoharjo yang dibangun melalui kegiatan
hormat, sopan santun, kasih sayang, adil, dan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar)
rendah hati. melalui materi ruangan, yaitu melalui materi
Ahlussunnah Wal Jama’ah dan pendidikan bela
Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi negara. Ajaran tersebut dapat menumbuhkan
Pemuda rasa kepercayaan diri anggota dengan meyakini
Beberapa implikasi peran Pimpinan dan berpegang teguh pada ajaran empat
Cabang Gerakan Pemuda Ansor dalam mazhab, yaitu Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan

193
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 180-198

Hambali serta memiliki jiwa nasionalisme dan Berdasarkan observasi di dalam kegiatan
patriotisme yang dibangun melalui pendidikan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar)
bela negara. Di sisi lain, TNI dan POLRI juga yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darus
terlibat di dalam kegiatan tersebut dan memberi Hasan, Kecamatan Polokarto pada tanggal
materi ruangan (pendidikan bela negara) dan 29-31 Januari 2016, ketika peserta mengikuti
materi lapangan (PBB), sehingga tidak dapat kegiatan caraka malam yang dilaksanakan
dipungkiri apabila anggota Banser (Barisan pukul 00.00 (malam), peserta diberi motivasi
Ansor Serbaguna) memiliki ketahanan pribadi oleh instrukturnya bahwa anggota Banser
yang tangguh khususnya kepercayaan diri dan ( Barisan Ansor Serbaguna) harus mampu
berpegang teguh pada prinsip. menyesuikan diri terhadap lingkungan dan
Ahlussunnah Wal Jama’ah merupakan memiliki keyakinan bahwa setiap masalah
ajaran yang selalu ditekankan di organisasi dan rintangan dapat diselesaikan dengan doa
tersebut, selain itu sikap dan perilaku untuk dan usaha. Keyakinan tersebut dipegang oleh
selalu membela tanah air juga menjadi prinsip peserta sehingga memiliki kepercayaan diri
yang dipegang di dalam organisasi tersebut. bisa melewati rute yang melewati kuburan,
Pemuda di Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda hutan, dan pemukiman penduduk dan semua
Ansor di Kabupaten Sukoharjo yang pernah peserta Pendidikan dan Latihan Dasar
mengikuti kegiatan Pendidikan dan Latihan (Diklatsar) mampu melewati rute yang sudah
Dasar (Diklatsar) untuk menjadi Banser disiapkan oleh panitia tersebut.
(Barisan Ansor Serbaguna), pada dasarnya Pemuda yang memiliki kepribadian
memiliki kepercayaan diri dan berpegang percaya diri dan berpegang teguh pada prinsip
pada prinsip, namun terkadang ada beberapa dapat dibangun melalui beberapa kegiatan
pemuda yang terlalu fanatik dan belum bisa yang di dalamnya terdapat materi teori dan
mengendalikan emosinya, ketika berdiskusi materi praktik, kegiatan tersebut harus dapat
dengan temannya yang memiliki perbedaan dilaksanakan secara serius dan berkelanjutan.
faham yang diyakininya. Pimpinan Cabang Gerakan pemuda Ansor di
Di Kabupaten Sukoharjo banyak Kabupaten Sukoharjo pada dasarnya memiliki
berkembang faham yang terkadang berbenturan beberapa kegiatan yang dapat membangun
antara satu dengan yang lainnya dan juga kepercayaan diri dan berpegang teguh pada
ada faham yang berbenturan dengan ajaran prinsip, namun yang berjalan dengan baik dan
Ahlussunnah Wal Jama’ah. Misal yasinan dan efektif hanya Pendidikan dan Latihan Dasar
tahlilan yang merupakan ajaran dari Gerakan (Diklatsar), sehingga pemuda di organisasi
Pemuda Ansor, ditentang oleh pemuda lain yang tersebut yang memiliki kepercayaan diri dan
tergabung di dalam organisasi Majelis Tafsir Al berpegang teguh pada prinsip hanya kader inti
Qur’an (MTA) yang mengatakan bahwa yasinan atau sering disebut dengan Banser (Barisan
dan tahlilan haram sebab tidak pernah diajarkan Ansor Serbaguna).
oleh nabi Muhammad SAW. Perbedaan tersebut Kedua, jiwa dinamis, kreatif dan
terkadang menjadi konflik ketika pemuda dari pantang menyerah. Pimpinan Cabang Gerakan
Gerakan Pemuda Ansor berdiskusi dengan Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo
pemuda dari Majelis Tafsir Al Qur’an (MTA). memiliki kegiatan yang dapat menumbuhkan

194
Pipit Widiatmaka, Agus Pramusinto, dan Kodiran -- Peran Organisasi Kepemudaan Dalam Membangun
Karakter Pemuda Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Pemuda (Studi Pada Pimpinan Cabang
Gerakan Pemuda Ansor Di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah)
kepribadian yang dinamis untuk melakukan tersebut, meskipun selalu mendapat tekanan
perubahan, memiliki kreativitas, dan pantang dari orang lain atau organisasi lain.
menyerah, yaitu Pendidikan dan Latihan Dasar Berdasarkan observasi di dalam
(Diklatsar), meskipun masih ada beberapa kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar
kegiatan yang lain dapat menumbuhkan (Diklatsar) terdapat beberapa kegiatan yang
kepribadian tersebut, namun belum bisa dapat menumbuhkan kepribadian yang
dilaksanakan dengan baik dan efektif yaitu pantang menyerah dan kreativitas pemuda.
Rijalul Ansor dan Pendidikan Kepemimpinan Kegiatan itu ialah caraka malam dan out bond,
Dasar (PKD). Hal tersebut bisa terjadi karena yang menuntut peserta agar menjadi individu
ada beberapa kendala, yaitu koordinasi yang pantang menyerah untuk melewati
pengurus yang masih kurang dan adanya rintangan-rintangan yang sudah disipkan
kepentingan pribadi di dalam organisasi oleh panitia, selain itu peserta juga dituntut
tersebut. untuk mengeluarkan kreativitasnya dengan
Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) menggunakan strategi bagaimana agar dapat
dapat berimplikasi pada ketahanan pribadi melewati rintangan atau permasalahan yang
pemuda khususnya kepribadian yang dinamis ada.
untuk melakukan perubahan, memiliki Pemuda di Pimpinan Cabang Gerakan
kreativitas, dan pantang menyerah. Anggota Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo
yang mengikuti kegiatan Pendidikan dan yang memiliki ketahanan pribadi khususnya
Latihan Dasar (Diklatsar) diharapkan dapat kepribadian yang dinamis untuk melakukan
menjadi kader inti di organisasi tersebut perubahan, memiliki kreativitas, dan pantang
atau sering disebut Banser (Barisan Ansor menyerah pada dasarnya hanya kader inti atau
Serbaguna) mengakui dan merasakan sendiri sering disebut dengan Banser (Barisan Ansor
bahwa kegiatan tersebut dapat menumbuhkan Serbaguna).
kreativitas dan pantang menyerah Ketiga, mandiri dan mendambakan
Implikasi dari Pendidikan dan Latihan kebersamaan. Pimpinan Cabang Gerakan
Dasar (Diklatsar) juga dirasakan oleh anggota Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo
lain yang mengikuti kegiatan tersebut, terutama memiliki kegiatan yang dapat membangun
pantang menyerah dalam berdakwah agar karakter pemuda dan berimplikasi pada
masyarakat dapat menaati perintah agama dan kemandirian pemuda serta selalu menjunjung
menjauhi segala larangannya. Di Kabupaten kebersamaan dalam perbedaan di lingkungan
Sukoharjo selama ini banyak berkembang sekitarnya, yaitu Pendidikan dan Latihan
paham-paham agama Islam yang berpotensi Dasar. Meskipun ada kegiatan lain yang
pada konflik, misal ada salah satu organisasi dapat berimplikasi pada kemandirian dan
yang menyatakan bahwa ada beberapa ajaran jiwa kebersamaan, yaitu Rijalul Ansor dan
Gerakan Pemuda Ansor dikatakan syirik, Pendidkan Kepemimpinan Dasar (PKD),
seperti tahlilan dan yasinan. Fenomena tersebut namun kegiatan tersebut terkendala
menuntut anggota Pimpinan Cabang Gerakan sehingga tidak dapat berjalan dengan baik
Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo untuk dan efektif sehingga tidak seluruh anggota
pantang menyerah mempertahankan ajaran Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor

195
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 180-198

di Kabupaten Sukoharjo memiliki ketahanan untuk menemukan jalan hingga pos akhir.
pribadi khususnya kemandirian dan jiwa Pada akhir kegiatan ini peserta dituntut
kebersamaan. untuk mengeluarkan jiwa kebersamaan,
Anggota yang pernah mengikuti kegiatan karena yang bertanggung jawab tidak secara
di Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor individu, namun satu kelompok. Metode
di Kabupaten Sukoharjo khususnya kegiatan ini dalam implementasinya sangat efektif
Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) untuk membangun kemandirian dan jiwa
dengan yang belum pernah mengikuti kegiatan kebersamaan pemuda.
tersebut memiliki perbedaan dalam bersikap Pemuda di Pimpinan Cabang Gerakan
dan berperilaku, terutama kemandirian dan Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo yang
kebersamaannya. Kegiatan Pendidikan dan memiliki ketahanan pribadi hanya kader
Latihan Dasar (Diklatsar) dapat mempengaruhi intinya atau sering disebut Banser (Barisan
kepribadian pemuda, sehingga anggota yang Ansor Serbaguna), karena kegiatan yang
sudah pernah mengikuti kegiatan tersebut lainnya seperti Rijalul Ansor dan Pendidikan
memiliki perbedaan dalam bersikap dan Kepemimpinan Dasar (PKD) tidak dapat
berperilaku dengan anggota yang belum diimplementasikan dengan baik dan efektif.
pernah mengikuti Pendidikan dan Latihan
Dasar (Diklatsar). SIMPULAN
Berdasarkan observasi di lapangan Berdasar penjelasan tersebut di atas
ketika kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
(Diklatsar) berlangsung, terdapat kegiatan yang Pertama, Pimpinan Cabang Gerakan
dapat menumbuhkan kemandirian dan jiwa Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo
kebersamaan, yaitu caraka malam. Kegiatan ini memiliki peran dalam membangun karkater
dilaksanakan pada pukul 00.00 WIB (malam) pemuda, meskipun masih sangat kurang
dan seluruh peserta yang mengikuti kegiatan ini maksimal karena banyak memiliki kendala
dibagi menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok salah satunya koordinasi. Ketua Pimpinan
diberangkatkan secara berurutan dan harus Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten
berangkat sendiri dengan waktu yang berbeda. Sukoharjo pada periode 2013-2017 pada
Apabila ada peserta yang belum sampai ke pos dasarnya belum memiliki sikap kepemimpinan
akhir dan melebihi waktu yang sudah ditentukan yang bagus, karena belum mampu menyusun
oleh panitia, maka yang bertanggung jawab program kerja dengan baik, meskipun masih
adalah satu kelompok sehingga seluruh anggota ada beberapa kegiatan yang diorientasikan
kelompok harus mencari peserta yang belum pada pembangunan karakter pemuda dapat
sampai ke pos akhir. berjalan. Di sisi lain, beberapa pengurus
Kegiatan caraka malam pada dasarnya di organisasi tersebut masih kurang
bertujuan untuk menumbuhkan jiwa memperhatikan tanggung jawabnya sebagai
kemandirian dan kebersamaan pemuda, seorang pengurus organisasi, karena banyak
karena awalnya berkelompok kemudian tugas dan kewajibannya ditinggalkan sehingga
diberangkatkan sendiri dan menuntut untuk kegiatan yang dapat berjalan hanya Pendidikan
berusaha sendiri semaksimal mungkin dan Pelatihan Dasar (Diklatsar).

196
Pipit Widiatmaka, Agus Pramusinto, dan Kodiran -- Peran Organisasi Kepemudaan Dalam Membangun
Karakter Pemuda Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Pemuda (Studi Pada Pimpinan Cabang
Gerakan Pemuda Ansor Di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah)
Kedua, karakter yang dapat dibangun Cahyono, Guntur. 2015. “Opini: Pemuda
melalui Pendidikan dan Latihan Dasar Agen Perdamaian”. http://joglosemar.
(Diklatsar) yaitu religius, tanggung jawab, com/2015/04/opini- pemuda-agen-
disiplin, mandiri, peduli antar sesama, kerja perdamaian.html. 27 April 2015, diakses
sama, percaya diri, kreatif, pantang menyerah, pada tanggal 5 Oktober 2015.
kepemimpinan, toleransi, dan cinta tanah air, Dewanta, Pandu dan Syaifullah, Cavchay.
sedangkan karakter yang belum bisa dibangun, 2008. Rekontruksi Pemuda. Jakarta:
yaitu rasa hormat, sopan santun, kasih sayang, Kementerian Pemuda dan Olahraga.
adil, kejujuran, amanah, dan rendah hati. Dradjad, Sjamsul. 2015. “BNN: Pemuda
Ketiga, Pimpinan Cabang Gerakan dan Narkoba, Lingkaran Setan yang
Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo Mengerikan”.http://kriminalitas.com/bnn-
hanya memiliki 1 (satu) kegiatan yang pemuda-dan-narkobalingkaran -setan-
dapat berimplikasi pada ketahanan pribadi yang-mengerikan. 24 Februari 2015,
pemuda, yaitu Pendidikan dan Latihan diakses pada tanggal 17 Oktober 2015.
Dasar (Diklatsar). Kegiatan tersebut dapat Fadeli, Soeleiman dan Subhan Muhammad,
membangun kepribadian yang mandiri, 2010, Antologi NU Buku I: Sejarah,
kebersamaan, percaya diri, berpegang teguh Istilah, Amaliah, dan Uswah. Surabaya:
pada prinsip, dinamis, kreatif dan pantang Khalista.
menyerah. Pada dasarnya tidak semua Fuad, Munawar. 2010. Membangkitkan Ruh
pemuda yang tergabung di dalam Pimpinan Ansor: Spirit Lanjutkan Pengabdian
Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten Perjalanan Seorang Kader Grassroot.
Sukoharjo memiliki ketahanan pribadi, namun Jakarta: MF GP Ansor.
hanya kader intinya saja atau sering disebut Kholil, Akhmad. 2014. “Pria Tanpa Identitas
Banser ( Barisan Ansor Serbaguna) yang Tewas Dianiaya Tiga Pemuda”. http://m.
memiliki ketahanan pribadi, karena sudah nasional.rimanews.com/, 31 Oktober
pernah mengikuti Pendidikan dan Latihan 2014, diakses pada tanggal 17 Oktober
Dasar (Diklatsar) dan siap untuk menjaga 2015.
keamanan dan ketertiban di masyarakat. Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2012.
Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
DAFTAR PUSTAKA Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ambarita, Biner. 2013. “Profesionalisme, M u s l i c h , M a s n u r. 2 0 11 . P e n d i d i k a n
Esensi Kepemimpinan, dan Manajemen Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Organisasi”. Jurnal Generasi Kampus. Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Volume 6, Nomor 2, September 2013. Primartantyo, Ukky. 2012. “SBY Dijadwalkan
Hal. 1-16. Hadir di Milad GP Ansor”. http://www.
Astuti, Siti Irene. 2010. “Pendekatan Holistik tempo.co/read/news/2012/07/13. 13 Juli
dan Kotekstual dalam Mengatasi Krisis 2012, diakses pada tanggal 10 April
Karakter di Indonesia”. Jurnal Cakrawala 2015
Pendidikan. Edisi Khusus Dies Natalis Ridho. 2015. “Prof. Irwan Prayitno: Banyak
UNY, Mei 2010. Hal. 41-58. Organisasi Pemuda Hidup Segan Mati

197
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 180-198

Tak Mau”. http://www.sumbarpost.com/ Wibowo, Kurniawan. 2015. Bubarkan Pemuda


berita-2216-html. 14 April 2015, diakses Nongkrong, Polisi Sukoharjo Kena
pada tanggal 5 Oktober 2015 Tembak. http://joglosemar.co/2015/01/
Soedarsono, Soemarno. 1997. Ketahanan bubarkan- pemuda-nongkrong-polisi-
Pribadi dan Ketahanan Keluarga Sebagai sukoharjo-kena-tembak.html. 25 Januari
Tumpuan Ketahanan Nasional. Jakarta: 2015, diakses pada tanggal 17 Oktober
PT Intermasa 2015
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi. CV.
Rajawali: Jakarta Peraturan Perundangan
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan
Rosdakarya. (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tilaar, H,A.R. 1991. Tinjauan Pedagogis Nomor 148 Tahun 2009, Tambahan
Mengenai Pemuda: Suatu Pendekatan Lembaran Negara Republik Indonesia
Ekosentris. Pemuda dan Perubahan Nomor 5067).
Sosial. Jakarta: LP3ES

198

You might also like