Jurnal Artikel Ilmiah

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Pendidikan

IMPLEMENTASI DAN MANFAAT PENGGUNAAN ICE BREAKING TERHADAP MINAT


BELAJAR SERTA KONSENTRASI SISWA SD

Nindi Juanda Amelia Sari


Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Terbuka, Bandar Lampung, Indonesia
Corresponding Author: juandanindi@gmail.com

Submitted:20 September 2023 Revised: 22 September 2023 Publish: 23 September 2023

Abstrak
Kebosanan peserta didik artinya hal biasa dan kerap terjadi waktu proses belajar mengajar berlangsung.
Hal ini sangat masuk akal terjadi sebab usia siswa merupakam usia bermain. sang sebab itu proses
aktivitas pada kelas tidak terlepas dari peran guru didalamnya. Dimana guru sebagai pendidik sangat
mensugesti proses aktivitas belajar mengajar dikelas. Tentu hal itu tidak simpel, pengajar wajib
mengetahui dimana kesalahan saat pembelajaran berlangsung. poly yang menjadi faktor internal
maupun eksternal pada menghambat keberhasilan belajar peserta didik. salah satu faktor
penghambatnya ialah faktor eksternal, yaitu lingkungan belajar siswa. Jika keadaan lebih kurang tidak
mendukung terjadinya proses pembelajaran, maka hal tersebut akan mempengaruhi psikologis anak.
sang karena itu guru wajib mengkaji metode Ice Breaking. Tujuan dilakukannya penelitian ini artinya
buat mengetahui implementasi asal penerapan ice breaking, serta hubungan antara penerapan ice
breaking menggunakan menarik minat siswa serta pengembalian konsentrasi belajar siswa.

Kata Kunci: bosan, konsentrasi, ice breaking.

Abstract
Student boredom is common and often occurs when the teaching and learning process takes place. This is
very natural because the students' age is playing age. Therefore, the process of activities in the classroom
cannot be separated from the role of the teacher in it. Where teachers Alaihi Salam educators greatly
influence the process of teaching and learning activities in the classroom. Of course this is not easy,
teachers have to know where mistakes are made when learning takes place. There are many internal and
external factors that hinder students' learning success. One of the inhibiting factors is external factors,
namely the students' learning environment. If the surrounding conditions do not support the learning
process, then this will affect the child's psychology. Therefore teachers must learn the Ice Breaking
method. The purpose of this research is to determine the implementation of ice breaking, Alaihi Salam
well AS the relationship between the application of ice breaking and attracting student interest and
returning student concentration to learning.

Keywords: bored, concentration, ice breaking.

PENDAHULUAN
Membuat suasana belajar yang aman adalah keliru satu faktor penting demi menerima perhatian
penuh dari siswa. Jika nuansa pada kelas tidak kondusif maka akan menyebabkan siswa merasa bosan,
jenuh, tidak fokus di guru, mengantuk, serta bahkan berbicara menggunakan teman kelasnya. Akibatnya
guru akan kesulitan dalam memahamkan materi kepada siswa waluapun materi sudah disampaikan.
krusial bagi guru buat memilih seni manajemen serta metode yang tepat buat siswa yang kurang
termotivasi buat ikut pada pembelajaran. Metode ialah suatu alat atau cara buat mencapai tujuan
menggunakan itu pembelajaran dapat efektif. terdapat poly metode yang pengajar bisa pilih buat
mengatasi dilema kurang aktif dan memfokuskan pulang perhatian peserta didik dalam pembelajaran
galat satunya artinya metode Ice Breaking..
Proses pembelajaran yg efektif itu sendiri memerlukan konsentrasi belajar dari peserta didik.
siswa kadang kala dapat saja kehilangan penekanan saat belajar, hal ini dipengaruhi oleh poly faktor,
pada antaranya adalah kemampuan intelegensi siswa. Maka galat satu cara buat menumbuhkan
konsentrasi siswa merupakan dengan menyelipkan ice breaking dalam proses pembelajaran yang
tujuannya buat membangkitkan semangat pula menarik kembali konsentrasi jua perhatian siswa. Ice
breaking dapat diberikan pada awal pembelajaran buat menyiapkan minat belajar peserta didik, atau
disela-sela pembelajaran buat menghilangkan kejenuhan dan menaikkan konsentrasi balik peserta didik
serta bahkan bisa diberikan diakhir pembelajaran buat mengakhiri kegiatan dengan penuh senang cita
(Sunarto, 2012).
Ice Breaking berfungsi untuk pemantapan konsep dan pulang masuk ke kondisi alfa. tetapi, guru
harus berhati-hati memilih Ice Breaking yg sempurna. merupakan jangan sampai Ice Breaking ini
menghabiskan ketika jam pelajaran. wajib dibedakan Ice Bbreaking yg dipergunakan buat training
ataupun outbound menggunakan Ice Bbreaking pada dalam kelas. Tantangan bagi gurulah buat
mengoleksi ice breaking. pada arti Ice Breaking memang baik untuk pembelajaran, supaya peserta didik
kembali antusias pada belajar tetapi tak juga buat menghabiskan waktu pembelajaran(Asmani, 2015)
poly jenis permainan Ice Breaking yang mampu diamati, tiru dan modifikasi menjadi berikut: Permainan
Games atau permainan adalah jenis ice breaking yang paling menghasilkan siswa heboh1. siswa akan
muncul semangat baru yang lebih saat melakukan permainan. (Sunarto, 2017) Rasa ngantuk menjadi
hilang serta sikap apatis spontan berubah menjadi aktif.
Melalui permainan suasana menjadi cair sebagai akibatnya kondisi belajar sebagai konsusif. Hal-hal yg
perlu diperhatikan pengajar dalam meilih games yang akan dipergunakan menjadi ice breaking antara
lain :
1) Faktor keselamatan
2) Faktor waktu
3) Faktor peralatan
4) Faktor edukasi
1. Yel-yel Pembangkit Semangat
Yel-yel artinya kata-istilah pembangkit semangat atau motivasi, dengan intonasi bunyi tegas,
keras, tetapi bermakna yel-yel bisa didesain dengan menggerakan anggota tubuh sembari mengucapkan
istilah-kata motivasi. contohnya guru mengatakan, “mana anak sholeh?” sambil menyampaikan 2 jari
jempol ke dada.”
“Dimana?” tanya pengajar lagi “Disini!” jawab siswa.
“yang mana “tanya pengajar lagi. “yang ini” jawab peserta didik
“Alhamdulillah, Luar biasa, Allahu besar ” sambung peserta didik lagi
dan banyak lagi bentuk yel-yel yg mampu dikembangkan sang guru kreatif.(Nindi, 2023)

2. Lagu Atau Nyanyian yang Disertai gerak Tubuh


Lagu atau nyanyian ini pula poly dipergunakan di ice breaking. Cara bermainya yaitu dengan cara
memutar lagu lalu mengajak peserta didik bernyanyi atau berkecimpung bersama-sama. guru pula bisa
merancang gerakan yg mendukung nyanyian atau lagu yg dimasukkan ke materi pembelajaran.

3. Motivasi Belajar
Sesuai beberapa pendapat motivasi bisa diartikan sebagai dorongan yang bersumber berasal
dalam diri seorang, baik yg dipengaruhi asal dalam jua berasal luar sebagai akibatnya orang tersebut
melakukan tindakan untuk memperoleh tujuan yg ingin dicapai. Motivasi belajar ditentukan oleh
berbagai faktor, baik dari di pula berasal luar. Ahmad Rifa’i serta Anni menyebutkan bahwa faktor yg
menghipnotis motivasi belajar peserta didik yaitu:(Rifa’i & Anni, 2009):
1) sikap, merupakan kombinasi dari konsep, berita, serta emosi yang didapatkan dalam bentuk persepsi,
istilah-kata, symbol, pandangan baru, gagasan buat merespon orang, kelompok , insiden, atau objek
tertentu secara positif atau negatif . sikap mempunyai akibat bertenaga terhadap pembentukan perilaku
belajar peserta didik karena sikap membantu peserta didik di merespon stimulus terhadapa
lingkungannya.
2) Kebutuhan, ialah kondisi yang dialami oleh individu menjadi suatu kekuatan internal yang memandu
siswa buat mencapai tujuan. Kebutuhan bertindak sebagai kekuatan internal yg mendorong seorang buat
mencapai tujuan.
3) Rangsangan, artinya perubahan di pada persepsi atau pengalaman menggunakan lingkungan yg
membuat seseorang bersifat aktif. Rangsangan secara eksklusif membantu memenuhi kebutuhan belajar
siswa. jika siswa tidak memperhatikan pembelajaran, maka sedikit sekali yang akan terjadi di peserta
didik tadi. Pembelajaran yg tak merangsang mengakibatkan peserta didik yang mulanya termotivasi
untuk belajar di akhirnya menjadi bosan terlibat pada pembelajaran(Rifa’i & Anni, 2009)
4) afeksi, berkaitan menggunakan pengalaman emosional kecemasan, kepedulian, kepemilikan dari
individu atau grup ketika belajar. afeksi mampu menjadi motivator intrinsik. bila emosi bersifat positif
pada saat aktivitas belajar berlangsung, maka emosi bisa mendorong peserta didik buat belajar keras.
Integritas emosi serta berpikir peserta didik dapat menghipnotis motivasi belajar dan menjadi kekuatan
terpadu yang positif, sebagai akibatnya akan mengakibatkan kegiatan belajar yg efektif.
5) Kompetensi, berkaitan menggunakan dominasi perilaku, pengetahuan, dan keterampilan seorang
terhadap suatu bidang sebagai akibatnya mampu menyampaikan dukungan emosional terhadap usaha
eksklusif di menguasai keterampilan serta pengetahuan baru.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian kepustakaan dengan pendekatan analisis artikel meliputi prosedur ilmiah
obyektivitas, sistematis, dan generalisasi yg dipaparkan secara obyektif dan sistematis. dampak
penelitian ini dari beberapa jurnal terdahulu. Adapun Artikel yg dipergunakan pada penelitian ini dapat
ditinjau di tabel 1 berikut:
Tabel 1. Artikel Penelitian Yang Dianalisis

No Nama dan Tahun Judul

1. (Efi Ika Febriandari, Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Menerapkan Ice Breaking
2018) Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah
Dasar
2. (Irachmat 2015) Peningkatan Perhatian Siswa Pada Proses Pembelajaran Kelas
III Melalui Permainan Ice Breaking di SDN Gembongan.
3. (Pertiwi, 2018) Peningkatan Perhatian Peserta didik pada proses belajar
melalui Ice Breaking pada kelas II E MI Pembangunan UIN
Jakarta
4. (Setyani, 2018) Analisis Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa dalam Proses
Pembelajaran Matematika ditinjau dari Hasil Belajar
5. (Fanani, 2010) Ice Breaking dalam Proses Belajar Mengajar
6. (Rudiana Rahmi, Korelasi Kegiatan Ice Breaking Dengan Motivasi Belajar Peserta
2018) Didik Dalam Proses Pembelajaran Tematik
7. (Aam Amalia, 2020) Ice Breaking Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
8. (Nuryana & Efektivitas Brain Gym Dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar
Purwanto, 2010) Pada Anak
9. (Heryawan & Metode Joyfull Learning Berbasis Ice Breaking untuk
Maulidina, n.d.) Menumbuhkan Semangat Siswa SD dalam Pembelajaran IPA
10. (Suhur, 2019) Implementasi Ice Breaking dalam Meningkatkan Minat Belajar
Siswa di MI Riyadlotul Uqul Doroampel Sumber gempol
Tulungagung

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dari sepuluh artikel ini mengungkapkan bahwa ice breaking yang
diimplementasikan pada pembelajaran menunjukkan hasil yang sangat baik, adapun uraiannya dapat
ditunjukkan pada tabel 2 berikut:

Nama Hasil

(Efi Ika Febriandari, Bahwa kreativitas guru sangat berhubungann erat dengan
2018) proses belajar mengajar Hal ini ditunjukkan dengan antusiasme
dan semangat belajar siswa selama pembelajaran dikelas.
(Irachmat 2015) Pada pratindakan, rata-rata skor perhatian siswa 52,4 (kategori
sedang). Siklus I rata-rata skor perhatian siswa meningkat
menjadi 71 (kategori tinggi). Pada siklus II rata-rata skor
perhatian siswa meningkat lagi menjadi 83 (kategori sangat
tinggi).
(Pertiwi, 2018) Perhatian peserta didik meningkat sebesar 13% dari siklus I
(77%) ke siklus II (90%) sehingga termasuk kategori sangat
baik.
(Setyani, 2018) Subjek penelitian memiliki tingkat konsentrasi belajar yang
berbeda. A mendapatkan skor 58,82 dan tergolong memiliki
tingkat konsentrasi sedang. Subjek B mendapatkan skor 70,58
dan tergolong memiliki tingkat konsentrasi sedang. Sedangkan
subjek C mendapatkan skor 82,35 dan tergolong memiliki
tingkat konsentrasi tinggi.
(Fanani, 2010) Guru harus kreatif dan berani melakukan inovasi pembelajaran
dengan melakukan sentuhan aktivitas di luar rutinitas proses
pembelajaran. Guru merencanakan dan merancang
pembelajaran dengan memperhatikan segala aspek teori
pembelajaran yang berkaitan dengan strategi model, metode,
dan media serta materi bahan ajar. Perencanaan mengajar yang
baik belum bisa menjamin kepastian keberhasilan guru.
( Rudiana Rahmi, 2018) Terdapat korelasi yang signifikan antara kegiatan ice breaking
dengan motivasi belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran tematik di MI Nurul Islam Gambut.
(Aam Amelia) Ice Breaking pada proses pembelajaran berpengaruh terhadap
peningkatan konsentrasi siswa.
(Nuryana & Purwanto, Pemberian Brain Gym sangat efektif dalam meningkatkan
2010) konsentrasi belajar pada anak.
(Heryawan & Maulidina, Metode Joyfull Learning berbasis Ice Breaking dapat
n.d.) menumbuhkan semangat siswa SD dalam pembelajaran IPA.
(Suhur, 2019) Ice Breaking dapat meningkatkan minat belajar siswa. ada tiga
jenis ice breaking yang digunakan yaitu yel-yel, games, dan
gerak badan. Yel-yel diimplementasi ketika kondisi kelas mulai
kurang kondusif. Games dan diimplementasi untuk
membangun konsentrasi anak dalam berfikir sehingga siswa
terfokus pada materi. Gerak badan diimplementasikan ketika
siswa terlihat mulai lesu setelah lama diam duduk
mendengarkan materi dengan demikian aliran darah akan
lancar kembali

Beberapa hambatan yang di nikmati pengajar mengenai ice breaking diantaranya adalah
kurangnya variasi pada penerapan ice breaking, kurangnya kreativitas guru, serta jarangnya pembinaan
soft skill berbasis ice breaking. Selain itu, terdapat kendala pada mengatasi kebosanan peserta didik
sebelum materi , kurangnya upaya berasal guru buat memotivasi serta menumbuhkan minat belajar pada
peserta didik, serta kurangnya kreativitas pengajar pada menerapkan jenis jenis ice breaking yang
dilakukan didalam kelas.

KESIMPULAN
Asal uraian diatas bisa disimpulkan bahwa menggunakan penggunaan ice breaking, pembelajaran
dikelas menjadi lebih hangat serta menyenangkan, sehingga menambah semangat peserta didik buat
antusias balik pada mengikuti KBM dikelas. Penerapan ice breaking terlihat praktis tapi membutuhkan
keterampilan, kreativitas, dan pelatihan yg memadai agar guru bisa mengintegrasikannnya dalam
suasana pembelajaran pada kelas. sebab tanpa pengetahuan yang memadai, maka pembelajaran
memakai ice breaking hanya akan menghasilkan suasana kelas semakin gaduh serta tak bermakna.

DAFTAR PUSTAKA
Fransiska, B. (2020). Pengembangan Teknik Pembelajaran Ice Breaking buat menaikkan Minat
Belajar
peserta didik pada Kelas IV di Sekolah Dasar/MI. Univeritas Islam Negeri.
Harsyad, F. (2016). Studi Komparasi Penggunaan Ice Breaking dan Brain GYM Terhadap Minat
Belajar
Matematika siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 21 Makasar (UIN Alauddin
Makasar). Retrieved from
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/id/eprint/6297
Heryawan, T., & Maulidina, A. (n.d.). Metode Joyfull Learning Berbasis Ice Breaking buat
Menumbuhkan
Semangat siswa SD dalam Pembelajaran IPA. 313–321.
Indrawati, M. (2019). Efektivitas Teknik Ice Breaking pada Layanan Bimbingan grup buat
menaikkan Konsentrasi Belajar siswa pada Sekolah Menengah Negeri 1 Tambang (UIN Syarif
Kasim RIAU). Retrieved from http://scioteca.caf.com/bitstream/handle
/123456789/1091/RED2017-Eng-8ene.pdf?sequence
Putri, D. N. (2020). pengaruh Ice Breaker Terhadap akibat Belajar IPA peserta didik Kelas IV SD
Negeri 15
Salolo Kota Palopo. Universitas Cokroaminoto Palopo.
Setyani, M. R. (2018). Analisis taraf Konsentrasi Belajar peserta didik pada Proses Pembelajaran
Matematika
dilihat berasal yang akan terjadi Belajar. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Suhur, S. F. (2019). Implementasi Ice Breaking dalam menaikkan Minat Belajar siswa pada MI
Riyadlotul
Uqul Doroampel Sumbergempol Tulungagung. IAIN TulungAgung.
Desmidar, D., Ritonga, M., & Halim, S. (2021). Efektivitas ice breaking pada mengurangi kejenuhan
peserta
didik mengkaji Bahasa Arab. Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah umum , 21(2), 113– 128.
Dimyati, M. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta.
Faijin, F., Nurmaya, A., & Muhamadiah, M. (2021). Efektivitas Penerapan Ice Breaking buat
Mengatasi
Kejenuhan Mahasiswa dalam Pembelajaran Bk kelompok. Guiding World : Jurnal Bimbingan serta
Konseling, 4(1), 1–10. https://doi.org/10.33627/GW.V4I1.479

You might also like