Professional Documents
Culture Documents
Journal 18102019065000
Journal 18102019065000
1, Juni 2001
Elidar Naiola
ABSTRACT
ABSTRAK
dan Vm filtrat biakan B. cereus mengandung amilase adalah 0,0036% dan 89,36 x 102
U/ml/menit pada kondisi pH 7,0; suhu 40oC; inkubasi 10 menit.
diinkubasikan pada suhu kamar. Setelah mulai dari 0,2%–2,0%. Nilai dari aktivitas
dua hari inkubasi, enzim amilase enzim yang didapat diplotkan ke dalam
diekstraksi dengan cara sentrifugasi pada kurva Michaelis-Menten. Uji kurva
kecepatan 10.000 rpm selama lima menit, hubungan antara 1/(s) dan 1/(v), dilakukan
dan larutan enzim yang diperoleh diuji untuk menghitung tetapan Michaeles-
aktivitas amilolitiknya. Menten (Km) enzim.
Untuk melihat pengaruh pH
terhadap aktivitas enzim amilase HASIL DAN PEMBAHASAN
(amilolitik), pengujian dilakukan dalam
larutan buffer pada (pH 4 – 10). Larutan Hasil isolasi dan seleksi
buffer yang digunakan adalah 0,05 M Sebanyak 21 isolat bakteri telah
buffer asetat (pH 4 – 6), 0,05 M buffer diisolasi dengan cara menginokulasikan
fosfat (pH 6 – 8) dan 0,05 M buffer masing-masing contoh kedalam medium
Atkins dan Pantin (pH 9 – 10). selektif (YPSs cair yang mengandung
Stabilitas enzim amilase terhadap 2% pati terlarut). Setelah diinkubasikan
pH ditentukan dengan cara mengin- selama dua hari pada suhu kamar, bakteri
kubasikan larutan enzim selama satu jam yang tumbuh diisolasi dengan cara
dalam larutan buffer pada pH yang menumbuhkan beberapa tetes media
bervariasi ( 4 – 10), yaitu sebanyak 0,25 mengandung sample tersebut pada
ml larutan enzim ditambahkan kedalam permukaan media YPSs padat. Setiap
0,25 bufer (0,01 M, pH 4 – 10), isolat murni dipelihara dalam media
diinkubasikan pada suhu 4oC selama satu miring nutrient agar.
jam, selanjutnya ditambahkan 0,5 ml Hasil pengujian secara kualitatif
substrat (2% pati terlarut dalam 0,05 M menunjukkan bahwa sebanyak 18 isolat
buffer fosfat, pH 7). Aktivitas enzim memiliki aktivitas amilolitik, yang
amilase tersisa diuji sesuai dengan standar ditandai dengan adanya zona bening
pengujian dan nilainya dinyatakan dalam disekitar koloni setelah dituangi larutan
persen terhadap aktivitas enzim tanpa iod. Selanjutnya isolat-isolat yang
perlakuan. menunjukkan positif aktivitas amilolitik
Pengaruh suhu terhadap enzim secara kualiatatif diukur secara semi-
amilase diuji dengan cara mengukur kuantitatif dengan cara membandingkan
aktifitasnya pada berbagai macam suhu diameter zona bening disekitar koloni
yang berkisar antara 35 - 70oC. Stabilitas dengan diameter koloni setelah dituangi
enzim amilase terhadap suhu diukur larutan iod (Tabel 1.).
dengan cara menginkubasikan larutan Hasil penghitungan secara semi-
enzim selama 10 menit pada variasi suhu kuantitatif menunjukkan terdapat delapan
(35 – 70oC). Segera setelah inkubasi isolat memiliki diameter zona bening
larutan enzim didinginkan dengan cepat (aktivitas amilase relatif) dengan nilai >2
dan aktivitas enzim amilase yang tersisa dan tiga belas isolat degan nilai antara 1 –
diukur dengan cara yang sama dan 2. Isolat-isolat yang mempunyai aktivitas
nilainya dinyatakan dalam persen terhadap amilase cukup tinggi umumnya berasal.
aktivitas enzim tanpa perlakuan. dari produk makanan/ minuman hasil
fermentasi, tiga diantaranya berasal dari
Penentuan konstanta kinetika reaksi brem Bali, dan satu dari brem Lombok,
Aktivitas enzim dilakukan pada yaitu makanan fermentasi yang dibuat
kondisi optimumnya (pH 7,0, suhu 40oC dengan menggunakan beras ketan sebagai
dan waktu inkubasi 10 menit) dengan bahan dasarnya. Isolat lainnya yang
variasi konsentrasi substrat (pati terlarut) mempunyai aktivitas amilase yang cukup
35
Jurnal Biologi Indonesia Vol. III, No. 1, Juni 2001
37
Jurnal Biologi Indonesia Vol. III, No. 1, Juni 2001
120 120
100 100
U/mL)
60 60
40 40
20 20
0 0
35 40 45 50 55 60 65 70
Suhu (o C)
38
Jurnal Biologi Indonesia Vol. III, No. 1, Juni 2001
120 60
100 50
Akt. amilase (x10 U/mL)
60 30
40 20
20 10
0 0
5 5.5 6 7 8 9 10
pH
sa yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa dihasilkan dalam media mengandung pati
merupakan polimer rantai lurus dari unit- terlarut diduga sebagai akibat dari
unit D-glukosa atau disebut juga soluble tingginya kandungan gula pereduksi pada
starch yang saling berikatan melalui awal proses fermentasi.
ikatan -1,4, sedang amilopektin Hasil pengamatan terhadap
merupakan polimer dengan rantai aktivitas amilase kasar serta sumber
bercabang yang terdiri dari residu glukosa karbon yang digunakan diduga bahwa B.
pada bagian luar yang dapat diuraikan oleh cereus mempunyai kemampuan
α-amilase dan struktur limit dektrin pada menghasilkan lebih dari satu macam
bagian tengah yang tertinggal setelah α- amilase salah satu diantaranya α-amilase.
amilase melepaskan semua residu glukosa. Menurut Alam et al. (1989), mikroorga-
Amilosa bersifat sedikit larut dalam air nisme dapat menghasilkan lebih dari satu
dan amilopektin larut dalam air. Aktivitas macam amilase pada saat yang bersamaan.
enzim untuk menghidrolisa pati Karakter enzim amilase kasar dapat
dipengaruhi oleh tipe dan keadaan granula. dilihat dari nilai konstanta kinetika reaksi.
Menurut Priest (1984) sekitar 75% – 85% Pengukuran aktivitas enzim pada berbagai
bagian pati (tergantung dari jenisnya) konsentrasi substrat dibuat grafiknya dan
tersusun oleh amilopektin, pati beras besarnya aktivitas secara kinetika
terdiri dari 89% amilosa dan 11% diketahui dari harga Vm dan Km (Gambar
amilopektin. Besarnya aktivitas amilase 3).
sebanding dengan laju hidrolisis pati, dan Dari data pada Gambar 3
terjadi lebih cepat pada rantai lurus. Laju diketahui bahwa pada kondisi pengujian
hidrolisis amilosa oleh amilase lebih cepat (pH 7,0; suhu 40oC; inkubasi 10 menit)
dari pada laju hidrolisis amilopektin. nilai Vmax yang diperoleh adalah 89,36
Aktivitas amilase yang dihasilkan dalam U/ml/menit, dan Km 0,0036, atau dapat
media mengandung tepung beras ataupun dikatakan bahwa pada saat kecepatan
tepung ketan menginduksi pembentukan mencapai setengah kecepatan maksimum,
enzim amilase. konsentrasi substrat akan menunjukkan
Konsentrasi gula reduksi hasil 0,0036. Untuk melihat karakter enzim
hidrolisis senyawa polimer media yang lebih lengkap perlu dilakukan
berpengaruh terhadap aktivitas amilase, pemurnian, karena karakter suatu enzim
apabila gula pereduksi untuk keperluan sangat ditentukan oleh tingkat
metabolisme sel sudah tercukupi, akan kemurniannya.
terjadi penghambatan produksi enzim,
Rendahnya aktivitas amilase yang
40
Jurnal Biologi Indonesia Vol. III, No. 1, Juni 2001
0.035
0.03
0.025
0.02
1/V
0.015
y = 0.00004x + 0.01119
R2 = 0.93032
0.01
0.005
0
0 100 200 300 400 500 600
1/S
Gambar 3. Kurva antara kecepatan reaksi amilase kasar pada kondisi optimum
dan variasi konsentrasi substrat
41
Jurnal Biologi Indonesia Vol. III, No. 1, Juni 2001
42