414-Article Text-530-1-10-20190429

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 8, No.

1, Oktober 2017

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK PADA PT LESCHACO LOGISTIC


INDONESIA DENGAN METODE HOUSE OF RISK (HOR)

Syifa Silfani Putri1, Liane Okdinawati2 , Aditia Sovia Pramudita3

1. Politeknik Pos Indonesia


2. Politeknik Pos Indonesia
3. Politeknik Pos Indonesia
Jln. Sariasih No. 54 Bandung 40151
Email : syifasilfaniputri@gmail.com

ABSTRACT

PT Leschaco Logistic Indonesia is one of the international logistics companies that has
been growing in Indonesia since 1999. In every business activity of course the company
has a risk, so that needed a supply chain risk analysis at company to know and eliminate
cause of existence of a risk. Through the house of risk (HOR) method, it is possible to know
what risk events will occur, what risk agents may potentially arise in the company's
business processes, and how to design mitigation strategies for priority risk agents. In the
implementation of the house of risk method is divided into 2 phases including, house of risk
phase 1 to identify risk events and risk agents that potentially arise, and house of risk phase
2 to design mitigation strategies in handling priority risk agents. In the house of risk phase
1, the results showed 23 risk events with 21 identified risk agents. Based on identification,
11 priority risk agents are selected to design risk mitigation strategies. In the house of risk
phase 2, there are 11 risk mitigation strategies proposed to eliminate the emergence of
priority risk agents.

Keywords: Supply Chain Management, Supply Chain Risk Management, House of Risk,
Supply Chain Operation Reference, Supply Chain Risk Identification Structure

Pendahuluan
Pertumbuhan bisnis logistik yang kini dapat mengutamakan kualitas pelayanan
semakin pesat, memicu persaingan antara sehingga dapat memuaskan pelanggan.
bisnis logistik dari berbagai bidang agar Namun pada kenyataannya proses bisnis
dapat bersaing dalam dunia logistik pada perusahaan tidak selalu berjalan
global. Hal ini secara tidak langsung mulus, masih saja ada kendala-kendala
mendorong pembangunan dan yang dihadapi dalam menjalankan proses
pengembangan masyarakat Indonesia bisnis perusahaan, terutama dalam
secara menyeluruh. Meningkatnya kegiatan supply chain/proses ekspor
persaingan bisnis logistik di Indonesia perusahaan. Setiap proses bisnis
ditandai dengan banyaknya perusahaan perusahaan tentunya memiliki risiko,
logistik internasional yang telah manajemen risiko rantai pasok
didirikan di Indonesia, baik itu bergerak merupakan pengendalian risiko rantai
di bidang shipping line, carrier agent, pasok melalui koordinasi atau kolaborasi
warehousing, freight forwarding, dan antar mitra rantai pasok guna menjamin
lain sebagainya. Salah satu perusahaan tingkat keuntungan dan kontinuitas
logistik internasional yang telah lama (Brindley dalam Quaddus dan Wee,
didirikan di Indonesia adalah PT 2009).
Leschaco Logistic Indonesia. Sebagai
perusahaan yang menangani jasa ekspor Beberapa masalah yang sering dihadapi
impor sudah seharusnya perusahaan oleh perusahaan diantaranya, terlambat
Hal. 54
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 8, No.1, Oktober 2017

pengurusan dokumen ke shipping line, tersebut merupakan beberapa hal yang


terlambatnya pemuatan ke kapal karena menyebabkan terjadinya keterlambatan
container terlambat masuk ke CY, pada keberangkatan kapal sehingga
terjadinya delay keberangkatan karena estimated time departure (ETD) berbeda
congestion di pelabuhan dan cuaca yang dengan actual time departure (ATD).
buruk, dan kesulitan mendapatkan Adapun persentase keterlambatan pada
container dari pihak shipping line karena keberangkatan kapal periode Maret-Juni
waktu pemesanan terlalu mendadak. Hal 2017 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Keterlambatan Shipment Maret-Juni 2017


Total Shipment
Bulan Total Shipment Persentase
Terlambat
Maret 81 25 31%
April 53 30 57%
Mei 54 32 59%
Juni 28 12 43%

Tanpa adanya penanganan risiko yang bagian 4, dan pada bagian 5 akan
baik tentunya dapat mengancam dicantumkan daftar pustaka mengenai
kelangsungan bisnis perusahaan, oleh literatur terkait.
karena itu analisis mengenai risiko
tersebut penting adanya agar dapat 1. MODEL, ANALISA, DESAIN,
berkontribusi terhadap perbaikan kerja DAN IMPLEMENTASI
pada perusahaan serta dapat
meningkatkan keuntungan dengan Dalam memecahkan suatu masalah
mengurangi risiko perusahaan. Sehingga terdapat model pemecahan masalah dan
pada penelitian ini akan dilakukan beberapa langkah dalam melakukan
analisis risiko menggunakan metode penelitian yaitu sebagai berikut:
house of risk (HOR). Model HOR 2.1. Model Pemecahan Masalah
merupakan pengembangan dari model Model pemecahan masalah yang
FMEA dan QFD. FMEA merupakan digunakan yaitu model house of risk
sebuah metode yang digunakan untuk (HOR) yang bertujuan untuk
mengidentifikasi potensi kegagalan suatu mengidentifikasi, menganalisis,
produk atau jasa serta melakukan suatu mengukur serta memitigasi risiko yang
tindakan yang bertujuan untuk berpotensi timbul pada penelitian ini.
menghilangkan atau meminimalisasi Menurut Pujawan (2007) penerapan
risiko kegagalan tersebut (Gupta dalam HOR terdiri atas 2 tahap yaitu:
Luthfi dan Irawan 2012). Metode house 1. HOR fase 1 digunakan untuk
of risk digunakan untuk mengidentifikasi mengidentifikasi kejadian risiko dan
kejadian risiko yang akan terjadi, agen risiko yang berpotensi timbul
penyebab apa saja yang berpotensi sehingga hasil output dari HOR fase 1
timbul dalam proses bisnis perusahaan, yaitu pengelompokan agen risiko ke
dan bagaimana perancangan strategi dalam agen risiko prioritas sesuai
mitigasi atas risiko tersebut. dengan nilai Aggregate Risk Potential
(ARP).
Untuk pembahasan selanjutnya, 2. HOR fase 2 digunakan untuk
mengenai model, analisa, desain, dan perancangan strategi mitigasi yang
implementasi akan dibahas pada bagian dilakukan untuk penanganan agen
2, hasil dan diskusi akan dibahas pada risiko kategori prioritas. Hasil output
bagian 3, kesimpulan akan dibahas pada dari HOR fase 1 akan digunakan
Hal. 55
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 8, No.1, Oktober 2017

sebagai input pada HOR fase 2. f. Mengukur nilai korelasi antara suatu
2.2. Langkah-langkah Pemecahan kejadian risiko dengan agen penyebab
Masalah risiko serta menggambarkannya
Dalam proses pemecahan masalah, dalam struktur SCRIS (Supply Chain
terdapat beberapa langkah agar Risk Identification System)
pemecahan masalah dapat selesaikan g. Perhitungan nilai indeks prioritas
dengan teratur dan mendapatkan hasil risiko sebagai pertimbangan dalam
yang akurat. Adapun langkah-langkah penentuan agen risiko prioritas.
pemecahan masalah yaitu sebagai h. Menyeleksi agen risiko prioritas dan
berikut: non-prioritas berdasarkan indeks
1. Melakukan studi pendahuluan prioritas risiko yang telah didapatkan.
2. Melakukan studi lapangan i. Mengidentifikasi aksi mitigasi yang
3. Melakukan studi pustaka relevan atas agen risiko prioritas
4. Menetapkan perumusan masalah terpilih.
5. Menentukan tujuan penelitian j. Mengukur nilai korelasi antara suatu
6. Menetapkan metode penelitian agen risiko dengan aksi
7. Melakukan pengumpulan data mitigasi/penanganan risiko.
a. Wawancara dengan responden utama k. Mengkalkulasi total efektivitas pada
mengenai kejadian risiko dan agen setiap agen risiko.
risiko yang terjadi pada perusahaan. l. Mengukur tingkat kesulitan dalam
b. Penyebaran lembar penilaian terkait penerapan aksi mitigasi.
level severity (tingkat dampak) dan m. Mengkalkulasi total efektivitas
occurance (peluang kemunculan) penerapan aksi mitigasi.
kepada responden. n. Melakukan skala prioritas penerapan
c. Face validity atas hasil akumulasi aksi mitigasi mulai dari ETD tertinggi
penilaian yang telah didapatkan dari hingga terendah.
seluruh responden. 9. Melakukan analisis dan pembahasan
8. Melakukan pengolahan data atas hasil pengolahan data
a. Mengidentifikasi proses bisnis / 10. Penarikan kesimpulan dan saran
aktivitas rantai pasok pada berdasarkan hasil analisis dan
perusahaan berdasarkan model SCOR pembahasan yang menjawab
(Supply Chain Operation Reference) perumusan masalah dan merangkum
yang terbagi menjadi beberapa proses penelitian.
yaitu plan, source, make, deliver, dan
return. 3. HASIL DAN DISKUSI
b. Mengidentifikasi kejadian risiko yang
berpotensi muncul pada proses rantai Pada bagian ini akan dijelaskan proses
pasok yang mengakibatkan kerugian pengolahan data dan diskusi atas hasil
pada perusahaan. pengolahan data yang telah diperoleh,
c. Mengukur severity (tingkat dampak) sebagai berikut:
atas suatu kejadian risiko dalam 3.1 Pengolahan Data
proses rantai pasok pada perusahaan. Pada pengolahan data menggunakan
d. Mengidentifikasi agen risiko yang metode house of risk, terbagi menjadi 2
menjadi penyebab atas terjadinya fase yaitu sebagai berikut:
suatu kejadian risiko. 1. House of Risk Fase 1
e. Mengukur occurance (peluang a. Identifikasi proses bisnis
kemunculan) atas suatu agen risiko menggunakan model SCOR seperti
yang menjadi penyebab atas pada Tabel 2 sebagai berikut:
terjadinya suatu kejadian risiko.

Hal. 56
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 8, No.1, Oktober 2017

Tabel 2. Identifikasi Proses Bisnis berdasarkan Model SCOR

b. Identifikasi kejadian risiko yang hubungan korelasi, 1 menggambarkan


terjadi dalam proses rantai pasok pada hubungan korelasi kecil, 3
perusahaan seperti pada Tabel 3. menggambarkan korelasi sedang, dan
c. Pengukuran severity suatu kejadian 9 menggambarkan korelasi tinggi.
risiko terhadap proses bisnis g. Perhitungan nilai indeks prioritas
perusahaan berdasarkan hasil (ARP) dilakukan agar dapat
penilaian responden. mengetahui agen risiko yang
d. Identifikasi agen risiko yang menjadi dijadikan prioritas sehingga dapat
penyebab terjadinya suatu kejadian dijadikan input pada house of risk fase
risiko, seperti pada Tabel 4. 2 guna merancang strategi mitigasi
e. Pengukuran occurance (peluang yang dapat dilakukan untuk
kemunculan) suatu agen risiko menangani penyebab risiko yang
berdasarkan hasil penilaian terjadi. Perhitungan nilai ARP
responden. menggunakan perhitungan berikut:
f. Identifikasi korelasi antara agen risiko h. Melalui analisis risiko, diperoleh nilai
dengan kejadian risiko dan ARP yang merupakan hasil dari
identifikasi antara suatu kejadian
risiko dengan kejadian risiko lainnya
didapatkan melalui wawancara
bersama responden utama pada
perusahaan. Bila suatu agen risiko
menyebabkan timbulnya suatu risiko,
maka dikatakan terdapat korelasi. output house of risk fase 1 dapat
Nilai korelasi terdiri atas (0, 1, 3, 9) dilihat pada Tabel 5.
dimana 0 menunjukkan tidak ada

Hal. 57
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 8, No.1, Oktober 2017

Tabel 3. Identifikasi Kejadian Risiko

Tabel 4. Identifikasi Kejadian Risiko

Hal. 58
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 8, No.1, Oktober 2017

Tabel 5. House of Risk Fase 1

2. House of Risk Fase 2 diakibatkan oleh 20% risiko yang


a. Analisis pareto dilakukan untuk krusial. Terdapat 11 agen risiko
menentukan agen risiko prioritas prioritas pada analisis pareto, dapat
dengan hukum 80:20 yang berarti dilihat pada Tabel 6.
bahwa 80% kerugian perusahaan

Tabel 6. Perhitungan Pareto Agen Risiko

b. Identifikasi agen mitigasi dilakukan Alternatif diperoleh melalui


sebagai rekomendasi atas penanganan wawancara dengan responden utama,
alternatif untuk mengeliminasi rekomendasi aksi mitigasi dapat
terjadinya agen risiko prioritas. dilihat pada Tabel 7.

Hal. 59
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 8, No.1, Oktober 2017

Tabel 7. Strategi Mitigasi

c. Pengukuran nilai korelasi agen risiko derajat efektivitas dalam mereduksi


dengan mitigasi risiko akan menjadi kemunculan agen risiko. Nilai
pertimbangan dalam menentukan korelasi dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Nilai Korelasi Strategi Mitigasi

d. Kalkulasi total efektivitas agen risiko nilai 3 (kesulitan rendah), 4 (kesulitan


dilakukan dengan perhitungan sedang), dan 5 (kesulitan tinggi).
f. Perhitungan total efektivitas
penerapan aksi mitigasi (ETD)
dihitung berdasarkan perhitungan
total efektivitas yang dibagi dengan
sebagai berikut:
e. Pengukuran tingkat kesulitan
penerapan aksi mitigasi didapatkan
melalui wawancara bersama
responden utama Tujuan dari
pengukuran ini yaitu untuk tingkat kesulitan, sebagai berikut:
mengetahui derajat kesulitan untuk g. Pengukuran skala prioritas aksi
penerapan aksi mitigasi. Adapun mitigasi dipilih berdasarkan ranking
skala yang digunakan dalam penilaian ETD yang telah diperoleh, dapat
tingkat kesulitan ini merupakan dilihat pada Tabel 9.
tingkat skala 3-5 dengan arti bahwa

Hal. 60
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 8, No.1, Oktober 2017

Tabel 9. Aksi Mitigasi Prioritas

3.2 Diskusi dengan pelaku pihak trucking yaitu,


Pada analisis risiko rantai pasok/kegiatan kelalaian trucking saat pick up empty
ekspor pada PT Leschaco Logistic container (ARP 744).
Indonesia menggunakan metode HOR,
didapatkan output pada HOR fase 1 Setelah didapatkan agen risiko prioritas
berupa agen risiko yang memiliki dilakukan analisis mengenai rancangan
prioritas dalam penanganan strategi mitigasi untuk menangani agen
dibandingkan dengan agen risiko risiko prioritas terkait. Strategi mitigasi
lainnya. Hal tersebut dikarenakan risiko yang telah disusun berdasarkan
semakin tinggi nilai ARP suatu agen ranking tertinggi tersebut merupakan
risiko maka akan berbanding lurus output HOR fase 2, diantaranya
dengan dampak yang ditimbulkan pada melakukan internal training per divisi
proses bisnis perusahaan. secara rutin (PA-1), menjalin komunikasi
Agen risiko prioritas yang menjadi yang baik pada semua pihak (PA-8),
output HOR fase 1 dengan subject pihak memberikan reward, punishment, dan
internal menjadi agen risiko yang paling motivasi kerja kepada seluruh karyawan
banyak muncul pada agen risiko (PA-2), memberikan lingkungan kerja
prioritas, terdapat 8 agen risiko dengan yang nyaman bagi pekerja (PA-3),
pelaku pihak internal diantaranya, human melakukan pemilihan pekerja dengan
error pada pekerja (ARP 1890), lebih ketat (PA-5), melakukan
kesalahan input data (ARP 855), penambahan jumlah tenaga kerja (PA-4),
terlambat pengurusan dokumen ke pengaturan ulang jadwal stuffing (PA-6),
shipping line (ARP 852), volume stuffing membuat SOP untuk prosedur
yang banyak (ARP 735), ketidak telitian pemesanan (PA-9), melakukan checklist
dalam setting dokumen (ARP 708), harian secara rutin (PA-7), menerapkan
kekurangan sumber daya manusia (ARP SOP dengan pihak trucking (PA-10), dan
707), packaging tidak sesuai dengan koordinasi sebelum proses pick up empty
standar dangerous goods (ARP 564), dan container (PA-11)
packaging yang rusak sehingga
menyebabkan harus re-package (ARP Kesimpulan
558). Selanjutnya, terdapat 2 agen risiko
prioritas dengan pelaku pihak customer Dari hasil pengolahan data dan analisis
diantaranya, penambahan dan data yang telah dilakukan, terdapat
pengurangan barang (ARP 996), dan beberapa kesimpulan yaitu, berdasarkan
permintaan mendadak dari customer hasil penelitian awal, identifikasi
(ARP 644). Lalu terdapat 1 agen prioritas kejadian risiko yang dilakukan
menggunakan model SCOR dengan 5

Hal. 61
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 8, No.1, Oktober 2017

aktivitas yaitu plan, source, make, Hadiguna, R. A. 2015. Manajemen Risiko


deliver, dan return, diperoleh 23 kejadian Rantai Pasokan: Pergeseran Orientasi
risiko yang terjadi dalam proses rantai Bersaing dalam Perspektif Sistem.
pasok/kegiatan ekspor PT Leschaco Jurnal Manajemen Risiko Rantai
Logistic Indonesia diantaranya, 3 Pasokan (2015), (Online),
kejadian risiko yang terjadi pada aktivitas (http://www.researchgate.net/publicat
plan, 3 kejadian risiko yang terjadi pada ion/284733300_Manajemen_Risiko_
aktivitas source, 6 kejadian risiko yang Rantai_Pasokan_Pergeseran_Orientas
terjadi pada aktivitas make, 9 kejadian i_Bersaing_Dalam_Perspektif_Sistem
risiko yang terjadi pada aktivitas deliver, , diakses 2 Agustus 2017).
dan 2 risiko yang terjadi pada aktivitas Hanafi, M. M. 2006. Manajemen Risiko.
return. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Kusnindah, C. Dkk. 2014. Pengelolaan
Berdasarkan penelitian mengenai agen Risiko pada Supply Chain dengan
risiko yang dilakukan, dapat Metode House of Risk (HOR) (Studi
diidentifikasi bahwa terdapat 21 agen Kasus di PT. XYZ), Jurnal Teknik
risiko yang menjadi penyebab terjadinya Industri Universitas Brawijaya,
suatu kejadian risiko pada perusahaan. (Online), Vol.2, No.3,
Dari keseluruhan agen risiko, terdapat 11 (https://jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/i
agen risiko prioritas yang menjadi output ndex.php/jrmsi/article/view/116,
HOR fase 1 yang diperoleh melalui diakses 3 Agustus 2017)
analisis pareto yang dikenal dengan Luthfi, A. & Irawan, H. 2012. Analisis
hukum 80:20. Dari 11 agen risiko Risiko Rantai Pasok dengan Model
prioritas, 73% agen risiko prioritas House of Risk (HOR) (Studi Kasus
diakibatkan oleh pihak internal Pada PT XXX), Jurnal Manajemen
perusahaan, 18% agen risiko prioritas Indonesia, (Online), Vol.12, No.1,
diakibatkan oleh pihak customer, dan 9% (https://repository.telkomuniversity.ac
agen risiko prioritas diakibatkan oleh .id/home/catalog/id/14328/slug/analisi
pihak trucking. Berdasarkan s-risiko-rantai-pasok-dengan-model-
perancangan strategi mitigasi atas 11 house-of-risk-hor-html, diakses 3
agen risiko prioritas yang dihasilkan pada Agustus 2017)
HOR fase 1, terdapat 11 strategi mitigasi Pujawan, I. N. 2010. Supply Chain
yang dapat memungkinkan untuk Management. Edisi Kedua. Surabaya :
mengeliminasi atau menurunkan Guna Widya
munculnya agen risiko prioritas. 11 Pujawan, I. N. & Geraldin, L. H. 2009.
strategi mitigasi yang telah disusun House of Risk: A Model For Proactive
berdasarkan ranking ETD tertinggi Supply Chain Risk Management,
tersebut menjadi HOR fase 2. Business Process Management
5. DAFTAR PUSTAKA Journal Vol.15, No.6, 2009 Pp. 953-
Fahmi, I. 2010. Manajemen Risiko-Teori, 967, (Online)
Kasus, dan Solusi. Bandung : (https://www.researchgate.net/publica
Alfabeta. tion/228419116_house_of_risk_a_mo
Geraldin, L. H. Dkk. 2010. Manajemen del_for_proactive_supply_chain_risk
Risiko dan Aksi Mitigasi untuk _management, diakses 3 Agustus
Menciptakan Rantai Pasok yang 2017)
Robust, Master Thesis Industrial Quaddus, H.M. & Wee, Kenji. 2009.
Technology, (Online), Supply Chain Risk Management
(http://www.digilib.its.ac.id/its- (SCRM): A Case Study on The
master-3100007028856/6963, diakses Automotive and Electronic Industries
3 Agustus 2017) in Brazil. Supply Chain Management:
An International Journal, Vol. 14

Hal. 62
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 8, No.1, Oktober 2017

Issue: 4 pp.247 – 252, (Online) (http://www.anderson.ucla.edu/x3258


(https://doi.org/10.1108/1359854091, .xml, diakses 4 Agustus 2017)
diakses 3 Agustus 2017) Ulfah, M. Dkk. 2016. Analisis dan
Suyono, R.P. 2007. Shipping: Perbaikan Manajemen Risiko Rantai
Pengangkutan Intermodal Ekspor Pasok Gula Rafinasi dengan
Impor Melalui Laut. Jakarta : PPM Pendekatan House of Risk, Jurnal
Tandjung, M. 2010. Shipping: Aspek dan Teknologi Industri Pertanian,
Prosedur Ekspor Impor melalui Laut. (Online),
Jakarta : Salemba Empat. (https://journal.ipb.ac.id/index.php/jur
Tang, S. C. 2005. Robust Strategies for naltin/article/view/13129, diakses 4
Mitigating Supply Chain Disruptions, Agustus 2017)
(Online),

Hal. 63

You might also like