Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/348600652

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD DENGAN


MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Article in Nabla Dewantara · November 2020


DOI: 10.51517/nd.v5i2.183

CITATIONS READS

14 2,004

4 authors, including:

Hanifatul Rahmi
Sekolah tinggi teknologi dumai
17 PUBLICATIONS 49 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Hanifatul Rahmi on 18 August 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika 47
ISSN 2528-3901, eISSN 2657-0335
Fatmawati, Etna Syafweny, Susilawaty, Hanifatul Rahmi (Hal. 47 – 60)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD


DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Fatmawati1*, Etna Syafweny2, Susilawaty3, Hanifatul Rahmi4


1
SDN 001 Rimba Sekampung, Dumai
2
SDN 012 Purnama, Dumai
3
SDN 004 Mundam, Dumai
4
Sekolah Tinggi Teknik (STT) Dumai
*fatmawati121366@gmail.com

Abstract: This article was a classroom action research that contains two cycles
that was located at State Elemnetary School 001 Rimba Sekampung in the third
grade with 20 students. The object of this study was student’s mathematical
learning outcome in multiplication and divition subjects with the learning steps
were planning, action, observation and reflection. The instruments that we used
were the learning outcome tests and observation that were analyzed quantitatively
and qualitatively. According to the data analysis results found that: (1) the average
of student’s learning outcome at cycle I was 80 with percentage of student
completeness was 71,43%; (2) the average of student’s learning outcome at cycle
II increased in 83,30 with percentage of student completeness was 80,95%; (3) the
observation result at cycle I was 82,50 with good category, increased in 92,50
with good category at cycle II. The conclusion was Problem Based Learning
Model can improve student’s learning outcome.

Key Words: problem based learning; learning outcone; classroom action


research; cycles.

Abstrak: Artikel ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua
siklus yang dilaksanakan pada SD Negeri 001 Rimba Sekampung di Kelas III
yang berjumlah 20 orang siswa. Objek penelitian ini adalah hasil belajar
matematika siswa pada materi perkalian dan pembagian dengan tahapan
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan
adalah tes hasil belajar dan observasi yang dianalisis secara kuantitatif dan
kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa: (1) rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus I adalah 80 dengan persentase ketuntasan siswa 71,43%;
(2) rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 83,30 dengan
persentase ketuntasan siswa 80,95%; dan (3) hasil obeservasi pada siklus I sebesar
82,50 dengan kategori baik mengalami peningkatan menjadi 92,50 dengan
kategori sangat baik pada siklus II. Kesimpulannya adalah model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: problem based learning; hasil belajar; penelitian tindakan kelas;
siklus.

Volume 5 Nomor 2 November 2020


Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika 48
ISSN 2528-3901, eISSN 2657-0335
Fatmawati, Etna Syafweny, Susilawaty, Hanifatul Rahmi (Hal. 47 – 60)

PENDAHULUAN merupakan bidang studi yang


Matematika merupakan salah menumbuhkan kecemasan siswa sebab
satu mata pelajaran yang selalu ada di matematika sulit untuk dipahami dan
setiap tingkat pendidikan mulai dari dimengerti serta sangat membosankan.
jenjang sekolah dasar hingga ke Guru terbiasa mengajar dengan
jenjang perguruan tinggi. Belajar menggunakan metode ceramah
matematika merupakan syarat cukup sehingga siswa mudah jenuh dalam
yang harus dipenuhi untuk melanjutkan mengikuti proses belajar-mengajar.
pendidikan ke tingkat berikutnya sebab Siswa juga tidak diberikan situasi nyata
melalui pembelajaran matematika, dalam kehidupan sehari-hari sehingga
siswa akan belajar bernalar, berpikir mereka tidak merasa matematika
kritis, kreatif serta aktif. Guru sangat penting untuk dipelajari. Jika
seharusnya mampu memfasilitasi dan situasi yang seperti ini dibiarkan
menciptakan proses belajar-mengajar berkelanjutan maka tentu saja akan
yang menyenangkan sebab akan memberikan dampak negatif terhadap
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
pencapaian hasil belajar siswa. Salah Pembelajaran di Sekolah Dasar
satu tujuan dari model pembelajaran diwarnai dengan perbedaan karakter
matematika adalah untuk melatih dan gaya belajar siswa (Rahmi,
siswa agar mampu berpikir dalam Saputra, Desriati & Fatmawat, 2020).
menghadapi masaah matematis dalam Hasil observasi pada SD Negeri 001
kehidupan sehari-hari. Rimba Sekampung, peneliti
Matematika merupakan salah melaksanakan tugas mengajar seperti
satu ilmu pasti yang mencakup ide-ide biasanya pada materi perkalian dan
abstrak yang terdiri dari bilangan- pembagian. Dalam pelaksanaan proses
bilangan dan simbol-simbol operasi pembelajaran hari tersebut berjalan
hitung melalui aktivitas berhitung serta lancar. pada kegiatan awal
mampu meningkatkan kemampuan pembelajaran guru dan siswa berdoa
berpikir dan berpendapat dalam bersama-sama, guru mengecek
memecahkan permasalahan matematis kehadiaran siswa, guru menyampaikan
yang berkaitan dengan kehidupan apresepsi memberikan motivasi kepada
sehari-hari. Hampir seluruh aktivitas siswa dan menyampaikan bahwa materi
manusia berkaitan dengan matematika. pembelajaran pada pertemuan itu
Misalnya kegiatan jual-beli barang adalah perkalian dan pembagian.
pada bidang ekonomi yang Tampak semua siswa masih berfokus
menggunakan perhitungan matematis kepada guru.
sebagai penentu harga. Selanjutnya guru menyampaikan
Namun faktanya bidang studi tujuan dan materi pembelajaran pada
matematika di tingkat sekolah dasar pertemuan tersebut. Guru menerapkan
saat sekarang ini bukan merupakan metode tanya-jawab, tetapi terdapat
bidang studi yang diminati siswa. siswa yang sudah mulai sibuk sendiri.
Siswa menganggap matematika Misalnya siswa mengobrol dengan

Volume 5 Nomor 2 November 2020


Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika 49
ISSN 2528-3901, eISSN 2657-0335
Fatmawati, Etna Syafweny, Susilawaty, Hanifatul Rahmi (Hal. 47 – 60)

teman sebangku. Setelah bertanya sementara guru hanya berperan sebagai


jawab, guru menjelaskan dan memberi fasilitator. Siswa kelas III yang
contoh mengenai materi pembelajaran. merupakan peralihan dari kelas II
Beberapa orang siswa tampak masih sulit dalam menyelesaikan soal
semangat tetapi selama kegiatan inti cerita terutama dalam mengubah soal
guru terbiasa menerapkan metode cerita ke dalam bentuk matematis.
ceramah dan tanya-jawab melalui buku Selain penggunaan metode
cetak. Guru memberikan kesempatan pembelajaran yang belum terlalu
kepada siswa untuk bertanya jika masih optimal, karakteristik siswa adalah
terdapat materi yang belum dipahami. tidak berminat dalam belajar matemtika
Namun tidak ada siswa yang sehingga selama proses pembelajaran,
memberikan pertanyaan kepada guru banyak siswa yang cenderung
sehingga guru melanjutkan kegiatan mengerjakan kegiatan lain, seperti
pembelajaran dengan memberikan bermain sendiri. Siswa cenderung
tugas mengenai materi pembelajaran sebagai pendengar lalu mencatat tulisan
tersebut. guru di papan tulis. Hal ini
SD Negeri 001 Rimba mengindikasikan siswa tidak begitu
Sekampung memiliki KKM (Kriteria tertarik dalam pembelajaran
Ketuntasan Minimal) untuk pelajaran matematika. Keadaan siswa yang tidak
matematika adalah 70. Berdasarkan memiliki atensi terhadap proses
hasil pembelajaran siswa terlihat bahwa pembelajaran diduga akan mengalami
hasil dari penilaian tersebut hanya 13 keterlambatan dalam belajar sehingga
siswa atau 66,7 % siswa yang tuntas mengakibatkan rendahnya hasil belajar
dari jumlah siswa keseluruhannya yaitu siswa.
21 siswa. Perolehan hasil tersebut Dari hasil data awal dapat
menjelasakan bahwa hasil disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
pembelajaran yaitu ketercapaian masih tergolong rendah. Rendahnya
kompetensi yang tertuang dalam hasil belajar siswa dapat dipengaruhi
skenario pembelajaran dan tuntasnya oleh model pembelajaran yang
individu masih dibawah KKM klasikal digunakan guru. Karena itu peneliti
yaitu 75%. Pencapaian suatu proses ingin mengevaluasi, mengkaji dan
pembelajaran dikatakan berhasil menganalisis lebih lanjut untuk
apabila hasil ketuntasan pembelajaran melakukan perbaikan agar mengalami
diatas KKM (Nasution & Lubis, 2019). peningkatan yang lebih baik baik pada
Berdasarkan hasil observasi awal proses pembelajaran maupun hasil
penulis, proses belajar-mengajar belum belajar siswa. Tujuannya adalah
berjalan secara efektif. Pembelajaran mengetahui penyebab belum
masih berpusat pada guru yang berhasilnya evaluasi dari pembelajaran
merupakan salah satu faktor penyebab matematika pada siswa kelas III SDN
rendahnya hasil belajar siswa. Penulis 001 Rimba Sekampung.
menyadari proses belajar-mengajar Upaya untuk perbaikan dan
sebaiknya berpusat pada siswa peningkatan hasil pembelajaran

Volume 5 Nomor 2 November 2020


Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika 50
ISSN 2528-3901, eISSN 2657-0335
Fatmawati, Etna Syafweny, Susilawaty, Hanifatul Rahmi (Hal. 47 – 60)

tersebut adalah dengan penerapan proses pembelajaran. Tingkah laku


model pembelajaran. Salah satu model sebagai hasil belajar meliputi ranah
pembelajaran inovatif yang mendorong kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa dalam pemahaman materi dan (Majid, 2014). Hasil belajar pada ranah
peningkatan hasil belajarnya adalah kognitif berkaitan dengan penguasaan
model Problem Based Learning (PBL) materi sesuai dengan tujuan belajar.
yang berfokus kepada permasalahan di Andersond dan Krathwohl
dalam kehidupan sehari-hari. Melalui (dalam Rusmono, 2012) menyatakan
model ini, siswa terlatih dalam bahwa aspek kognitif pada taksonomi
menghadapi dan menyelesaikan Bloom telah direvisi ke dalam dua
permasalahan matematis dalam dimensi yaitu proses kognitif dan
kehidupan, serta mampu untuk dimensi pengetahuan. Dimensi proses
menumbuhkembangkan kemampuan kognitif terdiri dari 6 tingkatan: (1)
berpikirnya. Siswa belajar menjadi ingatan, (2) pemahaman, (3) aplikasi,
penyidik yang aktif sehingga (4) analisis, (5) evaluasi dan (6) kreasi.
memicu kemampuan berpikir dan Dimensi pengetahuan terdiri atas 4
bernalar siswa dalam menyelesaikan tingkatan, yaitu (1) faktual, (2)
permasalahan sehingga model ini dapat konseptual, (3) prosedural, dan (4)
mengurangi kesulitan siswa saat belajar metakognitif. Kemudian menurut
matematika (Nasution, Gunawan & Snelbeker (dalam Rusmono, 2012)
Yulia, 2019). Jadi, model PBL perubahan dan kemampuan baru akan
diharapakan dapat meningkatkan hasil diperoleh siswa setelah proses
belajar siswa. pembelajaran berlangsung.
Guru harus peka terhadap Dari pendapat para ahli di atas
prestasi belajar siswa (Rahmi, Zamista ditarik kesimpulan yaitu hasil belajar
& Saputra, 2019). Siswa dituntun untuk merupakan perubahan tingkah laku dan
lebih mandiri dan terampil saat perolehan kemampuan baru setelah
menggali informasi terkait materi yang terlaksananya proses pembelajaran.
sedang dipelajari. Siswa dituntut untuk Pada penelitian ini, penulis berfokus
menilai tingkat pemahamannya sendiri pada ranah kognitif.
terkait materi pelajaran dengan cara Menurut Susanto (2013), hasil
metode tanya-jawab bersama belajar siswa dipengaruhi oleh siswa
temannya. Model PBL ini diduga itu sendiri yang meliputi kemampuan
mampu menumbuh kembangkan berpikir, tingkah laku, motivasi, minat,
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan kesiapan siswa baik jasmani
(Siregar & Nasution, 2019), penemuan, maupun rohani. Kedua dipengaruhi
kemandirian belajar serta tingkat oleh lingkungan yang meliputi sarana
kepercayaan diri siswa. dan prasarana, kompetensi dan
kreativitas guru, sumber belajar,
TINJAUAN TEORETIS metode serta dukungan lingkungan.
Hasil belajar adalah perubahan Wasliman (dalam Susanto 2013),
tingkah laku siswa sesudah melalui juga menyatakan bahwa pencapaian

Volume 5 Nomor 2 November 2020


Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika 51
ISSN 2528-3901, eISSN 2657-0335
Fatmawati, Etna Syafweny, Susilawaty, Hanifatul Rahmi (Hal. 47 – 60)

hasil belajar siswa merupakan hasil model pembelajaran PBL tidak hanya
interaksi baik faktor internal, maupun diperoleh pada saat pembelajaran
eksternal. sedang berlangsung namun juga
Faktor internal bersumber dari diperoleh kecakapan hidup akibat dari
dalam diri siswa yang berpengaruh proses pembelajaran tersebut.
terhadap kemampuan belajar yang Berdasarkan pemaparan di atas
kecerdasan, minat dan perhatian, dapat diambil kesimpulan bahwa model
motivasi belajar, ketekunan, sikap, pembelajaran Problem Based Learning
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik (PBL) adalah model pembelajaran yang
dan kesehatan. menggunakan permasalahan yang
Faktor eksternal adalah faktor sering terjadi di dalam kehidupan
yang berasal dari luar yang sehari-hari untuk kemudian
mempengaruhi hasil belajar seperti diselesaikan dengan menggunakan
keluarga, sekolah dan masyarakat. langkah-langkah tertentu.
Keadaan keluarga berpengaruh Ciri-ciri PBL adalah pengajuan
terhadap hasil belajar siswa. pertanyaan berupa masalah, fokus
Dari penjelasan di atas dapat kepada keterkaitan antar disiplin,
disimpulkan bahwa hasil belajar tidak penyidikan autentik, membuat produk
hanya dipengaruhi oleh daya pikir dan kemudian memamerkannya dan kerja
kecerdasan siswa, namun juga sama. Model pembelajaran PBL
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. mensituasikan pembelajaran ke dalam
Oleh sebab itu, guru sebagai peneliti permasalahan yang sering terjadi dalam
harus mengetahui faktor-faktor yang kehidupan sebagai pertanyaan yang
mempengaruhi hasil belajar siswa, penting untuk diselesaikan sehingga
kemudian berupaya menanggulanginya menciptakan suatu kebermaknaan bagi
melalui penggunaan model siswa. Permasalahan yang dibahas
pembelajaran inovatif seperti PBL. pada model pembelajaran PBL
Trianto (2009) menyatakan PBL merupakan pemasalahan nyata
merupakan suatu model pembelajaran sehingga siswa saat proses pemecahan
yang berdasarkan kepada junlah masalah tersebut tidak hanya melihat
masalah yang membutuhkan dari satu sudut pandang yaitu bidang
penyidikan dan penyelesaian secara studi mateatika namun juga dari sudut
nyata.Ratumanan (dalam Trianto, pandang bidang studi lain.
2009), mengungkapkan PBL adalah Model pembelajaran Problem
pendekatan yang efektif untuk melatih Based Instruction (PBL) mewajibkan
proses berpikir tingkat tinggi. Model siswa untuk melakukan penyelidikan
ini mendukung siswa dalam melakukan autentik guna menemukan solusi nyata
proses informasi di dalam pikiran siswa dari masalah nyata. Siswa harus
kemudian menyusun pengetahuannya menganalisis dan mendefinisikan
tentang dunia sosial dan sekitarnya. permasalahan, mengembangkan
Peterson (dalam Amir, 2009) hipotesis, dan merancang suatu
menyatakan bahwa tujuan utama dalam ramalan, mengumpul dan menganalisis

Volume 5 Nomor 2 November 2020


Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika 52
ISSN 2528-3901, eISSN 2657-0335
Fatmawati, Etna Syafweny, Susilawaty, Hanifatul Rahmi (Hal. 47 – 60)

informasi, mengadakan eksperimen Arends (2013) mengungkapkan


(jika diperlukan), menyusun inferensi, terdapat lima tahapan dalam model
lalu membuat kesimpulan. pembelajaran PBL yang penulis
Model PBL menantang siswa gunakan dalam penelitian ini. Tahap
agar menghasilkan suatu produk yang pertama adalah mengorganisasikan
berupa karya dimana karya itu dapat siswa pada permasalahan. Guru
mewakili penjelasaan dari penyelesaian meninjau kembali tujuan pempelajaran
permasalahan yang telah ditemukan. serta memberikan motivasi kepada
Karakteristik dari model PBL siswa agar turut serta pada kegiatan
adalah adanya kerja sama antara siswa pemecahan masalah. Tahap kedua
dalam rangka menemukan cara adalah menyiapkan siswa dalam
penyelesaian masalah. Kerja sama akan belajar. Guru bersama siswa
dapat menimbulkan motivasi, mendefenisikan serta menyusun tugas
pengembangan keterampilan sosial, belajar yang berkaitan dengan
dan juga keterampilan berpikir. permasalahan. Tahap ketiga adalah
Tujuan dari model pembelajaran membantu siswa menjadi peneliti
PBL adalah mendukung siswa dalam mandiri juga berkelompok. Guru
menumbuhkembangkan kemampuan mendukung siswa dalam mengadakan
berpikir dan kemampuan pemecahan dan mengumpulkan informasi terkait,
masalah, belajar menjadi lebih dewasa mengadakan uji coba serta menemukan
dan autentik, serta menjadi siswa yang cara penyelesaian serta solusinya.
mandiri dan dapat bekerja sama dengan Tahap keempat adalah mengadakan
teman dalam menyelesaikan suatu pengembangan dan menyajikan hasil.
permasalahan. Guru bersama siswa merencanakan dan
Sebelum melakukan proses menyusun hasil karya. Kemudian tahap
pembelajaran dengan menggunakan terakhir adalah menganalisis dan
PBL, guru sudah harus mempersiapakn mengevaluasi proses pemecahan
segala perangkat yang diperlukan masalah. Guru membantu siswa dalam
dalam pembelajaran. Adapun beberapa merefleksikan hasil penyidikan mereka
langkah pembelajaran PBL setelah dan proses penyelesaian yang telah
dibentuk dalam kelompok belajar mereka gunakan.
adalah siswa berusaha untuk Adapun tahapan-tahapan ataupun
memahami istilah dan konsep yang langkah-langkah pembelajaran pada
belum jelas, siswa merumuskan model pembelajaran Problem Based
permasalahan, siswa menganalisis Learning (PBL) yang digunakan pada
permasalahan kemudian menyusun ide penelitian ini yaitu: (1) orientasi siswa
penyelesaian masalah secara sistematis, pada masalah, (2) mengorganisasikan
merancang tujuan pembelajaran, siswa untuk belajar, (3) membimbing
mencari informasi dari sumberbelajar penyelidikan individu dan kelompok,
lain (diluar diskusi kelompok), sintesis (4) mengembangkan dan menyajikan
(menggabungkan serta menguji) hasil, dan (5) analisis dan evaluasi
informasi baru dan menyusun laporan. proses pemecahan masalah.

Volume 5 Nomor 2 November 2020


Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika 53
ISSN 2528-3901, eISSN 2657-0335
Fatmawati, Etna Syafweny, Susilawaty, Hanifatul Rahmi (Hal. 47 – 60)

METODOLOGI PENELITIAN Peneliti memilih kelas tersebut


Peneliti memilih satu kelas untuk karena dengan mempertimbangkan
digunakan sebagai perwakilan dalam bahwa peneliti merupakan wali kelas
subyek penelitian. Peneliti memilih tersebut dan hasil dari pra-tindakan
kelas III di 001 Rimba Sekampung masih banyak siswa yang belum tuntas
sebagai subyek dari jumlah 3 kelas dalam pembelajaran Matematika.
yang ada. Jumlah siswa tersebut adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
20 siswa. Dengan jumlah lelaki 12 dilakukan pada semester ganjil tahun
siswa dan 8 perempuan sebagai sampel pelajaran 2016/2017 selama 2 bulan.
dalam penelitian hasil belajar Mulai dari persiapan sampai dengan
Matematika dengan menggunakan penulisan laporan hasil PTK waktu
model pembelajaran PBL. dirancang sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1
Waktu Penelitian Tindakan Kelas
No Jenis Kegiatan Agt Sep Okt Nov Ket
1 1. Perolehan kemampuan awal
2. Menyusun instrumen dan skenario 
pembelajaran
2 Pengumpulan data hasil :
1. Siklus I  
2. Siklus II
3 Penyusunan laporan hasil penelitian 

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sehingga peningkatkan mutu dan


ini akan dilaksanakan di SDN 001 kualitas pembelajaran yang dilakukan
Rimba Sekampung, Jl. Semangka, Kel guru dapat meningkat. Masalah yang
Rimba Sekampung, Kec Dumai Kota. segera diatasi dalam Penelitian
Lokasi tersebut adalah tempat peneliti Tindakan Kelas ini adalah rendahnya
mengajar. nilai hasil belajar matematika pada
Penelitian ini termasuk Penelitian siswa kelas III SDN 001 Rimba
Tindakan Kelas atau PTK. Penelitian Sekampung.
tindakan ini diharapkan dapat Rancangan penelitian PTK dapat
memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan dalam beberapa siklus
telah dilakukan oleh guru. Penelitian tergantung hasil lapangan. Satu siklus
Tindakan Kelas merupakan kegiatan terdiri dari perencanaan (planning),
yang berhubungan dengan tugas guru tindakan (acting), observasi
di lapangan. Kegiatan penelitian ini (observation), dan refleksi (reflection).
merupakan salah satu upaya guru untuk Dalam pelaksanaan PTK ini
mengatasi masalah nyata yang peneliti menggunakan model PTK
ditemukan dalam melaksanakan tugas kolaboratif yaitu peneliti berkolaborasi
pembelajaran. Masalah tersebut benar- dengan seorang kolaborator yaitu wali
benar harus segera diatasi sedemikian kelas III dari kelas lainnya di SDN 001
Volume 5 Nomor 2 November 2020
Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika 54
ISSN 2528-3901, eISSN 2657-0335
Fatmawati, Etna Syafweny, Susilawaty, Hanifatul Rahmi (Hal. 47 – 60)

Rimba Sekampung. Adapun siklus penelitian ini menggunakan model


spiral dari tahap-tahap penelitian penelitian tindakan kelas dari Kemmis
tindakan kelas dapat dilihat pada dan Taggart (dalam Arikunto, 2010),
gambar berikut ini: yang berbentuk spiral dari siklus yang
satu ke siklus berikutnya. Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus dimana
setiap sikus terdiri atas 2 kali
pertemuan dimana setiap siklus
berdasarkan kepada materi dan tujuan
pembelajaran sesuai dengan kurikulum,
khususnya pada materi perkalian dan
pembagian. Setiap siklus terdiri aas
planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan), dan
reflection (refleksi). Langkah pada
siklus berikutnya adalah perncanaan
Gambar 1. Tahap-tahap dalam yang sudah direvisi, tindakan,
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pengamatan, dan refleksi.
Prosedur penelitian yang
Perencanaan awal adalah dilakukan oleh peneliti dalam
penyusunan rumusan masalah, tujuan memperbaiki kegiatan hasil belajar
penelitian serta menyusun rencana matematika dengan menggunakan
tindakan serta instrumen penelitian dan model pembelajaran PBL terdiri atas
perangkat pembelajaran. prosedur penelitian Siklus I dan
Tindakan dan pengamatan, prosedur penelitian Siklus II dimana
merupakan hal-hal yang dilakukan oleh masing-masing prosedur terdiri atas
peneliti sebagai upaya dalam perencanaan dan tindakan.
meningkatkan hasil belajar siswa Tahap perencanaan ini digunakan
kemudian mengamati dampak dari peneliti untuk mempermudah kesiapan
implementasi model pembelajaran pada tahap pelaksana tindakan. Adapun
Problem Based Learning (PBL) persiapan dalam penelitian ini adalah:
Refleksi adalah kajian mendalam (1) melakukan observasi
oleh peneliti dengan cara melihat dan pembelajaran siswa di kelas III guna
mempertimbangkan hasil serta dampak memperoleh gambaran mengenai
tindakan yang telah dilakukan. kegiatan pembelajaran, karakteristik
Rancangan/rencana kemudian siswa serta mengambil data awal siswa;
direvisi berdasarkan hasil refleksi dari (2) menyusun rencana dan waktu
siklus sebelumnya dengan cara penelitian; (3) mengkaji standar
menyusun perbaikan perencanaan yang kompetensi, kompetens dasar dan
dilaksanakan pada siklus berikutnya. materi pokok dan juga menyusun
Sesuai dengan jenis penelitian, perangkat pembelajaran yang terdiri
yaitu penelitian tindakan, maka dari silabus, RPP, LKS, Soal evaluasi

Volume 5 Nomor 2 November 2020


Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika 55
ISSN 2528-3901, eISSN 2657-0335
Fatmawati, Etna Syafweny, Susilawaty, Hanifatul Rahmi (Hal. 47 – 60)

siswa kunci jawaban dan instrumen disusun; (2) mengamati siswa dan
penelitian; dan (4) menyiapkan media melakukan penelitian hasil belajar
yang digunakan dalam kegiatan matematika dengan menggunakan
pembelajaran pada siklus I model pembelajaran PBL; dan (3)
Pada tahap pelaksanaan tindakan mengamati keaktifan siswa dalam
Siklus I, peneliti menyusun skenario proses pembelajaran.
perencanaan pembelajaran atau RPP Refleksi merupakan hasil dari
agar tindakan dalam penelitian dapat pengamatan dan catatan-catatan hasil
berlangsung dengan baik dan tersusun evaluasi dalam proses penelitian dan
sesuai dengan kronologis. Selama menjadi dasar penyusunan rencana
proses pelaksanaan pembelajaran tindakan pada pertemuan berikutnya
berlangsung peneliti menggunakan agar dapat berjalan lancar dan
model pembelajaran PBL. Sementara memperoleh peningkatan hasil lebih
itu teman sejawat yang sebagai baik dari pertemuan selanjutnya atau
kolaborator akan mengamati partisipasi pada siklus ke II.
dan aktivitas belajar siswa pada saat Prosedur penelitian pada siklus II
proses pembelajaran. Pertemuan diawali dengan tahap perencanaan.
pertama pada siklus I membahas Sebelum penelitian dilakukan terlebih
tentang mengkonversikan satuan jarak. dahulu peneliti melakukan
Pada tahap pengamatan, peneliti perencanaan. Dalam tahap
mengamati, merekam dan mencatat perencanaan, peneliti melakukan
semua aktivitas siswa selama proses beberapa kegiatan seperti mencari
belajar mengajar berlangsung. referensi yang berkaitan dengan
Berdasarkan pengamatan dilakukan langkah-langkah Penelitian Tindakan
secara bersamaan dengan Kelas dan bagaimana penyusunannya,
menggunakan lembar pengamatan bersama dengan guru sebagai
siswa, karena antara tindakan dan kolaborator, peneliti mendiskusikan
observasi merupakan suatu kesatuan. tujuan penelitian, dan mengkaji materi
Hasil yang diperoleh dari observasi ini matematika kelas II yang berkenaan
akan memberikan petunjuk perbaikan dengan perkalian dan pembagian.
untuk pemberian tindakan selanjutnya. Peneliti merencanakan skenario
Melalui observasi ini peneliti dapat pembelajaran dan juga menyiapkan
mengetahui sejauh mana mode fasilitas pendukung untuk
pembelajaran PBL dapat diterapkan. melaksanakan skenario tindakan
Pengamatan dilakukan oleh tersebut.
kolaborator / teman sejawat yang Tahap berikutnya adalah
memahami tentang pembelajaran melakukan tindakan siklus II dengan
matematika. Adapun tugas kolaborator melaksanakan pembelajaran dengan
adalah sebagai berikut: (1) menilai menggunakan model PBL.
proses proses pembelajaran yang Pada tahap pengamatan, peneliti
dilakukan oleh guru dengan mengamati, merekam dan mencatat
menggunakan instrumen yang telah semua aktivitas siswa selama proses

Volume 5 Nomor 2 November 2020


Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika 56
ISSN 2528-3901, eISSN 2657-0335
Fatmawati, Etna Syafweny, Susilawaty, Hanifatul Rahmi (Hal. 47 – 60)

belajar mengajar berlangsung. analisis data yang digunakan peneliti


Berdasarkan pengamatan dilakukan adalah teknik analisis data kuantitatif
secara bersamaan dengan Data yang diperoleh peneliti
menggunakan lembar pengamatan melalui tes tertulis objektif maupun
siswa, karena antara tindakan dan uraian berupa nilai belajar siswa
observasi merupakan suatu kesatuan. selanjutnya akan dianalisis oleh peneliti
Hasil yang diperoleh dari observasi ini dengan teknik analisis data kuantitatif.
akan memberikan petunjuk perbaikan Analisis data kuantitatif dilakukan
untuk pemberian tindakan selanjutnya. dengan menghitung nilai rata-rata
Melalui observasi ini peneliti dapat siswa. Analisis data kauntitatif ini
mengetahui sejauh mana model dilaksanakan setiap akhir dari satu
pembelajaran PBL dapat diterapkan. siklus. Dengan demikian, analisis data
Pengamatan dilakukan oleh kuantitatif akan menjadi refleksi pada
kolaborator / teman sejawat yang siklus selanjutnya. Setelah menghitung
memahami tentang pembelajaran jumlah dan rata-rata siswa, lanhkah
matematika. selanjutnya adalah menghitung
Refleksi merupakan hasil dari persentase siswa yang telah mencapai
pengamatan dan catatan-catatan hasil KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
evaluasi dalam proses penelitian dan
menjadi dasar penyusunan rencana HASIL DAN PEMBAHASAN
tindakan pada pertemuan berikutnya Sajian data hasil penelitian
agar dapat berjalan lancar dan tindakan kelas yang telah dilaksanakan
memperoleh peningkatan hasil lebih menggunakan model pembelajaran
pada siklus I dan II yaitu model
baik untuk penelitian berikutnya.
pembelajaran Problem Based Learning
Teknik pengumpulan data dalam (PBL) Dalam penyajian data akan
penelitian ini ditempuh dengan dua dibahas berdasarkan urutan siklus yang
cara, yaitu menggunakan teknik tes dan telah dilaksanakan, yaitu siklus I dan
non tes. Teknik non tes dilakukan siklus II. Setiap siklus dilaksanakan
dengan menggunakan observasi, pada 2 kali pertemuan, jadi total dari
sedangkan tes dilakukan dengan siklus I dan II adalah 4 kali pertemuan
dengan materi mengenai perkalian dan
memberikan soal evaluasi kepada
pembagian pada siswa kelas III.
siswa. Pengumpulan data yang akan Untuk hasil belajar siswa agar
digunakan dalam penelitian ini terdiri memudahkan dalam pembahasan dan
atas tes evaluasi belajar siswa, mengetahui perkembangan hasil
pengamatan (observasi) dan belajar, maka data disajikan secara
dokumentasi. global dalam kemampuan guru. Hasil
Teknik analisis data digunakan belajar siswa akan disajikan dari data
peneliti untuk mengolah data hasil awal, siklus I dan siklus II dengan data
penelitian dengan tujuan agar data sebagai berikut:
mudah dibaca dan dipahami oleh
peneliti maupun orang lain yang
membaca hasil penelitian. Tehnik

Volume 5 Nomor 2 November 2020


Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika 57
ISSN 2528-3901, eISSN 2657-0335
Fatmawati, Etna Syafweny, Susilawaty, Hanifatul Rahmi (Hal. 47 – 60)

Tabel 2.
Hasil Belajar Siswa

Rent Jumlah Siswa Rata-Rata (%) Rata-rata Nilai


No
ang
Nilai Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus
Awal Awal Awal
I II I II I II
1 >70 13 15 17 66,7% 71,43% 80,95%
2 <70 7 6 4 33,3% 28,57% 19,05% 76,2 80 83,3
Jumlah 21 Siswa 100%

Dari tabel di atas terlihat bahwa Dari hasil evaluasi belajar pada
peningkatan hasil belajar siswa dalam siklus II dengan rata-rata 82,20 atau
pembelajaran matematika persentase ketuntasannya adalah 75%
menggunakan model pembelajaran sudah mencukupi dari minimal hasil
Problem Based Learning (PBL) klasikal yaitu 75% maka penelitian ini
mengalami peningkatan yang hentikan pada siklus II dan akan
signifikan. Dari jumlah siswa yang dilanjutkan apabila ada penelitian
tuntas pada data awal adalah 13 orang berikutnya.
siswa atau dengan persentase 61,90% Grafik hasil belajar siswa
mengalami peningkatan pada siklus I disajikan pada gambar berikut:
yaitu 15 orang siswa dengan persentase
71,43% selanjutnya pada siklus II
Grafik Hasil Belajar Siswa
mengalami peningkatan lagi menjadi
17 orang siswa atau dengan persentase Data Awal Siklus I Siklus II
80,95%

80,95%. Jumlah siswa yang tidak


71,43%

tuntas atau dibawah < 70 mengalami


61,90%

penurunan dari data awal 7 orang siswa


atau 33,34% mengalami penurunan
pada siklus I menjadi 6 orang siswa
33,34%

28,57%

atau dengan persentase 28,57% dan


19,50%

pada siklus II mengalami penurunan


kembali menjadi 4 orang siswa atau
dengan persentase 19,05%.
Selanjutnya dari tabel juga TUNTAS TIDAK TUNTAS
terlihat rata-rata akhir penilaian
pembelajaran mengalami peningkatan. Gambar 2. Grafik Hasil Belajar Siswa
Dari data awal terlihat hasil belajar Melalui grafik diatas terlihat jelas
siswa mendapatkan rata-rata nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran
sebesar 76,2 mengalami peingkatan matematika dengan menggunakan
pada siklus I menjadi 80 dan pada model pembelajaran Problem Based
siklus II mengalami peningkatan Learning (PBL) dapat meningkatkan
sebesar 3,30 poin atau menjadi 83,30. dan memperbaiki hasil belajar

Volume 5 Nomor 2 November 2020


Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika 58
ISSN 2528-3901, eISSN 2657-0335
Fatmawati, Etna Syafweny, Susilawaty, Hanifatul Rahmi (Hal. 47 – 60)

matematika pada siswa kelas III SDN dapat berlangsung dengan baik dan
001 Rimba Sekampung. Terlihat jelas lancar.
jumlah siswa yang tuntas pada data Kesimpulan dari pengamatan
awal yaitu 61,90% naik menjadi (observation) terhadap guru pada siklus
71,43% dan pada siklus II semakin II untuk pertemuan pertama dan kedua
meningkat menjadi 80,95% siswa yang hasilnya meningkat dari skor 87,50
tuntas pembelajaran. Selanjutnya untuk atau mendapat skor “sangat baik”
siswa yang tidak tuntas mengalami menjadi 92,50 atau mendapat skor
penurunan dari data awal mendapatkan ‘baik”. Dalam hal ini pengamatan
persentase 33,34% menjadi 28,57% terhadap guru sudah bagus dan pada
dan semakin mengalami penurunan siklus selanjutnya dapat dipertahankan
pada siklus II menjadi 19,05%. agar proses pembelajaran dapat
Dari hasil penelitian di atas dapat berlangsung dengan baik dan lancar.
dilihat terjadi peningkatan prestasi Dari hasil observasi terhadap
belajar siswa yang ditandai dengan guru yang telah diamati oleh
naiknya nilai rata-rata tes siswa dan kolaborator meningkat dari siklus I
ketuntasan belajar siswa. Dengan yaitu 82,50 atau kategori “baik”
demikian, hasil penelitian di atas mengalami peningkatan menjadi 92,50
membuktikan hipotesis bahwa atau kategori “sangat baik” pada siklus
penggunaan model pembelajaran II. Jadi hasil pengamatan atau observasi
Problem Based Learning (PBL) dapat dalam proses pembelajaran pada siklus
meningkatkan prestasi belajar dalam II dihentikan karena sudah mencapai
mata pelajaran matematika. Selain itu hasil yang diinginkan dalam penelitian
model pembelajaran Problem Based sehingga proses pembelajaran dianggap
Learning (PBL) dapat memberikan sudah termasuk kedalam kategori
suasana belajar baru dan dapat sangat baik.
membantu memotivasi belajar siswa
dalam belajar sehinga prestasi belajar SIMPULAN DAN SARAN
mereka dapat meningkat maka tidak Berdasarkan hasil penelitian dan
perlu melanjutkan pada siklus pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
berikutnya. dengan menggunakan model
Kesimpulan dari pengamatan pembelajaran Problem Based Learning
(observation) terhadap guru pada siklus (PBL) dalam pembelajaran matematika
I untuk pertemua pertaman dan kedua pada perkalian dan pembagian dapat
hasilnya meningkat dari skor 75 atau meningkatkan hasil belajar pada siswa
mendapat skor “baik” menjadi 82,50 kelas III SDN 001 Rimba Sekampung
atau mendapat skor ‘baik”. Dalam hal ini terlaksana melalui dua siklus yaitu
ini pengamatan terhadap guru sudah siklus I dan siklus II. Masing-masing
bagus hanya saja untuk beberapa hal siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
dapat diperbaiki pada siklus Peningkatan hasil belajar siswa
selanjutnya agar proses pembelajaran ditunjukkan dengan adanya perubahan
nilai pada pra tindakan, yaitu sebelum

Volume 5 Nomor 2 November 2020


Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika 59
ISSN 2528-3901, eISSN 2657-0335
Fatmawati, Etna Syafweny, Susilawaty, Hanifatul Rahmi (Hal. 47 – 60)

terjadi proses pembelajaran, di mana atau sebanyak 4 siswa yang belum


pada awalnya siswa merasa tuntas dari 21 siswa. Hal tesebut
pembelajaran terlalu menonton dan menunjukkan bahwa pembelajaran
hanya berfokus pada materi buku cetak dengan menggunakan metode Problem
saja, tetapi setelah melaksanakan Based Learning (PBL) sudah
diskusi dengan model pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai dengan
Problem Based Learning (PBL) siswa yang diharapkan dan mengalami
lebih bersemangat untuk mencari peningkatan.
jawaban dengan kemampuannya Penggunaan model pembelajaran
sendiri dan kelompoknya. Problem Based Learning (PBL)
Hasil pengamatan terhadap guru sebaiknya digunakan oleh guru dalam
pada siklus II untuk pertemuan pertama mengajarkan mata pelajaran yang
dan kedua hasilnya meningkat dari skor membutuhkan siswa untuk berpikir
87,50 atau mendapat skor “sangat baik” secara rasional, khusunya dalam
menjadi 92,50 atau mendapat skor pembelajaran matematika
‘baik”. Dalam menanamkan konsep
Dengan demikian hasil pembelajaran sebaiknya guru lebih
pengamatan, dari kegiatan pertama menggunakan teknik dan metode
sampai akhir pembelajaran dengan belajar baru yang telah dikembangkan
menggunakan model pembelajaran oleh ahli pendidikan yang lebih baik
Problem Based Learning (PBL) dan banyak mafaatnya karena jika
semakin meningkat. Keberhasilan hanya mengajar menggunakan metode
penggunaan model pembelajaran ceramah, siswa akan cepat merasa
Problem Based Learning (PBL) juga bosan.
dibuktikan dengan meningkatnya nilai
hasil belajar baik dilihat dari nilai rata- DAFTAR PUSTAKA
rata tes maupun persentase ketuntasan Amir, M. T. (2009). Inovasi
belajar siswa dari pra tindakan, akhir Pendidikan Melalui Problem
siklus I dan hasil akhir siklus II. Based Learning. Jakarta:
Sebelum dilakukannya tindakan, nilai Kencana.
rata-rata siswa hanya mencapai 76,2 Arends, R.I. (2013). Belajar untuk
dengan persentase ketuntasan siswa mengajar. Learning to teach.
61,90% atau sebanyak 7 siswa yang Edisi 9. Jakarta: Salemba
belum tuntas dari 21 siswa. Pada siklus Humanika.
I diperoleh nilai rata-rata siswa Arikunto, S. (2010). Prosedur
mencapai 80 dengan persentase Penelitian Suatu Pendekatan
ketuntasan siswa 71,43% atau Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
sebanyak 6 siswa yang belum tuntas Majid, A. (2014). Belajar dan
dari 21 siswa. Pembelajaran. Bandung: PT
Pada siklus II diperoleh nilai rata- Rosdakarya.
rata siswa sebesar 83,30 dengan Nasution, E. Y. P., & Lubis, F. H.
persentase ketuntasan siswa 80,95% (2019). Meningkatkan Aktivitas

Volume 5 Nomor 2 November 2020


Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika 60
ISSN 2528-3901, eISSN 2657-0335
Fatmawati, Etna Syafweny, Susilawaty, Hanifatul Rahmi (Hal. 47 – 60)

dan Hasil Belajar Siswa melalui Dasar. Jakarta: Penanda Media


Model Pembelajaran Kooperatif Group.
Tipe Jigsaw Berbasis Algebrator. Trianto (2009). Mendesain Model
Pythagoras: Jurnal Program Pembelajaran Inovatif-
Studi Pendidikan Matematika, Progresif. Jakarta: Kencana
8(2), 82-92. Prenada Media Group.
Nasution, E. Y. P., Gunawan, R. G., &
Yulia, P. (2019). Pengaruh
Model Pembelajaran Problem
Based Instruction (PBI) terhadap
Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa. Logaritma:
Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan dan
Sains, 7(02), 163-176.
Rahmi, H., Saputra, J., Desriati, W., &
Fatmawati, F. (2020).
Peningkatan Kemampuan
Berhitung Siswa Kelas II Dengan
Menggunakan Sempoa
Aritmatika Di Sekolah Dasar.
Madani: Indonesian Journal of
Civil Society, 2(2), 50-56.
Rahmi, H., Zamista, A. A., & Saputra,
J. (2019). Pelatihan Penelitian
Tindakan Kelas Kepada Guru
SDN 001 Rimba Sekampung
Dumai. Madani: Indonesian
Journal of Civil Society, 1(1), 29-
33.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran
dengan Problem Based Learning
itu Perlu. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Siregar, N. F., & Nasution, E. Y. P.
(2019). Pembelajaran
Matematika Berbasis Higher
Order Thinking Skills. In Curup
Annual Conference on Math
(CACM) (Vol. 1, No. 1, pp. 21-
26).
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah

Volume 5 Nomor 2 November 2020

View publication stats

You might also like