Professional Documents
Culture Documents
JURNALNABLA
JURNALNABLA
net/publication/348600652
CITATIONS READS
14 2,004
4 authors, including:
Hanifatul Rahmi
Sekolah tinggi teknologi dumai
17 PUBLICATIONS 49 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Hanifatul Rahmi on 18 August 2021.
Abstract: This article was a classroom action research that contains two cycles
that was located at State Elemnetary School 001 Rimba Sekampung in the third
grade with 20 students. The object of this study was student’s mathematical
learning outcome in multiplication and divition subjects with the learning steps
were planning, action, observation and reflection. The instruments that we used
were the learning outcome tests and observation that were analyzed quantitatively
and qualitatively. According to the data analysis results found that: (1) the average
of student’s learning outcome at cycle I was 80 with percentage of student
completeness was 71,43%; (2) the average of student’s learning outcome at cycle
II increased in 83,30 with percentage of student completeness was 80,95%; (3) the
observation result at cycle I was 82,50 with good category, increased in 92,50
with good category at cycle II. The conclusion was Problem Based Learning
Model can improve student’s learning outcome.
Abstrak: Artikel ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua
siklus yang dilaksanakan pada SD Negeri 001 Rimba Sekampung di Kelas III
yang berjumlah 20 orang siswa. Objek penelitian ini adalah hasil belajar
matematika siswa pada materi perkalian dan pembagian dengan tahapan
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan
adalah tes hasil belajar dan observasi yang dianalisis secara kuantitatif dan
kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa: (1) rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus I adalah 80 dengan persentase ketuntasan siswa 71,43%;
(2) rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 83,30 dengan
persentase ketuntasan siswa 80,95%; dan (3) hasil obeservasi pada siklus I sebesar
82,50 dengan kategori baik mengalami peningkatan menjadi 92,50 dengan
kategori sangat baik pada siklus II. Kesimpulannya adalah model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: problem based learning; hasil belajar; penelitian tindakan kelas;
siklus.
hasil belajar siswa merupakan hasil model pembelajaran PBL tidak hanya
interaksi baik faktor internal, maupun diperoleh pada saat pembelajaran
eksternal. sedang berlangsung namun juga
Faktor internal bersumber dari diperoleh kecakapan hidup akibat dari
dalam diri siswa yang berpengaruh proses pembelajaran tersebut.
terhadap kemampuan belajar yang Berdasarkan pemaparan di atas
kecerdasan, minat dan perhatian, dapat diambil kesimpulan bahwa model
motivasi belajar, ketekunan, sikap, pembelajaran Problem Based Learning
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik (PBL) adalah model pembelajaran yang
dan kesehatan. menggunakan permasalahan yang
Faktor eksternal adalah faktor sering terjadi di dalam kehidupan
yang berasal dari luar yang sehari-hari untuk kemudian
mempengaruhi hasil belajar seperti diselesaikan dengan menggunakan
keluarga, sekolah dan masyarakat. langkah-langkah tertentu.
Keadaan keluarga berpengaruh Ciri-ciri PBL adalah pengajuan
terhadap hasil belajar siswa. pertanyaan berupa masalah, fokus
Dari penjelasan di atas dapat kepada keterkaitan antar disiplin,
disimpulkan bahwa hasil belajar tidak penyidikan autentik, membuat produk
hanya dipengaruhi oleh daya pikir dan kemudian memamerkannya dan kerja
kecerdasan siswa, namun juga sama. Model pembelajaran PBL
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. mensituasikan pembelajaran ke dalam
Oleh sebab itu, guru sebagai peneliti permasalahan yang sering terjadi dalam
harus mengetahui faktor-faktor yang kehidupan sebagai pertanyaan yang
mempengaruhi hasil belajar siswa, penting untuk diselesaikan sehingga
kemudian berupaya menanggulanginya menciptakan suatu kebermaknaan bagi
melalui penggunaan model siswa. Permasalahan yang dibahas
pembelajaran inovatif seperti PBL. pada model pembelajaran PBL
Trianto (2009) menyatakan PBL merupakan pemasalahan nyata
merupakan suatu model pembelajaran sehingga siswa saat proses pemecahan
yang berdasarkan kepada junlah masalah tersebut tidak hanya melihat
masalah yang membutuhkan dari satu sudut pandang yaitu bidang
penyidikan dan penyelesaian secara studi mateatika namun juga dari sudut
nyata.Ratumanan (dalam Trianto, pandang bidang studi lain.
2009), mengungkapkan PBL adalah Model pembelajaran Problem
pendekatan yang efektif untuk melatih Based Instruction (PBL) mewajibkan
proses berpikir tingkat tinggi. Model siswa untuk melakukan penyelidikan
ini mendukung siswa dalam melakukan autentik guna menemukan solusi nyata
proses informasi di dalam pikiran siswa dari masalah nyata. Siswa harus
kemudian menyusun pengetahuannya menganalisis dan mendefinisikan
tentang dunia sosial dan sekitarnya. permasalahan, mengembangkan
Peterson (dalam Amir, 2009) hipotesis, dan merancang suatu
menyatakan bahwa tujuan utama dalam ramalan, mengumpul dan menganalisis
Tabel 1
Waktu Penelitian Tindakan Kelas
No Jenis Kegiatan Agt Sep Okt Nov Ket
1 1. Perolehan kemampuan awal
2. Menyusun instrumen dan skenario
pembelajaran
2 Pengumpulan data hasil :
1. Siklus I
2. Siklus II
3 Penyusunan laporan hasil penelitian
siswa kunci jawaban dan instrumen disusun; (2) mengamati siswa dan
penelitian; dan (4) menyiapkan media melakukan penelitian hasil belajar
yang digunakan dalam kegiatan matematika dengan menggunakan
pembelajaran pada siklus I model pembelajaran PBL; dan (3)
Pada tahap pelaksanaan tindakan mengamati keaktifan siswa dalam
Siklus I, peneliti menyusun skenario proses pembelajaran.
perencanaan pembelajaran atau RPP Refleksi merupakan hasil dari
agar tindakan dalam penelitian dapat pengamatan dan catatan-catatan hasil
berlangsung dengan baik dan tersusun evaluasi dalam proses penelitian dan
sesuai dengan kronologis. Selama menjadi dasar penyusunan rencana
proses pelaksanaan pembelajaran tindakan pada pertemuan berikutnya
berlangsung peneliti menggunakan agar dapat berjalan lancar dan
model pembelajaran PBL. Sementara memperoleh peningkatan hasil lebih
itu teman sejawat yang sebagai baik dari pertemuan selanjutnya atau
kolaborator akan mengamati partisipasi pada siklus ke II.
dan aktivitas belajar siswa pada saat Prosedur penelitian pada siklus II
proses pembelajaran. Pertemuan diawali dengan tahap perencanaan.
pertama pada siklus I membahas Sebelum penelitian dilakukan terlebih
tentang mengkonversikan satuan jarak. dahulu peneliti melakukan
Pada tahap pengamatan, peneliti perencanaan. Dalam tahap
mengamati, merekam dan mencatat perencanaan, peneliti melakukan
semua aktivitas siswa selama proses beberapa kegiatan seperti mencari
belajar mengajar berlangsung. referensi yang berkaitan dengan
Berdasarkan pengamatan dilakukan langkah-langkah Penelitian Tindakan
secara bersamaan dengan Kelas dan bagaimana penyusunannya,
menggunakan lembar pengamatan bersama dengan guru sebagai
siswa, karena antara tindakan dan kolaborator, peneliti mendiskusikan
observasi merupakan suatu kesatuan. tujuan penelitian, dan mengkaji materi
Hasil yang diperoleh dari observasi ini matematika kelas II yang berkenaan
akan memberikan petunjuk perbaikan dengan perkalian dan pembagian.
untuk pemberian tindakan selanjutnya. Peneliti merencanakan skenario
Melalui observasi ini peneliti dapat pembelajaran dan juga menyiapkan
mengetahui sejauh mana mode fasilitas pendukung untuk
pembelajaran PBL dapat diterapkan. melaksanakan skenario tindakan
Pengamatan dilakukan oleh tersebut.
kolaborator / teman sejawat yang Tahap berikutnya adalah
memahami tentang pembelajaran melakukan tindakan siklus II dengan
matematika. Adapun tugas kolaborator melaksanakan pembelajaran dengan
adalah sebagai berikut: (1) menilai menggunakan model PBL.
proses proses pembelajaran yang Pada tahap pengamatan, peneliti
dilakukan oleh guru dengan mengamati, merekam dan mencatat
menggunakan instrumen yang telah semua aktivitas siswa selama proses
Tabel 2.
Hasil Belajar Siswa
Dari tabel di atas terlihat bahwa Dari hasil evaluasi belajar pada
peningkatan hasil belajar siswa dalam siklus II dengan rata-rata 82,20 atau
pembelajaran matematika persentase ketuntasannya adalah 75%
menggunakan model pembelajaran sudah mencukupi dari minimal hasil
Problem Based Learning (PBL) klasikal yaitu 75% maka penelitian ini
mengalami peningkatan yang hentikan pada siklus II dan akan
signifikan. Dari jumlah siswa yang dilanjutkan apabila ada penelitian
tuntas pada data awal adalah 13 orang berikutnya.
siswa atau dengan persentase 61,90% Grafik hasil belajar siswa
mengalami peningkatan pada siklus I disajikan pada gambar berikut:
yaitu 15 orang siswa dengan persentase
71,43% selanjutnya pada siklus II
Grafik Hasil Belajar Siswa
mengalami peningkatan lagi menjadi
17 orang siswa atau dengan persentase Data Awal Siklus I Siklus II
80,95%
28,57%
matematika pada siswa kelas III SDN dapat berlangsung dengan baik dan
001 Rimba Sekampung. Terlihat jelas lancar.
jumlah siswa yang tuntas pada data Kesimpulan dari pengamatan
awal yaitu 61,90% naik menjadi (observation) terhadap guru pada siklus
71,43% dan pada siklus II semakin II untuk pertemuan pertama dan kedua
meningkat menjadi 80,95% siswa yang hasilnya meningkat dari skor 87,50
tuntas pembelajaran. Selanjutnya untuk atau mendapat skor “sangat baik”
siswa yang tidak tuntas mengalami menjadi 92,50 atau mendapat skor
penurunan dari data awal mendapatkan ‘baik”. Dalam hal ini pengamatan
persentase 33,34% menjadi 28,57% terhadap guru sudah bagus dan pada
dan semakin mengalami penurunan siklus selanjutnya dapat dipertahankan
pada siklus II menjadi 19,05%. agar proses pembelajaran dapat
Dari hasil penelitian di atas dapat berlangsung dengan baik dan lancar.
dilihat terjadi peningkatan prestasi Dari hasil observasi terhadap
belajar siswa yang ditandai dengan guru yang telah diamati oleh
naiknya nilai rata-rata tes siswa dan kolaborator meningkat dari siklus I
ketuntasan belajar siswa. Dengan yaitu 82,50 atau kategori “baik”
demikian, hasil penelitian di atas mengalami peningkatan menjadi 92,50
membuktikan hipotesis bahwa atau kategori “sangat baik” pada siklus
penggunaan model pembelajaran II. Jadi hasil pengamatan atau observasi
Problem Based Learning (PBL) dapat dalam proses pembelajaran pada siklus
meningkatkan prestasi belajar dalam II dihentikan karena sudah mencapai
mata pelajaran matematika. Selain itu hasil yang diinginkan dalam penelitian
model pembelajaran Problem Based sehingga proses pembelajaran dianggap
Learning (PBL) dapat memberikan sudah termasuk kedalam kategori
suasana belajar baru dan dapat sangat baik.
membantu memotivasi belajar siswa
dalam belajar sehinga prestasi belajar SIMPULAN DAN SARAN
mereka dapat meningkat maka tidak Berdasarkan hasil penelitian dan
perlu melanjutkan pada siklus pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
berikutnya. dengan menggunakan model
Kesimpulan dari pengamatan pembelajaran Problem Based Learning
(observation) terhadap guru pada siklus (PBL) dalam pembelajaran matematika
I untuk pertemua pertaman dan kedua pada perkalian dan pembagian dapat
hasilnya meningkat dari skor 75 atau meningkatkan hasil belajar pada siswa
mendapat skor “baik” menjadi 82,50 kelas III SDN 001 Rimba Sekampung
atau mendapat skor ‘baik”. Dalam hal ini terlaksana melalui dua siklus yaitu
ini pengamatan terhadap guru sudah siklus I dan siklus II. Masing-masing
bagus hanya saja untuk beberapa hal siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
dapat diperbaiki pada siklus Peningkatan hasil belajar siswa
selanjutnya agar proses pembelajaran ditunjukkan dengan adanya perubahan
nilai pada pra tindakan, yaitu sebelum