Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ISSN: 2502-1672 JURNAL SARMADA

Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja Menurut Undang-Undang


Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Tenaga Kerja
Di Pt. Ekadharma Internasional Tbk Cabang Padang
YULFA MULYENI, VEN HANIF VATAHILLA
Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Mahaputera Muhammad Yamin Solok
yulfa2706@gmail.com

ABSTRACT

In this era of globalization, the problem of human resources in a company demands more attention, because no
matter how sophisticated the technology used in a company and no matter how much capital the company plays,
the employees in the company will ultimately run it. In relation to the consequences of being laid off, it is
appropriate for the employer to provide compensation (severance pay) as a result of the termination of
employment. As it has been regulated by the government of the Republic of Indonesia in Law Number 13 of
2003 concerning Manpower. Article 156 paragraph 1 reads: "In the event of termination of employment, the
entrepreneur is obliged to pay severance pay and/or service award money and compensation for entitlements
that should have been received". Termination of Employment Relations at companies in Indonesia gradually has
an impact on the unemployment rate which is increasing day by day and in essence will lead to arbitrariness on
the part of employers to terminate employment. Therefore, the researcher wants to know how the termination of
employment according to Law Number 12 of 2003 concerning Employment. This research was conducted at PT.
Ekadharma Internasional Tbk Padang Branch. The type of research used is empirical juridical research, which
is to see how the implementation of existing laws and regulations with their implementation in society.
Implementation of termination of employment at PT. Eka Dharma International Tbk Padang Branch occurred
because the employee had committed a serious violation and resigned voluntarily but not in accordance with the
procedures as stipulated in the Company Regulations. Termination of employment still refers to Law Number 13
of 2003 concerning Manpower. First, problem solving is carried out by deliberation between the Company and
employees. If this deliberation does not reach an agreement, then a mediation process is carried out by filing a
lawsuit with the Social and Manpower Office.

Keywords : Work termination

ABSTRAK

Di era globalisasi ini, permasalahan tentang sumber daya manusia dalam suatu perusahaan menuntut untuk lebih
diperhatikan, sebab secanggih apapun teknologi yang dipergunakan dalam suatu perusahaan serta sebesar
apapun modal yang diputar perusahaan, karyawan dalam perusahaan yang pada akhirnya akan menjalankannya.
Sehubungan dengan akibat yang ditimbulkan dengan adanya PHK, maka sudah selayaknya jika pengusaha
memberikan uang kompensasi (pesangon) sebagai akibat adanya pemutusan hubungan kerja. Sebagaimana hal
tersebut telah diatur oleh pemerintah Republik Indonesia dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan. Pasal 156 ayat 1 berbunyi : “Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha
diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang
seharusnya diterima”. Pemutusan Hubungan Kerja pada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia secara
bertahap berdampak pada angka pengangguran yang semakin hari kian meningkat dan pada hakekatnya akan
menimbulkan sifat kesewenang-wenangan dari pihak pengusaha untuk melakukan pemutusan hubungan kerja.
Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana pemutusan hubungan kerja menurut Undang-undang
Nomor 12 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Penelitian ini dilakukan di PT. Ekadharma Internasional Tbk
Cabang Padang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis empiris yaitu melihat bagaimana
penerapan peraturan perundang-undnagan yang ada dengan pelaksanaannya di masyarakat. Pelaksanaan
pemutusan hubungan kerja di PT. Eka Dharma International Tbk Cabang Padang terjadi karena pekerja telah
melakukan pelanggaran berat dan pengunduran diri secara sukarela tetapi tidak sesuai dengan prosedur
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Peraturan Perusahaan. Pemutusan hubungan kerja tetap mengacu
kepada Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Penyelesaian masalah terlebih dahulu
dilakukan secara musyawarah antara Perusahaan dengan pekerja. Apabila musyawarah ini tidak menemui
kesepakatan, maka dilakukan proses mediasi dengan mengajukan gugatan ke Dinas Sosial dan Tenaga Kerja.

Kata_kunci_; Pemutusan Hubungan Kerja

44
ISSN: 2502-1672 JURNAL SARMADA

1) PENDAHULUAN di Negara-negara berkembang cenderung


mempertajam kepincangan dalam
Setiap orang selalu membutuhkan biaya pembagian pendapatan.
untuk memenuhi kebutuhanya dan untuk
mendapatkan biaya hidup, seseorang perlu Bagi Pekerja masalah Pemutusan
bekerja. Bekerja dapat dilakukan secara Hubungan Kerja (PHK) merupakan
mandiri atau bekerja pada orang lain. masalah yang kompleks, karena
Bekerja kepada orang lain dapat dilakukan mempunyai hubungan dengan masalah
dengan bekerja pada negara yang ekonomi maupun psikologi. Masalah
selanjutnya disebut dengan pegawai atau ekonomi karena PHK akan menyebabkan
bekerja pada orang lain ( swasta ) yang di hilangnya pendapatan, sedangkan masalah
sebut dengan buruh atau pekerja. psikologi yang berkaitan dengan hilangnya
status seseorang. Dalam skala yang lebih
Di era globalisasi ini, permasalahan luas, dapat merambat kedalam masalah
tentang sumber daya manusia dalam suatu pengangguran dan kriminalitas.
perusahaan menuntut untuk lebih Sehubungan dengan akibat yang
diperhatikan, sebab secanggih apapun ditimbulkan dengan adanya PHK, maka
teknologi yang dipergunakan dalam suatu sudah selayaknya jika pengusaha
perusahaan serta sebesar apapun modal memberikan uang kompensasi (pesangon)
yang diputar perusahaan, karyawan dalam sebagai akibat adanya pemutusan
perusahaan yang pada akhirnya akan hubungan kerja. Sebagaimana hal tersebut
menjalankannya. Hal ini menunjukkan telah diatur oleh pemerintah Republik
bahwa tanpa didukung dengan kualitas Indonesia dalam Undang-undang Nomor
yang baik dari karyawan dalam 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
melaksanakan tugasnya, dengan adanya Pasal 156 ayat 1 berbunyi : “Dalam hal
modal dan teknologi yang canggih terjadi pemutusan hubungan kerja,
mustahil akan membuahkan hasil yang pengusaha diwajibkan membayar uang
maksimal, sebab termasuk tugas pokok pesangon dan atau uang penghargaan masa
karyawan adalah menjalankan proses kerja dan uang penggantian hak yang
produksi yang pada akhirnya dapat seharusnya diterima”. Dalam hal
mencapai keberhasilan perusahaan. pelaksanaan pengakhiran hubungan kerja,
menurut peraturan perundang-undangan
Konstribusi karyawan pada suatu yang berlaku memerlukan prosedur dan
perusahaan akan menentukan maju persyaratan tertentu yang harus dipenuhi,
mundurnya perusahaan. Saat menjalankan terutama oleh pihak pengusaha. Sebagai
fungsinya sebagai salah satu elemen utama contoh Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK
dalam suatu sistem kerja, karyawan tidak ) yang datangnya dari pengusaha, dalam
bisa lepas dari berbagai kesulitan dan pelaksanaanya memerlukan izin terlebih
masalah. Salah satu permasalahan yang dahulu kepada Panitia Penyelesaian
sedang marak saat ini adalah karena krisis Perselisihan Perburuhan Pusat ( P4P) atau
ekonomi yang terjadi sehingga banyak dari Panitia Penyelesaian Perselisihan
perusahaan di indonesia harus mengurangi Perburuhan Daerah ( P4D ).
karyawannya dengan alasan efisiensi. Pasal 1 angka 25 UU 13/2003
Kondisi seperti ini diikuti oleh Menyebutkan bahwa :
meningkatkanya pemutusan hubungan
kerja (PHK) sehingga setiap karyawan “ Pemutusan hubungan kerja adalah
yang tidak mempunyai kompetensi tinggi pengakhiran hubungan kerja karena suatu
harus memikirkan alternatif pekerjaan lain hal tertentu yang mengakibatkan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. berakhirnya hak dan kewajiban antara para
Pertambahan penduduk yang berlangsung
45
ISSN: 2502-1672 JURNAL SARMADA

pekerja/buruh dan pengusaha” (Abdul Jenis data yang dibutuhkan dalam


Khakim : 321). penelitian ini mencakup sebagai berikut:
a. Data Primer merupakan data yang
Negara Indonesia adalah negara yang diperoleh dari sumber informasi di
menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan lapangan dengan mengandalkan
sebagaimana yang terdapat dalam falsafah wawancara langsung melalui daftar
negara ini yaitu Pancasila yang tersirat pertanyaan yang dilakukan oleh
dalam sila kelima yang berbunyi penulis, dimana peneliti bebas
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat menanyakan apa saja, begitu pula
Indonesia”. Maka sudah seharusnya jika penulis akan mengedarkan angket
pemerintah ikut campur untuk respon terhadap bagaimana proses
menyelesaikan masalah yang terjadi di pelaksanaan pemutusan hubungan kerja
antara perusahaan dan pekerja, karena (Bambang sunggono : 194).
pemerintah adalah pemimpin negara yang b. Data Sekunder adalah data yang di
memiliki tanggung jawab untuk mengatur peroleh melalui penelusuran yang di
negara dalam berbagai bidang, termasuk himpun dari berbagai sumber seperti
masalah ekonomi yang menyangkut buku-buku, karya tulis ilmiah, laporan
permasalahan antara pekerja dan dan literatur-literatur yang berhubungan
perusahaan seperti mekanisme PHK dan langsung dengan skripsi ini agar bisa
pemberian uang pesangon. menggambarkan fakta- fakta yang
Pemutusan Hubungan Kerja pada tampak atau sebagaimana adanya.
perusahaan-perusahaan yang ada di Teknik Pengumpulan Data yaitu :
Indonesia secara bertahap berdampak pada
angka pengangguran yang semakin hari a. Penelitian Kepustakaan
kian meningkat dan pada hakekatnya akan
menimbulkan sifat kesewenang-wenangan Penelitian yang di lakukan dengan cara
dari pihak pengusaha untuk melakukan membaca dan mempelajari bahan-bahan
pemutusan hubungan kerja. Oleh karena atau data-data tertulis yang bersifat ilmiah
itu peneliti ingin mengetahui bagaimana dan beberapa dokumen perundang-
pemutusan hubungan kerja menurut Undangan serta literatur yang
Undang-undang Nomor 12 tahun 2003 berhubungan dengan obyek penelitian
Tentang Ketenagakerjaan. Penelitian ini guna merumuskan kerangka teoritis.
dilakukan di PT. Ekadharma Internasional
Tbk Cabang Padang. b. Penelitian Lapangan
Penelitian yang di lakukan untuk
2) METODE PENELITIAN pengumpulan data premier dengan teknik
pengumpulan data menggunakan dua
Jenis penelitian yang digunakan dalam instrumen penelitian yaitu:
penelitian ini adalah pendekatan yuridis 1. Wawancara
sosiologis.Pendekatan yuridis sosiologis Wawancara yaitu cara yang
adalah Mengidentifikasi dan ditempuh untuk mewawancarai
mengkonsepsikan hukum sebagai institusi informan demi data-data yang
sosial yang real dan fungsional dalam diperlukan dalam penelitian ini.
sistem kehidupan yang nyata. Wawancara ditujukan dengan jalan
Pendekatan yuridis sosiologis adalah mengajukan pertanyaan langsung
menekankan penelitian yang bertujuan kepada pihak yang berkompeten atau
memperoleh pengetahuan hukum secara informan dengan pertanyaan yang
empiris dengan jalan terjun langsung ke telah dipersiapkan.
obyeknya.

46
ISSN: 2502-1672 JURNAL SARMADA

2. Angket uang pesangon sesuai ketentuan Pasal 156


Angket yaitu beberapa pertanyaan- ayat 2, UU No. 13 tahun 2003 tentang
pertanyaan yang dipersiapkan dan Ketenagakerjaan, yang bersangkutan juga
berisi tentang masalah yang dibahas tidak berhak mendapat uang penghargaan
dalam skripsi ini kepada responden. masa kerja sesuai ketentuan Pasal 156 ayat
. 3, UU No. 13 tahun 2003 tentang
3) HASIL PENELITIAN DAN Ketenagakerjaan tetapi berhak
PEMAHASAN mendapatkan uang penggantian hak
mendapatkan 1 kali ketentuanPasal 156
Pelaksanaan Pemutusan Hubungan ayat 4, UU No. 13 tahun 2003 tentang
Kerja Berdasarkan Pasal 150 Undang- Ketenagakerjaan. Apabila pekerja tersebut
Undang No.13 Tahun 2003 Tentang mengundurkan diri secara mendadaktanpa
ketenagakerjaan di PT.Ekadharma mengikuti prosedur sesuai ketentuan yang
International Tbk, Cabang Padang berlaku (di ajukan 30 hari sebelum tanggal
pengunduran diri) maka pekerja tersebut
Berdasarkan hasil wawancara dnegan hanya mendapatkan uang penggantian hak,
Bapak Sugianto Wijaya selaku Pimpinan tetapi kalau mengikuti prosedur maka
PT. Ekadharma International Tbk Cabang pekerja tersebut mendapatkan uang pisah
Padang, pelaksanaan pemutusan hubungan yang besar nilainya berdasarkan
kerja di PT.Ekadharma International,Tbk kesepakatan antara pengusaha dan pekerja
Cabang Padang di proses dengan peraturan yang tertuang dalam perjanjian kerja
kerja dan Undang-Undang bersama atau peraturan perusahaan.
Ketenagakerjaan, pemberian penggantian
hak dan uang pisah. PT, Ekadharma 2) Pengunduran diri secara tertulis atas
International,Tbk Cabang Padang dapat kemauan sendiri karena berakhirnya
melalukan Pemutusan Hubungan Kerja hubungan kerja.
yang selanjunya dapat di singkat (PHK) Bagi pekerja kontrak yang mengundurkan
Apabila pekerja melakukan pelanggaran diri karena masa kontrak berakhir, maka
terhadap perjanjian kerja bersama (PKB). pekerja tersebut tidak mendapatkan uang
Akan tetapi sebelum melakukan PHK pesangon sesuai ketentuan Pasal 154 ayat
perusahaan wajib memberikan surat (2) dan uang penghargaan masa kerja
peringatan 3 kali berturut-turut. sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 3 juga
Perusahaan juga dapat menentukan sanksi uang pisah tetapi berhak atas penggantian
yang layak, tergantung jenis pelanggaran, hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 4.
dan untuk pelanggaran tertentu perusahaan
bisa mengeluarkan Surat peringatan tiga ( 3) Pengunduran diri karena mencapai
SP 3 ) secara langsung atau langsung usia pensiun.
memecat. Semua hal ini di atur dalam Mengenai batasan usia pensiun perlu
perjanjian kerja, dan peraturan perusahaan. disepakati antara pengusaha dan pekerja
yang di tuangkan dalam perjanjian kerja
Berpedoman kepada Peraturan Perusahaan bersama atau peraturan
yang di keluarkan oleh PT.Ekadharma perusahaan.Batasanusia pensiun yang
International Tbk,Cabang Padangpihak dimaksud adalah penentuan usia
perusahaan dapat saja melakukan PHK berdasarkan usia kelahiran dan
dalam berbagai kondisi,di antaranya : berdasarkan jumlah tahun masa kerja.

1) Pengunduran diri secara baik-baik 4) Pekerja melakukan kesalahan berat.


atas kemauan sendiri. Pekerja yang diputuskan hubungan
Bagi pekerja yang mengundurkan diri kerjanya berdasarkan kesalahan berat
secara baik-baik tidak berhak mendapat hanya dapat memperoleh uang pengganti

47
ISSN: 2502-1672 JURNAL SARMADA

hak, sedangkan bagipekerja tugas dan lambat pada hari pertama pekerja masuk
fungsi tidak mewakili kepentingan kerja dan untuk panggilan patut di artikan
perusahaan secara langsung, selain bahwa panggilan dengan tenggang waktu
memperoleh uang pengganti, juga paling lama 3 hari kerja dengan di
diberikan uang pisah yang besarnya diatur alamatkan pada alamat pekerja yang
dalam perjanjian kerja, peraturan bersangkutan atau alamat yang dicatatkan
perusahaan dan perjanjian kerja bersama. pada perusahaan. Pekerja yang di PHK
akibat mangkir berhak menerima uang
5) Pekerja di tahan pihak yang pengganti hak dan uang pisah yang
berwajib. besarnya dalam pelaksanaannya diatur
Perusahaan dapat melakukan pemutusan dalam perjanjian kerja, peraturan
hubungan kerja terhadap pekerja setelah 6 perusahaan dan perjanjian kerja bersama.
bulan tidak melakukan pekerjaan yang
disebabkan masih dalam proses pidana. 8) Pekerja meninggal dunia.
Dalam ketentuan bahwa perusahaan wajib Hubungan kerja otomatis akan berakhir
membayar kepada pekerja atau buruh uang ketika pekerja meninggal dunia,
penghargaan masa kerja 1 kali ditambah perusahaan berkewajiban untuk
uang pengganti hak. Untuk pemutusan memberiakan uang yang besarnya 2 kali
hubungan kerja ini tanpa harus ada yang pesangon, 1 kali uang penghargaan
penetapan dari lembaga penyelesaian masa kerja, dan uang pengganti hak.
hubungan industrial tetapi apabila Adapun sebagai ahli waris janda/ duda
pengadilan memutuskan pekerja pidana atau tidak ada anak atau tidak ada
sebelum 6 bulan dan pekerja dinyatakan keturunan garis lurus ke keatas/ kebawah
tidak bersalah, perusahaan wajib selam tidak di atur dalam perjanjian kerja,
mempekerjakan kembali. peraturan perusahaan, perjanjian kerja
bersama.
6) Perusahaan mengalami kerugian.
Apabila perusahaan bangkrut dan tutup 9) Pekerja melakukan pelanggaran.
karena mengalami kerugian secara terus Di dalam hubungan kerja ada suatu ikatan
menerus selama 2 tahun, perusahaan dapat antara pekerja dengan perusahaan yang
melakukan pemutusan hubungan kerja berupa perjanjian kerja, peraturan
terhadap pekerja. Syaratnya adalah harus perusahaan dan perjanjian kerja bersama
membuktikan kerugian tersebut dengan yang dibuat oleh perusahaan atau secara
laporan keuangan 2 tahun terakhir yang bersama-sama antara pekerja/ serikat
telah di audit oleh akuntan publik, dan pekerja dengan perusahaan, yang isinya
perusahaan wajib memberikan uang minimal hak dan kewajiban masing-
pesangon 1 kali ketentuan dan uang masing pihak dan syarat-syarat kerja,
penggantian hak. dengan perjanjian yang telah disetujui oleh
masing-masing pihak diharapkan di dalam
7) Pekerja mangkir terus menerus. implementasinya tidak dilanggar oleh satu
Perusahaan dapat memutuskan hubungan pihak. Pelanggaran terhadap perjanjian
kerja apabila pekerja tidak masuk selama 5 yang ada tentunya ada sanksi yang berupa
hari berturut-turut tanpa keterangan tertulis teguran lisan atau surat tertulis, sampai
yang di lengkapi bukti-bukti yang sah yang berupa surat peringatan tertulis dapat
meskipun telah dipanggil 2 kali secara dibuat surat peringatan ke I, ke II, sampai
patut dan tertulis oleh perusahaan, dalam ke III, masing-masing berlakunya surat
situasi seperti ini pekerja dianggap telah peringatan selam 6 bulan sehingga apabila
mengundurkan diri. Keterangan dan bukti pekerja sudah diberi peringatan sampai 3
sah yang menunjukkan alasan pekerja kali berturut-turut dalam 6 bulan terhadap
tidakmasuk harus diserahkan paling pelanggaran yang sama maka berdasarkan

48
ISSN: 2502-1672 JURNAL SARMADA

peraturan yang ada kecuali ditentukan lain dengan pekerja/buruh setelah memperoleh
yang ditetapkan lain dalam perjanjian penetapan dari lembaga penyelesaian
kerja, peraturan perusahaan, perjanjian perselisihan hubungan industrial.
kerja bersama maka perusahaan dapat Demikian ketentuan Pasal 151 ayat (3) UU
melakukan pemutusan hubungan kerja, ketenagakerjaan.
perusahaan berkewajiban memberikan
uang pesangon 1 kali dari ketentuan, uang Berdasarkan data yang di peroleh dari
penghargaan masa kerja 1 kali ketentuan hasil penelitian, terdapat beberapakali
dan uang pengganti hak yang besarnya pemutusan hubungan kerja yang telah di
ditentukan dalam peraturan yang ada. lakukan antara PT.Ekadharma
International,Tbk Cabang Padang dengan
10) Perubahan status, Karyawan / pekerjanya. Adapun alasan
penggabungan, pelemburan atau dan permasalahan yang melatar belakangi
perubahan kepemilikan. dari pemutusan hubungan kerja yang
Bagi pekerja yang di akhiri hubungan terjadi adalah sebagai berikut :
kerjanya karena alasan tersebut di atas 1. Pekerja melakukan kesalahan berat
maka Pekerja yang tidak bersedia Pelanggaran berat yang dilakukan pekerja
melanjutkan hubungan kerjanya, adalah pekerja tersebut telah
pekerjatersebut berhak atas uang pesangon menggelapkan uang perusahaan dan
1 kali sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 2 menggunakannya untuk kepentingan
dan uang penghargaan masa kerja 1 kali pribadi. Adapun proses penyelesaian
sesuai Pasal 156 ayat 3 dan uang masalah yang di lakukan adalah dengan
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal cara musyawarah dilakukan antara pekerja
156 ayat 4 dan tidak berhak mendapatkan tersebut dengan perusahaan. Hasil dari
uang pisah. Perusahaan tidak bersedia musyawarah tersebut adalah, karyawan
menerima pekerja di perusahaannya maka yang bersangkutan bersedia membuat surat
bagi pekerja tersebut berhak atas uang pernyatan yang menyatakan bahwa dirinya
pesangon 2 kali ketentuan Pasal 156 ayat 2 telah melakukan kesalahan berat dengan
dan uang penghargaan masa kerja Pasal menggunakan uang perusahaan untuk
156 ayat 3 dan uang penggantian hak kepentingan pribadi, dan selanjutnya
sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 4 dan tidak bersedia untuk membayar atau
berhak mendapatkan uang pisah. mengembalikan semua uang perusahaan
yang telah di pergunakan dan juga
11) Pemutusan hubungan kerja bersedia untuk di berhentikan oleh
karena alasan efisiensi. Perusahaan. Dan jika karyawan tersebut
Bagi pekerja yang mengakhiri hubungan tidak memenuhi janjinya untuk
bekerjanya karena efisiensi maka pekerja mengembalikan seluruh uang perusahaan
tersebut berhak atas uang pesangon 2 kali yang telah ia pergunakan, maka ia bersedia
ketentuan Pasal 156 ayat 3 dan uang untuk di proses sesuai dengan proses
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal hukum yang berlaku di Indonesia.
156 ayat 3 dan uang penghargaan masa Penyelesaian masalah ini sesuai dengan
kerja 1 kali ketentuan Pasal 156 ayat 4 Pasal 136 ayat (1) Undang-Undang Nomer
tetapi tidak berhak mendapatkan uang 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
pisah. Dalam Pasal 151 ayat (1) dan ayat yang berbunyi :
(2) berarti, PHK tidak boleh dilakukan 1. Penyelesaian perselisihan hubungan
secara sepihak melainkan harus melalui industrial wajib dilaksanakan oleh
perundingan terlebih dahulu, kemudian pengusaha dan pekerja/buruh atau
apabila hasil perundingan tersebut tidak serikat pekerja/serikat buruh secara
mengahasilkan persetujuan, pengusaha musyawarah untuk mufakat.
hanya dapat memutuskan hubungan kerja

49
ISSN: 2502-1672 JURNAL SARMADA

Dan pasal 158 ayat (1) poin (a) dan ayat Pasal 57 menyatakan :
(2) , Undang-Undang Nomor 13 tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan yang 1. Pengunduran Diri
berbunyi : a. Bagi karyawan yang mengundurkan
(1) Pengusaha dapat memutuskan diri atas kemauan sendiri yang tugas
hubungan kerja terhadap dan fungsinya tidak mewakili
pekerja/buruh dengan alasan kepentingan pengusaha secara
pekerja/buruh telah melakukan langsung, maka perusahaan akan
kesalahan berat sebagai berikut: memberikan uang penggantian hak
Melakukan penipuan , pencurian , dan uang pisah yang besarnya dan
atau penggelapan barang dan/atau pelaksanaanya sesuai dengan Pasal
uang milik perusahaan. 60 dari peraturan perusaan.
(2) Kesalahan berat sebagaimana b. Karyawan yang mengundurkan diri
dimaksud dalam ayat (1) harus di sebagaimana yang dimaksud harus
dukung dengan bukti sebagai memenuhi syarat :
berikut : - Mengajukan secara tertulis
a. Pekerja buruh tertangkap selambat lambatnya 30 hari
tangan. sebelum tanggal pengunduran
b. Ada pengakuan dari diri.
pekerja/buruh yang bersangkutan; - Tidak terikat dalam ikatan dinas.
atau - Tetap melaksanakan kewajiban
c. Bukti lain berupa laporan sampai tanggal mulai
kejadianyang di buat oleh pengunduran diri.
pihak yang berwenang - Yang bersangkutan dengan
perusahaan yang bersangkutan di ketahui atasan nya wajib
dan di dukung oleh sekurang mngembalikan kartu tanda
kurangnya 2 (dua) orang saksi. pengenal, seragam kerja,
2. Pengunduran diri tetapi tidak sesuai dokumen-dokumen,
dengan prosedur perusahaan. peralatan kerja, dan
Pemutusan hubunga kerja ini terjadi perlengkapan-perlengkapan/
karena pekerja yang bersangkutan telah inventaris perusahaan yang
menulis surat pengunduran dirinya dipinjamkan kepadanya dan
kepada perusahaan akan tetapi tidak mempertanggung jawabkan
mengikuti prosedur yang telah di pekerjaan kepada atasanya
tetapkan oleh Peraturan Perusahan sebelum berhenti bekerja.
PT.Ekadharma International Tbk - Bilamana ketentuan-
sebagaimana mestinya. Prosedur ketentuan di atas tidak
tersebut adalah bahwa permohonan terpenuhi, maka pihak
pengunduran diri secara tertulis perusahaan berhak untuk
diajukan selambat-lambatnya 30 hari tidak memberikan Surat
sebelum tanggal mulai berhenti bekerja. pengalaman kerja serta hak
Hal ini dimaksudkan agar perusahaan haknya.
memiliki waktu untuk mencari c. Selanjutnya mengenai
pengganti karyawan tersebut sebelum pengunduran diri akan di atur
akhirnya karyawan tersebut berhenti dalam Keputusan Managemen
bekerja. Hal ini telah di atur di dalam dengan berpedoman pada
Peraturan Perusahaan PT.Ekadharma Peraturan dan Undang-Undang
International Tbk, Pasal 57 tentang yang berlaku.
Pemutusan Hubungan Kerja Atas
Permintaan Karyawan.

50
ISSN: 2502-1672 JURNAL SARMADA

Berdasarkan peraturan yang telah di pernyataan dari pihak pengusaha, dalam


keluarkan oleh PT. Ekadharma hal ini adalah PT.Ekadharma International
International Tbk di atas, berarti pekerja Tbk, Cabang Padang, bahwa perusahaan
jelas telah melanggar Peraturan tidaklah melanggar Hak-hak pekerja yang
Perusahaan, dan sesuai dengan ketentuan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja,
yang berlaku, pekerja tidak berhak dan perusahaan telah melakukan tindakan
mendapatkan hak-haknya sebagaimana dan wewenang dengan sebagaimana
telah di atur di dalam Peraturan mestinya.
Perusahaan, antara lain untuk tidak
memberikan surat pengalaman kerja serta Dalam hal ini, pekerja yang melakukan
hak-haknya seperti uang pisah karena Pemutusan Hubungan Kerja tidaklah
pekerja tidak mengikuti prosedur yang membaca dan memahami peraturan
telah di atur di dalam Peraturan Perusahaan, sehingga terjadi kesalah
Perusahaan. Dan dalam hal ini jelas bahwa pahaman. Maka, dari hasil pembuktian dan
tidak ada hak pekerja yang terlanggar. Dan penjelasan yang di berikan oleh pihak
perusahaan sudah melakukan prosedur Perusahaan kepada pihak Dinas sosial dan
sebagaimana mestinya seperti yang sudah Tenaga Kerja Kota Padang, di temukanlah
di atur dalam Undang-Undang dan kesepakatan di dalam musyawarah yang di
Peraturan Perusahaan. lakukan antara PT.Ekadharma
International Tbk, dan Pekerja tersebut
Dalam hal ini pekerja tidak menerima yang mana Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja
dengan kebijakan yang di keluarkan oleh Kota Padang adalah yang menjadi
pihak PT. Ekadharma International Tbk, mediatornya.
dan kemudian melaporkan hal tersebut ke
Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Maka dalam hal tersebut, di buatkanlah
Kota Padang tanpa membicarakan terlebih surat Risalah Perundingan Melalui
dahulu kepada perusahaan untuk mencari Mediasi oleh Mediator Hubungan
jalan keluar dari permasalahan tersebut Industrial pada Dinas Sosial Dan Tenaga
melalui jalan musyawarah atau Kerja Kota Padang sesuai dengan UU No.
perundingan secara internal. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga kerjaan
Pasal 136, 151, ayat 2 jo UU No. 2 Tahun
Pada tanggal 2 september 2016, Dinas 2004 tentang Penyelesaian kasus PHI/PHK
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Padang pada perusahaan PT.Ekadharma
mengirimkan surat panggilan kepada International Tbk, perundingan dipimpin
Pimpinan PT. Ekadharma International oleh mediator membahas mengenai :
Tbk, untuk menghadiri sidang Mediasi.
Dalam hal ini untuk memberikan A. Pokok Masalah :
keterangan sehubung dengan masalah Pemutusan Hubungan Kerja karena
Perselisihan Hubungan Industrial (PHI) / mengundurkan diri.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) antara B. Pendapat Pihak-Pihak
PT.Ekadharma International Tbk, dengan 1. Pihak Pekerja:
pihak pekerja, Serta mencarikan jalan 1) Pekerja bekerja terhitung
penyelesaianya. mulai tanggal 3 agustus 2015 s/d
tanggal 28 September 2016.
Dalam perundingan melalui mediasi ini, 2) Pekerja mendapatkan upah
pihak perusahaan yang di wakilkan oleh sebesar Rp.2.000.000,- / bulan
kepala cabang PT.Ekadharma International 3) Pekerja bekerja sebagai
Tbk, Cabang Padang,barusaha Salesman
menjelaskan dan membawa dokumen serta 4) Pekerja di berhentikan
data yang di perlukan untuk memperkuat karena mengajukan surat

51
ISSN: 2502-1672 JURNAL SARMADA

pengunduran tertanggal 28 Dari penelitian diketahui bahwa


september 2016. dalam pelaksanaan pemutusan hubungan
2. Pihak Perusahaan kerja, perusahaan tidak serta merta
- Pengusaha membenarkan melakukan pemutusan hubungan kerja
semua keterangan dari pekerja kepada pekerja dan tidak pernah
- Pengusaha mengabulkan bertentangan dengan peraturan perundang-
permohonan pekerja untuk mengundurkan undangan yang telah di tetapkan oleh
diri. pemerintah ataupun Peraturan Perusahaan.
C. Kesimpulan / Hasil
Perundingan:Pengusaha dan pekerja 4) PENUTUP
sepakat menerima pengunduran diri
pekerja dan tidak mendapatkan hak-hak Pelaksanaan pemutusan hubungan kerja di
sesuai dengan ketentuan perundangan. PT. Eka Dharma International Tbk Cabang
Padang terjadi karena pekerja telah
Berdasarkan hasil dari perundingan yang melakukan pelanggaran berat dan
di selenggarakan oleh Dinas Sosial Dan pengunduran diri secara sukarela tetapi
Tenaga Kerja, maka dibuatlah perjanjian tidak sesuai dengan prosedur sebagaimana
bersama yang di tandatangani oleh ke dua yang telah ditetapkan dalam Peraturan
belah pihak dan juga Mediator. Isi dari Perusahaan. Pemutusan hubungan kerja
Perjanjian Bersama tersebut adalah tetap mengacu kepada Undang-undang
sebagai berikut : Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan. Penyelesaian masalah
Berdasarkan ketentuan pasal 13 ayat (1) terlebih dahulu dilakukan secara
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 musyawarah antara Perusahaan dengan
tentang Penyelesaian Perselisihan pekerja. Apabila musyawarah ini tidak
Hubungan Industrial antara pihak menemui kesepakatan, maka dilakukan
pengusaha dan pekerja telah tercapai proses mediasi dengan mengajukan
kesepakatan Penyelesaian Perselisihan gugatan ke Dinas Sosial dan Tenaga Kerja.
Hubungan Industrial melalui mediasi
sebagai berikut : DAFTAR PUSTAKA
1. Bahwa Pihak Pertama ( Pengusaha )
menerima dan menyetujui Pemutusan 1. Adrian Sutedi, 2009, “Hukum
Hubungan Kerja karena Perburuhan”, Jakarta : Sinar
mengundurkan diri atas kemauan Grafika.
sendiri dari pihak kedua ( pekerja ) 2. Abdul Khakim, 2020, “Dasar-dasar
terhitung mulai tanggal 28 September Hukum Ketenagakerjaan
2016. Indonesia”, Jakarta : Citra Aditya
2. Bahwa Pihak Kedua ( Pekerja ) tidak Bakti.
menerima hak-haknya dari pihak 3. Asri Wijayanti, 2014, “Hukum
pertama ( pengusaha ). Ketenagakerjaan Pasca
3. Dengan telah dilaksanakan amar ke 2 Reformasi”, Jakarta : Sinar
dari Perjanjian Bersama ini, maka Grafika.
persoalan Pemutusan Hubungan Kerja 4. Redaksi Ras, 2010, “Hak dan
di anggap telah selesai dan untuk Kewajiban Karyawan “: Jakarta :
selanjutnya baik pihak pertama Raih Asa Sukses.
maupun pihak kedua tidak akan 5. Bambang Sunggono, 2001,
melakukan tuntutan di kemudian hari. “Metodologi Penelitian Hukum”,
Jakarta : Raja Grafindo.
6. Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan

52

You might also like