Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

KOMUNIKASI LINGKUNGAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN

KERUSAKAN LINGKUNGAN KAWASAN WISATA


(STUDI DESKRIPTIF PADA PEMERINTAH KABUPATEN
PESISIR SELATAN DI KAWASAN WISATA MANDEH)

Aulira M. Tan, Sarmiati, Elfitra


Program Studi Magister Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas,
Jl. Situjuh no.1, Jati, Padang.
Email: auliramtan@gmail.com

ABSTRACT

Enviromental problem that occur currently are increasingly damaging to the nature in tourist area
of Mandeh by forest burning, mangroves hoarding, and the contamination that happens to the sea.
Therefore, it needs a serious effort to increase the concern of people around towards living environment
to avoid damage to the quality of tourism. This research using qualitative method by descriptive case
study to get the enviromental communication goals from Pesisir Selatan Enviromental Services toward
the enviromental damage in tourist area of Mandeh. The need of enviromental communication as
an effort to communicate enviromental sustainability, the researcher using communication planning
theory which can help to build the awareness and concern of the society or industry in the enviromental
surroundings. The result of this research shows that DLH (Pesisir Selatan enviromental services) using
communication planning during their activity according to the 8 steps of enviromental communication,
but it has not been done massively. Besides through a direct activity with the society such as socialization,
training, coaching, forum group discussion and enviromental community, DLH also using media to
share the information to the society such as using radio, SPM TV, the billboard, sign of prohibition and
online media. Another finding obtained through communication planning analyze from DLH is they
know the behaviour of society, knowing the potential of enviromental impact, and providing the options
and direction, it turns out among them there is the existence of word of mouth in society that happens
within society to share information that given by government.

Keywords: enviromental communication, prevention of enviromental damage, tourist area.

ABSTRAK

Permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini sudah semakin merusak alam di Kawasan Wisata
Mandeh dengan pembakaran hutan, penimbunan mangrove dan pencemaran air laut. Dengan demikian,
diperlukan upaya serius dalam meningkatkan kepedulian masyarakat pada lingkungan hidup untuk
menghindari terjadinya kerusakan kualitas lingkungan pariwisata. Penelitian ini dengan menggunakan
metode kualitatif studi kasus deskriptif untuk mendapatkan tujuan komunikasi lingkungan dan kendala
dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pesisir Selatan pada kerusakan lingkungan di Kawasan
Wisata Mandeh. Perlunya komunikasi lingkungan sebagai upaya mengomunikasikan kelestarian
lingkungan hidup, sehingga peneliti menggunakan teori perencanaan komunikasi yang dapat

97
98 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 97-108

membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat/industri pada lingkungan hidup. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa DLH menggunakan perencanaan komunikasi dalam kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan 8 langkah komunikasi lingkungan, namun belum dilakukan secara masif. Selain melalui
kegiatan langsung dengan masyarakat seperti sosialisasi, pelatihan, pembinaan, FGD dan komunitas
lingkungan, DLH juga menggunakan media untuk menyampaikan informasi pada masyarakat luas
seperti radio, SPM TV, baliho, plang larangan dan media online. Temuan yang didapatkan melalui
analisis perencanaan komunikasi dari DLH adalah mereka mengetahui kebiasaan masyarakat, lalu
mengetahui potensi dampak lingkungan, selanjutnya memberikan opsi dan arahan, ternyata diantara
itu terdapat komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam masyarakat untuk menyampaikan
informasi yang diberikan oleh pemerintah.

Kata Kunci: Komunikasi Lingkungan, Pencegahan Kerusakan Lingkungan, Kawasan Wisata.

PENDAHULUAN dengan reputasi Kawasan Wisata Mandeh.

Pariwisata di Indonesia menjadi kunci Pengrusakan di Kawasan Mandeh bukan


utama dalam meningkatan pendapatan sebuah hanya bicara hutan lindung, akan tetapi persoalan
daerah, jika berbicara mengenai pariwisata penguasaan lahan serta melakukan pembangunan
tentunya tidak terlepas dari alam yang ada di tanpa memperhitungkan lingkungan. Keindahan
sekitarnya, karena pariwisata tidak akan berarti kawasan wisata Mandeh saat ini harus dinodai
jika alam yang dimilikinya tidak mendukung dengan banyaknya penebangan hutan di bukit-
keindahan yang ditawarkan. Alam jika dikelola bukit sekitaran Kawasan Wisata Mandeh, di
dengan baik tentu akan menghasilkan bentuk tebang dan di bakar tentu saja akan sangat
positif untuk makhluk hidup yang lainnya, merusak banyak ekosistem dan hilangnya
namun apa yang terjadi jika tempat pariwisata kawasan wisata yang hijau. Selain itu taman
yang sudah dipromosikan dengan begitu luar hutan mangrove yang menjadi daya tarik
biasanya baik melalui media, media sosial, dan terindah di Kawasan Wisata Mandeh untuk
alat lainnya menjadi rusak. Sedangkan, daerah sekian hektar sudah ditebang oleh beberapa
tentunya sudah sangat bangga memiliki tempat oknum yang menjadikan tempat tersebut
wisata yang elok seperti Kawasan Wisata sebagai ladang usaha dengan membangun resort
Mandeh. atau sejenisnya untuk kepentingan pribadi. Ada
juga yang menebang mangrove guna membuat
Kerusakan alam pada pariwisata tentunya
sampan, rumah dan lainnya, karena bagi
akan merusak identitas tempat tersebut di mata
masyarakat mangrove dikenal sebagai kayu
para wisatawan, apalagi kerusakan tidak berada
yang kuat. Hal ini tentu akan memperburuk
di satu titik saja, melainkan di lima titik dalam
situasi lingkungan yang ada, hutan mangrove
berbagai kerusakan. Hal ini tentu menjadi
sangat dibutuhkan oleh sebuah pantai untuk
tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten
melindungi garis pantai dari abrasi dan
dalam menyikapi, memperbaiki dan mencegah
meredam gelombang besar termasuk bencana
terjadinya hal yang tidak diinginkan terkait
Komunikasi Lingkungan sebagai Upaya Pencegahan... (Aulira M. Tan, Sarmiati, Elfitra) 99

alam gelombang besar seperti tsunami. Hutan memberikan saran dan ide baru untuk Dinas
mangrove juga menjadi habitat satwa langka, Lingkungan Hidup.
sejak hutan mangrove di Mandeh sudah dirusak Pada penelitian ini penulis menggunakan
sejumlah biota lainnya sudah berangsur punah konsep dari penelitian terdahulu Wahyudin
dan hilang, karena setiap harinya memancing yang memberikan point penting dari proses
ikan tak satu ekor pun ikan asli yang bersarang komunikasi lingkungan yaitu 8 langkah
di mangrove tersebut ada lagi. Selain itu isu komunikasi lingkungan, dimana hal ini dapat
lingkungan lain di Kawasan Wisata Mandeh digunakan dalam situasi pemerintahan daerah.
adalah pengeboman ikan yang mengakibatkan Selain itu penggunaan teori yang berhubungan
kerusakan karang dan keruhnya air laut. erat dengan proses adalah perencanaan untuk
Tidak hanya itu hal ini juga dapat membuat mendapatkan tujuan dari proses tersebut,
punah populasi ikan sekitar karena bom dapat sehingga penelitian ini sangat cocok dengan
membunuh semua bibit ikan. Kerusakan Teori Perencanaan Komunikasi dari Budyatna
karang juga diakibatkan karena pengambilan karena sangat berhubungan erat dengan tujuan
karang untuk cenderamata, sehingga harus yang ingin dicapai oleh penulis yaitu ingin
dibudidayakan kembali. mengetahui komunikasi lingkungan seperti apa
Pengrusakan lingkungan di Kawasan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Pesisir
Wisata Mandeh ini tidak terlepas dari Selatan dalam upaya pencegahan kerusakan
urusan izin lingkungan yang tidak dipatuhi lingkungan di Kawasan Wisata Mandeh.
sesuai dengan aturan pemerintah yaitu izin Komunikasi lingkungan yang dimaksud adalah
AMDAL atau analisis dampak lingkungan seperti apa perencanaan, pelaksanaan dan
yaitu bentuk analisis yang menentukan objek pengevaluasian yang dilakukan untuk mencapai
dapat mencemari lingkungan sekitar atau kesepahaman bersama dari elemen komunikasi.
tidak, jika berdampak merusak maka akan
dilakukan pencegahan, hal ini merujuk pada
buku Soemarwoto (2014:34) berfungsi sebagai METODE PENELITIAN
petunjuk untuk letak pembangunan yang layak Penelitian menggunakan paradigma
disuatu wilayah. konstruktivis merujuk pada Creswell (2013: 11)
Komunikasi lingkungan untuk menyam- dengan metode penelitian kualitatif deskriptif
paikan maksud hingga terjadi penerimaan menggunakan pendekatan studi kasus untuk
pesan dari seseorang atau sekelompok orang mendeskripsikan atau mengkonstruksi
kepada orang lain baik pribadi, kelompok, wawancara-wawancara mendalam terhadap
publik atau secara massal berkaitan dengan subjek penelitian sehingga dapat memberikan
situasi dan kondisi lingkungan, baik lingkungan gambaran yang jelas mengenai komunikasi
fisik maupun sosial. Dengan begitu tujuan lingkungan pada Pemerintah Kabupaten
yang diharapkan oleh penulis dari penelitian menangani komunikasi lingkungan pada
ini adalah mendeskripsikan proses komunikasi Kawasan Wisata Mandeh saat ini. Dengan
lingkungan yang diterapkan Pemkab dan pengumpulan data melalui wawancara semi-
100 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 97-108

terstruktur dan observasi terus terang. Selain melakukan berbagai upaya dalam komunikasi
itu juga menggunakan observasi terus terang untuk menjelaskan mengenai dampak
dengan mendatangi langsung subjek penelitian lingkungan, namun pemerintah sendiri masih
dan mendapatkan 5 titik kerusakan di Kawasan belum mampu memberikan aturan dan sanksi
Wisata Mandeh saat ini, hal ini juga dilengkapi tegas pada pada pelanggar yang mengakibatkan
dengan data dokumentasi merujuk pada buku kerusakan lingkungan di Kawasan Wisata
(Sugiyono, 2017: 104). Mandeh.
Subjek dan objek penelitian yaitu DLH dan Beberapa kegiatan komunikasi ling-
Kawasan Wisata Mandeh, dimana yang dilihat kungan yang dilakukan oleh DLH berdasarkan
adalah komunikasi lingkungan DLH. Informan perencanaan yang diterapkan adalah sosialisasi
ditentukan dengan purposive sampling, merujuk yang dilakukan dengan teknik maraton, FGD
pada buku (Afrizal, 2014:140-141) yang dengan pihak akademis dan penggiat lingkungan
mengatakan langkah ini memberikan kriteria dari universitas, pembinaan pada masyarakat,
yang sudah ditentukan yaitu Dinas Lingkungan pelatihan, dan pembentukan komunitas
hidup Pesisir Selatan. Terdapat empat orang lingkungan. Selain itu DLH tidak hanya
informan yang sudah ditentukan kriterianya, menggunakan cara langsung berkomunikasi
umumnya adalah dari DLH. Mereka yang dengan masyarakat dan investor, kecanggihan
berperan dalam memberikan komunikasi pada teknologi komunikasi saat ini juga dimanfaatkan
masyarakat dan investor di Kawasan Wisata semaksimal mungkin oleh DLH, diantaranya
Mandeh. Selain itu juga sebagai validitas data yaitu penyuarakan menganai upaya pencegahan
peneliti menggunakan triangulasi sumber kerusakan lingkungan melalui SPM TV yaitu
merujuk pada (Bungin, 2014: 264), yaitu dari siaran TV milik kabupaten sendiri, lalu siaran
Wali Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia Tarusan radio kabupaten, Baliho menjaga lingkungan
yang menerima langsung program komunikasi yang dipasang pada tempat strategis sehingga
lingkungan dari DLH untuk masyarakat di mudah dilihat, plang pelarangan proyek yang
nagarinya. diberhentikan kegiatannya karena melanggar
Menggunakan teknik analisis data zonasi dan tanpa izin lingkungan, pemberitaan
dari Miles dan Huberman dalam Sugiyono di koran cetak dan online berdasarkan statement
(2017:134-135), yaitu melakukan redukasi data Bupati yang sudah koordinasi dengan DLH,
yaitu proses pemilihan dan penyederhanaan memberikan pengarahan menjaga lingkungan
data mentah yang didapatkan (Emzir, 2010: yang benar melalui facebook dan website DLH,
129). Selanjutnya pengajian data dan penarikan serta broadcast dari grup WhatsApp sehingga
kesimpulan yang didalamnya berisi rangkuman mudah untuk saling membagikan.
dari setiap pertanyaan. Peneliti penggunakan konsep komunikasi
lingkungan dari Cox dalam Yenrizal (2017:9)
mengatakan bahwa komunikasi lingkungan
HASIL DAN PEMBAHASAN adalah sarana konstitutif dan pragmatis bagi
Peneliti menemukan bahwa DLH sudah pemahaman manusia dengan lingkungan
Komunikasi Lingkungan sebagai Upaya Pencegahan... (Aulira M. Tan, Sarmiati, Elfitra) 101

serta hubungan manusia dengan alam. Hal ini 4. Mengembangkan analisis strategi
adalah media simbolis yang digunakan dalam komunikasi DLH.
menkonstruksi masalah-masalah lingkungan 5. Memotivasi dan memobilisir masyarakat
dan menegosiasikan respon yang berbeda dalam Kawasan Wisata Mandeh.
masyarakat. Dengan kata lain komunikasi 6. Pemilihan media yang digunakan.
lingkungan digunakan untuk menciptakan kese-
7. Penyebaran melalui media dan
pahaman mengenai permasalahan lingkungan. implementasinya.
Penelitian tentang komunikasi lingkungan 8. Proses dokumentasi, monitoring, dan
tidak jauh dari sebuah perencanaan komunikasi evaluasi dari DLH.
yang harus dimiliki oleh Dinas Lingkungan
Hidup, mereka melakukan komunikasi yang Sehingga dapat disimpulkan bahwa
efektif pada masyarakat dan investor tentunya komunikasi lingkungan adalah strategi dan
dilengkapi dengan perencanaan yang matang. perencanaan mengenai lingkungan oleh
Sesuai dengan teori yang ditulis oleh Charles pemerintah atau pemilik kepentingan kepada
R. Berger dalam (Budyatna, 2018: 87). Teori masyarakat, jajaran pemerintah, investor, dan
perencanaan komunikasi berusaha menjelaskan industri sehingga menimbulkan kesadaran akan
bagaimana individu tiba pada suatu pemahaman lingkungan secara bersama. Komunikasi yang
pada tindakan dan pembicaraan terhadap satu efektif tentunya dapat menjadikan Pemerintah
sama lain dengan tujuan yang diarahkan, dan Kabupaten Pesisir Selatan memperoleh hal
bagaimana individu menghasilkan tindakan yang diharapkan dalam memperbaiki dan
dan pembicaraan yang memungkinkan mereka mempertahankan keindahan lingkungan di
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Seperti Kawasan Wisata Mandeh. Selain hal tersebut
yang diungkapkan dalam asumsi metateorisnya, komunikasi juga memiliki fungsi sebagai
teori perencanaan berorientasi pada post- potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi
positivist dan menggambarkan tradisi realisme tujuan-tujuan tertentu. Pada penelitian ini,
kognitif, sesuai dengan penelitian penulis yang penulis menggunakan 8 langkah dari 3 stage
menggunakan paradigma post-positivist. komunikasi lingkungan di atas, akan dijadikan
Peneliti menggunakan 8 langkah komu- rujukan sebagai dasar pengumpulan data
nikasi lingkungan melalui penelitian terdahulu lapangan pada penelitian ini.
yang ditemukan dari Wahyudin (2017:132)
1. Menganalisis situasi dan masalah yang Proses Komunikasi Lingkungan yang
Diterapkan DLH Dalam Pencegahan
terjadi.
Kerusakan Lingkungan di Kawasan Wisata
2. Melakukan analisis pada pihak/pelaku yang Mandeh
terlibat pada kasus perusakan lingkungan.
a. Menganalisis situasi dan masalah
3. Komunikasi untuk meningkatkan penge-
Proyek yang saat ini menjadi kasus
tahuan dan mempengaruhi perilaku
masyarakat. di Kawasan Wisata Mandeh saat ini ada
beberapa yang belum ada yang memiliki
102 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 97-108

izin lingkungan. Adanya unsur kesengajaan menyebar hampir 1 ha di sekitar bukit


dari pelaku karena ingin menghemat tersebut. Pihak pelaku yang memiliki tanah
biaya dan mempersingkat waktu sehingga juga ada yang tidak terima karena merasa
mengabaikan pengurusan izin ke pemerintah memiliki hak penuh atas tanah yang dibeli.
setempat. Ketidakpedulian investor atau Hal ini terjadi disebabkan mereka tidak
pemborong dengan lingkungan Kawasan mengetahui bahwa zona tanah yang dimiliki
Mandeh, membuang material jalan atau tidak tepat untuk membangun bangunan
bangunan yang sedang dibangun ke laut permanen yang akan merusak lingkungan.
tanpa mempertimbangkan apa yang akan Terdapat 11 proyek pembangunan di
rusak tepian laut akibat timbunan tersebut. Kawasan Wisata Mandeh yang belum
Melakukan pembakaran dalam pembukaan memiliki izin lingkungan, diantaranya
lahan juga masih dijadikan kebiasaan. seperti pada tabel 1:
Pembabatan hutan mangrove untuk No Lokasi Belum Izin
membuka lahan dan dermaga kapal. Selain 1 Labuhan Sundai 1
itu juga membabat hutan lindung untuk 2 Sungai Pinang 3
mendirikan bangunan seperti resort atau 3 Sungai Nyalo 1
4 Pulau Pamutusan 1
rumah singgah.
5 Pulau Kapo-Kapo 1
6 Pulau Cubadak 1
b. Melakukan analisis pada pihak/pelaku 7 Pulau Setan 1
yang terlibat pada kasus 8 Sikuai 2

Oknum perusakan kebanyakan ber- Tabel 1.


Proyek Pembangunan Belum Ada Izin Lingkungan
dalih bahwa mereka tidak mengetahui
tentang lahan yang tidak boleh dilakukan
pembangunan, namun hal ini sebenarnya c. Komunikasi untuk Meningkatkan
Pengetahuan dan Mempengaruhi Perilaku
adalah kelalaian oknum sendiri bahwa
peta atau zona Kawasan Wisata Mandeh Komunikasi langsung pada masya-
sudah tersedia di kantor Wali Nagari rakat, dengan edukasi cara membuka
dan Kantor Camat setempat sehingga ini lahan yang benar. Memberikan kesadaran
dapat dikatakan kesalahan yang disengaja. agar tidak melakukan pemboman ikan.
Ditambah lagi dengan melakukan penim- Mengajak nelayan memanfaatkan rumah
bunan mangrove di laut dengan tanah pribadi sebagai homestay. Hal ini dapat
perbukitan yang beralasan membengaruhi perilaku masyarakat yang
saat ini sudah tidak lagi melakukan penge-
Ketidaktahuan bahwa lahan milik
boman ikan dan perusakan karang, karena
pelaku merupakan kawasan hutan lindung,
masyarakat mengaku sulit mendapatkan
namun mangrove sudah lebih dulu dibabat
ikan dalam rentan waktu tertentu dan
dan ditimbun. Pembakaran lahan, yang
melihat air keruh sepanjang pantai tentu
beralasan awalnya hanya membakar
tidak enak dilihat, untuk karang mereka
tumpukan rumput dan ranting akhirnya
Komunikasi Lingkungan sebagai Upaya Pencegahan... (Aulira M. Tan, Sarmiati, Elfitra) 103

sudah mau ikut dalam program pemerintah komunikasi lingkungan untuk DLH agar
dalam melakukan transplantasi karang, bisa diterapkan seperti gambar berikut:
sehingga karang terus tumbuh dan
memperbaharui jenisnya.
Masyarakat juga tidak mau lagi
memotong mangrove untuk keperluan
rumah dan sampan, karena sudah mendapat
himbauan mengenai hukuman yang
akan didapatkan jika merusak mangrove. Gambar 1.
Karena mangrove yang tumbuh di sekitar Model Komunikasi Lingkungan

pantai merupakan hasil yang ditanam oleh Gambar 1 dapat diterapkan oleh DLH
pemerintah dan masyarakat sebelumnya untuk upaya komunikasi yang efektif dalam
untuk menyelamatkan pantai jika terjadi pencegahan kerusakan lingkungan pada
nantinya bencana. Kawasan Wisata Mandeh. Analisis strategi
komunikasi dengan mengetahui kebiasaan
masyarakat yang sering membakar ketika
d. Pengembangan Strategi Komunikasi
akan membuka lahan baru, menimbun
Terdapat dua alasan komunikasi harus mangrove, pengeboman ikan dan karang.
menggunakan strategi, pertama karena Hal ini tentu harus diperbaiki dengan cara
pesan yang kita sampaikan tidak hanya yang benar. Pakar lingkungan menganggap
sampai terkirim melainkan diterima, kedua alam dan budaya saling bahu membahu
agar mendapatkan respon yang diinginkan, dalam berevolusi, sehingga salah satu
sehingga taktik dan strategi meruapakan strategi terbaik dalam komunikasi ling-
langkah untuk melaksanakan perencanaan kungan adalah pemanfaatan budaya
(Kalianda, 2018:4). asli (Flor dan Cangara, 2018: 5). Lalu
DLH sendiri melakukan proses awal mengetahui potensi dampak lingkungan,
dengan mengadakan rapat dan pertemuan DLH harus mengetahui kegiatan proyek
internal guna menyatukan persepsi satu apa saja yang memiliki potensi terjadinya
sama lain dengan anggota. Komunikasi kerusakan lingkungan nantinya, tidak
lingkungan harus memberikan praktek hanya berpatokan pada proyek besar saja
penyiaran komunitas, jurnalisme pemba- melainkan pada masyrakat setempat.
ngunan, komunikasi pendidikan dan Dengan begini DLH dapat memberikan
pemasaran sosial. Serta menekankan pada opsi dan arahan penjelasan melalui komu-
proses enkulturasi dengan penggunaan nikasi bagaimana solusi yang benar,
komunikasi adat, media populer, penya- seperti menangkap ikan tidak dengan
daran, dan mobilisasi sosial (Flor dan bom melainkan dengan jala dan ‘pukek’,
Cangara, 2018: 27). Penulis menemukan lalu melakukan transplantasi karang yang
model untuk melakukan analisis strategi digunakan untuk cenderamata sehingga
104 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 97-108

tidak harus merusak karang yang aslinya. undangan untuk tokoh nagari lainnya,
Selanjutnya adanya word of mouth (WOM) selanjutnya dibagikan ke masyarakat
yang tidak disengaja membuat masyarakat sehingga masyarakat akan datang. DLH
membicarakan hasil komunikasi dari DLH memberikan motivasi dan memobilisasi
ke warga lain yang tidak sempat mengikuti masyarakat dengan cara sosialisasi, baik
sosialiasasi, hal tersebut berantai dan akan sosialisasi dari pemerintah maupun saat
tersampaikan terus menerus sehingga dapat musrembang dimana masyarakat dikumpul-
menimbulkan kepercayaan karena berasal kan di darmaga Carocok Tarusan. Saat
dari orang yang mereka kenal, merujuk sosialisasi selalu menghadirkan sekitar 150
pada buku Kotler dan (Keller, 2009: 512) orang masyarakat dan perangkat nagari.
dan (Silverman, 2009: 26). Menentukan Melakukan FGD dengan mengundang
tujuan kegiatan, menentukan kegiatan seluruh pengusaha, diselenggarakan masa-
DLH berupa sosialisasi, pembinaan masya- lah IPLC (Izin Pengelolaan Limbah Cair),
rakat, pelatihan kuliner untuk ibu-ibu diundang para pengusaha industri yang
rumah tangga, FGD dengan mengundang akan mempunyai dampak dari usahanya
beberapa pengusaha, pejabat nagari dan tersebut. Selain kegiatan dari DLH, nagari
masyarakat, atau bahkan terjun langsung juga terkadang berinisiatif mengundang
ke lapangan untuk melakukan praktek pemerintah untuk memberikan sosialisasi
bersama masyarakat seperti menanam bibit pada masyarakat disana agar mereka
mangrove, lalu menanam 10.000 pohon di mengerti bagian hutan mana yang kayunya
Bukit Paku, dan pembersihan pantai secara boleh diambil untuk keperluan melaut,
bersama. mana yang termasuk hutan lindung, dan
apa yang tidak boleh dilakukan pada
e. Memotivasi dan Memobilisir Masyarakat lingkungan dan seharusnya bagaimana
Motivasi sebagai dorongan pada mas- harus bertindak. Mendirikan kelompok
yarakat untuk memperhatikan lingkungan pemerhati lingkungan atau komunitas cinta
dalam aktivitas sehari-hari sangat dibutuh- lingkungan, kelompok ini yang dibina
kan, karena kebanyakan dari mereka untuk ikut mengajak masyarakat lain untuk
sebelumnya belum mengetahui hal tersebut, berkala membersihkan pantai.
mana yang boleh dan tidak boleh. Hanya Melakukan pembinaan pada sekolah-
saja masyarakat berpatokan pada kebiasaan sekolah Adiwiyata di Pesisir Selatan Proklim
yang dilakukan turun temurun. (Program Kampung Iklim) yang dilakukan
Memobilisir masyarakat yang dilaku- untuk mempersiapkan masyarakat dengan
kan DLH dengan mengirimkan surat pada keadaan mendadak nanti yang akan
Wali Nagari bahwa DLH akan melakukan terjadi seperti saat kemarau, masyarakat
sosialisasi terkait dengan isu lingkungan, sudah memiliki cadangan air yang sudah
lalu nantinya Wali Nagari membuat surat ditampung melalui lubang resapan saat
musim hujan. Kegiatan semacam ini dapat
Komunikasi Lingkungan sebagai Upaya Pencegahan... (Aulira M. Tan, Sarmiati, Elfitra) 105

menguntungkan masyarakat sehingga tidak WhatsApp Group instansi lain, Facebook


kesulitan jika hujan tidak kunjung turun. pribadi.

f. Pemilihan Media yang Digunakan g. Penyebaran Melalui Media Dan


Implementasinya
Pada penelitian terdahulu (Herutomo,
2013: 2) menyebutkan dari hasil penelitian- Penyebaran melalui media yang digu-
nya bahwa komunikasi lingkungan melalui nakan dirasa efektif untuk menjangkau
media massa cetak, elektronik dan media masyarakat, namun untuk masyarakat
sosial dengan pemberitaan yang investigatif pedalaman tentu saja implementasi dilaku-
tentang masalah kehutanan dapat menum- kan DLH dengan langsung mendatangi
buhkan kesadaran dan partisipasi masya- dan melakukan aktivitas bersama dapat
rakat dalam turut mengelola hutan menambah pengetahuan penduduk setempat.
berkelanjutan. Masyarakat menyambut baik, karena
Dalam penelilitian ini juga menunjuk- mereka yang awalnya tidak tau dan kurang
kan bahwa media dimanfaatkan oleh DLH pengetahuan sekarang menjadi lebih
seperti Painan Radio dan Langkisau Radio, mengerti apa yang harus dilakukan dan apa
TV lokal pemerintah Pesisir Selatan yaitu yang tidak boleh. Adanya hukum sosial
SPM TV, mobil keliling diskominfo, dan efek jera, dimana oknum yang merusak
spanduk atau baliho yang dipasang pada lingkungan diproses hukum sehingga
tempat-tempat strategis yang mudah masyarakat lain tidak mau mengulangi
dilihat oleh masyarakat. Selanjutnya yaitu kesalahan yang sama untuk merusak
menggunakan surat edaran untuk mem- lingkungan lagi dalam model apapun,
karena sebelumnya sudah ada oknum yang
berikan informasi pada kecamatan dan
diproses hukum dengan pidana 3 tahun
nagari melalui camat dan wali nagari,
penjara. Dengan sosialisasi dan pembinaan,
Berita melalui koran yang biasanya adalah
jumlah pengeboman ikan dan perusak
statement dari Bupati yang sebelumnya
terumbu karang sudah tidak ada lagi dalam
sudah brifing dulu dengan DLH. Papan/
dua tahun terakhir. Masyarakat banyak
Plang pelarangan, yang digunakan sebagai
menggunakan cara lama dengan jala atau
himbauan untuk tidak melakukan kegiatan
‘pukek’.
pembangunan tanpa izin, pembakaran
hutan, dilarang merusak terumbu karang, Melalui pembinaan dan praktek
dilarang merusak mangrove. Plang nya langsung, masyarakat tidak lagi merusak
diletakan di lokasi yang akan melakukan dan mengambil terumbu karang asli untuk
kegiatan pembangunan, sehingga semua dijadikan cenderamata, melainkan dengan
proyek yang dinyatakan belum ada izin transplantasi terumbu karang dapat menjadi
lingkungan tidak dapat melanjutkan pengganti. Sehingga karang asli dapat
pembangunan. Media Online: Broadcast tetap lestari. Pelatihan kuliner membuat
WhatsApp Group dari DLH disampaikan ke beberapa ibu-ibu akhirnya membuat
106 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 97-108

warung makan disekitar rumah untuk mendapatkan strategi perencanaan dengan


para pengunjung yang datang sehingga mengetahui kebiasaan masyarakat, melihat
meningkatkan ekonomi masyarakat. potensi yang akan ditimbulkan dari dampak
Kesadaran masyarakat mencapai 70%. lingkungan dan memberikan arahan melalui
Untuk investor/pengusaha, lebih pada kegiatan komunikasi. Kegiatan yang dilakukan
tekanan langsung jika tidak melakukan oleh DLH adalah dengan sosialisasi, FGD yang
sesuai dengan instruksi. Masyarakat sudah melibatkan akademisi universitas, pemerintah
berani melakukan pengaduan pada DLH dan masyarakat serta investor, selanjutnya
jika terdapat proyek pembangunan baru, melalui pembinaan pada masyarakat, pelatihan
berinisiatif menanyakan proyek tersebut dengan praktek langsung, dan membangun
sudah ada dokumen atau belum. komunitas pecinta lingkungan di kalangan
masyarakat setempat. komunikasi yang
h. Proses Dokumentasi, Monitoring, dan disebarkan melalui media massa seperti: melalui
Evaluasi SPM TV, Painan Radio dan Langkisau FM,
Tahap Monitoring: pengawasan dilaku- memasang baliho di tempat strategis sehingga
kan per-triwulan atau enam bulan sekali, mudah dilihat orang, plang pelarangan untuk
proyek sesuai atau tidak dengan dokumen proyek yang tidak boleh melakukan kegiatan
pengolahan limbah dan dampak lingkungan pembangunan karena melanggar zonasi hutan,
yang diajukannya, jika pengujian menun- surat edaran yang diberikan pada pejabat
jukan adanya ketidaksesuaian maka DLH daerah, lalu berita koran, untuk media online
wajib mencabut izin karena limbah tidak DLH memanfaatkan website DLH, facebook
dikelola dengan benar. pribadi dan WhatsApp grup.

Tahap Evaluasi: pengkajian ulang Dinas Lingkungan Hidup sebagai komu-


bagaimana keadaan di lapangan ketika nikator melakukan sosialisasi, demo mengenai
kegiatan dilaksanakan, respon masyarakat lingkungan disekitar Kawasan Mandeh, meng-
saat kegiatan berlangsung, kekurangan ajak masyarakat ikut andil dalam pelestarian
apa saja yang terdapat dalam kegiatan, lingkungan, memberikan gambaran yang jelas
membahas bagaimana seharusnya yang pada investor dan masyarakat daerah mana saja
dilakukan pada kagiatan yang akan datang, yang boleh melakukan pembangunan dan yang
ex: kegiatan ditambah dengan games, tidak boleh. Menjadikan masyarakat sekitar
laporan kebijakan lalu inventarisasi sebagai penggiat pariwisata berkelanjutan
terhadap kegiatan. yang menghargai alam dan lingkungan saat
ini, sehingga Kawasan Wisata Mandeh tetap
indah sebagaimana yang diketahui masyarakat
KESIMPULAN di luar sana. Komunikasi yang efektif
Kesimpulan yang dapat diambil dari tentu memberikan efek sesuai dengan yang
penelitian ini adalah dengan menggunakan diinginkan oleh komunikator, Dinas lingkungan
8 langkah komunikasi lingkungan yang Hidup dapat melakukan Focus Grup Discusion
Komunikasi Lingkungan sebagai Upaya Pencegahan... (Aulira M. Tan, Sarmiati, Elfitra) 107

(FGD) dengan melibatkan masyarakat, Herutomo, Christo. 2013. Komunikasi Lingkungan


investor, pemerintah lain seperti Dinas Dalam Mengembangkan Hutan
Kehutanan dan Lingkungan Hidup provinsi, Berkelanjutan. Jurnal Actadiurna Volume
9 Nomor 2 2013: 37 - 48
para penggiat wisata, dan wartawan. Hal ini
dapat memperjelas komunikasi dari semua Kalianda, Deri. 2018. Strategi Komunikasi Dinas
pihak bagaimana menjadikan pariwisata di Lingkungan Hidup (DLH) Dalam
Kawasan Mandeh tetap indah tanpa kerusakan Mengimplementasikan Program Green
lingkungan. City Di Kota Teluk Kuantan Kabupaten
Kuantan Singingi. JOM FISIP voL. 5 No.
1 – April 2018: 1 - 12.
DAFTAR PUSTAKA Kotler dan Keller. 2009. Managemen Pemasaran
Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Upaya Mendukung Penggunaan Pene-
Silverman, George. 2009. The Secret of Word
litian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin
Of Mouth Marketing: How to Trigger
Ilmu. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Exponential Sales Through Run Away
Budyatna. 2015. Teori-teori Komunikasi Antar Word Of Mouth. USA: AMA COM.
Pribadi. Jakarta: Prenada Media.
Soemarwoto, Otto. 2014. Analisis Mengenai
Bungin, Burhan. 2014. Penelitian Kualitatif edisi Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah
kedua. Jakarta: Preanada Media Group. Mada University Press.

Cox, Robert. 2010. Environmental Communication Sugiyono. 2017. Memahami Penelitian Kualitatif.
and Public Sphere Second Edition. USA: Bandung: Alfabeta.
Sage Publications.
------------. 2017. Metode Penelitian Kualitatif.
Creswell, John W. 2013. Research Design Bandung: Alfabeta.
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Wahyudin, Uud. 2017. Strategi Komunikasi Ling-
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kungan Dalam Membangun Kepedulian
Emzir. 2010. Analisis Data: Metodologi Penelitian Masyarakat Terhadap Lingkungan. Jurnal
Kualitatif. Jakarta. Rajawali Pers. Common Volume 1 Nomor 2 Desember
2017: 130 - 134.
Flor, Alexander & Havied Cangara. 2018. Komu-
nikasi Lingkungan; Penganganan Kasus- Yenrizal. 2017. Lestarikan Bumi dengan Komunikasi
Kasus Lingkungan Melalui Strategi Lingkungan. Yogyakarta: Deepublish.
Komunikasi. Jakarta: Prenadamedia Group.
108 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 97-108

You might also like