Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 15
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH NOMOR 60 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBATALAN PENDAFTARAN JEMAAH HAJI REGULER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH, Menimbang Mengingat sa. bahwa untuk terlaksananya proses Pembatalan Pendaftaran Jemaah Haji Reguler, diperlukan mekanisme dan administrasi yang baik; b. bahwa untuk mewujudkan mekanisme dan administrasi yang baik dalam pelaksanaan Pembatalan Pendaltaran Jemaah Haji Reguler, diperlukan pedoman. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menctapkan Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Pedoman Pembatalan Pendaftaran Jemaah Haji Reguler; Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3845) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang- Undang; 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 296, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5605); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyclenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Menetapkan : KESATU KEDUA KETIGA Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5345); 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 5. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2015 Nomor 168); 6. Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2017 tentang Badan Pengelola Keuangan Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 253); 7. Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 sebagaimana, telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 534); 8. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG PEDOMAN PEMBATALAN PENDAFTARAN JEMAAH HAdI REGULER. Menetapkan Pedoman Pembatalan Pendaftaran Jemaah Haji Reguler sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan acuan bagi Petugas pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, dan BPS BPIH dalam pelaksanaan proses Pembatalan Pendaftaran Jemaah Haji Reguler. Dengan ditetapkannya Keputusan ini, Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 268 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembatalan Pendaftaran Jemaah Haji Reguler dan Pengembalian Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Februari 2018 {DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH, guvzar c2 LAMPIRAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH NOMOR 60 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBATALAN PENDAFTARAN JEMAAH HAJI REGULER BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengelolaan Keuangan Haji setelah terbitnya Undang-Undang Nomor 34 tahun 2014 tentang Badan Pengelola Keuangan Haji sudah barang tentu akan berdampak pada sistem keuangan pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, karena yang semula sistem pengelolaan keuangan haji seluruhnya berada_— pada _Diitjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah beralih kepada Badan Pengelola Keuangan Haj Perubahan sistem keuangan tersebut tentu saja_berpengaruh pada mekanisme pembayaran setoran awal, pelunasan, pembatalan dan pengembalian uang Jemaah Haji batal. Untuk tetap menjaga kontinuitas proses pembatalan pendaftaran jemaah haji reguler dan pengembalian biaya penyelenggaraan ibadah haji dengan baik, dipertukan mekanisme yang jelas sebagai pedoman bagi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah dalam melaksanakan proses pembatalan pendaftaran haji reguler. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud Pedoman Pembatalan Pendaltaran Jemaah Haji Reguler adalah sebagai acuan bagi Staf pelaksana penyelenggaran pembatalan pendaftaran haji pada tingkat kantor kementerian Agama kabupaten/kota, kantor wilayah kementerian Agama provinsi, dan DirektoratJenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Tujuan Pedoman Pembatalan Pendaftaran Jemaah Haji Reguler: 1,Memastikan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh pelaksanan pembatalan pendaftaran haji sesuai dengan standar profesional. 2. Memungkinkan dilaksanakannya prosedur yang sccara sistimatis yang akan menjadi standar bagi pelaksanaan untuk menghindari hal-hal yang tidak konsisten, 3. Menyediakan sumber informasi dan juga scbagai pegangan bagi staf pelaksana dalam menghadapi beberapa masalah, schingga mutu pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Pedoman Pembatalan Pendaftaran Jemaah Haji Reguler meliputi : 1. Tata Cara Pembatalan Pendaftaran Jemaah Haji a. pembatalan nomor validasi; b. pembatalan pendaftaran Jemaah Haji sctoran awal BPIH; ©. pembatalan pendaftaran Jemaah Haji setoran lunas BPIH; d. pembatalan pendaftaran Jemaah Haji setoran lunas BPIH secara otomatis; 2. Waktu penyelesaian pembatalan; 3. Mekanisme Verifikasi dan Validasi Pembatalan 4. Tata cara pengaktifan kembali nomor porsi Jemaah Haji batal; a. kesalahan sistem; b. kesalahan entri data, dan © pembatalan sepihak yang dilakukan oleh selain Jemaah Haji. D,. PENGERTIAN UMUM 1, Jemaah Haji adalah warga negara Indonesia yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan; 2, Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji yang selanjutnya disingkat BPIH adalah sejumlah dana yang harus disetorkan oleh warga negara yang akan menunaikan ibadah haji; 3. Surat Pendaftaran Pergi Haji yang selanjutnya disingkat SPPH adalah blanko isian data identitas calon Jemaah Haji yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, sebagai persyaratan untuk memperoleh/mendapatkan nomor pendaftaran; 4, Nomor Porsi adalah nomor urut pendaftaran yang diterbitkan oleh Kementerian Agama bagi Jemaah Haji yang mendaftar; 10. ll. 12 13, 14. Batal nomor validasi adalah pembatalan bagi jemaah haji yang sudah menyetor dana setoran awal BPIH ke rekening BPKH namun tidak memenuhi persyaratan. Setoran Awal BPIH adalah sejumlah minimal dana yang wajib disetorkan oleh calon Jemaah Haji sebagai persyaratan mendapatkan nomor porsi; Bank Pencrima Setoran BPIH yang selanjutnya disingkat BPS BPIH adalah bank yang menerima pembayaran BPIH dan ditetapkan oleh Menteri Agama; Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu yang selanjutnya disingkat SISKOHAT adalah sistem pengelolaan data dan informasi penyelenggaraan ibadah haji; Bukti setor BPIH yang sah adalah bukti setor yang dicetak oleh BPS BPIH melalui aplikasi SISKOHAT; Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah; BPKH adalah Badan Pengelola Keuangan Haji; Kanwil adalah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi; Kankemenag Kab/Kota adalah Kantor Kementerian Agama Kabupaten /Kota domisili tempat pendaftaran haji; Batal secara otomatis adalah Jemaah Haji yang melunasi BPIH telah melewati 2 (dua) kali musim haji. BAB II TATA CARA PEMBATALAN PENDAFTARAN JEMAAH HAJI A, PEMBATALAN NOMOR VALIDASI 1 Pembatalan nomor validasi dilakukan oleh Jemaah Haji yang bersangkutan di Kankemenag Kab/Kota dengan membawa persyaratan sebagai berikut: a.Surat_ permehonan pembatalan bermaterai Rp6.000,00 yang ditujukan kepada Kepala Kankemenag Kab/Kota; b, Bukti asli tanda bukti setoran awal BPIH yang dikeluarkan oleh BPS BPIH; c. Asli aplikasi transfer setoran awal BPIH; d. Jemaah wajib mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubun; ¢. Fotokopi buku tabungan yang masih aktif atas nama Jemaah Haji yang bersangkutan dan memperlihatkan aslinya; dan f. Fotokopi KTP dan memperlihatkan aslinya, 2, Pembatalan nomor validasi Jemaah Haji yang telah meninggal dunia, pembatalan validasi dilakukan di Kankemenag Kab/Kota oleh abli waris/kuasa waris dengan membawa persyaratan sebagai berikut: a. Surat permohonan pembatalan bermaterai Rp6.000,00 dari ahli waris/kuasa waris Jemaah Haji yang meninggal dunia yang ditujukan kepada Kepala Kankemenag Kab/ Kota; 6. Surat Keterangan kematian yang dikeluarkan oleh Lurah/Kepala Desa/Rumah Sakit setempat; ¢. Surat keterangan waris bermaterai Rp6.000,00 yang dikeluarkan oleh Lurah/Kepala Desa dan diketahui oleh Camat; d. Surat keterangan kuasa waris yang ditunjuk ahli waris untuk melakukan pembatalan validasi bermaterai Rp6.000,00; e. Fotokopi KTP abli waris/kuasa waris Jemaah Haji yang mengajukan pembatalan validasi dan memperlihatkan aslinya; f. Surat pernyataan tanggung jawab mutlak dari ahli waris/kuasa waris Jemaah Haji bermaterai Rp6.000,00; g. Bukti asli setoran awal BPIH yang dikeluarkan BPS BPIH; h. Asli aplikasi transfer setoran awal BPIH; i, Ahli waris/kuasa waris wajib mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi; j. Fotokopi buku tabungan yang masih aktif atas nama Jemaah Haji yang bersangkutan dan memperlihatkan aslinya; dan k. Fotokopi buku tabungan ahli waris/kuasa waris yang masih aktif pada BPS BPIH yang sama dengan rekening jemaah wafat serta memperlihatkan aslinya. Dalam hal bukti asli setoran awal BPIH dan/atau asli aplikasi transfer sctoran awal BPIH sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b dan huruf c dan angka 3 huruf g dan huruf h hilang, Jemaah Haji/abli waris/kuasa waris wajib melampirkan surat keterangan kehilangan dari kepolisian dan fotokopi bukti setoran awal BPIH dan fotokopi aplikasi transfer setoran awal BPIH yang dilegalisir dari BPS BPTH. B. PEMBATALAN PENDAFTARAN JEMAAH HAJI SETORAN AWAL BPIH REGULER 1. Pembatalan pendaftaran Jemaah Haji dilakukan oleh Jemaah Haji ang, bersangkutan di Kankemenag Kab/Kota dengan membawa persyaratan sebagai berikut: a. Surat permohonan pembatalan bermaterai Rp6.000,00 dengan menyebutkan alasan pembatalan, yang ditujukan kepada Kepala Kankemenag Kab/Kota; sg - Bukti asli setoran awal BPIH yang dikeluarkan oleh BPS BPIH; Asli aplikasi transfer setoran awal BPI SPPH; Jemaah wajib mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi; me ae Fotokopi buku tabungan yang masih aktif atas nama Jemaah Haji yang bersangkutan dan memperlihatkan aslinya; dan g Fotokopi KTP dan memperlihatkan aslinya 2. Jemaah Haji batal dengan alasan meninggal dunia’ sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, pembatalan pendaftaran Jemaah Haji dilakukan di Kankemenag Kab/Kota oleh ahli waris/kuasa waris dengan membawa persyaratan sebagai berikut a. Surat permohonan pembatalan bermaterai Rp6.000,00 dari ahli waris/kuasa waris Jemaah Haji yang meninggal dunia yang ditujukan kepada Kepala Kankemenag Kab/Kota; 6. Surat keterangan kematian yang dikeluarkan oleh Lurah/Kepala Desa/Rumah Sakit setempat; c. Surat keterangan waris bermaterai Rp6.000,00 yang dikeluarkan oleh Lurah/Kepala Desa dan diketahui oleh Camat; 4. Surat keterangan kuasa waris yang ditunjuk ahli waris untuk melakukan pembatalan pendaftaran Jemaah Haji bermaterai Rp6.000,00; ¢. Fotokopi KTP ahli waris/kuasa waris Jemaah Haji yang mengajukan pembatalan pendaftaran Jemaah Haji dan memperlihatkan aslinya; f. Surat pernyataan tanggung jawab mutlak dari ali waris/kuasa waris Jemaah Haji bermaterai Rp6.000,00; # Bukti asli sctoran awal BPIH yang dikeluarkan BPS BPIH; h. Asli aplikasi transfer setoran awal BPIH; . SPPH; -9- i. Abli waris/kuasa waris wajib mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi; k, Fotokopi buku tabungan yang masih aktif atas nama Jemaah Haji yang bersangkutan dan memperlihatkan aslinya; dan |. Fotokopi buku tabungan ahli waris/kuasa waris yang masih aktif pada BPS BPIH yang sama dengan rekening jemaah wafat atau rekening sesuai dengan permintaan ahli waris/kuasa waris serta memperlihatkan aslinya. Dalam hal bukti asli setoran awal BPIH dan/atau asli aplikasi transfer setoran awal BPIH sebagaimana dimaksud dalam huruf g dan huruf h hilang, Jemaah Haji/ahli waris/kuasa waris wajib melampirkan surat keterangan kehilangan dari kepolisian dan fotokopi bukti setoran awal BPIH dan fotokopi aplikasi transfer setoran awal BPIH yang dilegalisir dari BPS BPIH. C. PEMBATALAN PENDAFTARAN JEMAAH HAJI SETORAN LUNAS BPIH REGULER 1.Pembatalan pendaftaran haji dilakukan oleh Jemaah Haji di Kankemenag Kab/Kota dengan membawa persyaratan sebagai berikut: a. Surat permohonan pembatalan bermaterai Rp6.000,00 dengan menyebutkan alasan pembatalan, yang ditujukan kepada Kepala Kankemenag Kab/Kota; b. Bukti asli setoran awal dan setoran lunas BPIH yang dikeluarkan BPS BPIH; Asli aplikasi transfer setoran awal dan setoran lunas BPIH; SPPH; Jemaah wajib mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi; repo Fotokopi buku tabungan yang masih aktif atas nama Jemaah Haji yang bersangkutan dan memperlihatkan aslinya; dan g. Fotokopi KTP dan memperlihatkan aslinya 2. Untuk Jemaah Haji yang meninggal dunia sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, pembatalan pendaftaran haji dilakukan di Kankemenag Kab/Kota oleh ahli waris/kuasa waris dengan membawa persyaratan sebagai berikut: -10- a, Surat permohonan pembatalan bermaterai Rp6.000,00 dari ahli waris/kuasa waris Jemaah Haji yang meninggal dunia yang ditujukan kepada Kepala Kankemenag Kab/Kota; b, Surat keterangan kematian yang dikeluarkan oleh Lurah/Kepala Desa/Rumah Sakit setempat; c. Surat keterangan waris bermaterai Rp6.000,00 yang dikeluarkan oleh Lurah/Kepala Desa dan dikctahui oleh Camat; d. Surat keterangan kuasa waris yang ditunjuk ahli waris untuk melakukan pembatalan pendaftaran Jemaah Haji bermaterai Rp6.000,00; ¢. Fotokopi KTP ahli waris/kuasa waris Jemaah Haji yang mengajukan pembatalan pendaftaran Jemaah Haji dan memperlihatkan aslinya; {. Surat pernyataan tanggung jawab mutlak dari ahli waris/kuasa waris Jemaah Haji bermaterai Rp6.000,00; g- Bukti asli setoran awal dan setoran lunas BPIH yang dikeluarkan BPS BPIH; 4 Asli aplikasi transfer sctoran awal dan setoran lunas BPIHs i. SPPH; J. Abli waris/kuasa waris wajib mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi; k. Fotokopi buku tabungan yang masih aktif atas nama Jemaah Haji yang bersangkutan dan memperlihatkan aslinya; dan 1. Fotokopi buku tabungan abli waris/kuasa waris yang masih aktif pada BPS BPIH yang sama dengan rekening jemaah atau rekening sesuai dengan permintaan ahli waris/kuasa_ waris serta memperlihatkan aslinya. Dalam hal bukti asli setoran awal BPIH dan/atau asli aplikasi transfer setoran awal BPIH sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b dan huruf ¢ dan angka 2 huruf g dan huruf h hilang, jemaah haji/ahli waris/kuasa waris wajib dapat mencetak ulang di BPS BPIH tempat setor awal dengan ketentuan: melampirkan surat laporan kehilangan dari kepolisian setempat; b. melampirkan surat keterangan dari Kantor Kementerian Agama Kab/Kota domisili; ©. melampirkan salinan bukti setoran awal yang telah ditempel foto Jemaah Haji bersangkutan. ~11= D. PEMBATALAN PENDAFTARAN JEMAAH HAJI SETORAN LUNAS BPIH SECARA SISTEM 1. Dalam hal Jemaah Haji sudah melunasi BPIH namun karena sesuatu hal tidak dapat berangkat, Jemaah Haji tersebut menjadi daltar tunggu pada tahun berikutnya. 2. Daftar (unggu sebagaimana dimaksud pada angka 1 berlaku paling lama 2 (dua) kali musim haji. 3. Dalam hal daftar tunggu sebagaimana dimaksud pada angka 2 telah melewati 2 (dua) kali musim haji, pendaftaran yang bersangkutan dibatalkan secara sistem apabila telah selesai dilakukan verifikasi. 4. Pembatalan secara sistem sebagaimana dimaksud pada angka 3 dilakukan dengan terlcbih dahulu memverifikasi data Jemaah Haji yang bersangkutan dan ditctapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah; 5. Pembatalan secara sistem sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku bagi Jemaah Haji yang menunda keberangkatan dengan alasan: a. masih berusia di bawah 18 tahun dan belum menikah; b. alasan kesehatan yang direkomendasikan tim kesehatan haji; dan ¢. menunggu mahram. BAB IIL WAKTU PENYELESAIAN PEMBATALAN Proses untuk penyelesaian pembatalan nomor validasi dan pembatalan setoran awal atau setoran lunas BPIH adalah 8 (delapan) hari kerja, dengan ketentuan waktu proses sebagai berikut: 1. Kantor Kemenag Kab./Kota selama 3 (tiga) hari kerja; 2. Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri selama 5 (lima) hari kerja. BAB IV MEKANISME VERIFIKASI DAN VALIDASI PEMBATALAN PEMBATALAN NOMOR VALIDASI DAN PEMBATALAN SETORAN AWAL ATAU SETORAN LUNAS BPIH Mekanisme Verifikasi dan Validasi Pembatalan nomor validasi dan pembatalan sctoran awal atau setoran lunas BPIH adalah sebag; erikut -12- 1. Mekanisme Kankemenag Kab/Kota dalam hal ini Seksi yang membidangi urusan Penyelenggaraan Haji dan Umrah wajib melakukan verifikasi dan validasi terhadap seluruh persyaratan pembatalan pendaftaran Jemaah Haji sebagaimana dimaksud dalam BAB II huruf A, huruf B, dan huruf C; 2. Dalam hal terdapat kekurangan persyaratan, berkas dikembalikan kepada pemohon pembatalan Jemaah Haji untuk dilengkapi; 3. Berdasarkan hasil verifikasi dan validasi, Seksi yang membidangi urusan Penyelenggaraan Haji dan Umrah melakukan input data usulan pembatalan dalam aplikasi SISKOHAT; 4. Kepala Kankemenag Kab/Kola mengajukan permohonan pembatalan pendaftaran Jemaah Haji kepada Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri c.g. Kepala Sub Direktorat Pendaltaran dan Pembatalan Haji Reguler dan ditembuskan kepada Kepala Kanwil Kemenag Provinsi dalam bentuk surat yang dilampirkan (upload) pada aplikasi SISKOHAT. 5. Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri cg. Kepala Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler menerima surat yang dilampirkan pada aplikasi SISKOHAT tentang usulan pembatalan pendaftaran Jemaah Haji dan konfirmasi pembatalan pendaftaran Jemaah Haji pada aplikasi SISKOHAT; 6. Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler membuat jurnal pembatalan pendaftaran Jcmaah Haji. 7. Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri atas nama Direktur Jenderal membuat surat pengajuan pengembalian dana BPIH Batal dengan dilampiri jurnal pembatalan pendaftaran jemaah haji kepada Badan Pengelola Keuangan Haji c.g. Badan Pelaksana BPKH. 8. BPS BPIH setelah menerima SPM dari BPKH, segera melakukan transfer dana sesuai setoran kepada rekening pemohon dan melakukan konfirmasi transfer pengembalian dana BPIH pada aplikasi SISKOHAT. 9. SISKOHAT mengirimkan informasi kepada jemaah yang bersangkutan atau abli waris melalui pesan singkat. BABY TATA CARA PENGAKTIFAN KEMBALI NOMOR PORSI JEMAAH HAJI BATAL. Pengaktifan nomor porsi Jemaah Haji batal dapat dilakukan dengan alasan: 1. kesalahan sistem; 2. kesalahan entri data, dan “13 3. pembatalan sepihak yang dilakukan oleh selain Jemaah Haji. A. Kesalahan Sistem Prosedur pengaktifan nomor porsi Jemaah Haji batal karena kesalahan istem, sebagai berikut: 1. Jemaah Haji, Kankemenag Kab/Kota, Kanwil, BPS BPTH, atau pihak lain yang mengetahui adanya pembatalan karena kesalahan sistem, melaporkan secara tertulis kepada Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri ¢.g. Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler; 2. Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler melakukan verifikasi terhadap nomor porsi yang batal karena kesalahan sistem melalui aplikasi SISKOHAT dan dana setoran awal BPS BPIH; 3. Apabila dana BPIH nya masih ada di rekening BPKH maka akan dilakukan pengaktifan nomor porsi kembali oleh Sub Dircktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler melalui Aplikasi SISKOHAT; 4. Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri cq Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler mengirimkan surat jawaban kepada pelapor; B. Kesalahan Entri Data Prosedur pengaktifan nomor porsi Jemaah Haji batal karena kesalahan entri data, sebagai berikut: 1. Kankemenag Kab/Kota, Kanwil, atau Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler yang mengetahui adanya pembatalan karena kesalahan entri, melaporkan secara tertulis kepada Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, disertai dengan kronologis kesalahan entri data; 2. Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri memerintahkan Sub Dircktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler untuk melakukan verifikasi terhadap nomor porsi yang batal karena kesalahan entri data melalui aplikasi SISKOHAT, dana setoran awal BPIHnya, dan verifikasi langsung kepada jemaah haji bila diperlukan; 3. Apabila dana BPIH nya masih ada di rekening BPKH maka akan dilakukan pengaktifan nomor porsi kembali oleh Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler melalui Aplikasi SISKOHAT; 4. Apabila dana pengembalian BPIH batal tersebut sudah dikembalikan ke rekening yang bersangkutan, maka dana BPIH batal tersebut harus ditransfer kembali ke rekening BPKH (repayment); -14- 5. Bukti transfer pengembalian disampaikan kepada Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri c.g. Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler untuk dilakukan validasi dana atas Jemaah Haji yang bersangkutan dengan BPKH; 6. Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri c.g. Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler melakukan pengaktifan kembali nomor porsi batal melalui aplikasi SISKOHAT. 7. Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri og. Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler mengirimkan surat jawaban kepada pelapor, C. Pembatalan sepihak yang dilakukan oleh selain Jemaah Haji Prosedur pengaktifan nomor porsi Jemaah Haji batal karena pembatalan sepihak, sebagai berikut: 1, Jemaah Haji, Kankemenag Kab/Kota, Kanwil, BPS BPIH atau pihak lain yang mengetahui adanya pembatalan secara sepihak, melaporkan secara tertulis kepada Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri c.g. Sub Dircktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler; 2. Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri memerintahkan Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler untuk melakukan verifikasi terhadap nomor porsi yang batal karena pembatalan sepihak melalui aplikasi SISKOHAT, dana setoran awal BPIHnya, dan verifikasi langsung kepada jemaah haji yang bersangkutan; 3. Apabila dana BPIH nya masih ada di rekening BPKH maka akan dilakukan pengaktifan nomor porsi kembali oleh Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler melalui Aplikasi SISKOHAT; 4. Apabila dana pengembalian BPIH batal tersebut sudah tidak ada di rekening BPKH, maka dana BPIH batal tersebut harus ditransfer kembali ke rekening BPKH (repayment); a Bukti transfer pengembalian disampaikan kepada Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri cg, Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler untuk dilakukan validasi dana atas Jemaah Haji yang bersangkutan dengan BPKH; 6. Dircktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri c.g. Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Hi Reguler melakukan pengaktifan kembali nomor porsi batal melalui aplikasi SISKOHAT. Sse. 7. Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri c.g Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haj Reguler mengirimkan surat jawaban kepada pelapor. 9 DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH, uy duizar L

You might also like