Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Marine Fisheries P-ISSN 2087-4235

Vol. 14, No. 1, Mei 2023 E-ISSN 2541-1659


Hal: 117-129

STATUS PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN PENDEKATAN


EKOSISTEM DI KAWASAN KONSERVASI KEI KECIL BARAT, MALUKU
TENGGARA
Ecosystem Approach to Fisheries Management Status at West Kei Kecil Conservation
Area, South East Maluku

Oleh:
James Abrahamsz1*, Marvin M. Makailipessy2, Imanuel M. Thenu3
1Program Studi Manajemen Sumberdaya Kelautan dan Pulau-Pulau Kecil, Pascasarjana, Universitas Pattimura.
Jl.Ir. M. Putuhena-Poka, Ambon. james.abrahamsz@fpik.unpatti.ac.id
2Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan, Politeknik Perikanan Negeri Tual. Jl Langgur-Sathean Km 6 Kei Kecil,

Kabupaten Maluku Tenggara. mariomarvin.mm@gmail.com


3Program Studi Manajemen Rekayasa Perikanan Tangkap, Politeknik Perikanan Negeri Tual. Jl Langgur-Sathean

Km 6 Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara. i.m.thenu@gmail.com.

* Korespondensi: james.abrahamsz@fpik.unpatti.ac.id

Diterima: 25 Januari 2023; Disetujui: 11 Juli 2023

ABSTRACT
Determining the actual conditions of management in the conservation area is as a follow-up
of sustainable management. This study is aiming at analyzing the status of fisheries management
and improving management based on the EAFM approach in the Small Island Park Kei Kecil
conservation area. The study was conducted in 10 villages in 4 sub-districts in Southeast Maluku
district. Data were collected by interviewing fishery households and institutions as well as tracing
data that referred to the EAFM indicator assessment which contains 30 indicators from six domains.
The results showed that the management status of the Kei Kecil conservation area is in the medium
category. The proposed fisheries management recommendations are improvements in the economic
domain and fishing techniques, especially in the indicators of asset ownership, fisher household
income, savings ratio, fisheries capacity and fishing effort, legal documents on vessel function and
size, as well as crew certification.
Keywords: EAFM, conservation area, small island park, Kei Kecil.

ABSTRAK
Penentuan kondisi aktual pengelolaan perikanan di kawasan konservasi merupakan tindak
lanjut dalam upaya perbaikan pengelolaan yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan menganalisis
status pengelolaan perikanan dan menyusun rekomendasi perbaikan pengelolaan perikanan
berdasarkan pendekatan EAFM di kawasan konservasi Taman Pulau Kecil (TPK) Kei Kecil.
Penelitian dilakukan di 10 desa/ohoi dalam empat kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara.
Survei dan wawancara dilakukan terhadap rumah tangga perikanan, pemerintah desa (instansi
terkait) serta penelusuran data sesuai modul penilaian indikator EAFM. Penelitian ini menggunakan
30 indikator dengan enam domain EAFM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status pengelolaan
kawasan konservasi TPK Kei Kecil berada pada kategori sedang. Rekomendasi pengelolaan
perikanan yang diusulkan adalah perbaikan pada domain ekonomi dan teknik penangkapan ikan
khususnya pada indikator kepemilikan aset, pendapatan rumah tangga nelayan, rasio tabungan,
kapasitas perikanan dan upaya penangkapan, dokumen legal fungsi dan ukuran kapal serta
sertifikasi awak kapal.
Kata kunci: EAFM, kawasan konservasi, taman pulau kecil, Kei Kecil.
118 Marine Fisheries 14(1): 117-129, Mei 2023

PENDAHULUAN merusak menjadi penyebab utamanya. Selain


itu, peran aturan adat yang dapat menjadi
Kementerian Kelautan dan Perikanan perangkat aturan yang dipatuhi masyarakat,
(KKP) terus mendorong implementasi semakin menurun. Fungsi lembaga penga-
Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan wasan dan pengelola kawasan juga belum
Ekosistem (EAFM) di beberapa Wilayah optimal. Penelitian ini bertujuan melakukan
Pengelolaan Perikanan (WPP). Namun penilaian status pengelolaan perikanan, dan
demikian, penilaian penerapan EAFM di merekomendasikan upaya pengelolaan
kawasan konservasi perairan belum banyak perikanan untuk penatakelolaan kawasan
dilakukan. Padahal, diagnosis kondisi penge- konservasi TPK Kei Kecil berkelanjutan.
lolaan perikanan eksisting sangat dibutuhkan
untuk perbaikan pengelolaan perikanan di
suatu wilayah (Yuliana et al. 2020), khususnya
di kawasan konservasi perairan (Akla et al.
2021).
METODE
Penelitian dilakukan bulan Maret – April
Abrahamsz et al. (2017) menyatakan
2021 yang meliputi 10 Ohoi/desa yang
pengukuran efektivitas pengelolaan kawasan
konservasi dapat melalui penilaian indikator tersebar di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Kei
EAFM. Pendekatan EAFM berpotensi Kecil (Ohoi Dunwahan), Kecamatan Manyeuw
(Ohoi Selayar dan Lairngangas), Kecamatan
memperbaiki ekosistem dan kesejahteraan
Hoat Sorbay (Ohoi Dian Pulau, Ohoi Ngursit
manusia di masa mendatang dan berkontribusi
dan Ohoi Wirin), serta Kecamatan Kei Kecil
pada ekonomi biru untuk mencapai beberapa
Barat (Ohoi Ohoiren, Ohoi Warbal, Ohoi Ur
target SDGs (Islam et al. 2022; Dharmawan et
al. 2022). Penilaian terhadap implementasi Pulau, dan Ohoi Tanimbar Kei).
pengelolaan perikanan berbasis EAFM yang Pengambilan data primer melalui survei
pernah dilakukan antara lain untuk kawasan lapangan dan observasi rumah tangga
konservasi perairan (Akla et al. 2021), perikanan (164 nelayan) dan kelembagaan
perikanan demersal (Quetglas et al. 2017), desa maupun instansi terkait. Data sekunder
perikanan pelagis besar (Wahid et al. 2019), merupakan hasil studi literatur dan
perikanan kepiting bakau (Syahdan et al. penelusuran informasi terkait enam domain
2021), dan perikanan kerang (Gianelli et al. EAFM. Distribusi responden menurut alat
2015). Penerapan EAFM mendapatkan du- penangkapan ikan utama meliputi pancing ulur
kungan organisasi perikanan dan konservasi dengan kapal 1-1,5 GT (48,78%), jaring insang
laut di kawasan segitiga terumbu karang dan hanyut dan jaring insang dasar dengan kapal
Asia Tenggara (Pomeroy et al. 2015, Gorospe 1-1,5 GT (32,32%), bagan apung dengan kapal
et al. 2016). 1-3 GT (7,93%), nelayan lebih dari 1 alat
tangkap dengan kapal 1-1,5 GT (7,93%), rawai
Kawasan Konservasi TPK Kei Kecil
dengan kapal 1-1,5 GT (1,83%), dan lainnya
ditetapkan berdasarkan Kepmen KP No. 6
(tombak dan panah) dengan kapal 1 GT
Tahun 2016 dengan luas area sebesar
(1,22%). Seluruh nelayan, belum
150.000 ha. Target konservasinya adalah
penyu, dugong, lumba-lumba dan paus. mendapatkan sertikasi. Wawancara stake-
Kawasan ini, bagian Bentang Laut Sunda holders terkait pengelolaan perikanan, pada
pemerintah masing ohoi/desa, PSDKP Tual,
Banda dengan kelengkapan ekosistem utama
PPN Tual, Dinas Perikanan Kabupaten Maluku
terumbu karang, lamun dan mangrove (Fauzi
Tenggara dan Kantor Cabang Dinas Kelautan
et al. 2018). Penelitian terdahulu di kawasan ini
dan Perikanan Gugus Pulau VIII.
antara lain, model integritas pengelolaan
kawasan konservasi (Abrahamsz et al. 2017), Analisis status pengelolaan perikanan
pemanfaatan ruang oleh nelayan di kawasan menggunakan indikator pada tiap domain
konservasi (Makailipessy et al. 2018), dan EAFM (KKP 2014). Kebutuhan data dan
valuasi ekonomi ekosistem terumbu karang metode pengumpulan data seperti pada Tabel
pada kawasan konservasi (Mahakena et al. 1.
2021).
Analisis keragaan EAFM perikanan
Isu utama pentingnya penelitian ini menggunakan indeks komposit. Tahapan
meliputi maraknya aktivitas penangkapan ikan analisis mengacu pada Ninef et al. (2019):
yang merusak lingkungan. Salah satunya,
penggunaan bom ikan di perairan Barat Pulau 1. Pemberian skor pada setiap indikator
Nuhuta dan zona inti di Barat Pulau Nai dan dalam skala Likert berbasis ordinal 1,2,3.
Hoat. Minimnya sosialisasi dan penyadaran 2. Indeks komposit: CAi = f
nelayan tentang dampak penangkapan ikan (CAni….n=1,2,3…..m)
Abrahamsz et al. – Status Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan ….. 119

3. Indeks komposit seluruh keragaan: C-EAFM 2014). Kriteria nilai yang digunakan dalam
= f (Cai..i = 1,2,3..j; j = 6) matriks penilaian komposit dan status
pengelolaan perikanan disajikan pada Tabel 2.
Hasil penilaian setiap domain disajikan
dalam bentuk flag model/model bendera (KKP

Tabel 1 Kebutuhan data dan metode pengumpulan data pada tiap domain EAFM
Domain Kebutuhan data Metode pengumpulan data
Sumber daya Data primer: Jenis ikan, panjang total ikan (cm), - Survei: pengambilan dan
ikan tren hasil tangkapan, tren ukuran ikan, daerah pengukuran ikan contoh,
penangkapan ikan, dan spesies ETP wawancara nelayan
- Observasi kegiatan
Data skunder: Total hasil tangkapan ikan (ton), perikanan
jumlah trip penangkapan (trip), jumlah alat - Penelusuran statistik
tangkap (unit) perikanan tangkap Maluku
Tenggara
Habitat dan Data primer: Habitat penyu, kondisi eksisting - Survei: wawancara nelayan
ekosistem eksistem pesisir, dampak dan adaptasi - Observasi: pengamatan
perubahan iklim lapangan
Data sekunder: Kualitas perairan, TSS, - Penelusuran laporan
konsentrasi klorofil-a, tutupan dan jumlah jenis penelitian dan kajian terkait.
lamun, tutupan dan kerapatan mangrove, - Analisis Citra Modis Klorofil-
tutupan karang, habitat setasea a
Teknologi Data primer: Jenis dan lokasi penangkapan - Survei: wawancara nelayan
penangkapan ikan yang bersifat destruktif, jenis modifikasi - Observasi: pengamatan
ikan alat penangkapan ikan, dokumen kapal, jenis lapangan
kapal, jenis pelatihan
Data sekunder: Jumlah dan jenis alat tangkap - Penelusuran laporan statistik
selektif, jumlah trip, jumlah armada, jumlah alat perikanan tangkap Maluku
tangkap Tenggara.
Sosial Data primer: Partisipasi dalam pengelolaan Survei: wawancara nelayan,
perikanan, jenis konflik, jenis pengetahuan tokoh masyarakat/adat,
lokal petugas pos PSDKP
Observasi laporan kegiatan
Data sekunder: Jenis dan jumlah konflik pos PSDKP
nelayan
Ekonomi Data primer: Pendapatan RTP, jumlah aset, Survei: wawancara nelayan
jumlah tabungan
Data sekunder: UMR, suku bunga bank Penelusuran Statistik
Kabupaten Maluku Tenggara
Dalam Angka
Kelembagaan Data primer: Mekanisme pengambilan Survei: wawancara nelayan,
keputusan, sinergitas kebijakan, jenis kegiatan tokoh masyarakat/adat,
peningkatan kapasitas pemangku kepentingan pengelola (DKP Maluku,
Data sekunder: Jumlah kasus pelanggaran, Diskan Maluku Tenggara,
aturan main formal, dokumen perencanaan PSDKP Tual Penelusuran
pengelolaan perikanan laporan dan dokumen terkait

Tabel 2 Batasan nilai dominan dan agregat EAFM


Rentang nilai
Rendah Tinggi Flag model Status
1,00 20,99 Buruk dalam menerapkan EAFM
21,00 40,99 Kurang dalam menerapkan EAFM
41,00 60,99 Sedang dalam menerapkan EAFM
61,00 80,99 Baik dalam menerapkan EAFM
81,00 100,00 Baik sekali dalam menerapkan EAFM
120 Marine Fisheries 14(1): 117-129, Mei 2023

HASIL Rata-rata persen tutupan lamun 52,96%


dan nilai keanekaragaman spesies lamun
Gambaran Umum TPK Kei Kecil sebesar 1,14 (Abrahamsz et al. 2018).
Kerapatan mangrove di kecamatan Kei Kecil
Kawasan konservasi TPK Kei Kecil
Barat, Manyeuw dan Hoat Sorbay masing-
berada pada empat wilayah kecamatan yaitu
masing 162,50 pohon/ha; 190,29 pohon/ha
Kei Kecil, Manyeuw, Hoat Sorbay dan
dan 206,67 pohon/ha atau <10.000 pohon/Ha
Kecamatan Kei Kecil Barat dengan total 49
dan termasuk pada kategori rendah, indeks
desa. Jumlah nelayan terbanyak berada di
keanekaragaman spesies sebesar 1,83. Rata-
Kecamatan Kei Kecil (702 orang) dan terendah
rata tutupan karang keras hidup 47,23% dan
berada di Kei Kecil Barat (499 orang). Alat
indeks keanekaragaman spesies sebesar
tangkap dominan yang digunakan nelayan
3,42.
adalah jenis pancing dan jaring. Alat tangkap
lain seperti bagan dan mini purse seine hanya Habitat unik/khusus yang teridentifikasi
tersebar di Desa Selayar, Dian Pulau dan meliputi tempat bertelur penyu, daerah ruaya
Ngursit. Perairan laut kawasan konservasi dugong (Dugong dugon), habitat penyu
TPK Kei Kecil merupakan daerah belimbing (Dermochelys coriacea), habitat kan
penangkapan potensial bagi nelayan di empat napoleon (Cheilinus undulatus), habitat hiu,
kecamatan tersebut karena desa yang ada pari serta paus. Namun demikian, belum ada
berhadapan langsung dengan kawasan upaya pengelolaan yang baik terhadap habitat
konservasi TPK Kei Kecil (Gambar 1). unik. Dampak perubahan iklim dalam kategori
baik karena ada strategi adaptasi dan mitigasi
Penilaian Indikator EAFM terhadap dampak kenaikan muka air seperti
pada Ohoi Ohoiren dan Ohoi Ngursit. Pada
Hasil tangkapan utama di perairan TPK kedua lokasi, dilakukan rehabilitasi terumbu
Kei Kecil meliputi ikan pelagis kecil dan karang. Kondisi tersebut menunjukkan domain
demersal. Contoh hasil tangkapan dominan habitat dan ekosistem berada pada kategori
disajikan pada Gambar 2. sedang.
Penilaian indikator sumber daya ikan Domain teknik penangkapan ikan
menunjukkan total nilai 4.450, nilai komposit mendapatkan nilai total 3.720, nilai komposit
terkoreksi 51,2 dan skor rata-rata 2,33 (Tabel terkoreksi 42,76 dan skor rata-rata 1,67 seperti
3). Nilai CPUE baku turun tahun 2018 – 2019, disajikan pada Tabel 5. Sebanyak 36%
rata-rata 0,65%. Sebanyak 47% responden responden menyatakan terjadi aktivitas
menyatakan bahwa ukuran hasil tangkapan penangkapan menggunakan bom dan 1%
relatif tetap. Pada proporsi ikan yuwana, menyatakan adanya penggunaan
sebanyak 38,8% responden menyatakan hasil bius/racun/sianida. Sebanyak 9% responden
tangkapan yuwana sedikit (<30%). menyatakan kasus penggunaan bom maupun
Sebanyak 82% nelayan menyatakan bius yang terjadi antara 2 – 5 kali selama tahun
ikan target lebih dari non target. Pada indikator 2020.
range collapse, 59% nelayan menyatakan Ukuran ikan yang tertangkap pada alat
lokasi fishing ground relatif tetap. Sejumlah tangkap bagan apung, jaring insang hanyut
71% nelayan menyatakan tidak ada spesies dan jaring insang dasar dan mini purse seine
ETP yang tertangkap selama operasi berada di bawah Lm (length of maturity)
penangkapan. Hasil ini membuktikan indikator dengan proporsi antara 25 – 50%. Rasio
sumber daya ikan berada pada kategori kapasitas penangkapan (fishing capacity/ FC)
sedang (kuning). tahun 2015 dan 2018 sebesar 0,47 atau < 1
Nilai total domain habitat dan ekosistem dan masuk dalam kategori rendah. Selektivitas
4.628, nilai komposit terkoreksi 53,19 dan skor penangkapan tinggi karena hasil tangkapan
rata-rata 2,33 (Tabel 4). Sebanyak 47% dan didominasi oleh ikan target tangkapan utama
91% responden, masing-masing menyatakan dan hanya 2,15% dari 4.974 alat tangkap yang
kondisi perairan lokasi tempat tinggal dan dinyatakan kurang selektif oleh responden.
lokasi penangkapan masih bersih /tidak Namun nelayan belum memiliki dokumen legal
tercemar. Kualitas perairan yang masih baik terkait kesesuaian antara fungsi dan ukuran
juga ditunjukkan oleh kecerahan perairan di kapal yang digunakan, serta sertifikat
sekitar tempat tinggal dan daerah keterampilan/kompetensi sebagai awak kapal
penangkapan ikan dengan nilai visibility >10 penangkapan ikan.
meter. Di sisi lain, konsentrasi klorofil-a Domain sosial memiliki nilai total 6.380,
berdasarkan citra Modis Terra pada Maret nilai komposit terkoreksi 73,3 dan skor rata-
2020 – Februari 2021 antara 0,13 – 0,85 rata 2,33 (Tabel 6). Sebanyak 76% responden
mg/m3.
Abrahamsz et al. – Status Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan ….. 121

menyatakan partisipasi pemangku kepen- penangkapan ikan ataupun alat penangkapan


tingan dalam pengelolaan perikanan rendah ikan. Masyarakat memanfaatkan kearifan lokal
(<50%). Meskipun demikian, 91% responden dalam pengelolaan perikanan yaitu penerapan
menyatakan tidak ada konflik daerah sasi/yutut yang sudah berjalan dan efektif.

Gambar 1 Peta lokasi penelitian

a) b) c)

d) e) f)

Gambar 2 Contoh ikan hasil tangkapan kelompok ikan pelagis kecil: a) mata belo (Herklosichthys
quadrimaculattus, b) kembung (Rastrelliger kanagurta). Ikan demersal: c) kapasan (Naso
unicornis), d) kurisi (Nemipteris marginatus, N. nemurus, Nemipterus virgatus), e) jenaha
(Lutjanus gibbus), dan f) kerapu (Anyperodon leucogramicus).

Tabel 3 Penilaian domain sumberdaya ikan


1* 2* 3* 4* 5* 6* Total
Hasil Menurun sedikit relatif tetap <30% >31% Relatif tetap Tidak ada
< 25% per tertangkap
tahun
Skor 2 2 3 3 2 3 2,33
Bobot 40 20 15 10 10 5 100
Nilai 1.760 800 765 510 360 255 4.450
Dengan: *1). CpUE Baku; 2). Tren Ukuran ikan; 3). Proporsi ikan yuwana; 4). Komposisi spesies; 5). Range
collapse; 6). Spesies ETP.
122 Marine Fisheries 14(1): 117-129, Mei 2023

Tabel 4 Penilaian domain habitat dan ekosistem


1* 2* 3* 4* 5* 6* Total
Hasil Dibawa Tutupan dan Tutupan dan Tutupan sedang Diketahu Diketahu
h baku keanekaragama Keanekaragama dan i namun i dan
mutu n sedang n rendah Keanekaragama tidak ada
n tinggi dikelola strategi
adaptasi
Skor 3 2 1 2 2 3 2,42
Bobo 25 15 15 15 20 10 100
t
Nilai 1.650 630 517 863 480 6604.80
0
Dengan: *1). Kualitas perairan; 2). Status ekosistem lamun; 3). Status ekosistem mangrove; 4). Status
ekosistem terumbu karang; 5). Habitat unik; 6). Dampak perubahan iklim.

Tabel 5 Penilaian domain teknik penangkapan ikan


1* 2* 3* 4* 5* 6* Total
Hasil 5 – 10 25 -50% Rasio Tinggi Kesesuaian Kepemilikan
kasus per <Lm Kapasitas (<50%) rendah (>50%) sertifikat <50%
tahun penangkapan
<1
Skor 2 2 1 3 1 1 1,67
Bobot 30 25 15 15 10 5 100
Nilai 1.080 1.200 315 945 120 60 3.720
Dengan: *1). Penangkapan ikan yang bersifat destruktif; 2). Modifikasi alat penangkapan ikan; 3). Kapasitas
perikanan dan upaya penangkapan; 4). Selektivitas penangkapan; 5). Kesesuaian fungsi dan ukuran kapal
penangkap ikan; 6). Sertifikasi awak kapal.

Tabel 6 Penilaian domain sosial


1* 2* 3* Total
Hasil <50% <2 kali per tahun Ada dan efektif
digunakan
Skor 1 3 3 2,33
Bobot 40 30 25 100
Nilai 1.160 3.045 2.175 6.380
Dengan *1). Partisipasi pemangku kepentingan; 2). Konflik perikanan; 3). Pemanfaatan pengetahuan lokal
dalam pengelolaan perikanan.

Domain ekonomi memiliki nilai total keputusan untuk perizinan, operasionalisasi


2.630, nilai komposit terkoreksi 30,23 dan penangkapan dan konservasi sudah berjalan,
skor rata-rata 1,00 (Tabel 7). Sebanyak 39,3% namun demikian keputusan yang dihasilkan
responden menyatakan nilai asetnya belum sepenuhnya dijalankan.
berkurang >50% untuk kepemilikan perahu,
Keberadaan rencana pengelolaan
mesin dan alat tangkap. Selain itu, 73,2%
perikanan di TPK Kei Kecil didukung dengan
responden memiliki rata-rata pendapatan di
RPP WPPNRI 714, namun belum dijalankan
bawah upah minimum kabupaten (UMK).
dengan baik. Sinergi antar kelembagaan yang
Sebanyak 64,6% responden menyatakan
terlibat dalam pengelolaan terlihat melalui
memiliki rasio tabungan di bawah suku bunga
koordinasi dan kerja sama dalam proses
sehingga berpotensi terjadinya hutang.
perizinan, operasionalisasi penangkapan dan
Hasil penilaian domain kelembagaan konservasi. Hal ini didukung tingkat kapasitas
menunjukkan nilai total 5.077, nilai komposit pemangku kepentingan yang memadai serta
terkoreksi 60,84 dan skor rata-rata 2,31 adanya peningkatan kapasitas stakeholders
seperti disajikan pada Tabel 8. Frekuensi sesuai dengan fungsi kelembagaan yang ada.
pelanggaran perikanan di lokasi kajian antara
Nilai komposit agregat EAFM dengan
2 – 4 kali per tahun baik dilakukan secara
flag model menunjukkan pengelolaan
formal maupun non formal. Terdapat aturan
perikanan di kawasan ini tergolong pada
tingkat daerah (Peraturan Daerah Provinsi
kategori sedang (Tabel 9). Nilai komposit
Maluku Nomor 1 Tahun 2018 dan Peraturan
domain sosial yang termasuk dalam kategori
Gubernur Maluku Nomor 11 Tahun 2019 dan
baik. Hasil ini sesuai distribusi status sedang
Nomor 16 Tahun 2020) yang mengakomodir
pada setiap domain, dan domain ekonomi
3 – 5 domain EAFM. Mekanisme pengambilan
dalam status buruk.
Abrahamsz et al. – Status Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan ….. 123

Tabel 7 Penilaian domain ekonomi


1* 2* 3* Total
Hasil Nilai aset Kurang dari rata-rata Kurang dari bunga
Berkurang >50% UMR kredit pinjaman
Skor 1 1 1 1,00
Bobot 40 30 25 100
Nilai 1.305 600 725 2.630
Dengan: *1). Kepemilikan aset; 2). Pendapatan Rumah Tangga Perikanan (RTP); 3). Rasio
Tabungan.
Tabel 8 Penilaian domain kelembagaan
1* 2* 3* 4* 5* 6* Total
Hasil 2 – 4 kali Tersedianya Ada Ada RPP Sinergi Ada dan
per tahun regulasi mekanisme namun antar difungsikan
untuk 3 – 5 tapi tidak belum lembaga dengan
domain efektif sepenuhnya berjalan baik
EAFM dijalankan baik
Skor 2 2 2 2 3 3 2,31
Bobot 25 26 18 15 11 5 100
Nilai 1.088 1.659 648 870 594 435 5.293
Dengan: *1). Kepatuhan prinsip perikanan berkelanjutan; 2). Kelengkapan aturan main dalam
pengelolaan perikanan; 3). Mekanisme pengambilan keputusan; 4). Rencana pengelolaan
perikanan; 5). Tingkat sinergitas dan kelembagaan pengelolaan; 6). Kapasitas pemangku
kepentingan.

Tabel 9 Status EAFM Kawasan Konservasi TPK Kei Kecil


Domain Nilai Nilai Komposit Skor Status
Perhitungan Indikator
Sumberdaya Ikan 4.450 51,15 2,33 Sedang
Habitat dan Ekosistem 4.283 55,17 2,42 Sedang
Teknik Penangkapan Ikan 3.720 42,76 1,67 Sedang
Sosial 6.380 73,33 2,33 Baik
Ekonomi 2.630 30,23 1,00 Buruk
Kelembagaan 5.293 60,84 2,31 Sedang
Agregat 4.459 51,26 2,01 Sedang

PEMBAHASAN mempertahankan daya dukung potensi di


perairan.
Trend CPUE menurun, tidak diikuti
perubahan DPI yang siginifikan. Hal ini Laporan Reef Health Monitoring WWF
disebabkan berkurangnya upaya penang- Indonesia (2018) menunjukkan adanya
kapan ikan dengan mini purse seine. pemutihan karang sebesar 0,1% per tahun.
Sebagian besar nelayan tradisional memilih Perubahan iklim yang berdampak pada
DPI di sekitar kawasan konservasi. Hasil habitat dan sumberdaya ikan, perlu diadaptasi
tangkapan yang didominasi juvenile dalam dan dimitigasi untuk mereduksi pengaruh
jangka panjang mempengaruhi populasi ikan perubahan iklim (KKP 2014; Budiarto et al.
(Iffah et al. 2020). Padahal jika ikan ditangkap 2015). Kondisi ini membuktikan upaya
pada ukuran layak tangkap, ada kesempatan adaptasi dan mitigasi perlu dikakukan
untuk memijah dan menambah populasi khususnya pengendalian dampak perubahan
(Widiyastuti et al. 2020). Tingginya proporsi iklim terhadap kondisi terumbu karang.
hasil tangkapan non target yang diperoleh Penggunaan teknologi penangkapan
nelayan berpotensi merusak keanekara- ikan berkelanjutan dibutuhkan untuk
gaman sumberdaya ikan di perairan (Nofrizal mengendalikan tekanan terhadap
et al. 2018; Ramdhani et al. 2019; Hamid dan sumberdaya ikan (Mallawa et al. 2018).
Kamri 2019). Kondisi seperti ini berimplikasi Secara ekologis, penangkapan ikan di bawah
pada adanya kebutuhan pengendalian Lm berpengaruh terhadap keseimbangan
pemanfaatan sumberdaya ikan yang rantai makanan di perairan (Syadli et al.
2022). Darmawan et al. (2022) berpendapat
124 Marine Fisheries 14(1): 117-129, Mei 2023

kepatuhan terhadap peraturan pemerintah pentingnya pengendalian dan penanganan


mengenai ukuran ikan dapat memper- ukuran ikan layak tangkap; 4) pengaturan
tahankan kelestarian sumberdaya ikan. penggunaan mata jaring dan mata pancing; 5)
Kurangnya pemahaman keberlanjutan peningkatan pengawasan terhadap spesies
sumberdaya ikan harus menjadi perhatian target dan non target; 6) peningkatan
pengelolaan perikanan. pemahaman tentang dampak range collapse
terhadap keberlanjutan sumber daya ikan dan
Dalam pencapaian keuntungan
efektivitas usaha perikanan tangkap; serta 7)
ekonomi, nelayan dapat mengoptimalkan
peningkatan pengetahuan kampanye, dan
upaya penangkapan ikan sesuai daya dukung
teknik penanganan spesies ETP yang
dan kebijakan yang berlaku (Picaulima et al.
tertangkap. Pregiwati et al. (2015)
2021). Alokasi alat tangkap (spasial dan
menyatakan bahwa salah satu indikator
temporal), modifikasi alat penangkapan ikan,
suksesnya pengelolaan kawasan konservasi
pengembangan teknologi penangkapan ikan,
adalah terjaminnya keberlanjutan sumber
dan mencari daerah penangkapan ikan lebih
daya ikan di kawasan tersebut.
luas merupakan bentuk adaptasi yang dapat
dilakukan nelayan (Picaulima et al. 2021). Perbaikan pengelolaan pada domain
Pada kondisi ini, penguatan kapasitas habitat dan ekosistem dapat dilakukan melalui
nelayan terkait penguasaan teknologi peningkatan dan perlindungan kualitas
penangkapan ikan harus terus dilakukan. lingkungan perairan. Strategi lain yang
dibutuhkan meliputi: 1) peningkatan
Narwadan (2015) menyatakan
pemahaman upaya mempertahankan kualitas
sasi/yot/yutut berfungsi bukan hanya sebagai
perairan; 2) perlindungan dan replantasi
tata kelola laut dan keuntungan ekonomi
lamun; 3) perlindungan dan rehabilitasi
masyarakat, namun juga berfungsi sebagai
mangrove; 4) perlindungan terumbu karang;
alat untuk melestarikan sumber daya laut.
5) peningkatan kapasitas masyarakat dan
Rendahnya pendapatan (Miswar et al. 2018)
kelembagaan dalam perlindungan dan
dan kemiskinan nelayan (Triyanti dan Firdaus
pengelolaan habitat unik/khusus; serta 6)
2016) berkaitan dengan keterbatasan modal
peningkatan kajian terkait dampak perubahan
usaha, tingkat pendidikan, perilaku boros,
iklim.
tidak ada mata pencaharian alternatif, hingga
minimnya keberpihakan perencanaan Pada domain teknik penangkapan ikan,
pembangunan terhadap kondisi ekonomi perbaikan melalui: 1) peningkatan penga-
nelayan. Wijaya et al. (2021) berpendapat wasan dan kapasitas masyarakat pada
pendekatan ekosistem untuk pengelolaan perikanan destruktif; 2) peningkatan penga-
perikanan dapat berhasil dengan melibatkan wasan dan menciptakan alternatif alat
berbagai pihak dengan dukungan pendanaan tangkap yang ramah lingkungan; 3)
yang memadai. peningkatan pengawasan terhadap input
teknologi penangkapan ikan dan output
produksi perikanan tangkap; 4) peningkatan
Upaya Pengelolaan selektivitas alat tangkap serta mendorong
kepemilikan dokumen yang bersisi
Domain ekonomi dan teknik kesesuaian fungsi dan ukuran kapal ikan,
penangkapan ikan harus diprioritaskan dalam diikuti dengan sosialisasi regulasi terkait;
pengelolaan perikanan di TPK Kei Kecil. serta 5) sertifikasi awak kapal perikanan.
Muliawan et al. (2014) menyatakan perbaikan Upaya-upaya ini berpengaruh terhadap aspek
pengelolaan perikanan dapat dicapai melalui: biologi individu sampai populasi ikan maupun
1) perancangan model implementasi ekosistem dan struktur trofiknya (Taurusman
berorientasi kelestarian habitat; 2) imple- et al. 2021).
mentasi regulasi tentang teknik penangkapan
ikan yang bersifat ramah lingkungan; 3) Pada domain sosial perbaikan melalui:
penerapan model pengelolaan berbasis 1) peningkatan partisipasi pemangku
kelestarian sumber daya ikan; 4) peningkatan kepentingan; 2) peningkatan pengawasan
peran dan status sosial ekonomi; serta 5) konflik perikanan; 3) penguatan dan
peningkatan kapasitas kelembagaan. optimalisasi peran TEK (Traditonal Ecological
Knowledge) dalam mendukung pengelolaan
Perbaikan pengelolaan pada domain perikanan. Kearifan lokal dapat
sumber daya ikan dapat dilakukan melalui 1) mengakomodir dan berjalan sesuai dengan
kontrol input produksi (alat dan armada tujuan dari suatu kawasan konservasi
penangkapan ikan); 2) penguatan sistem (Hasrawaty et al. 2017). Miswar et al. (2018)
basis data untuk nelayan skala kecil; 3) menyatakan perbaikan perikanan pada
peningkatan kapasitas nelayan tentang domain sosial memerlukan strategi
Abrahamsz et al. – Status Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan ….. 125

implementasi yang tepat sehingga dapat intervensi lembaga pengelola kawasan.


melibatkan semua pemangku kepentingan. Penguatan kearifan lokal untuk perlindungan
hutan mangrove disertai perlindungan habitat
Perbaikan pengelolaan pada domain
unik.
ekonomi dapat dilakukan melalui: 1) pening-
katan kapasitas nelayan; 2) pengembangan Pengawasan dan pengakan hukum
mata pencaharian alternatif; 3) diversifikasi untuk penangkapan ikan tidak ramah
produk perikanan; 4) peningkatan kapasitas lingkungan dibutuhkan, disertai kepemilikan
manajemen usaha perikanan; 5) peningkatan dokumen nelayan yang sesuai. Pendam-
akses ekonomi dan budaya menabung. pingan dan penguatan kapasitas dan
Menurut Ramlah et al. (2022), pengem- partisipasi pemangku kepentingan dalam
bangan usaha perikanan tangkap dapat penerapan EAFM di Kawasan konservasi.
dilakukan melalui optimalisasi peran Pengelolaan aset penangkapan ikan,
pemerintah, terutama peningkatan pengembangan mata pencaharian alternatif,
kesejahteraan nelayan kecil. dan peningkatan pemahaman budaya
menabung untuk investasi usaha penang-
Perbaikan pengelolaan pada domain
kapan ikan. Pada domain kelembagaan,
kelembagaan dapat ditempuh melalui 1)
sangat dibutuhkan pendampingan dan law
peningkatan kepatuhan dan penerapan
enforcement bagi nelayan.
prinsip-prinsip perikanan bertanggung jawab
baik secara formal maupun non formal; 2)
peningkatan jumlah aturan pengelolaan
perikanan dan sosialisasi ke nelayan dan UCAPAN TERIMA KASIH
stakeholders; 3) peningkatan kapasitas
Ucapan terima kasih penulis
pengambilan keputusan masyarakat dan
sampaikan kepada WWF-Indonesia, Dinas
stakeholders; 4) penetapan RPP di kawasan
Kelautan dan Perikanan Propinsi Maluku,
konservasi; 5) peningkatan sinergitas
Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan
masyarakat dan stakeholders serta
Gugus Pulau VIII, Dinas Perikanan
penguatan kelembagaannya; 6) peningkatan
Kabupaten Maluku Tenggara, Pemerintah
kapasitas pemangku kepentingan sesuai
ohoi dan kepada semua pihak yang telah
tugas dan fungsinya. Prioritas pengelolaan
memfasilitasi dan membantu penelitian ini.
perikanan pada domain kelembagaan
menurut Ramdhani et al. (2022) adalah
strategi advokasi kesadaran krisis perikanan
dan eksistensi data perikanan. DAFTAR PUSTAKA
Abrahamsz J, Lopulalan Y, Dangeubun JL,
Thenu IM, Makailipessy MM, Ruban
KESIMPULAN F, Pical C, Larwuy W, Ingratubun MA,
Silaban R, Tutuhatunewa ChM,
Status pengelolaan perikanan di Tehupiory E, Betaubun R,
kawasan konservasi TPK Kei Kecil pada Beruatwarin N. 2018. Revisi Potensi
tahun 2021 berada pada kategori sedang. Perikanan Kabupaten Maluku
Seluruh domain berada pada kategori sedang Tenggara: Ringkasan Eksekutif.
kecuali domain ekonomi yang berada pada Dinas Perikanan Kabupaten Maluku
kategori kurang. Pengelolaan perikanan Tenggara, dan P4K-WPDT (Pusat
berkelanjutan dalam penata kelolaan Penelitian Pulau-Pulau Kecil, Wilayah
Kawasan konservasi TPK Kecil, harus Pesisir dan Daerah Tertinggal)
dikonsentrasikan pada peningkatan Universitas Pattimura. Langgur. 57 p.
kepemilikan aset, peningkatan pendapatan [Tidak dipublikasikan].
rumah tangga nelayan, dan peningkatan rasio
tabungan. Abrahamsz J, Alansar T, Abdillah T,
Makailipessy MM, Thenu IM. 2017.
Model Integrasi Efektivitas
SARAN Pengelolaan Kawasan Konservasi
dan Status Pengelolaan Perikanan:
Penguatan pengelolaan perikanan di Kasus Taman Pulau Kecil Kei Kecil.
kawasan konservasi TPK Kei Kecil adalah Coastal and Ocean Journal. 1(2):
pada basis data dan informasi perikanan di 179-188.
kabupaten. Pengendalian upaya tangkap https://doi.org/10.29244/COJ.1.2.179
pada input produksi, pengaturan ukuran -188.
minimal ikan yang boleh ditangkap melalui
126 Marine Fisheries 14(1): 117-129, Mei 2023

Akla CMN, Suharyanto, Rachmad B, Firdaus Towards an Ecosystem Approach to


R, Kurnianda V. 2021. Fisheries Fisheries Management in the Coral
Management Status in the Marine Triangle and Southeast Asia. Marine
Protected Area of Eastern Coast of Policy. 74: 143-152.
Weh Island, Sabang, Indonesia. IOP http://dx.doi.org/10.1016/j.marpol.201
Conference Series: Earth and 6.09.014.
Environmental Science. 674: 012048.
DOI 10.1088/1755- Hamid A, Kamri S. 2019. Keanekaragaman
1315/674/1/012048. Jenis Ikan Hasil Tangkapan
Sampingan (Bycatch) Perikanan
Budiarto A, Adrianto L, Kamal M. 2015. Status Rajungan di Teluk Lasongko dan
Pengelolaan Perikanan Rajungan Kendari Sulawesi Tenggara. Marine
(Potunus pelagicus) dengan Fisheries. 10(2): 215-224.
Pendekatan Ekosistem di Laut Jawa https://doi.org/10.29244/jmf.v10i2.30
(WPPNRI 712). Jurnal Kebijakan 855.
Perikanan Indonesia. 7(1): 9-24.
http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.7.1.20 Hasrawaty E, Anas P, Wisudo HS. 2017.
15.9-24. Peran Kearifan Lokal Suku Bajo
dalam Mendukung Pengelolaan
Darmawan R, Wiryawan B, Kleinertz S, Kawasan Konservasi di Kabupaten
Purbayanto A, Yulianto I. 2022. Wakatobi. Jurnal Penyuluhan
Pemetaan Spasial dan Temporal Perikanan dan Kelautan. 11(1): 25-
Status Pemanfaatan Ikan Kerapu di 34.
Perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara https://doi.org/10.33378/jppik.v11i1.8
Barat. Jurnal Marine Fisheries. 13(2): 3.
195-205.
https://doi.org/10.29244/jmf.v13i2.41 Iffah AAD, Haruna H, Yanuarita D, Nelwan A.
239. 2020. Analysis Domain Fish
Resources of Shark (Carcharhinus
Dharmawan R, Suherman A, Mudzakir KA. melanopterus) for Sustainable
2022. Analysis of Surface Gillnet Management in Spermonde Islands.
Fishing Gear at Bagan Siapi-Api International Journal of Science and
Waters, Indonesia Using EAFM Research Publications. 10(12): 524-
Indicators. Jurnal Marine Fisheries. 528.
13(2): 183-193. http://dx.doi.org/10.29322/IJSRP.10.
https://doi.org/10.29244/jmf.v13i2.40 12.2020.p10859.
979.
Islam MM, Nahiduzzaman M, Acosta R,
Fauzi NM, Ramadhan F, Amkieltiela. 2018. Mome MA, Wahab MA. 2022. Status
Status Ekosistem Terumbu Karang and Potential of Ecosystem Approach
Kawasan Konservasi Pesisir dan to Fisheries Management (EAFM) in
Pulau-Pulau Kecil (KKP3K) Taman Bangladesh. Ocean and Coastal
Pulau Kecil (TPK) Pulau Kei Kecil, Management. 219: 106068.
Pulau-pulau dan Perairan Sekitarnya: https://doi.org/10.1016/j.ocecoaman.
Sebuah Temuan Awal dari XPDC Kei 2022.106068.
Kecil 2018. WWF – Indonesia. 2018.
4 p. KKP RI. 2014. Modul Penilaian Indikator untuk
Perikanan dengan Pendekatan
Gianelli I, Gastón M, Omar D. 2015. An Ekosistem. National Working Group
Ecosystem Approach to Small-Scale on Ecosystem Approach to Fisheries
Co-Managed Fisheries: The Yellow Management. National Working
Clam Fishery in Uruguay. Marine Group EAFM, Direktorat Sumber
Policy. 62: 196-202. Daya Ikan, Kementerian Kelautan
https://doi.org/10.1016/j.marpol.2015. dan Perikanan RI. Jakarta. 174 p.
09.025.
KKP RI. 2016. Keputusan Menteri Kelautan
Gorospe KD, Michaels W, Pomeroy R, dan Perikanan No. 6/Kepmen-
Elvidge C, Lynch KP/2016 tentang Kawasan
P, Wongbusarakum S, Brainard RE. Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau
2016. The Mobilization of Science and Kecil Pulau Kei Kecil, Pulau-Pulau,
Technology Fisheries Innovations dan Perairan Sekitarnya di
Abrahamsz et al. – Status Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan ….. 127

Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi pulau-kei-kecil-sasi-sebagai-obyek-


Maluku. 5 p. perlindungan-traditional-knowledge/.

Mahakena AM, Siahainenia MS, Sahetapy D. Ninef JSR, Adrianto L, Dahuri R, Rahardjo
2021. Valuasi Ekonomi Ekosistem MF, Adhuri DS. 2019. Strategi
Terumbu Karang Pulau Warbal di Pengelolaan Perikanan Skala Kecil
Kawasan Konservasi Kei Kecil dengan Pendekatan Ekosistem di
Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Kabupaten Rote Ndao, Nusa
TRITON. 17(2): 104-116. Tenggara Timur. Jurnal Sosial
https://doi.org/10.30598/TRITONvol1 Ekonomi Kelautan dan Perikanan.
7issue2page104-116. 14(1): 47-57.
http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v14i
Makailipessy MM, Thenu IM, Abrahamsz J. 1.6983.
2018. Marine Spatial Utilization by
Local Fisherman in West Kei Kecil Nofrizal, Romie J, Yani AH, Alfin. 2018. Hasil
Small Islands Park, Maluku Province, Tangkapan Sampingan (Bycatch dan
Indonesia. AACL Bioflux. 11(1): 43- Discard) pada Alat Tangkap
54. Gombang (Filter net) sebagai
Ancaman Bagi Kelestarian
Mallawa A, Amir F, Mallawa E. 2018. Sumberdaya Perikanan. Marine
Keberlanjutan Teknologi Fisheries. 9(2): 221-233.
Penangkapan Ikan Cakalang https://doi.org/10.29244/jmf.9.2.221-
(Katsuwonus pelamis) di Perairan 233.
Teluk Bone, Sulawesi Selatan.
Marine Fisheries. 9(1): 93-106. PEMDA MALUKU [Pemerintah Daerah
https://doi.org/10.29244/jmf.9.1.97- Provinsi Maluku]. 2018. Peraturan
110. Daerah Provinsi Maluku Nomor 1
Tahun 2018 Tentang Rencana Zonasi
Miswar E, Natasya D, Irham M, Aprilla Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau
RM, Agustina S, Affan JM.2018. Kecil Provinsi Maluku Tahun 2018–
Analysis of Social and Economic 2038. Ambon.
Aspects of Management of Marine
and Coastal Resources Based on PEMDA MALUKU [Pemerintah Daerah
EAFM (Ecosystem Approach to Provinsi Maluku]. 2019. Peraturan
Fisheries Management) Method in Daerah Provinsi Maluku Nomor 11
Banda Aceh City. IOP Conf. Ser.: Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Earth Environ. Sci. 216: 012034. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun
DOI 10.1088/1755- 2013 tentang Pengelolaan Usaha
1315/216/1/012034. Perikanan Tangkap. Ambon.

Muliawan I, Fahrudin A, Fauzi A, Boer M. PEMDA MALUKU [Pemerintah Daerah


2014. Analisis Stakeholders pada Provinsi Maluku]. 2020. Peraturan
Perikanan Tangkap Kerapu, Gubernur Provinsi Maluku Nomor 16
Preliminary Study Menuju Tahun 2020 tentang Penetapan
Implementasi Ecosystem Approach Harga Patokan Ikan Untuk
for Fisheries Management di Penghitungan Retribusi Pengujian
Kepulauan Spermonde Kota Mutu Hasil Perikanan dan Retribusi
Makassar. Jurnal Sosek Kelautan dan Perizinan Usaha Perikanan
Perikanan. 9(2): 233-246. di Provinsi Maluku. Ambon.
http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v9i2.
1224. Picaulima MS, Wiyono SE, Baskoro SM,
Riyanto M. 2021. Analisis Faktor-
Narwadan NAT. 2015. Tata Kelola Laut Faktor yang Memengaruhi Hasil
Tradisional Masyarakat Adat di Pulau Tangkapan dalam Dinamika Armada
Kei Kecil (Sasi) Sebagai Obyek Perikanan Skala Kecil di Pulau Kei
Perlindungan Traditional Knowledge Kecil Bagian Timur, Kepulauan Kei.
[Internet]. [diunduh 2022 Desember Jurnal Sumberdaya Akuatik
12]. Tersedia pada Indopasifik. 5(4): 415-428.
https://fh.unpatti.ac.id/tata-kelola- https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-
laut-tradisional-masyarakat-adat-di- unipa.2021.Vol.5.No.4.189.
128 Marine Fisheries 14(1): 117-129, Mei 2023

Pomeroy R, Phang KHW, Ramdass K, Saad di Perairan Pulau Harapan,


JM, Lokani P, Mayo- Kepulauan Seribu. Jurnal Marine
Anda G, Lorenzo E, Manero G, Fisheries. 13(2): 171-182.
Maguad Z, Pido MD, Goby G. 2015. https://doi.org/10.29244/jmf.v13i2.41
Moving Towards an Ecosystem 138.
Approach to Fisheries Management
in the Coral Triangle Region. Marine Syahdan M, Rosadi E, Nursalam, Dewi IP,
Policy. 51: 211-219. Anshary AF. 2021. Management
https://doi.org/10.1016/j.marpol.2014. Status of Mud Crab Fisheries in
08.013. Selected Areas of FMA 713, East
Kalimantan, Indonesia using the
Pregiwati LA, Wiryawan B, Baskoro MS, Indonesian Ecosystem Approach to
Wisudo SH, Satria A. 2015. Linking Fisheries Management (EAFM)
Indicators for Ecosystem Approach to Assessment Methodology. IOP
Fisheries Management and Conference Series: Earth and
Management of Marine Protected Environmental Science. 763: 012046.
Area Effectiveness in Anambas DOI 10.1088/1755-
Island, Indonesia. AACL Bioflux. 8(6): 1315/763/1/012046.
1048-1063.
Taurusman AA, Wiryawan B, Besweni,
Quetglas A, Merino G, Gonzales J, Ordines F, Isdahartati. 2021. Dampak
Garau A, Grau AM, Guijarro B, Oliver Penangkapan terhadap Ekosistem:
P, Massuti E. 2017. Harvest Landasan Pengelolaan Perikanan
Strategies for an Ecosystem Berkelanjutan. ALBACORE. 4(1):
Approach to Fisheries Management 109-118.
in Western Mediterranean Demersal https://doi.org/10.29244/core.4.1.109
Fisheries. Frontiers in Marine -118.
Science. 4: 1-16. doi:
10.3389/fmars.2017.00106. Triyanti R, Firdaus M. 2016. Tingkat
Kesejahteraan Nelayan Skala Kecil
Ramdhani F, Nofrizal, Jhonnerie R. 2019. dengan Pendekatan Penghidupan
Studi Hasil Tangkapan Bycatch dan Berkelanjutan di Kabupaten
Discard pada Perikanan Udang Indramayu. Jurnal Sosek Kelautan
Mantis (Harpiosquilla raphidea) dan Perikanan. 11(1): 29-43.
Menggunakan Alat Tangkap Gillnet. http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v11i
Marine Fisheries. 10(2): 129-139. 1.3170.
https://doi.org/10.29244/jmf.v10i2.29
496. Wahid NI, Noviyanti R, Riani E. 2019.
Pengelolaan Perikanan Pelagis Besar
Ramdhani NM, Sondita MFA, Nurani TW. dengan Pendekatan Ekosistem di
2022. Strategi Pengembangan Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi
Sistem Pemantauan Kuota Barat. Jurnal Matematika Sains dan
Penangkapan pada Perikanan Teknologi. 20(1): 30-44.
Indonesia. Jurnal Marine Fisheries. https://doi.org/10.33830/jmst.v20i1.8
13(1): 15-29. 6.2019.
https://doi.org/10.29244/jmf.v13i1.36
354. Widiyastuti H, Herlisman, Pane ARP. 2020.
Ukuran Layak Tangkap Ikan Pelagis
Ramlah S, Adimu EH, Asni, Fekri L. 2022. Kecil di Perairan Kendari, Sulawesi
Pengembangan Usaha Perikanan Tenggara. Marine Fisheries. 11(1):
Tangkap Skala Kecil di Kabupaten 39-48.
Kolaka, Sulawesi Tenggara. Jurnal https://doi.org/10.29244/jmf.v11i1.28
Kebijakan Sosek Kelautan dan 167.
Perikanan. 12(1): 1-10. DOI:
http://dx.doi.org/10.15578/jksekp.v12i Wijaya AR, Muliawan I, Hafsaridewi R,
1.10573. Suryawati HS, Pramoda R. 2021.
Recommendations for Fisheries
Syadli NM, Taurusman AA, Wahyuningrum Management in FMAs Number 711
PI, Wiryawan B. 2022. Ukuran Layak and It’s Relationship with Regional
Tangkap dan Dampak Ekologis Fisheries Programs in Batam City,
Penangkapan Baronang (Siganidae) Riau Islands Province. The 3rd
Abrahamsz et al. – Status Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan ….. 129

International Conference on Fisheries Yuliana E, Nurhasanah, Yani DE, Agustina S.


and Marine Sciences IOP Conf. 2020. Pengelolaan Perikanan Tongkol
Series: Earth and Environmental Lisong (Auxis rochei) di Kawasan
Science 718: 012070. Konservasi Perairan Nusa Penida, Bali.
doi:10.1088/1755- Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan
1315/718/1/012070. Tropis. 12(3): 659-672. DOI:
http://doi.org/10.29244/jitkt.v12i3.3219
WWF Indonesia. 2018. Laporan Reef Health 5.
Monitoring pada Kawasan Konservasi
Kei Kecil Barat. WWF-Indonesia. 85
p.

You might also like