Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Vol.7 No.

3 2014

KAJIAN KRIMINOLOGIS KENAKALAN ANAK


DALAM FENOMENA BALAPAN LIAR
DI WILAYAH HUKUM POLRES BULELENG
Oleh :
Ni Putu Rai Yuliartini1

ABSTRACT
Illegal race is one manifestation of juvenile delinquency, and if not dealt with quick and
appropriately respons it will be a big problem. The illegal race is a “prohibited activity” and it is
rule by Article 297 jo. Article 115letter b Law No. 22 of 2009 about Road Traffic and Road
Transportation. In fact, in Singaraja there are many violations of these rules. Therefore, from the
perspective of criminology needs to be known about the factors that cause child doing the wild race
and mitigation efforts from the police.
This research is a law studies with the empirical aspec, which is primary data and secondary
data as a source. Processing and data analysis was done by qualitatively. Overall results of the
analysis of these data are presented descriptively, and fully explained about the problem that
studied and also accompanied by a critical review.
Based on Containment theory proposed by Walter C. Reckless and research results, it can be
seen that the factors that cause the child or juvenile do the illegal race, which is divided into 2 ( two
) that are inner and outer containment. Furthermore, It is described about the reduction of the
illegal races by Buleleng Police, which is based on the results of research, there are 2 (two)
reduction, that are by penal and non- penal facilities.

Keywords : Criminological, Delinquency, IllegalRace.

1
Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Udayana, Alamat : SIngaraja-Bali, e-mail : -

395
Vol.7 No.3 2014

I. PENDAHULUAN aturan atau hukum positif yang berlaku, tetapi


1. Latar Balakang Masalah juga melanggar norma-norma yang ada dalam
Kendaraan bermotor sebagai salah satu masyarakat.3
hasil dari kemajuan teknologimenjadi suatu Kenakalan anak ini diambil dari istilah
kebutuhan dari sebagaian besar orang sebagai asing yaitu Juvenile Delinquency yang berarti
sebagai sarana transportasi dan tentunya perilaku jahat (dursila) atau kejahatan/
berguna untuk menunjang mobilitas dan kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala
aktivitas seseorang. Menurut Arif Budiarto sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak
dan Mahmudah bahwa transportasi adalah dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk
pergerakan manusia, barang dan informasi pengabaian sosial, sehingga mereka itu
dari suatu tempat ke tempat lain dengan mengembangkan bentuk tingkah laku yang
nyaman, aman, murah, cepat dan sesuai menyimpang.4
dengan lingkungan untuk memenuhi Fenomena balapan liar sebagai salah satu
kebutuhan hidup manusia.2 wujud kenakalan anak, akan menjadi masalah
Salah satu sarana transportasi yang besar apabila tidak ditangani secara cepat dan
sering digunakan adalah sepeda motor. tepat. Balapan liar ini merupakan perbuatan
Pengguna sepeda motor dalam mengemudi- yang dilarang dan diatur dalam hukum positif
kan atau menggunakan kendaraan bermotor yang berlaku di Indonesia. Hal ini diatur
di jalan raya tentunya harus dilengkapi dalam Pasal 297 jo Pasal 115 huruf b
dengan segala surat-surat dan syarat-syarat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
teknis yang berhubungan dengan persyaratan tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang
dalam berlalu lintas di jalan raya. Akan tetapi menyatakan bahwa : setiap orang yang
dewasa ini seringkali ditemui kasus-kasus mengemudikan Kendaraan Bermotor
pelanggaran dalam berlalu lintas oleh anak, berbalapan di Jalan sebagaimana dimaksud
salah satunya adalah melakukan balapan liar dalam Pasal 115 huruf b dipidana kurungan
di jalan raya ataupun berkendara tanpa palaing lama 1 (satu) tahun atau denda paling
memiliki SIM. Perbuatan yang melanggar banyak Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
norma-norma ataupun hukum positif inilah
yang sering kita kenal dengan isitilah 3
Rachmad Iswan Nusi, 2014, Efektifitas
kenakalan anak.Kenakalan anak ini tidak Penanggulangan Terhadap Pelaku Balapan Liar
Oleh Remaja (Studi di Polresta Samarinda),
hanya merupakan perbuatan yang melanggar available at htttp:// hukum.ub.ac.id/wp-
content/uploads/2014/ 01/JURNAL-RACHMAD-
ISWAN.pdf, accessed 25 Mei 2014
4
Kartini Kartono, 2011, Patologi Sosial 2
2
Arif Budiarto dan Mahmudah, 2007, Kenakalan Remaja, PT. Raja Grafindo Persada,
Rekayasa Lalu Lintas, UNS Press, Surakarta, h.1. Jakarta, h. 6.

396
Vol.7 No.3 2014

Kenakalan anak seperti ini banyak kita penanggulangan balapan liar di Kota
jumpai di kota-kota besar dan bahkan sudah Singaraja, selain itu diperlukan juga peran
mulai menjamur di kota-kota kecil yang ada serta masyarakat sebagai pendukungnya.
di setiap provinsi. Adapun tempat penulis Melalui sarana penal maupun non penal,
melakukan penelitian ini adalah di Kota pihak Polres Buleleng dapat bertindak dengan
Singaraja yang merupakan bagian dari cepat dan tepat dalam menanggulangi balapan
Wilayah Hukum Polres Buleleng. Balapan liar yang sejatinya merupakan suatu bentuk
liar yang banyak terjadi di daerah Singaraja tindakan yang melanggar hukum materiil
merupakan salah satu alternatif bagi anak- mengenai lalu lintas.
anak remaja untuk mengekspresikan dirinya Berdasarkan kondisi empirik demikian,
sebagai suatu pencitraan diri. Biasanya para penulis melihat adanya kesenjangan antara
pembalap liar ini membentuk suatu kelompok teori dengan praktek. Undang-undang Lalu
(komunitas) sebagai wadah mereka Lintas dan Angkutan Jalan telah mengatur
mengaktualisasikan diri dan sering secara jelas bahwa balapan liar merupakan
menamakan kelompok mereka dengan suatu tindak pidana yang berupa pelanggaran
sebutan geng motor. Balapan liar ini, lalu lintas dan dapat dipidana. Tetapi dalam
menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran di kenyataannya di masyarakat khususnya
masyarakat. Karena resiko yang dihadapi kalangan anak muda, balapan liar tersebut
sangat besar, mulai dari berurusan dengan tetap saja terjadi. Melihat kondisi inilah, maka
polisi, kecelakaan yang mengakibatkan cacat penulis tertarik untuk menganalisa lebih
hingga kematian. dalam mengenai faktor penyebab dan upaya
Berdasarkan Pasal 297 jo Pasal 115 penanggulangan balapan liar di wilayah
huruf b Undang-Undang Nomor 22 Tahun hukum Polres Buleleng. Selanjutnya penulis
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, memberikan judul dalam penelitian ini yaitu
sudah sangat jelas dinyatakan dalam pasal “Kajian Kriminologis Kenakalan Anak dalam
tersebut mengenai larangan adanya balapan Fenomena Balapan Liar di Wilayah Hukum
liar. Namun pada kenyataan dan fakta yang Polres Buleleng”.
ada, di Singaraja masih terdapat banyak
2. Rumusan Masalah
pelanggaran terhadap aturan tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang
Sehingga diperlukan upaya yang maksimal
masalah sebagaimana yang sudah dipaparkan
untuk menanggulangi balapan liar tersebut.
diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
Peran Polres Buleleng seharusnya
masalah sebagai berikut.
sangat mendominasi dalam upaya

397
Vol.7 No.3 2014

a. Apakahyang menjadi faktor-faktor


III. HASIL DAN PEMBAHASAN
penyebab anak melakukan balapan liar di
1. Faktor-faktor Penyebab Anak
Singaraja?
Melakukan Balapan Liar di Singaraja
b. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh
Kenakalan anaktidak mengenal lapisan
Kepolisian dalam penanggulangan
sosial dimana anak itu berada, baik dari
balapan liar di Singaraja?
kalangan orang kaya, miskin, keluarga
3. Tujuan Penelitian berpendidikan atau tidak, kenakalan itu
Untuk mengetahui faktor-faktor yang pastinya menjadi bagian yang tidak
menyebabkan anak melakukan balapan liar di terpisahkan dari si anak. Sekarang yang
Kota Singaraja serta untuk mengetahui upaya menjadi persoalan adalah bagaimana caranya
yang dilakukan kepolisian dalam meminimalisir kenakalan tersebut, karena
menaggulangi balapan liar di Kota Singaraja. bentuk kenakalan yang dilakukan berbeda-
beda oleh setiap anak.
II. METODE PENELITIAN
Menurut Kartini Kartono, wujud atau
Metode penelitian yang digunakan
bentuk prilaku delinkuen atau nakal salah
dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
satunya adalah kebut-kebutan atau balapan
penelitian hukum dalam kajian empiris,
liar di jalanan yang mengganggu keamanan
dengan memandang hukum sebagai
lalu lintas dan membahayakan jiwa sendiri
kenyataan yang mencakup kenyataan sosial,
serta orang lain.7 Balapan liar ini semakin
kenyataan kultur dan lain-lain (mengkaji law
marak terjadi, tidak mengenal tempat baik di
in action).5 Penelitian ini bersifat deskriptif
kota besar maupun di kota kecil. Salah
yang bertujuan untuk melukiskan tentang
satunya adalah yang terjadi di Kota Singaraja.
sesuatu hal di daerah tertentu dan pada saat
Pada saat balapan liar berlangsung terdapat
6
tertentu. Sehingga dalam penelitian ini yang
kepanitiaan kecil di dalamnya, yang setiap
dipergunakan adalah data primer dan data
anggotanya itu memiliki tugas masing-
sekunder, yang pengumpulan datanya
masing. Adapun tugas-tugas itu antara lain:
menggunakan teknik wawancara, studi
melakukan negosiasi, menjadi joki, mekanik,
dokumen dan observasi.
juri start, juru finish, pengawas, pemeriksa
lintasan, bandar.8 Balapan ini terjadi karena

5 7
Ahcmad Ali dan Wiwie Heryani, 2012, Kartini Kartono, op.cit., h.21.
8
Menjelajahi Kajian Empiris terhadap Hukum, Erdian Wirajaya dan Johris G. Purba, 2009,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h.2. Balapan Liar : Ajang Sebuah Pergaulan, Prestasi
6
Bambang Waluyo, 2008, Penelitian Hukum atau Hanya Ugal-ugalan di Jalan, Usu E-Journal
dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, h.8. Kerabat Vol 1 No.1, available at

398
Vol.7 No.3 2014

terdapat beberapa faktor yang menyebabkan masa kecil.10


anak remaja melakukan balapan liar, Berdasarkan hasil penelitian di lapangan,
walaupun mereka mungkin mengetahui terdapat lima faktor penyebab anak
bahwa perbuatan yang dilakukan itu dilarang melakukan balapan liar di Kota Singaraja
atau bertentangan dengan aturan yang yaitu faktor karena hobi, karena faktor
berlaku. taruhan (judi), faktor lingkungan, faktor
Untuk lebih memperjelas mengenai keluarga dan faktor pengaruh teknologi.
kajian tentang balapan liar sebagai wujud Faktor-faktor tersebut kemudian dianalisa
kenakalan anak, maka kita perlu mengetahui dengan teori yang dikemukakan pertama
mengenai faktor-faktor penyebab anak kalinya oleh Walter C. Reckless pada tahun
melakukan suatu perbuatan yang 1961. Teori yang dimaksud adalah
menyimpang dari aturan (kenakalan anak). Containment Theory. Dalam teori ini
Dengan kata lain, kita harus mengetahui dikemukakan bahwa terdapat beberapa cara
motivasi si anak melakukan suatu kenakalan. pertahanan bagi individu agar bertingkah
Motivasi merupakan usaha-usaha yang selaras dengan nilai dan norma-norma yang
menyebabkan seseorang atau kelompok hidup dan berlaku dalam masyarakat.
tertentu tergerak untuk melakukan suatu Pertahanan diri itu dalam teori ini ada 2 (dua)
perbuatan karena ingin mencapai tujuan yang macam yaitu :
dikehendakinya atau mendapat kepuasan a. Inner containment, yaitu pertahanan yang
dengan perbuatannya.9 berasal dari dalam (intern) yakni berupa
Penyebab kenakalan anak sangatlah kemampuan seseorang melawan atau
kompleks. Semua pihak ikut berkontribusi menahan nafsu / godaan untuk melakukan
terhadap munculnya kenakalan anak, baik kejahatan serta memelihara kepatuhan-
secara aktif maupun secara pasif. Menurut Dr. kepatuhan terhadap norma-norma yang
Hassan Syamsi Basya, berbagai kajian berlaku.
mutakhir menunjukkan bahwa kenakalan b. Outer containment, yaitu pertahanan yang
anak sebagian besar disebabkan penderitaan berasal dari luar (extern) yakni suatu
dan perlakuan buruk yang mereka alami pada susunan hebat yang terdiri dari tuntutan-
tuntutan legal dan larangan-larangan yang
menjaga anggota masyarakat agar tetap

http://repository.usu.
10
ac.id/handle/123456789/15423, accessed Hassan Syamsi Basya, 2011, Mendidik
9 Juli 2013 Anak Zaman Kita; Cara Nabi dan Psikolog Muslim
9
Wagiati Soetodjo, 2010, Hukum Pidana Mengantar Anak Jadi Lebih Cerdas, Lebih Shalih,
Anak, Refika Aditama, Bandung, h. 16-17 Zaman, Jakarta, h. 122-123.

399
Vol.7 No.3 2014

berada dalam ikatan tingkah laku yang berbalapan liar sebagai bentuk penyaluran
diharapkan oleh masyarakat tersebut.11 hobinya dengan mengabaikan norma-norma
Dengan demikian, penulis selanjutnya yang berlaku di masyarakat.
akan mengklasifikasikan kelima faktor 2) Outer Containment
penyebab anak melakukan balapan liar di Dari kelima faktor penyebab anak
Kota Singaraja tersebut ke dalam Inner melakukan balapan liar di Kota Singaraja,
Containment dan Outer Containment berikut faktor penyebab yang termasuk ke dalam
dengan uraian analisisnya. Outer Containment yakni:
1) Inner Containment 1. Faktor Lingkungan
Dari kelima faktor penyebab anak Lingkungan menyediakan wadah bagi
melakukan balapan liar di Kota Singaraja seorang anak untuk menjadi pribadi yang
sebagaimana disebutkan diatas, faktor unggul dan berkualitas ataupun sebaliknya.
penyebab yang termasuk ke dalam Inner Melihat pada faktor lingkungan sebagai outer
Containment adalah “faktor hobi”. Hal ini containment mayoritas, maka anak yang
dikarenakan faktor hobi merupakan “faktor berada pada lingkungan pergaulan yang tidak
internal” yang bersumber dari dalam diri anak baik, dalam arti bergaul dengan teman-
itu sendiri. temannya yang melakukan perilaku
Dikaji dari segi pertahanan ataupun menyimpang, maka akan mudah mengikuti
kontrol dari dalam diri anak tersebut (inner) perbuatan yang menyimpang.
dapat dilihat pada kurangnya kontrol diri dan Begitu pula dengan balapan liar, jika
internalisasi norma-norma sosial dari individu seorang anak bergaul dengan anak-
pelaku. Ketika anak tersebut tidak dapat anak/remaja lain yang melakukan balapan
mengontrol apa yang menjadi keinginan yang liar, maka anak tersebut berpotensi besar
ada dalam diri mereka untuk melakukan menyerap faktor kriminogen yang diberikan
kegiatan balapan liar, maka dengan kata lain oleh teman-temannya.Artinya anak tersebut
anak tersebut tidak mampu melawan berada pada lingkungan pergaulan yang tidak
dorongan untuk melakukan penyimpangan memiliki pertahanan terhadap kepatuhan dan
norma dan kemudian memutuskan untuk norma-norma yang berlaku.
melakukan penyimpangan norma 2. Faktor Taruhan (judi)
(pelanggaran) untuk memenuhi keinginan Berdasarkan kondisi normatif yang ada
di negara kita ini, taruhan atau judi adalah
11
Koentjoro, Kriminologi dalam Perspektif
Psikologi Sosial, available at : http://koentjoro- perbuatan yang dilarang oleh hukum positif
psy.staff.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/Kriminologi-1.pdf, accessed 12 yang berlaku di negara ini. Walaupun sudah
April 2014

400
Vol.7 No.3 2014

jelas diatur, tetap saja masih banyak satu dengan individu lainnya, ataupun antara
pelanggaran yang dilakukan. Salah satunya satu komunitas dengan komunitas lainnya.
adalah melakukan taruhan atau judi pada Faktor teknologi sebagai salah satu outer
balapan liar. containment dalam aksi balapan liar
Pada aksi balapan liar yang terjadi di merupakan dampak dari modernisasi.Dampak
Kota Singaraja, biasanya terdapat sejumlah negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan
taruhan berupa uang yang disepakati oleh teknologi memacu para pelaku balapan liar
pihak-pihak yang bertanding. Mengenai nilai untuk memperoleh sarana prasarana
uang taruhan biasanya berkisar mulai dari berbalapan liar dijalan raya sehingga
ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah. melanggar batasan-batasan yang ada dalam
Melihat faktor taruhan (judi) sebagai salah norma-norma yang berlaku khususnya
satu outer containment dalam balapan liar, peraturan berlalu-lintas.
maka taruhan tersebut merupakan perilaku 4. Faktor Keluarga
menyimpang lain yang mendukung balapan Keluarga merupakan tempat
liar tersebut. Potensi pelaku balapan liar berinteraksi antar anggota keluarga, yakni
melakukan taruhan akan terwujud manakala antara suami dengan istrinya, antara orang tua
ada pelaku balapan liar lain yang sepakat dengan anaknya, anak dengan saudaranya
memenuhi taruhan tersebut. Oleh karena itu, serta dengan anggota keluarga lainnya yang
terjadinya taruhan dalam balapan liar tinggal dalam satu rumah. Interaksi tersebut
disebabkan adanya persamaan tujuan untuk dilakukan sesuai dengan etika keluarga yang
memperoleh keuntungan finansial dari ditentukan atau dicontohkan oleh orang tua
balapan liar melalui kesepakatan taruhan (ayah dan ibu), sehingga bila interaksi
antar pelaku. tersebut dilakukan dengan baik maka akan
3. Faktor Teknologi tercipta hubungan yang harmonis antara
Teknologi memiliki pengaruh yang sesama anggota keluarga.
cukup besar terhadap perilaku anak di zaman Faktor keluarga sebagai outer
sekarang ini. Perkembangan teknologi containment dalam balapan liar menjadi
ternyata tidak selamanya memberikan faktor yang strategis namun sering terabaikan.
dampak yang positif. Dewasa ini penggunaan Dampak negatif dari faktor-faktor eksternal
sepeda motor sudah sering disalahgunakan lain tidak akan mudah mempengaruhi anak
terutama di kalangan anak muda. Mereka apabila sejak dini anak tersebut telah dibekali
menggunakan sepeda motor sebagai salah pertahanan atau kontrol diri yang kuat dari
satu sarana untuk berbalapan, antara individu orang tuanya. Kontrol dari keluarga akan

401
Vol.7 No.3 2014

mendukung anak untuk mempertahankan diri melakukan berbagai hal bak itu positif
dari perbuatan yang melanggar norma. maupun negatif, bisa berasal dari
Kelemahan pertahanan dari keluarga akan pergaulannya sehari-hari, bisa melalui televisi
memudahkan faktor-faktor kriminogen dari atau media sosial.Sehingga keberhasilan anak
luar keluarga menembus nilai dan norma ada. dalam memfilter perbuatan yang benar dan
Keempat faktor diatas merupakan “faktor melanggar sangat dipengaruhi oleh kuat
eksternal” yang berasal dari luar diri pelaku lemahnya kontrol atau pertahanan dari faktor-
yang menyebabkan anak melakukan balapan faktor eksternal.
liar. Dari segi outer, norma dan aturan dalam
2. Upaya Penanggulangan Balapan Liar
masyarakat menjadi faktor penting untuk
di Singaraja
mengkaji permasalahan balapan liar.
Kenakalan anak yang terjadi saat ini
Banyaknya aksi balapan liar yang dilakukan
khususnya dalam hal balapan liar di jalan
oleh anak yang belum cukup umur dapat
raya, merupakan salah satu bentuk
memberiasumsi bahwa nilai-nilai moral dan
penyimpangan yang selalu melekat pada
ketaatan terhadap hukum positif tentang lalu
kehidupan masyarakat. Terhadap masalah ini,
lintas yang berlaku dalam masyarakat sudah
tentunya telah banyak usaha penanggulangan
mulai berkurang.
yang dilakukan, mengingat dampak yang
Anak yang melakukan balapan liar tidak
dihasilkan dari perilaku menyimpang ini
memiliki pertahanan yang kuat secara
cukup membuat resah kehidupan masyarakat.
eksternal untuk melindungi dan membatasi
Upaya penanggulangan kejahatan
anak dari serangan dan tekanan dari luar diri
sesungguhnya merupakan upaya terus
anak untuk melakukan pelanggaran. Ketika
menerus dan berkesinambungan yang selalu
faktor-faktor eksternal tidak dapat
ada, bahkan tidak akan pernah ada upaya
memberikan pertahanan yang kuat kepada
yang bersifat final. Upaya itu dilakukan untuk
seorang anak, maka anak tersebut akan
menjamin perlindungan dan kesejahteraan
dengan mudah melangkahi kepatuhan-
masyarakat.12 Maka dari itu digunakanlah
kepatuhan dan norma-norma yang ada.
hukum sebagai suatu komponen sistem sosial
Seharusnya faktor-faktor eksternal yang ada
yang dianggap lebih efektif menyelesaikan
disekitar anak bekerjasama menjadi sarana
pertahanan atau kontrol bagi anak untuk
mematuhi norma. Kontrol dan perhatian dari
orang tua serta kaum pendidik terhadap anak 12
Budi Suhariyanto, 2012, Tindak Pidana
Teknologi Informasi (Cybercrime) Urgensi
menjadi rawan.Anak dapat belajar untuk Pengaturan dan Celah Hukumnya, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, h. 22.

402
Vol.7 No.3 2014

problem sosial yang berupa kejahatan di Peran yang dilakukan kepolisian


masayarakat.13 sebagai pihak yang paling bertanggung jawab
Hukum yang merupakan suatu sistem, dalam memberantas aksi balap motor liar
dapat berjalan dengan efektif dan dipercaya seolah-olah tak ada habisnya. Dalam upaya
oleh masyarakat, jika dalam pelaksanaannya mencegah terjadinya balap motor liar, pihak
sesuai dengan perasaan dan nilai-nilai yang kepolisian sudah mengupayakan berbagai
tumbuh berkembang dalam masyarakat. Oleh cara, dimulai dari metode paling lunak hingga
karena itu, diperlukan strategi untuk metode yang keras. Tetapi upaya tersebut
memformulasikan hukum atau undang- belum membuahkan hasil yang nyata.16
undang yang dalam hal ini dikenal dengan Demikian halnya dalam penanggulangan
politik hukum pidana atau sering disebut balapan liar di kota Singaraja yang dilakukan
politik kriminal. oleh Polres Buleleng harus dilakukan dengan
Politik kriminal (criminal policy) adalah penuh tanggung jawab dan ada keterpaduan
usaha rasional untuk menanggulangi antara sarana “penal” (hukum pidana) dan
kejahatan. Politik kriminal ini merupakan sarana “non-penal” (di luar hukum pidana),
bagian dari politik penegakan hukum dalam sehingga nantinya balapan liar yang ada dapat
arti luas (law enforcement policy). Semuanya segera ditanggulangi.
merupakan bagian dari politik sosial (social 1) Upaya Penanggulangan Balapan Liar di
policy), yakni usaha dari masyarakat atau Kota Singaraja oleh Polres Buleleng
negara untuk meningkatkan kesejahteraan melalui Sarana Penal
warganya.14 Sehingga dapat dikatakan bahwa Penanggulangan balapan liar di Kota
upaya penanggulangan kejahatan atau Singaraja oleh Polres Buleleng melalui sarana
pelanggaran perlu ditempuh dengan penal merupakan salah satu fungsionalisasi
pendekatan kebijakan, dalam arti: dari kebijakan hukum pidana (penal
a. Ada keterpaduan (integralitas) antara policy)khususnya pada tahap aplikasi
politik kriminal dan politik sosial; (kebijakan yudikatif) yang dilakukan oleh
b. Ada keterpaduan (integralitas) antara aparat penegak hukum salah satunya
upaya penanggulangan kejahatan dengan kepolisian. Upaya penanggulangan balapan
“penal” dan “nonpenal”.15
Penyusunan Konsep KUHP Baru), Kencana,
Jakarta, h. 3-4.
16
Dyah Ayu Widyastuti, 2013, BALAP
MOTOR LIAR: Studi Deskriptif mengenai
13
Ibid, h.23. Pelabelan dan Tindakan Sosial Polisi, Journal
14
Muladi dan Barda Nawawi, 2010, Bunga Universitas Airlangga: Komunitas Vol 2 No. 1,
Rampai Hukum Pidana, PT Alumni, Bandung, h.1. available at :
15
Barda Nawawi Arief, 2008, Bunga Rampai http://journal.unair.ac.id/article_4654_media135_ca
Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan tegory135.html, diakses 12 April 2014

403
Vol.7 No.3 2014

liardi Kota Singaraja melalui sarana penal Selanjutnya, upaya penanggulangan


lebih menitikberatkan pada sifat represif balapan liar di Kota Singaraja melalui sarana
sesudah balapan liar terjadi yang merupakan penal yang dilakukan oleh Polres Buleleng
upaya penindakan dan penegakan hukum merupakan kebijakan hukum pidana dalam
terhadap pelaku balapan liar sesuai dengan lingkup kebijakan di bidang hukum pidana
peraturanperundang-undangan yang berlaku. formal (hukum acara pidana) dalam artian
Dalam lingkup kebijakan di bidang upaya penerapan dan penegakan hukum
hukum pidana materiil, balapan liar pidana materil. Berdasarkan hasil penelitian
merupakan salah satu perbuatan yang dilarang penulis,upaya penanggula-ngan balapan liar
dan diancam pidana berdasarkan Undang- di Kota Singaraja melalui sarana penal yang
undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilakukan oleh Polres Buleleng, yakni sebagai
dalam Bab IX Lalu Lintas, pada Bagian berikut:
Keempat Tata Cara Berlalu Lintas, pada a) Melakukan penindakan pelanggaran
Paragraf 5 Kecepatan, pada Pasal 115 huruf b terhadap pelaku balapan liar.
yang menyatakan “Pengemudi Kendaraan Penyelenggaraan upaya penanggulang-
Bermotor dilarang berbalapan dengan an balapan liar melalui sarana penal
Kendaraan Bermotor Lain.” didasarkan atas Rencana Operasi (RENOPS)
Ketentuan pidana terhadap larangan Zebra Polres Buleleng yang ada pada setiap
balapan liar terdapat dalamBab XX tahun, dalam rangka penegakan hukum dalam
Ketentuan Pidana pada Pasal 297 yang berlalu lintas dengan mengedepankan
mengatur “Setiap orang yang mengemudikan kegiatan penegakan hukum berupa
Kendaraan Bermotor berbalapan di Jalan penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115 Salah satu tujuan operasi ini adalah mencegah
huruf b dipidana dengan pidana kurungan terjadinya balap liar atau trek-trekan,
paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling khususnya anak menjadi salah satu sasaran
banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah). operasi sebagai pengendara di bawah umur
”Sehingga balapan liar merupakan salah satu dan tidak memiliki SIM.
bentuk tindak pidana lalu lintas berupa Dalam prakteknya, ketika balapan liar
pelanggaran, sebagaimana disebutkan dalam dilakukan oleh anak, maka Satuan Tugas
Pasal 316 ayat (1) bahwa ketentuan Penegakan Hukum Subsatgas Penindakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 297 Pelanggaran Lalu Lintas akan melakukan
adalah pelanggaran. penindakan pelanggaran terhadap pelaku.
Penindakan pelanggaran diawali dengan

404
Vol.7 No.3 2014

melakukan penangkapan pelaku untuk digunakan pelaku berbalapan sebagai barang


dibawa ke Kantor Polres Buleleng beserta bukti. Kemudian, pihak kepolisian akan
barang bukti berupa sepeda motor yang melakukan pemanggilan terhadap orang tua
digunakan pelaku berbalapan di jalan. Setelah pelaku sebelum hari sidang.
itu, polisi akan melakukan pemeriksaan lebih b) Melimpahkan berita acara pemeriksaan
lanjut terhadap pelaku dan sepeda motornya. cepat ke Pengadilan Negeri Singaraja
Pada umumnya, pelaku balapan liar tidak Setelah proses penindakan pelanggaran
hanya melanggar Pasal 115 huruf b Undang- dilakukan, maka pihak Polres Buleleng
undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, melimpahkan berita acara pemeriksaan cepat
dimana saat proses pemeriksaan polisi ke Pengadilan Negeri Singaraja.
menemukan bentuk pelanggaran lain yang c) Menyerahkan kembali barang bukti
turut dilakukan pelaku saat melakukan sitaan (sepeda motor) kepada pelaku
balapan liar, antara lain: pelaku tidak Barang bukti berupa sepeda motor yang
memiliki Surat Izin Mengemudi saat dikendarai pelaku untuk berbalapan akan
berbalapan di jalan menurut Pasal 281 dikembalikan kepada pelaku setelah pelaku
Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan melaksanakan putusan Pengadilan Negeri
Jalan dan/atau sepeda motor yang digunakan Singaraja, yang umumnya dijatuhi pidana
pelaku tidak memenuhi persyaratan teknis denda. Sepeda motor tersebut diambil di Unit
dan laik jalanyang diaturdalam Pasal 285 Satlantas Polres Buleleng dengan
Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan menyerahkan bukti pembayaran denda.
Jalan. 2) Upaya Penanggulangan Balapan Liar di
Merujuk pada fakta tersebut, maka Kota Singaraja oleh Polres Buleleng
polisi selanjutnya memberikan Surat Tilang melalui Sarana Non Penal
kepada pelaku karena telah melakukan Upaya penanggulangan balapan liardi
beberapa bentuk pelanggaran lalu lintas selain Kota Singaraja melalui sarana non penal lebih
balapan liar itu sendiri. Surat Tilang tersebut menitikberatkan pada sifat pencegahan
kurang lebih berisi tentang identitas pelaku sebelum balapan liar itu terjadi. Berdasarkan
dan jenis pelanggaran lalu lintas yang penelitian penulis, upaya penanggulangan
dilakukan sekaligus ketentuan hukumnya, balapan liar di Kota Singaraja melalui sarana
serta waktu sidang di Pengadilan Negeri non-penal yang dilakukan oleh Polres
Singaraja. Setelah surat tilang diberikan Buleleng terdiri atas upaya preemtif dan
kepada pelaku, maka pihak Polres Buleleng upaya preventif. Penyelenggaraan upaya
melakukan penyitaan sepeda motor yang preemtif dan preventif tersebut didasarkan

405
Vol.7 No.3 2014

atas Rencana Operasi (RENOPS) Patuh dan dengan melakukan kegiatan antara lain: Polisi
Simpatik Polres Buleleng. RENOPS Sahabat Anak;Patroli Keamanan Sekolah;
PatuhPolres Buleleng dilaksanakan dalam Police Goes to Campus/School; Pramuka
rangka meningkatkan kesadaran dan Saka Bhayangkara Krida Lantas; Cara Aman
kepatuhan masyarakat dibidang Kamseltibcar Sekolah danKawasan Tertib Lalu Lintas;
Lantas (keamanan, keselamatan, ketertiban Kemitraan Sekolah; Safety Riding dan Safety
dan kelancaran lalu lintas). RENOPSSimpatik Driving; Taman Lalu Lintas; Kampanye
Polres Buleleng dilaksanakan dalam rangka keselamatan lalu lintas; Sekolah mengemudi;
membangun opini dan kepercayaan Forum Lalu lintas dan Angkutan Jalan.
masyarakat terhadap Polri, guna 2. Upaya Preventif
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Upaya preventif merupakan tugas dari
hukum di bidang Kamseltibcar Lantas. Satuan Tugas Preventif, yang terbagi atas
RENOPS Patuh dan Simpatik Polres Subsatgas Pengaturan dan Penjagaan, dan
Buleleng dilaksanakan dengan mengedepan- Subsatgas Patroli dan Pengawalan. Kegiatan
kan kegiatan preemtif melalui pendidikan dan preventif yang dilakukan untuk mencegah
penyuluhan lalu lintas,dan tindakan preventif terjadinya balapan liar yakni melaksanakan
melalui pengaturan, penjagaan, pengawalan kegiatan pencegahan meliputi penjagaan,
dan patroli lalu lintas untuk mencegah pengaturan, pengawalan dan patroli lalu lintas
terjadinya kegiatan yang mengganggu di lokasi rawan balapan liar di Kota Singaraja
Kaseltibcar Lantas salah satunya adalah yang berpotensi menimbulkan kecelakaan,
balapan liar. pelanggaran dan kemacetan lalu lintas sebagai
1. Upaya Preemtif upaya memberikan rasa aman dan nyaman
Upaya preemtif merupakan tugas dari bagi pengguna jalan dengan melakukan
Satuan Tugas Preemtif Polres Buleleng, yang kegiatan antara lain:
terbagi atas Subsatgas Deteksidan Subsatgas (a) Pengaturan lalu lintas selain di tempat
Dikmas.Kegiatan preemtif yang dilakukan dan persimpangan yang rutin
oleh Polres Buleleng untuk mencegah sejak dilaksanakan, juga di tempat lain yang
dini terjadinya balapan liar yakni memerlukan kehadiran petugas Polri,
melaksanakan kegiatan pendidikan lalu lintas terutama di tempat-tempat yang
meliputi pembinaan potensi masyarakat, berpotensi menjadi lokasi balapan liar di
penerangan dan penyuluhan lalu lintas, Kota Singaraja;
sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan (b) Penjagaan lalu lintas selain di pos tetap
disiplin berlalu lintas bagi pengguna jalan juga di pos sementara yang memerlukan

406
Vol.7 No.3 2014

penjagaan petugas Polri untuk memantau 1) Faktor-faktor yang menyebabkan anak


aktivitas anak-anak/para pelajar yang melakukan balapan liar di Kota Singaraja,
berkumpul di pinggir jalan sebagai antara lain :
pelaku potensial balapan liar; a. Inner Containment
(c) Melaksanakan patroli lalu lintas baik Faktor penyebab yang termasuk ke
menggunakan roda 2 maupun roda 4 dalam Inner Containment adalah
minimal dilakukan oleh 2 (dua) orang “faktor hobi”. Ketika anak tersebut
petugas di beberapa tempat tertentu yang tidak bisa mengontrol apa yang
dilansir atau dicurigai sebagai lokasi menjadi keinginan yang ada dalam
balapan liar, terutama saat malam hari diri mereka untuk melakukan
menjelang dini hari; kegiatan balapan liar, maka dengan
(d) Meminta kepada masyarakat agar segera kata lain anak tersebut tidak mampu
melaporkan kegiatan balapan liar kepada melawan dorongan untuk melakukan
pihak kepolisian, terutama masyarakat penyimpangan norma.
sekitar lokasi rawan balapan liar yang b. Outer Containment
merasa tergangguakibat adanya balapan Faktor penyebab yang termasuk ke
liar; dalam Outer Containment adalah
(e) Mencari informasi adanya balapan liar di faktor lingkungan, faktor taruhan,
lokasi tertentu dari babinkamtibmas dan faktor teknologi, dan faktor keluarga.
polisi yang berpakaian preman; Norma dan aturan dalam masyarakat
(f) Memberikan hadiah kepada masyarakat menjadi faktor penting untuk
sipil yang memberikan informasi adanya mengkaji permasalahan balapan liar.
balapan liar, sehingga masyarakat sipil Banyaknya aksi balapan liar ini dapat
lebih termotivasi dalam berperan serta memberikan kita asumsi bahwa nilai-
mencegah balapan liar. nilai moral dan ketaatan terhadap
aturan lalu lintas yang berlaku dalam
IV. SIMPULAN DAN SARAN masyarakat sudah mulai berkurang.
1. Simpulan Sehingga dapat dikatakan bahwa anak
Berdasarkan hasil penelitian yang yang melakukan balapan liar tidak
telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya, memiliki pertahanan yang kuat secara
maka dapat disimpulkan bahwa : eksternal untuk melindungi dan
membatasi anak dari serangan dan

407
Vol.7 No.3 2014

tekanan dari luar diri anak untuk untuk lebih mengekspresikan


melakukan suatu pelanggaran. perilakunya tanpa mengabaikan kontrol
2) Upaya penanggulangan balapan liar di yang baik kepada anaknya, sehingga
Kota Singaraja oleh Polres Buleleng dapat kenakalan anak dapat dikurangi dan
dibedakan menjadi 2 yaitu : masih dalam tahap yang wajar.
a. Sarana Penal 2) Dalam upaya menanggulangi balapan
Penanggulangan balapan liar di Kota liar di kota Singaraja, diharapkan Polres
Singaraja oleh Polres Buleleng Buleleng lebih memaksimalkan
melalui sarana penal yang lebih penerapan sanksi pidana melalui sarana
menitikberatkan pada sifat represif penalnya, agar dapat menimbulkan efek
sesudah balapan liar terjadi yang jera bagi pelaku-pelaku balapan liar dan
merupakan upaya penindakan dan anak lain yang ingin melakukan
penegakan hukum terhadap pelaku percobaan balapan liar ini dapat
balapan liar sesuai dengan peraturan mengurungkan niatnya karena takut
perundang-undangan yang berlaku. akan ancaman pidana yang diberikan
b. Sarana Non Penal jika mereka tertangkap telah melakukan
Upaya penanggulangan balapan liar balapan liar.
di Kota Singaraja melalui sarana non
penal lebih menitikberatkan pada sifat DAFTAR PUSTAKA
pencegahan sebelum balapan liar itu
Ali, Ahcmad dan Heryani, Wiwie, 2012,
terjadi, yaitu melalui upaya preemtif Menjelajahi Kajian Empiris terhadap
dan upaya preventif. Upaya ini Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta
dilaksanakan dengan mengedepankan
kegiatan preemtif melalui pendidikan Arief, Barda Nawawi, 2008, Bunga Rampai
Kebijakan Hukum Pidana
dan penyuluhan lalu lintas, dan (Perkembangan Penyusunan Konsep
tindakan preventif melalui KUHP Baru), Kencana, Jakarta

pengaturan, penjagaan, pengawalan Basya, Hassan Syamsi, 2011, Mendidik Anak


Zaman Kita; Cara Nabi dan Psikolog
dan patroli lalu lintassalah satunya
Muslim Mengantar Anak Jadi Lebih
untuk mencegah terjadinya kegiatan Cerdas, Lebih Shalih, Zaman, Jakarta
balapan liar. Budiarto, Arif dan Mahmudah, 2007,
Rekayasa Lalu Lintas, UNS Press,
2. Saran Surakarta
1) Keluarga dalam hal ini orang tua, lebih
memberikan kesem-patan kepada anak

408
Vol.7 No.3 2014

Kartono, Kartini, 2011, Patologi Sosial 2 Prestasi atau Hanya Ugal-ugalan di


Kenakalan Remaja, PT. Raja Grafindo Jalan, Usu E-Journal Kerabat Vol 1 No.
Persada, Jakarta 1, available at
http://repository.usu.ac.id/handle/123456
Muladi dan Barda Nawawi, 2010, Bunga 789/15423, accessed 9 Juli 2013
Rampai Hukum Pidana, PT Alumni,
Bandung

Waluyo, Bambang, 2008, Penelitian Hukum Koentjoro, Kriminologi dalam Perspektif


dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta Psikologi Sosial, available at :
http://koentjoro-psy.staff.ugm.ac.id/wp-
Soetodjo, Wagiati, 2010, Hukum Pidana content/uploads/Kriminologi-1.pdf,
Anak, Refika Aditama, Bandung accessed 12 April 2014

Suhariyanto, Budi, 2012, Tindak Pidana Rachmad Iswan Nusi, 2014, Efektifitas
Teknologi Informasi (Cybercrime) Penanggulangan Terhadap Pelaku
Urgensi Pengaturan dan Celah Balapan Liar Oleh Remaja (Studi di
Hukumnya, PT. Raja Grafindo Persada, Polresta Samarinda), available at
Jakarta htttp://hukum.ub.ac.id/wp-
content/uploads/2014/01/JURNAL-
Dyah Ayu Widyastuti, 2013, BALAP RACHMAD-ISWAN.pdf, accessed 25
MOTOR LIAR: Studi Deskriptif Mei 2014
mengenai Pelabelan dan Tindakan
Sosial Polisi, Journal Universitas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Airlangga: Komunitas Vol 2 No. 1, 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
available at : Angkutan Jalan. Lembaran Negara
http://journal.unair.ac.id/article_4654_me Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
dia135_category135.html, diakses 12 96 dan Tambahan Lembaran Negara
April 2014 Republik Indonesia Nomor 5025

Erdian Wirajaya dan Johris G. Purba, 2009,


Balapan Liar : Ajang Sebuah Pergaulan,

409
Vol.7 No.3 2014

410

You might also like