Professional Documents
Culture Documents
4326-Article Text-14106-1-10-20230225
4326-Article Text-14106-1-10-20230225
4326-Article Text-14106-1-10-20230225
1
P-NISN : 2541-7037 2023
Journal Equitable
Similarity is something that may occur even in industrial designs, designs must have a novelty principle.
There is no clear measure of how much the percentage of similarity between the two types of products
can be said to violate other people's industrial design rights. research or problem approach that will be
used in this study is normative juridical, namely research conducted by examining secondary legal
materials or research based on standard rules that have been recorded is also called library research.
hat the regulation regarding the standard value of novelty in the Industrial Design Law, namely the
Industrial Design protection system explicitly only requires "newness" without the requirement of
"authenticity" or originality, industrial design rights are granted for new industrial designs, industrial
designs are considered new if on the date the acceptance of the industrial design is not the same as the
previous disclosure, the interpretation of "newness" or what is called Novelty tends to be multiple
interpretations, the ambiguity of the criteria for novelty can cause problems in law enforcement in the
field, then 2. The value of novelty is a requirement to obtain a certificate Industrial Designs guarantee the
protection of the right to Industrial Designs, namely the material requirements that must be met in order
for a design to be registered include the following: Novelty (new or original). Has practical value and
can be applied (produced) in industry (industrial applicability).
Abstrak
Kemiripan merupakan sesuatu yang mungkin terjadi walaupun dalam desain industri, desain harus
memiliki asas kebaruan (novelty). Tidak ada ukuran yang jelas mengenai seberapa banyak persentase
kesamaan antara kedua jenis produk sehingga dapat dikatakan melanggar hak desain industri orang lain.
penelitian atau pendekatan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini bersifat yuridis normatif,
yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan hukum sekunder atau penelitian berdasarkan
aturan-aturan baku yang telah dibukukan disebut juga dengan penelitian kepustakaan. Dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa pengaturan tentang standar nilai kebaruan dalam Undang-Undang Desain
Industri yaitu sistem perlindungan Desain Industri secara eksplisit hanya mensyaratkan “kebaruan” saja
tanpa persyaratan “keaslian” atau originality, hak desain industri diberikan untuk desain industri yang
baru, desain industri dianggap baru apabila pada tanggal penerimaan desain industri tersebut tidak sama
dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya, Tafsiran “kebaruan” atau yang disebut Novelty
cenderung multi tafsir, ketidak jelasan dari kriteria kebaruan dapat menimbulkan permasalahan dalam
penegakan hukum di lapangan, kemudian 2. Nilai kebaruan yang menjadi syarat untuk mendapatkan
sertifikat Desain Industri menjamin perlindungan hak atas Desain Industri yaitu Adapun syarat materil
yang harus dipenuhi agar suatu desain dapat didaftarkan meliputi hal-hal sebagai berikut: Novelty (new or
original). Mempunyai nilai praktis dan dapat diterapkan (diproduksi) dalam industri (industrial
applicability).
Kata Kunci: Desain Industri, Nilai Kebaruan, Perlindungan Hukum
4
Intelektual. Padahal dalam pasal 3 Undang-
Ni Komang Monica Dewi Maheswari, I
Nyoman Putu Budiartha, Ni Made Puspasari Ujianti, 6
Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Desain Lis Julianti, Emmy Febriani Thalib, Made Indra
Industri Yang Sama Dengan Merek Yang Berbeda, Saputra, Pengaturan Konsep Kebaharuan Produk
Fakultas Hukum Universitas Warmadewa, Jurnal Dalam Pendaftaran Desain Industri Pada Undang-
Preferensi Hukum Vol. 2, No. 1, 2021, hlm. 41. Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain
Industri, Jurnal Hukum Saraswati (JHS) Volume. 03,
5
Suyud Margono. Hukum Hak Cipta Indonesia, Nomor 02, (2021) Fakultas Hukum Unmas Denpasar,
Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hlm.3. hlm. 109.
10
Ansori Sinungan, Op.Cit, hlm. 324.
11
Ivan Fadjri, Budi Santoso, Rinitami Njatrijani,
Penerapan Asas Kebaruan (Novelty) Dalam Law Journal Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016,
Perlindungan Hukum Pemegang Hak Desain Industri Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, hlm. 3.
Dari Tindakan Similiaritas Di Indonesia, Diponegoro
“pengungkapan” dijelaskan pada penjelasan penegakan hukum. Pasal 2 ayat (2) Undang-
ayat tersebut: Yang dimaksud dengan Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang
“pengungkapan” adalah pengungkapan Desain Industri. Pasal 2 ayat (2) menyatakan
melalui media cetak atau elektronik, desain industri dianggap baru apabila pada
termasuk juga keikutsertaan dalam suatu tanggal penerimaan desain industri tersebut
pameran. tidak sama dengan pengungkapan yang telah
ada sebelumnya. Dalam pasal tersebut
Suatu karya Desain Industri dapat
menggunakan kata ”’tidak sama” akan tetapi
dikatakan sebagai “baru” bila pada saat
dalam penjelasannya Undang-Undang
karya Desain Industri tersebut didaftarkan,
Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain
tidak ada karya Desain Industri lain, dengan
Industri tersebut tidak menjelaskan
desain yang sama, telah digunakan di
pengertian maupun batasan kata ”’tidak
masyarakat dan diumumkan melalui media-
sama” ataupun kemiripan antara desain yang
media dan pameran. Sengketa Desain
satu dengan desain yang lain dapat
Industri timbul karena tidak jelasnya
dikatakan mempunyai unsur persamaan pada
pengaturan mengenai prinsip kebaruan
pokoknya atau berbeda. Ketidaktegasan
dalam Undang-Undang Desain Industri yang
undang-undang dalam mengatur metode
berlaku di Indonesia sehingga menimbulkan
pendekatan untuk menilai unsur kebaruan
interpretasi yang berbeda-beda dalam
telah membuat hukum desain industri
menafsirkan maksud dari Undang-Undang
menjadi penuh ketidakpastian. Undang-
tersebut. Dengan adanya kekurangan
Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang
tersebut, maka potensi sengketa dan
Desain Industri memerlukan penjelasan
penyalahgunaan hak atas karya Desain
lebih lanjut karena menimbulkan penafsiran
Industri akan semakin besar dan dapat
yang berbeda-beda. Sehingga dalam
menimbulkan keraguan terhadap kepastian
pelaksanaannya dapat juga desain industri
hukum di bidang perlindungan karya Desain
yang telah terdaftar dapat diajukan gugatan
Industri.
pembatalannya karena penafsiran yang
Hal tersebut juga telah menimbulkan berbeda. Dasar untuk mempertimbangkan
ketidakpastian hukum dalam proses ada atau tidaknya kesamaan suatu desain
industri haruslah dibuktikan dengan bentuk kebaruan sebagaimana diatur dalam (Pasal 2
yang asli antara desain industri yang akan ayat (1)).
didaftarkan dengan desain industri yang lain
Desain harus merupakan
secara utuh agar dapat diketahui letak
“independently created”, artinya suatu
perbedaan dan kesamaan bentuk, komposisi
desain ini harus diciptakan secara tidak
warna, komposisi garis dan gabungannya
bergantung pada desain lain. Selain itu, juga
ataupun konfigurasinya.
harus sifatnya baru atau orisinil. Apabila
Adapun prinsip pengaturan Desain suatu desain tidak diciptakan secara
Industri adalah pengakuan kepemilikan atas independen, maka dianggap kurang
karya intelektual yang memberikan kesan memenuhi syarat “baru atau orisinil”.
estetis dan dapat diproduksi secara berulang- Mengenai persoalan apa yang dianggap baru
ulang serta dapat menghasilkan suatu barang atau orisinil ini terdapat kemungkinan
dalam bentuk dua atau tiga dimensi. interpretasi yang berbeda. Pertama, bisa
Perlindungan hukum yang diberikan dikatakan bahwa persyarat untuk
terhadap Hak Desain Industri dimaksudkan perlindungan ini akan secara kumulatif baru
untuk menumbuhkan aktivitas kreatif dari atau orisinil. Dalam arti kata kedua ukuran
Pendesain untuk terus-menerus menciptakan ini harus dipakai syarat tidak menindih
desain baru sebagai perwujudan iklim yang (kumulatif) atau interpretasi lain adalah
sehat yang mampu mendorong semangat bahwa istilah baru atau original (new or
terciptanya desain. TRIPs tidak mengatur original) ini harus ditafsirkan secara
definisi atau pengertian desain industri. alternatif. Yang dipandang lebih cocok
TRIPs hanya mengatur kewajiban negara adalah interpretasi bahwa tidak perlu
peserta untuk melindungi desain industri, kumulatif baru dan orisinil. Akan tetapi,
kriteria perlindungan, pelanggaran dan harus alternatif, atau merupakan baru, atau
jangka waktu perlindungan. Untuk memang dipandang sebagai orisinil. Jadi,
mendapatkan perlindungan hukum, suatu interpretasi alternatif adalah yang lebih
desain industri harus memenuhi kriteria cocok untuk dipakai. Syarat substantif bagi
desain industri, yaitu bahwa suatu desain
industri harus memenuhi unsur novelty produk adalah jenis-jenis produk industri
(kebaharuan), industrial applicability tempat diterapkannya kreasi Desain Industri
(bernilai praktis dan dapat tersebut.16
diterapkan/diproduksi dalam industri), tidak
termasuk dalam daftar pengecualian
(bertentangan dengan peraturan yang 2. Nilai Kebaruan Yang Menjadi Syarat
perlindungan, suatu desain industri harus 1. Ketentuan dalam Pasal 1 ayat (1) UU
didaftarkan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Desain Industri
Intelektual.
2. Kebaruan dalam Pasal 2 ayat (1) dan
Pasal 2 ayat (3) UU Desain Industri (2), Pasal 3 UU Desain Industri
tersebut adalah dalam jangka waktu paling
3. Tidak bertentangan dengan peraturan
lama 6 bulan sebelum tanggal penerimaan,
perundang-undangan yang berlaku,
desain tersebut telah:
ketertiban umum, atau kesusilaan
1. Dipertunjukan dalam pameran baik (Pasal 4 UU Desain Industri)
di Indonesia maupun luar negeri
4. Belum menjadi publik domein,
yang resmi atau diakui resmi
sehingga tidak akan ada pengrajin
2. Digunakan di Indonesia dalam keberatan pada saat didaftarkan.
rangka percobaan dengan tujuan
Syarat-syarat di atas merupakan syarat
pendidikan, penelitian, atau
kumulatif untuk dapat diterimanya suatu
pengembangan.
pendaftaran desain industri. Syarat formal
Ketentuan dalam Pasal 2 ayat (3) dan yang biasa dikenakan kepada pemohon
pendaftaran desain, yaitu diantaranya:
Pasal 3 UU Desain Industri, dapat
menyebabkan terhadap desain-desain baru 1. Pemohon diwajibkan membuat
yang masih belum menyebar tersebut tidak pernyataan secara tertulis guna
dapat dimintakan perlindungan hukum, permintaan pendaftaran tersebut.
karena adanya kebiasaan bahwa desain- Surat permintaan dengan
desain baru telah dipesan atau telah dijual ke mencantumkan: nama jelas, domisili,
konsumen Berbagai hasil desain industri alamat perusahaan, identitas barang
agar dapat dilindungi haruslah secara utuh yang di desain dan penggunaannya.
memenuhi unsur: 17 Selain itu, juga perlu menyatakan
17
Muchtar A H Labetubun, Aspek Hukum Ambon, Jurnal Sasi Vol. 17 No. 2 Bulan April – Juni
Perlindungan Desain Industri Kerajinan Kerang 2011, hlm. 31.
Mutiara Dalam Pemberdayaan Usaha Kecil Di Kota
4. Membayar seluruh biaya yang atau pola yang sudah dikenal, hanya
Dasar dari kebaruan atau novelty, apakah itu persyaratan orisinalitas masih sangat
21
secara universal atau nasional adalah apakah terbatas.
22
Ermansyah Djaja, Hukum Hak Kekayaan
Intelektual (Jakarta: Sinar Grafika, 2009) hlm. 388
berikut: Novelty (new or original). kebaruan dari desain industri yang akan
Mempunyai nilai praktis dan dapat didaftarkan tersebut.
diterapkan (diproduksi) dalam industri G. Daftar Pustaka
(industrial applicability). 1. Buku
Andrieansjah Soeparman,“Jenis
Permohonan, Penilaian Kebaruan,
dan Penggunaan Hak Desain Industri
di Indonesia”, Media HKI Vol.
IV/No. 5/Oktober 2007.