Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Kemiskinan di Daerah Kaya Sumber Daya Alam (Efri Novianto, M.

Subandi)

Kemiskinan di Daerah Kaya Sumber Daya Alam


(Studi Kasus Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara)

Poverty in Region Rich in Natural Resources


(Case Study of Samboja Sub District, Kutai Kartanegara Regency)

Efri Novianto, M. Subandi


Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fisip-Universitas Kutai Kartanegara
Jalan Gunung Kombeng No. 27 Tenggarong Kalimantan Timur
(Hotline/ SMS : 085246667965 / 085250044438)
efrinovianto@unikarta.ac.id / m.subandi@unikarta.ac.id
Naskah diterima 17 Februari 2020, diperbaiki 9 April 2020, disetujui 13 April 2020

Abstract
Samboja District is an area that has a wealth of natural resources in the form of oil and gas. With
abundant natural resources, Samboja residents can be more prosperous and free from poverty, but the
reality is just the opposite. The purpose of this study is to determine the causes of poverty and its
strategies for overcoming it. The approach used was descriptive qualitative with data collection
techniques through in-depth interviews and literature study. The analytical tool used was interactive data
analysis. Based on the results of the study it was found that in general the majority of causes of poverty in
Samboja District were related to social, cultural and structural factors. Socially, poverty was caused by
the socio-economic conditions of families that were in poor condition due to not having a job
(unemployment), so they did not have a definite income in sustaining household life. Culturally, poverty
in Samboja Subdistrict was caused by cultural factors of the local community related to sanitation,
especially the poor in the coastal areas (coast). While structurally, poverty in Samboja Subdistrict was
caused by the discrimination against poverty alleviation policies for certain poor families and the
available budget allocation was minimal. The poverty reduction strategy that should be carried out by the
government of Kutai Kartanegara Regency in the short term is to directly intervene poor households by
tackling several poverty indicators, while in the long run it is directed at empowering activities in
accordance with the potential of poor families.

Keywords; poverty; cause; strategy for overcoming

Abstrak

Kecamatan Samboja merupakan daerah yang memiliki kekayaan sumber daya alam berupa minyak
dan gas bumi. Seharusnya dengan kekayaan alam yang melimpah, penduduk Samboja dapat lebih
sejahtera dan lepas dari jerat kemiskinan, akan tetapi realita yang terjadi justru sebaliknya. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui faktor penyebab kemiskinan dan strategi penanggulangannya. Pendekatan
yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara
mendalam dan studi kepustakaan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis data interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa secara umum mayoritas penyebab kemiskinan di
Kecamatan Samboja adalah berkaitan dengan faktor sosial, kultural dan struktural. Secara sosial,
kemiskinan disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi keluarga yang berada dalam kondisi miskin akibat
tidak punya pekerjaan (pengangguran), sehingga tidak memiliki pendapatan yang pasti dalam menopang
kehidupan rumah tangga. Secara kultural kemiskinan di Kecamatan Samboja disebabkan oleh faktor
budaya masyarakat setempat berkaitan dengan sanitasi khususnya masyarakat miskin di wilayah pesisir
(pantai). Sedangkan secara struktural, kemiskinan di Kecamatan Samboja disebabkan oleh masih adanya
diskriminasi kebijakan penanggulangan kemiskinan kepada keluarga miskin tertentu dan alokasi anggaran
yang tersedia minim. Strategi penanggulangan kemiskinan yang seharusnya dilakukan pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara dalam jangka pendek yaitu melakukan intervensi langsung kerumah tangga
miskin dengan menanggulangi beberapa indikator kemiskinan, sedangkan secara jangka panjang
diarahkan pada kegiatan pemberdayaan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh keluarga miskin.

Kata kunci; kemiskinan; penyebab; strategi penanggulangan

63
Jurnal PKS Volume 19 Nomor 1 April 2020; 63-75

A. Pendahuluan
Kemiskinan merupakan fenomena Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
menurut Pulau di Indonesia Maret 2018
sosial yang ada di setiap negara. Tidak ada
satupun Negara di dunia yang terbebas dari
Jumlah
jerat kemiskinan. Bahkan di Negara maju No. Pulau Penduduk %
sekelas Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan Miskin (ribu)
Australia sekalipun, kemiskinan itu tetap ada 1 Sumatera 5.978,80 10,39
walau dengan kadar yang berbeda (Suharto, 2 Jawa 13.340,15 8,94
2009). Sebagai fenomena sosial, kemiskinan
3 Bali dan Nusa 2.051,39 14,02
sudah ada sejak awal sejarah manusia, dan Tenggara
berbagai upaya untuk mengatasinya telah 4 Kalimantan 982,28 6,09
banyak dilakukan. Akan tetapi, fenomena
5 Sulawesi 2.063,55 10,64
tersebut tetap ada dan akan terus ada, hanya
mungkin dengan kadar yang berbeda-beda. 6 Maluku dan Papua 1.533,64 21,2
Total 25.949,81 9,82
Secara teori, kemiskinan adalah
Sumber: BPS, Profil Kemiskinan di Indonesia
ketidakmampuan seseorang atau masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidup dasar atau Di Kalimatan, penduduk miskin
mencapai tingkat kesejahteraan tertentu terbesar berada di Kalimantan Barat yaitu
(Suharto, 2009), (Mafruhah, 2009) dan sebesar 387,08 Ribu jiwa atau 7,77 %.
(Schafner, 2014). Pemerintah Kabupaten Sedangkan Kalimantan Timur memiliki
Kutai Kartanegara melalui Peraturan Daerah penduduk miskin sebesar 218,90 Ribu jiwa
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Penangulangan atau 6,03 %.
Kemiskinan, mendefinisikan miskin atau
kemiskinan sebagai kondisi ketidakmampuan Tabel 2. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di
memenuhi standar hidup minimal meliputi Pulau Kalimantan Maret 2018
Jumlah
kebutuhan pangan, sandang, papan,
No. Pulau Penduduk %
pendidikan dan kesehatan sesuai dengan Miskin (ribu)
indikator yang telah ditetapkan. 1 Kalimantan Barat 387,08 7,77

Berdasarkan data BPS, jumlah 2 Kalimantan Tengah 136,93 5,17


penduduk miskin di Indonesia pada tahun
2018 mencapai 25,949 Juta jiwa atau sekitar 3 Kalimantan Selatan 189,03 4,54
9,82 %. Penduduk miskin terbesar ada di 4 Kalimantan 218,90 6,03
pulau Jawa mencapai 13,340 Juta jiwa Timur
sedangkan persentase penduduk miskin 5 Kalimantan Utara 50,35 7,09
terbesar ada di pulau Papua dan Maluku
sebesar 21,2 %. Sedangkan Kalimantan Total 982,29 6,12
memiliki penduduk miskin terendah yaitu Sumber: BPS, Profil Kemiskinan di Indonesia
sekitar 982,28 ribu jiwa dengan persentase
terendah yaitu hanya sekitar 6,09 %. Kutai Kartanegara sebagai salah satu
Kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur
berdasarkan data BPS tahun 2017, memiliki
jumlah penduduk miskin terbesar yaitu
sebesar 55.820 jiwa, jauh di atas dua kota
besar di Kalimantan Timur yaitu Samarinda
dan Balikpapan. Jumlah penduduk miskin di
Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 7,63 %,
sedikit di atas rata-rata penduduk miskin di
64
Kemiskinan di Daerah Kaya Sumber Daya Alam (Efri Novianto, M. Subandi)

Kalimantan Timur, tetapi masih lebih sedikit Kecamatan Samboja merupakan


jika dibanding dengan Kabupaten Mahakam daerah yang memiliki kekayaan sumber daya
Ulu, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten alam berupa minyak dan gas bumi yang di
Paser dan Kabupaten Kutai Barat. dalamnya terdapat beberapa perusahaan
nasional dan multinasional. Selain itu, ada
Tabel 3. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di
Kalimantan Timur 2019
beberapa perusahaan yang bergerak di sektor
No Kabupaten/ Kota Jumlah % pertambangan batu bara, perkebunan sawit,
(jiwa) pengelolah limbah dan pembangkit listrik.
1 Samarinda 38.950 4,72 Seharusnya dengan kekayaan alam melimpah
2 Kutai Kartanegara 55.820 7,63 dan banyak perusahaan nasional serta
3 Balikpapan 15.550 2,81 multinasional yang mengeksploitasi sumber
4 Kutai Timur 10.170 9,16
daya alam, penduduk Kecamatan Samboja
5 Kutai Barat 12.650 8,65
6 Mahakam Ulu 2.880 10,65 dapat lebih sejahtera dan lepas dari jerat
7 Berau 11.470 5,37 kemiskinan. Akan tetapi, realita yang terjadi
8 Bontang 8.600 5,18 justru sebaliknya, daerah yang kaya dengan
9 Penajam Paser Utara 11.660 7,49 sumber daya alam ini memiliki penduduk
10 Paser 23.170 8,68 miskin terbesar di Kabupaten Kutai
Total 212.920 6,11 Kartanegara.
Sumber: BPS, Profil Kemiskinan Kaltim 2018
Penanggulangan kemiskinan
Di Kabupaten Kutai Kartanegara, merupakan tanggung jawab bersama, baik
penduduk miskin terbesar berada di pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi
Kecamatan Samboja dengan jumlah mencapai maupun masyarakat. Supadiyanto dalam
17.585 Jiwa, diikuti oleh Kecamatan Muara penelitiannya menyimpulkan bahwa masalah
Kaman sebesar 11.760 Jiwa, Kecamatan pengangguran dan kemiskinan sulit diatasi
Marang Kayu 11.732 Jiwa, Kecamatan oleh pemerintah lebih dikarenakan faktor
Anggana sebesar 10.796 Jiwa dan Kecamatan koordinasi dan sinergi antara birokrasi,
Muara Badak sebesar 10.230 Jiwa. perguruan tinggi dan dunia usaha
(Supadiyanto, 2013 ).
Tabel 4. Jumlah RTM dan Penduduk Miskin di Penelitian ini diarahkan untuk
Kabupaten Kutai Kartanegara 2019 mengetahui penyebab dan merumuskan
No. Kecamatan Jiwa Rumah
Tangga
strategi penanggulangan kemiskinan.
1 Samboja 17.585 4.861
2 Muara Kaman 11.760 3.170 B. Metode Penelitian
3 Marang Kayu 11.732 3.096 Penelitian ini dilaksanakan di
4 Anggana 10.796 2.761 Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai
5 Muara Badak 10.230 2.707 Kartanegara. Model penelitian yang
6 Tenggarong 9.124 2.582
digunakan dalam penelitian ini adalah
7 Sebulu 8.744 2.559
8 Loa Janan 8.723 2.530
kualitatif deskriptif.
9 Loa Kulu 8.600 2.499
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
10 Kota Bangun 8.333 2.455
11 Tenggarong 7.830 2.362 dengan pengumpulan data primer melalui
Seberang wawancara mendalam (in-depth interview)
12 Muara Jawa 4.644 1.179 kepada narasumber penelitian di antaranya
13 Kenohan 3.584 995 TKPKD Kutai Kartanegara, DRD, Camat,
14 Kembang Janggut 3.310 958 Dinsos, Puskesos dan RTS. Sedangkan data
15 Muara Wis 2.705 735
sekunder didapat melalui studi kepustakaan di
16 Sanga-Sanga 2.327 697
17 Tabang 1.911 662 antaranya adalah melakukan kajian terhadap
18 Muara Muntai 1.132 350 data kemiskinan Kutai Kartanegara yang
Sumber: Basis Data Terpadu 2019 terangkum dalam BDT 2019.

65
Jurnal PKS Volume 19 Nomor 1 April 2020; 63-75

Hasil wawancara mendalam Kembang Janggut dan Tabang


selanjutnya dianalisis bersamaan dengan data 3 Pesisir (Pantai)Sanga-Sanga, Muara Jawa,
Samboja, Anggana, Muara
sekunder yang berkaitan dengan tema Badak dan Marang Kayu
penelitian. Data primer yang didapat dari in- Sumber: Diolah oleh Peneliti
depth interview dikelola dengan analisa data
kualitatif dengan metode interaktif Adapun 12 indikator tersebut adalah:
sebagaimana di kemukakan oleh Miles dan
Huberman (Miles & Huberman, 1992). 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal
kurang dari 8 m2 perorang untuk wilayah
Gambar 1. Komponen dalam Analisis Data Model tengah, sedangkan untuk wilayah hulu
Interaktif dan pantai kurang dari 5 m2 perorang;
2. Jenis lantai tempat tinggal dari
Data Data display tanah/bambu/kayu murahan untuk
Collection
wilayah tengah, sedangkan untuk wilayah
hulu dan pantai jenis lantai tempat tinggal
dari tanah/bambu;
3. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/
bersama-sama dengan rumah tangga lain
Data reduction Conclusions: untuk wilayah tengah;
Drawing/verifying 4. Sumber penerangan tidak menggunakan
listrik;
5. Sumber air minum berasal dari
Sumber: Miles dan Huberman (Miles & Huberman, sumur/mata air tidak terlindung untuk
1992) wilayah tengah, sedangkan untuk wilayah
Pengujian keabsahan data penelitian hulu dan pantai sumber air minum berasal
dilakukan dengan cara melakukan dari sungai/danau/ waduk/ air hujan;
perpanjangan pengamatan, meningkatkan 6. Sumber penghasilan kepala rumah tangga
ketekunan dan triangulasi data dan sumber adalah petani dengan luas lahan 0,5 ha,
data. buruh tani, nelayan, buruh bangunan,
buruh perkebunan atau pekerjaan lainnya
C. Hasil dan Pembahasan dengan pendapatan di bawah Rp. 600
Kabupaten Kutai Kartanegara ribu perbulan;
sesungguhnya telah melakukan penyesuaian 7. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga
terhadap 14 indikator kemiskinan yang tidak sekolah, tidak tamat SD atau hanya
ditetapkan oleh BPS dengan kondisi SD/ paket A;
masyarakat, sehingga hanya menyisakan 12 8. Tidak memiliki aset yang mudah dijual
indikator untuk mengidentifikasi rumah dengan nilai minimal Rp. 500 ribu,
tangga miskin. Ke 12 indikator tersebut seperti sepeda motor, mobil, emas,
dibedakan berdasarkan wilayah yaitu wilayah tabungan, hewan ternak (sapi, kerbau,
tengah, wilayah hulu dan wilayah pesisir kuda dan babi), kapal/ perahu motor, AC
(pantai) sebagaimana dijelaskan dalam tabel atau memiliki rumah ditempat lain.
berikut. 9. Kepala rumah tangga menderita cacat
permanent (tuna daksa, netra, rungu,
Tabel 5. Pembagian Kecamatan Berdasarkan wicara, grahita);
Pengelompokan Wilayah
10. Kepala rumah tangga menderita penyakit
No Wilayah Kecamatan
1 Tengah Tenggarong, Loa Kulu, Loa kronis menahun seperti hipertensi,
Janan, Tenggarong Seberang, rematik, asma, jantung, diabetes, TBC,
Sebulu dan Muara Kaman stroke, kanker, tumor ganas, gagal ginjal,
2 Hulu Kota Bangun, Muara Wis, dan sejenisnya;
Muara Muntai, Kenohan,
66
Kemiskinan di Daerah Kaya Sumber Daya Alam (Efri Novianto, M. Subandi)

11. Kepala rumah tangga tidak bekerja, atau 4. Melayani, menangani, dan
bekerja kurang dari 12 jam per minggu; menyelesaikan keluhan penduduk miskin
12. Pendapatan perkapita berada di desil 1, 2 dan rentan miskin sesuai kapasitas
dan 3. Puskesos;

Penetapan indikator yang lebih 5. Memberikan rujukan atas keluhan


spesifik dan dibedakan berbasis wilayah, penduduk miskin dan rentan miskin
dimaksudkan agar rumah tangga miskin yang kepada pengelola program/ layanan sosial
nantinya masuk dalam Basis Data Terpadu di desa/ kelurahan atau kabupaten
(BDT) lebih akurat, sehingga harapannya melalui SLRT;
program dan kegiatan penanggulangan
6. Membangun dan menindaklanjuti
kemiskinan lebih tepat sasaran. Harus diakui
kemitraan dengan lembaga non-
bahwa selama ini banyak rumah tangga
pemerintah termasuk pihak swasta
miskin penerima manfaat tidak tepat sasaran,
(CSR/TJSP) di desa/ kelurahan.
karena data yang tidak akurat. Penyebab tidak
akuratnya data rumah tangga miskin tersebut, Selain membantu pemerintah dalam
selain penggunaan indikator yang bias hal pendataan, verifikasi, validasi rumah
wilayah, juga tidak dilibatkannya unsur tangga miskin, adanya Puskesos ini
pemerintahan setempat baik di tingkat desa diharapkan dapat membantu masyarakat
atau kelurahan dan juga tingkat RT dalam dalam hal mengakses layanan sosial bagi
validasi data kemiskinan. Atas dasar itulah warga miskin. Hasil pendataan, verifikasi dan
kemudian di tingkat desa atau kelurahan validasi rumah tangga miskin yang dilakukan
dibentuk lembaga pusat kesejahteraan sosial oleh Puskesos, selanjutnya dibahas bersama
(Puskesos). Pembentukan Puskesos ini dalam musyawarah desa atau kelurahan untuk
merupakan amanah Peraturan Menteri Sosial disepakati dan disahkan sebagai data
Nomor 28 Tahun 2017 tentang Pedoman penduduk miskin di wilayahnya, untuk
Umum Verifikasi dan Validasi Data Terpadu selanjutnya dimasukan dalam basis data
Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak terpadu (BDT). BDT merupakan gabungan
Mampu. data dari berbagai sumber di antaranya dari
Pendataan Program Perlindungan Sosial
Berdasarkan Permensos Nomor 28
(PPLS) 2011, Program Raskin, Penerima
Tahun 2017 tersebut, Puskesos bertugas dan
Bantuan Iuran (PBI) dari program JKN, Kartu
bertanggung jawab dalam hal:
Perlindungan Sosial dan Program Keluarga
1. Menyusun rencana kegiatan dan Harapan (PKH), serta data Survei Sosial
anggaran untuk kegiatan Puskesos Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2011-2014.
(termasuk yang bersumber dari Dana Pemerintah daerah secara berjenjang
Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa melakukan pemutahiran data BDT tersebut
(ADD); sesuai dengan kondisi di lapangan.

2. Mendukung dan memfasilitasi Berdasarkan data BDT 2019,


pemutakhiran Data Terpadu Program penduduk miskin di Kecamatan Samboja
Penanganan Fakir Miskin di tingkat berjumlah 17.585 jiwa atau 4.861 rumah
desa/kelurahan; tangga. Adapun rincian penduduk miskin di
Kecamatan Samboja dapat diuraikan pada
3. Mencatat keluhan penduduk miskin dan tabel berikut.
rentan miskin ke dalam sistem aplikasi
Puskesos yang terhubung dengan SLRT
di tingkat kabupaten;

67
Jurnal PKS Volume 19 Nomor 1 April 2020; 63-75

Tabel 6. Sebaran Rumah Tangga dan Penduduk Miskin Kemiskinan dilihat dari indikator
di Kecamatan Samboja kondisi fisik perumahan, mayoritas rumah
No Kelurahan/ Desa Jiwa Rumah
tangga
tangga miskin hanya berlantaikan tanah,
1 Bukit Merdeka 1780 496 bambu atau kayu dengan kualitas rendah
2 Karya Merdeka 1751 491 sebanyak 421 unit rumah. Kondisi atap daun
3 Sungai Merdeka 1572 453 nipah atau seng kualitas rendah sebanyak 385
4 Samboja Kuala 1336 298 unit dan rumah dengan dinding terbuat dari
5 Sanipah 1119 291 bambu atau kayu kualitas rendah sebanyak
6 Desa Tani Bakti 1051 236
335 unit. Sedangkan penduduk miskin dengan
7 Ambarawang Laut 815 227
8 Muara Sembilang 805 209 kondisi rumah terparah yang meliputi atap,
9 Salok Api Laut 751 200 lantai dan dinding (Aladin) terbuat dari bahan
10 Desa Bukit Raya 692 192 yang berkualitas rendah sebanyak 188 unit
11 Ambarawang Darat 682 188 rumah.
12 Teluk Pemedas 636 183
13 Margomulyo 597 181 Tabel 7. Kondisi Fisik Perumahan Rumah Tangga
14 Sungai Seluang 575 161 Miskin di Kecamatan Samboja
15 Handil Baru 506 154 No Kondisi Perumahan Rumah
16 Wonotirto 500 148 Tangga
17 Salok Api Darat 463 142 1 Atap 385
18 Desa Beringin Agung 463 130 2 Lantai 421
19 Desa Karya Jaya 388 128 3 Dinding 335
20 Tanjung Harapan 383 120
4 Aladin 188
21 Handil Baru Darat 295 103
22 Kampung Lama 266 76 5 Air Bersih 196
23 Argosari 159 54 6 Listrik 47
Total 17.585 4.861 7 Jamban 21
Sumber: Basis Data Terpadu 2019
8 ALiJam 1
Rumah tangga miskin dan warga Sumber: Basis Data Terpadu 2019
miskin terbesar di Kecamatan Samboja berada
di Kelurahan Bukit Merdeka sebanyak 1780 Rumah tangga miskin yang belum
jiwa atau 496 rumah tangga, diikuti oleh memiliki sumber air bersih sebanyak 196 unit
Kelurahan Karya Merdeka sebanyak 1751 rumah, belum memiliki fasilitas listrik PLN
jiwa atau 491 rumah tangga, Kelurahan sebanyak 47 unit rumah dan belum memiliki
Sungai Merdeka sebanyak 1572 jiwa atau 453 fasilitas sanitasi (jamban) sebanyak 21 unit
rumah tangga dan di Kelurahan Samboja rumah.
Kuala sebanyak 1336 jiwa atau 293 rumah Jika kemiskinan dilihat dari indikator
tangga. Sedangkan penduduk miskin di pendidikan rumah tangga miskin, 77 jiwa
Kelurahan Sanipah sebanyak 1119 jiwa atau penduduk miskin merupakan buta aksara
291 rumah tangga dan Desa Tani Bakti (tidak bisa baca tulis) dan anak putus sekolah
sebanyak 1051 jiwa atau 236 rumah tangga. sebanyak 254 orang. Sedangkan kemiskinan
Kelurahan Bukit Merdeka, Karya dilihat dari indikator ketenagakerjaan, kepala
Merdeka dan Sungai Merdeka berada di rumah tangga yang tidak bekerja sebanyak
wilayah daratan dan pegunungan, meliputi 298 orang, dan angkatan kerja yang tidak
wilayah taman hutan raya (tahura) Bukit bekerja sebanyak 1031 orang.
Soeharto, Bukit Bengkirai, dan kawasan
Hutan Tanaman Industri (HTI). Sedangkan
Kelurahan Samboja Kuala dan Sanipah
berada di wilayah pesisir (pantai).

68
Kemiskinan di Daerah Kaya Sumber Daya Alam (Efri Novianto, M. Subandi)

Tabel 8. Kondisi Pendidikan dan Ketenagakerjaan Hal itu sejalan dengan data BDT 2019,
Rumah Tangga Miskin Kecamatan Samboja ditemukan kepala rumah tangga tidak bekerja
No Kondisi Pendidikan dan Jiwa
Ketenagakerjaan
sebanyak 298 orang dan angkatan kerja tidak
1 Buta Aksara 77 bekerja sebanyak 1031 orang. Jika di
2 Putus Sekolah 254 persetase, angka kemiskinan yang disebabkan
3 Kepala Rumah Tangga 298 oleh faktor tidak bekerja (pengangguran)
Tidak Bekerja mencapai 7,56 %. Sedangkan kepala rumah
4 Angkatan Kerja Tidak 1031 tangga yang tidak bekerja sebesar 6,13 %
Bekerja dari jumlah rumah tangga miskin di
Sumber: Basis Data Terpadu 2019 Kecamatan Samboja.
Secara umum mayoritas penyebab Secara kultural kemiskinan di
kemiskinan di Kecamatan Samboja adalah Kecamatan Samboja disebabkan oleh faktor
berkaitan dengan faktor sosial, kultural dan budaya masyarakat setempat berkaitan dengan
struktural. Sedangkan faktor individual yang sanitasi khususnya masyarakat miskin di
berkaitan dan kondisi fisik dan psikologis wilayah pesisir (pantai). Sebagian masyarakat
(disabilitas), tidak begitu signifikan. Faktor yang tinggal di wilayah pesisir pantai
sosial berkaitan dengan kondisi sosial Samboja tidak memiliki jamban pribadi atau
ekonomi keluarga miskin akibat tidak punya menggunakan jamban bersama-sama dengan
pekerjaan (pengangguran), sehingga tidak orang lain.
memiliki pendapatan yang pasti dalam
menopang kehidupan rumah tangga. Secara struktural kemiskinan di Kecamatan
Samboja disebabkan oleh masih adanya
diskriminasi kebijakan penanggulangan
kemiskinan kepada keluarga miskin tertentu.

Gambar 2. Sebaran Konsesi Perkebunan dan Pertambangan di Samboja

Sumber: Jaringan Tambang Kaltim 2019

69
Jurnal PKS Volume 19 Nomor 1 April 2020; 63-75

Misalnya untuk mengakses program bedah daun nipah atau seng kualitas rendah akan
rumah, keluarga miskin selain harus dilakukan perbaikan atap dengan seng yang
memenuhi indikator fisik rumah di antaranya berkualitas. Jika lantai atau dinding rumah
luas bangunan dan bahan yang digunakan terbuat dari tanah atau bambu, program atau
untuk atap, lantai dan dinding, juga kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan
diharuskan memiliki bukti kepemilikan atas memperbaiki jenis lantai atau dinding rumah
tanah yang ditempati baik berupa sertifikat, menjadi semen atau kayu berkualitas,
PPAT atau surat keterangan hak atas tanah sehingga indikator kemiskinan berdasarkan
lainnya. Kebijakan tersebut sangat fisik bangunan dapat ditanggulangi.
diskriminatif, karena sebagian keluarga Pemerintah daerah, pemerintah desa (DD/
miskin sesungguhnya berada di wilayah ADD) dan perusahaan sekitar dapat dilibatkan
kawasan hutan raya (Tahura Bukit Soeharto) dalam program bedah rumah. Untuk itu,
khususnya masyarakat yang berada di diperlukan sinergitas berupa singkronisasi
Kelurahan Bukit Merdeka, Karya Merdeka program penanggulangan kemiskinan antara
dan Sungai Merdeka. Selain itu juga terdapat pemerintah daerah, pemerintah desa dan
rumah tangga miskin yang tinggal di kawasan perusahaan. Di Kecamatan Samboja terdapat
perkebunan kelapa sawit, pertambangan batu 1.329 unit rumah yang layak untuk
bara dan kawasan BP Migas dengan status mendapatkan program bedah rumah.
lahan pinjam pakai khususnya yang berada di
Desa Tani Bakti dan Kelurahan Sanipah. Pemerintah Kabupaten Kutai
Sementara, program bedah rumah yang Kartanegara sejak tahun 2012 sampai dengan
digagas oleh Pemerintah Kabupaten Kutai tahun 2015 telah mengalokasikan anggaran
Kartanegara melalui festival bedah rumah untuk program bedah rumah sebanyak 2.480
mewajibkan status kepemilikan lahan rumah unit, sedangkan melalui bantuan stimulan
yang akan dibedah. perumahan swadaya (BSPS) Kementerian
Pemerintah Kabupaten Kutai Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Kartanegara telah menyusun beberapa strategi sebanyak 2.320 unit. Total rumah yang
penanggulangan kemiskinan yang berhasil di bedah sebanyak 4.800 unit di
dikelompokan dalam program jangka pendek seluruh Kabupaten Kutai Kartanegara. Rata-
dan jangka panjang. Program jangka pendek rata alokasi anggaran yang disediakan untuk
ini terdiri dari kegiatan-kegiatan yang bersifat program bedah rumah mencapai 42,5 Juta/
intervensi langsung ke rumah tangga miskin rumah, sehingga total anggaran yang telah
sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. dialokasikan untuk program bedah rumah
Intervensi tersebut hanya merupakan obat mencapai 204 Milyar rupiah. Dengan alokasi
sesaat, dan tidak akan mampu mengatasi anggaran sebesar 204 Milyar rupiah tersebut,
kemiskinan secara keseluruhan karena idealnya sejak tahun 2015 telah terjadi
sifatnya yang jangka pendek (sementara). penurunan angka kemiskinan di Kabupaten
Perumpamaan program tersebut adalah Kutai Kartanegara sebanyak 4.800 rumah
pemberikan ikan atau obat penenang, tangga miskin, tetapi realita yang terjadi
sehingga tidak dapat menyelesaikan masalah jumlah penduduk miskin cenderung
kemiskinan secara keseluruhan dalam jangka bertambah, meskipun dengan persentase yang
panjang. stabil diangka 7 %.

Program intervensi langsung ke rumah


tangga miskin tersebut berupa bedah rumah.
Program tersebut dijalankan dengan merujuk
pada indikator fisik bangunan rumah tangga
miskin, meliputi jenis atap, lantai dan dinding.
Jika jenis atap rumah tersebut terbuat dari

70
Kemiskinan di Daerah Kaya Sumber Daya Alam (Efri Novianto, M. Subandi)

Gambar 3. Trend Penduduk Miskin Kutai Kartanegara tingkat pendidikan kepala rumah tangga.
tahun 2006 sampai dengan 2018 Selain itu, program kejar paket A, B dan C
dimaksudkan untuk mengentas buta aksara
Penduduk Miskin dan mengatasi anak putus sekolah. Di
di Kutai Kartanegara Kecamatan Samboja kepala rumah tangga
73.250
63.500
berstatus buta aksara mencapai 77 orang,
54.600 52.100 54.100 55.820 sedangkan anak putus sekolah mencapai 254
48.160
56.563
52.530 54.100 orang. Hadirnya program ini diharapkan dapat
47.100
42.480 47.332 mencegah munculnya kemiskinan warisan
12,85 11
9,14 8,02 8,69 7,22 6,94 7,52 7,43 7,58 7,58 7,63 7,41 akibat ketiadaan pendidikan yang layak bagi
keluarga miskin.
2006-2007-2008-2009 -2010 -2011-2012-2013 -2014 - 2015 -
Untuk mengatasi rumah tangga miskin
Sumber: diolah dari data BPS
yang dicirikan dengan tidak memiliki fasilitas
Program bedah rumah yang selama buang air besar, pemerintah dapat membuat
ini digaungkan oleh Pemerintah Kabupaten program pembuatan sanitasi melalui Dinas
Kutai Kartanegara sejak tahun 2012 hingga Perumahan dan Pemukiman. Pemerintah juga
saat ini sangat populis karena menyentuh dapat melibatkan perusahaan dalam hal
langsung ke indikator kemiskinan (fisik pembuatan sanitasi tersebut melalui program
bangunan rumah tangga miskin), program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP)
tersebut sangat prakmatis sehingga gagal atau swadaya masyarakat sekitar melalui
mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten program arisan jamban/ toilet. Dalam Pasal 74
Kutai Kartanegara yang sebagian besar berada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
di Kecamatan Samboja. Selain itu, program tentang Perseroan Terbatas, perusahaan
bedah rumah hanya memperhatikan aspek diwajibkan melaksanakan tanggung jawab
fisik dari rumah. Sedangkan aspek sosial dan sosial yang mencakup aspek ekonomi,
psikologis dari fungsi rumah belum tercapai. lingkungan dan sosial budaya.

Pada tahun 2019 program bedah Rumah tangga miskin yang dicirikan
rumah ini kembali dilanjutkan dengan tidak memiliki fasilitas buang air besar/
melibatkan pemerintah desa melalui alokasi sanitasi tersebut mencapai 21 unit. Penduduk
dana desa (ADD) dan perusahaan swasta yang bermukim di wilayah pesisir pantai,
melalui program tanggung jawab sosial sebagian tidak memiliki fasilitas buang air
perusahaan (TJSP) untuk ikut membantu besar/ sanitasi dan sebagian lagi
memperbaiki fisik rumah milik keluarga menggunakan fasilitas buang air besar
miskin. Total rumah penerima program pada bersama. Hanya saja berdasarkan indikator
tahun 2019 di Kecamatan Samboja sebanyak lokal, menggunakan fasilitas buang air besar
100 rumah masing-masing 50 rumah di Desa bersama khusus kecamatan di wilayah pesisir
Argosari dan 50 rumah di Kelurahan Tanjung termasuk Samboja tidak digolongkan sebagai
Harapan. keluarga miskin.

Strategi penanggulangan kemiskinan Adapun rumah tangga miskin yang


yang diindikasikan dengan pendidikan kepala dicirikan dari sumber penerangan tidak
keluarga minimal SLTA/ Sederajat, program menggunakan listrik dan sumber air minum
yang dapat dilakukan untuk penangulangan berasal dari sumur/mata air tidak terlindung
kemiskinan di Kecamatan Samboja adalah maka perlu dilakukan koordinasi dengan
menyelenggarakan program kelompok belajar penyedia layanan dalam hal ini PLN dan
(Kejar) Paket A, B dan C. Program tersebut PDAM. Apakah persoalannya karena tidak
dimaksudkan untuk menanggulangi salah satu adanya jaringan listrik PLN atau air PDAM,
indikator kemiskinan yang dicirikan oleh atau karena ketidakmampuan rumah tangga
71
Jurnal PKS Volume 19 Nomor 1 April 2020; 63-75

miskin dalam mengakses listrik dan air. Jika tersebut, maka akan mengatasi 2 indikator
persoalan disebabkan karena jaringan, sekaligus yaitu terkait dengan indikator luas
pemerintah dapat meminta dan/atau lahan kurang dari 0,5 ha, juga indikator ke 11
memerintahkan kedua perusahaan tersebut yaitu kepala rumah tangga tidak bekerja, atau
untuk membantu pembuatan jaringan. bekerja kurang dari 12 jam per minggu.
Sedangkan persoalan yang disebabkan Melalui perda tersebut diharapkan agar lahan
ketidakmampuan rumah tangga miskin dalam ekstambang yang telah dikembalikan ke
mengakses layanan maka pemerintah dapat negara dapat didistribusikan kepada keluarga
membuat program pembuatan sambungan miskin untuk diolah menjadi lahan
PLN atau PDAM murah/ gratis bagi rumah perkebunan dan peternakan. Hanya saja
tangga miskin. Perusahaan sekitar dan permasalahanya, tidak jelasnya status lahan
pemerintah desa dapat dilibatkan dalam dan banyak lahan ekstambang yang belum
kegiatan pembuatan sumur bor atau bantuan dikembalikan ke negara, yang berakibat perda
terkait lainnya. Di Kecamatan Samboja rumah IMTN ini tidak dapat dilaksanakan.
tangga yang tidak memiliki fasilitas sumber
air bersih mencapai 196 unit rumah dan Jika keenam indikator rumah tangga
sumber penerangan dari PLN mencapai 47 miskin ini berhasil diintervensi oleh
unit rumah. pemerintah melalui serangkaian program
berkelanjutan, diprediksi akan mampu
Selanjutnya rumah tangga miskin mengurangi angka kemiskinan di Kecamatan
dicirikan dengan tidak memiliki aset yang Samboja secara signifikan. Program yang
mudah dijual dengan nilai minimal Rp. 500 bersifat intervensi langsung ini harus
ribu. Aset tersebut misalnya berupa hewan dilakukan secara tepat, kepada rumah tangga
ternak sapi, kerbau, kuda dan babi. miskin dengan memperhatikan variabel yang
Pemerintah dapat melakukan intervensi paling dominan mempengaruhi tingkat
dengan mengeluarkan program bantuan ternak kemiskinan. Tentu program ini memiliki
melalui Dinas Peternakan. Program bantuan beberapa kelemahan di antaranya bersifat
ternak ini dapat diibaratkan seperti memberi jangka pendek (sementara) dan tentunya
kail dan bersifat jangka panjang apabila berbiaya mahal. Salah satunya adalah
diikuti dengan program pemberdayaan program bedah rumah yang telah
masyarakat penerima manfaat yaitu menghabiskan anggaran mencapai 204 Milyar
bagaimana agar hewan ternak tersebut dapat rupiah. Jika seluruh rumah tangga miskin
berkembang biak. yang dicirikan oleh fisik rumah di Kecamatan
Samboja akan diberikan program bedah
Rumah tangga miskin yang dicirikan rumah (1.329 unit), maka memerlukan
dari sumber penghasilan kepala rumah tangga anggaran mencapai 56 Milyar rupiah.
adalah petani dengan luas lahan 0,5 ha atau
buruh tani, pemerintah dan DPRD telah Selain itu, program yang sifatnya
mengesahkan Peraturan Daerah Nomor 2 bantuan langsung biasanya akan berdampak
Tahun 2017 tentang Izin Membuka Tanah pada moral hazard, yang akan memunculkan
Negara. Melalui perda tersebut, pemerintah sikap masyarakat yang mengaku miskin
daerah dapat memberikan izin pemanfaatan hanya karena ingin mendapatkan program
atau pembukaan tanah negara kepada tersebut (Novianto, 2012). Moral hazard
masyarakat dengan luas maksimal 3 ha lainnya adalah sikap ketergantungan yang
dengan waktu pengelolaan maksimal 5 tahun. tinggi terhadap uluran tangan pemerintah.
Program ini dapat disinergikan dengan Untuk itu peran Puskesos bersama dengan
program revolusi jagung yang sedang RT, desa dan kelurahan sebagai ujung tombak
digalakan oleh pemerintah daerah. Melalui verifikasi dan validasi rumah tangga miskin
program Revolusi Jagung dan peminjaman sangat diperlukan.
tanah negara kepada masyarakat miskin
72
Kemiskinan di Daerah Kaya Sumber Daya Alam (Efri Novianto, M. Subandi)

Pemerintah perlu meningkatkan peran Program pemberdayaan masyarakat


lembaga keagamaan semacam BAZ/ LAZ, juga harus melihat apa yang dimiliki oleh
dan rumah ibadah (Mesjid dan Gereja) dalam orang miskin (potensi) bukan pada apa yang
hal memberikan penyadaran terkait dengan tidak dimiliki oleh orang miskin. Jika
moral hazard tersebut serta memberikan keahlian orang miskin tersebut adalah bertani
motivasi kepada keluarga miskin (psikologis) dan berkebun, maka program pemberdayaan
untuk keluar dari jurang kemiskinan. Kondisi tersebut diarahkan pada bidang pertanian dan
warga miskin selain dihadapkan pada tekanan perkebunan. Program tersebut dapat
ekonomi, juga dihadapkan pada tekanan disinergikan dengan program revolusi jagung
psikologis, yang ditandai dengan rasa malu dengan memanfaatkan tanah negara melalui
(minder), ketakutan dan ketidakpercayaan redistribusi lahan. Lahan-lahan ekstambang
diri. Oleh karena itu, labelisasi rumah tangga yang telah dikembalikan ke negara, dapat
miskin dengan memberikan stiker pada rumah dimanfaatkan untuk mendukung program
tangga miskin penerima manfaat, sangat tidak revolusi jagung dan program penanggulangan
tepat dan justru makin memberikan tekanan kemiskinan di Kabupaten Kutai Kartanegara.
psikologis bagi keluarga miskin. Pelibatan Hal ini sejalan dengan penelitian Sumarto dan
lembaga keagamaan dan rumah ibadah, Suryahadi dimana disimpulkan bahwa sektor
diharapkan dapat menanggulangi kemiskinan pertanian memiliki peran penting dalam
yang disebabkan oleh faktor individual mengurangi kemiskinan di Indonesia
khususnya yang berkaitan dengan rasa malas (PSEKP, 2018).
dan ketidakpercayaan diri bahwa mereka
mampu keluar dari jurang kemiskinan. Masyarakat dengan kategori sangat
miskin yang disebabkan oleh faktor
Program jangka panjang ketidakmampuan dalam meningkatkan
penanggulangan kemiskinan ini terdiri dari pendapatan karena lanjut usia, cacat permanen
kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat. atau menderita penyakit kronis seperti
Jika program jangka pendek lebih pada indikator kemiskinan nomor 9 dan 10 maka
program intervensi langsung kerumah tangga program yang tepat adalah pemberian bantuan
miskin sesuai dengan indikator yang dimiliki, perlindungan sosial. Sedangkan untuk
maka program pemberdayaan masyarakat ini kategori miskin dan hampir miskin yang
dimaksudkan agar masyarakat miskin lebih disebabkan bukan oleh ketidakmampuan
berdaya dan dalam jangka panjang dapat lepas dalam meningkatkan pendapatan karena lanjut
dari kemiskinan dan ketergantungan pada usia, cacat permanen atau menderita penyakit
bantuan pemerintah. kronis maka dapat dilakukan kegiatan
pemberdayaan berupa pelatihan atau
Pelaksanaan program pemberdayaan pembuatan usaha mikro.
masyarakat tentunya harus
mempertimbangkan potensi wilayah dan Program pemberdayaan juga harus
potensi yang dimiliki oleh orang miskin, diikuti dengan pembukaan akses ke lapangan
tingkat kemiskinan serta penyebab kerja dan adanya jaminan dalam
kemiskinan itu sendiri. Artinya program keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil berupa
pemberdayaan yang nantinya dilakukan, tidak bantuan permodalan dan pemasaran. Peran
harus sama antar wilayah atau disesuaikan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta
dengan potensi yang ada di wilayah tersebut. Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan
Jika wilayah tersebut adalah wilayah perairan Menengah serta dinas terkait lainnya sangat
atau pantai, program pemberdayaan diarahkan diperlukan dalam proses pemberdayaan
untuk memanfaatkan potensi perairan atau masyarakat. Oleh karena itu, peran Tim
pantai tersebut, misalnya berkaitan dengan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
pengelolaan hasil tangkapan (ikan) dan wisata Daerah (TKPKD) sebagai lembaga yang
bahari. mengkoordinir OPD dalam penanggulangan
73
Jurnal PKS Volume 19 Nomor 1 April 2020; 63-75

kemiskinan harus di optimalkan. Selama ini komitmen dan dukungan Kepala Daerah,
peran TKPKD, sebagai tempat koordinasi Perusahaan dan Pemerintah Desa. Komitmen
program penanggulangan kemiskinan di Kutai tersebut diwujudkan dalam bentuk alokasi
Kartanegara tidak berjalan dengan baik, anggaran minimal 10 % dari APBD/
sehingga program penanggulangan APBDesa, singkronisasi program dan
kemiskinan yang selama ini dijalankan tanpa kegiatan penanggulangan kemiskinan,
koordinasi antar OPD terkait. Temuan ini validasi dan akurasi data kemiskinan sebagai
sama dengan hasil penelitian Zaini yang basis penyusunan program/ kegiatan
menyatakan bahwa TKPK belum penanggulangan kemiskinan. Pelibatan
menjalankan fungsinya dengan baik (Zaini, lembaga keagamaan semacam Badan Amil
2010). Zakat (BAZ) atau Lembaga Amil Zakat
(LAZ) mutlak dilakukan. Selain dilibatkan
Perusahaan sekitar dapat juga dalam bentuk program atau kegiatan, juga
dilibatkan dalam program tersebut dalam dalam hal pemberian pemahaman keagamaan
bentuk penyediaan akses lapangan kerja atau yang ditujukan untuk mengatasi moral hazard
pemberdayaan usaha mikro kecil tersebut masyarakat sebagai efek ikutan dari adanya
sebagai bagian dari tanggung jawab sosial program bantuan untuk masyarakat miskin
kepada masyarakat. Demikian juga tersebut dan memberikan motivasi kepada
pemerintah Desa dapat dilibatkan dengan masyarakat miskin untuk keluar dari
mengalokasikan kegiatan dan anggaran dalam kemiskinan. Sinergitas pemerintah, swasta
bentuk padat karya tunai (Permen PDT dan masyarakat merupakan faktor penentu
Nomor 16 Tahun 2018), bantuan bagi usaha keberhasilan, karena pada dasarnya
kecil mikro dan pelatihan/ pemberdayaan penanggulangan kemiskinan adalah tanggung
masyarakat miskin. jawab semua fihak, baik pemerintah, dunia
usaha, perguruan tinggi dan masyarakat.
Selain program pemberdayaan, juga
diperlukan program yang berhubungan D. Penutup
dengan peningkatan pendidikan anak-anak Kesimpulan
penduduk miskin melalui pendidikan gratis Berdasarkan hasil penelitian dapat
atau bea siswa khusus. Hal ini perlu dilakukan disimpulkan bahwa Secara umum mayoritas
untuk mencegah keberlanjutan kemiskinan penyebab kemiskinan di Kecamatan Samboja
karena warisan. Leading sektor ada di Dinas adalah berkaitan dengan faktor sosial, kultural
Pendidikan dan Kebudayaan, tentunya dengan dan struktural. Sedangkan faktor individual
melibatkan perusahaan, pemerintah desa dan yang berkaitan dan kondisi fisik dan
Badan Amil Zakal (BAZ/LAZ). psikologis (disabilitas), tidak begitu
signifikan. Faktor sosial berkaitan dengan
Keunggulan dari program yang
kondisi sosial ekonomi keluarga miskin akibat
bersifat pemberdayaan adalah berbiaya
tidak punya pekerjaan (pengangguran),
murah, bersifat mendidik dan menumbuhkan
sehingga tidak memiliki pendapatan yang
kemandirian masyarakat. Sedangkan
pasti dalam menopang kehidupan rumah
kelemahan dari program yang bersifat
tangga.
pemberdayaan adalah terkadang tingkat
keberhasilan program tersebut tidak dapat Secara kultural kemiskinan di
terukur secara kuantitatif. Selain itu juga, Kecamatan Samboja disebabkan oleh faktor
karena sifatnya yang jangka panjang, budaya masyarakat setempat berkaitan dengan
keberhasilan program pemberdayaan tersebut sanitasi khususnya masyarakat miskin di
tidak dapat dilihat dengan segera. wilayah pesisir (pantai). Mayoritas
masyarakat di pesisir pantai Samboja tidak
Faktor kunci dari keberhasilan
memiliki jamban pribadi atau menggunakan
program penanggulangan kemiskinan adalah
jamban bersama-sama dengan orang lain.
74
Kemiskinan di Daerah Kaya Sumber Daya Alam (Efri Novianto, M. Subandi)

Secara struktural kemiskinan di pada basis data terpadu (BDT). Pemerintah


Kecamatan Samboja disebabkan oleh masih juga perlu melibatkan perusahaan baik swasta
adanya diskriminasi kebijakan maupun pemerintah, perguran tinggi, BAZ/
penanggulangan kemiskinan kepada keluarga LAZ, rumah ibadah dan masyarakat dalam
miskin tertentu. Misalnya untuk mengakses program penanggulangan kemiskinan di
program bedah rumah, keluarga miskin selain daerah.
harus memenuhi indikator fisik rumah di Ucapan Terima Kasih
antaranya luas bangunan dan bahan yang Penelitian ini dibiayai oleh Direktorat
digunakan untuk atap, lantai dan dinding, juga Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
diharuskan memiliki sertifikat hak milik. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Kebijakan tersebut diskriminatif, karena Tinggi melalui progam penelitian
sebagian keluarga miskin berada di wilayah desentralisasi.
kawasan hutan raya (Tahura Bukit Soeharto) Pustaka Acuan
khususnya yang berada di Kelurahan Bukit Mafruhah, I. (2009). Multidimensi Kemiskinan.
Merdeka, Karya Merdeka dan Sungai Surakarta: UNS Press.
Merdeka. Selain itu, terdapat rumah tangga
Miles, M., & Huberman, A. (1992). Analisis Data
miskin yang tinggal di kawasan perkebunan
Kualitatif. Jakarta: UI Press.
kelapa sawit, pertambangan batu bara dan
kawasan BP Migas dengan status pinjam Novianto, E. (2012). Evaluasi Kebijakan
pakai khususnya yang berada di Desa Tani Penanggulangan Kemiskinan (studi
Bakti dan Kelurahan Sanipah. pelaksanaan Perda Nomor 2 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Kemiskinan di
Strategi penanggulangan kemiskinan Kabupaten Kutai Kartanegara). Jurnal Borneo
yang dilakukan pemerintah ada yang bersifat Administrator Vol 8 No 2, 180-205.
jangka pendek yaitu intervensi langsung
kerumah tangga miskin dengan menutupi PSEKP, U. (2018). Laporan Roadmap
indikator kemiskinan melalui program bedah Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten
rumah, kejar paket A, B dan C, bantuan Kutai Kartanegara. Tenggarong: Bappeda
fasilitas sanitasi, air bersih dan sumber Kukar.
penerangan PLN. Sedangkan program jangka
Schafner, J. (2014). Development economics: theory,
panjang diarahkan pada program yang bersifat empirical research, and policy analysis. John
pemberdayaan sesuai dengan potensi yang Wiley & Sons, Inc.
dimiliki oleh keluarga miskin.
Suharto, E. (2009). Kemiskinan dan Perlindungan
Rekomendasi Sosial di Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut
dapat disarankan beberapa hal yaitu agar Supadiyanto. (2013). Sinergi Perguruan Tinggi-
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara Birokrasi-Korporasi (Segitiga Besi
menyusun dokumen Grand Desain dan Road Kewirausahaan) untuk Memberdayakan
Map Penanggulangan Kemiskinan di Penduduk Miskin & Pengangguran di
Kabupaten Kutai Kartanegara. Selanjutnya Indonesia. Jurnal Penelitian Kesejahteraan
pemerintah daerah harus mengoptimalkan Sosial, Vol. 12 No. 1 hal. 106-116.
tugas dan fungsi Tim Koordinasi
Zaini, A. (2010). Kemiskinan di Daerah Kaya Sumber
Penanggulangan Kemiskinan Daerah Daya Alam, Sebuah Paradoks Pembangunan.
(TKPKD) Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Borneo Administrator Vol 6 No 1, 1-
Sikronisasi program dan kegiatan 19.
penanggulangan kemiskinan berdasarkan

75

You might also like