Studi Diskriptif Penguatan Literasi Dan Numerasi

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an

Vol. 9, No. 1, 2022, pp. 1-3


Available online: https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/trihayu

Studi diskriptif penguatan literasi dan numerasi


kelas VI SD Sabdodadi Keyongan Bantul

Ardian Arief1a, Nur Astuti2b*, Abdul Rahim3c, Taryatman4d, Trio Ardhian5e


1, 2, 3, 4,5
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
a
ardian.arief@ustjogja.ac.id, bnurastuti121@gmail.com, cpak_aim@ustjogja.ac.id,
d
taryatman@ustjogja.ac.id, etrio.ardhian@ustjogja.ac.id
Corresponding Author*

Received: article submit; Revised: article revision; Accepted: article accept

Abstract: This study aims to describe the strengthening of literacy and numeracy used by teachers in
learning activities at SD Sabdodadi Keyongan Bantul. This research was conducted at SD Sabdodadi
Keyongan Bantul, the source of the data was taken using purposive sampling technique. Data
collection techniques used semi-structured interview techniques, frank observation techniques and
documentation. Test the credibility of the data using source triangulation techniques and triangulation
techniques. Data analysis techniques in this study were carried out through data collection, data
reduction, data presentation, and decision making or verification. The results of this study indicate that
literacy and numeracy strengthening can be done by teachers to achieve student learning skills
through 1) The implementation of making it possible to read non-text books for 15 minutes and
inserting literacy and numeracy in all learning units, making plans for strengthening literacy and
numeracy by adjusting the reinforcement guidebook. literacy and numeracy from the Ministry of
Education and Culture and carry out diagnostic tests so that teachers can adjust to the goals to be
achieved. 2) The supporting factors are in the form of support from the school supervisory service or
cooperation from students' parents as a means of supporting the implementation of literacy and
numeracy strengthening in schools. 3) The inhibiting factors faced by teachers are in the form of
limited facilities, infrastructure, limited time in learning, student knowledge is still low so that the
literacy and numeracy strengthening process cannot run optimally. Efforts to overcome the inhibiting
factors that can be done by teachers are in the form of using technology as an online or offline-based
learning media in learning, participating in literacy and numeracy strengthening training, as well as
working with teacher working groups to improve skills in preparing lesson plans.
Keywords: Strengthening, Literacy, Numeration.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penguatan literasi dan numerasi yang digunakan guru
pada kegiatan pembelajaran di SD Sabdodadi Keyongan Bantul. Penelitian ini dilaksanakan di SD Sabdodadi
Keyongan Bantul, sumber data yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, teknik observasi terus terang dan
dokumentasi. Uji kredibilitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis
data pada penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta pengambilan
keputusan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukan penguatan literasi dan numerasi yang dapat dilakukan
guru untuk mencapai keterampilan belajar siswa melalui 1) Pelaksanaan membisakan membaca buku nonteks
pelajaran selama 15 menit dan menyelipkan literasi dan numerasi kesemua unit pembelajaran, membuat
rancangan penguatan literasi dan numerasi dengan menyesuaikan pada buku panduan penguatan literasi dan
numerasi dari kemendikbud serta melaksanakan test diagnostik sehingga guru dapat menyesuaikan pada tujuan
yang akan dicapai. 2) Faktor pendukungnya berupa dukungan dari dinas pengawas sekolah ataupun kerjasama
dari orang tua siswa sebagai sarana pendukung terlaksananya penguatan literasi dan numerasi di sekolah. 3)
Faktor penghambat yang dihadapi guru yaitu berupa keterbatasan fasilitas sarana, prasarana, keterbatasan waktu
didalam pembelajaran, pengetahuan peserta didik yang masih rendah sehingga proses penguatan literasi dan
numerasi tidak bisa berjalan secara maksimal. Upaya dalam mengatasi faktor penghambat yang dapat dilakukan
This is an open access article under the CC–BY-SA license.

10.30738/trihayu.vxiy.xxxx
Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9 (1), 2022, 2
Ardian Arief, Nur Astuti, Abdul Rahim, Taryatman, Trio Ardhian

oleh guru berupa pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran berbasis online atupun offline dalam
pembelajaran, mengikuti pelatihan penguatan literasi dan numerasi, maupun bekerjasama dengan kelompok
kerja guru untuk meningkatkan skill dalam menyusun perencanaan pembelajaran.
Kata Kunci: Penguatan, Literasi, Numerasi.

How to Cite: Author, F., Author, S., & Author, T. (Year). Type the paper title, Capitalize
first letter Bold. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9 (1), 1-3.
doi:http://dx.doi.org/10.30738/trihayu.v9i1.xx

Pendahuluan
Negara indonesia memiliki ragam sumber daya manusia yang dapat menciptakan
perubahan generasi yang lebih unggul melalui jalur pendidikan. Pendidikan mewujudkan
suasana belajar yang lebih aktif agar membentuk karakter manusia dalam mengembangkan
potensi yang dimilikinya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU No.20 Tahun 2003).
Keterampilan pada abad 21 menjadi awal mula perubahan pendidikan yang lebih
unggul seiring dengan cepatnya arus perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mudah untuk diakses. Kualitas pendidikan perlu dibenahi dari mulai sekolah yang merupakan
lembaga pendidikan dituntut untuk menerapkan keterampilan berpikir kreatif (creative
thinking), berpikir ktitis dalam pemecahan masalah (critical thinking and problem solving),
berkomunikasi (comminication) dan berkolaborasi (collaboration) atau biasa juga disebut
dengan keterampilan 4C (Pramusinta dan Silviana 2022:105). Implementasi keterampilan abad
21 dalam pelaksanaannya, tenaga pendidik harus melaksanakan komunikasi dengan baik
kepada peserta didik secara terus menerus karena masa anak-anak merupakan masa bermain,
sehingga membentuk interaksi sosial yang baik. Berkomunikasi memberikan dampak yang
positif dalam mengembangkan keterampilan dasar anak. Berkomunikasi bisa melalui kegiatan
literasi dan numerasi, seperti membaca dalam hati, membaca nyaring, menyimak,
menghitung, dan menyampaikan pendapatnya di depan umum. Hal tersebut akan
menstimulus daya pikir anak untuk mencontoh penggunaan kalimat yang baik. Indonesia
memiliki tiga jenjang pendidikan diantaranya meliputi 6 tahun untuk sekolah dasar, 3 tahun
untuk pendidikan menengah pertama, dan 3 tahun untuk pendidikan menengah atas yang
pembelajarannya direkomendasikan untuk mengacu pada porsi abad 21. Untuk memenuhi
kriteria pendidikan abad 21, maka Indonesia pada tahun 2016 melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah menggalakan budaya literasi dengan merancang Gerakan
Literasi Nasional (GLN) (Kemendikbud, 2017).
Pada jenjang sekolah dasar di Indonesia sudah membiasakan membaca sejak dini akan
tetapi belum berjalan secara maksimal. Hasil studi PISA menunjukan bahwa kemampuan siswa
indonesia dalam membaca, meraih skor rata-rata yakni 371 dengan rata-rata skor OECD
(Organisation for Economic Co-Operationand Development) yakni 487. Kemudian untuk skor
rata-rata matematika mencapai 379 dengan skor rata-rata OECD (Organisation for Economic
Co-Operationand Development) 487 (SIARAN PERS Nomor: 397/Sipres/A5.3/XII/2019).

Copyright © 2022, Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an


2356-5470 (ISSN Online) | 2579-5120 (ISSN Print)
Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9 (1), 2022, 3
Ardian Arief, Nur Astuti, Abdul Rahim, Taryatman, Trio Ardhian

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah pada tahun 2017 mengadakan


program literasi numerasi selama kurang lebih 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar
dimulai beriringan dengan kerangka kurikulum 2013 sebagai penguatan siswa. Meliputi litersi
membaca dan menulis, litersi numerasi, litersi sains, litersi digital, litersi finansial, serta literasi
budaya (Kemendikbud, 2017:2).
Penguatan
Penguatan merupakan sebuah bentuk dorongan dalam meningkatkan respon yang baik
terhadap tingkah laku, yang didasarkan atas perbuatan (Sanjaya dalam Syaripuddin, 2019:29).
Istilah lain, penguatan adalah suatu tanggapan berupa apresiasi yang diberikan sebagai
motivasi untuk meningkatkan stimulus berpikir (Pah dalam Syaripuddin, 2019:29). Pada
kegiatan belajar mengajar, pemberian penguatan didefinisikan sebagai suatu simbol
pembenaran berupa kalimat yang baik, pujian, anggukan, serta senyuman yang dapat
memotivasi siswa agar semakin lebih baik (Syaripuddin, 2019:29).
Penguatan di dalam kelas memiliki tujuan, diantaranya untuk munumbuhkan minat
peserta didik, memberikan kemudahan untuk peserta didik dalam pembelajaran, serta
memotivasi peserta didik agar menjadi lebih semangat (Syaripuddin, 2019:29). Penguatan
yang dapat meningkatkan kebiasaan cara berpikir yakni berupa apresiasi yang berhubungan
dengan perilaku dan performa, sehingga mampu memotivasi peserta didik dalam
melaksanakan literasi dan numerasi di sekolah.
Literasi
Pengertian literasi dalam konteks gerakan literasi sekolah, yaitu sebuah kemampuan
dalam mengakses, memaknai, memahami dan mempergunakannya secara benar melalui
proses membaca, melihat, menyimak, menulis serta berbicara (Faizah dkk, 2016:2). Literasi
tidak hanya sekedar membaca dan menulis melainkan pemahaman secara kompleks, dalam
memahami dan mengakses sebuah informasi. Melalui sebuah teks, kemudian
menggunakannya, mengevaluasi, dan merefleksikan dengan tujuan untuk mencapai suatu
maksud, guna mengembangkan pengetahuan dan potensi diri serta terlibat aktif didalam
masyarakat.
Dimensi literasi menurut Atmazaki dkk, (2017:6-7) dibedakan menjadi enam dimensi
diantaranya literasi baca dan tulis, literasi dan numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi
finansial, literasi budaya dan kewargaan. Kegiatan literasi di sekolah dilaksanakan melalui
beberapa tahapan, dengan melalui pertimbangan kesiapan sekolah. Kesiapannya mencakup
ketersediaan sarana dan prasana, fasilitas yang mendukung dan bahan bacaan non
pembelajaran yang ada. Tahapan kegiatan literasi dibedakan menjadi tiga yaitu tahap
pembiasaan, tahap pengembangan, tahap pembelajran (Uswatun dan Mirdat, 2020:28-30)
Numerasi
Numerasi dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dalam menggunakan
berbagai macam angka bilangan, simbol seperti halnya grafik, tabel, bagan sebagai media
informasi yang berkaitan dengan matematika dasar yang dirancang unuk memecahkan suatu
permasalahan dikehidupan sehari-hari, guna mengambil suatu kesimpulan dan keputusan
(Kemendikbud, 2017). Numerasi dalam pelaksanaannya di sekolah berfokus pada tiga
indikator penting yaitu basis kelas, basis budaya sekolah, basis masyaraka (Han, dkk, 2017:6-
7). Numerasi merupakan kemampuan untuk memproses pengetahuan dan bernalar
menggunakan konsep matematika dasar pada penyelesaian berbagai masalah, yang

Copyright © 2022, Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an


2356-5470 (ISSN Online) | 2579-5120 (ISSN Print)
Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9 (1), 2022, 4
Ardian Arief, Nur Astuti, Abdul Rahim, Taryatman, Trio Ardhian

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki kemampuan numerasi, dapat


membantu peserta didik untuk menyelesaikan berbagai konteks masalah yang ditemui sehari-
hari yang berkaitan dengan konsep matematika.
Penguatan Literasi dan Numerasi
Penguatan literasi dan numerasi dilaksanakan di sekolah, menggunakan beberapa
strategi yang penting untuk mendukung pelaksanaannya. Ada beberapa strategi dalam
penguatan literasi dan numerasi menurut Sofie Dewayani, dkk 2021. Penguatan literasi yakni
meliputi: a). Pengembangan Lingkungan Kaya Teks berupa pengembangkan budaya literasi,
agar peserta didik mampu berinteraksi secara langsung dengan berbagai macam bahan cetak
seperti buku, sudut baca, puisi, pantun, grafik, diagram, dan lain sebagainya, b) Penguatan
Lingkungan sebagai ekosistem yang mendukung peningkatan mutu pembelajaran yang
menjadi tanggung jawab semua pihak warga sekolah, untuk menciptakan pembelajaran
berpusat pada siswa. Penguatan pembelajaran, melalui literasi sesuai dengan tahapan
perkembangan literasi siswa yang diukur dengan asesmen kompetensi minimum (AKM).
Penguatan literasi di lingkungan akademik melalui beberapa prinsip menurut Beers dan Smith
dalam Sofie Dewayani, dkk, (2021:21).
Sedangkan untuk penguatan numerasi berupa a) Strategi Implementasi pada
Lingkungan Fisik dan Membangun Lingkungan Berkarya, b) Strategi Implementasi pada
lingkungan Sosial-Afektif, dan c) Strategi Implementasi pada Lingkungan Akademis (Sofie
Dewayani, dkk 2021:32-35)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pra-penelitian pada tanggal 9 Oktober
2021, diperoleh informasi bahwa pelaksanaan kegiatan literasi numerasi di SD Sabdodadi
Keyongan masih pada taraf awal pembiasaan. Padahal pemerintah sudah menganjurkan
kegiatan ini pada tahap perkembangan. Sehingga hal tersebut menimbulkan kesenjangan
penerapan sebuah sistem di sekolah.
Permasalahan lain di SD Sabdodadi Keyongan Bantul, masih ditemukan beberapa siswa
yang belum memahami isi dari sebuah buku bacaan serta belum bisa mengaplikasikan
keterampilan operasi hitung, dengan menggunakan berbagai macam angka dan simbol-
simbol, terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis didalam
kehidupan sehari-hari, seperti membaca bagan, tabel, dan grafik. Walaupun demikian siswa
tersebut sudah melaksanakan proses ini berulang-ulang, artinya terdapat sebuah kesenjangan
yang menjadi faktor penghambat.
Berdasarkan masalah yang muncul diparagraf sebelumnya, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap kebiasaan membaca dan berhitung siswa, dalam praktik
sehari-hari di sekolah. Maka dalam penelitian ini, judul yang diangkat oleh peneliti yaitu
pengukuhan keterampilan membaca dan menghitung siswa di kelas VI SD Sabdodadi
Keyongan Bantul.

Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di SD Sabdodadi Keyongan Bantul. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru kelas dan siswa kelas VI. Sedangkan objek penelitian dalam tulisan ini adalah
studi diskriptif penguatan literasi dan numerasi kelas VI SD Sabdodadi Keyongan Bantul.
Teknik pengumpulan data dikumpulkan menggunakan pedoman observasi, wawancara, dan

Copyright © 2022, Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an


2356-5470 (ISSN Online) | 2579-5120 (ISSN Print)
Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9 (1), 2022, 5
Ardian Arief, Nur Astuti, Abdul Rahim, Taryatman, Trio Ardhian

dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Teknik analisis data pada penelitian ini melalui 4 tahapan yaitu dengan pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verikikasi.

Hasil dan Pembahasan (Heading 1) (bold, 11 pt)


Hasil
Penelitian ini dilaksanakan di SD Sabdodadi Keyongan Bantul yang beralamat di Jl.
Parangtritis Km 10,5, Desa Sabdodadi, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini sangat strategis berada tidak jauh dari jalan raya dan
didekat permukiman penduduk. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi
yang dilakukan pada 12 April 2022 hingga 16 April 2022, dengan narasumber Kepala
Sekolah, guru kelas VI. Didapatkan hasil bahwa penelitian ini dilaksanakan untuk mengkaji
bagaimana penguatan literasi dan numerasi kelas VI SD Sabdodadi Keyongan Bantul. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.
Kegiatan wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan kepala sekolah dan guru kelas VI,
sedangkan kegiatan observasi dilakukan dengan mewawancarai siswa dan mengamati
lingkungan sekolah.
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang telah dilakukan mengahasilkan hasil
analisis mengenai pelaksanaan penguatan literasi dan numerasi, faktor pendukung
penguatan literasi dan numerasi dan faktor penghamabt penguatan literasi dan numerasi.
Dalam mencapai hasil belajar pada siswa guru memberikan penguatan literasi dan numerasi
melalui pembiasaan membaca dan test diagnostik untuk mengetahui kemampuan literasi
dan numerasi siswa.

Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dideskripsikan hasil dari
penelitian mengenai penguatan literasi dan numerasi penguatan literasi dan numerasi kelas
VI SD Sabdodadi Keyongan Bantul sebagai berikut:
a. Rancangan penguatan literasi dan numerasi kelas VI SD Sabdodadi Keyongan Bantul

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku


panduan sebagai media pengantar penguatan literasi dan numerasi dimasa pandemi
maupun dimasa sesudah pandemi untuk mengatasi kemunduran belajar siswa ( Leraning
loss). SD Sabdodadi Keyongan merancang penguatan literasi dan numerasi sesuai dengan
buku panduan dari pemerintah tersebut yang berupa buku elektronik sekolah. Dalam
buku panduan memuat petunjuk yang sudah terperinci mulai dari segi bangunan sekolah
serta pada tingkat kelas yang menjadi media penguat literasi numersi.
Sebelum melaksanakan penguatan literasi dan numerasi, guru melakukan test
diagnostik awal untuk mengetahui tingkatan kemampuan siswa dalam literasi dan
numerasi. Agar guru dapat menyusun perencanaan yang efektif untuk pelaksanaan
penguatan literasi dan numerasi untuk siswa. Menurut Heni Herawati (2022:28-29)
kemampuan guru dalam menyusun prencanaan pembelajaran berbasis literasi dan
numerasi, terdapat lima indikator yang digali meliputi keterampilan: 1) Guru memetakan
kompetensi dasar (KD) yang diajarkan, 2) Guru merumuskan tujuan dan indikator
pencapaian kompetensi, 3) Guru menentukan sumber bacaan yang dekat dengan

Copyright © 2022, Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an


2356-5470 (ISSN Online) | 2579-5120 (ISSN Print)
Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9 (1), 2022, 6
Ardian Arief, Nur Astuti, Abdul Rahim, Taryatman, Trio Ardhian

pengalaman peserta didik, 4) Guru mengelola kelas dan merancang pembelajaran, 5) Guru
menentukan refleksi, asesmen, dan umpan balik. Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan kepada kepala sekolah dan guru kelas VI SD Sabdodadi Keyongan Bantul
diperoleh hasil penelitian mengenai rancangan yang digunakan oleh guru dalam
mencapai kapabilitas belajar siswa melalui penguatan literasi dan numerasi yaitu dengan
menyesuaikan pada buku panduan penguatan literasi dan numerasi dari Kemendikbud,
selain itu guru juga melaksanakan pre-test diagnostik untuk mengukur kemampuan awal
siswa sebelum mengikuti pelaksanaan penguatan literasi dan numerasi. Setelah itu, guru
menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan rancangan yang ditetapkan.
b. Pelaksanaan penguatan literasi dan numerasi kelas VI SD Sabdodadi Keyongan Bantul

Pembiasaan awal membaca selama 15 menit sebelum pembelajaran, merupakan


langkah awal dari pelaksanan penguatan literasi dan numerasi. Semenjak program
penguatan literasi dan numerasi ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, serta mendapat bimbingan dari dinas dan pengawas, sekolah melaksanakan
penguatan literasi dan numerasi secara bertahap menyesuaikan dengan anggaran yang
ada.
Pada pelaksanaan penguatan literasi dan numerasi di kelas, ada kriteria tertentu
untuk buku yang bisa dibaca oleh siswa. Guru bekerjasama dengan petugas perpustakaan
untuk memilah buku yang sesuai dengan materi berdasarkan kurikulum dan usia
perkembangan siswa. Sehingga, tidak semua buku bisa untuk digunakan sebagai
penguatan literasi dan numerasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SD
Sabdodadi Keyongan Bantul, diperoleh hasil penelitian mengenai pelaksanaan penguatan
literasi dan numerasi yaitu dengan membiasakan membaca 15 menit sebelum
pembelajaran, kriteria dalam pemilihan buku yang digunakan untuk mendukung
penguatan literasi dan numerasi siswa, serta dalam pelaksanaannya penguatan literasi dan
numerasi masuk dalam semua muatan pembelajaran.
c. Faktor pendukung penguatan literasi dan numerasi kelas VI SD Sabdodadi Keyongan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menjadi suatu perantara yang


mendukung sekolah untuk melaksanakan penguatan literasi dan numerasi dengan
berpedoman pada buku panduan. Dinas dan pengawas sekolah yang menggawangi serta
memonitoring program juga sebagai pendukung utama. Keterlibatan orang tua siswa
menjadi peran penting berjalannya program penguatan literasi dan numerasi di sekolah
karena menjadi tolak ukur sekolah dalam mengamati capaian belajar penguatan literasi
dan numerasi. Selain dari peran orang tua, kelompok kerja guru menjadi salah satu
pendukung untuk selalu memberikan motivasi kepada guru agar selalu semangat menjadi
penggerak literasi numerasi setiap pembelajaran.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada kepala sekolah dan guru kelas
VI SD Sabdodadi Keyongan Bantul, diperoleh hasil penelitian mengenai faktor pendukung
penguatan literasi dan numerasi yaitu dari Kemendikbud yang membuat program
penguatan literasi numerasi, dinas dan pengawas sekolah yang mengkoordinir berjalannya
program, keterlibatan orang tua siswa secara langsung yang selalu membantu pihak
sekolah menyukseskan pengutan literasi dan numerasi, serta dari kelompok kerja guru
yang selalu motivasi dan semangat untuk guru dalam menjalankan penguatan literasi dan
numerasi.

Copyright © 2022, Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an


2356-5470 (ISSN Online) | 2579-5120 (ISSN Print)
Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9 (1), 2022, 7
Ardian Arief, Nur Astuti, Abdul Rahim, Taryatman, Trio Ardhian

d. Faktor penghambat penguatan literasi dan numerasi kelas VI SD Sabdodadi Keyongan

Banyak kendala yang menjadi penghambat penguatan literasi dan numerasi di


sekolah yaitu berupa belum adanya anggaran khusus dari pemerintah untuk penguatan
literasi dan numerasi, fasilitas sarana prasarana yang kurang memadai seperti kondisi buku
yang terbatas, kondisi bangunan yang belum memuat media pembelajaran literasi dan
numerasi. Hambatan juga ditemukan dalam kegiatan pembelajaran di kelas yaitu
kurangnya pengetahuan dasar siswa, serta minimnya waktu yang ada sehingga penguatan
literasi dan numerasi menjadi terhambat karena siswa kelas VI berfokus pada penambahan
jam belajar untuk persiapan ujian sekolah dan ASPD.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada kepala sekolah dan guru kelas
VI SD Sabdodadi Keyongan dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melaksanakan
penguatan literasi dan numerasi banyak hambatan yang ditemukan diantaranya yaitu
terkait dengan anggaran yang tersedia, fasilitas sarana dan prasarana yang kurang
mendukung, kurangnya pengetahuan dasar siswa dalam pembelajaran serta minimnya
waktu.
e. Upaya mengatasi faktor penghambat penguatan literasi dan numerasi kelas VI SD
Sabdodadi Keyongan

Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi kendala yang menghambat


penguatan literasi dan numerasi dalam pembelajaran yaitu guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar menggunakan berbagai fasilitas teknologi yang ada berupa
penayangan video pembelajaran yang digunakan sebagai media pembelajaran online,
guru juga menggunakan media pembelajaran offline. Selain dalam kegiatan pembelajaran,
guru juga mengikuti pelatihan-pelatihan dan kerjasama dengan kelompok kerja guru
(KKG) terkait dengan penguatan literasi dan numerasi pada pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa upaya
yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam
pelaksanaan penguatan literasi dan numerasi di sekolah, yaitu guru dapat menggunakan
media pembelajaran sebagai penguatan literasi dan numerasi siswa, serta mengikuti
pelatihan dan kerjasama kelompok kerja guru.Tabel dan Gambar

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan dianalisis melalui metode analisis
deskriprif, maka dapat ditarik simpulan bahwa penguatan literasi dan numerasi yang
dilakukan oleh guru untuk mencapai kapabilitas belajar siswa dengan melalui pelaksanan
penguatan literasi dan numerasi dimulai dengan membiasakan membaca buku non pelajaran
selama 15 menit sebelum KBM dimulai, pada kegiatan belajar mengajar guru menyelipkan
muatan literasi dan numerasi dalam setiap pembelajarannya. Rancangannya berpedoman
pada buku panduan literasi dan numerasi dari Kemendikbud, sebelum melaksanakan
penguatan guru memberikan test diagnostik untuk mengukur kemampuan siswa. Faktor
pendukung dalam penguatan literasi dan numerasi yaitu dari pemerintah, dinas pengawas
sekolah yang memberikan petunjuk serta bimbingan, serta keterlibatan kerjasama kepada
orang tua siswa yang mengizinkan dan mendukung berjalannya penguatan literasi dan
numerasi siswa di sekolah. Faktor Penghambat yang menjadi kendala dalam melaksanakan
penguatan literasi dan numerasi yaitu tidak adanya alokasi khusus untuk program penguatan

Copyright © 2022, Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an


2356-5470 (ISSN Online) | 2579-5120 (ISSN Print)
Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9 (1), 2022, 8
Ardian Arief, Nur Astuti, Abdul Rahim, Taryatman, Trio Ardhian

literasi dan numerasi dalam pembelajaran di kelas pengetahuan dasar siswa kurang, dan
minimnya waktu yang ada untuk penguatan literasi dan numerasi karena siswa berfokus
untuk ujian sekolah dan persiapan ASPD. Upaya untuk mengatasi faktor penghambat yang
dapat dilakukan oleh guru dalam pembelajaran di kelas yaitu dengan memanfaatkan
teknologi sebagai media pembelajaran online berupa memutarkan video pembelajaran dari
youtube dan media pembelajaran offline berupa alat peraga serta kerjasama dengan
kelompok kerja guru untuk meningkatkan perencanaan penguatan literasi dan numerasi.

Daftar Pustaka
Ardhian, T., Ummah, I., Anafiah, S., & Rachmadtullah, R. (2020). Reading and Critical Thinking
Techniques on Understanding Reading Skills for Early Grade Students in Elementary
School. International Journal of Instruction, 13(2), 107-118.
Ardhian, T., & Trisniawati, T. (2020). Pengaruh Direct Reading Thinking Activity Terhadap
Keterampilan Membaca Pemahaman di Sekolah Dasar. Jurnal Pemikiran dan
Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), 8(1), 27-34.
Atmazaki., et al. 2017. Panduan Gerakan Literasi Nasional. Jakarta Timur: Kemendikbud.
Dewayani, S., et al. 2021. Panduan Penguatan Literasi dan Numerasi Di Sekolah . Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikbud.
Han, Weilin, dkk. 2017. Materi Pendukung Literasi Numerasi Gerakan Literasi Nasional.
Jakarta: Kemendikbud.
Hasanah, Uswatun & Mirdat Silitonga. 2020. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah di
Sekolah Dasar. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2019. Hasil PISA Indonesia 2018. SIARAN PERS Nomor: 397/Sipres/A5.3 /XII/
2019.
Praditya, G. O., Arief, A., Rahim, A., Taryatman, T., Ardhian, T., & Najib, K. H. (2022).
Implementasi Nilai Karakter Melalui Program Bimbingan Konseling Di Sd Negeri 16
Toboali Bangka Selatan. TRIHAYU: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 8(2), 1360-1365.
Pramusinta, Yulia., & Silviana Nur Faizah. 2022. Belajar Pembelajaran Abad 21 Sekolah Dasar.
Jawa Timur: Nawa Litera Publishing.
Reni Herawati. 2022. “Penerapan Model Gradual Release of Responsibility dalam Penguatan
Pembelajaran Literasi dan Numerasi”. Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, (Vol.7. Nomor
1). Hlmn. 22-31.
Rachmadtullah, R., Yustitia, V., Setiawan, B., Fanny, A. M., Pramulia, P., Susiloningsih, W., &
Ardhian, T. (2020). The challenge of elementary school teachers to encounter superior
generation in the 4.0 industrial revolution: Study literature. International Journal of
Scientific & Technology Research, 9(4), 1879-1882.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Syaripuddin, M. 2019. Sukses Mengajar Di Abad 21:(Keterampilan Dasar Mengajar dan
Pendekatan Pembelajaran K13). Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Copyright © 2022, Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an


2356-5470 (ISSN Online) | 2579-5120 (ISSN Print)

You might also like