Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Fitrah: Journal of Islamic Education P-ISSN : 2723-3847

Vol 4 No. 1 Juni 2023 E-ISSN : 2723-388X


Available online at http://jurnal.staisumatera-medan.ac.id/fitrah

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DALAM


PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Syifaun Nadhiroh, Isa Anshori
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
E-mail: syifaunnadhiroh18@gmail.com, isaanshori67@gmail.com
How to Cite:
Nadhiroh, S., Anshori, I. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Fitrah: Journal of Islamic Education, 4(1), 1-13. https://doi.org/10.53802/fitrah.v4i1.292

ARTICLE HISTORY ABSTRACT


This study aims to analyze the implementation of the independent curriculum in
Received : 22 April 2023
Revised : 13 June 2023
developing critical thinking skills in learning Islamic Religious Education at SMP
Accepted : 14 June 2023 Muhammadiyah 1 Sidoarjo. Using qualitative research methods, the type of data
Published : 30 June 2023 collected is in the form of qualitative and quantitative. Data collection techniques
using observation, interviews and documentation, primary and secondary sources.
The data collected was analyzed through the process of data reduction, data display
KEYWORDS: and drawing conclusions, while to check the validity of the data triangulation was
Freedom to Learn, Critical carried out with sources and a team of experts. The results of the study show that:
Thinking, Islamic Religious 1) The application of the independent curriculum in the learning process of Islamic
Education, Curriculum Religious Education focuses on the activeness of students in the hope that their
critical thinking skills will develop; 2) Implementation of the independent learning
curriculum in Islamic Religious Education Learning contributes to the
development of students' critical thinking skills. 3) Improving the ability to think
critically in learning out by teachers using various approaches, strategies, methods,
learning techniques, and applying innovative learning media. Teachers train
students to think critically by reasoning, assessing and making a decision to
determine the advantages and disadvantages that must be faced systematically.
RIWAYAT ARTIKEL ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kurikulum merdeka
Diterima : 22 April 2023
Direvisi : 13 Juni 2023 dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran
Disetujui : 14 Juni 2023 Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. Mengunakan
Diterbitkan : 30 Juni 2023 metode penelitian kualitatif, jenis data yang dihimpun berupa kualitatif dan
kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, interview dan
dokumentasi, bersumber primer dan sekunder. Data yang dihimpun dianalisis
melaui proses reduksi data, display data dan mengambil kesimpulan, sedangkan
KATA KUNCI: untuk mengecek keabsahan data dilakukan triangulasi dengan sumber dan tim
Merdeka Belajar, Berpikir ahli. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: 1) Penerapan kurikulum merdeka
Kritis, Pendidikan Agama dalam proses pembelajaran memusatkan pada keaktifan peserta didik dengan
Islam, Kurikulum harapan kemampuan berpikir kritisnya berkembang; 2) Implentasi kurikulum
merdeka belajar dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam berkonstribusi
bagi pengembangan kemampuan berpikir kritis peserta didik. 3) Peningkatkan
kemampuan berpikir kritis dilakukan guru dengan menggunakan berbagai
pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran, serta menerapkan media
pembelajaran inovatif. Guru melatih peserta didik untuk berpikir kritis dengan
menalar, menilai dan mengambil sebuah keputusan untuk menentukan
kelebihan dan kerugian yang harus dihadapi secara sistematis.

56
Fitrah: Journal of Islamic Education

PENDAHULUAN cara yang menyenangkan, agar peserta didik


Kurikulum merupakan sebuah pedoman tidak merasa tertekan ketika pembelajaran. Guru
untuk para pendidik dalam mengajar agar bisa harus memberikan bimbingan dan arahan
mencapai tujuan pembelajaran. Pendidikan kepada siswa, agar minat dan bakat yang dimiliki
berlangsung sepanjang hayat yang setiap saat terus berkembang. Dengan adanya kurikulum
mengalami perubahan–perubahan, sesuai merdeka belajar, diharapkan mampu
tuntutan dan kebutuhan, salah satunya adalah meningkatkan kualitas peserta didik dalam
kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan berbagai bidang, tidak hanya akademik, tetapi
dan teknologi, yang membutuhkan cara juga non akademik (Vhalery et al., 2022). Dalam
berpikir yang tinggi. Kurikulum di Indonesia hal akademik, peserta didik tidak hanya dituntut
secara terus menerus mengalami perubahan, berpikir tingkat rendah, tetapi juga berpikir
sejak tahun 1947 hingga saat ini. Pada tahun tingkat tinggi, sehingga memiliki daya kritis
1947 diberlakukan kurikulum secara nasional dalam berpikir, yang terus dikembangkan oleh
kepada semua jenjang pendidikan yang peserta didik. (Suryaman, 2020).
didalamnya mengharuskan untuk mengikuti Kemampuan berpikir kritis merupakan
kurikulum tersebut, kemudian dilakukan cara berpikir peserta didik dalam menganalisis
penyempurnaan kurikulum pada tahun 2004 suatu objek atau permasalahan dengan beberapa
dengan menggunakan kurikulum berbasis pertimbangan, untuk menentukan sebuah
kompetensi, tahun 2006 digunakan kurikulum keputusan yang dilakukan secara rasional dan
berbasis tingkat satuan pendidikan (KTSP), aktif (Komariyah et al., 2018). Kemampuan
sedangkan tahun 2013 menggunakan kurikulum berpikir kritis sangat dibutuhkan di kehidupan
K-13 yang mengalami perubahan pada standart sosial, sehingga peserta didik harus dilatih dan
isi. Perubahan terjadi lagi pada tahun 2018 dilakukan pembiasaan yang dimulai sejak usia
hingga tahun 2022, terjadi pembaharuan secara dini, kemudian dikembangkan melalui
total dengan nama kurikulum merdeka belajar. pendidikan di sekolah, Pengembangan
Kurikulum Merdeka ini memberikan suatu kemampuan berpikir kritis yang dilakukan
kebebasan kepada peserta didik, untuk aktif disertai dengan pembentukan keterampilan dan
dalam pembelajaran, berpusat kepada peserta sikap yang lebih baik. Berpikir kritis menjadi
didik, serta mengembangkan karakter yang salah satu kunci kecerdasan peserta didik,
dicerminkan peserta didik agar sesuai dengan kemampuan ini tidak hanya dibentuk melalui
profil pancasila (Rahayu et al., 2022). pembelajaran pendidikan umum, tetapi juga
Kurikulum Merdeka Belajar dengan Pendidikan Agama Islam (Kurniawan et
menginsyaratkan, dalam rencana pembelajaran al., 2021;(Barlian & Solekah, 2022)
yang dibuat oleh guru harus diberikan dengan

57 | Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis


Fitrah: Journal of Islamic Education

Pendidikan Agama Islam memiliki peran tersebut, indikatornya merasa kesulitan saat
sangat penting dalam menjalankan kehidupan memahami materi yang disampaikan guru, sulit
sehari–hari. Pendidikan ini berfungsi untuk dalam mengajukan pertanyaan ataupun
membentuk dan membimbing karakter peserta menjawab pertanyaan guru. (Suriati et al., 2021)
didik agar menjadi pribadi yang bertaqwa, Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
berakhlak mulia, toleransi satu sama lain fokus kajian ini adalah : 1) implementasi
(Anshori, 2017). Pembelajaran Pendidikan kurikulum merdeka belajar dalam
Agama Islam melatih peserta didik berpikir pengembangan kemampuan berpikir kritis pada
kritis, terkait tentang Tuhan dan alam semesta, Pembelajaran pendidikan Agama Islam, 2)
sehingga peserta didik dapat dengan mudah kontribusi kurikulum merdeka belajar dalam
memahami materi yang diberikan oleh guru. pengembangan kemampuan berpikir kritis pada
Peserta didik dapat mengimplimentasikanya pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dan 3)
dalam kehidupan sehari–hari dengan baik dan Cara meningkatkan kemampuan berpikir kritis
benar (Nurcahyono & Putra, 2022). pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Masalah utama yang dihadapi dalam Penelitian tersebut diharapkan memberikan
mengimplimentasikan kurikulum merdeka kontribusi pada kepala sekolah yakni menjadi
belajar adalah pengembangan kemampuan dasar dalam pengembangan kualitas
berpikir kritis yang masih relatif rendah. pembelajaran, dan bagi guru pendidikan agama
Permasalahan ini terjadi karena literasi yang Islam sebagai dasar dalam meningkatkan
minim, pasif, motivasi yang rendah, serta kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
peserta didik masih belum terlatih dalam siswa, dan bagi siswa untuk meningkatkan
menganalisis ataupun memecahkan kemampuan berpikir kritis siswa.
permasalahan secara objektif . (Lutfiana, 2022) Penelitian tentang hal ini memiliki
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh distingsi dengan penelitian lain, di antara
Arista Suriati, dkk menemukan, kemampuan penelitian yang relevan dengan penelitian ini
berpikir kritis yang tinggi akan menjadikan siswa yakni implementasi kurikulum merdeka belajar
mampu memecahkan masalah secara efisien dan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam
mampu meningkatkan potensi dalam dirinya, (Khusni et al., 2022; Qolbiyah, 2022; Susilowati,
sehingga bisa mencapai tujuan pendidikan. 2022), problematika penerapan kurikulum
Indikator peningkatan kemampuan berpikir merdeka belajar (Achmad et al., 2022; Sabriadi
kritis diantaranya yaitu interpretasi, analisis, & Wakia, 2021; Zulaiha et al., 2022), penilaian
evaluasi, eksplanasi dan regulasi diri. Kenyataan pembelajaran menggunakan kurikulum merdeka
di berbagai kelas, peserta didik belum belajar (Achmad et al., 2022; Firdaus et al.,
sepenuhnya memiliki kemampuan berpikir kritis 2022; Nasution, 2022; Supriyadi et al., 2022),

Syifaun Nadhiroh, Isa Anshori |58


Fitrah: Journal of Islamic Education

berbeda dengan penelitian ini yang fokusnya industri, dan masyarakat. Sebab tanpa kolaborasi
pada hal yang memang belum banyak diteliti, dari semuanya tidak dapat mewujudkan apa yang
yakni tentang merdeka belajar dalam kaitannya dicita-citakan tersebut. Perubahan tidak dapat
dengan peningkatan kemampuan berpikir kritis. dilakukan satu orang atau satu pihak semata,
Kajian penelitian ini memang masih sangat melainkan semua pihak. (Darise, 2021).
jarang diteliti, namun bukan berarti kajian ini Merdeka belajar mendukung banyak
menjadi tidak penting, kajian ini menjadi inovasi dalam dunia pendidikan, terutama
penting karena implementasi kurikulum ini kemajuan berbagai lembaga pendidikan
masih sangat baru dalam hal pelaksanaanya termasuk sekolah ataupun madrasah, dengan
sehingga memang perlu untuk dikembangkan membentuk pula kompetensi guru. Guru
dalam pelaksanaanya. penggerak yang merdeka dalam mengajar tahu
akan kebutuhan murid-muridnya sesuai
KAJIAN TEORI lingkungan dan budaya siswa tersebut.
Merdeka Belajar merupakan suatu (Rahmadayanti & Hartoyo, 2022). Mengingat
pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan Indonesia memiliki banyak suku, adat istiadat
mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati. dan budaya, tata Krama dan etika pada suatu
Hal ini dilakukan supaya para siswa bisa daerah tentunya berbeda. Justru perbedaan yang
mengoptimalkan bakatnya dan bisa memberikan ada membuat kita saling kenal mengenal, dan
sumbangan yang paling baik dalam berkarya bagi menjadi bangsa makmur dengan menghargai
bangsa. Merdeka belajar sebagai sahutan perbedaan yang ada, gotong royong yang sudah
terhadap kondisi dan tuntutan kebutuhan belajar menjadi warisan terpuji leluhur secara turun-
di era abad ke-21. Dimana dunia memasuki temurun. Nilai pancasila dan yang tertuang
revolusi industri 4.0. dan disrupsi, sehinggaa dalam Bhinneka Tunggal Ika dari kitab kakawin
tutuntan untuk menghadapi hal tersebut juga Sutasoma wajib menjadi nilai yang dipegang
tidak dapat ditawar lagi. (Kementerian bersama oleh seluruh masyarakat Indonesia
Pendidikan dan Kebudayaan, 2020; Kurniawan termasuk para pelajar. (Vania Sasikirana, 2017).
et al., 2020; Rahayu et al., 2022). Peran guru sebagai seorang pendidik
Nadiem Makarim mengatakan bahwa yang ditugaskan untuk mendidik, mengajar,
Merdeka Belajar merupakan konsep mengarahkan, melatih, menilai, dan
pengembangan pendidikan di mana seluruh mengevaluasi peserta didik, oleh karena itu guru
pemangku kepentingan diharapkan menjadi agen harus mampu mengidentifikasi bakat setiap
perubahan (agent of change. (Arifin et al., 2021). siswanya supaya dapat memberikan pengarahan
Para pemangku kepentingan tersebut meliputi dan mengembangkannya sesuai dengan bakat
keluarga, guru, institusi pendidikan, dunia dan minat yang dimiliki. Setiap anak memiliki

59 | Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis


Fitrah: Journal of Islamic Education

bakat dan kepribadian yang berbeda, sehingga informasi yang diterima maupun dalam
mendidik anak merupakan hal yang menarik dan menyelesaikan suatu masalah. Critical thinking
unik. (Supriani et al., 2022). juga bisa diartikan sebagai berpikir untuk
Sesuai dengan arahan Presiden RI Joko mencari suatu kebenaran terhadap informasi
Widodo untuk membentuk sumber daya yang diterima atau dalam menyelesaikan
manusia yang maju dalam rangka Indonesia masalah. Sederhananya, critical thinking
emas 2024, maka diperlukan SDM yang merupakan kemampuan berpikir dengan rasional
mumpuni dalam bidang pendidikan. SDA dan melihat suatu permasalahan secara objektif
Manusia unggul, beretika, bermoral, menguasai sehingga hasil yang akan diperoleh tidak bias dan
bidang keilmuan. Sesuai dengan bakat dan minat pastinya sesuai dengan kenyataan yang
yang ada pada pribadi masing-masing manusia ada. Adapun cara seseorang untuk berpikir
Indonesia yang beragam, terutama pada berbagai kritis adalah sebagai berikut: selalu berpikir
disiplin ilmu termasuk sains, teknologi, seni dan secara tenang seluruh kemungkinan yang terjadi,
bahasa. (Hartanto et al., 2021). selalu berpikir dengan kepala dingin tanpa
Merdeka belajar tidak hanya berperan emosi, mendahulukan logika ketimbang emosi,
untuk meningkatkan minat belajar siswa semata, memahami masalah, melakukan analisis dan
akan tetapi lebih dari itu merdeka belajar mampu evaluasi hasilnya, setelah itu, baru mengambil
memberikan kesempatan kepada siswa untuk keputusan atas tindakan. (Lubis et al., 2019;
berpikir kritis. Alasannya karena pemberian Santoso et al., 2023).
kebebasan belajar kepada guru dan peserta didik Salah satu cara melatih anak berpikir
secara tidk langsung membuka cakrawala kritis adalah dengan mendorong anak untuk
mereka. Kemampuan berpikir kritis menjadi hal lebih banyak bertanya. Selain itu berikan pula
yang sangat urgen untuk di masa kini, sebab timbal balik seperti berikut pertanyaan terbuka
tuntuntan kompetitif dan persaingaan yang pada anak. Kemudian juga sebisa mungkin
tinggi membuat peserta didik harus peka dan kurangi memberi jawaban langsung kepada anak
tanggap menghadapi semua permasalahan masa jika anak bertanya.(Firdausi et al., 2021). Dengan
kini. demikian pola berpikir anak bisa menjadi lebih
Berpikir kritis merupakan suatu kritis. Sama juga halnya dengan Kurikulum
kemampuan untuk berpikir secara rasional dan Merdeka, dengan memberikan anak tugas untuk
tertata yang bertujuan untuk memahami mempresentasikan di depan kelas maka secara
hubungan antara ide dan atau fakta. Pengertian otomatis otak anak akan terlatih untuk berpikir
berpikir kritis berikutnya adalah kemampuan sendiri secara kritis, kreatif, dan mandiri. Hal ini
berpikir yang kompleks dengan menggunakan terkait dengan tujuan awal Kurikulum Merdeka
proses analisis dan juga evaluasi terhadap suatu adalah mencerdaskan anak bangsa supaya dapat

Syifaun Nadhiroh, Isa Anshori |60


Fitrah: Journal of Islamic Education

menjadi pribadi yang mandiri kelak. Kurikulum Muhammadiyah 1 Sidoarjo, dilaksanakan pada
Merdeka ini tentunya berbeda dari kurikulum- bulan Desember 2022 hingga Februari 2023.
kurikulum sebelumnya. Anak-anak sekarang ini Jenis data yang dihimpun adalah data
secara tidak langsung diajarkan untuk belajar kualitatif terkait implementasi kurikulum
mandiri oleh guru di sekolah. Sistem belajarnya merdeka belajar dalam pengembangan
pun berbeda. (Bahar & Sundi, 2020). Zaman kemampuan berpikir kritis pada Pembelajaran
dahulu guru mengajar di sekolah dengan Pendidikan Agama Islam, kontribusi kurikulum
menjelaskan secara rinci tentang materi mata merdeka belajar dalam pengembangan
pelajaran, lalu setelah selesai menjelaskan pada kemampuan berpikir kritis pada Pembelajaran
bab tersebut siswa diminta untuk mengerjakan Pendidikan Agama Islam, dan cara untuk
tugas yang ada di buku paket atau pun lembar meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada
kerja siswa (LKS). Berbeda dengan kurikulum pembelajaran Pendidikan Agama Islam; dan
Merdeka ini, karena dengan kurikulum ini guru kuantitatif berupa dokumen nilai sebagian bukti
hanya menjelaskan materi secara singkat, lalu peserta didik memiliki kemampuan berpikir
meminta anak untuk berpikir kritis baik secara kritis dalam implementasi kurikulum merdeka
individu ataupun kelompok tentang materi yang belajar pada pembelajaran pendidikan agama
telah dipelajari. (Priantini et al., 2022; Yunita et Islam. Berbagai data tersebut bersumber dari
al., 2023). data primer da sekunder. Data sekunder berasal
dari sumber lain seperti jurnal, buku, artikel dan
METODE PENELITIAN dokumentasi.
Metode yang digunakan dalam Teknik pengumpulan data menggunakan
penelitian ini adalah kualitatif dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
pendekatan femonologi. Alasan penggunaanya Observasi dilakukan dengan mengamati
karena memang saat ini merdeka belajar menjadi pembelajaran yang berlangsung dengan
fenomena yang sangat trend dan menjadi menggunakan kurikulum merdeka belajar
flatporm yang dikedepankan oleh Kementerian disamping itu juga pengamatan terdapap strategi
Pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk pembelajaran yang digunakan guru dalam
mendapatkan sebuah informasi dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
menganalisinya lebih dalam untuk memahami Wawancara dilakukan untuk mendapatkan ata
implementasi kurikulum merdeka dalam tentang implementasi, dan hambatan yang
pengembangan berpikir kritis pada dihadapi guru dalam penerapan kurikulum
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Subjek merdeka belajar. Sedangkan studi dokumentasi
penelitiannya adalah guru pendidikan agama digunakan untuk menganalisis dokumen yang
Islam dan siswa kelas 8 yang berjumlah 20 siswa berkaitan dengan kurikulum merdeka belajar,
dan juga didukung oleh Kepala Sekolah SMP

61 | Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis


Fitrah: Journal of Islamic Education

dan perangkat pembelajaran serta hasil belajar didik, melaksanakan proses pembelajaran yang
siswa. Dalam hal ini termasuklah silabus, beragam, dilakukan secara menyenangkan,
rencana pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar dilakukan di dalam maupun di luar kelas.
dan materi pembelajaran, serta penilaian hasil Pembelajaran berbasis Project, menguatkan
belajar siswa. Teknik analisis data menggunakan kompetensi, serta mendorong peserta didik
reduksi data, display data dan mengambil untuk mendalami sebuah konsep. Guru
kesimpulan. Untuk mengecek keabsahan data menyediakan media atau aplikasi canva, yang
menggunakan triangulasi ke subjek penelitian sering digunakan oleh peserta didik untuk
dan diskusi dengan ahli. membuat sebuah project, sehingga menambah
kreativitas peserta didik. Femonena ini terlihat
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ketika guru memberikan materi pelajaran,
Kurikulum Merdeka Belajar telah diantaranya tentang ulul azmi.
diterapkan dalam Pembelajaran Pendidikan Sebelum melakukan pembelajaran, guru
Agama Islam di SMP Muhammadiyah Sidoarjo mereview ataupun mengingatkan kembali materi
sejak tahun pelajaran 2022/2023, baru dimulai di yang telah dibahas di minggu lalu dan
kelas 7. Banyak kendala yang dihadapi sehingga mengekaitkan materi kemarin dengan materi
belum sepenuhnya bisa menunjukkan hasil yang yang akan dibahas setelah itu, pendidik
membanggakan bagi pengembangan kemampuan memberikan arahan kepada peserta didik untuk
berpikir kritis peserta didik. Sebagaimana yang mempelajari materi salah satunya yaitu tentang
telah dijelaskan pada bagian pendahuluan bahwa ulul azmi, kemudian peserta didik diberikan
penelitian ini akan membahas tentang waktu untuk bertanya dan aktif untuk
pengimplementasian merdeka belajar di SMP mengkritisi materi yang dibahas. Dari pertanyaan
Muhammadiyah Sidoarjo sejak tahun pelajaran peserta didik tersebut bisa diberikan peserta didik
2022/2023 dalam kaitannya dengan peningkatan untuk menjawab dan pendidik bisa
kemampuan berpikir kritis. Adapun temuan menambahkan jawaban untuk memperkuat
penelitiannya dijelaskan berikut. sekaligus menilai kemampuan peserta didik
Setelah itu pendidik memberikan tugas kepada
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
peserta didik untuk membuat proyek di canva.
dalam mengembangkan kemampuan
Peserta didik diberi keleluasaan untuk berkreasi,
berpikir kritis
mengembangkan kreativitas atau potensi yang
SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo
dimiliki. Hasil pekerjaan siswa berupa project
mengimplementasikan kurikulum merdeka
diaplikasi canva dinilai oleh pendidik. Hasil
belajar pada pembelajaran Pendidikan Agama
penilaian ini dijadikan dasar bagi guru untuk
Islam. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan
suatu kurikulum yang berpusat kepada peserta

Syifaun Nadhiroh, Isa Anshori |62


Fitrah: Journal of Islamic Education

memberikan reward dan menentukan pekerjaan; 4) Berkebinekaan global, merupakan


tindaklanjutnya. sebuah identitas untuk seorang peserta didik
Kurikulum merdeka belajar diberikan untuk mempertahankan budaya luhur yang ada di
bertujuan untuk memberikan keleluasaan belajar Indonesia agar semakin berkembang bukan
bagi peserta didik dalam mengembangkan tergerus oleh perkembangan zaman; 5) Bernalar
potensinya. Implementasi kurikulum merdeka kritis, peserta didik juga harus mampu untuk
memprioritaskan untuk membuat sebuah project, menganalisis suatu informasi dengan data yang
sehingga peserta didik aktif menuangkan ide akurat, mengevaluasi serta menyimpulkanya
kreatif. Peserta didik mengimprementasikan dengan baik; 6) Kreatif, peserta didik memiliki
materi yang telah dibahas dan menggali isu–isu kemampuan untuk memodifikasi sesuatu agar
actual, serta memanfaatkkan kemajuan teknologi bisa bermanfaat atau berdampak dengan orang
dengan baik. Dengan cara demikian peserta didik lain.
dapat berkembang sesuai dengan minat dan Berbagi profil pelajar Pancasila tersebut
bakatnya, serta memiliki pemikiran yang kritis, dibentuk melalui proses pembalajaran
menjadi peserta didik yang berkualitas, optimis, Pendidikan Agama Islam yang mengembangkan
positif dan kreatif (Rahayu et al., 2022). kemampuan berpikir kritis, baik di kelas tahfidz,
Semuanya tercermin dalam profil pelajar maupun di kelas international 1 dan international
Pancasila. 2. Guru dalam mengajar menggunakan beraneka
Profil pelajar pancasila mencerminkan ragam media di setiap kelas sesuai dengan gaya
peserta didik Indonesia yang: 1) Beriman belajarnya, sehingga menarik bagi peserta didik
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan untuk memahami materi. Kurikulum merdeka
berakhlak mulia, sebagai seorang peserta didik belajar berpusat kepada peserta didik untuk aktif,
harus memahami agama yang telah diyakini dan sehingga pendidik selalu belajar dalam
mempercayainya dengan sepenuh hati, serta mengembangan media ataupun meningkatkan
mengimplementasikanya dalam kehidupan proses pembelajaran sesuai dengan
sehari–hari sesuai dengan ajaran agama yang perkembangan zaman.
dinut; 2) Mandiri, sebagai seorang peserta didik
harus memiliki sikap mandiri terhadap segala apa
yang dihadapinya sehingga membentuk karakter
yang mandiri dan bertanggung jawab, salah
satunya dengan pramuka; 3) Bergotong royong,
sebagai seorang peserta didik juga harus memiliki
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara
bersama – sama agar mempermudah suatu Gambar 1. Kegiatan Proses Pembelajaran

63 | Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis


Fitrah: Journal of Islamic Education

Kontribusi Kurikulum Merdeka Belajar Adapun beberapa kontribusi kurikulum


dalam Pengembangan Kemampuan berpikir merdeka dalam pengembangan kemampuan
kritis pada pembelajaran Pendidikan Agama
berpikir diantaranya yaitu pendidik telah
Islam
Penerapan kurikulum merdeka belajar menyiapkan rencana pembelajaran yang sesuai

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dengan kurikulum merdeka, bahan ajar untuk

SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo berkonstribusi mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada

terhadap pengembangan kemampuan berpikir peserta didik, membuka ruang bagi peserta didik

kritis peserta didik. Sebagian kecil memang untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan

awalnya masih ada siswa yang kemampuan dan kurikulum merdeka memberikan pengalaman

berpikir kritisnya belum terlihat. Selama proses baru bagi pendidik untuk mengolah kelas ataupun

pembelajaran Pendidikan Agama Islam masih ada saat proses pembelajaran agar lebih

siswa yang cenderung diam, keingintahuannya menyenangkan dengan memberikan materi yang

kurang, dan tidak percaya diri dalam representative sehingga secara tidak langsung

menganalisis suatu permasalahan. Namun pendidik dapat meningkatkan skiil dalam

semuanya itu bisa ditangani oleh guru melalui mengajar, serta peserta didik mendapatkan

berbagai pendekatan, strategi, metode dan Teknik kebebasan dalam belajar dengan adanya

pembelajaran yang menarik, serta menggunakan kurikulum merdeka sehingga tidak hanya berpacu

berbagai media pembelajaran yang inovatif. pada buku saja, melainkan dengan internet dengan

Melaui cara tersebut semangat belajar siswa berita yang up to date dan juga dengan ekspetasi

tumbuh, siswa menjadi lebih kreatif, berpikir kritis ataupun realita di kehidupan sehari-hari dan juga

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. dengan adanya kurikulum merdeka peserta didik

Dunia pendidikan sangat berhubungan erat dapat melatih untuk mengembangkan

dengan pencapaian – pencapaian ataupun tujuan, kemampuan berpikir kritis di bawah pengawasan

salah satunya dalam mengembangkan pendidik agar dapat mengevaluasi hasil

kemampuan berpikir kritis, karena dengan adanya pembelajaran dan lebih matang untuk berpikir

kemampuan berpikir kritis peserta didik dapat serta lebih bijak dalam mengambil suatu

menganalisis, menalar, menilai dan mengambil keputusan. (Hasanah & Haryadi, 2022; Sinaga et

sebuah keputusan untuk menentukan kelebihan al., 2023).

dan kerugian yang harus dihadapi secara


sistematis, sehingga mampu menemukan solusi Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir

atau pemecahan masalah yang tepat. Penerapkan Kritis Pada Pembelajaran Pendidikan

kurikulum merdeka belajar dapat memberikan Agama Islam

kontribusi yang baru bagi peserta didik untuk Cara untuk meningkatkan kemampuan

mengembangkan kemampuan berpikir kritis. berpikir kritis pada pembelajaran pendidikan

Syifaun Nadhiroh, Isa Anshori |64


Fitrah: Journal of Islamic Education

agama Islam yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas
pembelajaran yang bervariasi, tidak monoton, VIII di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo
tidak terpusat pada guru atau hanya fokus meningkat. Peningkatan ini bisa terlihat dari
dengan media buku ataupun Lembar Kerja Siswa perbandingan kemampuan daya kritis siswa
(LKS). Untuk itu guru harus selalu meningkatkan ketika menggunakan kurikulum 2013 dan
kemampuan mengajar dengan metode dan kurikulum merdeka sebagai berikut :
model pembelajaran yang bervariasi, di Tabel 1. Perbandingan Kemampuan berpikir
antaranya yaitu problem based learning, project based kritis siswa antara kurikulm 2013 dengan
learning, inquiry learning, dan discovery learning. kurikulum merdeka di SMP Muhammadiyah 1
Selain itu juga melakukan pembaharuan Sidoarjo
kurikulum yang memberikan arah atau pedoman
bagi pendidik untuk melakukan pembelajaran No Skor Kemampuan K-13 KMB
yang menarik bagi peserta didik. Penerapan Berpikir Kritis
strategi pembelajaran yang bervariasi ini memang 1 Nilai Tertinggi 87 90
menjadi keharusan dalam peningkatan minat 2 Nilai terendah 82 85
sekaligus kemampuan berpikir kritis siswa. Sebab 3 Rata-rata 84 88
strategi pembelajaran memiliki orientasi yang
berbeda-beda dalam pencapaian tujuannya. Berdasarkan hasil penilaian peserta didik

Strategi pembelajaran yang berorientasi pada kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo diatas

kognitif tentu mengarahkan siswa pada menunjukan bahwasanya kemampuan daya kritis

kemampuan berpikir kritis. siswa mengalami peningkatan. Sebelum

Guru pendidikan agama Islam di SMP kurikulum merdeka diterapkan nilai rata-ratanya

Muhammadiyah 1 Sidoarjo, selalu berupaya yaitu 84, setelah pemakaian kurikulum merdeka

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis nilai rata-ratanya naik menjadi yaitu 88. Dengan

siswa lewat penerapan merdeka belajar kampus demikian, penerapan kurikulum merdeka

merdeka. Sebab menurut penuturan guru bahwa, memberikan konstribusi bagi peningkatan

kurikulum merdeka erat kaitannya dengan kemampuan berpikir kritis bagi peserta didik

kegiatan pembelajaran yang secara tidak langsung maupun pendidik.

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.


SIMPULAN
dengan penerapan tersebut memang sangat Implementasi kurikulum merdeka belajar
diharapkan siswa memiliki keterampilan berkonstribusi dalam pengembangan kemampuan
pembelajaran yang khas di Abad ke-21. berpikir kritis pada pembelajaran Pendidikan
Melaui berbagai cara tersebut, Agama Islam di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo.
kemampuan berpikir kritis siswa dalam Pembelajaran dilakukan oleh guru dengan

65 | Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis


Fitrah: Journal of Islamic Education

memberikan sebuah project yang langsung 1(12), 2105–2118.


https://bajangjournal.com/index.php/JO
dilakukan oleh peserta didik. Guru dalam
EL/article/view/3015
mengajar menggunakan berbagai pendekatan,
Darise, G. N. (2021). Pendidikan Agama Islam
strategi, metode, dan teknik pembelajaran, serta Dalam Konteks “Merdeka Belajar.” Journal
memanfaatkan media pembelajaran yang inovatif of Islamic Education: The Teacher of Civilization,
2(2), 54–68.
sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Melalui http://dx.doi.org/10.30984/jpai.v2i2.1762
model pembelajaran tersebut peserta didik lebih
Firdaus, H., Laensadi, A. M., Matvayodha, G.,
mudah untuk memahami materi, nyaman dalam Siagian, F. N., & Hasanah, I. A. (2022).
Analisis Evaluasi Program Kurikulum 2013
pembelajaran, serta kemampuan berpikir kritisnya
dan Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan
bisa berkembang. Peserta didik juga semakin taat dan Konseling (JPDK), 4(4), 686–692.
https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i4.5302
dalam menjalankan berbagai tugas sekolah, dalam
beribadah, mampu memahami dan Firdausi, B. W., Warsono, W., & Yermiandhoko,
Y. (2021). Peningkatan Kemampuan
mengimplementasikan nilai – nilai Islam dalam Berpikir Kritis Pada Siswa Sekolah Dasar.
kehidupan sehari hari. Jurnal Mudarrisuna: Media Kajian Pendidikan
Agama Islam, 11(2), 229–243.
http://dx.doi.org/10.22373/jm.v11i2.8001
DAFTAR PUSTAKA Hartanto, B., Gasa, F. M., & Zamahsari, G. K.
Achmad, G. H., Ratnasari, D., Amin, A., (2021). A “Indonesia Maju”(Indonesia
Yuliani, E., & Liandara, N. (2022). Advances) Discourse in Joko Widodo’s
Penilaian autentik pada kurikulum merdeka Speech. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
belajar dalam pembelajaran pendidikan Missio, 13(1), 1–12.
agama islam di Sekolah Dasar. Edukatif: https://doi.org/10.36928/jpkm.v13i1.593
Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4), 5685–5699.
Hasanah, A., & Haryadi, H. (2022). Tinjauan
https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.32
kurikulum merdeka belajar dengan model
80
pendidikan abad 21 dalam menghadapi era
Arifin, S., Abidin, N., & Al Anshori, F. (2021). society 5.0. Ghancaran: Jurnal Pendidikan
Kebijakan Merdeka Belajar dan Bahasa dan Sastra Indonesia, 266–285.
Implikasinya terhadap Pengembangan https://doi.org/10.19105/ghancaran.vi.75
Desain Evaluasi Pembelajaran Pendidikan 95
Agama Islam. Dirasat: Jurnal Manajemen dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pendidikan Islam, 7(1), 65–78.
(2020). Merdeka Belajar: Kampus Merdeka.
https://doi.org/10.26594/dirasat.v7i1.239
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
4
Khusni, M. F., Munadi, M., & Matin, A. (2022).
Bahar, H., & Sundi, V. H. (2020). Merdeka
Impelementasi Kurikulum Merdeka Belajar
Belajar untuk Kembalikan Pendidikan pada
di MIN 1 Wonosobo. Jurnal Kependidikan
Khittahnya. Prosiding Samasta, 1, 5–69.
Islam, 12(1), 60–71.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/Samast
https://doi.org/10.15642/jkpi.2022.12.1.6
a/article/view/7155
0-71
Barlian, U. C., & Solekah, S. (2022).
Kurniawan, N. A., Saputra, R., Aiman, U.,
Implementasi kurikulum merdeka dalam
Alfaiz, A., & Sari, D. K. (2020). Urgensi
meningkatkan mutu pendidikan. JOEL:
Pendidikan Berpikir Kritis Era Merdeka
Journal of Educational and Language Research,

Syifaun Nadhiroh, Isa Anshori |66


Fitrah: Journal of Islamic Education

Belajar Bagi Peserta Didik. Tarbawi: Jurnal Hernawan, A. H., & Prihantini, P. (2022).
Ilmu Pendidikan, 16(1), 104–109. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
di Sekolah Penggerak. Jurnal Basicedu, 6(4),
Lubis, R. R., Irwanto, I., & Harahap, M. Y. 6313–6319.
(2019). Increasing Learning Outcomes and https://dx.doi.org/10.31004/basicedu.v6i4
Ability Critical Thinking of Students .3237
Through Application Problem Based
Learning Strategies. International Journal for Rahmadayanti, D., & Hartoyo, A. (2022). Potret
Educational and Vocational Studies, 1(6), 524– Kurikulum Merdeka, Wujud Merdeka Belajar di
527. Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(4), 7174–7187.
https://dx.doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.343
Lutfiana, D. (2022). Penerapan kurikulum merdeka 1
dalam pembelajaran matematika SMK
Diponegoro Banyuputih. Vocational: Jurnal Sabriadi, H., & Wakia, N. (2021). Problematika
Inovasi Pendidikan Kejuruan, 2(4), 310–319. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
https://doi.org/10.51878/vocational.v2i4.175 di Perguruan Tinggi. Adaara: Jurnal
2 Manajemen Pendidikan Islam, 11(2), 175–184.
http://dx.doi.org/10.30641/dejure.2017.V
Muslim, A. (2022). Landasan Filsafat Idealisme 17.445-461
dan Implementasi Kurikulum Merdeka
Belajar. JETISH: Journal of Education Santoso, B., Triono, M., & Zulkifli, Z. (2023).
Technology Information Social Sciences and Tantangan Pendidikan Islam Menuju Era
Health, 1(1), 34–40. Society 5.0: Urgensi Pengembangan
https://doi.org/10.57235/jetish.v1i1.35 Berpikir Kritis dalam Pembelajaran PAI di
Sekolah Dasar. Jurnal Papeda: Jurnal
Nasution, S. W. (2022). Asesment Kurikulum Publikasi Pendidikan Dasar, 5(1), 54–61.
Merdeka Belajar di Sekolah Dasar. Prosiding https://doi.org/10.36232/jurnalpendidika
Pendidikan Dasar, 1(1), 135–142. ndasar.v5i1.2963
https://doi.org/10.34007/ppd.v1i1.181
Sinaga, D., Simanullang, M., eleazer Hutabalian, A.,
Nurcahyono, N. A., & Putra, J. D. (2022). & Tumanggor, E. R. (2023). Program
Hambatan guru matematika dalam Pertukaran Merdeka Belajar Dan
mengimplementasikan kurikulum merdeka Implementasi Kontribusi Sosial Terhadap
di sekolah dasar. Wacana Akademika: Masyarakat dan Mahasiswa. Innovative: Journal
Majalah Ilmiah Kependidikan, 6(3), 377–384. Of Social Science Research, 3(2), 3036–3041.
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/wa https://doi.org/10.31004/innovative.v3i2.684
canaakademika/article/view/13523
Supriani, Y., Supriyadi, A., Arifin, B. S., &
Priantini, D. A. M. M. O., Suarni, N. K., & Ruswandi, U. (2022). Islamic Education In
Adnyana, I. K. S. (2022). Analisis The Merdeka Belajar Curriculum. Edumaspul:
kurikulum merdeka dan platform merdeka Jurnal Pendidikan, 6(2), 2780–2787.
belajar untuk mewujudkan pendidikan yang https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i2.4
berkualitas. Jurnal Penjaminan Mutu, 8(2), 963
238–244.
https://doi.org/10.25078/jpm.v8i02.1386 Supriyadi, S., Lia, R. M., Rusilowati, A., Isnaeni,
W., Susilaningsih, E., & Suraji, S. (2022).
Qolbiyah, A. (2022). Implementasi Kurikulum Penyusunan Instrumen Asesmen
Merdeka dalam Pembelajaran Pendidikan Diagnostik untuk Persiapan Kurikulum
Agama Islam. Jurnal Penelitian Ilmu Merdeka. Journal of Community Empowerment,
Pendidikan Indonesia, 1(1), 44–48. 2(2), 67–73.
https://doi.org/10.31004/jpion.v1i1.15 https://doi.org/10.15294/jce.v2i2.61886
Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Suriati, A., Sundaygara, C., & Kurniawati, M.

67 | Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis


Fitrah: Journal of Islamic Education

(2021). Analisis Kemampuan Berpikir


Kritis Pada Siswa Kelas X Sma Islam
Kepanjen. Rainstek: Jurnal Terapan Sains &
Teknologi, 3(3), 176–185.
https://doi.org/10.21067/jtst.v3i3.6053
Suryaman, M. (2020). Orientasi Pengembangan
Kurikulum Merdeka Belajar. Seminar Nasional
Pendidikan Bahasa dan Sastra, 13–28.
https://ejournal.unib.ac.id/semiba/article/vi
ew/13357
Susilowati, E. (2022). Implementasi Kurikulum
Merdeka Belajar pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Al-Miskawaih:
Journal of Science Education, 1(1), 115–132.
https://doi.org/10.56436/mijose.v1i1.85
Vania Sasikirana, Y. T. H. (2017). Urgensi
Merdeka Belajar Di Era Revolusi Industri 4.0
dan Tantangan Society 5.0. 8(2), 1–
8https://dx.doi.org/10.24036/et.v8i2.1107
65.
Vhalery, R., Setyastanto, A. M., & Leksono, A.
W. (2022). Kurikulum Merdeka Belajar
Kampus Merdeka: Sebuah Kajian Literatur.
Research and Development Journal of Education,
8(1), 185.
https://doi.org/10.30998/rdje.v8i1.11718
Yunita, Y., Zainuri, A., Ibrahim, I., Zulfi, A., &
Mulyadi, M. (2023). Implementasi
Kurikulum Merdeka Belajar. Jambura Journal
of Educational Management, 4(1), 16–25.
https://doi.org/10.37411/jjem.v4i1.2122
Zulaiha, S., Meisin, M., & Meldina, T. (2022).
Problematika Guru dalam Menerapkan
Kurikulum Merdeka Belajar. Terampil: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 9(2), 163–177.
https://doi.org/10.24042/terampil.v9i2.13974

Syifaun Nadhiroh, Isa Anshori |68

You might also like