Professional Documents
Culture Documents
Implementasi Kurikulum Merdeka
Implementasi Kurikulum Merdeka
56
Fitrah: Journal of Islamic Education
Pendidikan Agama Islam memiliki peran tersebut, indikatornya merasa kesulitan saat
sangat penting dalam menjalankan kehidupan memahami materi yang disampaikan guru, sulit
sehari–hari. Pendidikan ini berfungsi untuk dalam mengajukan pertanyaan ataupun
membentuk dan membimbing karakter peserta menjawab pertanyaan guru. (Suriati et al., 2021)
didik agar menjadi pribadi yang bertaqwa, Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
berakhlak mulia, toleransi satu sama lain fokus kajian ini adalah : 1) implementasi
(Anshori, 2017). Pembelajaran Pendidikan kurikulum merdeka belajar dalam
Agama Islam melatih peserta didik berpikir pengembangan kemampuan berpikir kritis pada
kritis, terkait tentang Tuhan dan alam semesta, Pembelajaran pendidikan Agama Islam, 2)
sehingga peserta didik dapat dengan mudah kontribusi kurikulum merdeka belajar dalam
memahami materi yang diberikan oleh guru. pengembangan kemampuan berpikir kritis pada
Peserta didik dapat mengimplimentasikanya pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dan 3)
dalam kehidupan sehari–hari dengan baik dan Cara meningkatkan kemampuan berpikir kritis
benar (Nurcahyono & Putra, 2022). pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Masalah utama yang dihadapi dalam Penelitian tersebut diharapkan memberikan
mengimplimentasikan kurikulum merdeka kontribusi pada kepala sekolah yakni menjadi
belajar adalah pengembangan kemampuan dasar dalam pengembangan kualitas
berpikir kritis yang masih relatif rendah. pembelajaran, dan bagi guru pendidikan agama
Permasalahan ini terjadi karena literasi yang Islam sebagai dasar dalam meningkatkan
minim, pasif, motivasi yang rendah, serta kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
peserta didik masih belum terlatih dalam siswa, dan bagi siswa untuk meningkatkan
menganalisis ataupun memecahkan kemampuan berpikir kritis siswa.
permasalahan secara objektif . (Lutfiana, 2022) Penelitian tentang hal ini memiliki
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh distingsi dengan penelitian lain, di antara
Arista Suriati, dkk menemukan, kemampuan penelitian yang relevan dengan penelitian ini
berpikir kritis yang tinggi akan menjadikan siswa yakni implementasi kurikulum merdeka belajar
mampu memecahkan masalah secara efisien dan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam
mampu meningkatkan potensi dalam dirinya, (Khusni et al., 2022; Qolbiyah, 2022; Susilowati,
sehingga bisa mencapai tujuan pendidikan. 2022), problematika penerapan kurikulum
Indikator peningkatan kemampuan berpikir merdeka belajar (Achmad et al., 2022; Sabriadi
kritis diantaranya yaitu interpretasi, analisis, & Wakia, 2021; Zulaiha et al., 2022), penilaian
evaluasi, eksplanasi dan regulasi diri. Kenyataan pembelajaran menggunakan kurikulum merdeka
di berbagai kelas, peserta didik belum belajar (Achmad et al., 2022; Firdaus et al.,
sepenuhnya memiliki kemampuan berpikir kritis 2022; Nasution, 2022; Supriyadi et al., 2022),
berbeda dengan penelitian ini yang fokusnya industri, dan masyarakat. Sebab tanpa kolaborasi
pada hal yang memang belum banyak diteliti, dari semuanya tidak dapat mewujudkan apa yang
yakni tentang merdeka belajar dalam kaitannya dicita-citakan tersebut. Perubahan tidak dapat
dengan peningkatan kemampuan berpikir kritis. dilakukan satu orang atau satu pihak semata,
Kajian penelitian ini memang masih sangat melainkan semua pihak. (Darise, 2021).
jarang diteliti, namun bukan berarti kajian ini Merdeka belajar mendukung banyak
menjadi tidak penting, kajian ini menjadi inovasi dalam dunia pendidikan, terutama
penting karena implementasi kurikulum ini kemajuan berbagai lembaga pendidikan
masih sangat baru dalam hal pelaksanaanya termasuk sekolah ataupun madrasah, dengan
sehingga memang perlu untuk dikembangkan membentuk pula kompetensi guru. Guru
dalam pelaksanaanya. penggerak yang merdeka dalam mengajar tahu
akan kebutuhan murid-muridnya sesuai
KAJIAN TEORI lingkungan dan budaya siswa tersebut.
Merdeka Belajar merupakan suatu (Rahmadayanti & Hartoyo, 2022). Mengingat
pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan Indonesia memiliki banyak suku, adat istiadat
mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati. dan budaya, tata Krama dan etika pada suatu
Hal ini dilakukan supaya para siswa bisa daerah tentunya berbeda. Justru perbedaan yang
mengoptimalkan bakatnya dan bisa memberikan ada membuat kita saling kenal mengenal, dan
sumbangan yang paling baik dalam berkarya bagi menjadi bangsa makmur dengan menghargai
bangsa. Merdeka belajar sebagai sahutan perbedaan yang ada, gotong royong yang sudah
terhadap kondisi dan tuntutan kebutuhan belajar menjadi warisan terpuji leluhur secara turun-
di era abad ke-21. Dimana dunia memasuki temurun. Nilai pancasila dan yang tertuang
revolusi industri 4.0. dan disrupsi, sehinggaa dalam Bhinneka Tunggal Ika dari kitab kakawin
tutuntan untuk menghadapi hal tersebut juga Sutasoma wajib menjadi nilai yang dipegang
tidak dapat ditawar lagi. (Kementerian bersama oleh seluruh masyarakat Indonesia
Pendidikan dan Kebudayaan, 2020; Kurniawan termasuk para pelajar. (Vania Sasikirana, 2017).
et al., 2020; Rahayu et al., 2022). Peran guru sebagai seorang pendidik
Nadiem Makarim mengatakan bahwa yang ditugaskan untuk mendidik, mengajar,
Merdeka Belajar merupakan konsep mengarahkan, melatih, menilai, dan
pengembangan pendidikan di mana seluruh mengevaluasi peserta didik, oleh karena itu guru
pemangku kepentingan diharapkan menjadi agen harus mampu mengidentifikasi bakat setiap
perubahan (agent of change. (Arifin et al., 2021). siswanya supaya dapat memberikan pengarahan
Para pemangku kepentingan tersebut meliputi dan mengembangkannya sesuai dengan bakat
keluarga, guru, institusi pendidikan, dunia dan minat yang dimiliki. Setiap anak memiliki
bakat dan kepribadian yang berbeda, sehingga informasi yang diterima maupun dalam
mendidik anak merupakan hal yang menarik dan menyelesaikan suatu masalah. Critical thinking
unik. (Supriani et al., 2022). juga bisa diartikan sebagai berpikir untuk
Sesuai dengan arahan Presiden RI Joko mencari suatu kebenaran terhadap informasi
Widodo untuk membentuk sumber daya yang diterima atau dalam menyelesaikan
manusia yang maju dalam rangka Indonesia masalah. Sederhananya, critical thinking
emas 2024, maka diperlukan SDM yang merupakan kemampuan berpikir dengan rasional
mumpuni dalam bidang pendidikan. SDA dan melihat suatu permasalahan secara objektif
Manusia unggul, beretika, bermoral, menguasai sehingga hasil yang akan diperoleh tidak bias dan
bidang keilmuan. Sesuai dengan bakat dan minat pastinya sesuai dengan kenyataan yang
yang ada pada pribadi masing-masing manusia ada. Adapun cara seseorang untuk berpikir
Indonesia yang beragam, terutama pada berbagai kritis adalah sebagai berikut: selalu berpikir
disiplin ilmu termasuk sains, teknologi, seni dan secara tenang seluruh kemungkinan yang terjadi,
bahasa. (Hartanto et al., 2021). selalu berpikir dengan kepala dingin tanpa
Merdeka belajar tidak hanya berperan emosi, mendahulukan logika ketimbang emosi,
untuk meningkatkan minat belajar siswa semata, memahami masalah, melakukan analisis dan
akan tetapi lebih dari itu merdeka belajar mampu evaluasi hasilnya, setelah itu, baru mengambil
memberikan kesempatan kepada siswa untuk keputusan atas tindakan. (Lubis et al., 2019;
berpikir kritis. Alasannya karena pemberian Santoso et al., 2023).
kebebasan belajar kepada guru dan peserta didik Salah satu cara melatih anak berpikir
secara tidk langsung membuka cakrawala kritis adalah dengan mendorong anak untuk
mereka. Kemampuan berpikir kritis menjadi hal lebih banyak bertanya. Selain itu berikan pula
yang sangat urgen untuk di masa kini, sebab timbal balik seperti berikut pertanyaan terbuka
tuntuntan kompetitif dan persaingaan yang pada anak. Kemudian juga sebisa mungkin
tinggi membuat peserta didik harus peka dan kurangi memberi jawaban langsung kepada anak
tanggap menghadapi semua permasalahan masa jika anak bertanya.(Firdausi et al., 2021). Dengan
kini. demikian pola berpikir anak bisa menjadi lebih
Berpikir kritis merupakan suatu kritis. Sama juga halnya dengan Kurikulum
kemampuan untuk berpikir secara rasional dan Merdeka, dengan memberikan anak tugas untuk
tertata yang bertujuan untuk memahami mempresentasikan di depan kelas maka secara
hubungan antara ide dan atau fakta. Pengertian otomatis otak anak akan terlatih untuk berpikir
berpikir kritis berikutnya adalah kemampuan sendiri secara kritis, kreatif, dan mandiri. Hal ini
berpikir yang kompleks dengan menggunakan terkait dengan tujuan awal Kurikulum Merdeka
proses analisis dan juga evaluasi terhadap suatu adalah mencerdaskan anak bangsa supaya dapat
menjadi pribadi yang mandiri kelak. Kurikulum Muhammadiyah 1 Sidoarjo, dilaksanakan pada
Merdeka ini tentunya berbeda dari kurikulum- bulan Desember 2022 hingga Februari 2023.
kurikulum sebelumnya. Anak-anak sekarang ini Jenis data yang dihimpun adalah data
secara tidak langsung diajarkan untuk belajar kualitatif terkait implementasi kurikulum
mandiri oleh guru di sekolah. Sistem belajarnya merdeka belajar dalam pengembangan
pun berbeda. (Bahar & Sundi, 2020). Zaman kemampuan berpikir kritis pada Pembelajaran
dahulu guru mengajar di sekolah dengan Pendidikan Agama Islam, kontribusi kurikulum
menjelaskan secara rinci tentang materi mata merdeka belajar dalam pengembangan
pelajaran, lalu setelah selesai menjelaskan pada kemampuan berpikir kritis pada Pembelajaran
bab tersebut siswa diminta untuk mengerjakan Pendidikan Agama Islam, dan cara untuk
tugas yang ada di buku paket atau pun lembar meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada
kerja siswa (LKS). Berbeda dengan kurikulum pembelajaran Pendidikan Agama Islam; dan
Merdeka ini, karena dengan kurikulum ini guru kuantitatif berupa dokumen nilai sebagian bukti
hanya menjelaskan materi secara singkat, lalu peserta didik memiliki kemampuan berpikir
meminta anak untuk berpikir kritis baik secara kritis dalam implementasi kurikulum merdeka
individu ataupun kelompok tentang materi yang belajar pada pembelajaran pendidikan agama
telah dipelajari. (Priantini et al., 2022; Yunita et Islam. Berbagai data tersebut bersumber dari
al., 2023). data primer da sekunder. Data sekunder berasal
dari sumber lain seperti jurnal, buku, artikel dan
METODE PENELITIAN dokumentasi.
Metode yang digunakan dalam Teknik pengumpulan data menggunakan
penelitian ini adalah kualitatif dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
pendekatan femonologi. Alasan penggunaanya Observasi dilakukan dengan mengamati
karena memang saat ini merdeka belajar menjadi pembelajaran yang berlangsung dengan
fenomena yang sangat trend dan menjadi menggunakan kurikulum merdeka belajar
flatporm yang dikedepankan oleh Kementerian disamping itu juga pengamatan terdapap strategi
Pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk pembelajaran yang digunakan guru dalam
mendapatkan sebuah informasi dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
menganalisinya lebih dalam untuk memahami Wawancara dilakukan untuk mendapatkan ata
implementasi kurikulum merdeka dalam tentang implementasi, dan hambatan yang
pengembangan berpikir kritis pada dihadapi guru dalam penerapan kurikulum
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Subjek merdeka belajar. Sedangkan studi dokumentasi
penelitiannya adalah guru pendidikan agama digunakan untuk menganalisis dokumen yang
Islam dan siswa kelas 8 yang berjumlah 20 siswa berkaitan dengan kurikulum merdeka belajar,
dan juga didukung oleh Kepala Sekolah SMP
dan perangkat pembelajaran serta hasil belajar didik, melaksanakan proses pembelajaran yang
siswa. Dalam hal ini termasuklah silabus, beragam, dilakukan secara menyenangkan,
rencana pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar dilakukan di dalam maupun di luar kelas.
dan materi pembelajaran, serta penilaian hasil Pembelajaran berbasis Project, menguatkan
belajar siswa. Teknik analisis data menggunakan kompetensi, serta mendorong peserta didik
reduksi data, display data dan mengambil untuk mendalami sebuah konsep. Guru
kesimpulan. Untuk mengecek keabsahan data menyediakan media atau aplikasi canva, yang
menggunakan triangulasi ke subjek penelitian sering digunakan oleh peserta didik untuk
dan diskusi dengan ahli. membuat sebuah project, sehingga menambah
kreativitas peserta didik. Femonena ini terlihat
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ketika guru memberikan materi pelajaran,
Kurikulum Merdeka Belajar telah diantaranya tentang ulul azmi.
diterapkan dalam Pembelajaran Pendidikan Sebelum melakukan pembelajaran, guru
Agama Islam di SMP Muhammadiyah Sidoarjo mereview ataupun mengingatkan kembali materi
sejak tahun pelajaran 2022/2023, baru dimulai di yang telah dibahas di minggu lalu dan
kelas 7. Banyak kendala yang dihadapi sehingga mengekaitkan materi kemarin dengan materi
belum sepenuhnya bisa menunjukkan hasil yang yang akan dibahas setelah itu, pendidik
membanggakan bagi pengembangan kemampuan memberikan arahan kepada peserta didik untuk
berpikir kritis peserta didik. Sebagaimana yang mempelajari materi salah satunya yaitu tentang
telah dijelaskan pada bagian pendahuluan bahwa ulul azmi, kemudian peserta didik diberikan
penelitian ini akan membahas tentang waktu untuk bertanya dan aktif untuk
pengimplementasian merdeka belajar di SMP mengkritisi materi yang dibahas. Dari pertanyaan
Muhammadiyah Sidoarjo sejak tahun pelajaran peserta didik tersebut bisa diberikan peserta didik
2022/2023 dalam kaitannya dengan peningkatan untuk menjawab dan pendidik bisa
kemampuan berpikir kritis. Adapun temuan menambahkan jawaban untuk memperkuat
penelitiannya dijelaskan berikut. sekaligus menilai kemampuan peserta didik
Setelah itu pendidik memberikan tugas kepada
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
peserta didik untuk membuat proyek di canva.
dalam mengembangkan kemampuan
Peserta didik diberi keleluasaan untuk berkreasi,
berpikir kritis
mengembangkan kreativitas atau potensi yang
SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo
dimiliki. Hasil pekerjaan siswa berupa project
mengimplementasikan kurikulum merdeka
diaplikasi canva dinilai oleh pendidik. Hasil
belajar pada pembelajaran Pendidikan Agama
penilaian ini dijadikan dasar bagi guru untuk
Islam. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan
suatu kurikulum yang berpusat kepada peserta
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dengan kurikulum merdeka, bahan ajar untuk
terhadap pengembangan kemampuan berpikir peserta didik, membuka ruang bagi peserta didik
kritis peserta didik. Sebagian kecil memang untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan
awalnya masih ada siswa yang kemampuan dan kurikulum merdeka memberikan pengalaman
berpikir kritisnya belum terlihat. Selama proses baru bagi pendidik untuk mengolah kelas ataupun
pembelajaran Pendidikan Agama Islam masih ada saat proses pembelajaran agar lebih
siswa yang cenderung diam, keingintahuannya menyenangkan dengan memberikan materi yang
kurang, dan tidak percaya diri dalam representative sehingga secara tidak langsung
semuanya itu bisa ditangani oleh guru melalui mengajar, serta peserta didik mendapatkan
berbagai pendekatan, strategi, metode dan Teknik kebebasan dalam belajar dengan adanya
pembelajaran yang menarik, serta menggunakan kurikulum merdeka sehingga tidak hanya berpacu
berbagai media pembelajaran yang inovatif. pada buku saja, melainkan dengan internet dengan
Melaui cara tersebut semangat belajar siswa berita yang up to date dan juga dengan ekspetasi
tumbuh, siswa menjadi lebih kreatif, berpikir kritis ataupun realita di kehidupan sehari-hari dan juga
dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. dengan adanya kurikulum merdeka peserta didik
dengan pencapaian – pencapaian ataupun tujuan, kemampuan berpikir kritis di bawah pengawasan
kemampuan berpikir kritis, karena dengan adanya pembelajaran dan lebih matang untuk berpikir
kemampuan berpikir kritis peserta didik dapat serta lebih bijak dalam mengambil suatu
menganalisis, menalar, menilai dan mengambil keputusan. (Hasanah & Haryadi, 2022; Sinaga et
atau pemecahan masalah yang tepat. Penerapkan Kritis Pada Pembelajaran Pendidikan
kontribusi yang baru bagi peserta didik untuk Cara untuk meningkatkan kemampuan
agama Islam yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas
pembelajaran yang bervariasi, tidak monoton, VIII di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo
tidak terpusat pada guru atau hanya fokus meningkat. Peningkatan ini bisa terlihat dari
dengan media buku ataupun Lembar Kerja Siswa perbandingan kemampuan daya kritis siswa
(LKS). Untuk itu guru harus selalu meningkatkan ketika menggunakan kurikulum 2013 dan
kemampuan mengajar dengan metode dan kurikulum merdeka sebagai berikut :
model pembelajaran yang bervariasi, di Tabel 1. Perbandingan Kemampuan berpikir
antaranya yaitu problem based learning, project based kritis siswa antara kurikulm 2013 dengan
learning, inquiry learning, dan discovery learning. kurikulum merdeka di SMP Muhammadiyah 1
Selain itu juga melakukan pembaharuan Sidoarjo
kurikulum yang memberikan arah atau pedoman
bagi pendidik untuk melakukan pembelajaran No Skor Kemampuan K-13 KMB
yang menarik bagi peserta didik. Penerapan Berpikir Kritis
strategi pembelajaran yang bervariasi ini memang 1 Nilai Tertinggi 87 90
menjadi keharusan dalam peningkatan minat 2 Nilai terendah 82 85
sekaligus kemampuan berpikir kritis siswa. Sebab 3 Rata-rata 84 88
strategi pembelajaran memiliki orientasi yang
berbeda-beda dalam pencapaian tujuannya. Berdasarkan hasil penilaian peserta didik
Strategi pembelajaran yang berorientasi pada kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo diatas
kognitif tentu mengarahkan siswa pada menunjukan bahwasanya kemampuan daya kritis
Guru pendidikan agama Islam di SMP kurikulum merdeka diterapkan nilai rata-ratanya
Muhammadiyah 1 Sidoarjo, selalu berupaya yaitu 84, setelah pemakaian kurikulum merdeka
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis nilai rata-ratanya naik menjadi yaitu 88. Dengan
siswa lewat penerapan merdeka belajar kampus demikian, penerapan kurikulum merdeka
merdeka. Sebab menurut penuturan guru bahwa, memberikan konstribusi bagi peningkatan
kurikulum merdeka erat kaitannya dengan kemampuan berpikir kritis bagi peserta didik
Belajar Bagi Peserta Didik. Tarbawi: Jurnal Hernawan, A. H., & Prihantini, P. (2022).
Ilmu Pendidikan, 16(1), 104–109. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
di Sekolah Penggerak. Jurnal Basicedu, 6(4),
Lubis, R. R., Irwanto, I., & Harahap, M. Y. 6313–6319.
(2019). Increasing Learning Outcomes and https://dx.doi.org/10.31004/basicedu.v6i4
Ability Critical Thinking of Students .3237
Through Application Problem Based
Learning Strategies. International Journal for Rahmadayanti, D., & Hartoyo, A. (2022). Potret
Educational and Vocational Studies, 1(6), 524– Kurikulum Merdeka, Wujud Merdeka Belajar di
527. Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(4), 7174–7187.
https://dx.doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.343
Lutfiana, D. (2022). Penerapan kurikulum merdeka 1
dalam pembelajaran matematika SMK
Diponegoro Banyuputih. Vocational: Jurnal Sabriadi, H., & Wakia, N. (2021). Problematika
Inovasi Pendidikan Kejuruan, 2(4), 310–319. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
https://doi.org/10.51878/vocational.v2i4.175 di Perguruan Tinggi. Adaara: Jurnal
2 Manajemen Pendidikan Islam, 11(2), 175–184.
http://dx.doi.org/10.30641/dejure.2017.V
Muslim, A. (2022). Landasan Filsafat Idealisme 17.445-461
dan Implementasi Kurikulum Merdeka
Belajar. JETISH: Journal of Education Santoso, B., Triono, M., & Zulkifli, Z. (2023).
Technology Information Social Sciences and Tantangan Pendidikan Islam Menuju Era
Health, 1(1), 34–40. Society 5.0: Urgensi Pengembangan
https://doi.org/10.57235/jetish.v1i1.35 Berpikir Kritis dalam Pembelajaran PAI di
Sekolah Dasar. Jurnal Papeda: Jurnal
Nasution, S. W. (2022). Asesment Kurikulum Publikasi Pendidikan Dasar, 5(1), 54–61.
Merdeka Belajar di Sekolah Dasar. Prosiding https://doi.org/10.36232/jurnalpendidika
Pendidikan Dasar, 1(1), 135–142. ndasar.v5i1.2963
https://doi.org/10.34007/ppd.v1i1.181
Sinaga, D., Simanullang, M., eleazer Hutabalian, A.,
Nurcahyono, N. A., & Putra, J. D. (2022). & Tumanggor, E. R. (2023). Program
Hambatan guru matematika dalam Pertukaran Merdeka Belajar Dan
mengimplementasikan kurikulum merdeka Implementasi Kontribusi Sosial Terhadap
di sekolah dasar. Wacana Akademika: Masyarakat dan Mahasiswa. Innovative: Journal
Majalah Ilmiah Kependidikan, 6(3), 377–384. Of Social Science Research, 3(2), 3036–3041.
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/wa https://doi.org/10.31004/innovative.v3i2.684
canaakademika/article/view/13523
Supriani, Y., Supriyadi, A., Arifin, B. S., &
Priantini, D. A. M. M. O., Suarni, N. K., & Ruswandi, U. (2022). Islamic Education In
Adnyana, I. K. S. (2022). Analisis The Merdeka Belajar Curriculum. Edumaspul:
kurikulum merdeka dan platform merdeka Jurnal Pendidikan, 6(2), 2780–2787.
belajar untuk mewujudkan pendidikan yang https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i2.4
berkualitas. Jurnal Penjaminan Mutu, 8(2), 963
238–244.
https://doi.org/10.25078/jpm.v8i02.1386 Supriyadi, S., Lia, R. M., Rusilowati, A., Isnaeni,
W., Susilaningsih, E., & Suraji, S. (2022).
Qolbiyah, A. (2022). Implementasi Kurikulum Penyusunan Instrumen Asesmen
Merdeka dalam Pembelajaran Pendidikan Diagnostik untuk Persiapan Kurikulum
Agama Islam. Jurnal Penelitian Ilmu Merdeka. Journal of Community Empowerment,
Pendidikan Indonesia, 1(1), 44–48. 2(2), 67–73.
https://doi.org/10.31004/jpion.v1i1.15 https://doi.org/10.15294/jce.v2i2.61886
Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Suriati, A., Sundaygara, C., & Kurniawati, M.