Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Lambda: Jurnal Pendidikan MIPA dan Aplikasinya April 2023. Vol. 3, No.

1
Lembaga “Bale Literasi” e-ISSN: 2809-4409
http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/kpj/index pp. 44-50
DOI: https://doi.org/10.58218/lambda.v3i1.548

Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik Pada Materi Fluida Statis


Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL)

1
Dewi Fitriana, 2Nurul Septiana, 3Nur Inayah Syar
1,2,3
Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA, IAIN Palangka Raya, Indonesia
Email Koresponden : dewifitriana6299@gmail.com

Article Info Abstract


Article History Students' Creative Thinking Ability in Static Fluid Material Using Problem Based
Received: 12 April 2023 Learning (PBL) Model. This research is based on the results of initial observations
Revised: 20 April 2023 and interviews, it was found that students were less enthusiastic about physics
Published: 30 April 2023 lessons. The learning process that occurs in the teacher's classroom is more
Keywords dominant than the students. This causes students to be less motivated to be more
Problem Based Model active in the learning process and less involved in the learning process. In addition,
(PBL), Creative Thinking the results of interviews with students who were only presented with practice
Ability, Static Fluids questions and more listening to material explanations could lead to a lack of
interaction between teachers and students in the learning process. The teacher also
has never applied a problem-based learning model when teaching static fluid
material. This study aims to describe students' creative thinking skills in static fluid
material using the Problem Based Learning (PBL) model at SMAN 2 Kuala
Pemburan. This research uses the type of experimental research. The research was
carried out in class XI MIPA SMAN 2 Kuala Pemburan in the odd semester which
was conducted in July on the subject matter of Static Fluids for the 2021/2022
teachings. The instruments used are in the form of test questions about creative
thinking skills, lesson plans (RPP), student worksheets, and observation sheets. The
population used was students of class XI MIPA at SMAN 2 Kuala Pembuang.
Informasi Artikel Abstrak
Sejarah Artikel Penelitian ini didasarkan pada hasil observasi awal dan wawancara ditemukan bahwa
Diterima: 12 April 2023 peserta didik kurang antusias terhadap pelajaran fisika. Proses pembelajaran yang
Direvisi: 20 April 2023 terjadi di dalam kelas guru lebih dominan dari peserta didik. Hal ini menyebabkan
Dipublikasi: 30 April 2023 peserta didik kurang termotivasi untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan
Kata kunci kurang terlibatnya peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, hasil
Model Berbasis Masalah wawancara Peserta didik yang hanya disajikan latihan soal dan penjelasan materi
(PBL), Kemampuan Berpikir lebih banyak mendengarkan dapat menyebabkan kurangnya interaksi antara guru dan
Kreatif, Fluida Statis peserta didik dalam proses pembelajaran. Pengajar juga belum pernah menerapkan
model pembelajaran berbasis masalah ketika mengajarkan materi fluida statis.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan mengenai kemampuan berpikir kreatif
peserta didik pada materi fluida statis menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBL) di SMAN 2 Kuala Pembuang. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian eksperimen. Penelitian dilaksanakan di kelas XI MIPA SMAN 2 Kuala
Pembuang pada semester ganjil yang dilakukan ada bulan juli pada pokok materi
Fluida Statis ajaran 2021/2022. Instrumen yang digunakan adalah berupa soal tes
tentang kemampuan berpikir kreatif, Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
Lembar Kerja Peserta Didik, serta lembar observasi. Populasi yang digunakan adalah
peserta didik kelas XI MIPA di SMAN 2 Kuala Pembuang.
Sitasi: Fitriana, D., Septiana, N., & Syar, N. I. (2023). Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik Pada Materi Fluida
Statis Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL). Lambda: Jurnal Pendidikan MIPA dan Aplikasinya,
3(1), 44-50.

PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan proses membantu peserta didik untuk memperoleh informasi, ide,
kemampuan, nilai, cara berpikir, dan cara-cara belajar. Proses pembelajaran harus benar-benar
memperhatikan keterlibatan peserta didik. Oleh karenanya, pembelajaran yang berlangsung di kelas
Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, April 2023. Vol. 3, No.1 | |44
Dewi Fitriana, dkk. Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta………..

tidak lagi berlangsung satu arah yaitu penyampaiaan informasi dari guru kepada peserta didik,
melainkan berlangsung dua arah, peserta didik juga terlibat aktif dalam mengkonstuksikan
pemahamannya sendiri tentang materi secara mendalam. Dengan mengkonstruksikan
pemahamannya sendiri, proses pembelajaran yang di alami peserta didik akan lebih bermakna (N
Nurdyansyah & Fahyuni, 2016).
Proses belajar diharapkan menghasilkan perubahan prilaku meliputi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Aspek kognitif meliputi kemampuan berpikir peserta didik, baik kemampuan
berpikir tingkat dasar maupun kemampuan berpikir tingkat tinggi. Salah satu kemampuan tingkat
tinggi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan adalah kemampuan berpikir
kreatif (Rustaman, 2011).
Keinginan dan dorongan untuk belajar berasal dari dorongan internal dan eksternal pada
peserta didik. Kebanyakan dari peserta didik menganggap fisika sulit dengan menganggap fisika
mempunyai banyak rumus yang perlu dimengerti dan diingat didukung dengan penyampaian materi
yang dilakukan dengan pembahasan soal-soal dan penjabaran rumus. Akibatnya sedikit dari peserta
didik memperhatikan materi fisika yang diajarkan. Seseorang dapat berhasil dalam belajar kalau
pada dirinya sendiri ada keinginan serta dorongan untuk lebih giat belajar (Uswatun, 2020).
Penggunaan model pembelajaran yang tepat untuk melibatkan peserta didik secara langsung
seperti penggunaan model PBL yang digunakan untuk menambah keaktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran dan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam
belajar (Maysyaroh & Dwikoranto, 2021).
Model PBL merupakan model pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan
menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan,
serta membuka dialog (Putri & Wardani, 2021).
Permasalahan yang dikaji hendaknya permasalahan kontekstual yang ditemukan oleh
peserta didik dalam kehidupan sehari – hari. Permasalahan harus dipecahkan dengan menerapkan
beberapa konsep dan prinsip yang secara simultan dipelajari dan mencangkup dalam kurikulum
mata pelajaran (Sani, 2014).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti di sekolah SMAN 2 Kuala Pembuang,
beliau mengatakan belum pernah menggunakan model PBL dalam pembelajaran pada materi Fluida
Statis, “selama mengajar pembelajaran fisika terutama pada materi fluida statis ini saya belum
pernah menggunakan model pembelajaran PBL”. Peserta didik hanya disajikan latihan dan
penjelasan materi, sehingga peserta didik lebih banyak mendengarkan guru yang memaparkan
materi. Selain itu, observasi awal yang telah dilakukan di sekolah, ditemukan bahwa peserta didik
kurang antusias terhadap pelajaran fisika. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas guru
lebih dominan dari peserta didik. Hal ini menyebabkan peserta didik kurang termotivasi untuk lebih
aktif dalam proses pembelajaran dan kurang terlibatnya peserta didik dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan dari aktivitas-aktivitas peserta didik diatas, dengan demikian
perlu dilakukannya analisis mengenai keterampilan berpikir kreatif yang dimiliki peserta didik
sehingga dapat memberikan informasi data status pencapaian tingkat keterampilan berpikir kreatif
peserta didik dengan indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu keterampilan berpikir
lancar, berpikir luwes, berpikir orisini, dan memerinci (elaborasi) (Maharani, 2017)..
Penggunaan model pembelajaran yang tepat untuk melibatkan peserta didik secara langsung
seperti penggunaan model PBL yang digunakan untuk menambah keaktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran dan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam
belajar (Yunitasari & Hardini, 2021).
Selain itu, alternatif untuk menyelesaikan masalah rendahnya kemampuan berpikir kreatif
peserta didik pada pembelajaran Fisika yaitu diperlukan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Model pembelajaran yang diharapkan
sesuai dengan masalah di atas adalah PBL. Karena dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah ini peserta didik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, menumbuhkan

Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, April 2023. Vol. 3, No.1 | |45
Dewi Fitriana, dkk. Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta………..

inisiatif peserta didik dalam belajar, memotivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan
hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok (Ngalimun, 2013).
Berdasarkan permasalahan yang diungkap diatas, maka perlu diadakan suatu penelitian
untuk mendalami mengenai kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada materi fluida statis
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) di SMAN 2 Kuala Pembuang.

METODE
Jenis Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Peneliti ini menggunakan
penelitian quasi experimen menurut Prasetyo penelitian ini hampir mirip dengan jenis penelitian
eksperimen.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIPA SMAN 2 Kuala Pembuang yang beralamat di
Jl. Sulawesi No 76, Kecamatan Pahandut, Kelurahan Palangka Raya tahun pelajaran 2021/2022
semester ganjil setelah seminar proposal dilaksanakan. Tepatnya pada bulan Juli 2022.
Subjek dalam Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pemilihan sampel dilakukan
dengan metode purposive sampling berdasarkan pertimbangan judgement sampling. Menurut
Indriantoro (2002) metode purposive sampling berdasarkan pertimbangan judgement sampling
adalah tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan
pertimbangan tertentu umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Kelas uji coba
sampel yang terpilih adalah kelas XI-IPA-1 dan kelas XI-IPA-2 sebagai sampel penelitian yang
akan diterapkan model pembelajaran PBL.
Prosedur
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian penelitian eksperimen. Peneliti
menggunakan penelitian eksperimen karena peneliti mencari pengaruh perlakuan (Treatment)
tertentu. Peneliti ini menggunakan penelitian quasi experimen menurut Prasetyo penelitian ini
hampir mirip dengan jenis penelitian eksperimen klasik namun lebih membantu peneliti untuk
melihat hubungan kasual dari berbagai macam situasi yang ada yang disebut kuasi adalah berbagai
macam atau variasi dari penelitian klasik.
Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa soal tes tentang kemampuan berpikir kreatif,
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik, serta lembar observasi.
Teknik Analisis Data
Teknik penganalisisan data yang digunakan yaitu menggunakan angka dalam bentuk skor.
Pengubahan skor menjadi nilai tes kemampuan berfikir kreatif peserta didik menggunakan rumus
standar mutlak yakni sebagai berikut (Supriadi, 2011)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Maksud skor perolehan (skor dicapai) adalah jumlah total perolehan skor yang didapat dari
hasil tes nilai kemampuan berfikr kreatif dan hasil tes kemampuan pemecahan masalah. Sedangkan
skor maksimum ideal adalah total skor dari semua jawaban tes.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Jika dilihat dari perolehan hasil dari data yang didapatkan persentase dari respons peserta didik
terhadap media pembelajaran majalah fisika terintegrasi Islam pada pembelajaran khususnya fisika,
dapat disajikan pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1 Hasil Analisis Kegiatan Peserta Didik Mengguanakan Model PBL Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Peserta Didik Pada Materi Fluida Statis

Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, April 2023. Vol. 3, No.1 | |46
Dewi Fitriana, dkk. Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta………..

No. Pernyataan Presentase Rata-


RPP 1 RPP 2 RPP 3 rata
1 Mendengarkan atau memperhatikan 73.9 75 81.2 76.7
guru.
2 Menjawab pertanyaan dari guru. 70.8 77.1 80.2 76.0
3 Memahami materi yang diajukan oleh 71.9 76.0 84.4 77.4
guru.
4 Menjelaskan materi yang berkaitan
dengan materi yang telah dipelajari 69.8 72.9 74.1 72.2
pertemuan lalu.
5 Memeperhatikan gambar dengan 70.8 75 75 73.6
seksama
6 Membaca dan mempelajari LKPD 71.9 76.0 77.1 75
7 Menuliskan jawaban LKPD 70.8 75 78.1 74.6
8 Melakukan percobaan ata dasar 71.8 77.1 77.1 75.3
penemuan
9 Berdiskusi dengan teman satu
70.8 75 77.1 74.3
kelompok
10 Mengumpulkan data berdasarkan 69.8 76.0 75 73.6
percobaan dengan LKPD
11 Perwakilan kelompok
69.8 79.2 77.1 75.4
mempresentasikan hasil percobaan
12 Menyimpulkan hasil percobaan 70.8 80.2 75 75.3
13 Memberikan kontribusi atau ide-ide 75 87.5 82.2 81.6
Rata-rata 71.4 77.1 78.1 75.5
Sumber: Hasil penelitian 2022
Tabel diatas menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran peserta didik menggunakan model
PBL terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik secara keseluruhan didapat presentase rata-
rata penilaiaan sebesar 75,5%. Data ini membuktikan bahwa kegiatan peserta didik dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model PBLterhadap kemampuan berpikir kreatif
peserta didik termasuk dalam kategori baik yang berarti terdapat peningkatan kegiatan atau aktivitas
peserta didik setelah menggunakan model PBL.
Rata-rata kegiatan peserta didik pada RPP I sudah tergolong kategori baik yaitu sebesar 71.1
% dan pada RPP II terjadi peningkatan rata-rata lebih tinggi dari pada RPP I yaitu sebesar 77.1
dengan kategori baik. RPP III terjadi peningkatan rata-rata lebih tinggi dari RPP II dengan kategori
baik yaitu sebesar 78.1%. Dari 13 indikator terdapat beberapa indikator pada tiap aspek yang sudah
memenuhi kategori sangat baik yaitu insikator pada aspek 1, aspek 2, aspek 3, dan aspek 13. Hal
ini dikarenakan peserta didik sudah terbiasa dan berusaha fokus pada tiap pertemuan sehingga
kegiatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru dapat berjalan dengan semestinya.
Nilai rata-rata kegiatan peserta didik yang diamati pada tiga pertemuan. Mayoritas kegiatan
peserta didik berada pada kategori aktif yaitu pada pertemuan satu, dua, dan tiga dengan nilai rata-
rata kegiatan peserta didik berturut-turut sebesar 71.4% 77.1 % dan 78.1 %. Hal ini menunjukan
terdapat peningkatan kegiatan peserta didik dengan menerapkan model Pbl terhadap kemampuan
berpikir kreatif peserta didik. Nilai rata-rata aspek kegiatan peserta didik yang diamati pada tiga
pertemuan mulai dari RPP I, RPP II, dan RPP III. Mayoritas aspek kegiatan peserta didik berturut-
turut sebesar 76,7%, 76,0%, 77,4%, 72,3%, 73,6%, 75%, 74,6%, 75,3%, 74,3%, 73,6%, 75,4%,
75,4%, dan 81,6%. Kegiatan peserta didik terendan terjadi pada aspek 4 yakni peserta didik
Menjelaskan materi yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari pertemuan lalu, dengan nilai

Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, April 2023. Vol. 3, No.1 | |47
Dewi Fitriana, dkk. Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta………..

72,3% dan kegiatan peserta didik tertinggi terjadi pada aspek 13 yakni peserta didik Memberikan
kontribusi atau ide-ide degan nilai 81,6%.
Selain itu, tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik di ukur dengan menggunakan soal tes
berbentuk essay. Soal essay yang digunakan ini telah melalui uji validasi oleh dosen ahli dan juga
melalui perhitungan validitas sebelum dipakai untuk mengambil data penelitian. Tes essay yang
digunakan adalah 8 butir soal. Tes dilakukan dengan membandingkan tes sebelum pretest dan
sesudah Posttest mengikuti pembelajaran fisika pada materi Fluida Statis dengan menerapkan
model PBL.
Tabel 2 Rekapitulasi nilai pretest dan posttest Kemampuan berpikir kreatif

NO Responden Pretest Posttest Kategori


1 AK 57 70 Kreatif
2 AMU 50 68 Kreatif
3 AAS 63 70 Kreatif
4 BM 60 62 Kreatif
5 BM 64 75 Kreatif
6 DR 65 64 Kreatif
7 EF 67 70 Kreatif
8 IS 62 71 Kreatif
9 MR 62 73 Kreatif
10 MM 60 67 Kreatif
11 MM 63 72 Kreatif
12 M 69 71 Kreatif
13 NES 53 68 Kreatif
14 NIK 64 72 Kreatif
15 PP 67 70 Kreatif
16 R 50 58 Kurang Kreatif
17 RM 60 63 Kreatif
18 SAP 63 78 Kreatif
19 SW 63 70 Kreatif
20 S 60 69 Kreatif
21 TH 70 77 Kreatif
22 WM 68 70 Kreatif
23 WW 57 69 Kreatif
24 YF 50 70 Kreatif
Rata-rata 61 69

Dari tabel diatas ditunjukan bahwa terdapat 1 orang peserta didik yang kurang kreatif dan 23
orang peserta didik dengan kategori kreatif. Pada tabel tersebut menunjukan bahwa Pada kelas
penelitian yaitu kelas XI MIPA-2 yang di ikuti 24 peserta didik sebelum diberikan pembelajaran
dengan model PBL, terlebih dahulu dilakukan pretest yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal peserta didik. Hasil pretest diperoleh skor rata-rata keseluruhan sebesar 61. Hasil
posttest kemampuan berpikir kreatif peserta didik diperoleh skor rata-rata keseluruhan sebesar 69.

Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, April 2023. Vol. 3, No.1 | |48
Dewi Fitriana, dkk. Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta………..

Hasil diatas juga menunjukan bahwa penerapan model PBL terhadap kemampuan berpikir
kreatif peserta didik mampu menrik minat peserta didik serta memicu keaktifan peserta didik
didalam kelas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayah (2016) bahwa
penerapan model PBL terhadap kemampuan berikir kreatif peserta didik mampu meningkatkan
aktivitas peserta didik diana model ini mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan untuk menemukan ide-ide mereka sendiri sehingga pserta didik bisa
mengembangkan keterampilannnya pada saat menjalani proses pembelajarannya. Peserta didik
belajar untuk menghargai pendapat orang lain, dapat meningkatkan kemampuan dalam
komunikasi, menganalisis, menilai, dan memecahkan masalah yang dihadapi serta dapat
mengembangkan karakternya. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif didukung oleh beberapa
teori dan hasil penelitian. Salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Ristiasari, (2012)
mengatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif tidak dapat diajarkan dengan menggunakan
metode ceramah. Pembelajaran yang melibatkan pesrta didik melalui kegiatan eksperimen, peserta
didik dapat mendengar penjelasan pendidik, peserta didik juga dapat melihat dan mengalami
fenomena yang sedang dipelajari.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Dr. Novi Ratna Dewi, S.Si., M.Pd. selaku
Ketua Jurusan Pendidikan IPA Universitas Negeri Semarang., dan Dosen Pembimbing PPL., Elia
Ling Ling Melati, S.Pd., M.Si selaku Guru Pamong., Drs. Muh Musi’in, M.Pd., selaku Kepala SMP
Negeri 2 Tengaran, Rekan-rekan PPL PPG yang selalu membantu dan memberikan semangat, serta
peserta didik kelas VII H SMP Negeri 2 Tengaran yang telah bekerja sama dan membantu penulis
dalam melaksanakan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Agung, A.A. Gede. 2010. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan
Undiksha Singaraja.
Agustina, L. (2018). Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 Di SMP
Negeri 1 Delanggu. Jurnal Pelita Pendidikan. Vol 15 No.1.
Aprilyanto, B. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Aktifitas
Siswa1(2), 139–147. https://doi.org/10.32585/jkp.v1i2.25.
Assegaff, A., & Sontani, U. T. (2016). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analitis Melalui
Model Problem Based Learning (Pbl). Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1(1), 38.
https://doi.org/10.17509/jpm.v1i1.3263
Diani, R., Saregar, A., & Ifana, A. (2017). Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based
Learning dan Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik.
Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 7(2), 147–155.
https://doi.org/10.26877/jp2f.v7i2.1310.
Gunantara, G. (2019). Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahahan Masalah Matematis Siswa Kelas IV. Kreano,
Jurnal Matematika Kreatif- Inovatif, 10(2), 146–152.
https://doi.org/10.15294/kreano.v10i2.19671. Hajar, N. A. (2016). Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Sosiologi SMA Negeri Kebakkramat.
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/view/8449.
Leonda, M.A., Desnita, dan Agus (2015). Pengembangan Modul Berbasis Problem Based Learning
untuk Materi Usaha dan Energi di SMA. Prosiding Seminar Nasional Fisika, 5.

Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, April 2023. Vol. 3, No.1 | |49
Dewi Fitriana, dkk. Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta………..

Juriah, J., & Zulfiani, Z. (2019). Penerapan Model Problem Based Learning Berbantu Media Video
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Konsep Perubahan Lingkungan Dan
Upaya Pelestarian. Edusains, 11(1), 1–11. https://doi.org/10.15408/es.v11i1.6394.
Mairani, E. (2017). Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI). Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika,
1(1), 7–16. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/inpafi.
Markawira, S., Syah, I., & M, S. (2014). Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah, 2(2).
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PES/article/view/4679.
Marwati, I. (2020). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Di Kelas V SDN 7 Konda Indri. Ojs.Uho.Ac.Id, 1(April), 122–129.
Woa, K. M., Utaya, S., & Susilo, S. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Geografi pada Siswa SMA. Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian …, 406–411.
Jauhariyah, M. N. R., Prahani, B. K., Syahidi, K., Deta, U. A., Lestari, N. A., & Hariyono, E.
(2021). ESD for physics: How to infuse education for sustainable development (ESD) to the
physics curricula? Journal of Physics: Conference Series, 1747(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1747/1/012032
Syahidi, K., Hizbi, T., Hidayanti, A., Ditinjau, B., Kemampuan, D., & Kritis, B. (2020). The
Effect of PBL Model Based Local Wisdom Towards S tudent ’ s Learning Achievements on
Critical Thinking Skills Pengaruh Model PBL Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Prestasi.
Kasuari : Physics Education Journal ( KPEJ ) Universitas Papua, 3(1), 61–68.

Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, April 2023. Vol. 3, No.1 | |50

You might also like