Professional Documents
Culture Documents
Dynamic System Simulation of Food Additi 09b5fe61
Dynamic System Simulation of Food Additi 09b5fe61
Received: 26th August 2021; Revised: 26th April 2022; Accepted: 27th April 2022;
Available online: 18th June 2022; Published regularly: June 2022
ABSTRACT
Shallots (Allium cepa var ascalonicum L.) is one of the most popular food additives in Indonesia. These
ingredients are used to add flavor to Indonesian cuisine. The increase in community needs caused by the increase
in population has an impact on increasing the demand for shallots every year. This increase also occurred in
Bantul Regency. The demand for shallots in Bantul is not accompanied by a balance in the amount of supply
obtained from shallot-producing areas. This is because most farmers in Bantul Regency only plant shallots in the
dry season. Therefore, this study seeks to propose how to balance the supply of shallots by farmers with market
demand to increase farmers' profits. This study uses a dynamic system simulation approach with the help of
Powersim studio 9 software. The first step is to build a Causal Loop Diagram (CLD) to see the causal or
reciprocal relationship between variances and stock-flow diagrams to compile a mathematical formulation of the
system model. dynamic. The simulation results are then validated to determine the credibility of the model. After
the model is declared valid, 3 (three) scenarios of implementing the strategy in the shallot supply chain model
will be generated. The best model scenario simulation results are scenario 1 (one), namely by replacing the use
of tuber seeds in all activities.
ABSTRAK
Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum L.) merupakan salah satu bahan tambahan makanan yang popular
di Indonesia. Bahan makanan ini digunakan untuk menambah cita rasa masakan nusantara. Peningkatan
kebutuhan masyarakat yang disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, berimbas pada meningkatkan
permintaan bawang merah setiap tahunnya. Peningkatan ini juga terjadi di Kabupaten Bantul. Permintaan
bawang merah di Bantul tidak diiringi dengan keseimbangan jumlah pasokan yang diperoleh dari daerah-daerah
penghasil bawang merah. Hal ini dikarenakan sebagian besar petani di Kabupaten Bantul hanya menanam
bawang merah pada musim kemarau. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk memberikan usulan
bagaimana menyeimbangkan pasokan bawang merah petani dengan permintaan pasar untuk meningkatkan
keuntungan petani. Penelitian ini menggunakan pendekatan simulasi sistem dinamis dengan bantuan software
Powersim studio 9. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan membangun sebuah Causal Loop Diagram
(CLD) untuk melihat hubungan sebab akibat atau timbal balik antar varianel dan stock-flow diagram untuk
menyusun formulasi matematis dari model sistem dinamis. Hasil simulasi kemudian divalidasi untuk mengetahui
kredibilitas model. Setelah model dinyatakan valid maka akan dibangkitakan 3 (tiga) skenario penerapan strategi
pada model rantai pasok bawang merah. Hasil simulasi skenario model yang paling baik adalah skenario 1 (satu)
yaitu dengan cara mengganti penggunaan benih umbi dalam seluruh kegiatan.
1
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352
2
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352
3
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352
karena adanya hama yang menyerang bawang maka petani akan mengalami kerugian karena
merah. Faktor kedua yaitu lahan, lahan yang bawang merah yang tidak terjual. Hal ini terjadi
digunakan mempengaruhi seberapa banyak akibat harga penjualan yang tidak sesuai dengan
bawang merah yang dapat ditanam serta jumlah modal yang dikeluarkan dan juga sebagai
tenaga kerja juga mempengaruhi jumlah bawang dampak dari penyimpanan yaitu susut bobot
merah yang dihasilkan. bawang merah. Penjelasan permasalahan
Jumlah penduduk yang semakin banyak, tersebut menunjukkan perlu adanya koordinasi
terutama di Kabupaten Bantul menyebabkan antar pelaku dalam rantai pasok untuk
jumlah tenaga kerja pertanian juga meningkat. menyeimbangkan jumlah permintaan dan
Namun sebaliknya, luas lahan yang digunakan pasokan bawang merah sehingga tercipta
untuk menanam bawang merah berkurang kestabilan harga dan berpotensi dapat
karena pertambahan penduduk yang meningkatkan keuntungan petani. Causal Loop
menggunakan lahan untuk pemukiman ataupun Diagram (CLD) sistem rantai pasok bawang
non pemukiman. Berbanding terbalik dengan merah di Kabupaten Bantul dapat dilihat pada
penggunaan lahan, Pertumbuhan penduduk Gambar 1.
menyebabkan terjadinya peningkatan CLD hanya dapat menggambarkan
permintaan bawang merah. Jika permintaan hubungan sebab akibat antar variabel dalam
bawang merah lebih dari pasokan bawang merah sistem, namun tidak dapat merepresentasikan
dari petani, maka petani akan mengalami loss struktur stok dan aliran dari sistem (stock and
sales atau kehilangan kesempatan penjualan. flow) sehingga pada tahap ini perlu dibuat
Keuntungan petani
Biaya produksi
Pendapatan petani
Curah hujan
Loss pasca
- panen
+
B1 -
Produksi +
+ baw ang merah +
Persediaan Persediaan
Bantul
baw ang merah baw ang merah
+
petani pengumpul
+ Kebutuhan
tenaga kerja +
Luas panen
baw ang merah R1
Persediaan
baw ang merah
pedagang besar
-
+ + -
+ +
+
+
Jumlah konsumsi
baw ang merah
Luas pemukiman di Bantul
Luas lahan non
pemukiman +
Jumlah
+ penduduk + Konsumsi per
+ kapita baw ang
Luas pemukiman Bantul
per penduduk merah
Sedangkan pada saat permintaan bawang merah diagram stok dan aliran sebagai alat untuk
kurang daripada pasokan yang diberikan petani, simulasi. Stock and flow diagram (SFD)
4
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352
Farmers share
Biaya produksi per ha Harga baw ang merah
Keuntungan petani
Biaya produksi Aux pendapatan
petani
a_produktivitas
GAP Persediaan
Tenaga kerja per ha Permintaan
Curah Hujan
Produktivitas per ha
Produksi baw ang
merah
Kebutuhan tenaga kerja b_produktivitas Laju pertumbuhan
baw ang merah penduduk
digunakan untuk merepresentasikan struktur validasi pertama yang dilakukan adalah uji
sistem secara lebih detail sehingga membentuk berdasarkan persen error rata-rata data aktual
aliran informasi dan formulasi matematis dari dengan data simulasi pada keluaran produksi
model simulasi. Variabel yang digunakan dalam bawang merah. Berdasarkan hasil uji validasi
SFD terdiri dari level, rate, auxiliary dan tersebut, variabel produksi bawang merah
constant. SFD rantai pasok bawang merah di dinyatakan valid karena error kurang dari 5%.
Kabupaten Bantul yang telah digambarkan Tahap berikutnya dilakukan uji reproduksi
dengan bantuan software Powersim 9 dapat perilaku, uji ini dilakukan untuk melihat apakah
dilihat pada Gambar 2. model yang telah dibuat menghasilkan perilaku
Sebelum dijalankan, model simulasi akan yang sesuai dengan sistem nyata pada perilaku
diverifikasi terlebih dahulu. Tahap ini dilakukan konsumsi bawang merah. Hasil uji reproduksi
dengan cara memeriksa apakah model simulasi perilaku menunjukkan bahwa perilaku variabel
sudah sesuai dengan model konseptual. konsumsi bawang merah dalam simulasi telah
Verifikasi bertujuan untuk memastikan tidak ada sesuai dengan perilaku konsumsi bawang merah
error dalam model simulasi dan memastikan pada sistem nyata. Uji validasi terakhir yaitu uji
kewajaran keluaran simulasi. Setelah validasi kualitatif terhadap struktur model yang
dijalankan, model dalam Powersim Studio 9 dilakukan oleh ahli. Pada uji validasi ini, ahli
tidak menunjukkan adanya error, tiap variabel menyatakan bahwa struktur model sudah
telah diformulasikan dengan tepat, dan seluruhnya valid sesuai dengan hubungan sebab-
menghasilkan keluaran simulasi yang wajar akibat yang terjadi pada sistem nyata.
sehingga model dinyatakan telah terverifikasi. Tahapan setelah validasi adalah
Tahap selanjutnya adalah model akan menjalankan simulasi pada model. Simulasi
diuji validasi dengan 3 (tiga) jenis uji. Uji dijalankan selama satu tahun. Grafik hubungan
5
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352
persediaan dan permintaan bawang merah yang diperoleh hasil simulasi model sistem rantai
seperti yang terlihat pada Gambar 3. Pada grafik pasok bawang merah di Kabupaten Bantul pada
tersebut dapat diketahui bahwa permintaan selama satu tahun yang dapat dilihat pada
bawang merah yang cenderung stabil setiap Gambar 3, 4 dan 5.
bulannya, namun pada bulan-bulan tertentu
permintaan tersebut tidak terpenuhi. Hal ini
Kw
sebagai dampak dari bawang merah lebih sering
ditanam pada musim kemarau yaitu sekitar 10,000
hasil produksi tidak dapat memenuhi kebutuhan Gambar 3. Grafik hasil simulasi permintaan dan
persediaan bawang merah
bawang merah penduduk di Kabupaten Bantul
sebesar 1673,82 kwintal. Pada bulan Rp/Kg
selanjutnya juga terjadi GAP dengan nilai (-)
45,000
karena produksi bawang merah tidak dapat
Harga bawang merah
Hasil simulasi variabel keuntungan Gambar 4. Grafik hasil simulasi harga bawang
petani yang menunjukkan nilai positif dari bulan merah
Januari hingga bulan September dan bulan
Rp
November. Hal tersebut menunjukkan bahwa 9,000,000,000
6,000,000,000
September. Dalam penentukan jumlah Gambar 5. Grafik hasil simulasi keuntungan petani
keuntungan yang didapatkan, variabel yang
berpengaruh adalah biaya produksi dan Pembuatan skenario ini dilakukan dengan
pendapatan petani. Sehingga untuk mempertimbangkan aspek yang dapat
meningkatkan keuntungan petani usaha yang mempengaruhi sistem rantai pasok bawang
dapat dilakukan antara lain dengan meminimasi merah di Kabupaten Bantul. Beberapa skenario
biaya produksi dan meningkatkan pendapatan yang dikembangkan dalam penelitian ini
petani yang dipengaruhi oleh IDUPHU¶V VKDUH. diantaranya adalah sebagai berikut:
Peningkatan IDUPHU¶V VKDUH didapatkan apabila a. Skenario 1
produsen memberi nilai tambah pada produk Skenario 1 yaitu melakukan simulasi
yang dijual misalnya dengan melakukan penanaman bawang merah pada seluruh musim
pemetikan, sortasi, grading, penyimpanan dan di Kabupaten Bantul menggunakan True Shallot
transportasi menuju pengumpul. Seed (TSS).
Berdasarkan hasil simulasi b. Skenario 2
menggunakan software Powersim Studio 9
6
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352
7
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 15 No 1 June 2022 e-ISSN 2686-2352