This document analyzes the feasibility of starting a traditional Bangkit cookie business in Pekanbaru City, Riau Province, Indonesia. It examines the business from market and marketing, production technical, legal, and financial aspects.
The analysis finds that the Bangkit cookie business is feasible based on positive financial indicators. The net present value is Rp. 54,617,544 with an internal rate of return of 48.5%, higher than the loan interest rate of 12%. The benefit-cost ratio is 1.0679 and payback period is 1 year and 10 months, meaning the business can cover initial costs within the loan period.
The traditional Bangkit cookie is well-suited for a
This document analyzes the feasibility of starting a traditional Bangkit cookie business in Pekanbaru City, Riau Province, Indonesia. It examines the business from market and marketing, production technical, legal, and financial aspects.
The analysis finds that the Bangkit cookie business is feasible based on positive financial indicators. The net present value is Rp. 54,617,544 with an internal rate of return of 48.5%, higher than the loan interest rate of 12%. The benefit-cost ratio is 1.0679 and payback period is 1 year and 10 months, meaning the business can cover initial costs within the loan period.
The traditional Bangkit cookie is well-suited for a
This document analyzes the feasibility of starting a traditional Bangkit cookie business in Pekanbaru City, Riau Province, Indonesia. It examines the business from market and marketing, production technical, legal, and financial aspects.
The analysis finds that the Bangkit cookie business is feasible based on positive financial indicators. The net present value is Rp. 54,617,544 with an internal rate of return of 48.5%, higher than the loan interest rate of 12%. The benefit-cost ratio is 1.0679 and payback period is 1 year and 10 months, meaning the business can cover initial costs within the loan period.
The traditional Bangkit cookie is well-suited for a
Oleh : Juliandri Pembimbing : Jahrizal dan Taryono
Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia
Email : juliandri71@gmail.com
Feasibility Study of Bangkit Cookies Business in Pekanbaru.
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the feasibility of Bangkit cookies
business in Pekanbaru, seen from several aspects such as aspect of market and marketing, technical aspects of production, legal aspects, legal management especially from the aspect of financial. Data used in this research is to use the primary data and secondary data. Primary data obtained from field research by interviewing, observation, and quetionnaries. While secondary data obtained from various agencies or institutions associated with the problems examined include Department of Industry and Commerce City of Pekanbaru, Department of Cooperatives and Small-Medium Enterprises City of Pekanbaru and Central Bureau of Statistics. The Results of feasibility analysis in terms of both quantitative and qualitative data shows that Bangkit cookies Business Pekanbaru is eligble to run. It is one of them is shown with a financial analysis which procedur Net Present Value (NPV) Positive value is Rp. 54.617.544. Internal of Return Value is 48.5%, where the value is greater than the interest rates on loans (12 percent). Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) indicates the number of 1.0679. Net Benefit Ratio showed the number of 2,0649655 and payback periods of 1 year 10 months and 6 days which means this business has been able to cover the cost of its original investment before the age of business ended.
Keyword : Feasibility study Bangkit Cookies business
PENDAHULUAN untuk dijadikan sebuah peluang
bisnis yang dapat mendatangkan Indonesia merupakan Negara pendapatan bagi masyarakat, yang mempunyai beranekaragam menciptakan lapangan kerja dan jenis makanan tradisional. Setiap meningkatkan pendapatan daerah. daerah di Indonesia memilki Masyarakat Indonesia sejak makanan tradisional dengan ciri dahulu kala sudah memiliki budaya khasnya masing-masing, walaupun tentang makanan tradisoanal yang ada yang sama tetapi setiap daerah enak. Berbagai daerah di Indonesia memiliki cita rasanya sendiri. mempunyai beranekaragam masakan, Makanan tradisional ini dapat jajanan dan minuman tradisonal yang dimanfaatkan oleh setiap daerah lezat, sehat dan aman (Rosyidi,2006). JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 1121 Salah satu makanan tradisional di mendatangkan keuntungan, sekaligus Indonesia adalah Kue Bangkit yang menjadi ajang promosi wisata ada di Kota Pekanbaru. makanan tradisional yang mampu Kue Bangkit merupakan salah mendorong dan menjadi daya tarik satu makanan tradisional yang ada di Wisatawan berkunjung ke Kota Kota Pekanbaru. Proses pembuatan Pekanbaru. Kue Bangkit biasanya dengan cara Prospek makanan tradisional dibakar, tetapi banyak juga yang seperti Kue Bangkit untuk menggunakan oven. Diberi nama Kue berkembang saat ini sebenarnya Bangkit karena ukurannya setelah cukup baik karena teknologi matang dan dikeluarkan dari oven komunikasi dan informasi yang bisa berukuran dua kali lipat dari begitu pesat dapat meningkatkan ukuran adonan semula. Kue Bangkit gaung promosi pengembangannya. memeiliki tekstur yang sangat halus Perkembangan usaha Kue Bangkit ini dan mudah hancur saat dimakan. juga didukung oleh kebijakan Rasa Kue Bangkit sangat renyah dan Pemerintah daerah seperti manis, sedangkan warna Kue Bangkit memberikan pinjaman dengan tingkat kekuningan dan berwarna merah suku bunga yang rendah bagi diatasnya. pengusaha kecil dan rumah tangga, Kue Bangkit ini biasanya menyediakan pasar untuk dikonsumsi sebagai makanan memasarkan produknya serta pelengkap dan cemilan wajib memberikan kemudahan dalam masyarakat Pekanbaru pada saat hari memperoleh izin usaha. Pemerintah besar keagamaan seperti Idul Fitri, daerah juga memberikan pelatihan Idul Adha dan Imlek. Kue Bangkit dan penyuluhan dalam penerapan juga dijadikan ajang promosi untuk teknologi baru yang dapat membantu memperkenalkan makanan para pengusaha dalam melakukan tradisional yang ada di Kota usahanya, sering mengadakan Pekanbaru, sehingga dapat dijadikan pameran. oleh-oleh bagi masyarakat yang Data dari Badan Pusat Statistik berkenjung ke Kota Pekanbaru.. Kota Pekanbaru 2015 mengenai Kota Pekanbaru sebagai pengeluaran rata-rata perkapita Ibukota Provinsi Riau mengalami sebulan menurut kelompok barang di pertumbuhan penduduk yang cukup Kota Pekanbaru. Makanan siap saji pesat dan jumlah Wisatawan merupakan kelompok barang Domestik maupun Wisatawan makanan yang angkanya tertinggi, Mancanegara yang datang dimana tahun 2013 menunujukan berkunjung ke Kota Pekanbaru angka 159.920,74 dan mengalami cenderung meningkat setiap kenaikan yang siginifikan tahun 2014 tahunnya. Hal ini akan berimbas sebesar 10.656,01 sehingga tahun terhadap kebutuhan pangan yang 2014 berjumlah 170,576.75. Hal ini meningkat termasuk Kue Bangkit. memperlihatkan adanya perubahan Oleh karena itu, masyarakat Kota pola konsumsi masyarakat Kota Pekanbaru melihat bahwa usaha Kue Pekanbaru, dimana masyarakat Kota Bangkit ini memiliki peluang dan Pekanbaru suka mengkonsumsi potensi cukup baik untuk makanan modern yang siap saji. dikembangkan sehingga dapat Masyarakat sekarang melihat JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1122 makanan modern merupakan lifestyle TINJAUAN PUSTAKA DAN yang dapat meningkatkan prestise HIPOTESIS bagi kehidupan mereka. Masyarakat menganggap makanan tradisional Pengertian Makanan Tradisioanal mempunyai kesan kurang bersih, Berdasarkan Kamus Umum kurang aman, kurang menarik, kuno Bahasa Indonesia, tradisional tidak praktis dan mutunya beragam memiliki makna sebagai sesuatu yang dan juga kurang sentuhan teknologi sifatnya turun temurun dan menurut dalam prosesnya sehingga terkesan adat suatu daerah, sedangkan ketinggalan zaman terutama bagi makanan memiliki arti sesuatu yang masyarakat perkotaan. dimasukan melalui mulut yang Adapun perumusan masalah berfungsi memberi nutrisi kepada dari penelitian ini adalah : 1) Apakah tubuh sehingga pengertian makanan Usaha Kue Bangkit di Kota tradisioanal secara sederhana berarti Pekanbaru layak dilihat dari Aspek segala sesuatu yang dikonsumsi Finansial berdasarkan Net Present masyarakat suatu daerah secara turun Value, Net Benefit Cost Ratio, Benefit temurun guna memenuhi kebutuhan Cost Ratio, Payback Period dan nutrisi bagi tubuhnya. Pendapat Internal Of Return? 2) Bagaimana Ernayati (2003:2) dalam Ensklopedi kelayakan Usaha Kue Bangkit di Makanan Tradisional di Pulau Jawa Kota Pekanbaru dilihat dari Aspek dan Pulau Madura memberikan Pasar dan Pemasaran? 3) Bagaimana pengertian tentang makanan kelayakan Usaha Kue Bangkit di tradisional memiliki nilai budaya, Kota Pekanbaru dilihat dari Aspek tradisi secara turun temurun, serta Teknis dan Produksi? 4) Bagaimana kepercayaan yang bersumber pada kelayakan Usaha Kue Bangkit di budaya lokal. Kota Pekanbaru dilihat dari Aspek Manajemen dan Hukum? Pengembangan Makanan Tujuan penelitian ini adalah Tradisional untuk : 1) Untuk mengetahui Tujuan pengembangan kelayakan Usaha Kue Bangkit di makanan tradisional adalah Kota Pekanbaru dilihat dari Aspek meningkatkan citra dan kelestarian Finansial berdasarkan Net Present makanan tradisional agar dicintai dan Value, Net Benefit Cost Ratio, Benefit dihargai masayarakatnya sendiri serta Cost Ratio, Payback Period dan dikembangkan sebagai sumberdaya Internal Of Return. 2) Untuk potensi pengembangan ekonomi mengetahui kelayakan Usaha Kue nasioanal dalam era pasar global. Bangkit di Kota Pekanbaru dilihat Langkah-langkah operasional dari Aspek Pasar dan Pemasaran. 3) yang perlu dilakukan untuk Untuk mengetahui kelayakan Usaha mengembangkan makanan tradisional Kue Bangkit di Kota Pekanbaru (Nurhayati, 2013) : dilihat dari Aspek Teknis dan 1. Identifikasi dan inventarisasi Produksi. 4) Untuk mengetahui makanan tradisional, bekerjasama kelayakan Usaha Kue Bangkit di dengan pusat kajian Makanan Kota Pekanbaru dilihat dari Aspek Tradisional dan Perguruan Tinggi. Manajemen dan Hukum. 2. Menyusun profil makanan
JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1123
tradisional di daerah sebagai
JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1124
bahan informasi pangan dan Studi Kelayakan Usaha Bahan penyuluhan. Baku 3. Fasilitasi kepada asosiasi jasa Studi kelayakan usaha boga, restoran, perhotelan, merupakan penelitian tentang Perguruan Tinggi dan masyarakat berhasil tidaknya suatu proyek atau dalam penyebaran informasi, proyek dapat dilaksanakan secara sosialisasi dan promosi. berhasil dengan menguntungkan 4. Pelatihan bagi tenaga penyuluh secara terus menerus. dan pendamping program Studi ini pada dasarnya mengenai informasi yang terkait membahas berbagai konsep dasar dengan makanan tradisional. yang berkaitan dengan keputusan dan 5. Mendorong pengembangan pusat- proses pemilihan proyek bisnis agar pusat makanan tradisonal bersama mampu memberikan manfaat instansi terkait, swasta dan ekonomis dan sosial sepanajang masyarakat. waktu. Tingkat kelayakan usaha/bisnis dapat ditinjau dari Konsep Dasar Ekonomi Industri beberapa aspek seperti aspek pasar Industri dalam arti sempit dan pemasaran, aspek teknis dan adalah kumpulan perusahaan yang produksi, aspek hukum, aspek menghasilkan produk sejenis dimana manajemen dan aspek finansial terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses, bentuk Aspek Pasar dan Pemasaran produk akhir dan Konsumen akhir. Aspek pasar dan pemasaran Arti yang lebih luas, industri dapat meliputi proyeksi permintaan dan didefinisikan sebagai kumpulan penawaran harga, program perusahaan yang memproduksi pemasaran serta perkiraan jumlah barang dan jasa dengan elastisitas penjualan yang bisa dicapai silang yang positif dan tinggi perusahaan. Saat berencana (Kuncoro, 2007). mendirikan usaha, faktor pemasaran merupakan hal penting dalam Industri Makanan menyusun studi kelayakan. Jika tidak Industri makanan merupakan ada gambaran yang jelas tentang bagian dari sektor industri secara pemasaran ini akan sulit diharapkan umum yang memadukan ekonomi usaha akan berjalan dengan lancar... dan unsur teknologi yang memiliki peran strategis dalam mendukung Aspek Teknis dan Produksi pertumbuhan ekonomi, terutama Hal penting selanjutnya, yang peningkatan nilai tambah, perlu dicermati adalah menetukan hal penyerapan tenaga kerja serta teknis yang dipakai dalam pendapatan daerah. Produk makanan menjalankan usaha. Hal ini berkaitan kecil harus diarahkan dengan rencana atau program kerja pengembangannya berdasarkan jangka pendek dan jangka panjang. ketersedian bahan dasar setempat Sistem produksi yang dipilihpun seperti makanan khas daerah Kue perlu efisiensi dan efektifitasnya. Bangkit yang ada di Kota Pekanbaru. Aspek Manajemen dan Hukum
JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1125
Aspek manajemen meliputi present value net benefit yang negatif manajemen dalam produksi dan (Umar, 2000). manajemen dalam masa Internal of Return (IRR) pembangunan usaha dan dari segi merupakan tingkat diskonto yang hukum bentuk badan usaha yang menyebabkan NPV Investasi sama digunakan, berbagai akta, sertifikat dengan nol (Umar, 2000). IRR dapat dan izin yang diperlukan. juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dari Aspek Finansial suatu usaha, sepanjang setiap benefit Ditinjau dari aspek keuangan, perlu bersih diperoleh secara otomatis dilakukan perhitungan besarnya biaya ditanamkan kembali pada tahun untuk menjalankan usaha, termasuk berikutnya dan mendapat tingkat investasi awal, modal kerja, perlatan keuntungan yang sama dan diberi dan lain-lain. bunga selama sisa umur usaha. Kelayakan investasi dapat Payback Period Menurut diukur dengan berbagai kriteria, yang sofyan (2002:19), teknik ini dalam hal ini menggunakan alat digunakan untuk menentukan berapa seperti analisis, Benefit/Cost Ratio, lama modal yang ditanamkan dalam Net Benefit/Cost Ratio Payback usaha itu akan kembali jika altenatif Periods, Net Present Value, , Internal aliran kas yang didapat dari usaha of Return (Sutojo, 2009:91) yang diusulkan itu akan kembali, Net Present Value (NPV) maka alternatif usulan yang mengukur berapa nilai yang memberikan masa yang terpendek dihasilkan saat ini seandainya adalah yang terbaik. menanamkan sebuah investasi. Menurut Sofyan (2002 : 180) Net Wirausaha Present Value adalah nilai neto Kata wirausaha atau pengusaha sekarang dari dana yang diambil dari bahassa Perancis diinvestasikan selama umur proyek. “Entrepreneur” yang awalnya NPV mencerminkan besarnya tingkat memiliki arti pemimpin musik atau pengembalian dari usulan usaha atau pertunjukan lain. Dalam ilmu proyek. Jika nilai Net Present Value ekonomi, seorang pengusaha berarti positif maka investasi layak seseorang pemimpin ekonomi yang dilakukan, sebaliknya jika negatif mempunyai kemampuan untuk maka investasi ditolak atau tidak mendapatkan peluang secara berhasil layak. memperkenalkan mata dagangan Benefit/Cost Ratio merupakan baru, teknik baru, sumber pemasukan perbandingan antara NPV total dari baru, merangkum pabrik, peralatan, benefit bersih terhadap total dari manjaemen dan tenaga buruh yang biaya bersih (Umar, 2000). diperlukan serta Benefit/Cost Ratio menunjukan mengorganisasikannya dalam suatu manfaat bersih yang diperoleh setiap teknik pengorganisasian perusahaan penambahan satu rupiah pengeluaran (Jhingan, 2004:425). bersih Net Benefit Cost Ratio adalah METODOLOGI PENELITIAN perbandingan Total Present Value Net Benefit yang positif dengan total JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1126 Penelitian ini dilakukan di Kota Aspek Pasar dan Pemasaran Pekanbaru yaitu pada Usaha Kue Aspek pasar yang akan dibahas bangkit yang tersebar di seluruh adalah produk, harga, pesaing, wilayah Kota Pekanbaru. Yang peluang pasar dan promosi. menjadi responden dalam penelitian 1) Harga dan Produk ini adalah semua pengusaha Kue Jumlah unit Kue Bangkit yang Bangkit yang ada di Kota Pekanbaru diproduksi oleh pengusaha industri yang berjumlah sepuluh industri. Kue Bangkit di Kota Pekanbaru Penelitian ini menggunakan populasi beraneka ragam. Pada tabel berikut menjadi sebagai seluruh sampel akan dijelaskan jumlah Kue Bangkit penelitian. yang diproduksi setiap bulannya. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer yang berasal Tabel 1 dari penyebaran kuesioner kepada Jumlah Kue Bangkit yang responden yaitu pengusaha Usaha diproduksi Setiap Bulan di Kota Kue Bangkit .Dalam hal ini, data Pekanbaru Tahun 2016 primer yang digunakan adalah hasil No Jumlah Frekuensi Persentase jawaban responden atas kuesioner Produksi (%) yang dibagikan. Data sekunder dalam 1 500 – 750 4 40 penelitian ini diperoleh dari instansi- Pack instansi yang terkait dengan studi 2 750 – 3 30 kepustakaan terhadap bahan-bahan 1.000 publikasi secara resmi, buku-buku, Pack majalah, serta laporan lain yang 3 1.000 – 2 20 1.300 berhubungan dengan penelitian. Pack Teknik pengumpulan data yaitu 4 > 1.300 1 10 dengan melakukan penelitian di Pack lapangan dengan menggunakan Jumlah 10 100 Kuisioner dan pengamatan langsung Sumber : Data Olahan, 2016 atau observasi terhadap responden. Berdasarkan tabel diatas dapat Metode Analisis Data disimpulkan bahwa dari sebanyak 10 Data yang diperoleh berupa responden yang memproduksi Kue data kualitatif dan data kuantitatif. Bangkit 500 – 750 pack setiap Analisis data kualitatif dilakukan bulannya adalah sebanyak 4 orang untuk mengetahui karakteristik Usaha atau 40% , yang memproduksi Kue Kue Bangkit seperti melihat aspek Bangkit 750 – 1.000 pack setiap pasar dan pemasaran, aspek teknis dan produksi serta aspek hukum dan bulannya adalah sebanyak 3 orang manajemen. Data Kuantitatif atau 30%, yang memproduksi Kue dilakukan untuk mengetahui keadaan Bangkit 1.000 – 1.300 pack setiap usaha secara finansial seperti NPV, bulannya adalah sebanyak 2 orang IRR, B/C Ratio, Net B/C dan atau 20%, dan yang memproduksi Payback Periods. Kue Bangkit lebih dari 1.300 pack setiap bulannya adalah sebanyak 1 HASIL PENELITIAN DAN orang atau 10%. PEMBAHASAN Tabel 2 JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1127 Rasa dan Harga Kue Bangkit di khas Riau untuk menitipkan Kota Pekanbaru penjualan. Melakukan promosi melalui pemanfaatkan Sosial Media No Rasa Rata- rata dalam memperkenalkan produknya Harga/ Pack 4) Pemasaran 1 Jeruk Purut Rp 20.000 2 Durian Rp 25.000 Pemasaran merupakan salah satu 3 Kacang Rp 20.000 kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan hasil produksi sampai 4 Vanilla Rp 22.000 pada konsumen. Pemasaran juga 5 Kelapa Rp 20.000 dapat diartikan sebagai salah satu Sumber : Data Olahan, 2016 sistem keseluruhan dari kegiatan 2) Persaingan dan Peluang Usaha usaha yang ditujukan untuk Keadaan Persaingan dan peluang merencanakan, menentukan harga, usaha Kue Bangkit dapat dilihat memperomosikan dan melalui keadaan strukur pasar mendistribusikan barang dan jasa Hasil hitung CR4 diketahui tingkat sehingga dapat memuaskan pembeli. konsentrasi rasio rata-rata usaha Kue ada dua pemasaran yang Bangkit di Kota Pekanbaru sebesar dilakukan oleh para pengusaha Kue 53,81345%. Dengan 4 perusahaan Bangkit, yaitu dengan market share/ pangsa pasar Pemasaran Langsung terbesar yaitu : Kembang Melati Pemasaran langsung cukup 17,00771%, KUB Kembang Melati sederhana, dimana para produsen 13,81876%, Anak Dara 11,98512% dan menjual atau memsarkan produknya Syempana 11,00186%.. Tingginya dengan cara dijual di gerai atau toko tingkat konsentrasi 53,81345%. yaitu kue bangkit yang mereka miliki 53,81345%. dan nilai IHH sebesar sendiri. Sehingga para konsumen 0,110894 Struktur pasar dan umumnya mendatangi langsung dan persaingan yang terbentuk pada membeli produk Kue Bangkit ini. usaha Kue Bangkit yang ada di Produsen Konsumen Pekanbaru adalah strukur pasar dan Pemasaran Tidak Langsung persaingan pasar tidak sempurna Pemasaran tidak langsung adalah Oligopoli (Price Leadership), karena pemasaran yang dilakukan dengan Pengusaha Kue Bangkit di Kota cara menggunakan perantara Pekanbaru didominasi oleh beberapa (Distributor) ataupun melakukan pengusaha sehingga mereka yang kerja sama dengan cara bagi hasil memimpin harga. Hal ini karena dengan pihak lain untuk menitipkan pengusaha kue bangkit tersebut sudah produk Kue Bangkit lama berdiri dan merupakan pelopor usaha Kue Bangkit di Kota Aspek Teknis dan Produksi Pekanbaru. 1) Bahan Baku 3) Staraegi Pemasaran/ Promosi Perencanaan bahan baku dan Strategi Pemasaran yang bahan pembantu merupakan bagian dilakukan produsen Kue Bangkit di utama untuk perhitungan kebutuhan Kota Pekanbaru antara lain modal kerja. Hal-hal yang perlu mtelakukan kerja sama dengan toko diperhatikan adalah harga, kuantitas, dan gerai yang menjual oleh-oleh kualitas, supplier dan ketersediannya. Bahan baku utama yang digunakan JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1128 dalam pembuatan Kue Bangkit Sangrai tepung kanji/tapioka adalah Tepung Sagu ataupun bisa bersamaan ditambahkan potongan juga dengan menggunakan tepung daun pandan dalam wajan selama tapioka 75 menit dengan api kecil, hingga daun pandan sedikit kering lalu Tabel 3 dinginkan. Jumlah Bahan Baku Tepung Sagu Olesi Loyang dengan margarin atau Tepung Tapioka yang dan panaskan oven pada suhu digunakan Usaha Kue Bangkit di 160˚C Kota Pekanbaru Tahun 2016 Kocok kuning telur hingga Nama Usaha Jumlah Jumlah mengembang, masukan gula halus Kue Bangkit Bahan Baku Bahan (Kg/bulan) Baku dan masukan santan 70-80 ml, kg/tahun kocok merata. Kembang 1500kg 18000 Tepung diayak ke dalam wadah Melati bersih, masukan adonan telur dan Syempana 1200kg 14400 gula halus. Wan Aza 1000kg 12000 Anak Dara 1200kg 14400 Masukan sisa santan yang ada, Al Mahdi 1000kg 12000 aduk adonan hingga merata. KUB 1300kg 15600 Giling adonan setebal 1- Kembang 1,5cm.beri dedikit tepung pada Melati Berkah 800kg 9600 cetakan agar tidak lengket. Insan Sukses 800kg 9600 Cetak adonan lalu letakan diatas Kue Khas 900kg 10800kg Loyang. Riau Panggang dalam oven selama +/- Hilyati Snack 800kg 9600 20 menit pada suhu 160˚C. Sumber : Data Olahan, 2016 Angkat kue saat kue sudah matang Berdasarkan tabel diatas dapat dan olesi pewarna dipermukaan dilihat rata-rata penggunaan bahan untuk baku tepung kanji maupun tepung 3) Lokasi tapioka setiap usaha Kue bangkit Untuk lokasi ini terbagi dua, dalam satu bulan dan setahun. pertama lokasi produksi dan lokasi Dimana pengusaha yang paling pemasaran. Untuk lokasi produksi terbanyak menggunakan bahan baku yang digunakan dalam usaha Kue adalah Kembang Melati sebanyak Bangkit ini kebanyakan di rumah 1500kg/bulan dan 18.000kg/tahun. sendiri. Sedangkan untuk lokasi Usaha Kue Bangkit yang bpaling pemasarannya ada yang langsung sedikit menggunakan bahan baku dijual di rumah sendiri ada juga yang adalah Berkah, Insan Sukses dan dipasarkan di tempat lain dengan cara Hilyati Snack yaitu sebesar dititipkan. 800kg/bulan dan 9600kg/tahun. Untuk Sumber bahan baku yang Tabel 4 digunakan dalam usaha Kue Bangkit Lokasi tempat Usaha Kue Bangkit berasal dari dalam KotaPekanbaru. di Kota Pekanbaru 2) Proses produksi Nama Usaha Kecamatan Alamat Hilyati Bukit Raya Jalan Kopi Snack No 17
JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1129
Tangkerang Jumlah Tenaga Kerja pada Usaha Selatan Kue Bangkit di Kota Pekanbaru Kembang Pekanbaru Jalan No Nama Toko Jumlah Melati Kota Letkol Tenaga Kerja Hasan Basri (orang) No 2 1 Kembang 4 Wan Aza Tenayan Jalan Melati Raya Sidoddi 2 Syempana 4 Gang VI 3 Wan Aza 2 No 2C 4 Anak Dara 4 Syempana Sail Jalan 5 Al – Mahdi 2 Letjend S 6 KUB Kembang 5 Parman Melati Gang 7 Berkah 3 Syempana 8 Insan Sukses 3 No 12A 9 Kue Khas Riau 2 Gobah 10 Hilyati Snack 2 Anak Dara Pekanbaru Jalan Sari Sumber : Data Olahan, 2016 Kota Amin No 30 Aspek Hukum atau perizinan yang Al Mahdi Sukajadi Jalan harus dimiliki para pengusaha Kue Rajawali Bangkit biasanya seperti Surat Izin No 72D KUB Pekanbaru Jalan Sari Tempat usaha (SITU) dan sertifikat Kembang Kota Amin Halal dari Majelis Ulama Indonesia Melati NO.27 (MUI). Setidaknya salah satu izin Insan Sukses Sukajadi Jalan Kayu harus dimiliki. Sepuluh pelaku usaha Manis kue bangkit di kota pekanbaru ini Kue Khas Sukjadi Jalan sudah memiliki Surat Izin Tempat Riau Bandeng usaha (SITU). Berkah Tampan Jalan Aspek Finansial Panam Swakarya Gang Biaya yang digunakan dalam LlengkuasS usaha kue bangkit, terdiri dari biaya A12 Panam investasi, biaya tetap, dan biaya Sumber : Data Olahan, 2016 variable Aspek Manajamen dan Hukum 1) Biaya Investasi Pengkajian aspek manajemen Biaya investasi merupakan meliputi pada kebutuhan dan biaya awal yang digunakan untuk pengadaan tenaga kerja. Usaha Kue membeli barang-barang modal atau Bangkit memerlukan para pekerja barang yang penggunaannya lebih yang terampil. Tenaga kerja sangat dari satu tahun. Untuk biaya investasi menentukan kelancaran serta responden mengeluarkan Rp kelangsungan hidup usaha. Dimana 51.285.909. selengkapnya dapat tenaga kerja yang dibutuhkan adalah dilihat pada tabel 6 berikut ini: para tenaga kerja yang rajin, mau belajar, bersungguh -sungguh dalam Tabel 6 bekerja dan jujur. Biaya Investasi Usaha Kue Bangkit di Kota Pekanbaru Tahun 2016 Tabel 5 Investasi Harga (%)
JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 113
Perolehan Tabel 8 (Rp) Biaya Tetap Usaha Kue Bangkit di Mixer 5.490.909 10,7 Kota Pekanbaru Tahun 2016 Oven 6.800.000 13,3 Biaya Tetap Jumlah (Rp) Persentase (%) Perlengkapan 5.600.000 10,9 Penyusutan 1.663.182 10,3 Dapur Mixer Perlengkapan 6.000.000 11,7 Penyusutan 1.265.556 7,9 Toko Oven Toko/ Kios 13.140.000 53,4 Toko/ Kios 13.140.000 81,/ Total Biaya 51.285.909 100 Investasi Total Biaya 16.068.738 100 Sumber : Data Olahan, 2016 Tetap Sumber : Data Olahan, 2016 Tabel 7 Besaran Modal Awal Pengusaha 3) Biaya Variabel Kue Bangkit di Kota Pekanbaru Biaya variabel atau biaya tidak Tahun 2016 tetap adalah biaya yang besar No Usaha Modal Usaha kecilnya akan berpengaruh terhadap (Rp) hasil produksi. Biaya tidak tetap 1 Kembang 60.000.000,00 meliputi biaya listrik, biaya bahan Melati 2 Syempana 45.000.000,00 baku, Biaya Transportasi, upah 3 Wan Aza 52.000.000,00 tenaga kerja dan Biaya lain-lain 4 Anak Dara 47.000.000,00 Tabel 9 5 Al Mahdi 50.000.000,00 Biaya Variabel Usaha Kue Bangkit 6 KUB 50.000.000,00 di Kota Pekanbaru Tahun 2016 Kembang Melati Biaya Jumlah (Rp) (%) 7 Berkah 45.000.000,00 Variabel 8 Insan 55.000.000,00 Bahan Baku 114.000.000 62,63 Kurnia Upah Tenaga 53.760.000 29,53 9 Kue Khas 50.000.000,00 Kerja Riau Listrik 2.790.000 1,53 10 Hayati 45.000.000,00 Transportasi 9.780.000 5,37 Snack Biaya Lain- 1.680.000 0,94 Jumlah 499.000.000,00 lain Rata-rata 49.900.000,00 Total Biaya 182.010.000 100 Variabel Sumber : Data Olahan, 2016 Sumber : Data Olahan, 2016 2) Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang 4) Pendapatan dikeluarkan besar kecilnya tidak Pendapatan disini adalah mempengaruhi terhadap hasil pendapatan yang diperoeh dari hasil produksinya nanti, biaya ini terdiri usaha kue bangkit. Setiap tahunnya dari biaya penyusutan. Berikut rata-rata pendapatan usaha kue besaran biaya tetap yang harus bangkit adalah Rp 225.780.000. dikeluarkan dalam industri Kue 5) Laba/ Rugi Bangkit. Laba atau rugi merupakan perhitungan yang berujuan untuk
JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 113
mengetahui besarnya keuntungan Present Value Net Benefit yang yang diperoleh ata rugi yang diderita negative. oleh pemilik usaha. Cara perhitungan Diketahui bahwa Net Benefit Cost laba atau rugi yaitu pendapatan per Ratio,Setelah dibandingkan antara tahun dikurangi dengan biaya per Total Present Value Net Benefit tahun, dari penjelasan sebelumnya positif dengan Total Present Value diketahui pendapatan pertahunnya Net Benefit negatif diperoleh angka adalah sebesar Rp 205.780.000 dan sebesar 2,0649655 yang berarti lebih biaya yang dikeluarkan per tahunnya besar dari satuHal ini berarti usaha adalah sebesar Rp 198.078.738. Kue Bangkit di Kota Pekanbaru layak Maka keuntungan/Laba yang untuk dijalankan. diperoleh Usaha Kue Bangkit di Kota 9) Payback Period Pekanabaru pada tahun pertama Payback periode adalah metode adalah sebesar Rp 27.701.262,- yang mendasarkan pada jumlah tahun 6) Net Present Value (NPV) yang diperlukan untuk Net Present Value (NPV) mengembalikan investasi awal. Hasil merupakan selisih Present Benefit yang diperoleh dari perhitungan dengan Present Value Cost. Payback Periode adalah 1 tahun 10 Keuntungan bersih yang diterima bulan 6 hari. merupakan pendapatan yang diterima pengusaha yang dikurangi dengan x 100 pengeluaran rutin untuk keperluan produksi. Diketahui bahwa Net Present Value, setelah dikurangi PV benefit x 100 = 1,85 tahun dengan PV cost (858.457.066– 1,85 tahun = 1 tahun 10 bulan 6 hari 803.839.522) diperoleh angka 10) Internal Rate of Return (IRR) 54.617.544 yang menunujukan angka Nilai Internal Rate of Return harus lebih desar dari 0, sehingga usaha kue dibandingkan dengan nilai cost of Bangkit di Kota Pekanbaru layak capital, hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kriteria untuk dijadikan mengetahui tingkat kelayakannya. usaha Nilai cost of capital yang digunakan 7) Benefit Cost Ratio adalah 12% berdasarkan nilai Benefit Cost Ratio merupakan discount rate yang digunakan dalam perbandingan antara present value analisis kriteria. Nilai Internal Rate benefit dengan present value cost. of Return diperoleh dengan cara Diketahui bahwa Benefit Cost coba-coba (trial and error) pada Ratio,Setelah dibandingkan antara tingkat suku bunga berapa akan PV benefit dengan PV cost diperoleh menghasilkan Net Present yang angka sebesar 1,0679 yang berarti negatif atau sama dengan nol. lebih besar dari satu. Hal ini berarti Nilai Internal Rate of Return usaha kue Bangkit di Kota Pekanbaru usaha kue Bangkit di Kota Pekanbaru layak untuk dijalankan. sebesar 48,5% angka ini lebih tinggi 8) Net Benefit Cost Ratio dari bunga yang digunakan yaitu Net Benefit Cost Ratio merupakan sebesar 12% dari tingkat suku bunga perbandingan Total Present Value kredit bank umum. Dengan demikian Net Benefit yang positif dengan Total usaha kue bangkit layak untuk
JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 113
dijalankan.
JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 113
SIMPULAN DAN SARAN Saran 1. Diharapkan kepada pemerintah Simpulan Kota Pekanbaru untuk terus dapat Berdasarkan hasil penelitian yang mengembangkan industri kecil telah dilakukan, maka dapat diambil yang ada di Kota Pekanbaru, kesimpulan sebagai berikut : khususnya usaha Kue Bangkit, 1. Dari hasil perhitungan Net Present karena industri ini mampu Value (NPV), Benefit Cost Ratio berkembang dan memberikan (BCR), Net Benefit Cost Ratio pengaruh terhadap penyerapan (Net B/C) Payback Period, dan tenaga kerja. Sehingga industri ini Internal Rate of Return (IRR). diharapkan akan mampu berperan Diketahui bahwa dengan dalam mengurangi angka menggunakan Net Present Value pengangguran. (NPV) didapat nilai sebesar Rp 2. Pemerintah juga diharapkan agar 54.617.544 sehingga memenuhi dapat menyediakan dana/modal kriteria Net Present Value (NPV) untuk mengembangkan usaha ini hal ini menunjukkan bahwa usaha 3. Bagi pemilik usaha agar lebih Kue Bangkit di Kota Pekanbaru dapat meningkatkan mutu produk layak untuk dikembangkan dan Kue Bangkit yang mereka mempunyai prospek yang bagus produksi. dimasa depan. 4. Bagi pemerintah Kota Pekanbaru 2. Benefit Cost Ratio (BCR), agar dapat mengawasi harga bahan diperoleh angka sebesar 1,0679 baku agar pengusaha Kue Bangkit yang berarti lebih besar dari satu. di Kota Pekanbaru dapat Hal ini membuktikan bahwa usaha menjalankan usahanya dengan kue bangkit di kota Pekanbaru baik tanpa harus menaikkan layak untuk dikembangkan. anggaran untuk produksi dan agar 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), tidak menyebabkan harga produk diperoleh angka sebesar Kue Bangkit juga ikut naik. 2,0649655 yang berarti lebih besar dari satu. Hal ini membuktikan DAFTAR PUSTAKA bahwa usaha kue bangkit di kota Pekanbaru layak untuk Badan Pusat Statistik Pekanbaru, dikembangkan 2015. Pekanbaru Dalam 4. Analisis Payback Period (PP), Angka 2015, Pekanbaru. menunjukkan selama 1 tahun 10 bulan 6 hari usaha kue Ernayati, dkk, 2003. Esiklopedi bangkit di kota Pekanbaru telah Makanan Tradisional di mampu untuk menutupi dan Pulau Jawa dan Pulau mengembalikan modal awalnya. Madura, Proyek Pelestarian 5. Nilai Internal Rate of Return dan Pengembangan Tradisi (IRR) usaha kue bangkit adalah dan Kepercayaan, Jakarta. sebesar 48,5% angka ini lebih Jhingan, ML, 2004. Ekonomi tinggi dari tingkat suku bunga Pembangunan dan yang digunakan yaitu sebesar Perencanaan, Rajawali 12%. Dengan demikian usaha kue Press, Jakarta bangkit di Kota Pekanbaru layak
JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 113
Kamus Besar Bahasa Indonesia Sofyan, Harahap Syafri, 2002. Teori Online, http://kbbi.web.id, Akuntansi Laporan Diakses 31 September 2016, Keuangan. Bumi Aksara, pukul 20.30 WIB. Jakarta. Nurhayati, Endang, 2013. Inventaris Umar, Husain, 2000. Metode Makanan Tradisional Jawa Penelitian Untuk Skripsi dan serta Alternatif Tesis Bisnis, Raja Grafindo Pengembangannya, Laporan Persada, Jakarta. Akhir Penelitian Guru Besar Universitas Negeri, Yogyakarta.
Rosyidi, Djalal, 2006. Macam –
Macam Makanan Tradisoanal yang Terbuat dari Hasil Ternak Yang Beredar Di Kota Malang, Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya I (1) : 24-23.