Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

ANALISIS KELAYAKAN USAHA MAKANAN

TRADISIONAL KUE BANGKIT DI KOTA PEKANBARU

Oleh :
Juliandri
Pembimbing : Jahrizal dan Taryono

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email : juliandri71@gmail.com

Feasibility Study of Bangkit Cookies Business in Pekanbaru.

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the feasibility of Bangkit cookies


business in Pekanbaru, seen from several aspects such as aspect of market and
marketing, technical aspects of production, legal aspects, legal management
especially from the aspect of financial. Data used in this research is to use the
primary data and secondary data. Primary data obtained from field research by
interviewing, observation, and quetionnaries. While secondary data obtained
from various agencies or institutions associated with the problems examined
include Department of Industry and Commerce City of Pekanbaru, Department of
Cooperatives and Small-Medium Enterprises City of Pekanbaru and Central
Bureau of Statistics. The Results of feasibility analysis in terms of both
quantitative and qualitative data shows that Bangkit cookies Business Pekanbaru
is eligble to run. It is one of them is shown with a financial analysis which
procedur Net Present Value (NPV) Positive value is Rp. 54.617.544. Internal of
Return Value is 48.5%, where the value is greater than the interest rates on loans
(12 percent). Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) indicates the number of 1.0679. Net
Benefit Ratio showed the number of 2,0649655 and payback periods of 1 year 10
months and 6 days which means this business has been able to cover the cost of its
original investment before the age of business ended.

Keyword : Feasibility study Bangkit Cookies business

PENDAHULUAN untuk dijadikan sebuah peluang


bisnis yang dapat mendatangkan
Indonesia merupakan Negara pendapatan bagi masyarakat,
yang mempunyai beranekaragam menciptakan lapangan kerja dan
jenis makanan tradisional. Setiap meningkatkan pendapatan daerah.
daerah di Indonesia memilki Masyarakat Indonesia sejak
makanan tradisional dengan ciri dahulu kala sudah memiliki budaya
khasnya masing-masing, walaupun tentang makanan tradisoanal yang
ada yang sama tetapi setiap daerah enak. Berbagai daerah di Indonesia
memiliki cita rasanya sendiri. mempunyai beranekaragam masakan,
Makanan tradisional ini dapat jajanan dan minuman tradisonal yang
dimanfaatkan oleh setiap daerah lezat, sehat dan aman (Rosyidi,2006).
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 1121
Salah satu makanan tradisional di mendatangkan keuntungan, sekaligus
Indonesia adalah Kue Bangkit yang menjadi ajang promosi wisata
ada di Kota Pekanbaru. makanan tradisional yang mampu
Kue Bangkit merupakan salah mendorong dan menjadi daya tarik
satu makanan tradisional yang ada di Wisatawan berkunjung ke Kota
Kota Pekanbaru. Proses pembuatan Pekanbaru.
Kue Bangkit biasanya dengan cara Prospek makanan tradisional
dibakar, tetapi banyak juga yang seperti Kue Bangkit untuk
menggunakan oven. Diberi nama Kue berkembang saat ini sebenarnya
Bangkit karena ukurannya setelah cukup baik karena teknologi
matang dan dikeluarkan dari oven komunikasi dan informasi yang
bisa berukuran dua kali lipat dari begitu pesat dapat meningkatkan
ukuran adonan semula. Kue Bangkit gaung promosi pengembangannya.
memeiliki tekstur yang sangat halus Perkembangan usaha Kue Bangkit ini
dan mudah hancur saat dimakan. juga didukung oleh kebijakan
Rasa Kue Bangkit sangat renyah dan Pemerintah daerah seperti
manis, sedangkan warna Kue Bangkit memberikan pinjaman dengan tingkat
kekuningan dan berwarna merah suku bunga yang rendah bagi
diatasnya. pengusaha kecil dan rumah tangga,
Kue Bangkit ini biasanya menyediakan pasar untuk
dikonsumsi sebagai makanan memasarkan produknya serta
pelengkap dan cemilan wajib memberikan kemudahan dalam
masyarakat Pekanbaru pada saat hari memperoleh izin usaha. Pemerintah
besar keagamaan seperti Idul Fitri, daerah juga memberikan pelatihan
Idul Adha dan Imlek. Kue Bangkit dan penyuluhan dalam penerapan
juga dijadikan ajang promosi untuk teknologi baru yang dapat membantu
memperkenalkan makanan para pengusaha dalam melakukan
tradisional yang ada di Kota usahanya, sering mengadakan
Pekanbaru, sehingga dapat dijadikan pameran.
oleh-oleh bagi masyarakat yang Data dari Badan Pusat Statistik
berkenjung ke Kota Pekanbaru.. Kota Pekanbaru 2015 mengenai
Kota Pekanbaru sebagai pengeluaran rata-rata perkapita
Ibukota Provinsi Riau mengalami sebulan menurut kelompok barang di
pertumbuhan penduduk yang cukup Kota Pekanbaru. Makanan siap saji
pesat dan jumlah Wisatawan merupakan kelompok barang
Domestik maupun Wisatawan makanan yang angkanya tertinggi,
Mancanegara yang datang dimana tahun 2013 menunujukan
berkunjung ke Kota Pekanbaru angka 159.920,74 dan mengalami
cenderung meningkat setiap kenaikan yang siginifikan tahun 2014
tahunnya. Hal ini akan berimbas sebesar 10.656,01 sehingga tahun
terhadap kebutuhan pangan yang 2014 berjumlah 170,576.75. Hal ini
meningkat termasuk Kue Bangkit. memperlihatkan adanya perubahan
Oleh karena itu, masyarakat Kota pola konsumsi masyarakat Kota
Pekanbaru melihat bahwa usaha Kue Pekanbaru, dimana masyarakat Kota
Bangkit ini memiliki peluang dan Pekanbaru suka mengkonsumsi
potensi cukup baik untuk makanan modern yang siap saji.
dikembangkan sehingga dapat Masyarakat sekarang melihat
JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1122
makanan modern merupakan lifestyle TINJAUAN PUSTAKA DAN
yang dapat meningkatkan prestise HIPOTESIS
bagi kehidupan mereka. Masyarakat
menganggap makanan tradisional Pengertian Makanan Tradisioanal
mempunyai kesan kurang bersih, Berdasarkan Kamus Umum
kurang aman, kurang menarik, kuno Bahasa Indonesia, tradisional
tidak praktis dan mutunya beragam memiliki makna sebagai sesuatu yang
dan juga kurang sentuhan teknologi sifatnya turun temurun dan menurut
dalam prosesnya sehingga terkesan adat suatu daerah, sedangkan
ketinggalan zaman terutama bagi makanan memiliki arti sesuatu yang
masyarakat perkotaan. dimasukan melalui mulut yang
Adapun perumusan masalah berfungsi memberi nutrisi kepada
dari penelitian ini adalah : 1) Apakah tubuh sehingga pengertian makanan
Usaha Kue Bangkit di Kota tradisioanal secara sederhana berarti
Pekanbaru layak dilihat dari Aspek segala sesuatu yang dikonsumsi
Finansial berdasarkan Net Present masyarakat suatu daerah secara turun
Value, Net Benefit Cost Ratio, Benefit temurun guna memenuhi kebutuhan
Cost Ratio, Payback Period dan nutrisi bagi tubuhnya. Pendapat
Internal Of Return? 2) Bagaimana Ernayati (2003:2) dalam Ensklopedi
kelayakan Usaha Kue Bangkit di Makanan Tradisional di Pulau Jawa
Kota Pekanbaru dilihat dari Aspek dan Pulau Madura memberikan
Pasar dan Pemasaran? 3) Bagaimana pengertian tentang makanan
kelayakan Usaha Kue Bangkit di tradisional memiliki nilai budaya,
Kota Pekanbaru dilihat dari Aspek tradisi secara turun temurun, serta
Teknis dan Produksi? 4) Bagaimana kepercayaan yang bersumber pada
kelayakan Usaha Kue Bangkit di budaya lokal.
Kota Pekanbaru dilihat dari Aspek
Manajemen dan Hukum? Pengembangan Makanan
Tujuan penelitian ini adalah Tradisional
untuk : 1) Untuk mengetahui Tujuan pengembangan
kelayakan Usaha Kue Bangkit di makanan tradisional adalah
Kota Pekanbaru dilihat dari Aspek meningkatkan citra dan kelestarian
Finansial berdasarkan Net Present makanan tradisional agar dicintai dan
Value, Net Benefit Cost Ratio, Benefit dihargai masayarakatnya sendiri serta
Cost Ratio, Payback Period dan dikembangkan sebagai sumberdaya
Internal Of Return. 2) Untuk potensi pengembangan ekonomi
mengetahui kelayakan Usaha Kue nasioanal dalam era pasar global.
Bangkit di Kota Pekanbaru dilihat Langkah-langkah operasional
dari Aspek Pasar dan Pemasaran. 3) yang perlu dilakukan untuk
Untuk mengetahui kelayakan Usaha mengembangkan makanan tradisional
Kue Bangkit di Kota Pekanbaru (Nurhayati, 2013) :
dilihat dari Aspek Teknis dan 1. Identifikasi dan inventarisasi
Produksi. 4) Untuk mengetahui makanan tradisional, bekerjasama
kelayakan Usaha Kue Bangkit di dengan pusat kajian Makanan
Kota Pekanbaru dilihat dari Aspek Tradisional dan Perguruan Tinggi.
Manajemen dan Hukum. 2. Menyusun profil makanan

JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1123


tradisional di daerah sebagai

JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1124


bahan informasi pangan dan Studi Kelayakan Usaha Bahan
penyuluhan. Baku
3. Fasilitasi kepada asosiasi jasa Studi kelayakan usaha
boga, restoran, perhotelan, merupakan penelitian tentang
Perguruan Tinggi dan masyarakat berhasil tidaknya suatu proyek atau
dalam penyebaran informasi, proyek dapat dilaksanakan secara
sosialisasi dan promosi. berhasil dengan menguntungkan
4. Pelatihan bagi tenaga penyuluh secara terus menerus.
dan pendamping program Studi ini pada dasarnya
mengenai informasi yang terkait membahas berbagai konsep dasar
dengan makanan tradisional. yang berkaitan dengan keputusan dan
5. Mendorong pengembangan pusat- proses pemilihan proyek bisnis agar
pusat makanan tradisonal bersama mampu memberikan manfaat
instansi terkait, swasta dan ekonomis dan sosial sepanajang
masyarakat. waktu. Tingkat kelayakan
usaha/bisnis dapat ditinjau dari
Konsep Dasar Ekonomi Industri beberapa aspek seperti aspek pasar
Industri dalam arti sempit dan pemasaran, aspek teknis dan
adalah kumpulan perusahaan yang produksi, aspek hukum, aspek
menghasilkan produk sejenis dimana manajemen dan aspek finansial
terdapat kesamaan dalam bahan baku
yang digunakan, proses, bentuk Aspek Pasar dan Pemasaran
produk akhir dan Konsumen akhir. Aspek pasar dan pemasaran
Arti yang lebih luas, industri dapat meliputi proyeksi permintaan dan
didefinisikan sebagai kumpulan penawaran harga, program
perusahaan yang memproduksi pemasaran serta perkiraan jumlah
barang dan jasa dengan elastisitas penjualan yang bisa dicapai
silang yang positif dan tinggi perusahaan. Saat berencana
(Kuncoro, 2007). mendirikan usaha, faktor pemasaran
merupakan hal penting dalam
Industri Makanan menyusun studi kelayakan. Jika tidak
Industri makanan merupakan ada gambaran yang jelas tentang
bagian dari sektor industri secara pemasaran ini akan sulit diharapkan
umum yang memadukan ekonomi usaha akan berjalan dengan lancar...
dan unsur teknologi yang memiliki
peran strategis dalam mendukung Aspek Teknis dan Produksi
pertumbuhan ekonomi, terutama Hal penting selanjutnya, yang
peningkatan nilai tambah, perlu dicermati adalah menetukan hal
penyerapan tenaga kerja serta teknis yang dipakai dalam
pendapatan daerah. Produk makanan menjalankan usaha. Hal ini berkaitan
kecil harus diarahkan dengan rencana atau program kerja
pengembangannya berdasarkan jangka pendek dan jangka panjang.
ketersedian bahan dasar setempat Sistem produksi yang dipilihpun
seperti makanan khas daerah Kue perlu efisiensi dan efektifitasnya.
Bangkit yang ada di Kota Pekanbaru.
Aspek Manajemen dan Hukum

JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1125


Aspek manajemen meliputi present value net benefit yang negatif
manajemen dalam produksi dan (Umar, 2000).
manajemen dalam masa Internal of Return (IRR)
pembangunan usaha dan dari segi merupakan tingkat diskonto yang
hukum bentuk badan usaha yang menyebabkan NPV Investasi sama
digunakan, berbagai akta, sertifikat dengan nol (Umar, 2000). IRR dapat
dan izin yang diperlukan. juga dianggap sebagai tingkat
keuntungan atas investasi bersih dari
Aspek Finansial suatu usaha, sepanjang setiap benefit
Ditinjau dari aspek keuangan, perlu bersih diperoleh secara otomatis
dilakukan perhitungan besarnya biaya ditanamkan kembali pada tahun
untuk menjalankan usaha, termasuk berikutnya dan mendapat tingkat
investasi awal, modal kerja, perlatan keuntungan yang sama dan diberi
dan lain-lain. bunga selama sisa umur usaha.
Kelayakan investasi dapat Payback Period Menurut
diukur dengan berbagai kriteria, yang sofyan (2002:19), teknik ini
dalam hal ini menggunakan alat digunakan untuk menentukan berapa
seperti analisis, Benefit/Cost Ratio, lama modal yang ditanamkan dalam
Net Benefit/Cost Ratio Payback usaha itu akan kembali jika altenatif
Periods, Net Present Value, , Internal aliran kas yang didapat dari usaha
of Return (Sutojo, 2009:91) yang diusulkan itu akan kembali,
Net Present Value (NPV) maka alternatif usulan yang
mengukur berapa nilai yang memberikan masa yang terpendek
dihasilkan saat ini seandainya adalah yang terbaik.
menanamkan sebuah investasi.
Menurut Sofyan (2002 : 180) Net Wirausaha
Present Value adalah nilai neto Kata wirausaha atau pengusaha
sekarang dari dana yang diambil dari bahassa Perancis
diinvestasikan selama umur proyek. “Entrepreneur” yang awalnya
NPV mencerminkan besarnya tingkat memiliki arti pemimpin musik atau
pengembalian dari usulan usaha atau pertunjukan lain. Dalam ilmu
proyek. Jika nilai Net Present Value ekonomi, seorang pengusaha berarti
positif maka investasi layak seseorang pemimpin ekonomi yang
dilakukan, sebaliknya jika negatif mempunyai kemampuan untuk
maka investasi ditolak atau tidak mendapatkan peluang secara berhasil
layak. memperkenalkan mata dagangan
Benefit/Cost Ratio merupakan baru, teknik baru, sumber pemasukan
perbandingan antara NPV total dari baru, merangkum pabrik, peralatan,
benefit bersih terhadap total dari manjaemen dan tenaga buruh yang
biaya bersih (Umar, 2000). diperlukan serta
Benefit/Cost Ratio menunjukan mengorganisasikannya dalam suatu
manfaat bersih yang diperoleh setiap teknik pengorganisasian perusahaan
penambahan satu rupiah pengeluaran (Jhingan, 2004:425).
bersih
Net Benefit Cost Ratio adalah METODOLOGI PENELITIAN
perbandingan Total Present Value
Net Benefit yang positif dengan total
JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1126
Penelitian ini dilakukan di Kota Aspek Pasar dan Pemasaran
Pekanbaru yaitu pada Usaha Kue Aspek pasar yang akan dibahas
bangkit yang tersebar di seluruh adalah produk, harga, pesaing,
wilayah Kota Pekanbaru. Yang peluang pasar dan promosi.
menjadi responden dalam penelitian 1) Harga dan Produk
ini adalah semua pengusaha Kue Jumlah unit Kue Bangkit yang
Bangkit yang ada di Kota Pekanbaru diproduksi oleh pengusaha industri
yang berjumlah sepuluh industri. Kue Bangkit di Kota Pekanbaru
Penelitian ini menggunakan populasi beraneka ragam. Pada tabel berikut
menjadi sebagai seluruh sampel akan dijelaskan jumlah Kue Bangkit
penelitian. yang diproduksi setiap bulannya.
Sumber data dalam penelitian
ini meliputi data primer yang berasal Tabel 1
dari penyebaran kuesioner kepada Jumlah Kue Bangkit yang
responden yaitu pengusaha Usaha diproduksi Setiap Bulan di Kota
Kue Bangkit .Dalam hal ini, data Pekanbaru Tahun 2016
primer yang digunakan adalah hasil No Jumlah Frekuensi Persentase
jawaban responden atas kuesioner Produksi (%)
yang dibagikan. Data sekunder dalam 1 500 – 750 4 40
penelitian ini diperoleh dari instansi- Pack
instansi yang terkait dengan studi 2 750 – 3 30
kepustakaan terhadap bahan-bahan 1.000
publikasi secara resmi, buku-buku, Pack
majalah, serta laporan lain yang 3 1.000 – 2 20
1.300
berhubungan dengan penelitian. Pack
Teknik pengumpulan data yaitu 4 > 1.300 1 10
dengan melakukan penelitian di Pack
lapangan dengan menggunakan Jumlah 10 100
Kuisioner dan pengamatan langsung
Sumber : Data Olahan, 2016
atau observasi terhadap responden.
Berdasarkan tabel diatas dapat
Metode Analisis Data disimpulkan bahwa dari sebanyak 10
Data yang diperoleh berupa responden yang memproduksi Kue
data kualitatif dan data kuantitatif. Bangkit 500 – 750 pack setiap
Analisis data kualitatif dilakukan bulannya adalah sebanyak 4 orang
untuk mengetahui karakteristik Usaha
atau 40% , yang memproduksi Kue
Kue Bangkit seperti melihat aspek
Bangkit 750 – 1.000 pack setiap
pasar dan pemasaran, aspek teknis
dan produksi serta aspek hukum dan bulannya adalah sebanyak 3 orang
manajemen. Data Kuantitatif atau 30%, yang memproduksi Kue
dilakukan untuk mengetahui keadaan Bangkit 1.000 – 1.300 pack setiap
usaha secara finansial seperti NPV, bulannya adalah sebanyak 2 orang
IRR, B/C Ratio, Net B/C dan atau 20%, dan yang memproduksi
Payback Periods. Kue Bangkit lebih dari 1.300 pack
setiap bulannya adalah sebanyak 1
HASIL PENELITIAN DAN orang atau 10%.
PEMBAHASAN
Tabel 2
JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1127
Rasa dan Harga Kue Bangkit di khas Riau untuk menitipkan
Kota Pekanbaru penjualan. Melakukan promosi
melalui pemanfaatkan Sosial Media
No Rasa Rata- rata dalam memperkenalkan produknya
Harga/ Pack
4) Pemasaran
1 Jeruk Purut Rp 20.000
2 Durian Rp 25.000
Pemasaran merupakan salah satu
3 Kacang Rp 20.000
kegiatan yang dilakukan untuk
menyampaikan hasil produksi sampai
4 Vanilla Rp 22.000
pada konsumen. Pemasaran juga
5 Kelapa Rp 20.000
dapat diartikan sebagai salah satu
Sumber : Data Olahan, 2016
sistem keseluruhan dari kegiatan
2) Persaingan dan Peluang Usaha usaha yang ditujukan untuk
Keadaan Persaingan dan peluang merencanakan, menentukan harga,
usaha Kue Bangkit dapat dilihat memperomosikan dan
melalui keadaan strukur pasar mendistribusikan barang dan jasa
Hasil hitung CR4 diketahui tingkat sehingga dapat memuaskan pembeli.
konsentrasi rasio rata-rata usaha Kue ada dua pemasaran yang
Bangkit di Kota Pekanbaru sebesar dilakukan oleh para pengusaha Kue
53,81345%. Dengan 4 perusahaan Bangkit, yaitu
dengan market share/ pangsa pasar  Pemasaran Langsung
terbesar yaitu : Kembang Melati Pemasaran langsung cukup
17,00771%, KUB Kembang Melati sederhana, dimana para produsen
13,81876%, Anak Dara 11,98512% dan menjual atau memsarkan produknya
Syempana 11,00186%.. Tingginya dengan cara dijual di gerai atau toko
tingkat konsentrasi 53,81345%. yaitu kue bangkit yang mereka miliki
53,81345%. dan nilai IHH sebesar sendiri. Sehingga para konsumen
0,110894 Struktur pasar dan umumnya mendatangi langsung dan
persaingan yang terbentuk pada membeli produk Kue Bangkit ini.
usaha Kue Bangkit yang ada di Produsen Konsumen
Pekanbaru adalah strukur pasar dan  Pemasaran Tidak Langsung
persaingan pasar tidak sempurna Pemasaran tidak langsung adalah
Oligopoli (Price Leadership), karena pemasaran yang dilakukan dengan
Pengusaha Kue Bangkit di Kota cara menggunakan perantara
Pekanbaru didominasi oleh beberapa (Distributor) ataupun melakukan
pengusaha sehingga mereka yang kerja sama dengan cara bagi hasil
memimpin harga. Hal ini karena dengan pihak lain untuk menitipkan
pengusaha kue bangkit tersebut sudah produk Kue Bangkit
lama berdiri dan merupakan pelopor
usaha Kue Bangkit di Kota Aspek Teknis dan Produksi
Pekanbaru. 1) Bahan Baku
3) Staraegi Pemasaran/ Promosi Perencanaan bahan baku dan
Strategi Pemasaran yang bahan pembantu merupakan bagian
dilakukan produsen Kue Bangkit di utama untuk perhitungan kebutuhan
Kota Pekanbaru antara lain modal kerja. Hal-hal yang perlu
mtelakukan kerja sama dengan toko diperhatikan adalah harga, kuantitas,
dan gerai yang menjual oleh-oleh kualitas, supplier dan ketersediannya.
Bahan baku utama yang digunakan
JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1128
dalam pembuatan Kue Bangkit  Sangrai tepung kanji/tapioka
adalah Tepung Sagu ataupun bisa bersamaan ditambahkan potongan
juga dengan menggunakan tepung daun pandan dalam wajan selama
tapioka 75 menit dengan api kecil, hingga
daun pandan sedikit kering lalu
Tabel 3 dinginkan.
Jumlah Bahan Baku Tepung Sagu  Olesi Loyang dengan margarin
atau Tepung Tapioka yang dan panaskan oven pada suhu
digunakan Usaha Kue Bangkit di 160˚C
Kota Pekanbaru Tahun 2016
 Kocok kuning telur hingga
Nama Usaha Jumlah Jumlah mengembang, masukan gula halus
Kue Bangkit Bahan Baku Bahan
(Kg/bulan) Baku
dan masukan santan 70-80 ml,
kg/tahun kocok merata.
Kembang 1500kg 18000  Tepung diayak ke dalam wadah
Melati bersih, masukan adonan telur dan
Syempana 1200kg 14400 gula halus.
Wan Aza 1000kg 12000
Anak Dara 1200kg 14400  Masukan sisa santan yang ada,
Al Mahdi 1000kg 12000 aduk adonan hingga merata.
KUB 1300kg 15600  Giling adonan setebal 1-
Kembang 1,5cm.beri dedikit tepung pada
Melati
Berkah 800kg 9600
cetakan agar tidak lengket.
Insan Sukses 800kg 9600  Cetak adonan lalu letakan diatas
Kue Khas 900kg 10800kg Loyang.
Riau  Panggang dalam oven selama +/-
Hilyati Snack 800kg 9600
20 menit pada suhu 160˚C.
Sumber : Data Olahan, 2016
 Angkat kue saat kue sudah matang
Berdasarkan tabel diatas dapat dan olesi pewarna dipermukaan
dilihat rata-rata penggunaan bahan untuk
baku tepung kanji maupun tepung 3) Lokasi
tapioka setiap usaha Kue bangkit Untuk lokasi ini terbagi dua,
dalam satu bulan dan setahun. pertama lokasi produksi dan lokasi
Dimana pengusaha yang paling pemasaran. Untuk lokasi produksi
terbanyak menggunakan bahan baku yang digunakan dalam usaha Kue
adalah Kembang Melati sebanyak Bangkit ini kebanyakan di rumah
1500kg/bulan dan 18.000kg/tahun. sendiri. Sedangkan untuk lokasi
Usaha Kue Bangkit yang bpaling pemasarannya ada yang langsung
sedikit menggunakan bahan baku dijual di rumah sendiri ada juga yang
adalah Berkah, Insan Sukses dan dipasarkan di tempat lain dengan cara
Hilyati Snack yaitu sebesar dititipkan.
800kg/bulan dan 9600kg/tahun.
Untuk Sumber bahan baku yang Tabel 4
digunakan dalam usaha Kue Bangkit Lokasi tempat Usaha Kue Bangkit
berasal dari dalam KotaPekanbaru. di Kota Pekanbaru
2) Proses produksi Nama Usaha Kecamatan Alamat
Hilyati Bukit Raya Jalan Kopi
Snack No 17

JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 2017 1129


Tangkerang Jumlah Tenaga Kerja pada Usaha
Selatan Kue Bangkit di Kota Pekanbaru
Kembang Pekanbaru Jalan No Nama Toko Jumlah
Melati Kota Letkol Tenaga Kerja
Hasan Basri (orang)
No 2 1 Kembang 4
Wan Aza Tenayan Jalan Melati
Raya Sidoddi 2 Syempana 4
Gang VI 3 Wan Aza 2
No 2C 4 Anak Dara 4
Syempana Sail Jalan 5 Al – Mahdi 2
Letjend S 6 KUB Kembang 5
Parman Melati
Gang 7 Berkah 3
Syempana 8 Insan Sukses 3
No 12A 9 Kue Khas Riau 2
Gobah 10 Hilyati Snack 2
Anak Dara Pekanbaru Jalan Sari Sumber : Data Olahan, 2016
Kota Amin No
30 Aspek Hukum atau perizinan yang
Al Mahdi Sukajadi Jalan harus dimiliki para pengusaha Kue
Rajawali Bangkit biasanya seperti Surat Izin
No 72D
KUB Pekanbaru Jalan Sari Tempat usaha (SITU) dan sertifikat
Kembang Kota Amin Halal dari Majelis Ulama Indonesia
Melati NO.27 (MUI). Setidaknya salah satu izin
Insan Sukses Sukajadi Jalan Kayu harus dimiliki. Sepuluh pelaku usaha
Manis kue bangkit di kota pekanbaru ini
Kue Khas Sukjadi Jalan sudah memiliki Surat Izin Tempat
Riau Bandeng usaha (SITU).
Berkah Tampan Jalan Aspek Finansial
Panam Swakarya
Gang Biaya yang digunakan dalam
LlengkuasS usaha kue bangkit, terdiri dari biaya
A12 Panam investasi, biaya tetap, dan biaya
Sumber : Data Olahan, 2016
variable
Aspek Manajamen dan Hukum 1) Biaya Investasi
Pengkajian aspek manajemen Biaya investasi merupakan
meliputi pada kebutuhan dan biaya awal yang digunakan untuk
pengadaan tenaga kerja. Usaha Kue membeli barang-barang modal atau
Bangkit memerlukan para pekerja barang yang penggunaannya lebih
yang terampil. Tenaga kerja sangat dari satu tahun. Untuk biaya investasi
menentukan kelancaran serta responden mengeluarkan Rp
kelangsungan hidup usaha. Dimana 51.285.909. selengkapnya dapat
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah dilihat pada tabel 6 berikut ini:
para tenaga kerja yang rajin, mau
belajar, bersungguh -sungguh dalam Tabel 6
bekerja dan jujur. Biaya Investasi Usaha Kue Bangkit
di Kota Pekanbaru Tahun 2016
Tabel 5 Investasi Harga (%)

JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 113


Perolehan Tabel 8
(Rp) Biaya Tetap Usaha Kue Bangkit di
Mixer 5.490.909 10,7 Kota Pekanbaru Tahun 2016
Oven 6.800.000 13,3 Biaya Tetap Jumlah (Rp) Persentase
(%)
Perlengkapan 5.600.000 10,9 Penyusutan 1.663.182 10,3
Dapur Mixer
Perlengkapan 6.000.000 11,7 Penyusutan 1.265.556 7,9
Toko Oven
Toko/ Kios 13.140.000 53,4
Toko/ Kios 13.140.000 81,/
Total Biaya 51.285.909 100
Investasi Total Biaya 16.068.738 100
Sumber : Data Olahan, 2016 Tetap
Sumber : Data Olahan, 2016
Tabel 7
Besaran Modal Awal Pengusaha 3) Biaya Variabel
Kue Bangkit di Kota Pekanbaru Biaya variabel atau biaya tidak
Tahun 2016 tetap adalah biaya yang besar
No Usaha Modal Usaha kecilnya akan berpengaruh terhadap
(Rp) hasil produksi. Biaya tidak tetap
1 Kembang 60.000.000,00
meliputi biaya listrik, biaya bahan
Melati
2 Syempana 45.000.000,00
baku, Biaya Transportasi, upah
3 Wan Aza 52.000.000,00
tenaga kerja dan Biaya lain-lain
4 Anak Dara 47.000.000,00
Tabel 9
5 Al Mahdi 50.000.000,00 Biaya Variabel Usaha Kue Bangkit
6 KUB 50.000.000,00 di Kota Pekanbaru Tahun 2016
Kembang
Melati Biaya Jumlah (Rp) (%)
7 Berkah 45.000.000,00 Variabel
8 Insan 55.000.000,00 Bahan Baku 114.000.000 62,63
Kurnia Upah Tenaga 53.760.000 29,53
9 Kue Khas 50.000.000,00 Kerja
Riau Listrik 2.790.000 1,53
10 Hayati 45.000.000,00 Transportasi 9.780.000 5,37
Snack Biaya Lain- 1.680.000 0,94
Jumlah 499.000.000,00 lain
Rata-rata 49.900.000,00 Total Biaya 182.010.000 100
Variabel
Sumber : Data Olahan, 2016
Sumber : Data Olahan, 2016
2) Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang 4) Pendapatan
dikeluarkan besar kecilnya tidak Pendapatan disini adalah
mempengaruhi terhadap hasil pendapatan yang diperoeh dari hasil
produksinya nanti, biaya ini terdiri usaha kue bangkit. Setiap tahunnya
dari biaya penyusutan. Berikut rata-rata pendapatan usaha kue
besaran biaya tetap yang harus bangkit adalah Rp 225.780.000.
dikeluarkan dalam industri Kue 5) Laba/ Rugi
Bangkit. Laba atau rugi merupakan
perhitungan yang berujuan untuk

JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 113


mengetahui besarnya keuntungan Present Value Net Benefit yang
yang diperoleh ata rugi yang diderita negative.
oleh pemilik usaha. Cara perhitungan Diketahui bahwa Net Benefit Cost
laba atau rugi yaitu pendapatan per Ratio,Setelah dibandingkan antara
tahun dikurangi dengan biaya per Total Present Value Net Benefit
tahun, dari penjelasan sebelumnya positif dengan Total Present Value
diketahui pendapatan pertahunnya Net Benefit negatif diperoleh angka
adalah sebesar Rp 205.780.000 dan sebesar 2,0649655 yang berarti lebih
biaya yang dikeluarkan per tahunnya besar dari satuHal ini berarti usaha
adalah sebesar Rp 198.078.738. Kue Bangkit di Kota Pekanbaru layak
Maka keuntungan/Laba yang untuk dijalankan.
diperoleh Usaha Kue Bangkit di Kota 9) Payback Period
Pekanabaru pada tahun pertama Payback periode adalah metode
adalah sebesar Rp 27.701.262,- yang mendasarkan pada jumlah tahun
6) Net Present Value (NPV) yang diperlukan untuk
Net Present Value (NPV) mengembalikan investasi awal. Hasil
merupakan selisih Present Benefit yang diperoleh dari perhitungan
dengan Present Value Cost. Payback Periode adalah 1 tahun 10
Keuntungan bersih yang diterima bulan 6 hari.
merupakan pendapatan yang diterima
pengusaha yang dikurangi dengan x 100
pengeluaran rutin untuk keperluan
produksi.
Diketahui bahwa Net Present
Value, setelah dikurangi PV benefit x 100 = 1,85 tahun
dengan PV cost (858.457.066– 1,85 tahun = 1 tahun 10 bulan 6 hari
803.839.522) diperoleh angka 10) Internal Rate of Return (IRR)
54.617.544 yang menunujukan angka Nilai Internal Rate of Return harus
lebih desar dari 0, sehingga usaha kue dibandingkan dengan nilai cost of
Bangkit di Kota Pekanbaru layak capital, hal tersebut dilakukan untuk
memenuhi kriteria untuk dijadikan mengetahui tingkat kelayakannya.
usaha Nilai cost of capital yang digunakan
7) Benefit Cost Ratio adalah 12% berdasarkan nilai
Benefit Cost Ratio merupakan discount rate yang digunakan dalam
perbandingan antara present value analisis kriteria. Nilai Internal Rate
benefit dengan present value cost. of Return diperoleh dengan cara
Diketahui bahwa Benefit Cost coba-coba (trial and error) pada
Ratio,Setelah dibandingkan antara tingkat suku bunga berapa akan
PV benefit dengan PV cost diperoleh menghasilkan Net Present yang
angka sebesar 1,0679 yang berarti negatif atau sama dengan nol.
lebih besar dari satu. Hal ini berarti Nilai Internal Rate of Return
usaha kue Bangkit di Kota Pekanbaru usaha kue Bangkit di Kota Pekanbaru
layak untuk dijalankan. sebesar 48,5% angka ini lebih tinggi
8) Net Benefit Cost Ratio dari bunga yang digunakan yaitu
Net Benefit Cost Ratio merupakan sebesar 12% dari tingkat suku bunga
perbandingan Total Present Value kredit bank umum. Dengan demikian
Net Benefit yang positif dengan Total usaha kue bangkit layak untuk

JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 113


dijalankan.

JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 113


SIMPULAN DAN SARAN Saran
1. Diharapkan kepada pemerintah
Simpulan Kota Pekanbaru untuk terus dapat
Berdasarkan hasil penelitian yang mengembangkan industri kecil
telah dilakukan, maka dapat diambil yang ada di Kota Pekanbaru,
kesimpulan sebagai berikut : khususnya usaha Kue Bangkit,
1. Dari hasil perhitungan Net Present karena industri ini mampu
Value (NPV), Benefit Cost Ratio berkembang dan memberikan
(BCR), Net Benefit Cost Ratio pengaruh terhadap penyerapan
(Net B/C) Payback Period, dan tenaga kerja. Sehingga industri ini
Internal Rate of Return (IRR). diharapkan akan mampu berperan
Diketahui bahwa dengan dalam mengurangi angka
menggunakan Net Present Value pengangguran.
(NPV) didapat nilai sebesar Rp 2. Pemerintah juga diharapkan agar
54.617.544 sehingga memenuhi dapat menyediakan dana/modal
kriteria Net Present Value (NPV) untuk mengembangkan usaha ini
hal ini menunjukkan bahwa usaha 3. Bagi pemilik usaha agar lebih
Kue Bangkit di Kota Pekanbaru dapat meningkatkan mutu produk
layak untuk dikembangkan dan Kue Bangkit yang mereka
mempunyai prospek yang bagus produksi.
dimasa depan. 4. Bagi pemerintah Kota Pekanbaru
2. Benefit Cost Ratio (BCR), agar dapat mengawasi harga bahan
diperoleh angka sebesar 1,0679 baku agar pengusaha Kue Bangkit
yang berarti lebih besar dari satu. di Kota Pekanbaru dapat
Hal ini membuktikan bahwa usaha menjalankan usahanya dengan
kue bangkit di kota Pekanbaru baik tanpa harus menaikkan
layak untuk dikembangkan. anggaran untuk produksi dan agar
3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), tidak menyebabkan harga produk
diperoleh angka sebesar Kue Bangkit juga ikut naik.
2,0649655 yang berarti lebih besar
dari satu. Hal ini membuktikan DAFTAR PUSTAKA
bahwa usaha kue bangkit di kota
Pekanbaru layak untuk Badan Pusat Statistik Pekanbaru,
dikembangkan 2015. Pekanbaru Dalam
4. Analisis Payback Period (PP), Angka 2015, Pekanbaru.
menunjukkan selama 1 tahun 10
bulan 6 hari usaha kue Ernayati, dkk, 2003. Esiklopedi
bangkit di kota Pekanbaru telah Makanan Tradisional di
mampu untuk menutupi dan Pulau Jawa dan Pulau
mengembalikan modal awalnya. Madura, Proyek Pelestarian
5. Nilai Internal Rate of Return dan Pengembangan Tradisi
(IRR) usaha kue bangkit adalah dan Kepercayaan, Jakarta.
sebesar 48,5% angka ini lebih Jhingan, ML, 2004. Ekonomi
tinggi dari tingkat suku bunga Pembangunan dan
yang digunakan yaitu sebesar Perencanaan, Rajawali
12%. Dengan demikian usaha kue Press, Jakarta
bangkit di Kota Pekanbaru layak

JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 113


Kamus Besar Bahasa Indonesia Sofyan, Harahap Syafri, 2002. Teori
Online, http://kbbi.web.id, Akuntansi Laporan
Diakses 31 September 2016, Keuangan. Bumi Aksara,
pukul 20.30 WIB. Jakarta.
Nurhayati, Endang, 2013. Inventaris Umar, Husain, 2000. Metode
Makanan Tradisional Jawa Penelitian Untuk Skripsi dan
serta Alternatif Tesis Bisnis, Raja Grafindo
Pengembangannya, Laporan Persada, Jakarta.
Akhir Penelitian Guru Besar
Universitas Negeri,
Yogyakarta.

Rosyidi, Djalal, 2006. Macam –


Macam Makanan
Tradisoanal yang Terbuat
dari Hasil Ternak Yang
Beredar Di Kota Malang,
Jurnal Ilmu dan Teknologi
Hasil Ternak, Fakultas
Peternakan Universitas
Brawijaya I (1) : 24-23.

JOM Fekon Vol. No. 1 (Februari) 113

You might also like