Bab Viii Pengujian Kemurnian

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

PENGUJIAN KEMURNIAN

Pengujian kemurnian benih erat kaitanya dengan sertifikasi benih. Sertifikasi benih
ditujukan untuk menjamin kualitas benih dan meningkatkan benih berkualitas, sehingga
produksi pertanian dapat berjalan dengan lancar. Sertifikasi terhadap benih yang akan
diedarkan meliputi: sertifikasi sumber benih, sertifikasi mutu benih dan kesehatan benih.
Mutu suatu benih didasarkan oleh kadar air, kemurnian dan daya kecambah, sehingga perlu
diadakannya standarisasi dalam sertifikasi benih (Permatasari dkk, 2022).

Pengujian kemurnian benih merupakan salah satu komponen dari pengujian mutu
fisik benih dimana benih dipisahkan dari tiga komponen meliputi benih murni, benih tanaman
lain, dan kotoran benih yang kemudian dapat dihitung presentase dari ketiga komponen benih
tersebut (Sutopo dalam Suryandari dan Ratnasari, 2019). Pada sumber lain dikatakan bahwa
komponen dari kemurnian meliputi benih murni (pure seeds), benih tanaman lain (other crop
seeds), benih varitas lain (other variety seeds), biji herba (weed seeds), dan kotoran (innert
matter).
a. Benih murni (pure seeds)
Benih murni merupakan bagian contoh kerja yang dirupakan oleh spesias yang
dikehendaki, didalam benih murni juga masih terbagi menjadi :
a) Benih muda berkerut,
b) Benih yang terbelah dan rusak,
c) Pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari ½ ukuran aslinya
(kecuali benih Leguminosae, Cruciferae, dan Coniferae, bila kulit
benihnya lepas, dianggap sebagai kotoran benih),
d) Benih yang terserang penyakit, dengan catatan bentuknya belum
berubah menjadi sklerotida,
e) Benih yang telah mulai tumbuh
b. Benih tanaman lain (other crop seeds)
Benih tanaman lain merupakan komponen yang mencakup semua biji yang
tidak termasuk dalam species.
c. Benih varitas lain (other variety seeds)
Benih varitas lain merupakan benih dari tanaman yang sejenis, tetapi berbeda
varitasnya.
d. Biji herba (weed seeds)
Biji herba merupakan biji dari tumbuhan yang tidak dikehendaki ditempat
tersebut.
e. Kotoran (innert matter)
Kotoran benih merupakan bagian dari kelompok benih, tetapi tidak berupa
benih, seperti gumpalan tanah, kerikil, serpihan bagian vegetatif tanaman, potongan
bunga dan biji herba yang tidak utuh.

Dalam pengujian kemurnian benih memiliki ketentuan berat contoh kerja, untuk padi
60-70 g, kacang tanah 500 g, Kol 10 g, dan wortel 3 g. Untuk benih yang belum ditentukan
berat kerjanya dapat digunakan standar sebagai berikut:
a. Benih dengan ukuran yang sama dengan serealia atau lebih diambil berat yang sama
dengan berat benih sejumlah 2.500.
b. Benih dengan ukuran yang lebih kecil diambil berat yang sama dengan berat benih
yang jumlahnya 2.000.
c. Aapabila benih diambil dari campuran benih yang ukurannya sama, berat contoh kerja
ditentukan oleh jenis beratnya lebih dari 50 % dari berat keseluruhan.
d. Apabila terdiri dari jenis-jenis yang ukurannya tidak sama dan tidak ada yang
mempunyai berat lebih besar dari 50 %, berat contoh kerja diambil dari rata-rata dari
jenis yang berat contoh kerjanya telah ditentukan.
Dalam pengujian kemurnian benih digunakan kotak dengan permukaan terdiri dari
kaca buram dengan penerangan berupa lampu ditengahnya, timbangan analitik dengan 4
angka dengan satuan gram. Setelah benih dipisahkan dari komponen-komponen
penyusunnya, masing masing komponen ditimbang dengan ketemtuan:

a. Berat contoh kerja kurang dari 25 gram, persentase berat masing-masing komponen
dihitung terhadap total berat semua komponen, tidak terhadap berat asli contoh kerja.
Meskipin demikian, total berat ini harus dibandingkan dengan berat asli untuk
mengecek adanya kehilangan atau kesalahan lain.
b. Berat contoh kerja lebih dari 25 gram, persentase berat dari benih tanaman lain/varitas
lain, kotoran benih dan biji herba dihitung terhadap berat asli contoh kerja. Komponen
benih murninya tidak perlu ditimbang. Dihitung dengan mengurangi angka 100 %
dengan jumlah % berat ketiga komponen lainnya.

Pengujian kemurnian benih menggunakan contoh kerja digunakan rumus

a. Faktor kehilangan
CK −( BM +BTL+ KB)
FK = x 100 %
CK
b. Persentase benih murni
BM
BM = x 100 %
BM + BTL+ KB
c. Presentase benih tanaman lain
BTL
BTL= x 100 %
BM + BTL+ KB
d. Persentase kotoran benih
KB
KB= x 100 %
BM + BTL+ KB
Keterangan :

CK = Contoh kerja
BM = Benih murni
BTL = Benih tanaman lain
KB = Kotoran benih
Pengujian Kadar Air

Kadar air merupakan hilangnya berat saat benih dikeringkan dengan teknik tertentu.
Metode pengukuran kadar air diharapkan dapat mengurangi oksidasi, dekomposisi zat
bersamaan dengan penguapan. Tinggi rendahnya kandungan air berperan penting dan
berpengaruh terhadap viabilitas benih (Sutopo dalam Suryandari dan Ratnasari, 2019).

Kadar air dapat dinyatakan dengan dua acara yaitu:

a. Berdasarkan berat basah, dimana jumlah air yang hilang dibagi dengan berat awal
atau berat segar contoh benih.
b. Berdasarkan berat kering, dimana jumlah air yang hilang dibagi dengan berat kering
contoh benih

Berat kering lebih rendah dari berat segar, kadar air benih yang dinyatakan
berdasarkan berat kering akan lebih tinggi dibandingkan kadar air yang dinyatakan
berdasarkan berat segar. Metode pengujian kadar air dapat dilakukan dengan berbagai metode
sebagai berikut:

a. Metode tungku (air oven method)


Metode ini menggunakan oven dengan suhu 130 ℃ selama 1 jam. Hilangnya berat
selama pengeringan diperhitungkan pada persentase benih basis, nilai yang diperoleh
merupakan persentase kadar air benih. Dalam penggunaan metode ini terdapat
beberapa kaidah meliputi:
- Benih kering berukuran besar dapat dihancurkan terlebih dahulu
- Benih kering berukuran kecil dapat langsung dioven
- Benih basah berukuran besar dilakukan 2 tahap pengeringan
- Benih dengan kandungan minyak tinggi tidak perlu dihancurkan terlebih dahulu
sebelum dioven
b. Moisture tester
Moisture tester merupakan suatu alat uji digital yang berfungsi untuk mengatur kadar
air atau tingkat kekeringan suatu benda. Kelebihan dari alat ini adalah dapat
mengukur kelembaban dalam segala kondisi, baik terhampar maupun dalam keadaan
tersimpan. Cara kerja dai alat ini didasarkan oleh konduktivitas dan hantaran listrik.
Kadar air akan berbanding linier dengan kapasitas listrik. Penggunaan moisture tester
terkadang kurang akurat, pada penelitian menggunakan moisture tester dengan sensor
fotodioda masih menghasilkan eror sebesar 3,04 % (Mustofah dan Utami, 2019).
c. Substansi penghisap air (desiccant)
Desiccant merupakan sejenis silica gel (anhidrida) : CaCl2, MgSO4, Na2SO4, K2CO3,
H2SO4 pkt, CaSO4. Desiccant berfungsi menyerap air atau uap air pada benih sehingga kadar
air dapat dihitung setelah beratnya tetap.
Pengujuan Daya Tumbuh

Pengujian daya tumbuh merupakan pengujian suatu benih dengan menentukan persentase
dari jumlah keseluruhan benih yang dikecambahkan dari jumlah benih yang tumbuh atau
berkecambah dengan normal dam jangka waktu yang telah ditetapkan. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran pertumbuhan benih yang diuji dengan kenyataan
lapangan, sehingga dapat dijadikan sebagai perkiraan kebutuhan benih (Elfiani dan Jakoni,
2015).

Suatu benih dapat dikatakan normal apabila dapat berkecambah dan memiliki unsur utama,
yaitu akar dan tunas. Sedangkan kecambah benih dikatakan tidak normal jika:

a. Tunas dan akar tidak muncul bersamaan


b. Benih tidak memunculkan akar, hanya memunculkan tunas
c. Akar berbentuk spiral, ujungnya tumpul, membesar atau mengkilat
d. Tidak terbentuk akar utama
Permatasari, I., Putri, N. A., Putri, N. A., Pratiwi, M. D., & Falahudin, I. (2022). Cara
Kerja Standarisasi Mutu Benih Padi (Oryza sativa) Pada Varietas CiherangDi
Laboratorium UPTD Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan
Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan. In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol.
2, No. 2, pp. 201-209).
Evie Ratnasari dan Lilis Suryandari. (2019). Studi Analisis Pengujian Standar Pada
Komoditi Padi (Oryza sativa L) Di UPT PSBTPH Dinas Pertanian Dan Ketahanan
Pangan Jawa Timur.
Mustofah, M., & Utami, P. (2019). Perangkat Penentu Kualitas Beras Ditinjau dari
Kadar Air dan Berat Butir Menir Berbasis Arduino Uno. Elinvo (Electronics,
Informatics, and Vocational Education), 4(1), 39-48.

You might also like