Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

https://journal.unismuh.ac.id/index.

php/kimap/index

BUDAYA KERJA KEPOLISIAN DALAM PELAYANAN KEPADA


MASYARAKAT DI POLRES ENREKANG

Muhammad Arifin1*, Muhammad Tahir2, Ihyani Malik3

1. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia


2. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
3. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia

Abstract

The purpose of this study is to show the working culture of the police in service to the
community in Enrekang Police. The research method used is qualitative. The number of
informants is seven. Data collection techniques through observation, interviews, literature
studies. The results showed that the Enrekang Police Department in the implementation of the
task of giving attention to habits, where the Enrekang Police Police always pay attention to the
small details of errors in carrying out their duties. This is in line with the principle of obedience
to the procedures for carrying out police duties. Enrekang Police Regulation as a party that
provides public services to the community in order to provide maximum service, guided by the
Code of Professional Ethics of the Police and Tri Brata and Catur Prasetya as the main duty of
the police is to protect, serve and enforce the law and work in accordance with the Standards of
Oprasional Procedures. Enrekang Police Department carries out tasks oriented to the values
carried out by adjusting methods to the socio-cultural conditions of the community and
providing examples first, be it institutionally, personally and close family of the Police so as to
have a significant impact in the results of socialization and education to the community.

Keywords: working culture, police, service

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk menunjukkan budaya kerja kepolisian dalam pelayanan kepada
masyarakat di Polres Enrekang. Adapun metode penelitian yang digunakan yakni kualitatif.
Jumlah informan sebanyak tujuh orang. Teknik pengumpulan data melalui observasi,
wawancara, studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepolisian Polres Enrekang
dalam pelaksanaan tugas memberikan perhatian kebiasaan, dimana Kepolisian Polres Enrekang
selalu memperhatikan detail-detail kecil kesalahan dalam melaksanakan tugas. Hal ini sejalan
dengan asas ketaatan terhadap prosedur pelaksanaan tugas Kepolisian. Peraturan Polres
Enrekang sebagai pihak yang memberikan pelayanan publik pada masyarakat agar dapat
memberikan pelayanan maksimal, dengan berpedoman pada Kode Etik Profesi Polri dan Tri
Brata dan Catur Prasetya sebagaimana tugas pokok kepolisian yaitu mengayomi melindungi,
melayani dan menegakkan hukum serta bekerja sesuai dengan Standar Oprasional Prosedurnya.
Kepolisian Polres Enrekang melaksanakan tugas dengan berorientasi pada Nilai-nilai yang
dilakukan dengan menyesuaikan metode dengan kondisi sosial budaya masyarakat serta
memberikan contoh terlebih dahulu, baik itu secara kelembagaan, pribadi dan keluarga dekat
Kepolisian sehingga memberikan dampak yang signifikan dalam hasil sosialisasi dan edukasi
terhadap masyarakat.

Kata kunci: budaya kerja, polisi, pelayanan

*
muhammadarifin@gmail.com

Volume 3, Nomor 4, Agustus 2022


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

PENDAHULUAN manusia”. Pemberian pelayanan dalam


hal ini harus diperhatikan secara khusus
Setiap instansi-instansi dan
karena menyangkut kepentingan orang
organisasi yang mengutamakan
banyak.
pelayanan publik utamanya pelayanan
Pada buku kode etik profesi
pada masyarakat. Tiap individu
Kepolisian Negara Republik Indonesia
mempunyai hak dan kewajiban ialah
halaman 4, “Etika kemasyarakatan
hak menerima pelayanan dan kewajiban
adalah sikap moral Anggota Polri yang
memberi pelayanan. Sebagai mahkluk
senantiasa memelihara keamanan dan
sosial yang saling membutuhkan satu
ketertiban masyarakat, menegakkan
sama lainnya dalam kehidupan sehari-
hukum serta melindungi, mengayomi,
sehari, saling berinteraksi dan saling
dan melayani masyarakat dengan
memberi materi maupun jasa. Dalam
mengindahkan kearifan lokal dalam
proses dan praktik pelayanan yang
budaya Indonesia”. Dengan tata krama
harus diketahui yaitu etika. Etika adalah
yang baik sesuai norma atau aturan dan
perilaku yang layak diterima oleh
nilai yang telah disepakati bersama.
seseorang, sopan dan saling
Pada pelayanan masyarakat pada
menghargai. Menyangkut masalah
pihak Kepolisian seharusnya berjalan
pelayanan pada masyarakat dalam hal
secara sistematis, terarah dan terpantau
ini ialah pelayanan aparat Kepolisian
sesuai aturan yang ditetapkan dan
dalam memberikan pelayanan.
diberlakukan, tetapi didalam realitasnya
Dalam buku undang-undang
belum sepenuhnya tercapai. Banyaknya
Republik Indonesia nomer 2 tahun 2002
pengaduan maupun keluhan dari
yaitu tentang Kepolisian Republik
masyarakat di media massa atau internet
Indonesia “bahwa pemeliharaan
menyangkut kinerja kepolisian, yaitu
keamanan dalam negeri melalui upaya
pelayanan yang berbelit-belit, kurang
penyelenggaraan fungsi Kepolisian
informatif, tidak transparan, kurang
yang meliputi ketertiban masyarakat,
konsisten, terbatasnya fasilitas sarana
penegakan hukum, perlindungan,
dan prasarana pelayanan yang kurang
pengayom, dan pelayanan kepada
memadai sehingga tidak menjamin
masyarakat dilakukan oleh Kepolisian
kepastian (hukum, waktu, dan biaya)
Negara Republik Indonesia selaku alat
dan masih banyak lagi dijumpai praktek
negara yang dibantu oleh masyarakat
pungutan liar. Misalnya saja dalam
dengan menjunjung tinggi hak asasi
pelayanan pengambilan Surat Izin

1037
Volume 3, Nomor 4, Agustus 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

Mengemudi (SIM) terkadang antrian 1945 dengan memperhatikannya


yang begitu panjang dan cukup padat kemajemukan tatanan hukum yang
secara tiba-tiba ada satu atau bahkan berlaku mampu menjamin ketertiban,
lebih orang mendapatkan pelayanan kepastian, penegakan, perlindungan
terlebih dahulu tanpa melalui prosedur hukum dan untuk memantapkan
antri, ini menandakan bahwa adanya penyelenggaraan pembinaan keamanan
pengecualian dari pihak aparat dan untuk ketenteraman masyarakat
Kepolisian. dalam sistem keamanan serta ketertiban
Dalam ilmu kepolisian, ada masyarakat berintikan dengan
syarat-syarat yang harus dipenuhi jika Kepolisian Negara Republik Indonesia
seorang Kepolisian ingin melakukan ialah sebagai alat negara penegak
tugasnya, yaitu: Pertama, tindakan mesti hukum yang dapat dipercaya dan
benar-benar diperlukan atau juga profesional, oleh karenanya perlu untuk
dikenal dengan asas keperluan. Kedua, memberikan landasan hukum yang
tindakan yang diambil mesti benar- kukuh terhadap tata susunan tugas dan
benar untuk kepentingan tugas wewenang Kepolisian Negara Republik
Kepolisian. Ketiga, tindakan yang Indonesia. Situasi keamanan dengan
paling tepat untuk mencapai sasaran ketertiban merupakan salah satu
yaitu hilangnya suatu gangguan atau kebutuhan dasar manusia baik dari
tidak terjadinya sesuatu yang individu atau bagian dari kelompok
mengkhawatirkan/dikhawatirkan. dalam kehidupan masyarakat
Dalam hal ini sebagai ukuran adalah umum.Kondisi umum yang melatar
tercapainya tujuan. Keempat, asas belakangi pelaksanaan tugas pokok
keseimbangan. Dalam mengambil Polri.
sebuah tindakan, harus senantiasa Pelayanan publik sangat perlu
menjaga keseimbangan antara sarana memperhatikan sebuah kebutuhan
yang digunakan dengan kecil besarnya pelanggan. Kebutuhan pelanggan akan
suatu gangguan atau ringan beratnya terpenuhi jika memberikan pelayanan
sebuah objek yang harus ditindaki. yang dapat memenuhi minimal enam
Pembangunan nasional didalam dari sepuluh indikator pelayanan yang
bidang hukum ialah terbentuk dan baik berdasarkan pada teori yang
berfungsinya sistem hukum yang jelas dikatakan oleh Gasperz dalam Azis
dan mantap, yang bersumberkan dalam Sanapiah (2000: 15) yaitu “kepastian
Pancasila dan Undang-undang Dasar waktu pelayanan, tanggung jawab,

1038
Volume 3, Nomor 4, Agustus 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

kesopanan, akurasi pelayanan, diskriminasi yang masih juga mewarnai


keramahan, kelengkapan, serta operasionalisasi tugas aparat kepolisian.
kemudahan dalam mendapatkan Keluhan kondisi penyediaan pada
pelayanan”. Jika pelayanan yang telah pelayanan publik yang telah dikelola
diberikan memenuhi standar tersebut, dari Aparatur Negara (POLRI) masih
maka mampu dikatakan kebutuhan telah sering dilihat dan terdengar, maka dari
terpenuhi dapat memberikan kepuasan itu memerlukan pemikiran yang serius
kepada masyarakat. didalam meningkatkan kedisiplin dan
Pemerintah sebagai pelayan produktifitas kinerja pelayanan dengan
publik yang dibutuhkan masyarakat pelaksanaan budaya kerja yang sesuai
harus bertanggung jawab dan harus pada norma, nilai-nilai dan budaya
terus berupaya untuk memberikan bangsa. Jika masih melekatnya citra
pelayanan terbaik demi meningkatkan buruk didalam organisasi pelayanan
pelayanan publik. Dari sisi lain tersebut pada aparatur pemerintah saat
kepuasan masyarakat ialah suatu tolak ini, dikarenakan budaya kerja aparatur
ukur dari keberhasilan pelayanan publik masih belum bisa menunjukkan kinerja
yang diberikan penyedia layanan professional, terampil, cakap dan
publik, oleh karena itu pelayanan publik transparan, dengan disertai sikap, moral
harus fokus untuk memenuhi kebutuhan dan perilaku yang baik. Melihat
masyarakat secara penuh baik itu dari tindakan aparat Kepolisian sekarang ini,
segi kualitas maupun kuantitasnya. perlu ada sebuah terobosan baru dalam
Dalam beberapa tahun lalu, upaya hukum untuk meminta
Kepolisian selalu menambah jumlah pertanggungjawaban atas kegagalan
keanggotaannya. Semua ini penegakan hukum yang mereka buat.
mengandung artian yaitu meningkatkan Polisi mempunyai kewenangan untuk
pelayanan dan juga menciptakan sebuah melakukan penegakan hukum
rasa kepada masyarakat luas. Namun berdasarkan undang-undang, tetapi
peningkatan jumlah keanggotaan aparat mereka juga dibebankan tanggung
Kepolisian tersebut, ternyata masih ada jawab untuk menjalankan kewenangan
juga menyisakan berbagai masalah- secara benar, adil dan bertanggung
masalah yang muncul. Masyarakat jawab.
menilai adanya sebuah bentuk-bentuk Persoalan mempertanyakan soal
pelanggaran Hak Asasi Manusia, KKN kepuasan masyarakat pada pelayanan
(Korupsi, kolusi, dan Nepotisme), yang diberikan aparat Kepolisian,

1039
Volume 3, Nomor 4, Agustus 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

artinya sejauh mana publik bergantung Pudak Kabupaten Tabolang”. Dari hasil
pada pelayanan yang diterima sesuai penelitian oleh sudirun, dapat dianalisa
norma atau aturan-aturan yang telah perbandingan dengan penelitian yang
ditetapkan. Sehingga penerapan akan dilakukan bahwa penelitian
tindakan pelayanan terhadap terdahulu tersebut fokus pada pelayanan
masyarakat bisa berjalan sesuai pembuatan surat keterangan catatan
bagaimana semestinya. Dengan kepolisian kabupaten Tabolang dan
memberikan sebuah fasilitas atau penelitian yang akan dilakukan
pelayanan yang baik, masyarakat pasti selanjutnya fokus kepada Budaya Kerja
akan merasa puas dan dengan hubungan Polres Enrekang.
sosial antara polisi dan masyarakat bisa Penggunaan istilah budaya
tercipta dengan baik. Polres Engrekang organisasi dengan mengacu pada
adalah salah satu ujung tombak polri budaya yang berlaku dalam perusahaan,
yang bertugas menciptakan situasi yang karena pada umumnya perusahaan itu
kondusif di wilayah kebupaten dalam bentuk organisasi, yaitu kerja
Enrekang. Dalam melaksanakan tugas sama antara beberapa orang yang
polisi secara universal yaitu melayani membentuk kelompok atau satuan kerja
dan melindungi (serve dan protect) yang sama tersendiri (Edy Sutrisno 2010:20).
dilaksanakan oleh Polres Enrekang. Budaya organisasi merupakan
Namun masih adanya permasalahan suatu kekuatan sosial yang tidak
keamanan yang belum sesuai dengan tampak, yang dapat menggerakkan
harapan masayarakat seperti nepotisme orang-orang dalam suatu organisasi
dalam hal pelayanan administrative, untuk melakukan aktivitas kerja. Secara
tindak anarkhisme, tindak kekerasan tidak sadar tiap-tiap orang di dalam
potensi konflik antar golongan dan suatu organisasinya. Apalagi bila ia
tindak kejahatan konvensional dan sebagai orang baru supaya dapat
masih merupakan ancaman tersendiri diterima oleh lingkungan tempat
untuk terciptanya rasa aman bagi bekerja, ia berusaha mempelajari apa
masyarakat Enrekang. yang dilarang dan apa yang diwajibkan,
Penelitian yang dilakukan Sudirun apa yang baik dan apa yang buruk, apa
(2020) “Kualitas Pelayanan Pembuatan yang benar apa yang salah dan apa yang
Surat Keterangan Catatan Kepolisian harus dilakukan dan apa yang tidak
Dilihat Dari Aspek Tangible Pada boleh dilakukan di dalam organisasi
Kantor Kepolisian Polsek Murung tempat b ekerja itu. Jadi, budaya

1040
Volume 3, Nomor 4, Agustus 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

organisasi mensosialisasikan dan Budaya kerja menurut kutipan


menginternalisasi pada para anggota dari Gering Supriadi dan Tri Guno yaitu
organisasi. Budaya organisasi yang kuat sebuah falsafah didasari dengan
mendukung tujuan-tujuan perusahaan, pandangan hidup seperti nilai-nilai yang
sebaliknya lemah atau negatif menjadi kebiasaan, sifat, juga
menghambat atau bertentangan dengan pendorong yang dibudayakan dalam
tujuan-tujuan perusahaan. Dalam suatu sebuah kelompok dan tercermin dalam
perusahaan yang budaya organisasinya sikap, pandangan, cita-cita, pendapat,
kuat, nilai-nilai bersama dipahami menjadi perilaku serta tindakan
secara mendalam, dianut, dan terwujud sebagai kerja (Puspita,
diperjuangkan oleh sebagian besar para 2008:3).
anggota organisasi (karyawan Kerangka Dasar Teori Pengertian
perusahaan). Budaya diartikan sebagai seperangkat
Jadi budaya organisasi yang perilaku, perasaan dan kerangka
benar-benar dikelola sebagai alat psikologis yang terinternalisasi sangat
manajemen akan berpengaruh dan mendalam dan memiliki bersama oleh
menjadi pendorong bagi karyawan anggota organisasi (Osborn dan
untuk berperilaku positif, dedikatif, dan Plastrik, 2000). Sehingga untuk
produktif. Nilai-nilai budaya itu tampak, merubah sebuah budaya harus pula
tetapi merupakan kekuatan yang merubah paradigma orang yang telah
mendorong perilaku untuk melekat. Pada bagian lain Chatab
menghasilkan efektivitas kinerja. (2007) memandang budaya sebagai
Dalam sebuah buku Budaya Kerja sesuatu yang mengacu pada nilai-nilai.
Aparatur Pemerintah, dikutip dari Sumber keunggulan kompetitif
ungkapan Toto Asmara “sekilas tentang Budaya organisasi merupakan salah satu
budaya kerja” menjelaskan bahwa pada sumber keunggulan kompetitif. Budaya
hakikat kerja yaitu bentuk atau organisasi yang kuat mendorong
bagaimana cara manusia untuk motivasi kerja, konsistensi, efektivitas,
memanusiakan dirinya sendiri, bekerja dan efisien, serta menurunkan
bentuk sebenarnya dari nilai-nilai ketidakpastian yang memungkinkan
keyakinan yang dianut dan dapat kesuksesan organisasi dalam pasar dan
menjadi motivasi. persaingan. Budaya organisasi bisa
mempengaruhi bagaimana cara orang
didalam berperilaku dan harus menjadi

1041
Volume 3, Nomor 4, Agustus 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

sebuah pedoman dalam setiap program formal seseorang dalam sebuah


pengembangan organisasi dengan organisasi (Miftah, 2010:93).
kebijakan yang diambil. Terkait dengan Budaya atau kebudayaan berasal
bagaimana budaya mempengaruhi suatu dari bahasa sanskerta yaitu
organisasi dan bagaimana suatu budaya buddayah, yang merupakan bentuk
dapat dikelola oleh organisasi. Budaya jamak dari kata buddhi (budi atau akal)
organisasi ini merupakan sikap, norma, diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
keyakinan, nilai dan asumsi yang dengan budi dan akal manusia.
membentuk bagaimana orang-orang Melakukan suatu pekerjaan dengan
dalam organisasi dapat berperilaku dan memanfaatkan waktu dan tenaga baik
melakukan suatu hal yang bisa itu fisik maupun mental untuk
dilakukan, nilai yaitu apa yang menyelesaikannya. Seperangkat
dipercaya bagi setiap orang-orang pengetahuan sebagai dasar untuk
dalam berperilaku dalam sebuah menggerakkan organ tubuh dalam
organisasi dan norma yaitu aturan tidak melakukan suatu
tertulis dalam mengatur sebuah perilaku aktifitas. Pengetahuan, tingkah laku dan
seseorang. materi atau hasil karya adalah
Faktor paling penting untuk bagian terpenting dalam kebudayaan.
organisasi yaitu bagaimana seorang Kebudayaan tersusun dari unsur-unsur
manajer, ketua, ataupun pemimpin suatu kehidupan yang diciptakan oleh
organisasi yang dapat menciptakan dan manusia, adat istiadat, kepercayaan,
memelihara sebuah budaya organisasi kebiasaan, norma-norma dan hukum.
yang jelas dan kuat. Secara Kebudayaan sebagian timbul dari
sederhananya kepemimpinan kebutuhan akan keamanan karena
merupakan usaha untuk memengaruhi, kebudayaan merupakan prilaku yang
sedangkan kekuasaan dapat disebut dijadikan kebiasaan.
sebagai suatu potensi pengaruh oleh Pengertian budaya menurut
seorang pemimpin, adapun otoritas bisa (Koentjaraningrat, 2009) adalah
dirumuskan sebagai sebuah tipe khusus keseluruhan sistem gagasan tindakan
dari kekuasaan asli melekat pada dan hasil karya manusia dalam rangka
jabatan yang diduduki oleh seorang kehidupan masyarakat yang di jadikan
pemimpin, otoritas yaitu kekuasaan miliki diri manusia dengan cara belajar.
yang disahkan dengan suatu peranan Menurut the American heritage
dictionary mengartikan kebudayaan

1042
Volume 3, Nomor 4, Agustus 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

adalah sebagai suatu keseluruhan dari Budaya kerja adalah suatu


pola perilaku yang dikirimkan melalui falsafah dengan didasari pandangan
kehidupan sosial, seni agama, hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi
kelembagaan, dan semua hasil kerja dan sifat,kebiasaan, dan juga pendorong
pemikiran manusia dari suatu kelompok yang dibudayakan dalam suatu
manusia. Selanjutnya kelompok dan tercermin dalam sikap,
tentang arti dari kerja, kerja adalah menjadi prilaku, cita-cita, pendapat,
melakukan suatu hal yang di perbuat, pandangan serta tindakan yang
atau arti lainnya dari kerja yaitu terwujud sebagai kerja (Darodjat,
melakukan sesuatu untuk mencarih 2015:31).
nafkah, Marshall dalam Taliziduhu
jadi kata budaya dan kerja di gabungkan Ndraha (2005) memberikan pengertian
memiliki pengertian yaitu nilai-nilai “kerja” dengan leisure, menurutnya
sosial atau sesuatu keseluruhan pola penggunaan kata “kerja” tidak hanya
perilaku yang berkaitan dengan memberikan nilai tambah ekonomi
akal dan budi manusia dalam kepada orang tersebut. misalnya bekerja
melakukan suatu pekerjaan. tanpa bayaran seperti hobi, berkebun
Dalam literatur lain budaya kerja dan sebagainya. Suatu “kerja” yang
menurut kamus Webster adalah ide, kelihatannya tidak langsung bernilai
adat, keahlian, seni, dan nilai-nilai yang ekonomi, melainkan nilai psikologis,
di berikan manusia dalam waktu sosial, dan spiritual, seperti relaksasi,
tertentu. Budaya menyangkut moral, rekreasi, kepuasan intrinsik, ketenangan
sosial, norma-norma perilaku yang dan kedamaian, yang membuat kegiatan
mendasarkan kepada kepercayaan, orang yang bersangkutan beroleh
kemampuan dan proritas anggota semangat baru mendapat inspirasi,
organisasi. Budaya kerja adalah suatu pendorong atau potensi baru, bisa
kebiasaan di pekerjakan yang di berdampak bisnis yang luas, dan oleh
budayakan dalam suatu kelompok sebab itu juga memiliki nilai kerja
sebagai bentuk kerja yang tercermin walaupun vehicle (wujud)-nya buka
dari prilaku mereka dari waktu mereka lembaga atau alat kerja.
bekerja sehingga perilaku atau Pelayanan merupakan kegiatan
kebiasaan secara otomatis tertanam yang dilakukan seseorang atau
didalam diri mereka sendiri-sendiri sekelompok orang dengan landasan
(Darodjat,2015:29). faktor materi melalui prosedur, sistem

1043
Volume 3, Nomor 4, Agustus 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

dan metode tertentu dalam rangka dengan aturan pokok dan tata cara yang
memenuhi kepentingan orang lain telah ditetapkan (Hardiansyah, 2011).
sesuai haknya. Pelayanan hakikatnya Dalam konteks pelayanan publik,
adalah sebuah serangkaian kegiatan, dikemukakan bahwa pelayanan umum
karena pelayanan merupakan sebuah adalah mendahulukan kepentingan
proses. Sebagai proses, pelayanan umum, mempermudah urusan
berlangsung secara rutin dan publik, mempersingkat waktu
berkesinambungan, meliputi seluruh pelaksanaan urusan publik dan
kehidupan orang dalam masyarakat memberikan kepuasan kepada publik.
(Moenir 2010:26). Senada dengan itu (Moenir, 2015)
Istilah pelayanan dalam bahasa mengemukakan bahwa pelayanan
Inggris adalah “service” (Moenir, 2002) publik adalah kegiatan yang dilakukan
mendefinisikan “pelayanan sebagai oleh seseorang atau
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan landasan
seseorang atau sekelompok orang faktor material melalui sistem, prosedur
dengan landasan tertentu dimana tingkat dan metode tertentu dalam usaha
pemuasannya hanya dapat dirasakan memenuhi kepentingan orang lain
oleh orang yang melayani atau dilayani, sesuai dengan haknya. Kegiatan
tergantung kepada kemampuan pelayanan publik yang diselenggarakan
penyedia jasa dalam memenuhi harapan pemerintah kepada masyarakat meliputi
pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya banyak hal yang menyangkut semua
adalah serangkaian kegiatan, karena itu kebutuhan masyarakat.
proses pelayanan berlangsung secara Sedangkan Menurut dari Bab I
rutin dan berkesinambungan, meliputi Pasal 1 Ayat 1 UU No. 25/2009 tentang
seluruh kehidupan organisasi dalam pelayanan publik, dinyatakan bahwa
masyarakat. Proses yang dimaksudkan pelayanan publik merupakan rangkaian
dilakukan sehubungan dengan saling kegiatan dalam rangka pemenuhan
memenuhi kebutuhan antara penerima kebutuhan pelayanan yang sesuai dalam
dan pemberi pelayanan. peraturan perundang-undangan bagi
Pelayanan publik dapat diartikan setiap warga negara dan penduduk atas
sebagai pemberi layanan barang, jasa, dan pelayanan
(melayani) keperluan orang atau administratif yang di sediakan bagi
masyarakat yang mempunyai penyelenggara pelayanan publik.
kepentingan pada organisasi itu, sesuai

1044
Volume 3, Nomor 4, Agustus 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

Menurut dari Departemen Dalam kualitatif dengan tipe penelitian


Negeri (Pengembangan Kelembagaan deksriptif untuk menggambarkan sistem
Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2004) pelayanan Kepolisian terhadap
bahwa, Pelayanan Publik merupakan masyarakat dengan menerangkan
Pelayanan Umum, dan dari definisi beberapa gejala-gejala dan fenomena
Pelayanan Umum tersebut adalah sosial yang terjadi di lapangan.
sebuah proses bantuan kepada Dalam penentuan informan
masyarakat atau orang laindengan suatu penelitian, Peneliti menggunakan
cara-cara tertentu yang membutuhkan metode Purposive Sampling dimana
hubungan dan kepekaan interpersonal metode ini menentukan orang yang
dengan terciptanya kepuasan dan mengerti dan terlibat langsung kedalam
keberhasilan. permasalahan penelitian. Adapun
informan penelitian terdiri dari 7 orang.
METODE PENELITIAN
Sumber data yang digunakan oleh
Penelitian ini dilakukan di kantor peneliti yaitu data primer dan data
Kesatuan Polres Enrekang pada tanggal sekunder dengan menggunakan teknik
03 Februari 2021 sampai dengan pengumpulan data seperti wawancara,
tanggal 03 April 2021. Peneliti observasi, dan dokumentasi.
mengambil waktu dua bulan agar
HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian yang dilakukan dapat
mengeksplorasi lebih mendalam terkait Hasil penelitian terkait dengan
proses difusi inovasi Sistem Informasi Budaya Kerja Kepolisian Dalam
Manajemen Administrasi Perizinan Pelayanan Kepada Masyarakat di Polres
(SIMAP) sektor penelitian dan Enrekang, sesuai dengan teori yang
pengembangan dan mendapatkan solusi dikemukakan oleh Taliziduhu Ndraha
dari permasalahan yang terjadi. dengan tiga indikator yaitu, Kebiasaan
Adapun lokasi penelitian yaitu di yang meliputi budaya kerja, peraturan
bertempat di jalan Sultan Hasanuddin yang meliputi budaya kerja, dan nilai
No. .40, Pusseren. Terfokus pada aparat yang meliputi budaya kerja.
Kepolisian bagian pelayanan dan Berdasarkan hasil wawancara dan
masyarakat Kabupaten Enrekang. analisa penulis dari informan
Penelitian ini menggunakan jenis menunjukkan bahwa indikator
penelitian kualitatif. Peneliti kebiasaan, pertuturan dan nilai–nilai
menggunakan metode penelitian yang meliputi budaya kerja adalah suatu

1045
Volume 3, Nomor 4, Agustus 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

hal yang sangat penting dan sangat erat dan bekerja secara professional sesuai
kaitannya jika berbicara tentang dengan standar oprasional prosedur
kompetensi baik itu dilihat dari segi tanpa melakukan tindakan pengecualian
pendidikan, keterampilan, pangkat, serta dan pilih kasih terhadap masyarakat,
jabatan yang dimilikinya semua itu seperti yang tercantum dalam Visi
merupakan salah satu penunjang dalam Polres Enrekang adalah sebagai berikut:
pelaksanaan tugas, karena semua “Terwujudnya postur Polri
termasuk kriteria-kriteria dari sebagai sosok penolong, pelayan, dan
pelaksanaan budaya kerja tersebut. sahabat masyarakat serta penegak
Selain berbicara tentang kompetensi hukum yang jujur, benar, adil,
yang dimiliki oleh anggota kepolisian transparan dan akun tabel serta beretika
semua bisa dinilai dengan mengikuti guna memelihara KAMTIBNAS
pendidikan pengembangan yang telah diwilayah hukum Polres Enrekang yang
disediakan untuk mengetahui seberapa kondusif didukung sinergi tas polisional
besar kemampuan yang dimiliki dalam dalam rangka keberlangsungan
melaksanakan tugas selaku Aparatur pembangunan”.
Negara.
Peraturan yang Meliputi Budaya
Kebiasaan yang Meliputi Budaya Kerja
Kerja
Peraturan Kepolisian Republik
Kebiasaan adalah setiap anggota Indonesia nomor 7 tahun 2006 tentang
kepolisian berperilaku berdasarkan akan kode etik pada point lima menerangkan
hak dan kewajibannya, kebebasan atau bahwa anggota Polri senangtiasa tidak
kewenangan dan bertanggung jawab mengeluarkan ucapan atau isyarat yang
terhadap pekerjaannya baik pribadi bertujuan untuk mendapat imbalan atas
maupun kelompok, menyangkut pelayanan yang diberikan pada
kebiasaan kepolisian di Polres Enrekang masyarakat. Terkhusus pada aparat
pada masyarakat dapat dilihat dari sikap kepolisian sebagai penegak hukum
dan pendiriannya dalam melakukan diwajibkan bertugas melayani dan
pekerjaan atau dalam melayani mengayomi masyarakat bukan
masyarakat, terkhusus dibagian Sentra meresahkan masyarakat. Dalam aturan
pelayanan Kepolisian Terpadu yang kepolisian, kepolisian, anggota polisi
memberikan pelayanan kepada tidak tidak diperbolehkan melakukan
masyarakat harus jujur, ramah, humanis tindakan pemaksaan, penganiayaan,

1046
Volume 3, Nomor 4, Agustus 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

kekerasan beserta pungutan liar memberi acuan, titik tolak dan tujuan
terhadap masyarakat. Sinambela hidup. (Steeman dalam Adisusilo,
mengemukakan azas-azas dalam 2013). Nilai itu lebih dari sekedar
pelayanan publik adalah 1) keyakinan, nilai selalu menyangkut pola
Transparansi bersifat terbuka, mudah pikir dan tindakan, sehingga ada
dan dapat diakses oleh semua pihak hubungan yang amat erat antara nilai
yang membutuhkan dan disediakan dan etika. Dalam hal ini kepolisian
secara memadai serta mudah memegang peran yang sangat penting
dimengerti; 2) Transparansi bersifat untuk memberikan nilai moral dalam
terbuka, mudah dan dapat diakses oleh setiap pelayanan yang diberikan kepada
semua pihak yang membutuhkan dan masyarakat. Jika dalam pelayanan
disediakan secara memadai serta mudah ditanamkan etika dapat mengembalikan
dimengerti; 3) Kondisional sesuai citra kepolisian yang humanis
dengan kondisi dan kemampuan mengayomi masyarakat. tolak ukur bagi
pemberi dan Polres dalam menjalankan fungsinya
penerima pelayanan dengan tetap sebagai lembaga keamanan dan
berpegang pada prinsip efisiensi dan kepedulian sosial, baik terhadap
efektivitas 4) Partisipatif mendorong lingkungan baik terhadap sesama
peran serta masyarakat dalam manusia. Untuk membangun citra
penyelenggaraan pelayanan publik kepolisian kedepannya perlu
dengan memperhatikan aspirasi, mengadakan pertemuan dengan
kebutuhan dan mengundang tokoh masyarakat, Saling
harapan masyarakat; 5) Keamanan hak berbagi pengalaman menyangkut
Tidak diskriminatif dalam arti tidak budaya kerja kepolisian pada
membedakan suku, masyarakat.
agama, ras, golongan, gender dan status Selaku aparatur Negara Polres
ekonomi; 6) Keseimbangan hak dan Enrekang harus menampung segala
kewajiban Pemberi dan penerima aspirasi masyarakat mengenai keluhan-
pelayanan publik harus memenuhi hak keluhan masyarakat atas pelayanan
dan kewajiban masing - masing pihak. yang diberikan oleh pihak kepolisian.
Maka dari itu pihak Polres Enrekang
Nilai yang Meliputi Budaya Kerja
perlu melakukan pembenahan atas
Nilai merupakan suatu yang kinerja demi memberikan kualitas yang
memberi makna dalam hidup, yang baik dalam menjalankan tugas selaku

1047
Volume 3, Nomor 4, Agustus 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

objek penerima pelayanan. Polres dan menegakkan hukum serta bekerja


selaku apartur Negara harus membentuk sesuai dengan Standar Oprasional
semacam mekanisme hubungan timbal Prosedurnya, 3) Kepolisian Polres
balik antara aparat kepolisian dengan Enrekang melaksanakan tugas dengan
masyarakat, sehingga masyarakat berorientasi pada Nilai-nilai yang
berkesempatan menyumbang pikiran dilakukan dengan menyesuaikan
berupa pendapat terhadap kepolisian metode dengan kondisi sosial budaya
dan sebaliknya sehingga dalam masyarakat serta memberikan contoh
menghadapi berbagai masalah ditengah terlebih dahulu, baik itu secara
masyarakat pihak kepolisian dapat kelembagaan, pribadi dan keluarga
menggunakan pendekatan budaya yang dekat Kepolisian sehingga memberikan
dijunjung tinggi masyarakat Enrekang. dampak yang signifikan dalam hasil
sosialisasi dan edukasi terhadap
KESIMPULAN
masyarakat.
Dari uraian yang dijelaskan dalam
REFERENSI
pembahasan maka kesimpulan dalam
penelitian ini yaitu: 1) Kepolisian Polres Abdul, Sabaruddin. 2015, Manajemen
Kolaborasi dalam Pelayanan
Enrekang dalam pelaksanaan tugas Publik, Yogyakarta: Graha Ilmu.
memberikan perhatian kebiasaan, Ahmad, Jamaluddin. 2015. Metode
Penelitian Administrasi Publik.
dimana Kepolisian Polres Enrekang Yogyakarta: Gava Media.
selalu memperhatikan detail-detail kecil Ardiansyah. 2018. Kualitas Pelayanan
Publik. Yogyakarta: Gavamedia.
kesalahan dalam melaksanakan tugas. Dadrojat.2015. Pentingnya Budaya
Hal ini sejalan dengan asas ketaatan Kerja Tinggi dan Kuat. Bandung:
PT Refika Aditama.
terhadap prosedur pelaksanaan tugas Hardiyansyah, 2015. Komunikasi
Kepolisian, 2) Peraturan Polres Pelayanan Publik Konsep dan
Aplikasi. Yogyakarta: Gava
Enrekang sebagai pihak yang Media.
memberikan pelayanan publik pada Hayat, 2017. Manajemen Pelayanan
Publik, Jakarta.
masyarakat agar dapat memberikan Hayat, 2017. Manajemen Pelayanan
pelayanan maksimal, dengan Publik. Depok: PT Raja Grafindo
Persada.
berpedoman pada Kode Etik Profesi Hendry, 2015. Perilaku & Etika
Polri dan Tri Brata dan Catur Prasetya Administrasi Publik, Pekanbaru.
Kode Etik Kepolisian Negara Republik
sebagaimana tugas pokok kepolisian Indonesia. 2011. Jakarta:
yaitu mengayomi melindungi, melayani Kepolisian Negara Republik
Indonesia Markas Besar.

1048
Volume 3, Nomor 4, Agustus 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2017.


Perilaku dan Budaya Organisasi.
Bandung: PT Refika Aditama.
Mukarom, Zaenal dan Muhibudin
Wijaya Laksana,2018.
Manajemen Pelayanan Publik.
CV Pustaka Setia, Bandung.
Mukarom, Zaenal dan Muhibudin
Wijaya Laksana,2018.
Manajemen Pelayanan
Publik.Bandung: CV Pustaka
Setia.
Mulyadi, Deddy, Hendrik T. Gedeona
dan Muhammad Nur Afandi 2016.
Administrasi Publik Untuk
Pelayanan Publik. Bandung:
Alfabeta.
Mulyadi, Dedi. 2015. Studi Kebijakan
Publik dan Pelayanan Publik.
Bandung: AlFabeta.
Ndraha, 2005. Teori Budaya Organisasi,
Cetakan Pertama, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia No.Pol.: 7
Tahun 2006 Tentang Kode Etik
Profesi Kepolisian Negara
Republik Indonesia. Jakarta.
Kepala Divisi Profesi Dan
Pengawasan POLRI.
Search google, http://Membangun
Budaya Organisasi
Educinfo.uny.pdf.html
Sugiono. 2019. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif. Bandung:
ALFABETA.

1049
Volume 3, Nomor 4, Agustus 2022

You might also like