5512 23455 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

p-ISSN: 2598-1218 Volume 5 Nomor 6 Tahun 2022

e-ISSN: 2598-1226 DOI : 10.31604/jpm.v5i6.2045-2052


PEMBUDIDAYAAN TANAMAN PENGUSIR NYAMUK
(REPELLENT) DAN PENGOLAHANNYA DI KAMPUNG
SEREH KABUPATEN JAYAPURA
Brechkerts Lieske A Tukayo1), Dzukharian Munandar2), Qoriah Nur3)
1,2)
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jayapura
3)
Program Studi Ners Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jayapura
Lieske.el@gmail.com

Abstract

The use of DEET, N-Dietil-m-toluamidaas an active ingredient in repellent has resulted in some negative
effects, such as nausea-vomitting, so it is necessary to develop repellent from natural ingredients. Some
plants around the house that can be used as repellent such as lemongrass leaves, kecombrang, cloves,
basil, mint leaves, legundi, purut oranges, marigolds, zodia, betel nuts, and tembelekan Utilization of this
plant is expected to reduce the rate of malaria transmission through prevention of malaria vector bite. This
community service was carried out for 5 months in Sereh village Jayapura district in June-October 2021.
Activities carried out ranging from surveying the existence of repellent plants in Sereh village, continued
with community education about plants that have the potential to be repellent and cultivation of those
plants and about malaria. After counselling, posters and pocket books were distributed. Then the
community was given four types of repelelent plants (mint, kecombrang, lavender and black cumin) to
representatives of 9 RW. Then the creation of garden at the Sereh village office in which repellents plant
were planted. Evaluation conducted in the form of monitoring of repellent tannanan cultivated with the
community, as well as achieving the initial target of benefits of repellent plants. The results of the
evaluation showed that plants that do not require special conditions such as black cumin, kecombrang,
and lavender can grow well, but many mint leaves do not succeed. Based on interviews with the
community, existing plants can help to repel mosquitoes. This shows that cultivating repellent plants in
people's homes can play an important role in malaria prevention.

Keywords: Repellent, Plants, Cultivation.

Abstrak

Penggunaan DEET ,N-Dietil-m-toluamida sebagai bahan aktif dalam repelen menimbulkan beberapa efek
negatif yang telah dilaporkan seperti, mual-muntah, sehingga perlu dikembangkan repelen yang
bersumber dari bahan-bahan alami. Beberapa tanaman di sekitar rumah yang dapat dimanfaatkan sebagai
repelen seperti daun sereh, kecombrang, cengkeh, selasih, daun mint, legundi, jeruk purut, marigold,
zodia, sirih, dan tembelekan. Pemanfaatan tanaman ini diharapkan dapat mengurangi angka penularan
malaria lewat langkah pencegahan gigitan vector malaria. Pengabdian pada masyarakat ini dilakukan
selama 5 bulan di Kampung Sereh kabupaten Jayapura pada bulan Juni-Oktober 2021. Kegiatan yang
dilakukan mulai dari survey keberadaan tanaman repellent di kampung Sereh, dilanjutkan dengan edukasi
masyarakat menggunakan metode penyuluhan tentang tanaman yang berpotensi sebagai repellent dan
budidayanya dan tentang malaria. Setelah dilakukan penyuluhan dilakukan pembagian poster dan buku
saku. Kemudian dilakukan pemberian empat jenis tanaman repelelent (mint, kecombrang, lavender dan
jinten hitam) kepada perwakilan dari 9 RW. Lalu dilakukan pembuatan taman untuk tanaman repelent
pada kantor kampung Sereh. Evaluasi yang dilakukan dalam bentuk pemantauan tananan repellent yang
dibudidayakan bersama masyarakat, serta ketercapaian manfaat dari tanaman repelent. Hasil evaluasi
menunjukan bahwa tanaman yang tidak membutuhkan kondisi khusus seperti jinten hitam, kecombrang,
dan lavender dapat tumbuh dengan baik, namun daun mint banyak yang tidak berhasil. Berdasarkan
wawancara dengan masyarakat, tanaman yang ada dapat membantu untuk mengusir nyamuk. Hal ini
menunjukan pembudidayaan tanaman repellent pada rumah-rumah warga dapat berperan penting dalam
pencegahan malaria.

MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat│2045


MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 6 Tahun 2022 Hal 2045-2052

Kata kunci: Repelent, Tanaman, Pembudidayaan.

PENDAHULUAN secara rutin dapat mengakibatkan


Malaria merupakan salah satu gangguaan pada saluran cerna, ganggan
penyakit menular yang disebabkan oleh tidur, gangguan hati, timbul ruam-ruam
parasite plasmodium yang menurunkan pada kulit, dan kram otot, selain itu
kualitas sumber daya manusia yang penggunaan repelen jenis spray
terinfeksi karena penderita malaria mengakibatkan iritasi pada saluran
biasanya menderita anemia sehingga pernafasan atas (Utomo dan Supriyatna,
mempengaruhi produktifitasnya. 2014). Penggunaan DEET ,N-Dietil-m-
Upaya- upaya dalam penanggulangan toluamida sebagai bahan aktif dalam
malaria dipantau dengan menggunakan repelen menimbulkan beberapa efek
indikator Annual Parasite Incidence negative sehingga perlu dikembangkan
(API), dimana terjadi penuruan API dari repelen yang bersumber dari bahan-
1,96 di tahun 2010 dan menjadi 0,87 di bahan alami.
tahun 2020. Pada tahun 2019, Berdasarkan laporan Marini dan
dilaporkan oleh Dirjen P2P melaporkan Sitorus (2019) ditemukan efikasi
bahwa sebanyak 325 kabupaten/kota di tanaman setelah dioleskan selama 6
Indonesia telah mencapai eliminasi jam, kayu manis (Cinnamomum
malaria, dimana kabupaten Jayapura burmannii BI) dan pepaya (Carica
termasuk wilayah yang belum berhasil. papaya efektif sebagai repelen dan
Keberhasilan pengendalian memenuhi ketentuan repellent yang
penyakit malaria harus didukung oleh dikeluarkan oleh Komisi Pestisida,
lintas sektor serta peran masyarakat Departemen Pertanian RI, yaitu
dalam berkerja sama dan memberikan memiliki daya repellent diatas 90%.
dukungan terhadap program-program Namun ekstrak dari beberapa tanaman
pengendalian malaria yang ada. seperti cengkeh, alpukat, selasi, jeruk
Pengendalian penularan malaria dimulai purut, legundi, sirih, kecombrang,
dari nyamuk yang berperan sebagai marigold, zodia, tembelekan
vektor. Upaya pengendalian ini dapat memberikan daya halau nyamuk yang
melalui penggunaan alat dan bahan tidak terlalu tinggi karena daya
yang berperan untuk pengendalian, halaunya hanya dibawah 90% setelah
pemahaman bioekologi vektor, serta diamati selama 6 jam, sehingga sebagai
penggunaan insektisida (Manalu, repellent tanaman-tamanan tersebut
Rachmalina, Sukowati dan Suharjo, masih belum efektif tetapi mempunyai
2014). potensi untuk dijadikan repelen.
Insektisida sintesis seperti Dari hasil survey awal di
golongan piretroid organofosfat, dan kampung Sereh, terdapat tanaman sereh,
karbamat,untuk pengendalian nyamuk, lavender, kemangi, pepaya dan zodia
berdampak buruk bagi kesehatan. yang dapat dimanfaatkan sebagai
Lotion yang biasanya digunakan repellent. Pada penelitian yang
sebagai penolak nyamuk mempunyai dilakukan Riris, Umar dan Fitriani
bahan aktif diethyltoluamide (DEET) (2019) dilaporkan bahwa hasil Uji
yang merupakan insektisida. statistic post – hoc menunjukkan bahwa
Penggunaan DEET dalam konsentrasi pengaruh yang bermakna dari
tinggi dengan jangka waktu yang lama pengolesan bahan repellent minyak

2046
Brechkerts Lieske A Tukayo,dkk. Pembudidayaan Tanaman Pengusir Nyamuk …

atsiri daun serai wangi terhadap secara terbatas kepada


frekuensi hinggap nyamuk Aedes perwakilan ketua RW, RT,
aeygpti. Pemanfataan daun sereh dalam kepala suku, perwakilan
bentuk perasan dilaporkan oleh kelompok ibu-ibu
Manurung, Chahaya dan Dharma dikarenakan kondisi
(2013) konsentrasi perasan daun sereh pandemic Covid-19.
yang efektif sebagai repellent degan 3. Pemberian poster edukasi dan
konsentrasi paling kecil 3%. Dimana buku saku
peningkatan konsentrasi perasan serai Setelah diberikan
wangi (Cymbopogon nardus) penyuluhan, kepada
berbanding luurs dengan peningkatan perwakilan RW diberikan
efektifitasnya sebagai repellent. poster edukasi tentang
Masyarakat perlu diedukasi tanaman pengusir nyamuk.
tentang pemanfaatan repellent dari Lalu pemberian buku saku
pekarangan rumah baik dalam bentuk kepada perwakilan warga
tanaman ataupun olahannya. Sehingga yang berisi materi tentang
pengabdian pada masyarakat ini tanaman pengusir nyamuk
dilakukan dengan tujuan mengajak RW/ dan pengolahannya
RT di Kampung Sereh untuk bermitra 4. Pembudidayaan tanaman
sehingga dapat membudidayakan repelen di perwakilan rumah
tanaman repellent di pekarangan rumah warga
warga serta warga dapat mengelolah Kegiatan selanjutnya yang
tanaman tersebut dan dimanfaatkan dilakukan adalah pembagian
sebagai pengusir nyamuk. tanaman repelen. Tanaman
repelen yang dibagikan
METODE kepada ketua RW adalah
Pelaksanaan pengabdian pada mint, kecombrang, jinten
masyarakat di kampung Sereh, hitam dan lavender. Ketua
dilakukan selama 5 bulan yang terdiri RW ditugaskan untuk
dari kegiatan : membagikan tanaman-
1. Survey tanaman tersebut kepada
Kegiatan survey dilakukan warganya dan akan dievaluasi
dalam bentuk penjajakan ke keberhasilan pembudidayaan
Kampung Sereh dalam tanaman pengusir nyamuk
rangka inventarisasi tanaman dan manfaatnya diakhir
pengusir nyamuk yang telah kegiatan pengadian kepada
ada di kampung Sereh. masyarakat
2. Penyuluhan 5. Pembuatan taman di kantor
Kegiatan penyuluhan kampung Sereh untuk
diadakan dengan metode ditanami tanaman repelen
ceramah. Penyuluhan Selain distribusi tanaman ke
diberikan dalam rangka rumah warga, tanaman-
peningkatan pemahaman tanaman pengusir nyamuk
masyarakat terkait malaria dibiakkan di taman yang
dan tanamana yang dapat berada di kantor Kampung
dimanfaatkan sebagai Sereh. Hal ini dicanangkan
pengusir nyamuk (repellent). sebagai taman percontohan
Penyuluhan hanya diberikan bagi masyarakat yang berisi

2047
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 6 Tahun 2022 Hal 2045-2052

tanaman yang bermanfaat 1. Penjajakan


sebagai pengusir nyamuk Penjajakan dilakukan sebelum
6. Evaluasi keberhasilan kegiatan pengabdian kepada
budidaya tanaman dan masyarakat. Penjajakan dilakukan
manfaatnya dalam rangka survey awal keberadaan
Diakhir kegiatan dilakukan tanaman repellent di kampung Sereh.
evaluasi dalam bentuk Dari hasil survey yang dilakukan di
kunjungan ke rumah warga rumah-rumah warga, ditemukan bahwa
yang diberikan tanaman di kampung Sereh telah ada beberapa
pengusir nyamuk. Hal yang tanaman pengusir nyamuk, seperti
dievaluasi keberhasilan zodia, kemangi, sereh, dan lavender.
budidaya tanaman-tanaman Zodia merupakan tanaman asli
yang diberikan di awal yang Papua yang sudah sering diteliti
kegiatan. Selain itu dievaluasi manfaatnya sebagai pengusir nyamuk.
apakah ada perbedaan Suku Sentani biasanya memanfaatkan
sebelum dan sesudah daun ini dengan mengingatkan pada
menanam tanaman pengusir tubuh karena aromanya yang tajam
nyamuk di rumah warga dapat mengusir nyamuk. Pada
dengan metode wawancara. penelitian Mahmudi, Santoso, dan Laili
(2019) serbuk zodia dilarutkan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN aquadest untuk menyiapkan semprotan
Kampung sereh memiliki luas yang diujicobakan pada nyamuk Aedes
wilayah sebesar 1.150 KM2 yang aegypti. Hasil penelitian didapatkan
berada di Kecamatan Sentani, kematian nyamuk sebesar 28% pada
Kabupaten Jayapura Provinsi Papua menit ke 30-45 setelah dilakukan
dengan jumlah penduduk sebesar 4.958 penyemprotan. Pada minyak daun zodia
jiwa. Kampung Sereh ditempati oleh terdapat linalool (46%) dan α-pinene
berbagai suku Bangsa seperti suku (13,26%) yang berfungsi sebagai
Sentani, suku Wamena, Maluku, pengusir (repellent) nyamuk, sehingga
Sulawesi, Nusa Tenggara, Jawa, dan zodiac dapat dimanfaatkan sebagai
beberapa suku asli Papua. Kampung repellent maupun insektisida nabati.
Sereh saat ini dipimpin oleh seorang Semprotan daun sereh setelah
kepala Desa. diaplikasikan selama 60 menit
Kegiatan pengabdian kepada memeberikan kematian Aedes aegypti
masyarakat dimulai dengan pelaksanaan sebesar 16,4%. Hal ini dipengaruhi oleh
survey tanaman repellent yang telah ada kandungan minyak atsiri yang terdapat
di Kampung Sereh. Dari hasil survey, pada batang serai yang berfungsi untuk
telah terdapat tanaman sereh, kemangi membunuh nyamuk (Mahmudi,
dan lavender. Dari hasil survey tersebut, Santoso, dan Laili, 2019). Berdasarkan
tim pengbamas memberikan tanaman laporan Susanti dan Sari (2019)
mint, lavender, jinten hitam, dan pemanfaatan Sereh (Cymbopogon
kecombrang untuk dikembangkan pada nardus) sebagai anti nyamuk dengan
taman obat di kantor kampung dan dibakar daunnya dan asap yang
masing-masing RW. dihasilkan dimanfaatkan untuk
Pelaksanaan kegiatan terdiri mengusir nyamuk. Selain itu cara
dari: pemanfaatan sereh dengan menumbuk
daun dan mengoleskan airnya ke tubuh,
serta dimanfaatkan dengan ditanam

2048
Brechkerts Lieske A Tukayo,dkk. Pembudidayaan Tanaman Pengusir Nyamuk …

dalam ruangan sebagai pengusir


nyamuk. 3. Pemberian poster edukasi
Pada pengujian ekstrak etanol dan buku saku
daun kemangi oleh Purwani dan Kepada perwakilan ketua RW
Swastika (2018) ditemukan bahwa diberikan poster edukasi untuk
ekstrak dengan konsentrasi 50% ditempatkan di rumah bapak RW.
memiliki pengaruh kematian nyamuk Poster berisikan informasi terkait
terbesar, yaitu sebanyak 60% (n=25) tanaman repelen. Selain itu dibagikan
yang mati setelah pengamatan dalam 24 buku saku kepada masyarakat yang
jam. Hal ini diduga karena kandungan berisi edukasi tentang tanaman repelen
flavonoid, saponin, tanin dan dan cara pengolahan tanaman tersebut
triterpenoid/steroid, serta eugenol pada menjadi bentuk yang mudah digunakan.
daun kemangi. Bau khas eugenol
diduga berperan penting sebagai
antinyamuk.

2. Pemberian materi terkait


malaria dan tanaman yang
dapat dimanfaatkan
sebagai repellent
Masyarakat kampung Sereh
yang diundang pada kegiatan pemberian
materi adalah kepala kampung, ketua
RW/RT, kepala suku, dan kelompok
tani ibu-ibu di Kampung Sereh “otauw
mokho”. Pemberian materi
menggunakan tempat kantor kampung. Gambar 2 : Poster edukasi
Materi yang diberikan terdiri dari :
4. Pembagian tanaman
a. Malaria (pengertian,
kepada perwakilan RW/
penyebab, pencegahan dan
RT
pengobatan)
Kepada masyarakat yang hadir
b. Tanaman pengusir nyamuk
diberikan pembagian tanaman pengusir
(jenis tanaman, kandungan,
nyamuk yang terdiri dari : lavender,
dan budidaya)
mint, kecombrang dan jinten hitam.
Lavender mengandung linalool
Pemberian materi dalam bentuk
(43,32%) dan α-terpineol (12,69%)
ceramah dan dilanjutkan dengan sesi
merupakan komponen terbesar dari
tanya jawab mengenai materi yang
minyak bunga lavender Tomescu et al.
disampaikan.
(2015). Dilaporkan bahwa konsentrasi
5% dari minyak bunga lavender
memiliki daya proteksi sebesar 83%
selama 1 jam karena bekerja pada
reseptor kimia di antena nyamuk
dengan menghambat reseptor tersebut
untuk menangkap bau dari manusia .
Sastrohamidjojo (2004)
menjelaskan pada daun mint terdapat
Gambar 1 : Pemberian penyuluhan kandungan senyawa menthol dan

2049
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 6 Tahun 2022 Hal 2045-2052

menthone yang dapat dimanfaatkan


untuk membunuh serangga karena
aroma dari daun mint yang khas.
Ekstrak bunga kecombrang pada
penelitian Gurning, Dewi M. R., et al
(2015) sangat efektif sebagai repellent
terhadap nyamuk Aedes aegypti yang
diamati dapat membunuh nyamuk pada
menit ke 30 dan menit ke 60. Terdapat
empat bahan aktif yaitu saponin,
Gambar 3 : Tanaman yang akan dibagikan
flavoinoida, polifenol dan minyak atsiri kepada masyarakat
pada bunga kecombrang yang diduga
berperan sebagai insektisida. 5. Pembuatan toga di kantor
Jinten hitam memiliki kampung
kandungan minyak atsiri sekitar 0,40-
0,45% dengan kandungan
thymoquinone sebesar 27,8% dan
kandungan monoterpena lain (p-cimene
dan α-pinene) sebesar 46%. Penelitian
Mahfur (2018) menyebutkan minyak
atsiri jinten hitam mengandung 1,65%
thymoquinone. Thymoquinone pernah
dilaporkan memiliki aktivitas
Gambar 4 : Pembuatan toga tanaman
antinyamuk terhadap larva Aedes pengusir nyamuk
aegypti (Johnson et al (1998) dalam
Mariah et al, 2017). Pendirian taman obat keluarga di
Tanaman diberikan dalam kantor kampung Sereh dilakukan
polybag (biodegradable). Tanaman bersama-sama warga kampung. Toga
diberikan kepada perwakilan tiap RW, yang didirikan dikhususkan hanya
dimana masing-masing RW untuk menanam tanaman pengusir
mendapatkan 20 buah tanaman untuk nyamuk. Testimoni masyarakat, setelah
dibagikan kepada 5 keluarga pada tiap adanya toga pengusir nyamuk, anak
RW. Bersamaan dengan pemberian muda lebih sering duduk di gazebo
tanaman juga telah diberikan edukasi kampung pada malam hari karena
mengenai cara pembudidayaan berkurangnya gangguan dari gigitan
tanaman. Misalnya daun mint yang nyamuk.
tidak tahan panas diberikan dalam
bentuk tanaman hidroponik yang dapat 6. Evaluasi pembudidayaan
dipindahkan ke tanah jika curah hujan tanaman
telah meningkat. Evaluasi yang dilakukan berupa
survey Kembali setelah sebulan
pembagian tanaman. Hal-hal yang
dilihat apakah tanaman yang dibagikan
dapat tumbuh dengan baik dan
memberikan manfaat sesuai tujuan
penanaman tanaman tersebut.
Tanaman yang ditanam pada 45
rumah di kampung Sereh, setelah

2050
Brechkerts Lieske A Tukayo,dkk. Pembudidayaan Tanaman Pengusir Nyamuk …

disurvey dapat tumbuh dengan baik cara pencegahan malaria di desa-desa


kecuali daun mint pada beberapa rumah untuk menurunkan angka kesakitan
kering karena tidak sering diganti karena malaria. Perlu adanya
airnya. Tanaman yang lain dapat pengamatan lebih lanjut untuk melihat
tumbuh subur. Masyarakat juga hubungan antara angka kesakitan
menunjukan tanaman-tanaman lain malaria dengan pembudidayaan
yang mereka budidayakan juga karena tanaman repelen.
mengetahui manfaatnya sebagai
tanaman pengusir nyamuk, seperti
zodia, kemangi dan sereh. DAFTAR PUSTAKA
Dari testimoni masyarakat, Gurning, Dewi M. R., et al. 2015.
tanaman-tanaman tersebut "Efektivitas Ekstrak Bunga
mengeluarkan bau yang tajam dan Kecombrang ( Etlingera Elatior )
mengurangi jumlah nyamuk karena Sebagai Repellent Nyamuk
mereka dapat duduk di halaman rumah Aedes Aegypti." Lingkungan
dalam waktu yang lama tanpa terganggu dan Keselamatan Kerja, 4(1)
gigitan nyamuk. Minyak atsiri dari Helper Sahat P Manalu, Rachmalina SP,
tanaman-tanaman ini menghasilkan bau Supratman Sukowati, Suharjo
yang tidak disukai oleh nyamuk. Antena Suharjo. (2014). Peran Tenaga
pada nyamuk akan mendeteksi bau yang Kesehatan Dan Kerjasama
dihasilkan oleh minyak atsiri dengan Lintas Sektor Dalam
mengirimkan respon kimia Pengendalian Malaria. Jurnal
(chemoreceptor) ke impuls saraf Ekologi Kesehatan, 13(1), 50-
sehingga menyebabkan kerusakan pada 58.
antena nyamuk. Kerusakan pada Mahfur, 2018. Profil metabolit sekunder
antenna nyamuk mengirimkan signal senyawa aktif minyak atsiri
bahaya kepada otak nyamuk sehingga jinten hitam (Nigella sativa l.)
nyamuk akan merespon dengan Dari habasyah dan india.
menghindari sumber bau yang PHARMACY: Jurnal Farmasi
dihasilkan dari tanaman-tanaman Indonesia (Pharmaceutical
tersebut. Journal of Indonesia) 15 (01),
90-97
Mahmudi, Santoso, H. , Laili, S. 2019.
Uji Insektisida Serai
(Cymbopogon nardus) dan Daun
Zodia (Evodia suaveolens)
Terhadap Mortalitas Nyamuk
(Aedes aegypti). e-Jurnal Ilmiah
Sains Alami, 2(1), 44-49
Manurung, R., Chahaya, I., & Dharma,
S. 2013. Pengaruh Daya Tolak
Perasan Serai Wangi
(Cymbopogon nardus) Terhadap
Gigitan Nyamuk Aedes aegypti.
SIMPULAN Jurnal USU, 2(1), 1-9
Pelaksanaan pembudidayaan Mariah L. Scott, Mary F. Adams,
tanaman pengusir nyamuk (repellent) Joseph J. Karchesy, Janet C.
dapat dimanfaatkan sebagai salah satu McAllister, Insecticidal Activity

2051
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 6 Tahun 2022 Hal 2045-2052

of Thymoquinone and Related


Compounds Against Culex
quinquefasciatus (Diptera:
Culicidae), Journal of Medical
Entomology, Volume 54, Issue
3, May 2017, Pages 785–
787, https://doi.org/10.1093/jme/
tjw181
Marini & Sitorus. 2019. Beberapa
Tanaman Yang Berpotensi
Sebagai Repelen Di Indonesia.
Spirakel, 11(1), 24-33
Pratamawati, Irawan, Widiarti. (2012).
Hubungan Antara Pengetahuan
Tentang Vector Dengan Perilaku
Penggunaan Insektisida Rumah
Tangga Pada Daerah Endemis
Demam Berdarah Dengue Di
Provinsi Bali. Jurnal vektora,
4(2), 99-115
Riris, M., Umar, M., & Fitriani, J. Uji
efektivitas repellent minyak
atsiri daun serai wangi
Cymbopogon nardus (l) randle
yang dikombinasi dengan
minyak atsiri daun kayu putih
(Melaleuca leucadendron linn.)
Dan VCO (virgin coconut oil)
terhadap nyamuk Aedes aegypti.,
Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6
No. 1
Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia
Minyak Atsiri.Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Simarta,
Utomo, P & Supriyatna, N. 2014.
Perbandingan Daya Proteksi
Losion Anti Nyamuk Dari
Beberapa Jenis Minyak Atsiri
Tanaman Pengusir Nyamuk.
Biopropal Industri, 5(2), 79-84

2052

You might also like