Professional Documents
Culture Documents
69-Article Text-91-1-10-20210715
69-Article Text-91-1-10-20210715
Abstract:
This study aims to determine the role of human obedience to the application of religious teachings
in consumption behavior, namely as a measure of how a person’s perspective on world life tends
to affect lifestyle, behavior, and tastes. So when the nature of Israf or excess appears. Allah places
limits on His servants in consuming. This study aims to determine the effect of economic literacy,
parental economic status, lifestyle, and religiosity on Islamic consumption patterns in Darul
Qur’an Islamic Boarding School, Riau Islands. This type of researcher also tested the hypothesis
in this study. The results of the study partially show that financial literacy does not affect Islamic
consumption patterns, the economic status of parents affects Islamic consumption patterns,
lifestyle has no effect on Islamic consumption patterns and religiosity has no effect on Islamic
consumption patterns at Darul Qur’an Islamic Boarding School, Riau Islands. Simultaneously
the results of the study prove that financial literacy, parent’s economic status, lifestyle, and
religiosity simultaneously have a significant effect on Islamic consumption patterns in Darul
Qur’an Islamic Boarding School, Riau Islands.
Keywords: Financial literacy, parents economic status, religious lifestyle, and Islamic
consumption patterns
Abstrak:
Peran ketaatan pada agama ketika melakukan perilaku konsumsi yakni selaku tolak ukur
bagaimanakah cara pandang seorang individu pada kehidupan yang condong memberikan
pengaruh akan gaya hidup, perilaku serta selera. Sehingga ketika timbul sifat Israf atapun
berlebih-lebihan, Allah memberikan batasan pada hamba-Nya untuk melakukan konsumsi.
Penelitian berikut memiliki tujuan guna mengetahui pengaruh literasi ekonomi, status ekonomi
orang tua, gaya hidup dan religiusitas terhadap pola konsumsi islami di Pondok Pesantren Darul
Qur’an Kepulauan Riau. Jenis penelitian berikut ialah asosiatif kuantitatif memakai sumber data
primer melalui kuesioner dengan skala likert yang disebar kepada responden. Analisis data
menggunakan regresi linier berganda dengan melalukan pengujian hipotesis. Hasil penelitian
secara parsial memperlihatkan bahwasanya literasi keuangan tidak berpengaruh terhadap pola
konsumsi Islami, status ekonomi orang tua berpengaruh terhadap pola konsumsi Islami, gaya
hidup tidak mempengaruhi pola konsumsi Islami serta religiusitas takmempengaruhi pola
konsumsi Islami di Pondok Pesantren Darul Qur’an Kepulauan Riau. Secara simultan hasil
penelitian membuktikan bahwa literasi keuangan, status ekonomi orang tua, gaya hidup serta
religiusitas secara serempak mempengaruhi secara signifikan terhadap pola konsumsi Islami di
Pondok Pesantren Darul Qur’an Kepulauan Riau. Pada penelitian berikutnya peneliti memberikan
saran guna melakukan pengambilan akan sampel menjadi lebih banyak seperti data pesantren di
Provinsi Kepulauan Riau dimana bertujuan guna memperoleh data yang lebih akurat serta lebih
baik dalam penelitian selanjutnya
Keywords: Literasi keuangan, status ekonomi orang tua, gaya hidup, religiusitas, dan konsumsi
islami
PENDAHULUAN
Pada umumnya setiap manusia pasti melakukan kegiatan ekonomi, baik itu
produksi maupun konsumsi. Menurut Dinar & Hasan (2018) konsumsi merupakan
aktivitas mengurangi suatu nilai manfaat baik itu barang maupun jasa, dimana pelakunya
bisa disebut sebagai konsumen. Setiap manusia pasti pernah melakukan kegiatan
konsumsi, kegiatan konsumsi ini sudah merupakan kegiatan yang lumrah yang dilakukan
oleh manusia dalam aktivitas sehari-harinya.Adapun tujuan dari kegiatan konsumsi itu
sendiri yakni memperoleh kepuasan penggunaan atas barang dan jasa yang digunakan
serta mencapai tingkat kemakmuran. Pada umumnya perilaku konsumsi ini dipengaruhi
dari bermacam faktor baik faktor dari luar ataupun dari dalam, adapun faktor yang berasal
dari dalam yakni meliputi motif, IQ, emosi dan cara berpikir.
Pada pengertian teori ekonomi manusia merupakan homo economicus, dimana
manusia merupakan sosok yang sangat rasional dan mempunyai kebebasan dalam
menentukan pilihan dan kebutuhan yang diinginkannya, bukan hanya pada saat ini namun
pada zaman dahulu pada dasarnya manusia memiliki perilaku yang sangat konsumtif
dalam membeli barang atau jasa yang diinginkan. Di dalam ekonomi islam, tujuan dari
konsumsi ini pada dasarnya adalah maslahah, namun maknanya dalam teori ekonomi
islam jauh lebih luas dibandingkan hanya sebagai utility atau kepuasan yang dirasakan
oleh manusia itu sendiri dalam kehidupannya, maslahah ialah tujuan hokum syara yang
paling utama, menurut Khan (1989) terdapat 5 elemen dasar dari masalah ini yaitu sebagai
berikut, kehidupan ataupun jiwa (al-nafs), harta (al-mal), keyakinan (al-din), intelektual
(al-aql)serta keturunan ataupun keluarga yakni disebut dengan (al-nasl).
Di dalam perpektif ekonomi islam, kepuasan disebut sebagai maslahah yakni bisa
dikatakan bahwa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia baik secara fisik maupun
spiritual, kebutuhan fisik yang harus dipenuhi seperti makan, minum, kebutuhan lainnya
kemudian kebutuhan spiritual seperti kebutuhan akan ajaran agama islam, didalam agama
islam disebutkan bahwa ketentuan untuk tidak israf (royal) dan tadzir (sia-sia), sehingga
manusia seharusnya memenuhi kebutuhan hidupnya dan mengkonsumsi sesusai dengan
kebutuhannya dan tidak bersikap israf terhadap barang atau jasa yang dibelinya atau
digunakannya, di dalam agama islam perilaku konsumsi diatur di dalam anjuran agama
islam sesuai dengan aqidah yang ada.
Literasi Ekonomi
Laily (2013) menjelaskan literasi keuangan memiliki kaitan melalui manajemen
keuangan yang makin tinggi tingkat keuangan seorang individu sehingga bisa makin
tinggi pula ilmu individu tersebut dalam me-manage keuangan yang dimilikinya, pada
dasarnya manajemen keuangan pribadi merupakan konsep atau bagian dari manajemen
keuangan yang merupakan salah satu ilmu dan seni bagaimana seseorang mengelola,
mengendalikan dan mengatur keuangannya secara mandiri yang dilakukan berdasarkan
Status Ekonomi
Santrock dalam Indrawati (2015) menjelaskan bahwa status sosial ekonomi
memperlihatkan ketidaksetaraan suatu keadaan tertentu, dimana prestasi kerja suatu
anggota masyarakat bervariasi dan beberapa individu berstatus lebih tinggi mempunyai
akses yang lebih besar pada pekerjaan jika dibandingkan individu lainnya, perbedaan
tingkat pendidikan, akses pendidikan yang lebih besar dari pada orang lain, perbedaan
sumber daya ekonomi dan memiliki kekuasan lebih tinggi dalam memberikan pengaruh
institusi masyarakat. Kemampuan mengendalikan sumber daya serta ikut memberikan
partisipasi pada masyarakat memiliki perbedaan dan ganjaran serta kesempatan yang
tidak setara.
Gaya Hidup
Sutisna (2012) mengatakan yang sejalan dimana gaya hidup secara luas diartikan
sebagai cara hidup yang dilakukan oleh seseorang dalam menghabiskan waktu mereka
mengerjakan pekerjaan yang mereka sukai dan juga aktivitas sehari-hari misalnya seperti
hobi, belanja, aktivitas olahraga dan kegiatan social lainnya seperti makanan, pakaian,
rekreasi dan juga berkumpul baik dengan keluarga, rekan kerja, kelompok social maupun
rekan bisnis.
Gaya hidup suatu individu dalam masyarakat sangat beragam,seiring
berkembangnya waktu gaya hidup anggota kelompok bergerak sangat dinamis dan
mengikuti dengan perkembangan zaman, gaya hidup ini pada dasarnya menggambarkan
perilaku seseorang didalam kelompok sosialnya dimana gaya hidup seseorang tergantung
pada kondisi ekonomi dan keuangan yang dimilikinya. Gaya hidup meliputi sesuatu yang
lebih dari sekedar kelas social maupun kepribadian seseorang.Indikator dari gaya hidup
menurut Sunarto (2012) antara lain adalah: 1) aktivitas/kegiatan dimana menjelaskan apa
yang dilakukan konsumen, apa produk yang dibeli dan dipakai, apa kegiatan yang
dilakukan guna mengisi waktu kosong. Meskipun kegiatan ini biasanya bisa diamati. 2)
minat dimana menjelaskan apa kesukaan, kegemaran serta preferensi dalam hidup
konsumen tersebut. 3) opiniyang beredar mengenai pandangan serta perasaan konsumen
ketika merespon isu-isu global, lokal maupun sosial.
Religiusitas
Religiusitas menurut Hawari (2011) adalah pendalaman keagamaan dalam
kepercayaan yang diutarakanmelalui ibadah sehari-hari, berdoa serta membaca kitab suci.
Religiusitas bisa terwujud dari beragam sisi kehidupan misalnyakegiatan yang bisa dilihat
mata, dankegiatan yang tidakterlihat yang terjadi dalam hati seseorang.Selanjutnya
menurut Alwisol (2004) menjelaskan salah satu yang mempengaruhi psychological well
beingyaitu tingkat melakukan ritual agama seseorang, yang tampak dari kualitas serta
kuantitas atau disebut denganreligiusitas. Sedangkan menurut Thouless (2000)
menyimpulkan bahwa setiap individu mempunyai tingkat religiusitas yang beragamserta
bisa dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu faktor internal maupun eksternal. Faktor
internal berupa: 1) pengalaman-pengalaman spiritual; 2) kebutuhan terhadaprasa aman
dan selamat; 3) kebutuhan terhadap cinta kasih; 4) kebutuhan akan harga diri; 5)
kebutuhan yang muncul lantaranadanya ancaman kematian; 6) pengaruh pendidikan dan
pengajaran; 7) beragamtekanan sosial yang dirasakan; 8) faktor pengetahuan dan
intelektualitas.
dari kelompok sosial ekonomi tinggi umumnya ditunjang oleh keadaan materi yang
cukup serta mempunyai kemampuan daya beli yang tinggi, di mana mereka merasakan
sanggup dan bebas melakukan pembelian apa sajakahyang diinginkan sehingga
melakukan dampak pada perilaku konsumtif yang berlebihan. Dari penjelasan tersebut,
penulis membuat hipotesis sebagai berikut:
H2: Status ekonomi orang tua berpengaruh signifikan terhadap pola konsumsi
islami
METODE PENELITIAN
Penelitian berikut berjenis asosiatif kuantitatif, dimana berdasarkan pernyataan oleh
Sugiyono (2013) penelitian asosiatif merukapan jenis penelitian yang memiliki manfaat
guna tahu akan pengaruh antara dua variabel atau lebih, sedangkan kuantitatif lebih
memberikan fokus pada pengujian teori-teori melalui mengukur variabel penelitian
dengan angka dan juga melakukan analisis data secara statistik. Berlandaskan pendapat
tersebut, maka bisa peneliti simpulkan bahwa penelitian berikut ialah guna mengetahui
hubungan antara variabel Literasi Keuangan (X1), Status Ekonomi Orang Tua (X2), Gaya
Hidup (X3) dan Religiusitas (X4) terhadap Pola Konsumsi Islami (Y) di Pondok
Pesantren Darul Qur’an Kepulauan Riau.
Teknik pengumpulan data yang biasa juga dikatakan sebagai teknik memperoleh
data yang memiliki keterkaitan pada permasalahan dalam penelitian yang tengah
dilaksanakan. Teknik pengumpulan data yang dipakai diantaranya kuisioner dan studi
pustaka. Kuesioner ini memakai skala likert di mana alternatif nilai jawaban positif 5
hingga pemberian skor diberikanatas jawaban responden selanjutnya diberikan skor skala
likert yakni Sangat setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak setuju (TS)
= 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1.
Teknik analisis yang digunakan pada penelitian berikut terdiri dari uji kualitas data
berupa pengujian validitas serta reliabilitas data, uji asumsi klasik, pengujian regresi linier
berganda serta melakukan uji hipotesis yaitu uji t, uji f dan koefisien determinasi (R2).
Berdasarkan tabel 1, hasil uji validitas terlihat bahwa dengan menggunakan batasan
r
Tabel n = 37 responden dan taraf signifikansi 5% (0,05) sehingga diperoleh nilai rTabel
berjumlah 0,316 (tabel distribusi r). Berdasarkan hal tersebut diketahui nilai rHitung
>rTabel maka bisa dinyatakan bahwa semua pernyataan valid serta pernyataan yang
digunakan bisa dipakai guna penelitian yang akan datang.
Uji Reliabilitas
menurut (Ghozali, 2013), setelah peneliti melaksanakan uji validitas tahap
selanjutnya yaitu melaksanakan uji reliabilitas dimana suatu alat ukur dikatakan handal
apabila nilai cronbatchalpha > 0,6, berikut adalah hasil uji reliabilitasnya :
Tabel 3
Uji Reliabilitas Data
Hasil uji reliabilitas di dalam Tabel 3 diatas terlihat bahwa keseluruhan nilai
cronbatch alpha variabel literasi keuangan, status ekonomi orang tua, gaya hidup dan
religiusitas lebih banyak dari 0,6 maknanya keseluruhan variabel reliabel.
Uji Normalitas
Uji Autokorelasi
Menurut hasil uji autokorelasi, diketahui nilai Durbin-Watson adalah sejumlah
2,197 dimana nilai berikut dapat dilakukan perbandingannya melalui nilai tabel
signifikansi 5%, dengan jumlah sampel N = 37 responden serta jumlah variabel
independen sebanyak 4 (K = 4) sehingga didapatkan nilai dL = 1,249 serta dU berjumlah
1,723 (tabel distribusi DW). Karena nilai DW 2,197 terdapat di antara du dan 4-du,
maknanya tak terdapat autokorelasi.
Uji Multikolinearitas
Berdasarkan pernyataan dari Ghozali (2013) pengujian multikolinearitas dipakai
guna melihat terdapat ataupun tak terdapat hubungan linier antar variabel bebas pada
model regresi dengan persyaratan yakni tak terdapat multikolinearitas. Pengujian ini
dilaksanakan dengan menilai hasil nilai tolerance serta Variance Inflation Factor (VIF).
Dikatakan tidak adanya multikolinearitas diantara variabel bebas jika nilai tolerance yang
besarnya di atas 0,1. Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian bebas dari
multikoliniearitas.Hal ini ditunjukan dengan memperlihatkan nilai VIF dari variabel
bebas lebih kecil dari 10 dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan kriteria dan hasil pada Gambar 3 terlihat bahwa tidak adanya titik-titik
pola yang jelas sehingga dapat dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas pada model
regresi.
Uji Hipotesis
Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2013) dasar pengambilan keputusan untuk uji t yakni:
a. Menurut nilai t Hitung serta t Tabel:
1) Bila nilai t hitung > t tabel maknanya variabel bebas memiliki pengaruh terhadap
variabel terikat.
2) Bila nilai t hitung < t tabel maknanya variabel bebas tak memiliki pengaruh
terhadap variabel terikat.
b. Menurut nilai signifikansi:
1) Bila nilai signifikansi < 0,05 maka variabel bebas memiliki pengaruh terhadap
variabel terikat.
2) Bila nilai signifikansi > 0,05 maka variabel bebas tidak memiliki pengaruh
terhadap variabel terikat.
Hasil pengujian bisa diamati di bawah ini:
Hasil Uji t variabel Literasi Keuangan (X1) diperoleh:
a. Tingkat signifikansi menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (5%).
b. Nilai t hitung diperoleh berdasarkan hasil uji t sebesar 0,895.
c. Nilai t tabel melihat pada tabel distribusi t dengan α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)
melalui taraf kebebasan (df) n-k-1 atau 37-2-1 = 34 (n ialah jumlah kasus serta k
ialah jumlah variabel independen). Melalui uji pada 2 sisi (signifikansi = 0,025)
hasil didapatkan bagi nilai t tabel berjumlah 2,032 (dilihat dalam Tabel distribusi
t).
d. Berdasarkan kriteria diatas, nilai t hitung berjumlah 0,895 < t tabel 2,032 dengan
nilai signifikansi (Sig.) 0,377 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
literasi keuangan (X1) tak berpengaruh terhadap pola konsumsi Islami di Pondok
Pesantren Darul Qur’an Kepulauan Riau.
ekonomi tinggi, mereka memperoleh uang saku lebih dari yang mereka butuhkan. Perihal
tersebut bisa menjadikan mereka mempunyai daya beli tinggi serta bebas guna melakukan
pembelian apa yang diinginkan yang menjadikan bisa menimbulkan tindakan
konsumtifyang berlebihan. Tuntutan dan penjelasan dalam Islam terkait dengan ekonomi
keluarga adalah Nabi Muhammad SAW bersabda, “hak seorang anak dari orang tuanya
ada 3 perkata yaitu 1) mendapatkan pembelajaran Al-Quran, 2) memanah
(memperhatikan keseriusan anak dalam belajar), 3) tidak mendapatkan rizki kecuali dari
jalan yang halal dan baik” (HR. Bukhori-Muslim).
hamburkan.Tuntutan dan penjelasan dalam Islam terkait dengan religiusitas yaitu semua
aspek kehidupan umat Islam seperti yang dimaksudfirman Allah di dalam surat Al-
Baqarah ayat 208‚”wahai orang-orang beriman masuklah kamu dalam islam secara
keseluruhan (kaffah)”.
KESIMPULAN
Hasil penelitian yang sudah dijelaskan, selanjutnya bisa disimpulkan bahwa (1)
Literasi keuangan berpengaruh negatif terhadap pola konsumsi Islamidi Pondok
Pesantren Darul Qur’an Kepulauan Riau (2) Status ekonomi orang tua mempengaruhi
secara positif terhadap pola konsumsi Islami di Pondok Pesantren Darul Qur’an
Kepulauan Riau (3) Gaya hidup berpengaruh negatif terhadap pola konsumsi Islami di
Pondok Pesantren Darul Qur’an Kepulauan Riau (4) Religiusitas berpengaruh negatif
terhadap pola konsumsi Islami di Pondok Pesantren Darul Qur’an Kepulauan Riau (5)
Literasi Keuangan, Status Ekonomi Orang Tua, Gaya Hidup dan Religiusitas secara
serempak berpengaruh signifikan terhadap Pola Konsumsi Islami di Pondok Pesantren
Darul Qur’an Kepulauan Riau.
Berdasarkan hasil penelitian, ada keterbatasan dan terdapat faktor untuk bisa lebih
diberikan perhatian untuk peneliti pada penelitian mendatang untuk melakukan
penyempurnaan pada penelitian yang berkaitan, karena penelitian berikut tentunya
mempunyai kekurangan yang hendaknya selalu diberikan perbaikan untuk penelitian di
masa mendatang.
Pada penelitian berikutnya peneliti memberikan saran guna melakukan
pengambilan akan sampel menjadi lebih banyak seperti data pesantren di Provinsi
Kepulauan Riau dimana bertujuan guna memperoleh data yang lebih akurat serta lebih
baik dalam penelitian selanjutnya. Dalam melaksanakan penelitian yang berkelanjutan
juga diharapkan mengamati serta melakukan penelitian akan tiap perubahan perilaku
responden dari masa ke masa serta dikehendaki terdapat penambahan variabel lainnya
yang memiliki kemungkinan juga mempunyai pengaruh dalam banyak penelitian berikut.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. UM Press.
Anggraeni, B. D. (2015). Pengaruh Tingkat Literasi Keuangan Pemilik Usaha Terhadap
Pengelolaan Keuangan, Studi Kasus: UMKM Depok. Jurnal Vokasi Indonesia, 3(1),
22–30.
Arif, A., Rianto, M. N., & Amalia, D. E. (2010). Teori Mikro Ekonomi: Suatu
Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional. Kencana Prenada Media
Group.
Arif, M. N. R. Al. (2015). Pengantar Ekonomi Syariah. CV Pustaka Setia.
Auliya, L. (2017). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Perilaku
Konsumtif Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswi PGRA IAIN Purwokerto). Institut
14(1), 52–57.
Khan, M. A. (1989). Economic Teachings Of Prophet Muhammad. International Institute
of islamic Economics.
Kusuma, U. P. (2017). Pengaruh Status Orangtua Dan Lingkungan Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Depok Sleman. Jurnal Bimbingan Konseling
Dan Dakwah Islam, 14(2).
Laily, N. (2013). Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam
Mengelola Keuangan. Journal of Accounting and Business Education.
Maghfiroh, S. (2018). Pengaruh Religiusitas, Pendapatan, Dan Lingkungan Sosial
Terhadap Minat Menabung Di Bank Syariah Pada Santri Pesantren Mahasiswi
Darush Shalihat. Universitas Negeri Yogyakarta.
Manan, M. A. (1997). Teori dan Praktek Ekonomi Islam. PT Dana Bhakti Prima Yasa.
Mankiw, N. G. (2013). Pengantar Ekonomi Makro. Salemba Empat.
Mardiyono. (2018). Pengaruh Gaya Hidup, Lingkungan Sosial, Dan Budaya Terhadap
Keputusan Pembelian Di Pasar Modern (Studi Kasus Pada Mahasiswa IAIN
Purwoketo). INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO.
Mayer, N. F., & Ogburn, W. F. (1964). Sociology. Toughton Mifflin Company.
Monticone, C. (2010). Financial Literacy and Financial Advice Theory and Empirical
Evidence.
Muflih, M. (2006). Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam. PT Raja
Grafindo Persada.
Muna, L. F. (2017). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Pergaulan Teman
Sebaya Terhadap Rasionalitas Ekonomi.
Putriyani, P. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan Dan Lingkungan Keluarga Terhadap
Perilaku Konsumtif Dalam Perpektif Islam Dengan Pengendalian Diri Sebagai
Variabel Moderasi (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI SMA IT Bina Amal).
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
Qudsiyah, S., Amaliah, I., & Julia, A. (2016). Pengaruh Nilai Religiusitas terhadap Etika
Konsumsi Islami Mahasiswa di Kawasan Pesantren Daarut Tauhid Kota Bandung.
Prosiding Ilmu Ekonomi, 2(1).
Rachmania. (2013). Pengaruh Gaya Hidup Konsumen Muslimah Terhadap Adopsi
Belanja Online Pada Produk Fashion. Universitas Airlangga.
Rahmadi, I., Airlangga, & Prasetyo, A. (2015). Pengaruh Gaya Hidup Konsumen Muslim
Terhadap Adopsi Smartphone Apple (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Airlangga). JESTT, 2(3).
Rahman, A., Rahmatia, & Nurbayani. (2020). Model Pola Konsumsi Mahasiswa Dilihat