Topik 3 2200034034-2200034031

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

KARYA TULIS ILMIAH

RESPON IMUN TUBUH TERHADAP ENTAMOEBA COLI

Oleh :

DAVY ARQAM NAHYAA 2200034031

FIRNANDA SULFADLI 2200034034

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
ABSTRAK iii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
1.1 Pengenalan 2
1.2 Morfologi 2
1.3 Siklus Entamoeba coli 3
1.4 Respon Imun Tubuh Terhadap Entamoeba coli 4
BAB III KESIMPULAN 6
DAFTAR PUSTAKA 7
ABSTRAK

Entamoeba coli adalah protozoa yang tidak membahayakan tubuh atau


bersifat non-patogen, Entamoeba coli banyak ditemukan pada manusia terutama
di dalam usus. Cara penularannya melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi, melalui feses/tinja dan kebersihan lingkungan. Kebiasaan yang
baik dan sehat juga berpengaruh pada kesehatan. Entamoeba coli ditemukan
secara global dan terdapat hampir di seluruh pedesaan dengan sanitasi yang
kurang memadai.
BAB I

PENDAHULUAN

Entamoeba coli merupakan salah satu protozoa non patogen yang banyak
ditemukan pada manusia yang biasanya menghuni saluran usus besar manusia.
Protozoa ini tidak bersifat patogen sehingga jarang menyebabkan penyakit. Akan
tetapi, jika jumlahnya berlebihan maka akan menyebabkan penyakit. Entamoeba
coli tersebar secara global dengan prevalensi tertinggi yaitu di daerah dengan
sanitasi yang tidak memadai yaitu didaerah pedesaan.

Penularan Entamoeba coli biasanya melalui fecal dan oral, kista dewasa
nya biasanya tertular dari makanan, air, dan sayuran yang terkontaminasi.
Penularan Entamoeba coli juga bisa melalui lalat yang berkeliaran di daerah feses.
Infeksi dari Entamoeba coli ini tidak berbahaya karena tidak menunjukkan gejala
yang jelas. Kecuali jika bersamaan dengan protozoa patogen lainnya yang berada
di dalam usus.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 PENGENALAN

Entamoeba coli merupakan protozoa apatogen yang tinggal di usus besar dan
dapat menular melalu fecal dan oral, dan bentuk kista matangnya biasanya
ditemukan di air yang terkontaminasi. Entamoeba coli bersifat flora normal di
usus namun dapat menyebabkan penyakit apabila jumlahnya melebihi batas
ambang dan karena adanya protozoa lain misalnya Entamoeba histolyca sehingga
menyebabkan Entamoeba coli bersifat parasit.

Perbedaan prevalensi protozoa pada manusia dipengaruh karena tingkah laku


sehari-hari, budaya dan kebiasaan yang tidak baik. Prevalensi tertinggi terdapat
didaerah pedesaan yang sanitasinya kurang memadai. Pada beberapa Negara
Entamoeba coli banyak ditemukan pada sayuran yang terkontaminasi.

1.2 MORFOLOGI

Entamoeba coli memiliki 3 bentuk morfologi, yaitu trofozoit, tahap pra-


kistik, dan tahap kistik. Bentuk trofozoit berukuran 20-25 µm, inti trofozoit
dikelilingi membran tebal dan bentuknya agak lonjong. Di dalam membran
intinya terdapat butiran kromatin yang mengelilingi kariosom besar dan tidak
beraturan. Sitoplasma mengandung vakuola dan berbentuk granular. Tahap pra-
kista dimulai ketika trofozoit sedikit berubah bentuk menjadi lebih bulat dan
mengandung dua inti. Kista berdiameter 10-35 µm dan mempunyai bentuk bola
tidak berwarna. Sitoplasma bergranular tetapi tidak punya vakuola.

Gambar 1. Morfologi Entamoeba coli


Ciri yang paling membedakan Entamoeba coli yaitu terdapat pada intinya
yang memiliki delapan inti, yang mulai berkembang seiring dengan matangnya
kista. Intinya kadang-kadang dapat bereplikasi hingga 16 inti. Dinding kista
dewasa kaya akan glikogen. Inang pertama kali dimulai pada saat tertelannya kista
matang yang terkontaminasi dari makanan dan air, biasanya juga melalui fecal-
oral. Kista bersifat keras karena dinding selnya yang kuat dan dapat bertahan
hingga berminggu-minggu di lingkungan eksternal, maka dari itu kista dapat
bertahan dilingkungan asam lambung yang memiliki pH yang rendah.

1.3 SIKLUS ENTAMOEBA COLI

Pada saat kista berada diusus, kista akan melepaskan trofozoit dan
membentuk trofozoit anak yang memiliki mobilitas minimal untuk bermigrasi ke
usus besar. Trofozoit yang berada di usus besar akan berkembang biak dengan
cara pembelahan biner dan memperkecil ukurannya. Pertama dari tahap fase pra-
kista dan menjadi fase kista. Kista akan mengalami mitosis kadang-kadang sampai
16 inti. Bentuk trofozoit yang ditemukan dalam tinja tidak akan bertahan lama dan
cepat hancur, dan apabila tertelan trofozoit tidak akan bertahan di paparan asam
lambung.
1.4 RESPON IMUN TUBUH TERHADAP ENTAMOEBA COLI

Entamoeba coli adalah organisme yang non-patogen atau tidak


membahayakan tubuh, kecuali jika jumlahnya melebihi batas ambang dan apabila
terdapat Entamoeba histolyca atau protozoa patogen lainnya. Protozoa komensal
mempunyai peran dalam memodulasi respon kekebalan di usus dan kesehatan
hospest. Hadirnya beberapa spesies protozoa menjadi bukti bahwa banyak
diantaranya merupakan komensal daripada patogen yang menyebabkan penyakit.

Gambar 2. Mekanisme Perlindungan oleh Entamoeba coli


a) Kolonisasi protozoa komensal menyebabkan meningkatnya keragaman
mikroba dan merombaknya komunitas bakteri di usus. Produksi SCFA
(asam lemak rantai pendek) meningkat dan spesies patogen seperti
Escherichia coli menurun. SCFA ini diserap oleh sel epitel untuk
dijadikan energi sedangkan yang tidak dimetabolisme menuju ke sistem
sistemik. SCFA di luar usus memfasilitasi pembentukan T regulator
melalui peningkatan asetilasi pada sel T CD4+ dan memengaruhi secara
langsung ekspresi gen dendritic yang mengakibatkan produksi IL-10.
Kolonisasi strain protozoa komensal dapat menyebabkan respons sel T
terhadap Th2 yang didominasi yang ditandai dengan sekresi IL-4, IL-5,
IL-13, dan penurunan TNF. Hal ini dapat menyebabkan penurunan respon
pro-inflamasi didalam usus.

b) Kolonisasi protozoa patogen menyebabkan penurunan mikrobiota,


pertumbuhan bakteri patogen, dan turunnya bakteri yang menguntungkan.
Protozoa patogen memproduksi protease sistein menyebabkan
terganggunya penghalang epitel usus dengan cara menguras mucus kolon
dan menimbulkan celah diantara epitel, sehingga memungkinkan patogen
menembus epitel dan menginfeksi jaringan. Selain itu, protease sistein
dapat menurunkan IgA, IgG, IL-18, dan menghambat respons T helper
Tipe 1. Protozoa patogen juga menyebabkan peningkatan IL-1B, IL-6,
serta TNF di dalam usus. Hal ini dapat memicu respons inflamasi yang
buruk di usus.
BAB III

KESIMPULAN

Entamoeba coli adalah organisme eukariotik protozoa yang bersifat


apatogen (tidak membahayakan tubuh) jika dalam kondisi yang normal.
Penularannya yaitu dengan cara melalui fecal dan oral serta biasanya dapat
tertular dari minuman dan makanan yang terkontaminasi. Entamoeba coli dapat
juga ditemukan pada feses atau tinja. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk
menghidari Entamoeba coli bisa dapat dengan kebersihan tangan yang benar,
contohnya sebelum dan sesudah melakukan aktivitas sebaiknya mencuci tangan.
Entamoeba coli sudah tersebar secara global terutama di pedesaan yang memiliki
sanitasi kurang baik. Entamoeba coli tidak menimbulkan gejala kepada
penderitanya, tetapi apabila terdeteksi adanya kista amoeba didalam feses
penderita, maka kemungkinan pola hidup penderita kurang baik dan kurang sehat,
atau penderita memakan makanan yang sudah terkontaminasi kista Entamoeba
coli tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Dubik, Pilecki & Moeller. (2022). Commensal Intestinal Protozoa-


Underestimated Members of the Gut Microbial Community. MDPI
Journal, 11(12), 8-10.

Haidar & Orlando. (2023). Entamoeba coli Infection. Stat Pearls National Center
for Biotechnology Information Pubmed.

Alydrus, Alyidrus & Souhuwat. (2023). Deteksi Entamoeba coli Pada Anak Balita
Stunting Menggunakan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Indonesian
Health Journal, 2(1)

Suparyati. (2020). Identifikasi Parasit Usus dan Sel Darah Pada Feses Balita Gizi
Buruk Di Mulyorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan. PENA Journal,
34(2), 11-12.
LAMPIRAN PLAGIARISME

You might also like