Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

FR-UBM-9.1.1.9/V0.

R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.15 (No.1) : 9 - 20. Th. 2022
DOI: 10.30813/psibernetika. v1i15.2991 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN KETERGANTUNGAN


MEROKOK PADA MAHASISWA

Relationship Between Academic Stress and Cigarette Dependency on


College Students

*Juan Richard Alexander Setiawan1), Stefani Virlia2)


1,2)Program Studi Psikologi, Universitas Ciputra Surabaya

Diterima 15 Maret 2022/ Disetujui 26 Juli 2022

ABSTRACT
The prevalence of smokers in Indonesia increases every year, and 33.03% of these smokers are
aged 18-24 years who are generally studying at the university level. There must be a reason that a third of
smokers in Indonesia are in the college student age range. This study aims to determine the relationship
between academic stress and cigarette dependency on college students. Academic stress has four
dimensions, namely pressures to perform (PTP), perceptions of workload (POW), academic self-
perceptions (ASP), and time restraints (TR). This quantitative research uses a correlational method with
snowball sampling technique. Research respondents were 154 students in 20 cities in Java Island who were
active smokers for at least one year. The scales used in this study were The Perception of Academic Stress
Scale (α 0.879; CITC 0.323-0.739) and Cigarette Dependency Scale-12 (α 0.901; CITC 0.472-0.754.). The
results revealed that academic stress had a significant positive relationship with cigarette dependency (p
< .05; r = 0.323). All dimensions of academic stress, namely PTP, POW, ASP, and TR have a significant
positive relationship to cigarette dependency (p < .05; r = 0.239 | p < .05; r = 0.255 | p < .05; r = 0.187 |
p < .05; r = 0.330). All hypotheses, both major and minor, are accepted and proven. This study concludes
that the higher the academic stress, the more severe the smoking dependence they experience.
Keywords: stress, academic, dependence, cigarette, college, students.

ABSTRAK
Prevalensi perokok di Indonesia setiap tahunnya semakin bertambah, dan 33,03% dari perokok
tersebut berada di usia 18-24 tahun yang pada umumnya sedang menuntut ilmu di tingkat universitas. Tentu
terdapat alasan dibalik data bahwa sepertiga perokok di Indonesia berada dalam rentang usia mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres akademik dengan ketergantungan
merokok pada mahasiswa. Stres akademik memiliki 4 dimensi yaitu tekanan untuk berhasil (PTP), persepsi
terhadap beban akademik (POW), keyakinan terhadap kemampuan akademik diri (ASP), dan batasan waktu
akademik (TR). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan teknik snowball
sampling. Responden penelitian adalah 154 mahasiswa/i di 20 kota di Pulau Jawa yang merupakan perokok
aktif selama minimal 1 tahun. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Perception of
Academic Stress Scale (α ≥ 0.879; CITC 0.323-0.739) dan Cigarette Dependency Scale-12 (α ≥ 0.901;
CITC 0.472-0.754.). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa stres akademik memiliki hubungan positif
yang signifikan terhadap ketergantungan merokok (p < .05; r = 0.323). Seluruh dimensi stres akademik,
yaitu PTP, POW, ASP, dan TR memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap ketergantungan
merokok (p < .05; r = 0.239 | p < .05; r = 0.255 | p < .05; r = 0.187 | p < .05; r = 0.330). Seluruh hipotesis
baik mayor maupun minor diterima dan dibuktikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin tinggi
stres akademik yang dirasakan oleh mahasiswa, maka semakin berat ketergantungan merokok yang
dialaminya.
Kata Kunci: stres, akademik, ketergantungan, rokok, mahasiswa.

9
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.15 (No.1) : 9 - 20. Th. 2022
DOI: 10.30813/psibernetika. v1i15.2991 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

PENDAHULUAN dituntut untuk segera lulus, diberikan


ekspektasi tinggi dari pengajar, dan
Riset yang dilakukan oleh Sekolah kekhawatiran pribadi mengenai peluang
Kajian Stratejik dan Global Pusat Kajian kerja di masa depan (Bedewy & Gabriel,
Jaminan Nasional Universitas Indonesia 2015).
menunjukkan bahwa 33,03% perokok di Berbagai tuntutan tersebut tentu
Indonesia merupakan individu berusia 18-24 akan membuat seorang individu tertekan,
tahun (Ayuwuragil, 2018). Riset tersebut dan tekanan tersebut berpotensi untuk
juga menunjukkan peningkatan prevalensi mendorongnya mencari sebuah pelarian
perokok usia muda di Indonesia sebesar (Istono, 2000). Salah satu bentuk pelarian
2,8% dalam waktu 6 tahun. Pada umumnya, tersebut adalah penyalahgunaan substansi
individu dalam rentang usia tersebut sedang (Arnett, 2015), salah satunya yaitu rokok
menuntut ilmu di jenjang universitas. Bila (American Psychiatric Association, 2013).
ditarik kesimpulan sederhana, dapat Seorang individu yang mencoba merokok
dikatakan bahwa sepertiga perokok di akan mengalami ketergantungan apabila
Indonesia merupakan individu dalam status melakukannya secara terus-menerus
mahasiswa. Jumlah tersebut tidaklah sedikit, (Sarafino & Smith, 2011). Ketergantungan
dan tentu terdapat alasan yang mendasari berarti tubuh seorang individu telah
para mahasiswa tersebut mengalami beradaptasi dengan senyawa kimia dalam
ketergantungan merokok. Jika dilihat dari rokok dan memasukkan senyawa tersebut
tugas perkembangannya, individu dalam dalam jaringan tubuhnya (Torres &
usia 18-25 tahun sedang berada dalam masa Horowitz, 1999), sehingga individu tersebut
transisi dari remaja menuju dewasa, dan merasa perlu untuk merokok agar
masa transisi ini ditandai dengan kegiatan mendapatkan efek yang dihasilkan (Sarafino
yang eksploratif dan eksperimental & Smith, 2011). Seorang individu
(Santrock, 2011). Individu perlu melakukan dikategorikan mengalami ketergantungan
kegiatan eksploratif dan eksperimental merokok apabila dalam jangka waktu 12
karena masa transisi tersebut memaksa bulan menunjukkan setidaknya 2 dari
seorang individu untuk menyesuaikan diri perilaku ketergantungan antara lain yaitu
dengan pola hidup baru, dimana peran dan merokok terus-menerus, ada gejala putus
tanggung jawabnya semakin bertambah obat (withdrawal), sulit mengontrol perilaku
dengan tuntutan yang semakin besar merokoknya, mengalokasikan banyak waktu
(Santrock, 2011). untuk merokok dan membeli rokok,
Tuntutan tersebut antara lain seperti menunda kegiatan yang dilakukan untuk
merencanakan masa depan, tinggal terpisah merokok, dan tetap merokok meskipun
dengan orang tua, membangun hubungan mengetahui resiko kesehatan yang
interpersonal yang intim dan serius, menjadi mengintai (Etter, Houezec, & Perneger,
pengambil keputusan, mematangkan emosi, 2003; American Psychiatric Association,
mempertanggungjawabkan keputusan, dan 2013). Seorang individu dapat mengalami
independen secara finansial (Miller, 2011; ketergantungan merokok karena kombinasi
Nelson & Barry, 2005). Tuntutan dari faktor fisik dan psikis. Faktor fisiknya
beradaptasi tersebut juga ditambah dengan adalah senyawa adiktif dalam rokok, yaitu
tuntutan akademik sebagai seorang nikotin sebagai zat yang paling berperan
mahasiswa, dimana terdapat beban dalam ketergantungan (Harvey & Champe,
akademik seperti ujian, tugas, penelitian, 2013; Dani & Harris, 2005). Jika telah
presentasi, dan tugas akhir (Murphy & mengalami ketergantungan, maka
Archer, 1996). Terdapat juga beban psikis penghentian konsumsi nikotin tersebut akan
yang ditanggung oleh mahasiswa, seperti membuat individu mengalami gejala seperti
kegelisahan, kesulitan berkonsentrasi, sakit
*Korespondensi Penulis: kepala, hingga gangguan tidur (Harvey &
E-mail : juanalexander1801@gmail.com Champe, 2013). Hal ini akan membuat

10
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.15 (No.1) : 9 - 20. Th. 2022
DOI: 10.30813/psibernetika. v1i15.2991 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

individu semakin sulit menghentikan menghadapi beban yang menekannya


ketergantungan merokoknya. (Istono, 2000). Beberapa penelitian
Faktor psikisnya antara lain yaitu, menunjukkan bahwa alasan seorang
individu yang mengalami ketergantungan individu merokok adalah untuk mengurangi
merokok akan memiliki persepsi bahwa ketegangan, memaksimalkan konsentrasi,
merokok akan memberikan kenikmatan dan dan berelaksasi (Komasari & Helmi, 2000;
pemuasan psikologis (Febriyantoro, 2016); Kompas, 2008).
serta merupakan bentuk dari usaha untuk Ketegangan dan tekanan mental
meminimalisir ketegangan, memaksimalkan yang terjadi akibat beban yang dirasakan
konsentrasi, dan berelaksasi (Komasari & biasa disebut dengan stres (Shahsavarani,
Helmi, 2000). Hal ini juga dibuktikan dalam Abadi, & Kalkhoran, 2015). Jenis stres yang
riset Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS) paling erat kaitannya dengan mahasiswa
yang menyatakan bahwa 54,59% individu adalah stres akademik, yaitu stres yang
merokok dengan motif ingin meringankan muncul akibat tuntutan akademik yang
ketegangan dan stres yang dialami (Kompas, disebabkan oleh tekanan untuk bisa berhasil
2008). Dalam konteks mahasiswa, artinya dalam studi, persepsi terkait beban tugas dan
mahasiswa yang mengalami ketergantungan ujian, keyakinan terhadap kemampuan diri
merokok akan menggunakannya untuk sendiri, dan batasan waktu untuk kegiatan
mengurangi ketegangan dari tuntutan akademik (Bedewy & Gabriel, 2015). Stres
akademik, meningkatkan konsentrasi dalam akademik muncul akibat tanggung jawab
belajar dan mengerjakan tugas, dan dan tuntutan terhadap individu untuk bisa
berelaksasi. unggul dan berhasil dalam bidang
Perilaku merokok memiliki banyak pendidikan (Oon, 2007).
dampak negatif bagi kesehatan. Jantung Berdasarkan penelitian yang
koroner, stroke, dan kanker adalah penyakit dilakukan oleh Ambarwati, Pinilih, dan
yang erat kaitannya dengan perilaku Astuti (2017), sebanyak 35,6% mahasiswa
merokok (Ambarwati, Khoirotul, di Indonesia mengalami stres ringan, 57,4%
Kurniawati, Diah, & Darojah, 2014). mengalami stres sedang, dan 6,9%
Terdapat ribuan zat kimia dalam rokok dan mengalami stres berat. Stres akademik yang
200 diantaranya bersifat karsinogenik, dialami oleh mahasiswa tersebut terjadi
sehingga rokok dapat memicu terjadinya akibat beberapa penyebab, antara lain adalah
kanker paru-paru, mulut, nasofaring, beban akademik seperti ujian, tugas,
esofagus, pankreas, ginjal, kandung kemih, penelitian, skripsi (Murphy & Archer,
rahim, penyakit emfisema, bronkitis kronik, 1996), tuntutan dari orang tua agar segera
penyakit jantung, hipertensi, stroke, lulus, pengajar yang berekspektasi tinggi,
menopause dini, osteoporosis, kemandulan, kekhawatiran mengenai pekerjaan di masa
dan impotensi (Febriyantoro, 2016). Data depan (Bedewy & Gabriel, 2015),
yang dirilis oleh World Health Organization keseharian yang padat, kritik di depan
menyatakan bahwa terdapat 225.700 orang umum, beban akademik yang menumpuk,
di Indonesia yang meninggal setiap kekhawatiran mengenai kegagalan pada
tahunnya akibat penyakit yang berhubungan mata kuliah, kesulitan finansial, dan
dengan rokok (Amani, 2020). Hal ini tentu kekhawatiran ketika bertemu orang tua jika
saja berbahaya dan mengancam kesehatan tidak berhasil meraih kelulusan (Morse &
para mahasiswa yang mengalami Dravo, 2007). Penelitian dari Chapell,
ketergantungan merokok, maka dari itu Blanding, dan Silverstein (2005) juga
perlu diketahui penyebab di balik terjadinya menemukan bahwa tingkat stres pada
perilaku tersebut untuk mencari akar mahasiswa dapat meningkat pesat dan gejala
permasalahannya. Salah satu penyebab kecemasan dapat muncul ketika mahasiswa
mahasiswa mengalami ketergantungan sedang menjalani masa ujian. Selain
terhadap rokok adalah karena rokok mahasiswa yang telah menjalani
dianggap sebagai bentuk pelarian ketika perkuliahan, mahasiswa yang baru

11
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.15 (No.1) : 9 - 20. Th. 2022
DOI: 10.30813/psibernetika. v1i15.2991 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

memasuki jenjang universitas juga rentan mahasiswa berpotensi untuk memberikan


mengalami stres karena harus beradaptasi dampak yang negatif, salah satunya adalah
dengan lingkungan yang baru (Oswalt & perilaku merokok. Stres akademik yang
Riddock, 2007). dialami akan memberikan tekanan dan
Faktor yang dapat mempengaruhi ketegangan bagi mahasiswa, dan rokok
stres akademik dibagi menjadi faktor diyakini dapat mengurangi ketegangan yang
eksternal dan internal. Faktor internal dalam dirasakan.
stres akademik antara lain seperti pola Peneliti juga melakukan wawancara
pikir/keyakinan diri bahwa dirinya mampu informal untuk menggali data lebih dalam
mengendalikan situasi akademik, dan dengan 7 partisipan dan menemukan tingkat
kepribadian optimis/pesimis yang akan stres akademik yang bervariasi yaitu 2
menentukan tingkat toleransi terhadap stres partisipan merasa dirinya mengalami stres
akademik. Faktor eksternal dalam stres akademik tingkat ringan, 3 partisipan tingkat
akademik antara lain seperti kurikulum sedang, dan 2 partisipan tingkat berat.
pelajaran yang padat, persaingan yang ketat, Sedangkan pada ketergantungan merokok, 1
beban akademik yang meningkat, tekanan partisipan merasa dirinya mengalami
untuk berprestasi tinggi, persepsi bahwa ketergantungan ringan, 3 ketergantungan
pendidikan menentukan status sosial dan sedang, dan 2 ketergantungan berat. 6 dari 7
penerimaan dalam masyarakat, dan tekanan partisipan menyetujui bahwa stres akademik
dari orang tua (Puspitasari, 2013; Gunawati, yang mereka rasakan berhubungan dengan
Hartati, & Listiara, 2010). ketergantungan merokok yang mereka
Dimensi dalam stres akademik alami, karena mereka menggunakan rokok
adalah (1) tekanan untuk berhasil dalam untuk mengurangi stres dan menenangkan
studi (pressures to perform/PTP), yang diri. Studi pustaka yang dilakukan oleh
merupakan stres akibat kompetisi dengan peneliti juga mengungkapkan bahwa selama
mahasiswa lainnya, ekspektasi dan harapan ini, sebagian besar penelitian yang dilakukan
orang tua, serta kritik dari pengajar tentang adalah hubungan antara stres akademik dan
performa akademis mahasiswa; (2) persepsi perilaku merokok, dan penelitian tentang
terkait beban tugas dan ujian (perceptions of hubungan stres akademik dan
workload/POW), yang meliputi stres terkait ketergantungan merokok belum ditemukan.
beban kerja yang berlebihan, tugas yang Hal ini membuat penelitian ini layak untuk
banyak, dan kekhawatiran akan kegagalan dilakukan untuk mencari tahu dan
dalam ujian; (3) keyakinan terhadap memperluas pengetahuan masyarakat
kemampuan diri (academic self- tentang hubungan stres akademik dengan
perceptions/ASP), yaitu kepercayaan diri ketergantungan merokok.
terhadap kesuksesan di bidang akademis, Atas dasar tersebut, peneliti ingin
karir masa depan, dan kepercayaan diri mencari tahu hubungan antara stres
dalam mengambil keputusan akademis; (4) akademik yang dialami oleh mahasiswa
batasan waktu untuk kegiatan akademik dengan ketergantungan merokoknya.
(time restraints/TR), yaitu stres akibat waktu Hipotesis mayor penelitian ini adalah stres
belajar yang tidak mencukupi, akademik dan ketergantungan merokok pada
ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan mahasiswa memiliki korelasi positif yang
rumah dan tugas, kesulitan dalam mengikuti signifikan. Hipotesis minor 1 dalam
pembelajaran jika tertinggal, dan waktu penelitian ini adalah stres terkait tekanan
berelaksasi yang tidak cukup (Bedewy & untuk berhasil dalam studi (PTP)
Gabriel, 2015). berhubungan dengan ketergantungan
Berbagai hal tersebut berpengaruh merokok. Hipotesis minor 2 adalah stres
dalam stres akademik yang dialami oleh terkait persepsi terkait beban akademik dan
mahasiswa. Penelitian dari Ambarwati, ujian (POW) berhubungan dengan
Pinilih, dan Astuti (2017) mengungkapkan ketergantungan merokok. Hipotesis minor 3
bahwa stres yang berlebihan pada adalah stres terkait keyakinan terhadap

12
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.15 (No.1) : 9 - 20. Th. 2022
DOI: 10.30813/psibernetika. v1i15.2991 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

kemampuan diri (ASP) berhubungan dengan Variabel dan Instrumen Penelitian


ketergantungan merokok. Hipotesis minor 4 Variabel dependen dalam penelitian
adalah stres terkait batasan waktu akademik ini adalah ketergantungan merokok, yang
(TR) berhubungan dengan ketergantungan diukur dengan menggunakan skala Cigarette
merokok. Peneliti berharap penelitian ini Dependence Scale (CDS-12) oleh Etter,
dapat bermanfaat bagi bidang psikologi Houezec, dan Perneger (2003). Skala
klinis dan pihak terkait terutama mahasiswa tersebut berjumlah 12 aitem yang telah
dalam memahami bahwa stres akademik diterjemahkan dan melalui proses uji bahasa
yang ia alami dapat menjadi salah satu oleh ekspertis. Skala CDS-12 berisi 4 aitem
penyebab ketergantungan merokoknya. dengan 5 opsi respons yang akan dikoding
ulang, dan 8 aitem dengan skala Likert 5 opsi
METODE PENELITIAN mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat
setuju. Skala CDS-12 mendapatkan skor
Rancangan Penelitian reliabilitas Cronbach’s α ≥ 0.901; serta
Penelitian ini menggunakan metode rentang skor validitas 0.472-0.754.
kuantitatif korelasional yang bertujuan Variabel independen dalam
untuk mencari hubungan antara 2 variabel penelitian ini adalah stres akademik, yang
atau lebih (Arikunto, 2005). Metode ini diukur dengan menggunakan skala The
digunakan untuk menjelaskan hubungan Perception of Academic Stress Scale oleh
antara stres akademik dan ketergantungan Bedewy dan Gabriel (2015). Skala tersebut
merokok pada mahasiswa. terdiri atas 4 dimensi yaitu tekanan untuk
bisa berhasil dalam studi (PTP), persepsi
Subjek Penelitian terkait beban tugas dan ujian (POW),
Subjek dalam penelitian ini adalah keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri
mahasiswa/i aktif di perguruan tinggi di (ASP), dan batasan waktu untuk kegiatan
Pulau Jawa berusia 18-24 tahun yang akademik (TR). Dimensi PTP mendapatkan
merokok sejak minimal 1 tahun terakhir. skor reliabilitas Cronbach’s α ≥ 0.698 dan
Subjek berjumlah 154 mahasiswa/i yang rentang skor validitas 0.451-0.536. Dimensi
dipilih dengan teknik snowball sampling, POW mendapatkan skor reliabilitas
yaitu menghubungi beberapa responden Cronbach’s α ≥ 0.830 dan rentang skor
potensial dan menanyakan apakah validitas 0.545-0.806. Dimensi ASP
responden mengetahui orang-orang lain mendapatkan skor reliabilitas Cronbach’s α
yang memenuhi kriteria subjek penelitian ≥ 0.765 dan rentang skor validitas 0.570-
(Nurdiani, 2014). 0.644 setelah menggugurkan 2 aitem yang
memiliki validitas buruk. Dimensi TR
Tabel 1. mendapatkan skor reliabilitas Cronbach’s α
Gambaran Usia Partisipan ≥ 0.678 dan rentang skor validitas 0.381-
Usia Frequency Percent 0.483.
18-19 tahun 19 12.338 Secara keseluruhan, skor reliabilitas
20-21 tahun 87 56.494 skala tersebut adalah Cronbach’s α ≥ 0.879
22-23 tahun 38 24.675 dengan rentang skor validitas 0.323-0.739.
24-25 tahun 10 6.494 Total aitem pada skala tersebut berjumlah 16
Total 154 100.000 aitem setelah pengguguran 2 aitem yang
mendapat skor validitas buruk. Skala
Tabel 2. tersebut telah diterjemahkan dan melalui
Gambaran Jenis Kelamin Partisipan proses uji bahasa oleh ekspertis. Skala berisi
Jenis Kelamin Frequency Percent 16 aitem dengan skala Likert 5 opsi mulai
Laki-laki 107 69.481 dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.
Perempuan 47 30.519 Kedua skala memiliki skor reliabilitas diatas
Total 154 100.000 0.6 dan validitas diatas 0.3 yang dapat

13
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.15 (No.1) : 9 - 20. Th. 2022
DOI: 10.30813/psibernetika. v1i15.2991 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

dianggap reliabel dan valid (Sugiyono, kekhawatiran ketika bertemu orang tua jika
2013; Azwar, 2014). tidak berhasil meraih kelulusan akan
membuat mahasiswa mengalami stres
Tabel 3. akademik (Bedewy & Gabriel, 2015; Morse
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas & Dravo, 2007; Murphy & Archer, 1996).
Variabel α CITC Stres tersebut perlu untuk dikelola,
CDS-12 0.901 0.472-0.754 dan salah satu cara yang digunakan adalah
PAS Scale 0.879 0.323-0.739 dengan merokok, seperti pada penelitian
Dimensi PTP 0.698 0.451-0.536 oleh Gonzalez, et al. (2013) yang
Dimensi POW 0.830 0.545-0.806 menyatakan bahwa 75% perokok merasa
Dimensi ASP 0.765 0.570-0.644 bahwa merokok adalah strategi manajemen
Dimensi TR 0.678 0.381-0.483 stres yang efektif. Rokok digunakan untuk
mengurangi ketegangan, meningkatkan
Teknik Analisa Data konsentrasi, meningkatkan suasana hati, dan
Uji korelasi dilakukan dengan berelaksasi (Febriyantoro, 2016; Laventhal
metode Pearson untuk mengetahui & Cleary dalam Oskamp, 1984). Oleh
hubungan antara stres akademik dan karena para perokok memiliki pandangan
ketergantungan merokok. Analisis data bahwa rokok dapat membantu mengelola
penelitian menggunakan software JASP stres mereka dengan efektif dan mengurangi
0.14.1. ketegangan yang dirasakan, akhirnya
membuat mereka mengalami
ketergantungan karena menggunakan rokok
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk mengatasi stres yang mereka alami.
Hal ini juga diperkuat dengan data
Tabel 4. demografis pada gambar 1 yang
Korelasi Stres Akademik dengan menunjukkan bahwa 61,69% responden
Ketergantungan Merokok merokok saat stres, walaupun tidak terdapat
Variable CDS-12 PAS Scale
spesifikasi stres yang dimaksud.
1. CDS-12 Pearson's r —
Gambar 1.
p-value —
Data Demografis untuk Pertanyaan
2. PAS Scale Pearson's r 0.323 —
“Kapan Anda Merokok?”
p-value < .001 —
120
100
Berdasarkan hasil di tabel 4, 80
terdapat hubungan positif yang signifikan (p 60
40
< .05; r = 0.323) antara stres akademik 20
dengan ketergantungan merokok dengan 0
nilai korelasi sebesar 0.323. Artinya,
semakin tinggi tingkat stres akademik
mahasiswa, maka semakin tinggi
ketergantungan merokok yang dialaminya.
Beban akademik seperti ujian, tugas,
penelitian, skripsi, tuntutan dari orang tua Tabel 5.
agar segera lulus, pengajar yang Korelasi Dimensi PTP dengan
berekspektasi tinggi, kekhawatiran Ketergantungan Merokok
mengenai pekerjaan di masa depan, Variable CDS-12 PTP
keseharian yang padat, kritik di depan 1. CDS-12 Pearson's r —
umum, beban akademik yang menumpuk, p-value —
kekhawatiran mengenai kegagalan pada 2. PTP Pearson's r 0.239 —
mata kuliah, kesulitan finansial, dan p-value 0.003 —

14
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.15 (No.1) : 9 - 20. Th. 2022
DOI: 10.30813/psibernetika. v1i15.2991 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

Berdasarkan hasil di tabel 5, yang berlebih dan kekhawatiran tentang


terdapat hubungan positif yang signifikan (p kelancaran dalam studi akan memberikan
< .05; r = 0.239) antara dimensi pressures to tekanan kepada mahasiswa, dan akhirnya
perform dengan ketergantungan merokok rokok digunakan sebagai alat untuk
dengan nilai korelasi sebesar 0.239. Artinya, menenangkan pikiran mereka dan
semakin tinggi stres terkait tekanan untuk mengurangi ketegangan yang mereka
berhasil dalam studi, maka semakin tinggi rasakan (Purwatiningsih dalam Marcus,
ketergantungan merokok yang dialaminya. Sagita, & Artawan, 2021; Fikriyah &
Dimensi PTP berkaitan dengan stres akibat Febrijanto, 2012). Selain itu, rokok juga
kompetisi dengan mahasiswa lainnya, digunakan sebagai alat untuk
ekspektasi dan harapan orang tua, serta kritik memaksimalkan konsentrasi dan
dari pengajar tentang performa akademis kemampuan kognitif ketika mereka
mahasiswa (Bedewy & Gabriel, 2015). Hal- mengerjakan tugas/belajar untuk ujian,
hal tersebut memberikan tekanan yang besar karena para perokok sulit untuk
pada mahasiswa dan akhirnya dapat berkonsentrasi dan mengalami gangguan
mendorong mereka memiliki fokus dan kemampuan kognitif ketika
ketergantungan pada rokok karena dipercaya menghentikan konsumsi rokoknya (Karman
dapat mengurangi ketegangan, & Suyasa, 2004; Fikriyah & Febrijanto,
memaksimalkan konsentrasi, dan sebagai 2012).
bentuk menenangkan diri dari tekanan-
tekanan yang dialami (Aula, 2010; Komasari Tabel 7.
& Helmi, 2000; Kompas, 2008); dan juga Korelasi Dimensi ASP dengan
karena efek dari nikotin dalam rokok, Ketergantungan Merokok
dimana nikotin dapat menstimulasi Variable CDS-12 ASP
pelepasan dopamin pada tubuh, yang 1. CDS-12 Pearson's r —
mampu meningkatkan konsentrasi dan p-value —
suasana hati, serta menurunkan stres 2. ASP Pearson's r 0.187 —
(Benowitz, 2009). p-value 0.020 —

Tabel 6. Berdasarkan hasil di tabel 7,


Korelasi Dimensi POW dengan terdapat hubungan positif yang signifikan (p
Ketergantungan Merokok < .05; r = 0.187) antara dimensi academic
Variable CDS-12 POW self-perceptions dengan ketergantungan
1. CDS-12 Pearson's r — merokok dengan nilai korelasi sebesar
p-value — 0.187. Artinya, semakin tinggi stres terkait
2. POW Pearson's r 0.255 — keyakinan terhadap kemampuan akademik
p-value 0.001 — diri, maka semakin tinggi ketergantungan
merokok yang dialaminya. Dimensi ASP
Berdasarkan hasil di tabel 6, berkaitan dengan kepercayaan diri terhadap
terdapat hubungan positif yang signifikan (p kesuksesan di bidang akademis, karir masa
< .05; r = 0.255) antara dimensi perceptions depan, dan kepercayaan diri dalam
of workload dengan ketergantungan mengambil keputusan akademis (Bedewy &
merokok dengan nilai korelasi sebesar Gabriel, 2015). Hubungan tersebut dapat
0.255. Artinya, semakin tinggi stres terkait dijelaskan bahwa ketergantungan merokok
persepsi terhadap beban tugas dan ujian, berpotensi terjadi akibat efek dari nikotin
maka semakin tinggi ketergantungan dalam rokok, dimana nikotin dapat
merokok yang dialaminya. Dimensi POW menstimulasi pelepasan serotonin pada
meliputi stres terkait beban kerja yang tubuh (Benowitz, 2009) yang mampu
berlebihan, tugas yang banyak, dan meningkatkan rasa percaya diri pada
kekhawatiran akan kegagalan dalam ujian individu, yang digunakan untuk
(Bedewy & Gabriel, 2015). Beban kerja meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa

15
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.15 (No.1) : 9 - 20. Th. 2022
DOI: 10.30813/psibernetika. v1i15.2991 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

dalam kesuksesannya di bidang akademik, Febriyantoro, 2016), sehingga rokok dapat


karir, dan pengambilan keputusan (Sumail & digunakan sebagai substitusi dari relaksasi
Hasbiyadi, 2020). Hal ini juga diperkuat yang dibutuhkan namun tidak dapat
dengan penemuan bahwa kepercayaan diri dilakukan para mahasiswa akibat waktu
seorang individu berhubungan dengan yang terlalu sedikit dan tugas yang
perilaku merokoknya (Hanafi, 2019; mendesak.
Cahyady, Mursyida, & Marghfiratillah, Nilai korelasi dimensi TR yang
2017), sehingga dapat menjelaskan bahwa terbesar diantara dimensi lainnya juga dapat
stres yang tinggi terkait dengan kepercayaan dijelaskan dengan memahami bahwa
diri dalam bidang akademis dan karir batasan waktu yang dirasakan mendesak
memiliki hubungan dengan ketergantungan oleh para mahasiswa tersebut berkaitan
merokok pada mahasiswa. dengan manajemen waktu yang mereka
lakukan. Terdapat beberapa penelitian yang
Tabel 8. menyatakan bahwa faktor yang paling
Korelasi Dimensi TR dengan berhubungan dengan tingkat stres adalah
Ketergantungan Merokok kemampuan dalam manajemen waktu
Variable CDS-12 TR (Misra & McKean, 2000; Macan, Shahani,
1. CDS-12 Pearson's r — Dipboye, & Phillips, 1990). Semakin rendah
p-value — kemampuan manajemen waktu seseorang,
2. TR Pearson's r 0.330 — maka akan semakin tinggi stres yang
p-value < .001 — dialaminya (Al Khatib, 2014). Artinya,
kontrol terhadap waktu sangat berhubungan
Berdasarkan hasil di tabel 8, dengan tingkat stres yang dialami oleh
terdapat hubungan positif yang signifikan (p mahasiswa, dan akhirnya mahasiswa
< .05; r = 0.330) antara dimensi time menggunakan rokok karena dipercaya
restraints dengan ketergantungan merokok mampu menurunkan ketegangan dan
dengan nilai korelasi sebesar 0.330. Artinya, menenangkan diri yang dialami dari stres
semakin tinggi stres terkait batasan waktu tersebut (Vieta, Setiadhi, & Zubaedah, 2017;
untuk kegiatan akademik, maka semakin Ramadhan, Carolina, & Lisiswanti, 2017;
tinggi ketergantungan merokok yang Fikriyah & Febrijanto, 2012).
dialaminya. Dimensi TR berkaitan dengan
stres akibat waktu belajar yang tidak Tabel 9.
mencukupi, ketidakmampuan untuk Kategori Tingkat Stres Akademik dan
menyelesaikan pekerjaan rumah dan tugas, Tingkat Ketergantungan Merokok
kesulitan dalam mengikuti pembelajaran Variable R S T
jika tertinggal, dan waktu berelaksasi yang 1. PAS 18.18% 70.13% 11.69%
tidak cukup (Bedewy & Gabriel, 2015). 2. CDS-12 20.13% 52.60% 27.27%
Hubungan antara keduanya dapat dijelaskan
dengan mengetahui bahwa tekanan yang Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui
dirasakan oleh mahasiswa dengan bahwa para mahasiswa di Indonesia
kurangnya waktu untuk belajar dan mengalami tingkat stres akademik dan
menyelesaikan tugas dapat membuatnya ketergantungan merokok yang bervariasi.
mengalami ketegangan, dan mereka 18,18% mahasiswa di Indonesia mengalami
menggunakan rokok sebagai alat untuk stres akademik ringan; 70,13% mengalami
mengurangi ketegangan tersebut dan stres akademik sedang; dan 11,69%
menenangkan diri (Vieta, Setiadhi, & mengalami stres akademik berat. Hal ini
Zubaedah, 2017; Ramadhan, Carolina, & selaras dengan hasil penelitian Ambarwati,
Lisiswanti, 2017; Fikriyah & Febrijanto, Pinilih, dan Astuti (2017) yang menemukan
2012). Rokok juga digunakan sebagai alat hal serupa, yaitu stres akademik mahasiswa
yang mampu memberikan rasa rileks pada di Indonesia didominasi oleh kategori
individu (Marcus, Sagita, & Artawan, 2021; sedang, rendah, dan yang terakhir berat.

16
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.15 (No.1) : 9 - 20. Th. 2022
DOI: 10.30813/psibernetika. v1i15.2991 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

Hasil olah data tersebut juga dan rokok dipercaya dapat membantu
menunjukkan tingkat ketergantungan menurunkan ketegangan tersebut. Hal ini
merokok pada mahasiswa di Indonesia. dapat terjadi akibat adanya faktor fisik dan
Sebanyak 20,13% mengalami psikis yang mempengaruhi individu ketika
ketergantungan merokok ringan; 52,60% merokok. Faktor fisik yang terjadi adalah
mengalami ketergantungan merokok efek dari nikotin dalam rokok, dimana
sedang; dan 27,27% mengalami nikotin dapat menstimulasi pelepasan
ketergantungan merokok berat. Data ini dopamin dan serotonin pada tubuh, yang
merupakan penemuan baru karena belum mampu meningkatkan konsentrasi dan
ditemukannya data terkait dengan tingkat suasana hati, menurunkan stres, dan
ketergantungan merokok di Indonesia yang meningkatkan rasa percaya diri (Sumail &
dispesifikasikan dalam kelompok usia Hasbiyadi, 2020; Benowitz, 2009).
mahasiswa. Sedangkan faktor psikis yang terjadi adalah
Kategori ketergantungan merokok kepercayaan para perokok bahwa rokok
yang dominan pada kategori sedang dan dapat menurunkan ketegangan,
tinggi dapat terjadi akibat para mahasiswa menenangkan diri, membuat diri lebih
telah memulai perilaku merokok sebelum fokus, membantu merelaksasi diri,
memasuki perkuliahan, dan akhirnya meningkatkan konsentrasi (Marcus, Sagita,
berpotensi untuk menjadi ketergantungan & Artawan, 2021; Vieta, Setiadhi, &
akibat stres akademik yang dialami pada Zubaedah, 2017; Ramadhan, Carolina, &
masa perkuliahan. Hal ini juga diperkuat Lisiswanti, 2017; Febriyantoro, 2016;
dengan data demografis yang menyatakan Fikriyah & Febrijanto, 2012; Aula, 2010;
bahwa 26,58% responden pertama kali Kompas, 2008; Komasari & Helmi, 2000;
memulai perilaku merokoknya akibat stres Laventhal & Cleary dalam Oskamp, 1984).
yang dirasakan dan 61,69% responden Implikasi penelitian ini ditujukan
merokok saat stres. kepada para mahasiswa yang mengalami
ketergantungan merokok, untuk mengetahui
SIMPULAN bahwa stres akademik yang mereka rasakan
berhubungan dengan ketergantungan
Simpulan dari penelitian ini adalah merokok yang mereka alami. Maka dari itu,
stres akademik memiliki hubungan positif perlu adanya upaya yang dilakukan untuk
yang signifikan dengan ketergantungan mengatur tingkat stres akademik yang
merokok yang dialami oleh para mahasiswa. dirasakan, dan mencari alternatif strategi
Artinya, semakin tinggi stres akademik yang koping yang lebih konstruktif agar dapat
dirasakan, maka akan semakin tinggi juga keluar dari jeratan ketergantungan merokok
ketergantungan merokok yang dialami. yang memiliki banyak dampak negatif
Setiap dimensi dari stres akademik yaitu terhadap kesehatan tubuh. Penelitian ini juga
stres terkait tekanan untuk berhasil dalam diharapkan dapat menjadi acuan para
studi (PTP), stres terkait persepsi terhadap pengajar dalam ranah akademik untuk dapat
beban akademik (POW), stres terkait membantu mahasiswanya dalam melakukan
keyakinan terhadap kemampuan diri (ASP), manajemen stres yang baik agar
dan stres terkait batasan waktu akademik meminimalisir potensi mahasiswanya
(TR) juga memiliki hubungan positif yang mengalami ketergantungan merokok.
signifikan dengan ketergantungan merokok Keterbatasan dalam penelitian ini
yang dialami oleh mahasiswa. Artinya, adalah penelitian dilakukan dalam masa
semakin tinggi stres yang dirasakan pada pandemi Covid-19 sehingga proses
setiap dimensi, maka semakin tinggi juga pengambilan data hanya dilakukan secara
ketergantungan merokok yang dialami daring, sehingga peneliti tidak dapat
mahasiswa. memandu pengisian kuesioner secara
Stres akademik memberikan langsung. Selain itu, proses pengambilan
tekanan dan ketegangan pada mahasiswa, data juga dilakukan pada masa liburan

17
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.15 (No.1) : 9 - 20. Th. 2022
DOI: 10.30813/psibernetika. v1i15.2991 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

sehingga mungkin dapat berdampak pada of Mental Disorder 5. Arlington:


tingkat stres yang dirasakan oleh mahasiswa. American Psychiatric Association.
Keterbatasan lainnya adalah kesulitan Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian.
peneliti untuk menyeimbangkan jumlah Jakarta: Rineka Cipta.
perokok laki-laki dan perempuan, karena Arnett, J. J. (2015). Emerging Adulthood:
terdapat beberapa responden perempuan The Winding Road from The Late
yang dihubungi oleh peneliti namun tidak Teens through The Twenties. New
bersedia untuk mengisi kuesioner karena York: Oxford University Press.
berbagai alasan pribadi. Peneliti Aula, L. E. (2010). Stop Merokok.
menyarankan para peneliti selanjutnya untuk Yogyakarta: Gerailmu.
melakukan pengambilan data pada masa Ayuwuragil, K. (2018, September 13).
aktif perkuliahan, sehingga dapat Jumlah Perokok Muda Masih
memetakan stres akademik dengan lebih Tinggi. Retrieved February 13,
akurat. Selain itu, juga untuk 2021, from CNN Indonesia:
mengembangkan penelitian pada kajian https://www.cnnindonesia.com/gay
pengaruh/regresi linear, serta meneliti a-hidup/20180905184752-255-
variabel lain yang berpotensi memiliki 327955/jumlah-perokok-muda-
hubungan atau pengaruh terhadap masih-tinggi
ketergantungan merokok pada mahasiswa. Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Pelajar.
Bedewy, D., & Gabriel, A. (2015).
Al Khatib, A. S. (2014). Time Management Examining Perceptions of
and Its Relation to Students' Stress, Academic Stress and Its Sources
Gender, and Academic Among University Students: The
Achievement among Sample of Perception of Academic Stress
Students at Al Ain University of Scale. Health Psychology Open, 1-
Science and Technology, UAE. 9.
International Journal of Business Benowitz, N. L. (2009). Pharmacology of
and Social Research, 47-58. Nicotine: Addiction, Smoking-
Amani, N. K. (2020, May 31). WHO: Induced Disease, and Therapeutics.
225.700 Orang Indonesia Annual Review of Pharmacology
Meninggal per Tahun Akibat Rokok. and Toxicology, 57-71.
Retrieved February 16, 2021, from Cahyady, E., Mursyida, & Marghfiratillah,
Liputan 6: C. (2017). Hubungan Antara
https://www.liputan6.com/global/re Persepsi Tingkat Kepercayaan Diri
ad/4267375/who-225700-orang- dengan Perilaku Merokok pada
indonesia-meninggal-per-tahun- Mahasiswa di Fakultas Kedokteran
akibat-rokok Universitas Abulyatama Aceh
Ambarwati, Khoirotul, A., Kurniawati, F., Besar. Jurnal Aceh Medika, 91-99.
Diah, T., & Darojah, S. (2014). Chapell, M., Blanding, Z., & Silverstein, M.
Media Leaflet, Video dan (2005). Test Anxiety and Academic
Pengetahuan Siswa SD Tentang Performance in Undergraduate and
Bahaya Merokok. Jurnal Kesehatan Graduate Students. Journal of
Masyarakat, 7-13. Educational Psychology, 268-274.
Ambarwati, P. D., Pinilih, S. S., & Astuti, R. Dani, J. A., & Harris, R. A. (2005). Review:
T. (2017). Gambaran Tingkat Stres Nicotine Addiction and
Mahasiswa. Jurnal Keperawatan, Comorbidity with Alcohol Abuse
40-47. and Mental Illness. Journal of
American Psychiatric Association. (2013). Nature Neuroscience, 1465-1470.
Diagnostic and Statistical Manual

18
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.15 (No.1) : 9 - 20. Th. 2022
DOI: 10.30813/psibernetika. v1i15.2991 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

Etter, J. F., Houezec, J. L., & Perneger, T. V. Komasari, D., & Helmi, A. F. (2000).
(2003). A Self-Administered Faktor-Faktor Penyebab Perilaku
Questionnaire to Measure Merokok pada Remaja. Jurnal
Dependence on Cigarettes: The Psikologi, 37-47.
Cigarette Dependence Scale. Kompas. (2008, July 3). Makin Banyak
Journal of Perempuan Perokok. Retrieved
Neuropsychopharmacology, 359- February 16, 2021, from Kompas:
370. https://nasional.kompas.com/read/2
Febriyantoro, M. T. (2016). Pemikiran 008/07/03/1343227/NaN
Irasional Para Perokok. Jurnal Macan, T. H., Shahani, C., Dipboye, R. L.,
EKSIS, 124-139. & Phillips, A. P. (1990). College
Fikriyah, S., & Febrijanto, Y. (2012). Students' Time Management:
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Correlation With Academic
Perilaku Merokok pada Mahasiswa Performance and Stress. Journal of
Laki-Laki di Asrama Putra. Jurnal Educational Psychology, 760-768.
STIKES, 99-109. Marcus, D. A., Sagita, S., & Artawan, I. M.
Gonzalez, A. M., Cruz, S. Y., Rios, J. L., (2021). Hubungan Antara Tingkat
Pagan, I., Fabian, C., Betancourt, J., Stres dengan Perilaku Merokok
. . . Palacios, C. (2013). Alcohol pada Mahasiswa Fakultas Teknik
Consumption and Smoking and Sipil Universitas Nusa Cendana.
their Associations with Socio- Cendana Medical Journal, 128-134.
demographic Characteristics, Miller, J. L. (2011). The Relationship
Dietary Patterns, and Perceived Between Identity Development
Academic Stress in Puerto Rican Process and Psychological Distress
College Students. Puerto Rico in Emerging Adulthood.Washington
Health Sciences Journal, 82-88. D.C.: George Washington
Gunawati, R., Hartati, S., & Listiara, A. University.
(2010). Hubungan antara Efektivitas Misra, R., & McKean, M. (2000). College
Komunikasi Mahasiswa-Dosen Students' Academic Stress and Its
Pembimbing Utama Skripsi dengan Relation to Their Anxiety, Time
Stres dalam Menyusun Skripsi pada Management, and Leisure
Mahasiswa Program Studi Psikologi Satisfaction. American Journal of
Fakultas Kedokteran Universitas Health Studies, 41-51.
Diponegoro. Jurnal Psikologi Morse, Z., & Dravo, U. (2007). Stress Level
Undip, 93-115. of Dental Students at The Fiji
Hanafi, F. (2019). Hubungan Kepercayaan School of Medicine. European
Diri dan Persepsi dengan Intensitas Journal of Dental Education, 99-
Kebiasaan Merokok pada Siswa 103.
SMK Lamacca Sengkang Murphy, M. C., & Archer, J. A. (1996).
Kabupaten Wajo. Jurnal Ilmiah Stressors on the College Campus: A
Kesehatan Iqra, 64-70. Comparison of 1985 and 1993.
Harvey, R. A., & Champe, P. C. (2013). Journal of College Student
Farmakologi: Ulasan Bergambar Development, 20-27.
(4th ed.). Jakarta: Penerbit Buku Nelson, J. L., & Barry, C. M. (2005).
Kedokteran EGC. Distinguishing Features of
Istono. (2000). Bunga Rampai Psikologi. Emerging Adulthood: The Role of
Yogyakarta: Universitas Sanata Self-Classification as an Adult.
Dharma. Journal of Adolescent Research, 20-
Karman, R., & Suyasa, P. R. (2004). Stress, 42.
Perilaku Merokok dan Tipe Nurdiani, N. (2014). Teknik Sampling
Kepribadian. Phronesis, 19-39. Snowball dalam Penelitian

19
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.15 (No.1) : 9 - 20. Th. 2022
DOI: 10.30813/psibernetika. v1i15.2991 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

Lapangan. Jurnal ComTech, 1110- Expression. Psychosomatic


1118. Medicine, 630-650.
Oon, A. N. (2007). Handling Study Stress. Vieta, C., Setiadhi, R., & Zubaedah, C.
Jakarta: Elex Media Komputindo. (2017). Gambaran Klinis Smoker's
Oskamp, S. (1984). Applied Social Melanosis pada Perokok Kretek
Psychology. New Jersey: Prentice Ditinjau dari Lama Merokok. Jurnal
Hall. Kedokteran Gigi Unpad, 16-24.
Oswalt, S. B., & Riddock, C. C. (2007).
What to do about being
Overwhelmed: Graduate Students,
Stress, and University Services.
College Student Affairs Journal, 24-
44.
Puspitasari, W. (2013). Hubungan antara
Manajemen Waktu dan Dukungan
Sosial dengan Prestasi Akademik
Mahasiswa yang Bekerja. Jurnal
Empathy, 1-17.
Ramadhan, K., Carolina, J. M., &
Lisiswanti, R. (2017). Hubungan
Tingkat Stres dengan Frekuensi
Merokok Mahasiswa Kedokteran
Universitas Lampung. Jurnal
Medula, 118-121.
Santrock, J. W. (2011). Life-Span
Development: Perkembangan Masa
Hidup. Jakarta: Erlangga.
Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011).
Health Psychology:
Biopsychosocial Interactions. New
Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Shahsavarani, A. M., Abadi, E. A., &
Kalkhoran, M. H. (2015). Stress:
Facts and Theories through
Literature Review. International
Journal of Medical Reviews, 230-
241.
Siregar, S. (2014). Metode Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta.
Sumail, L. O., & Hasbiyadi. (2020). Alms-
Awareness Behavior, Serotonin
Hormone, and Corporate Age.
Jurnal Manajemen Universitas
Tarumanegara, 358-372.
Torres, G., & Horowitz, J. M. (1999). Drugs
of Abuse and Brain Gene

20

You might also like