20-Article Text-29-1-10-20180123

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

DAYAH COT KALA DAN PENDIDIKAN ISLAM DI NUSANTARA

Ilham Mirsal
STAI Tapak Tuan
Email: ilham.mirsal@yahoo.com

Abstract
This article discusses the development of Islamic education in Indonesian archipelago
starting from Dayah (traditional Islamic boarding school) of Cot Kala as the first Islamic
education. Dayah plays a very significant role in the development of Islamic Education
from the early period of Islam entering Indonesia to the present days. Moreover, the concept
of education in dayah does not only focus on teaching material things but also covers
all aspects of life. However, every period has it ebb and flow, so does dayah education
system. During Dutch colonialism, dayah was impacted as the ulama (dayah leader)
and santri (dayah student) was fighting in the war. Post the war, dayah was reorganized.
Ulama and santri re-build dayah to be a better Islamic education institution and become
a source of reference for all element of the community. These days dayah obtains a good
place in the community, and all elements of dayah are honored because they are seen as
a source of knowledge and are able to guide people to be better.

‫مستخلص‬
‫ ابعتبارها أكول‬Cot kala ‫تتناول هذه املقاةل تطور التعلمي الإساليم يف اندوني�سيا اذلي نشا من زاوية‬
‫ وقد جاء دور الزاوية يف تطوير التعلمي الإساليم يف الفرتة املبكرة من الإسالم �إىل‬.‫مؤسسة اسالمية‬
‫ خاصة �إذا نظران �إىل مفهوم التعلمي ليس جمرد تعلمي مادة الىت وجدهتا يف‬.‫اندوني�سيا هممة كبرية حىت الآن‬
،‫ يف لك فرته من املؤكد أ�ن جتربه التقلبات والهبوط‬.‫الكتاب ولكن تدرس فهيا لك ا أل�شياء عن احلياة‬
‫ ألن العلامء وطالب حارب أ�يضا‬.‫ اكن الزاوية مترضرة‬،‫وذكل أ�يضا عندما ا�ستعمرت هولندا اندوني�سيا‬
‫ والعلامء والطالب يبناها للمؤسسة‬.‫ اكن الزاوية خيضع ألعاده التنظمي‬،‫ بعد احلرب ضد الغزاة‬.‫ضد الغزاة‬
‫ ويف جممتع‬.‫الاسالمية لتكون أ�فضل مؤساسات وتكون مصدرا مرجعيا للك عنرص من عنارص اجملمتع‬
‫ ألهنا تعترب مصدرا للمعرفة العلوم‬،‫ حصلت الزاوية عيل ماكن ممتاز ومجيع العنارص فهيا أ�كرهمم الناس‬،‫اليوم‬
.‫املتنوعة وت�ستطيع أ�ن توجهيها حنو ا ألفضل‬

Ilham Mirsal: Dayah Cot Kala dan Pendidikan Islam ... | 247
A. PENDAHULUAN nama Pesantren, di Padang disebut Surau,
sementara di Patani dan Malaysia disebut
Artikel ini akan membahas
Pondok ( Hasbi, 2008:41). Dayah diambil
mengenai peran awal dayah sebagai sumber
dari bahasa arab zawiyah, yang artinya
pendidikan Islam di Nusantara. Kaitan
pojok atau sudut (Elias, 1983:439), diyakini
pendidikan Islam dengan dayah dimulai
masyarakat Aceh pertama kali digunakan
sejak awal masuknya islam ke Aceh dan
untuk sudut Masjid Madinah ketika Nabi
di tandai dengan berdirinya dayah Cot
Muhammad mengajar para sahabat pada
Kala. Dayah Cot Kala menjadi cikal bakal
awal Islam (Mohd. Basyah, 1987:7).
perkembangan pendidikan Islam yang
Membangun sebuah pendidikan
diawali di Aceh hingga mencakup seluruh
yang tangguh terutama pendidikan Islam,
nusantara.
tentunya tidak bisa terlepas dari peran
Aceh merupakan pintu gerbang
dayah sebagai sebuah lembaga yang
awal bagi perkembangan ajaran islam di
mendidik santri dan masyarakat dengan
nusantara. Islam begitu membumi di daerah
berpedoman pada al-Qur’an dan hadits.
ini setelah menunjukkan keberadaaannya
Dayah atau pesantren akan selalu mendapat
di tengah-tengah masyarkat dengan
tempat yang lebih tinggi dalam kehidupan
menjadikan Islam sebagai agama rakyat
masyarakat karena dianggap sebagai
dan sebagai agama resmi kerajaan yang
petunjuk jalan dan mengarahkan mereka
berfungsi sebagai landasan dan azas
ke arah yan lebih baik. Keberadaan dayah
pembinaan adat, budaya dan karakter
begitu sangat penting di dalam kehidupan
masyarakat yang santun. Melalui
masyarakat dan dianggap sebagai sumber
bimbingan ajaran agama Islam secara
rujukan hukum ketika memutuskan sebuah
komperenhensif, masyarakat Aceh menjadi
hal yang dianggap perlu keputusan yang
masyarakat madani yang jujur, adil, ikhlas
adil dan bisa diterima oleh semua kalangan
dan berani menegakkan kebenaran dan
masyarakat.
menentang segala bentuk kebhatilan dan
Dayah merupakan pusat
kedhaliman.
pendidikan Islam masyarakat Aceh sejak
Pendidikan Islam di Indonesia
dahulu sampai sekarang. Keberadaaan
sering kali berhadapan dengan berbagai
dayah sebagai pusat pendidikan Islam
problematika yang tidak ringan. Diketahui
masa lalu sudah menghasilkan sejumlah
bahwa sebagai sebuah sistem, pendidikan
ulama dan tokoh yang berpengaruh di
Islam mengandung berbagai komponen
masanya. Pemimpin-pemimpin Aceh masa
yang antara satu dan lainnya saling
lalu seperti Sultan Iskandar Muda adalah
berkaitan (Sudirman, 1986:65). Lembaga
alumni dayah. Dayah masa lalu sukses
pendidikan tertua dalam sejarah pendidikan
mengintegrasikan pendidikan umum dan
di Aceh adalah Dayah. Lembaga pendidikan
pendidikan agama, ini semua dikarenakan
semacam dayah ini di Jawa dikenal dengan
pendidikan dayah saat itu yang tidak

248 | At-Ta’dib: Volume IX, No. 2, Juli Desember 2017


dikotomi, sehingga output dayah bukan karena itu, didominasi hanya oleh ulama
hanya ulama, tetapi juga politikus atau perantau, yang telah dibawa ketengah-
negarawan (Munawiyah, 2009:218). tengah masyarakat (Gibb, 1961:657).
Perkembangan dayah masa lalu Dayah berasal dari kata zawiyah,
yang begitu maju juga mengalami pasang kata ini dalam bahasa arab mengandung
surut, terutama pasca kehadiran Belanda di makna sudut, atau pojok mesjid. Kata
Indonesia. Namun, ulama dan santri dayah zawiyah mula-mula dikenal di afrika utara
terus berupaya mempertahankan keutuhan pada masa awal perkembangan Islam,
dayah sebagai lembaga pendidikan Islam zawiyah yang dimaksud pada masa itu
sampai saat ini. Berbagai era sudah adalah satu pojok mesjid yang menjadi
terlewati, dayah tetap terus berkembang halaqah para sufi, mereka biasanya
sesuai dengan perkembangan zaman, berkumpul bertukar pengalaman, diskusi,
hal ini juga dipengaruhi oleh kebutuhan berzikir dan bermalam di mesjid. Dalam
masyarakat akan sumber hukum dan khazanah pendidikan Aceh, istilah zawiyah
pedoman masyarakat yang mayoritas berubah menjadi dayah, seperti halnya
memeluk agama Islam. perubahan istilah madrasah menjadi
menasah (Azkia, 2007:107).
B. KERANGKA TERORITIS Menelusuri pengertian dayah yang
sesungguhnya tentunya juga merujuk pada
1. Pengertian Dayah masa Rasulullah Saw, karena pada masa
Dalam bahasa Aceh, istilah untuk itu ungkapan zawiyah berdasarkan pada
„lembaga‟ yang dikenal dengan nama sebuah pojok mesjid yang sering dijadikan
pesantren di Jawa dan seluruh Indonesia untuk melakukan pengajaran dan diskusi
adalah dayah (James, 1969:48). Kata tentang kemaslahatan umat islam pada masa
dayah, juga sering diucapkan deyah oleh itu. Dan pemaknaan dayah sendiri banyak
masyarakat Aceh Besar, diambil dari menimbulkan pengertian dikalangan
bahasa Arab yaitu zawiyah (Hurgronje, para ahli, namun semuanya memberikan
1906:63). Istilah zawiyah, yang secara gambaran yang sama yaitu sebuah tempat
literal bermakna sebuah sudut, diyakini untuk belajar tentang pendidikan Islam.
oleh masyarakat Aceh pertama kali Mengenai Dayah yang paling awal
digunakan sudut Masjid Madinah ketika sekali muncul dan terkenal dalam sejarah
Nabi Muhammad berdakwah pada masa pendidikan dayah di Aceh adalah Dayah
awal Islam (Mohd. Basyah, 1987:7). Cot Kala. Disini, pelbagai pelajaran umum
Orang-orang ini, sahabat Nabi, kemudian dan agama diajarakan secara bersamaan,
menyebarkan Islam ketempat-tempat lain. kerana pada masa itu Dayah Cot Kala
Pada abad pertengahan, kata zawiyah merupakan institusi yang pertama sekali
dipahami sebagi pusat agama dan wujud dalam masyarakat Aceh. Menurut
kehidupan mistik dari penganut tasawuf, A.Hasjmy Dayah Cot Kala merupakan

Ilham Mirsal: Dayah Cot Kala dan Pendidikan Islam ... | 249
dayah yang pertama di Aceh yang didirikan sangat besar dalam memajukan pendidikan
oleh Teungku Syik Muhammad Amin di Aceh. Dayah juga merupakan lembaga
yang terkenal dengan Tgk. Cot Kala yang pendidikan asli produk masyarakat
kemudian menjadi Raja Peureulak dengan Aceh sendiri, meskipun pada awalnya
gelar Sultan Makhdum Alaiddin Malik bersumber daripada sistem pengajian
Muhammad Amin Syah Johan Berdaulat Nabi Muhammad S.A.W. sebagai lembaga
(310-334 H, atau 922-964 M). pendidikan formal, dayah merupakan
Dayah Cot Kala yang didirikan oleh tempat masyarakat Aceh menuntut ilmu
Kerajaan Peureulak pada akhir abad ke-3H agama, tempat mendidik calon-calon
merupakan pusat pendidikan pertama di pemimpin umat dan masyarakat pada
Asia Tenggara yang tenaga pengajarnya umumnya. Menurut Dr. Muhammad
didatangkan dari Arab, Persia dan India Hisyam dayah dengan Teungku Cik-nya
(Harun, 1993:740). bukan sahaja lembaga pendidikan agama
Dalam kehidupan masyarakat Aceh, bahkan ia juga merupakan agen perubahan
sebagai salah satu landasan budaya terdapat serta pentadbiran sosial.
satu lembaga yang dinamakan dengan Keberadaan lembaga dayah dan
Meunasah. Sebagai simbol masyarakat meunasah bagi pengembangan pendidikan
Aceh, pada setiap Gampong terdapat di Aceh sangatlah urgen, dan kebermaknaan
Meunasah, sebagai pusat pengendalian tata kehadirannya sangat dibutuhkan dalam
kehidupan masyarakat. Meunasah dibuat membentuk umat yang berpengetahuan,
terbentuk empat segi tanpa dilengkapi jujur, cerdas, rajin dan tekun beribadah yang
dengan jendela, lorong atau sekatan- kesemuanya itu sarat dengan nilai. Sejarah
sekatan. Beda antara rumah dengan membuktikan bahwa Sultan pertama di
Meunasah hanya sedikit saja bagi orang kerajaan Peureulak (840 M.), meminta
yang tidak memperhatikan dengan sengaja beberapa ulama dari Arabia, Gujarat dan
akan dapat dilihat kesamaannya dari pada Persia untuk mengajar di lembaga ini.
perbedaannya. Persamaan terdapat pada Untuk itu sultan membangun satu dayah
bentuknya seperti rumah Aceh. Sedangkan yang diberi nama “Dayah Cot Kala”
perbedaannya kelihatan pada posisinya yang dpimpin oleh Teungku Muhammad
yaitu rumah tampak membujur kearah Amin, belakangan dikenal dengan sebutan
kiblat dan Meunasah tampak kearah utara Teungku Chik Cot Kala. Lembaga ini
selatan. Perbedaan selanjutnya terletak merupakan lembaga pendidikan tinggi
pada lantai Meunasah yang kelihatan rata, Islam pertama di kepulauan Nusantara (M.
sedangkan lantai rumah tampak tinggi Hasbi, 2003:36-37).
bagian tengahnya (Baruzzzaman, 2002:1). Pada masa kesultanan Aceh, dayah
2. Unsur-unsur dalam pendidikan menawarkan tiga tingkatan pengajaran,
dayah yakni rangkang (junior), balee (senior), dan
Dayah memiliki peranan yang dayah manyang (universitas). Di beberapa

250 | At-Ta’dib: Volume IX, No. 2, Juli Desember 2017


dayah hanya terdapat rangkang dan balee, masyarakat Aceh dipengaruhi oleh agama
sedangkan di tempat lain hanya ditemui Hindu dan Buddha terutama di pesisir
tingkat dayah manyang saja. Meskipun pantai. Sedangkan di daerah pedalaman
demikian di tempat tertentu juga terdapat masih dipengaruhi oleh budaya animisme
tiga tingkatan sekaligus, mulai junior dan dinamisme. Islam masuk ke kepulauan
sampai universitas. Sebelum murid belajar Nusantara lewat semenanjung Malaka
di dayah, mereka harus sudah mampu pada abad ke-7 Masehi melalui jalur
membaca al Qur’an yang mereka pelajari perdagangan, dakwah dan tasawuf yang
di rumah atau di meunasah dari seorang dibawa oleh pedagang, para dai dan sufi
teungku. Kepergian untuk menuntut ilmu muslim pada waktu itu. Dari Semenanjung
agama di dayah sering disebut dengan Malaka inilah Islam menyebar ke Sumatera,
meudagang. Metode mengajar di dayah Jawa, Sulawesi Selatan, Maluku, dan
pada dasarnya dengan oral, meudrah Maluku Utara (Zakaria, tt:22). Ketika
dan metode hafalan. Pada kelas yang
imperium barat berusaha menaklukkan
lebih tinggi, metode diskusi dan debat
Negara Islam, yang berhasil bertahan
(meudeubat) sangat dianjurkan dalam
hanyalah : Turki, Maroko, Isfahan, Agara
segala aktifitas proses belajar mengajar,
di India dan Aceh Darussalam di Indonesia.
dan ruang kelas hampir merupakan sebuah
Kerajaan Aceh Darussalam terdapat
ruang seminar. Para teungku biasanya
institusi ilmu pengetahuan seperti; Balai
berfungsi sebagai moderator, yang kadang-
setia ulama (Jawatan Pendidikan) Balai
kadang juga berperan sebagai pengambil
jama’ah himpunan ulama yang merupakan
keputusan (Rusdi, 1987:29).
studi club yang beranggotakan para ahli
Dalam proses perkembangannya,
agama, Balai setia hukama’ (Lembaga
metode dan konsep pada sebagian dayah
pengembangan ilmu pengetahuan)
masih sama seperti era awal masuknya Islam
(Sulaiman, 2006).
pertama kali ke Indonesia. Namun, sebagian
besar dayah ada yang menyesuaikan Dalam kehidupan masyarakat
dengan kontek perkembangan zaman dan Indonesia khususnya Aceh mulai dari
mencoba beradaptasi dengan berbagai era awal masuknya Islam sampai sekarang
agar bisa menjangkau seluruh kepentingan pendidikan islam di dayah tidak bisa
masyarakat dalam berbagai aspek unsur dipisahkan. Masyarakat Aceh dalam
kehidupan. menyelesaikan persoalan yang terjadi
juga sering menggunakan pendapat atau
pandangan para Ulama dayah. Persoalan
C. PEMBAHASAN
pendidikan islam dan kemaslahatan tidak
1. Perkembangan Dayah Sebagai akan terjadi tanpa campur tangan ulama
Lembaga Pendidikan dayah, karena ulama dayah ditempatkan
Sebelum Islam masuk, kebudayaan dalam posisi yang sangat tinggi, dan apabila

Ilham Mirsal: Dayah Cot Kala dan Pendidikan Islam ... | 251
terdapat orang yang menghina dayah atau Kala, tempat inilah yang menjadi cikal
ulama dan bahkan yang lainnya termasuk bakal awal sebagai lembaga pendidikan
santri di dalamnya akan mendapatkan Agama pertama di Nusantara.
sanksi dari masyarakat. Merujuk pada sejarah Kerajaan
Eksistensi Dayah khususnya di Islam Peurelak, dayah secara historis
Aceh menurut perkiraan James T. Siegel telah ada sejak abad IX Masehi, demikian
sebagaimana yang dikutip oleh Hamdiah pendapat Tgk Muslim Ibrahim dalam
telah ada semenjak kesultanan dan turut tulisannya masyarakat adil dan bermartabat.
mewarnai kehidupan masyarakat secara Keberadaan dayah di Aceh telah ada
menyeluruh dan memainkan fungsi bersamaaan dengan masuknya Islam
sosial, khususnya dalam disiplin ilmu ke Aceh pada akhir masa kekhalifahan
agama. Masyarakat Aceh terutama anak- Usman bin Affan. Beberapa dayah yang
anak mudanya kebanyakan meudagang berkembanga saat itu di antaranya: dayah
(nyantri), merantau untuk mendapatkan Cot Kala, daya Kuta Karang, Dar As-
bekal pengetahuan (Hamdiah, 2007:1). syariah Mesjid Raha, namun semua daya ini
Pada masa awal penyebaran Islam, telah diobrak abrik oleh belanda. Pada abad
para ulama maupun santri dari dayah 5 hijriah, mesir menemukan kapal buatan
menghormati keberagaman budaya asli Aceh yang terdampar di Laut Tengah.
dengan sedikit demi sedikit menukar Pada masa Sultan Iskandar Muda, sebuah
budaya asli dengan ajaran-ajaran Islam kapal Spanyol rusak di perairan Sabang,
sehingga kemudian dikenallah berbagai kemudian diderek ke pantai dengan gajah
tempat sebagai lembaga pendidikan seperti dan diperbaik oleh santri-santri dayah Dar
dayah, menasah dan lainnya. Tempat- As-syariah.
tempat tersebut digunakan untuk tempat Menurut Abdul Qadir Djailani
upacara keagamaan dan belajar berbagai dalam bukunya Ulama dan Santri dalam
hal tentang ajaran islam. Perjuangan Politik Islam di Indonesia,
Perkembangan Islam di Nusantara Samudera Pasai merupakan pusat
tentunya tidak akan lepas dari awal pendidikan Islam pertama di Indonesia
berkembangnya kerajaan Islam di Aceh dan dari sini berkembang ke berbagai
atau tepatnya masa awal Islam mulai daerah lain di Indonesia, hingga sampai ke
menyatu dengan kehidupan masyarakat di pulau Jawa. Salah seorang santri alumni
Aceh yaitu pada masa Kerajaan Peurelak. Samudera Pasai adalah Maulana Malik
Pada masa tersebut telah ada tempat untuk Ibrahim, ia datang ke Gresik Jawa Timur
menekuni atau mendiskusikan ajaran pada tahun 1399 dan wafat pada tahun
agama, salah satu tempat pada masa itu 1419, setelah melakukan dakwah selah dua
yang sudah terkenal hampir ke seluru puluh tahun lamanya, sebelumnya Maulana
pelosok negeri yaitu dayah Zawiyah Cot Malik Ibrahim bertugas sebagai mubaligh

252 | At-Ta’dib: Volume IX, No. 2, Juli Desember 2017


di daerah Campa yang merupakan daerah sebagai petunjuk ummat, maka dayah
Kesultanan Samudera Pasai, setelah Cot Kala pada masa itu telah melahirkan
Maulana Malik Ibrahim wafat, dayah para sarjananya yang dapat menyebarkan
diteruskan oleh anak beliau Raden Rahmat Islam ke seluruh penjuru Aceh sehingga
(Sunan Ampel). lahirlah dayah-dayah baru seperti dayah
Secara pasti tidak diketahui kapan Serele di bawah pimpinan Teungku Syekh
sebenarnya dayah masuk ke Aceh. Namun, Sirajuddin yang didirikan pada tahun
A.Hasyimi seorang sejarawan Aceh, 1012 sampai 1059 M, dayah Blang Priya
beliau berpendapat bahwa dayah masuk yang dipimpin oleh Teungku Ja’kob yang
ke Aceh sejak awal berdirinya Kerajaan didirikan antara tahun 1155-1233 M,
Islam Peurelah pada Muharram 225 H/ dayah Batu Karang di Kerajaan Tamiang
840 M. Salah satu penyebab sulitinya yang dipimpin oleh Teungku Ampon
mengetahui dengan pasti kapan sebenarnya Tuan, dayah Lam Keuneuen dari Kerajaan
dayah masuk ke Aceh karena minimnya Lamuria Islam di bawah pomponan
penelitian dan perhatian yang cukup untuk Teungku Syekh Abdullah Kan’an yang
menggali sejarah perkembangan dayah (A. didirikan antara 1196 sampai dengan 1225
Hasyimih, 1998). Walaupun Anthony Reid M. Dayah Tanoeh Abee antara tahun 1823-
dalam bukunya The Rope God, membahas 1836 dan dayah Tiro di Kecamatan Tiro
tentang lembaga ini, tetapi hanya dibahas Kabupaten Pidie antara tahun 1781-1795
perkembangan pada masa abad ke 19 M, dan dayah-dayah lainnya yang tersebar
M dan pertengahan abad ke 20 M. Tidak di seluruh Aceh di kala itu. Perkembangan
hanya Anthony Reid, Hasbi Amiruddin dayah juga dilakukan pada masa
dalam bukunya Ulama Dayah Pengawal kemunduran kerajaan Aceh Darussalam
Masyarakat Aceh, juga membahas tentang (abad ke 18 dan ke 19 M). Dayah yang
dayah tetapi lebih terfokus pada peranan dibangun pada masa tersebut adalah dayah
ulamanya, bukan pada dayah itu sendiri. Tgk. Syik Kuta Karang, Dayah Lam Birah,
Jika merujuk pada hasil seminar Dayah Lamnyong, Dayah Lambhuk,
tentang masuk dan berkembangnnya Islam Dayah Krueng Rumpet, mengenai tahun
di Nusantara yang dilaksanakan di Rantau pendiriannya dayah tersebut belum didapat
Peurelak pada tanggal 25-30 September data yang pasti.
1980, mengenai tahun berdirinya Kerajaan Dayah di Aceh telah mampu
Islam Peurelak sebagai Kerajaan Islam menunjukkan partisipasi aktifnya bersama-
tertua, maka dayah Cot Kala merupakan sama elemen masyarakat termasuk
dayah pertama di Aceh bahwan di Asia pemerintah dalam menyukseskan program-
Tenggara. Setelah lahirnya dayah Cot Kala, program pembangunan, terlebih dalam hal
maka sesuai dengan tujuan pendirian dayah kehidupan keagamaan dan pencerdasan
sendiri, yaitu untuk mencetak kader ulama anak bangsa. Pergulatan literatur sejarah

Ilham Mirsal: Dayah Cot Kala dan Pendidikan Islam ... | 253
dan dinamika sosial secara dialektik untuk menghambat pedidikan agama Islam,
membuat Dayah mempunyai kesadaran serta Belanda menyebarkan pendidikan
dan konsen untuk ikut mengawasi proses barat di Aceh, sehingga menyebabkan
perjalanan bangsa sesuai dengan cita-cita dayah terbengkalai. Selain itu, Belanda
agama dan masyarakat secara universal melakukan pembakaran terhadap dayah-
(Mashuri, 2013:263). dayah dan membunuh seluruh staf
Lembaga pendidikan Islam pengajar serta membumihanguskan
dayah Cot Kala telah banyak berjasa seluruh perpustakaan yang ada di Dayah,
dalam perkembangan Islam khususnya jika ada dayah yang masih bertahan itupun
di Aceh hingga seluruh Indonesia. Hal dibangun didaerah terisolir dan jauh dari
ini, disebabkan dari sinilah berawalh pantauan Belanda.
munculnya dayah-dayah yang lain dan Setelah usainya peperangan pada
alumni dari dayah ini sangat berperan dalam tahun 1904 M, barulah dayah-dayah yang
penyebaran Islam ke seluruh nusantara. telah terbengkalai tersebut dibangun dan
Santri-santri alumni dayah Cot Kala juga dibenahi kembali untuk dapat digunakan
banyak berperan dalam era kerajaan di kembali sebagai lembaga pendidikan,
Aceh, mulai dari Kerajaan Peureulak adapun dayah yang dibangun kembali
hingga kerajaan Islam Aceh Darussalam. setelah perang Aceh usai antara lain, di
Keberadaan dayah pada masa Aceh Besar: Dayah Tanoeh Abee, Dayah
perang melawan Belanda mengalami Lambirah oleh Tengku Syik Lambirah,
kemunduran, ini karena seluruh ulama sedangkan adiknya Teungku Haji Ja’far
Dayah dan santrinya itu ikut berjuang (Teungku Syik Lamjabat) membangun
melawan penjajah Belanda (Hasbi, dayah Jeurela, selanjutnya juga dibenahi
2004:48). Sebagian besar para ulama dayah Lamnyong, Dayah Lambhuk,
dan tengku dayah syahid di medang Daya Ulee Susu, Dayah Indrapuri, Dayah
perang, di antaranya Teungku Chik Haji Lamsenouen, Dayah Krueng Kale, Dayah
Ismail anak Teungku Chik Pante Ya’kob Montasik, dan masih banyak lagi dayah-
(pendiri dayah Tgk Chik Pante Gelima), dayah yang dibangun di Daerah Aceh
beliau syahid dalam peperangan melawan Besar. Tidak hanya di kawasan Aceh
Belanda dalam mempertahankan Kuta Besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Barat dan
Glee (kawasan Batee Iliek Kecamatan beberapa daerah lainnya di Aceh juga ikut
Samalanga Kabupaten Bireuen), bersama membenahi kembai dayah yang hancur
dengan Teungku Chik Lueng Kebue dan atau ditinggalkan karena perang kala itu
Teungku Syiek Kuta Glee. Perlu dicatat, saat itu banyak ulama
Faktor lain yang menghambat yang ikut berjuang namun tidak sedikit
perkembangan dayah saat itu disebabkan juga diantara mereka yang mengasingkan
karena Belanda melakukan upaya-upaya diri keluar Aceh, di antaranya ke Negeri

254 | At-Ta’dib: Volume IX, No. 2, Juli Desember 2017


Keudah (Malaysia sekarang). Salah bantuan dari pemerintah, sedangkan dayah
satu tempat penting mereka berkumpul umumnya bersifat pribadi yang dikelola
adalah Negeri Yan di Keudah, di sinilah oleh pimpinan dayah sendiri dengan
mereka melanjutkan tradisi pendidikan bantuan swadaya masyarakat.
dayah selama perang Aceh berlangsung, 2. Dayah dan Pembinaan Karakter
setelah perang reda, mereka yang tadinya Kehidupan belajar di dayah atau
mengasingkan diri segera pulang untuk pesantren bukan hanya semata-mata
kembali melanjutkan dan membangun tentang pejaran akhlak dan tasawuf. Pola
kembali sistem pendidikan dayah yang pendidikan di dayah sudah selangkah lebih
telah mengalami kemunduran pada saat maju apalagi melihat kondisi dayah di Aceh
perang berkecamuk, di samping tokoh pada saat itu sangat maju perkembangannya
ulama pulan dari Negeri Yan, ada juga sebelum penjajah Belanda datang ke
yang langsung pulang dari Mekkah, seperti Indonesia, khususnya dayah Cot Kala pada
Teungku Haji Muhammad Thahir Cot masa itu yang menjadi rujukan pendidikan
Plieng, bahkan beliau pernah bertemu Islam di seluruh nusantara maupun Asia
dengan Snouck Hogrounje saat bersama- Tenggara. Hal tersebut, juga dipengaruhi
sama berada di Mekkah. bahwa kehidupan dayah sangat banyak
Setelah perng usai dayah mengalami mengajarkan berbagai bentuk pendidikan
perkembangan, walaupun perkembangan yang menjadi panduan kehidupan manusia
yang terjadi pada waktu itu tidak begitu nantinya.
berarti, karena ada saat itu para ulama Dalam pola hidup pesantren
dayah disibukkan dengan perlawanan yang yang terpenting bukanlah pelajaran
melawan Jepang, serta kebijakan Jepang semata-mata, melainkan juga jiwanya.
saat itu menerapkan kerja paksa serta Pondok pesantren sangat memperhatikan
mengabaikan sisi-sisi lain dalam kehidupan pembinaan kepribadian melalui penanaman
masyarakat, termasuk pendidikan di akhlak dalam tingkah laku. Bahkan menurut
dalamnya. Beberapa hal tersebut membuat Kafrawi, sebagaimana dikutip oleh Moh.
dayah dalam kurun waktu 3,5 Tahun masih Khoiron, melalui proses penanaman tata
jalan di tempat. nilai Dan tata laku, pesantren berhasil
Pada masa kemerdekaan mulai mengidentifikasikan eksistensinya sebagai
tahun 1945 M, perkembangan dayah sudah lembaga yang bercirikan :
mulai menampakkan hasil yang cukup a. Adanya hubungan yang erat akrab
baik, ini dapat dilihat dari perkembangan antara murid dan santri;
dayah Darussalam Labuhan Haji Aceh b. Pola interaksi subordinatif. Para
Selatan, dayah Mudi Mesra Samalanga, santri harus tunduk pada Kiai Dan
sekolahpun mulai berkembang, sekolah menganggap bahwa menentang;
bersifat negeri dengan dukungan dan c. Pola hidup hemat dan sederhana

Ilham Mirsal: Dayah Cot Kala dan Pendidikan Islam ... | 255
Kiai selain tidak sopan juga c. Berkemauan mengatur diri sendiri;
menentang perintah agama; d. Memiliki rasa kebersamaan yang
d. Pola hidup mandiri; tinggi;
e. Pola hidup suka menolong Dan e. Menghormati yang tua, guru dan
hidup dalam suasana pergaulan para santri;
Dan persaudaraan; f. Cinta kepada ilmu;
f. Pola hidup disiplin; g. Mandiri;
g. Pola hidup prihatin. (Moh. Khoiron, h. Kesederhanaan. (Ahmad, 2005)
2002:51-52) Konsep pendidikan dayah atau
Pendidikan di dayah bukan hanya pesantren pada masa lalu memang
mendidikan tentang ilmu-ilmu ke Islaman membawa pendidikan Islam ke arah lebih
saja, namun banyak hal yang dipelajari maju. Karena, pada masa itu dalam dayah
dalam kehidupan dayah atau lebih tepatnya bukan hanya mendidik para santri tentang
disebut santri. Santri dayah di didik tentang pendidikan tapi lebih dari itu, semua hal
bagaimana hidup mandiri, bekerja sama dan yang hal yang berkaitan dengan kehidupan
banyak yang lainnya yang membentuk dan si santri juga terus dibina agar menjadi
mendidik santri agar nantinya selepas dari sosok yang bisa dibanggakan dimasa
dayah bisa menjadi manusia yang lebih baik depan. Dengan begitu, konsep pendidikan
dan berguna bagi kehidupan masyarakat, dayah pada masa lalu telah banyak menjadi
bangsa dan agama. Hal ini, didasari oleh contoh pendidikan islam dimasa sekarang.
pendidikan di dayah atau pesantren melatih Sistem pendidikan dayah juga
santri untuk menjadi manusia sadar akan melatih santri untuk hidup dengan
pendidikan, lingkungan dan kewajiban atas kesederhanaan dan lebih banyak bersyukur
dirinya sendiri. terhadap apa telah diterima. Sehingga
Pesantren merupakan tempat hidup konsep pendidikan dayah banyak diadopsi
bersama santri untuk belajar sosialisasi oleh berbagai institusi pendidikan saat
dengan kehidupan orang lain, melatih ini dan dijadikan sebagai pedoman dalam
kemandirian, menumbuhkan sikap gotong- mendidik peserta didik mereka.
royong dan kebersamaan meskipun berasal 3. Dayah Cot Kala Cikal Bakal
dari berbagi daerah yang berbeda-beda. Pendidikan Islam Nusantara
Kehidupan santri tercermin dalam delapan Berbicara tentang cikal bakal
tujuan pondok pesantren, sebagaimana pendidikan di Nusantara, sangatlah erat
dikemukakan oleh Ahmad Tafsir sebagai hubungannya dengan kedatangan Islam
berikut : itu sendiri ke Indonesia. dalam konteks ini
a. Mempunyai kebijaksanaan menurut Mahmud Yunus mengatakan, bahwa sejarah
ajaran Islam; pendidikan Islam sama tuanya dengan
b. Memiliki kebebasan yang masuknya agama tersebut ke Indonesia
terpimpin; (Mahmud, 1979:2). Hal ini disebabkan

256 | At-Ta’dib: Volume IX, No. 2, Juli Desember 2017


karena pemeluk agama baru tersebut sudah masyarakat. Dayah Cot Kala membangun
barang tentu ingin lebih mengetahui dan peradaban Islam di Indonesia menjadi lebih
mempelajari ajaran-ajaran agama Islam, maju melalui santri dan alumni mereka.
ingin pandai shalat, berdoa, mengaji al- Dayah yang lahir pada masa kerajaan
qur’an dan sebagainya meskipun dalam Peureulak ini telah jauh berkembang dan
pengertian yang sangat sederhana. menjadi rujukan semua daerah dan dunia
Dari sinilah mulai timbul internasional dalam mengembangkan
pendidikan islam, dimana pada mulanya ajaran Islam.
mereka belajar di rumah-rumah, mesjid dan Perkembangan pesantren atau dayah
surau yang kemudian berkembang menjadi dari masa ke masa memang tidak akan bisa
pondok pesantren (H.A Timur, 1982:2). dilepaskan dari peran Ulama dan santri
Setelah itu baru timbul sistem pendidikan yang terus berupaya mengembangkan ilmu
madrasah yang teratur sebagaimana yang yang mereka dapatkan semasa di pesantren.
kita kenal sekarang. Namun, perkembangan pasang surut yang
Pesantren atau dayah merupakan terjadi memang tidak bisa dilepaskan dari
lembaga pendidikan Islam tertua dan asli persoalan atau gejolak yang terjadi pada
dari Aceh. Lembaga ini sudah dimulai sejak masa penjajahan Belanda dan Jepang
awal-awal masuknya islam di kepulauan yang membatasi pergerakan para Ulama
nusantara. Kemudia tersebar keberbagai dalam menyebar luaskan pendidikan Islam
daerah dan pelosok seiring dengan kepada masyarakat.
penyebaran agama Islam (Faisal, 1995:12). Pesantren mulai berkembang pesat
Sebahagian ahli sejarah berpendapat sejak kerajaan Aceh hingga kepulauan
bahwa pesantren mulai tumbuh di daerah Jawa. Di pulau Jawa pesantren pertama
ini pada abad pertama hijriah, sehubungan kali didirikan pada masa Maulana Malik
dengan lahirnya kerajaan islam pertama di Ibrahim, salah seorang wali songo yang
Peurelak Aceh Timur tanggal 1 Muharram berasal dari Aceh (Faisal, 1995:12). Ahli
tahun 225 H (850 M). Menurut Prof. A. sejarah meyakini bahwa beliaulah orang
Hasyimi dayah pertama di Aceh adalah pertama mendirikan pesantren di Pulau
dayah Cot Kala, didirikan pada abad ke III Jawa. Menggantikan perguruan-perguruan
Hijriah atau abad X Masehi, yang dipimpin Hindu dan Budha yang didiami oleh para
oleh Teungku Chik Muhammad Amin (A. pendeta dan biksu bersama santrinya.
Hasyimi:55). Ketika kebanyakan penduduk menerima
Dayah Cot Kala sebagai lembaga islam sebagai agama baru mereka secara
pendidikan Islam pertama dan tertua di suka rela. Dari pulau Jawa kemudian
Nusantara khususnya Aceh memiliki pesantren melebarkan sayapnya sampai
peranan yang sangat penting dalam ke Madura dan Kawasan Timur Indonesia,
pengembangan pendidikan kepada seperti Makassar, Lombok, Sumbawa,

Ilham Mirsal: Dayah Cot Kala dan Pendidikan Islam ... | 257
Ternate dan ke daerah lain diseluruh pendidikan Islam ke seluruh Nusantara.
Nusantara (Faisal, 1995:13). Sebagai salah satu tempat pendidikan islam
Dalam perkembangan Islam peran pada itu Aceh memang menjaga seluruh
Aceh memang sangat besar bila dilihat eksistensinya termasuk bagaimana para
dari segi perkembangan pesat Islam di ulama sangat gigih dalam mempertahankan
Nusantara. Hal ini didasari oleh dimana awal seluruh kehidupan masyarakat islam
islam bermulai di Nusantara dan juga dapat dengan mengatasnamakan jihad melawan
diterima dengan mudah oleh masyarakat kafir Belanda. Aceh dan dayah Cot Kala
Aceh pada masa itu. Penyebaran islam pada masa itu memang menjadi magnet
melalui pendekatan-pendekatan emosional dunia, karena mampu menjadi sebuah
yang baik dihadapkan dengan penerimaan bangsa yang maju dan memiliki konsep
masyarakat yang sepenuhnya menerima pendidikan Islam yang bagus.
Islam sebagai agama baru mereka. Bila kita teliti sejarah pendidikan
Dengan dukungan penuh dari kerajaan Islam di Indonesia, dayah Cot Kala
untuk lebih mempelajari Islam dikala itu khususnya, bisa kita lihat bahwa lembaga ini
membuat masyarakat tanpa rasa takut sudah cukup berjasa dalam mendidik anak
untuk memperdalam pengetahuan mereka bangsa, mungkin jika saja Belanda tidak
tentang identitas islam yang sebenarnya. datang menjajah bangsa Aceh, termasuk
Menurut A.Hasyimi yang dikutip menghancurkan sejumlah lembaga
oleh Prof. Dr. Hasbi Amiruddin, MA, dayah pendidikan yang ada bersama dengan kitab
Cot Kala merupakan lembaga pendidikan di perpustakaannya, mungki bangsa Aceh
tinggi pertama kali di nusantara, Sulthan masih merupakan salah satu bangsa di
kerajaaan Islam Peurelak meminta antara bangsa-bangsa yang maju di dunia
beberapa ulama dari Arab, Persia dan (Yeti, 2011:1). Dimasa-masa kerajaan
Gujarat untuk mengajar pada lembaga Islam, Aceh telah terenal sebagai salah
tersebut, agar menghasilkan sarjana Islam satu negara yang makmur dan termasuk
yang bisa mengembangkan Islam di seluruh lima negara terkuat di dunia yaitu: Aceh,
Aceh dan ke seluruh pelosok Nusantara Anggara, Maroko, Istambul, dan Isnfahan
(Hasbi, 2008:46). Dengan begitu, dayah (Hasbi, 2006:1). Aceh merupakan negara
Cot Kala memang telah menjadi sebuah Islam termaju di kawasan Asia Tenggara,
lembaga pendidikan Islam yang maju pada Aceh telah menjadi rujukan umat islam
saat itu, apalagi dilihat dari segi dukungan dikawasan ini. Bila mereka menemuka
dari kerajaan yang lebih mengutamakan kesulitan dalam masalah agama mereka
pendidikan agama pada masa itu. akan menuju ke Aceh untuk penyelesaian
Berbagai literatur dan dokumen atau fatwa hukum. Sejumlah penuntut
pada masa sekarang menjelaskan agama sudah menjadikan Aceh sebagai
bagaimana peran Aceh dalam penyebaran tempat menimba ilmu pengetahuan Agama

258 | At-Ta’dib: Volume IX, No. 2, Juli Desember 2017


Islam, dalam hal ini dayah Cot Kala lah dalam perkembangan bahasa ini secara
yang menjadi produk atau cikal bakal rasional dan sistematis serta dia sendiri
pendidikan yang kemudian tersebar ke menggunakannya dalam bidang filsafat
seluruh nusantara lewat para alumni dan (http:// angkawijaya.wordpress.com).
anak didiknya. Peradaban Islam di Indonesia yang
Banyak sarjana dari negara lain dimulai Aceh memang tidak pernah lepas
berbondong-bondong datang untuk belajar dari dayah Cot Kala. Lembaga pendidikan
ke Aceh. Seorang ulama terkenal Syekh ini sangat banyak memainkan peranannya
Muhammad Yusuf al Makkasari (1626- dalam perkembangan ilmu pendidikan
1699 M), salah seorang ulama tersohor sebelum lembaga pendidikan lain muncul
diwaktunya di kepulauan melayu pernah terutama setelah peran melawan Belanda
belajar di Aceh. Salah satu tarekat yang yang banyak memunculkan lembaga
dipelajarinya di Aceh adalah tarekat pendidikan yang mengadopsi sistem
al Qadiriyah. Syekh Burhanuddin dari pendidikan barat. Namun, eksistensi
Minangkabau, yang kemudia menjadi pendidikan dari dayah tetap terjaga
ulama terkenal dan menyebarkan walaupun ada yang mengadopsi dua
agama Islam ulakan mendirikan surau sistem sekaligus yaitu dengan menyebut
di Minangkabau, juga pernah belajar di pesantren modern atau boarding school
Aceh di bawah bimbingan Syekh Abdul yang menerapkan sistem sekolah umum
Ra’uf al Singkili (Hasbi, 2009:54). Atensi dan dayah sekaligus.
ualama dayah terhadap ilmu-ilmu agama Dr. Sri Suyanta, M.Ag dalam
tidaklah pupus, walau kondisi ekonomi bukunya yang berjudul Dinamika Peran
dan politik era kesultanan Aceh mengalami Ulama Aceh menguraikan pendapat Al-
masa kemunduran. Sebelum kedatangan Chaidar yang merujuk pada Tawarikh raja-
Belanda, dayah-dayah di Aceh sering raja Kerajaan Aceh Karya M.Yunus Jamil
dikunjungi oleh masyarakat luar Aceh. Dari dan Tarik Aceh dan Nusantara karya Haji
sejak Hamzah Fansuri sampai datangnya Zainuddin, menyatakan bahwa sulthan
Belanda, ada 13 ulama dayah yang menulis kerajaan Aceh saat itu juga mengirimkan
kitab; karya yang ditulis jumlahnya 114 para da’i untuk menyebar luaskan
kitab. Kitab-kitab tersebut terdiri dari Agama Islam ke seluruh nusantara dan
berbagai subjek, seperti tasawuf, kalam, wilayah melayu lainnya (Sri Suyanta,
logika, filsafat, fiqh, hadits, tafsir, akhlaq, 2008:59). Perkembangan pendidikan
sejarah, tauhid, astronomi, obat-obatan, Islam di nusantara bahkan sampai ke Asia
dan masalah lingkungan. Bahkan menurut Tenggara, tidak dapat dipisahkan dari
attas, bahasa melayu juga dikembangkan peran ulama dan santri dari dayah Aceh
pada abad-abad tersebut. Hamzah Fansuri dan tentunya dayah Cot Kala. Dan dayah
(1510-1580 M). Merupakan seorang pioner di Aceh menjadi tempat untuk belajar ilmu

Ilham Mirsal: Dayah Cot Kala dan Pendidikan Islam ... | 259
pendidikan islam saat itu. muncul kemudian dayah-dayah yang lain
Dari sinilah berawal pendidikan didirikan oleh santri-santri alumni dari
islam yang dimulai dari Aceh yakni dayah Cot Kala yang telah melahirkan
terbentuknya sebuah lembaga pendidikan anak-anak bangsa yang berjuang untuk
tertua di nusantara yaitu Zawiyah atau bangsa dan agama yang bisa berkiprah
Dayah Cot Kala kemudian menyebar hingga dalam masyarakat luas bahkan bida dikenal
keseluruh pelosok nusantara berkembang oleh dunia Internasional.
sampai saat ini. Sampai saat ini, dayah Pada masa dulu Aceh bahkan
Cot Kala, masih menjadi rujukan dalam menjadi rujukan dunia Internasional dan
mempelajari Islam bagi setiap masyarakat datang langsung ke Aceh untuk belajar.
Aceh dan luar Aceh. Dengan begitu, pada dayah yang menjadi
lembaga pendidikan Islam pernah
D. KESIMPULAN mengalami masa kejayaan sebelum era
Belanda datang menjajah. Namun, dayah
Perkembangan Islam yang berhasil bangkit kembali yang dibangun
berkembang pesat tidak bisa dipisahkan kembali oleh ulama dan santri dayah dalam
dari peran dayah sebagai lembaga upaya syiar agama Islam.
pendidikan Islam pertama di Indonesia.
Seiring masuknya Islam pada masa
DAFTAR PUSTAKA
kerajaan Peureulak, dayah juga dibangun
A. Hasyimi, Sejarah Masuk dan
sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam
Berkembang Islam di Indonesia,
yang bisa mendidik dan mengajarkan Cet I, 1998
masyarakat tentang ajaran Islam, terlebih
A. Hasyimi, Bunga Rampai Revolusi
lagi pada awal masuknya Islam masyarakat dari Tanah Aceh, (Jakarta: Bulan
kebanyakan masih menganut paham ajaran Bintang).
Hindu dan Budha. Pada awal datangnya
Azkia, Jurnal Aktualisasi Pendidikan
Islam lembaga pendidikan Islam yang Islam, Sekolah Tinggi Ilmu
pertama berdiri dan tertua adalah Dayah Tarbiyah, PTI. Al-Hilal Sigli, Vol 1
Cot Kala, yang menjadi pelopor berdirinya No 2 Tahun 2007.
lembaga pendidikan Islam pada masa itu Baruzzaman Ismail, Mesjid dan Adat
hingga saat ini. Meunasah bagi Sumber Energi
Budaya Aceh, (Aceh: Majelis
Dayah Cot Kala tidak dapat
Pendidikan Daerah NAD. 2002).
dipungkiri sebagai lembaga pendidikan
Islam pertama yang telah mendidik Elias A. Elias & Edward E. Elias, Kamus
Saku Arab Inggris Indonesia ,
masyarakat Indonesia pada awal datangnya (Jakarta: al-Ma’arif, 1983).
Islam ke Nusantara. Hal ini, tidak dapat
Faisal Hasan Sufi, Laporan Hasil
dipungkiri dimana kemudian barulah
Penelitian, Profil Pesantren

260 | At-Ta’dib: Volume IX, No. 2, Juli Desember 2017


Aceh (Dayah), Badan Koordinasi Angeles: Uneversity of California
Pembinaan dan Pengembangan Press, 1969).
Pesantren Aceh (BKP3A), 1995.
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam
Hamdiah M. Latif, “Tradisi dan Vitalitas di Indonesia, (Jakarta: Hida Karya
Dayah (Kesempatan dan Agung, 1979).
Tantangan)”, Didaktika, 8 (2,
2007). Mashuri, “Dinamika Sistem Pendidikan
Islam di Dayah”, Didaktika, 13 (2,
H.A. Timur Jaelani, Peningkatan Mutu 2013).
Pendidikan dan Pembangunan
Perguruan Agama, (Jakarta: CV Moh.Khoiron, “Mencari Titik Temu
Darmaga, 1982). Pendidikan Pesantren: Antara
Salafiah dan Modern ”, Pesantren,
H.A.R. Gibb dan J.H. Kramers, Shorter Edisi III, 2002.
Encyclopedia of Islan, (Leiden: E.f.
Brill, 1961). Munawiyah, dkk, Sejarah Peradaban
Islam, (Banda Aceh: Bandar
Hasbi Amiruddin, Menatap Masa Depan Publising, 2009).
Dayah di Aceh, (Banda Aceh:
PENA, 2008).. Rusdi Sufi, Pandangan dan Sikap Ulama
di Daerah Istimewa Aceh (Jakarta:
Hasbi Amiruddin, Ulama Dayah, LIPI, 1987).
Pengawal Agama Masyarakat
Aceh (Lhokseumawe: Nadiya Snouck Hurgronje, The Atjehnese, A.W.S.
Foundation, 2003). O’Sullivan (terj.), Vol.I, (Leiden:
E.J.Brill, 1906),
Hasbi Amiruddin, Perjuangan Ulama Aceh
di Tengah Konflik, (Yogyakarta: Sri Suyanta, Dinamika Peran Ulama Aceh,
Ceninneets Press, 2004). (Yogyakarta: AK Group dan Ar-
Niry Press, 2008).
Hasbi Amiruddin, Aceh dan Serambi
Mekkah, (Banda Aceh: Yayasan Sudirman, Ilmu Pendidikan, cet. 1, (Jakarta:
PENA, 2006). Mutiara, 1986).

Hasbi Amiruddin, Menulis dan Kemegahan Sulaiman Tripa, Meunasah Ruang Serba
Umat Masa Silam, (Yogyakarta: Guna Masyarakat Aceh (artikel),
AK Group dan Ar-Niry Press, http/www.aceh.institute.org. 2006.
2009). Tgk. Mohd. Basyah Haspy, Appresiasi
Harun Nasution, Ensiklopedi Islam, ed. Terhadap Tradisi Dayah: Suatu
(Jakarta:Cv Anda Utama, 1993). Tinjauan Terhadap Tata Krama
dan Kehidupan Dayah, (Banda
Muhammad Hisyam, “Dayah di Aceh: Panitia Seminar Apresiasi
Tengah Perubahan Sosial” Pesantren di Aceh Persatuan Dayah
dalam Akulturasi Nilai-Nilai Inshafuddin, 1987).
Persaudaraan Islam Model Dayah
Aceh (Jakara: Puslitbang Lektur Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan
Keagamaan), vii. Dalam Perspektif Islam. Bandung:
Rosda Karya.
James Siegel, The Rope of God, (Los

Ilham Mirsal: Dayah Cot Kala dan Pendidikan Islam ... | 261
Yeti Andrayani, Institut Pendidikan Islam Zakaria Ahmad, Sekitar Kerajaan Aceh
di Nusantara Pada Masa Awal Dalam Tahun 1520-1675 (Medan:
(Meunasah, Rangkang, Dayah), Monora, t.t).
dipresentasikan dalam Makalah
Sejarah dan Khazanah Pendidikan http:// angkawijaya.wordpress.com
Islam, Program Pasca Sarjana IAIN
Ar-Raniry (Darussalam, Banda
Aceh, 2011)

262 | At-Ta’dib: Volume IX, No. 2, Juli Desember 2017

You might also like