Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT

KESEHATAN INDONESIA
Vol 1 No. 1 Juni 2022

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN


TEKNIK MENERAN “TIUP” TERHADAP BIDAN, KADER DAN
IBU HAMIL DI WILAYAH KARAWANG BARAT
KABUPATEN KARAWANG

Community Empowerment Through Training Of “Blow” Techniques For


Midwifery, Cadres, and Pregnant Mothers In The West Karawang Region
Karawang District

Rahayu Pertiwi 1*, Ida Farida Handayani 2, A.Achmad Fariji ³, Imam Makhrus 4
1*
Poltekkes Kemenkes Bandung, Email: yayurahayu158@gmail.com

ABSTRACT
One of the factors causing perineal tears is the way of pressing in the second stage of
labor. Several studies have shown that the “Blow” breathing technique at the end of the
second stage of labor is an effective method of reducing excessive pressure on the
perineum. But in general, most women do the pressing technique with the Valsalva
technique, which is a strong and long pressing technique that has the risk of large
perineal tears and fetal asphyxia. The results of the author's survey in the Karawang
district obtained data from 20 postpartum mothers, 17 of whom experienced a perineal
tear during childbirth, and they said they were still using the traditional menan technique
(Valsava). This community empowerment activity is to improve the knowledge and skills
of midwives, cadres and pregnant women regarding the "blowing" technique. The activity
is carried out through training in the "Blow" technique by providing theory and
demonstration of the pushing technique in the second stage of labor. The activity was
carried out for seven face-to-face meetings, starting from August to October 2020. The
targets of the activity were midwives, cadres, and pregnant women in the second and
third trimesters in the Tanjungpura sub-district, Karawang district. There was an increase
in the knowledge value of midwives from an average of 6.5 (pre-test) to 9 (post-test), and
from an average of 4.05 (pre-test) to cadres and pregnant women to 7.16 (post-test), all
training participants were able to demonstrate the pushing technique during labor
properly and correctly. The delivery of menan technique training can increase the
knowledge and skills of menan technique in midwives, cadres and pregnant women, so
that it is expected to reduce the rate of perineal tears and fetal asphyxia.

Keywords: training, menan technique, midwife, cadre, pregnant women

ABSTRAK
Salah satu factor penyebab robekan perineum adalah cara meneran pada kala dua
persalinan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa teknik meneran dengan
bernapas “Tiup” pada akhir kala dua persalinan adalah metode yang efektif untuk
mengurangi tekanan berlebihan pada perineum. Namun pada umumnya kebanyakan
wanita melakukan teknik meneran dengan teknik Valsava, yaitu teknik meneran yang
kuat dan panjang yang berisiko terjadinya robekan perineum besar dan asfiksia janin.
Hasil survey penulis di wilayah kabupaten Karawang didapatkan data dari 20 orang ibu
post partum,17 diantaranya mengalami robekan perineum saat bersalin, dan mereka
mengatakan masih menggunakan teknik meneran tradisional (Valsava). Kegiatan
pemberdayaan masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
bidan, kader dan ibu hamil mengenai teknik meneran “tiup”. Kegiatan dilaksanakan

64
https://doi.org/10.34011/jpmki.v1i1.985
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
KESEHATAN INDONESIA
Vol 1 No. 1 Juni 2022

melalui pelatihan teknik meneran “Tiup” dengan memberikan teori dan demonstrasi
teknik meneran pada kala II persalinan. Kegiatan dilaksanakan selama tujuh kali tatap
muka, mulai Agustus sampai dengan Oktober 2020. Sasaran kegiatan adalah bidan,
kader, dan ibu hamil trimester II dan III di wilayah Kelurahan Tanjungpura kabupaten
Karawang. Terdapat peningkatan nilai pengetahuan pada bidan dari rata-rata 6,5 (pre-
test) menjadi 9 (post-test), dan dari rata-rata 4,05 (pre-test) pada kader dan ibu hamil
menjadi 7,16 (post-test), semua peserta pelatihan mampu memperagakan teknik
meneran saat persalinan dengan baik dan benar. Pemberian pelatihan teknik meneran
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknik meneran pada bidan, kader
dan ibu hamil, sehingga diharapkan dapat menurunkan angka robekan perineum dan
asfiksia janin.

Kata kunci: pelatihan, teknik meneran, bidan, kader, ibu hamil.

PENDAHULUAN kala dua persalinan adalah metode


Proses persalinan akan yang efektif untuk mengurangi tekanan
berlangsung dengan normal bila berlebihan pada perineum serta untuk
terdapat kerjasama yang baik dari mengurangi keinginan meneran yang
berbagai factor yang berpengaruh tidak tepat. Dorongan yang lambat
seperti faktor jalan lahir, factor janin, pada jaringan perineum dapat
kekuatan tenaga, cara meneran, mengurangi kerusakan saat melahirkan
2
keadaan psikologis dan factor penolong .
persalinan. Kesalahan atau Kebanyakan wanita melakukan
ketidakseimbangan pada faktor-faktor teknik meneran saat melahirkan
tersebut dapat menyebabkan dengan teknik Valsava, yaitu menarik
diantaranya disfungsi otot dasar napas dalam saat mulai kontraksi,
panggul atau robekan yang dapat meneran sekuat tenaga dan sepanjang
menyebabkan keadaan serius pada mungkin seperti buang air besar
wanita seperti gangguan buang air sampai kontraksi menurun. Meneran
besar, buang air kecil dan gangguan yang sering dan lama dalam maneuver
orgasme yang dapat menurunkan Valsava menyebabkan kerusakan
kualitas hidup perempuan. syaraf dan struktur pada otot dasar
Insidensi trauma lahir panggul. Selain itu kerusakan ini
diperkirakan sebesar 2-7 per 1000 disebabkan oleh peningkatan tekanan
kelahiran hidup 1. Salah satu faktor perut dan pelebaran cepat pada vagina
2
yang dapat menyebabkan robekan .
perineum adalah cara meneran pada Robekan/laserasi/ruptur jalan
kala dua persalinan. Beberapa hasil lahir dapat terjadi pada hampir semua
penelitian telah menunjukkan bahwa wanita melahirkan terutama primipara
teknik meneran “bertiup” pada akhir (melahirkan pertama kali), dan terjadi
pada kala II persalinan oleh berbagai hasil penelitian dalam jurnal-jurnal
sebab yang dapat dicegah maupun yang nasional dan internasional
tidak dapat dicegah, dan dapat berupa menunjukkan bahwa teknik mengedan
robekan ringan sampai berat. Kondisi ini dengan cara bertiup pada kala II
seringkali menimbulkan keluhan yang pesalinan dapat mengurangi kejadian
berkepanjangan sampai bertahun-tahun robekan perineum dan menurunkan
dan menjadi penderitaan bagi ibu dan angka kejadian asfiksia pada bayi baru
keluarga karena rasa nyeri saat lahir 2. Teknik mengedan panjang
beraktivitas, berkemih, buang air besar, (teknik Valsava) yang pada umumnya
dan saat melakukan hubungan seksual 3. digunakan oleh ibu-ibu bersalin, sangat
Berdasarkan teori dan beberapa merugikan ibu dan janin, sehingga

65
https://doi.org/10.34011/jpmki.v1i1.985
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
KESEHATAN INDONESIA
Vol 1 No. 1 Juni 2022

teknik ini sudah mulai ditinggalkan. direkomendasikan teknik meneran


Teknik mengedan bertiup sangat bertiup saat puncak kontraksi dengan
mudah dipelajari dan dipraktikkan, cara ibu menarik nafas dalam melalui
namun belum semua bidan mengetahui hidung kemudian mengeluarkannya
dan mempraktikkan teknik ini terhadap melalui mulut dengan meniupkan udara
ibu bersalin sambil mengeluarkan suara nafas
Teknik mengedan dengan cara “huuh..huuh...”. Tindakan ini
bertiup dianggap lebih menguntungkan membutuhkan kesadaran dan
bagi ibu dan janin karena dengan cara pengendalian diri yang kuat pada ibu
ini dapat mempertahankan glottis tetap untuk tidak mengikuti keinginan
terbuka, tidak meningkatkan tekanan meneran yang kuat dan panjang.
pada dada, dan efek hemodinamik lebih Kemampuan tersebut dapat dikuasai
sedikit, sehingga sirkulasi antara ibu melalui latihan rutin pada saat
plasenta dan janin dapat dipertahankan antenatal care trimester III pada
dan risiko terjadinya asfiksia dapat minggu-minggu terakhir kehamilan.
dihindarkan 4. Teknik meneran bertiup ini mudah
Publikasi ilmiah terbaru tidak dipelajari dan dipraktikan, sehingga
mendukung penggunaan maneuver pada saat persalinan kala II ibu tidak
Valsava selama kala II persalinan, dan bingung dan panik untuk melakukan
bukti menunjukkan bahwa teknik teknik ini dengan baik, sehingga teknik
tersebut mungkin membahayakan ini bermanfaat untuk kesejahteraan ibu
terutama bagi janin, menimbulkan dan janin.
kelelahan ibu dan kerusakan otot Hasil penelitian Pertiwi, R
perineum, karena teknik ini (2019) mengenai pengaruh teknik
menyebabkan berhentinya suplai meneran dengan bernapas cepat atau
oksigen dari ibu ke janin, seperti yang teknik bertiup terhadap robekan jalan
dikemukakan oleh Leveno, KJ (2009): lahir pada ibu bersalin di Kabupaten
“teknik meneran dapat berlangsung Karawang, didapatkan hasil dari
selama 1 sampai 1,5 menit, maka sejumlah 53 orang responden
selama itu pula janin tidak primipara pada kelompok intervensi
mendapatkan suplai oksigen dari ibu”. 2 hanya 47,2% yang mengalami robekan
Temuan dari dua studi juga perineum, sedangkan pada kelompok
menunjukkan bahwa periode apneu kontrol terdapat 75,5% mengalami
yang lama (glottis tertutup lama) terkait robekan perineum, hasil uji Chi-Square
dengan maneuver Valsava, selama menunjukkan terdapat pengaruh yang
tahap ekspulsi janin menyebabkan signifikan antara teknik meneran
peningkatan konsentrasi laktat pada ibu dengan bernapas “tiup” terhadap
dan janin, yang secara negatif robekan perineum dengan p value
mempengaruhi keseimbangan asam 0,005 (α ≤0,05) dan OR 3,446.
basa janin 3. Maneuver Valsava yang Hasil survey penulis di lapangan
kuat dapat menyebabkan (wilayah Tanjungpura) terhadap 20
berkurangnya aliran darah uterus- orang ibu post partum, mengenai hasil
plasenta. Efek ini dapat mengubah persalinan terhadap keadaan jalan
suplai oksigen yang tersedia untuk janin lahir, memberikan informasi bahwa
dan menyebabkan asidemia janin sebagian besar yaitu 17 orang dari 20
sekunder akibat metabolisme anaerob orang ibu melahirkan mengalami
3
. Maneuver Valsava yang kuat dapat robekan jalan lahir saat bersalin dan
menyebabkan berkurangnya aliran mereka mengatakan masih
darah. menggunakan teknik meneran
Sebagai pilihan alternatif untuk tradisional (Valsava). Informasi dari
teknik meneran yang tidak berisiko bidan puskesmas dan bidan desa
terhadap ibu dan janin ini Tanjungpura bahwa selama ini semua

66
https://doi.org/10.34011/jpmki.v1i1.985
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
KESEHATAN INDONESIA
Vol 1 No. 1 Juni 2022

ibu melahirkan melakukan teknik 3. Mewujudkan bidan dan kader


meneran saat persalinan dengan teknik posyandu yang memiliki
Valsava, akibatnya banyak ibu bersalin kemampuan melakukan
yang mengalami robekan jalan lahir. pendampingan ibu-ibu hamil untuk
Berdasarkan latar belakang di melakukan latihan teknik meneran
atas dan mengingat manfaat yang tiup secara rutin.
besar dari teknik meneran bertiup 4. Mengubah sikap dan perilaku bidan,
terhadap pengurangan angka kejadian kader dan ibu hamil untuk dapat
robekan perineum, maka kami tertarik menerapkan teknik meneran tiup
untuk melakukan kegiatan Pengabdian yang lebih menguntungkan ibu dan
Kepada Masyarakat (Pengabmas) janin.
dalam bentuk pelatihan mengenai
teknik meneran bertiup kepada tenaga METODE
penolong persalinan/bidan, kader Pemberdayaan masyarakat ini
posyandu dan ibu-ibu hamil yang dilaksanakan melalui kegiatan
berada di wilayah kelurahan pelatihan teknik meneran tiup dengan
Tanjungpura Karawang Barat. metode ceramah tanya jawab, diskusi
interaktif antar peserta dengan Tim IbM
Kegiatan Iptek berbasis dan demonstrasi teknik meneran tiup.
Masyarakat (IbM) ini melibatkan dua Peserta pelatihan adalah mitra I yaitu
mitra di Kelurahan Tanjungpura, yaitu bidan dan mitra II adalah kader dan ibu-
Mitra I yang terdiri atas bidan dan kader ibu hamil trimester II dan III yang
posyandu, dan Mitra II adalah ibu-ibu berlokasi di kelurahan Tanjungpura
hamil di wilayah posyandu Dahlia 1 2, kabupaten Karawang.
3, dan 19 yang memiliki jumlah ibu Adapun tahapan pelaksanaan
hamil terbanyak dibandingkan dengan kegiatan IbM ini adalah sebagai berikut:
posyandu lainnya di kelurahan a. Bekerjasama dengan Kelurahan
Tanjungpura. Tanjungpura melalui Bidan
Kegiatan Iptek Berbasis Koordinator puskesmas
Masyarakat (IbM) ini dilakukan oleh Tanjungpura, aparat kelurahan,
dosen yang memiliki keilmuan yang dan bidan desa Tanjungpura untuk
terkait dengan permasalahan IbM, yaitu menyelenggarakan kegiatan IbM
keilmuan kebidanan, kesehatan di posyandu wilayah setempat.
reproduksi dan kesehatan masyarakat, b. Menyampaikan tujuan dan rencana
dibantu oleh dua orang mahasiswa Tk kegiatan IbM.
II. Kegiatan IbM didanai oleh Unit c. Bersama bidan Koordinator
Penelitian dan Pengembangan Puskesmas dan bidan desa
Masyarakat (UPPM) Poltekkes Tanjungpura menentukan Mitra I
Kemenkes Bandung. dan II sebagai sasaran IbM. Mitra I
dan II berperan sebagai pemangku
Tujuan kegiatan ini adalah: kepentingan kegiatan
1. Meningkatkan pengetahuan bidan, pemberdayaan masyarakat yang
kader dan ibu hamil mengenai teknik menjadi sasaran utama dalam
meneran tiup untuk mencegah kegiatan IbM. Mitra I adalah bidan
robekan jalan lahir dan mencegah puskesmas dan mitra II kader
asfiksia janin. kesehatan posyandu, dan ibu-ibu
2. Meningkatkan keterampilan bidan, hamil trimester II-III di wilayah
kader dan ibu hamil mengenai teknik posyandu Dahlia 1, 2, 3, dan 19
meneran tiup untuk mencegah Kelurahan Tanjungpura,
robekan jalan lahir dan mencegah Kecamatan Karawang Barat.
asfiksia janin. d. Bidan koordinator KIA puskesmas
Tanjungpura bersama-sama

67
https://doi.org/10.34011/jpmki.v1i1.985
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
KESEHATAN INDONESIA
Vol 1 No. 1 Juni 2022

dengan bidan desa dan kader h) Membuat jadwal kegiatan IbM


wilayah Tanjungpura berperan bagi dosen pelaksana IbM dan
menggerakkan Mitra II untuk mahasiswa yang sudah
datang dan mengikuti kegiatan disepakati.
IbM, serta menyediakan beberapa
sarana dan prasarana yang 2. Tahap Pelaksanaan
dibutuhkan dalam kegiatan IbM a) Pada hari H melakukan
yang diselenggarakan oleh Tim pengecekan tempat pelatihan di
Prodi Kebidanan Karawang Aula kelurahan Tanjungpura.
Poltekkes Kemenkes Bandung. b) Menyiapkan perangkat kegiatan
e. Melakukan kegiatan IbM dalam pelatihan seperti, LCD, laptop,
bentuk pelatihan mengenai teknik daftar hadir, lembar pre-test, alat
meneran tiup kepada mitra I dan tulis ballpoint, pengeras suara,
Mitra II dengan menggunakan slide dan matras beberapa buah.
proyektor, LCD, dan video teknik c) Melaksanakan pelatihan
meneran oleh Tim IbM. (metoda yang digunakan
f. Dosen melakukan kegiatan ceramah tanya jawab, diskusi
pendampingan secara langsung interaktif, brainstorming, simulasi
(offline) terhadap Mitra I dan Mitra II dan demonstrasi teknik meneran
secara bertahap yang dilakukan tiup dengan menggunakan video
selama tujuh kali kegiatan. Kegiatan dan dengan peragaan secara
offline dilakukan dengan langsung.
memperhatikan protokol kesehatan d) Pelatihan dilaksanakan dalam
seperti: mencuci tangan sebelum dua sesi, yaitu sesi I melatih
dan sesudah kegiatan dengan bidan dan kader, sesi II
menggunakan sabun dan air melakukan pendampingan pada
mengalir serta menyediakan hands bidan dan kader dalam
sanitizer pada setiap kegiatan, menyampaikan materi pelatihan
menggunakan masker standar, pada ibu-ibu hamil.
menjaga jarak, dan mencegah e) Kegiatan keseluruhan
kerumunan. pengabdian kepada masyarakat
Kegiatan pengabdian kepada dilaksanakan selama tujuh kali
masyarakat di Kelurahan tatap muka yang diakhiri dengan
Tanjungpura ini dilaksanakan post-test.
dengan melalui tiga tahapan
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan 3. Tahap Evaluasi
a) Koordinasi dengan Mitra Evaluasi terhadap mitra
b) Pengkajian kebutuhan di mengenai pemahaman teori materi
lapangan pelatihan dilakukan melalui pre-test dan
c) Penyusunan Proposal Iptek post-test, terhadap keterampilan/praktik
Berbasis Masyarakat (IbM) teknik meneran, evaluasi dilakukan
d) Menyiapkan materi penyuluhan melalui penilaian langsung peragaan
dan peragaan teknik meneran teknik meneran tiup, hingga peserta
tiup secara langsung dan mampu melakukannya dengan baik dan
dengan menggunakan video. benar.
e) Menyiapkan sarana dan fasilitas
presentasi materi pelatihan HASIL
f) Koordinasi dengan Mitra dan Kegiatan pengabdian kepada
berbagai pihak terkait masyarakat (pengabmas) ini telah
g) Menyiapkan surat tugas kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pelatihan
IbM teknik meneran tiup.

68
https://doi.org/10.34011/jpmki.v1i1.985
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
KESEHATAN INDONESIA
Vol 1 No. 1 Juni 2022

Hasil kegiatan adalah sebagai pendampingan terhadap ibu-ibu hamil


berikut: untuk melakukan latihan teknik
1. Tersosialisasinya pengetahuan dan meneran tiup sampai dengan saat
keterampilan bidan, kader dan ibu melahirkan.
hamil mengenai persalinan,
manfaat teknik meneran tiup untuk PEMBAHASAN
mencegah robekan jalan lahir dan Pelatihan teknik meneran tiup
mencegah asfiksia janin. pada bidan, kader, dan ibu-ibu hamil
2. Adanya peningkatan nilai menunjukkan hasil adanya peningkatan
pengetahuan post-test pada bidan, nilai pengetahuan dan
kader, dan ibu hamil. Nilai dapat keterampilan/praktik sesudah pelatihan
dilihat pada tabel 1: dibandingkan dengan nilai sebelum
pelatihan. Hasil penelitian ini sejalan
Tabel 1. dengan hasil penelitian Setiyabudi yang
Daftar Nilai Pre dan Post-Test menunjukkan adanya peningkatan skor
Pengetahuan pengetahuan sebelum dan sesudah
pelatihan dengan selisih 24,34 poin,
Sasaran Rata-Rata Nilai begitu juga dengan skor keterampilan
Pengetahuan menunjukkan peningkatan sebesar
Pre-Test Post-Test 26,41 poin. Hasil p value uji t
Bidan 6,5 9,5 berpasangan skor pengetahuan
Kader 4,25 7,75 sebelum dan sesudah pelatihan
Ibu Hamil 4,05 7,6 sebesar 0,0001 dan p value uji t skor
Nilai Total 14,8 24,85 praktik sebelum dan sesudah pelatihan
Rata-Rata 4,9 8,28
sebesar 0,000 5. Demikian juga dengan
hasil penelitian Zulhaida menunjukkan
Rata-rata selisih nilai pengetahuan pada adanya peningkatan nilai rata-rata
bidan, kader, dan ibu hamil adalah 3,38 pengetahuan dan keterampilan
poin. Demikian juga dengan hasil nilai sebelum dan sesudah pelatihan, yaitu
keterampilan/praktik menunjukkan meningkat 3,47 pada pengetahuan
100% peserta mampu memperagakan sesudah diberikan pelatihan, maka
teknik meneran tiup dengan benar. Nilai rata-rata pengetahuan peserta
dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. pelatihan meningkat 3 sampai 4 poin 6.
Perilaku seseorang sangat
dipengaruhi oleh tingkat
Tabel 2. pengetahuannya, jika pengetahuannya
Hasil Bimbingan dan Observasi baik maka pada umumnya
Teknik Meneran keterampilannya juga akan baik,
sebaliknya pun demikian, jika
Sasaran Rata-Rata Prosentase (%)
pengetahuannya rendah maka
Kemampuan Praktik Teknik
Meneran Tiup
praktiknya atau hasil kerjanya juga
Pre-Test Post-Test akan kurang. Pendidikan kesehatan
Bidan 6,5 % 10,0 % merupakan upaya atau kegiatan
Kader 4,25 % 10,0 % menciptakan perilaku masyarakat
Bumil 3,9 % 9,8 % yang kondusif, sehingga individu
Total 14,65% 10,0% mampu menyadari hal-hal yang
Rata- 4,88 9,95 merugikan kesehatan 7.
Rata Perubahan perilaku adalah
proses perubahan yang dialami
3. Terwujudnya bidan dan kader manusia berdasarkan apa yang telah
posyandu yang memiliki kemampuan dipelajari, baik dari peran pranata
dalam memotivasi dan melakukan keluarga, teman, lingkungan, atau dari

69
https://doi.org/10.34011/jpmki.v1i1.985
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
KESEHATAN INDONESIA
Vol 1 No. 1 Juni 2022

diri mereka sendiri, dan proses mempengaruhi keseimbangan asam


perubahan tersebut sangat ditentukan basa janin dan berpotensi terganggunya
oleh diri orang tersebut. Salah satu kesejahteraan neonatus. 3
strategi untuk mengubah dan Teknik meneran tiup dianggap
menghasilkan perilaku yang lebih tahan lebih menguntungkan bagi ibu dan janin
lama adalah melalui education atau karena dengan cara ini dapat
pemberian pengajaran, informasi atau mempertahankan glottis tetap terbuka,
penyuluhan 7. tidak meningkatkan tekanan pada dada,
Metode pelatihan merupakan dan efek hemodinamik lebih sedikit,
metode belajar bagi peserta pelatihan sehingga sirkulasi antara plasenta dan
yang bertujuan untuk meningkatkan janin dapat dipertahankan dan risiko
keterampilan dalam waktu yang relatif terjadinya asfiksia dapat dihindarkan 2.
singkat dan lebih mengutamakan Durasi napas teknik tiup lebih pendek
praktik 8 dibandingkan teknik Valsava, sehingga
Sasaran pelatihan ini adalah memungkinkan asupan oksigen ke bayi
bidan, kader, dan ibu hamil. Bidan dapat lebih lancar dan dapat
adalah salah satu tenaga penolong membantu mengendalikan rasa sakit.
persalinan yang selalu mengajarkan
teknik meneran pada semua ibu yang SIMPULAN
akan melahirkan, kader adalah Kegiatan Pengabdian Kepada
tenaga yang berasal dari masyarakat Masyarakat dalam bentuk pelatihan
setempat dan dianggap paling dekat pendidikan kesehatan mengenai teknik
dengan masyarakat, sehingga alih meneran memberikan hasil sesuai
pengetahuan dan keterampilan dari harapan.
kader kepada masyarakat dalam hal ini Hasil post-test pengetahuan
ibu hamil menjadi lebih mudah. ibu dan keterampilan mengenai teknik
hamil sebagai sasaran langsung meneran tiup pada semua sasaran
pelatihan yang akan melakukan teknik pelatihan (bidan, kader dan ibu hamil)
meneran saat persalinan nanti, memperlihatkan selisih skor yang
sehingga diharapkan akan mendapat cukup berbeda antara sesudah dengan
manfaat langsung pelatihan ini. 9 sebelum pelatihan, yaitu dengan selisih
Hasil pelatihan ini menunjukkan 3,8 untuk pengetahuan dan 5,07 untuk
nilai post-test pengetahuan dan keterampilan teknik meneran. Telah
keterampilan dari seluruh peserta rata- disosialisasikan materi teknik meneran
rata lebih tinggi dengan selisih 3,8 untuk tiup saat persalinan kepada bidan,
pengetahuan dan 5,07 untuk kader posyandu dan ibu-ibu hamil
keterampilan, dibanding nilai pre-test, trimester II dan III. Semua peserta
yang berarti hampir seluruh peserta pelatihan memahami dan dapat
memahami dan kompeten dalam mempraktikkannya dengan baik.
melakukan tindakan teknik meneran
tiup. Hasil yang baik tersebut dapat
disebabkan karena teknik meneran tiup DAFTAR PUSTAKA
sangat mudah dipahami dan 1. Widiyati MT, Wibowo SWT, Haksari
dipraktikan, sesuai dengan fisiologi EL. Faktor Risiko Trauma Lahir. Sari
fungsi pernapasan orang dewasa dan Pediatr. 2016;15(5):294.
kebutuhan napas saat persalinan. doi:10.14238/sp15.5.2014.294-300
Teknik Valsava pada umumnya
digunakan oleh ibu-ibu bersalin, dapat 2. Article O. Effect of Breathing Technique
merugikan ibu dan janin, sehingga of Blowing on the Extent of Damage to
teknik ini sudah mulai ditinggalkan 10. the Perineum at the Moment of Delivery :
Durasi teknik Valsava selama kelahiran A Randomized Clinical Trial. Published
janin dalam persalinan secara negatif

70
https://doi.org/10.34011/jpmki.v1i1.985
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
KESEHATAN INDONESIA
Vol 1 No. 1 Juni 2022

online 2017:62-66. doi:10.4103/1735- 2020;5(1):90-95.


9066.202071
8. Noer M. 8 Metode Pengembangan SDM
3. Vaziri F, Arzhe A, Asadi N, Pourahmad yang Sering Dilakukan. 14 Sept 2020.
S, Moshfeghy Z. Spontaneous Pushing in Published online 2020:1.
Lateral Position versus Valsalva https://presenta.co.id/artikel/metode-
Maneuver During Second Stage of Labor pengembangan-sdm/
on Maternal and Fetal Outcomes : A
Randomized Clinical Trial. 9. Kemenkes R. Profil Kesehatan RI 2015.;
2016;18(10).doi:10.5812/ircmj.29279.R 2015.
esearch
10. Mmr A, Ai S, Je CF, Jb C.
Pushing/bearing down methods for the
4. Spontaneus pushing in lateral position-J. second stage of labour (Review).
Published online 2017.
5. Setiyabudi R. Pelatihan Peningkatan doi:10.1002/14651858.CD009124.pub3.
Pengetahuan Dan Praktek Anggota www.cochranelibrary.com
Himpaudi Menangani Kedaruratan Pada
Peserta Didik. Medisains.
2017;13(2).http://jurnalnasional.ump.ac.
id/index.php/medisains/article/view/160
2

6. Zanira E. Pengaruh Pelatihan Terhadap


Pengetahuan Dan Keterampilan Kader
Dalam Menilai Pertumbuhan Balita Di
Puskesmas Peureulak Kabupaten Aceh
Timur Tahun 2014. J Pembang Wil Kota.
2014;1(3):82-91.

7. Hidayah A. Perubahan Perilaku Personal


Hygiene Siswa. J Kesehat Ilm Indones
(Indonesian Heal Sci Journal).

71
https://doi.org/10.34011/jpmki.v1i1.985

You might also like