Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Volume 7, Nomor 1, April 2023 ISSN 2623-1581 (Online)

ISSN 2623-1573 (Print)

HUBUNGAN HEALTH BELIEF MODEL ORANG TUA DENGAN KEJADIAN


STUNTING BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS BOMOMANI
DISTRIK MAPIA KABUPATEN DOGIYAI PAPUA

Marsilia Laila1, Alexander S. L. Bolang2, Aaltje E. Manampiring3,


Nova H. Kapantow4, Adrian Umboh5
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, Manado,
Indonesia1,2,3,4,5
marsilialaila0525@gmail.com

ABSTRACT
Stunting is a major health problem in children under 5 years of age in many low- and middle-income
countries. The cause of high stunting rates is a combination of low awareness about stunting in
providing support for stunting prevention, and behavior change problems. The Health Belief Model
theory explains that there are several factors related to a person's health behavior and is usually used
to identify health behavior motivation with chronic diseases such as stunting. This type of research
uses a quantitative design with a cross sectional approach. The sample in this study were 82
respondents using the accidental sampling technique. The results showed that there was a
relationship between parents' Perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits,
perceived barriers factor to stunting where the statistical analysis test showed a p value <α (0.05),
where the dominant factor was the Perceived Benefits factor with a significance value of 0.001, and
the Exp(B) value is 17,172 in a positive direction. There needs to be real action directly to the
community, in the form of programs that increase parents' awareness in taking action to prevent
stunting.

Keywords : Stunting, Toddlers, Health Belief Models.

ABSTRAK
Stunting merupakan masalah kesehatan utama pada anak di bawah 5 tahun di banyak negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Penyebabkan tingginya angka stunting merupakan kombinasi
antara rendahnya kesadaran mengenai stunting dalam memberikan dukungan terhadap pencegahan
stunting, dan permasalahan perubahan perilaku.Teori Health Belief Model menjelaskan ada beberapa
faktor yang berhubungan dengan perilaku kesehatan seseorang dan biasanya digunakan untuk
mengidentifikasi motivasi perilaku kesehatan dengan penyakit kronis seperti stunting. Jenis penelitian
ini menggukan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini
yaitu 82 responden dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan faktor Perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit,
perceived barrier orang tua terhadap kejadian stunting dimana uji analisis statistik menunjukan p
value < α (0.05), dimana faktor yang dominan yaitu faktor Perceived Benefits dengan nilai
signifikansi sebesar 0,001, dan nilai Exp(B) sebesar 17.172 dengan arah yang positif. Perlu adanya
tindakan nyata yang langsung kepada masyarakat, berupa program-program yang meningkatkan
kesadaran orang tua dalam melakukan tindakan pencegahan stunting.

Kata Kunci : Stunting, Balita, Health Belief Model.

PENDAHULUAN kesehatan yaitu status gizi bayi/balita. Jika


nutrisi status bayi/balita di suatu wilayah
Pembangunan kesehatan ditandai baik, berdampak pada kesejahteraan
dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat tersebut (Kementrian Kesehatan
keluarga. Salah satu indikator pembangunan RI, 2015). Ditinjau dari masalah kesehatan

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1046


Volume 7, Nomor 1, April 2023 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

dan gizi, balita termasuk dalam golongan baru. (Hupunau, Pradanie, Kusumaningrum,
rentan gizi yaitu kelompok masyarakat yang 2019).
paling mudah menderita kekurangan gizi, Teori Health Belief Model menjelaskan
dimana saat ini mereka sedang mengalami ada beberapa faktor yang berhubungan
proses pertumbuhan yang sangat pesat dengan perilaku kesehatan seseorang dan
(Hayati, Sudiana, Kristiawati, 2014). biasanya digunakan untuk mengidentifikasi
Stunting merupakan masalah kesehatan motivasi perilaku kesehatan dengan
utama pada anak di bawah 5 tahun di penyakit kronis seperti kanker, HIV/AIDS,
banyak negara berpenghasilan rendah dan dan pencegahan merokok. Kekurangan gizi
menengah. Di seluruh dunia, diperkirakan dapat dikelompokkan dalam kategori
149,2 juta anak di bawah usia 5 tahun atau penyakit kronis (Timmreck, 2001) sehingga
sekitar 22% mengalami stunting. Sekitar model perilaku kesehatan ini juga dapat
45% kematian pada anak di bawah usia 5 digunakan untuk mengidentifikasi perilaku
tahun terkait dengan kekurangan gizi kesehatan orang tua terhadap status gizi
(UNICEF, WHO, World Bank Group, balita khususnya dengan gizi buruk dan
2021).Stunting dianggap sebagai kurang, namun faktor orang tua yang
permasalahan kesehatan yang paling berhubungan dengan status gizi pada balita
berpengaruh pada meningkatnya angka menggunakan pendekatan teori health belief
morbiditas dan mortalitas pada anak model belum diketahui secara jelas.
(Akombi et al. 2017). Menurut teori health belief model perilaku
Data dari Kementerian Kesehatan, kesehatan dipengaruhi oleh perceived
prevalensi stunting pada tahun 2018, susceptibility (kerentanan yang
Indonesia menduduki peringkat kelima di dirasakan/diketahui), perceived severity
dunia, dan di Asia Tenggara, Indonesia (bahaya/kesakitan yang dirasakan),
tertinggi kedua setelah Kamboja. Pada akhir perceived benefit (manfaat yang dirasakan
tahun 2018, 30,8% anak di bawah lima dari tindakan yang diambil), perceived
tahun di Indonesia mengalami stunting. barrier (hambatan yang dirasakan akan
Kabupaten Dogiyai berdasarkan Survey tindakan yang diambil), cues to action
Status Gizi Balita 2019, memiliki angka (isyarat untuk melakukan tindakan) dan self
prevalensi Balita dengan Stunting (Sangat efficacy atau keyakinan untuk melakukan
Pendek dan Pendek) tertinggi di Papua perilaku kesehatan (Hupunau, Pradanie,
sebesar 65,99 % sementara angka di Kusumaningrum, 2019).
Propinsi Papua 29,4 % (Izwardy D, 2020) Status gizi balita sangat dipengaruhi
Timbulnya masalah gizi pada anak oleh asupan nutrisi yang didapat dari
balita dipengaruhi oleh banyak faktor yang makanan sehari-hari. Peran orang tua
saling terkait. Secara langsung dipengaruhi terutama Ibu sangat penting untuk menjaga
oleh anak-anak yang tidak mendapatkan gizi balita terhindar dari kekurangan gizi. Ketika
seimbang yang cukup pada usia balita, pilihan makanan sehat tersedia dan
(Kementerian Kesehatan RI, 2015). Peran terjangkau, peranan orang tua untuk dapat
orang tua terutama Ibu yaitu untuk membuat pilihan makanan yang lebih baik
menciptakan lingkungan makan yang untuk anak-anak. Seiring bertambahnya usia
menyenangkan misalnya memberi makan anak-anak, pengetahuan dan informasi
sambil diajak bermain, beri kesempatan orang tua, diharapkan peran orang tua
anak untuk makan sendiri, berikan makanan menjadi lebih baik untuk menjaga status
dalam porsi yang tidak terlalu besar dan gizi anak dalam merangsang permintaan
jangan menuruti kecenderungan anak untuk akan makanan yang bergizi yang tidak
hanya menyukai satu jenis makan tertentu, hanya mendidik anak tentang manfaat diet
kenalkan selalu dengan jenis makanan yang sehat, tetapi juga membawa perubahan

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1047


Volume 7, Nomor 1, April 2023 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

budaya makanan yang lebih baik (UNICEF, Katekis 2 2.4


2019). Karyawan 1 1.2
Swasta
Pendeta 1 1.2
METODE Kepala 1 1.2
Penelitian ini menggunakan desain Kampung
penelitian kuantitatif dengan pendekatan Total 82 100.0
cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Pendidikan Tidak Sekolah 21 25.6
Orang Tua SD 15 18.3
wilayah kerja Puskesmas Bomomani Distrik SMA 20 24.4
Mapia Kabupaten Dogiyai Papua, dimana SMP 2 2.4
populasi yaitu seluruh balita di wilayah D3 7 8.5
kerja Puskesmas Bomomani Distrik Mapia. S1 17 20.7
Sampel dalam penelitian ini 82 balita Total 82 100.0
dengan teknik pengambilan sampel yaitu Pada tabel 1 Karakteristik Orang Tua,
Nonprobability sampling dengan dapat dilihat orang tua paling banyak
menggunakan pendekatan insiden berumur 26 tahun (45.1%), dan paling
accidental sampling. Instrumen penelitian banyak menikah pada usia 17-25 tahun
pada balita dilakukan pengukuran tinggi (56.1%). Sementara orang tua paling
badan menggunakan microtoise, banyak bekerja sebagai petani 44 orang
stadiometer dan length board dan tabel (53.7%) dan untuk tingkat pendidikan orang
Standar Antropometrik berdasarkan tua paling banyak tidak sekolah yaitu 21
PERMENKES No. 2 tahun 2020 orang (25.6%).
(Kementrian Kesehatan RI, 2020).
Sedangkan pada orang tua menggunakan Karateristik Balita
Tabel 2 Karateristik Responden Balita
kuisoner tentang Health Belief Model
N %
dengan menggunakan skala likert. Untuk Umur Balita < 6 Bulan 14 17.1
analisis data menggunakan uji statistik Chi (Dalam 6-12 Bulan 9 10.9
Square (X2) dan uji statistik Regresi Bulan) 13-24 Bulan 17 20.8
logistic, dimana variabel bebas dan variabel 25-59 Bulan 42 51.2
terikat dalam penelitian ini memiliki skala Total 82 100
nominal sehingga digunakan Regresi Jenis Kelamin Perempuan 43 52.4
Logistik biner. Laki-laki 39 47.6
Total 82 100.0
HASIL Pada Tabel 2 Karateristik Bayi, dapat
dilhat bahwa balita paling banyak berumur
Karateristik Orang Tua 25-59 bulan, 42 orang (51.2%), dan lebih
Tabel 1 Karateristik Responden Orang Tua banyak berjenis kelamin perempuan, 43
N % orang (47.6%).
Umur Ibu 17-25 Tahun 36 43.9 Kejadian Stunting
26-35 Tahun 37 45.1 Tabel 3 Angka Kejadian Stunting Di
36-45 Tahun 9 11 Wilayah Puskesmas Bomomani
Total 82 100 Distrik Mapia Kabupaten Dogiyai
Usia Saat 12-16 Tahun 31 37.8
Papua
Menikah 17-25 Tahun 46 56.1
26-34 Tahun 5 6.1
Total 82 100 Frekuensi Persentase
Pekerjaan Petani 44 53.7 Kejadian Stunting 43 52.4
Orang tua PNS 18 22.0 Kejadian
Pegawai 11 13.4 Stunting Non- 39 47.6
Honorer stunting
Swasta 2 2.4
TNI AD 2 2.4 Total 82 100.0

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1048


Volume 7, Nomor 1, April 2023 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

keseriusan) Total 82 100.0


Pada tabel 3, dapat dilihat bahwa angka Perceived benefits Baik 53 64.6
kejadian stunting di Wilayah Puskesmas (Persepsi manfaat) Buruk 29 35.4
Bomomani Distrik Mapia Kabupaten Total 82 100.0
Perceived barriers Baik 36 43.9
Dogiyai Papua menunjukkan sebagian besar
(Persepsi Buruk 46 56.1
balita stunting yaitu 43 balita (52.4%) dan hambatan) Total 82 100.0
sisanya balita non-stunting berjumlah 39
Pada tabel 4, untuk variabel perceived
balita (47.6%).
susceptibility (persepsi kerentanan), dapat
dilihat bahwa sebagian besar orang tua
Faktor-faktor Health Belief Model Orang
memiliki persepsi kerentanan yang baik
Tua Di Wilayah Puskesmas Bomomani
(52.4%). Pada variabel perceived severity
Distrik Mapia Kabupaten Dogiyai Papua.
(persepsi keseriusan), dapat dilihat bahwa
Tabel 4 Faktor-faktor Health Belief Model
sebagian besar orang tua memiliki persepsi
Orang Tua keseriusan yang buruk (91.5%). Pada
Variabel Frekuensi Persentase variabel perceived benefits (persepsi
Perceived Baik 43 52.4 manfaat), dapat dilihat bahwa sebagian
susceptibility Buruk 39 47.6 besar orang tua memiliki persepsi manfaat
(Persepsi Total 82 100.0 yang (64.6%) dan variabel perceived
kerentanan) bariers (persepsi hambatan), dapat dilihat
Perceived severity Baik 7 8.5
(Persepsi
bahwa sebagian besar orang tua memiliki
Buruk 75 91.5
persepsi hambatan yang baik (56.1%).

Faktor-Faktor Health Belief Model Orang Tua Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Stunting Balita Di Wilayah Puskesmas Bomomani Distrik Mapia Kabupaten Dogiyai
Papua

Tabel 5 Faktor-Faktor Health Belief Model Dengan Angka Kejadian Stunting


Status Stunting OR

Total
Variabel Non-stunting Stunting p
95% CI

n (%) n (%) n (%)


Baik 31 (37.80%) 12 (14.63%) 43 (52.44%) 10.010
Perceived susceptibility
(Persepsi kerentanan) Buruk 8 (9.76%) 31 (37.80%) 39 (47.56%) .000 (3.596 -
Total 39 (45.56%) 43 (52.44%) 82 (100.0%) 27.866)
Baik 6 (7.32%) 1 (1.22%) 7 (8.54%) 7.636
Perceived severity
(Persepsi keseriusan) Buruk 33 (40.24%) 42 (51.22%) 75 (91.46%) .035 (.876 -
Total 39 (47.56%) 43 (52.44%) 82 100.0% 66.584)
Baik 37 (45.12%) 16 (19.51) 53 (64.63%) 31.219
Perceived benefits
(Persepsi manfaat) Buruk 2 (2.44%) 27 (32.93%) 29 (35.37%) .000 (6.617-
Total 39 (47.56%) 43 (52.44%) 82 100.0% 147.296)
Baik 28 (34.15%) 8 (9.76%) 36 (43.90%) 11.136
Perceived bariers
(Persepsi hambatan) Buruk 11 (13.41%) 35 (42.68%) 46 (56.10%) .000 (3.946 -
Total 39 (47.56%) 43 (52.44%) 82 100.0% 31.428)

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1049


Volume 7, Nomor 1, April 2023 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat (persepsi kerentanan) memiliki hubungan


bahwa variabel Perceived susceptibility yang signifikan terhadap kejadian stunting
(Persepsi kerentanan), perceived pada balita di wilayah Puskesmas
susceptibility (persepsi kerentanan), Bomomani Distrik Mapia Kabupaten
perceived susceptibility (persepsi Dogiyai Papua.
kerentanan) dan perceived susceptibility

Faktor Yang Dominan


Tabel 6 Faktor Health Belief Model orang tua yang dominan berhubungan dengan kejadian
stunting balita di wilayah Puskesmas Bomomani Distrik Mapia Kabupaten
Dogiyai Papua.
Variables in the Equation
95% C.I.for
EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step Perceived Susceptibility (Persepsi .252 .748 .113 1 .736 1.286 .297 5.570
1a Kerentanan)
Perceived Severity (Persepsi .639 1.174 .296 1 .586 1.894 .190 18.915
Keseriusan)
Perceived Benefits (Persepsi 2.638 .942 7.844 1 .005 13.979 2.207 88.525
Manfaat)
Perceived Bariers (Persepsi 1.526 .631 5.851 1 .016 4.600 1.336 15.842
Hambatan)
Constant -7.205 2.408 8.953 1 .003 .001
Step Perceived Severity (Persepsi .655 1.178 .309 1 .578 1.925 .191 19.361
2a Keseriusan)
Perceived Benefits (Persepsi 2.790 .827 11.393 1 .001 16.288 3.222 82.327
Manfaat)
Perceived Bariers (Persepsi 1.585 .607 6.829 1 .009 4.881 1.486 16.029
Hambatan)
Constant -7.166 2.416 8.800 1 .003 .001
Step Perceived Benefits (Persepsi 2.843 .823 11.941 1 .001 17.172 3.423 86.135
3a Manfaat)
Perceived Bariers (Persepsi 1.643 .599 7.521 1 .006 5.173 1.598 16.744
Hambatan)
Constant -6.062 1.264 22.993 1 .000 .002
a. Variable(s) entered on step 1: Perceived Susceptibility (Persepsi Kerentanan), Perceived Severity (Persepsi
Keseriusan), Perceived Benefits (Persepsi Manfaat), Perceived Bariers (Persepsi Hambatan).

Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa dengan angka kejadian stunting balita di


didapati faktor health belief model orang wilayah Puskesmas Bomomani Distrik
tua yang dominan berhubungan dengan Mapia Kabupaten Dogiyai Papua yaitu
angka kejadian stunting di wilayah faktor perceived benefits (persepsi manfaat)
Puskesmas Bomomani, Distrik Mapia, dengan nilai Exp(B) sebesar 17.172.
Kabupaten Dogiyai yaitu faktor perceived
benefits (persepsi manfaat) dan faktor PEMBAHASAN
perceived bariers (persepsi hambatan)
dengan nilai signifikansi lebih kecil dari Umur dan Umur saat menikah
0,05. Kemudian pada langkah terakhir Dapat dilihat bahwa orang tua paling
didapati bahwa faktor health belief model banyak berumur 26-35 tahun sebanyak 37
orang tua yang dominan berhubungan orang (45.1%), dan paling sedikit usia 36-

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1050


Volume 7, Nomor 1, April 2023 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

45 tahun 9 orang (11%), dimana rata-rata terhadap kesehatan anak, pengelola


ibu berumur 27 tahun. Untuk usia menikah makanan dalam keluarga serta memiliki
paling banyak menikah umur 17-25 tahun peranan besar dalam meningkatkan status
yaitu 46 orang (56.1%), dan paling sedikit gizi anggota keluarga (Nurmalasari Y.,
yaitu umur 26-34 tahun 5 orang (6.1%) Anggunan A., & Febriany T. W. 2020).
dimana rata-rata pada usia 18 tahun.Usia Kejadian stunting pada balita lebih banyak
ibu yang terlalu muda atau terlalu tua pada terjadi pada ibu yang berpendidikan rendah.
waktu hamil dapat menyebabkan gangguan Hal ini dikarenakan di masyarakat masih
pada anak terutama karena faktor berkembang pemikiran bahwa pendidikan
psikologis. Ibu yang tidak terlalu kuat tidak penting serta terkait dukungan dari
cenderung lebih lemah dari biasanya dan keluarga untuk menempuh pendidikan yang
tidak bertahan lama untuk belajar dan lebih tinggi yang masih belum maksimal.
menguasai keterampilan. Alhasil, jika Anda
menggunakan ibu, Anda akan memiliki Kejadian Stunting Balita
stamina yang berarti Anda akan dapat terus Berdasarkan data Survei Status Gizi di
maju dan terus berkembang. Faktor Indonesia tahun 2022, kejadian stunting di
psikologis berbeda dengan faktor lainnya Indonesia menunjukkan penurunan 2,8%
(Trisyani K., Fara Y. D., & Mayasari A. T. dari data tahun 2021 yaitu 24,4% menjadi
2020). 21,6%. Namun walaupun demikian
kejadian stunting di Papua malah
Pekerjaan menunjukkan peningkatan sebesar 5,1%,
Untuk pekerjaan orang tua paling dimana pada tahun 2021 sebesar 29,5%
banyak sebagai Petani yaitu 44 orang meningkat menjadi 34,6% pada tahun
(53.7%); dan paling sedikit yaitu Kepala 2022. Hal tersebut juga menjadikan Papua
Kampung 1 orang (1.2%). Pekerjaan sebagai wilayah tertinggi ketiga prevalensi
mempengaruhi status gizi bagi bayi, dengan angka stuntingnya di Indonesia. Kabupaten
kata lain bahwa semakin baik pekerjaan Dogiyai sendiri menunjukkan penurunan
orang tua maka status gizi dapat terpenuhi angka kejadian stunting dari 42,9% pada
dengan baik. Sebagaimana diketahui bahwa tahun 2021 menjadi 37,2% pada tahun
jika seseorang memiliki pekerjaan yang 2022 (kementrian Kesehatan RI 2022).
baik maka akan berdampak pada Namun dalam penelitian ini, seperti
penghasilan yang baik dimana hal ini akan yang terlihat pada tabel 6 diatas, bahwa
mempengaruhi kebutuhan nutrisi dari anak angka kejadian stunting di Wilayah
itu sendiri. Sesuai dengan penelitian yang Puskesmas Bomomani Distrik Mapia
dilakukan di Bangladesh yang menyatakan Kabupaten Dogiyai Papua menunjukkan
bahwa status sosial ekonomi yang rendah balita stunting yaitu 43 balita (52.4%) dan
merupakan faktor risiko kejadian Stunting sisanya 39 balita nonstunting (47.6%). Hal
pada anak balita (Pakpahan M., dkk. 2021). ini dimungkinkan terjadi apabila angka
kejadian stunting di kabupaten Dogiyai
Pendidikan yang berada diluar wilayah pelayanan
Untuk tingkat pendidikan orang tua Puskesmas Bomomani jauh lebih rendah,
paling banyak tidak sekolah yaitu 21 orang atau proses pengambilan data yang berbeda
(25.6%); dan paling sedikit SMP 2 orang mengingat situasi dan kondisi kabupaten
(2.4%). Tingkat pendidikan ibu memiliki Dogiyai ditahun 2022 yang tidak terlalu
pengaruh terhadap kesehatan keluarganya, kondusif keamanannya.
salah satunya yaitu status gizi dari anggota Angka kejadian stunting yang
keluarga. Pendidikan ibu juga ditemukan pada penelitian ini masih jauh
mempengaruhi pola asuh pada anak, karena dari target pencapaian stunting nasional
ibu sebagai pembina pertama dan utama pada tahun 2024 yaitu 14% (PERPRES RI,

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1051


Volume 7, Nomor 1, April 2023 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

2021). Salah satu penyebab utama angka saya mengkonsumsi susu ibu hamil sebagai
kejadian stunting di Provinsi Papua masih perilaku pemenuhan kebutuhan ibu hamil
tinggi yaitu sangat kurangnya informasi dan janin”. Hal ini terjadi selain karena
tentang bagaimana pemberian asupan gizi masalah ekonomi, perempuan di Papua
dan pola hidup yang berkualitas bagi ibu lebih mengutamakan kecukupan makanan
hamil dan bayi. Selain itu terdapat berbagai untuk laki-laki, sehingga seringkali
masalah lainnya, mulai dari ketersediaan kebutuhan gizi ibu hamil di Papua
tenaga kesehatan, layanan kesehatan, seringkali tidak terpenuhi, apalagi untuk
masalah kemiskinan, dan lainnya yang membeli susu bagi ibu hamil. Pada layanan
membuat kejadian stunting di Papua kesehatan yang ada yaitu PUSKESMAS
meningkat. sendiri, pembagian susu untuk ibu hamil
sangat jarang dan tidak berkelanjutan. Susu
Perceived Susceptibility (Persepsi ibu hamil sendiri dapat membantu
Kerentanan) pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil yang
Pada variabel perceived susceptibility tidak terpenuhi dengan menu makanan
(Persepsi kerentanan), dapat dilihat bahwa sehari-hari.
sebagian besar orang tua memiliki persepsi
kerentanan yang baik yaitu 43 orang Perceived Severity (Persepsi Keseriusan)
(52.4%) dan orang tua yang memiliki
persepsi Kerentanan yang buruk yaitu Untuk variabel perceived severity
sisanya yaitu 39 orang (47.6%). Perceived (persepsi keseriusan), dapat dilihat bahwa
susceptibility (persepsi kerentanan) sebagian besar orang tua memiliki persepsi
mengacu pada persepsi subjektif seseorang keseriusan yang baik yaitu 75 orang
tentang risiko memperoleh penyakit. Ada (91.5%) dan orang tua yang memiliki
variasi yang luas dalam perasaan seseorang persepsi keseriusan yang buruk yaitu
akan kerentanan pribadi terhadap suatu sisanya yaitu 7 orang (8.5%). Perceived
penyakit. Resiko atau kerentanan pribadi severity (persepsi keseriusan) ini mengacu
merupakan salah satu persepsi yang lebih pada perasaan seseorang pada keseriusan
kuat dalam mendorong orang untuk tertular penyakit atau sesuatu dapat
mengadopsi perilaku yang lebih sehat. meninggalkan penyakit atau penyakit yang
Semakin besar risiko yang dirasakan, tidak diobati. Ada variasi yang luas dalam
semakin besar kemungkinan terlibat dalam perasaan keparahan seseorang, dan sering
perilaku untuk mengurangi risiko. Inilah kali seseorang mempertimbangkan
yang mendorong seseorang untuk konsekuensi medis (misalnya, kematian,
berprilaku dalam mencegah terjadinya kecacatan) dan konsekuensi sosial
suatu penyakit. Namun, ini tidak selalu (misalnya, kehidupan keluarga, hubungan
demikian. Hal demikian yang terjadi sosial) ketika mengevaluasi tingkat
dimana orang tua terlebih khusus ibu yang keparahan. Konstruksi keseriusan yang
mengandung tidak melakukan pencegahan dirasakan berbicara kepada keyakinan
terhadap dirinya dan bayinya untuk seseorang tentang keseriusan atau
mencegah terjadinya penyakit, sehingga keparahan suatu penyakit. Sementara
saat hamil melakukan apa yang dianjurkan persepsi keseriusan sering didasarkan pada
tenaga kesehatan dan memeriksaan diri informasi medis atau pengetahuan,
secara teratur dan mengkonsumsi makanan mungkin juga berasal dari keyakinan
yang bergizi sehingga kejadian stunting seseorang tentang kesulitan penyakit akan
tidak terjadi. menciptakan atau memberi efek yang akan
Pada penelitian ini pertanyaan terjadi pada hidupnya secara umum.
kuesioner Perceived Susceptibility yang Pada variabel perceived severity,
paling rendah skornya adalah “Saat hamil, didapatkan skor yang paling rendah pada

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1052


Volume 7, Nomor 1, April 2023 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

pertanyaan “Pertumbuhan dan penelitian ini belum memiliki pengetahuan


perkembangan anak akan berjalan dengan yang cukup mengenai berbagai penyakit
baik jika anak tidak pendek”. Sebagian yang dapat mengakibatkan gangguan pada
besar orang tua yang menjadi responden pertumbuhan anak mereka, sehingga orang
pada penelitian ini melihat kejadian tua tidak melakukan sesuatu yang
stunting sebagai penyakit yang relatif bermanfaat dalam melakukan tindakan
ringan. Orang tua berpersepsi bahwa pencegahan pada penyakit tersebut, salah
penurunan perkembangan anak bukan satunya dengan melakukan imunisasi.
disebabkan oleh stunting, walaupun
menganggap biaya perawatan anak sakit Perceived Bariers (Persepsi Hambatan)
akan meningkat jika mengalami stunting, Faktor yang terakhir, pada perceived
namun sikap untuk memeriksakan diri tidak severity (persepsi keseriusan), dapat dilihat
dilakukan. bahwa sebagian besar orang tua memiliki
persepsi keseriusan yang baik yaitu 46
Perceived Benefits (Persepsi Manfaat) orang (56.1%) dan orang tua yang memiliki
Sementara perceived benefits (persepsi persepsi keseriusan yang buruk yaitu
manfaat) sebagain besar baik yaitu 53 sisanya yaitu 36 orang (43.9%). Perceived
orang (64.6%) dan sisanya buruk 29 orang bariers (persepsi hambatan) ini mengacu
(35.4%). Perceived benefits (persepsi pada perasaan seseorang pada hambatan
manfaat) ini mengacu pada persepsi untuk melakukan tindakan kesehatan yang
seseorang tentang efektivitas berbagai direkomendasikan. Ada variasi yang luas
tindakan yang tersedia untuk mengurangi dalam perasaan seseorang mengenai
ancaman penyakit atau untuk hambatan, yang mengarah pada analisis
menyembuhkan penyakit. Tindakan yang biaya/manfaat.
dilakukan seseorang dalam mencegah (atau Pada penelitian ini, skor terendah
menyembuhkan) penyakit atau penyakit untuk faktor perceived bariers adalah pada
bergantung pada pertimbangan dan evaluasi pertanyaan ”Saya adalah seorang yang
baik kerentanan yang dirasakan maupun menjaga pola makan dengan baik” dan
manfaat yang dirasakan, seperti bahwa “Menurut saya layanan kesehatan dan
orang tersebut akan menerima tindakan keluarga berencana sangat membantu”.
kesehatan yang disarankan jika dianggap Agar perilaku baru dapat diadopsi,
bermanfaat. Konstruksi manfaat yang seseorang harus percaya manfaat dari
dirasakan yaitu pendapat seseorang tentang perilaku baru lebih besar daripada
nilai atau kegunaan dari perilaku baru konsekuensi dari melanjutkan perilaku
dalam mengurangi risiko mengembangkan lama (Pusat Pengendalian dan Pencegahan
penyakit. Orang cenderung mengadopsi Penyakit, 2004 dalam Handayani P, 2018).
perilaku yang lebih sehat ketika mereka Dalam mempertimbangkan keefektifan
percaya perilaku baru akan mengurangi tindakan terhadap persepsi bahwa itu
peluang mereka mengembangkan penyakit. mungkin mahal, berbahaya (misalnya, efek
Pada penelitian ini, skor terendah samping), tidak menyenangkan (misalnya,
untuk perceived benefit yaitu untuk menyakitkan), menyita waktu, atau tidak
pertanyaan “Saya merasa membawa anak nyaman. Responden dalam penelitian ini
saya setiap jadwal imunisasi akan membuat yaitu orang tua yang memiliki balita
anak saya tidak mudah terserang penyakit”. sebagian besar mengalami kendala secara
Orang cenderung mengadopsi perilaku ekonomi dalam hal pemenuhan asupan gizi.
yang lebih sehat ketika mereka percaya Sebagian besar belum mampu menyediakan
perilaku baru akan mengurangi peluang makanan dengan asupan gizi seimbang bagi
mereka mengembangkan penyakit. Orang keluarganya. Seringkali anak-anak mereka
tua yang merupakan responden pada hanya diberikan makanan berupa ubi jalar

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1053


Volume 7, Nomor 1, April 2023 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

sepanjang hari karena mereka tidak mampu M. M. A., Asmoro, C. P., & Gua, W. P.
membeli makanan yang lain. (2022) dimana menunjukkan bahwa
Program KB di wilayah Papua persepsi kerentanan berkorelasi secara
terkendala dengan pemahaman sebagian signifikan dengan perilaku orang tua dalam
responden bahwa program ini adalah untuk mencegah stunting pada masa kanak-kanak.
membatasi populasi orang Papua. Orang Penelitian diatas sejalan dengan penelitian
tua dalam penelitian ini belum memahami yang dilakukan oleh Has, E. M. M. A.,
dengan baik bahwa program KB Asmoro, C. P., & Gua, W. P. (2022)
bermanfaat untuk mendorong masyarakat dimana menunjukkan bahwa persepsi
memiliki perencanaan dalam penambahan kerentanan berkorelasi secara signifikan
anggota keluarga yang sehat. Karena dengan perilaku orang tua dalam mencegah
perubahan bukanlah sesuatu yang mudah stunting pada masa kanak-kanak.
bagi kebanyakan orang, gagasan terakhir Sesuai dengan pernyataan Rosenstock
dari health belief model membahas masalah dalam teori health belief model,
hambatan yang dirasakan untuk berubah. menyatakan bahwa persepsi kerentanan
Ini merupakan evaluasi individu terhadap balita menderita permasalahan gizi akan
rintangan dalam cara dia mengadopsi mempengaruhi tindakan seseorang dalam
perilaku baru (Janz & Becker, 1984 dalam melakukan tindakan pencegahan. Jadi dapat
Pakpahan M, Siregar D, Susilawaty A, dkk. diartikan bahwa semakin baik persepsi
2014). kerentanan ibu tentang kemungkinan
balitanya mengalami permasalahan gizi,
Hubungan faktor Perceived susceptibility akan mempengaruhi perilaku dan
(Persepsi kerentanan) orang tua dengan melakukan pencegahan dengan
kejadian stunting balita di wilayah menerapkan pola asuh pemberian makan
Puskesmas Bomomani Distrik Mapia yang baik. Persepsi kerentanan pada
Kabupaten Dogiyai Papua. penelitian ini mencakup keyakinan ibu
Berdasarkan hasil uji statistik dengan tentang kemungkinan anak rentan
menggunakan uji analisis chi square mengalami permasalahan gizi akibat dari
dimana diperoleh nilai p=0.000 < α=0.05, pola asuh pemberian makan yang tidak baik
artinya faktor Perceived susceptibility (Indah, R. 2020)
(Persepsi kerentanan) orang tua memiliki Teori health belief model, menjelaskan
hubungan yang signifikan dengan kejadian bahwa dalam melakukan tindakan
stunting balita. Dapat dilihat juga pada pencegahan penyakit maupun pengobatan
tabel diatas dimana diperoleh OR (Odd dipengaruhi oleh Perceived severity
Ratio) = 10.010 dengan nilai lower 3.596 (Persepsi keseriusan) yaitu persepsi
dan upper 27.866, dimana nilai OR ini keseriusan yang mungkin dirasakan bila
menunjukkan bahwa Perceived menderita suatu penyakit. Persepsi ini
Susceptibility (persepsi kerentanan) yang merupakan pandangan individu tentang
buruk akan menyebabkan 10.010 kali beratnya penyakit yang diderita. Semakin
kejadian stunting. serius seseorang mempercayai konsekuensi
Penelitian diatas sejalan dengan yang akan terjadi, semakin meningkat
penelitian yang dilakukan oleh Indah, R. perilaku pencegahannya. Persepsi
(2020) dimana menunjukan bahwa persepsi keseriusan pada penelitian ini mengukur
kerentanan (RP=1,5; 95% CI= 1,1-2,2), bagaimana persepsi seorang ibu dalam
dengan nilai p=0.013 dimana dapat menyikapi permasalahan stunting yang
diartikan bahwa Pola Asuh dan Persepsi terjadi, sehingga diharapkan ibu dapat
Ibu di Pedesaan berkaitan terhadap memahami pentingnya dalam melakukan
Kejadian Stunting pada Balita. Demikian pencegahan semenjak bayi dalam
juga penelitian yang dilakukan oleh Has, E.

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1054


Volume 7, Nomor 1, April 2023 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

kandungan sehingga kejadian stunting yang bivariat menggunakan uji chi-square antara
tidak diharapkan tidak terjadi. persepsi kerentanan terhadap pola asuh
pemberian makan pada balita stunting
Hubungan faktor Perceived Severity menunjukan bahwa ada hubungan yang
(Persepsi Keseriusan) orang tua dengan bermakna antara persepsi kerentanan
kejadian stunting balita di wilayah terhadap pola asuh pemberian makan pada
Puskesmas Bomomani Distrik Mapia balita stunting dengan nilai p value =
Kabupaten Dogiyai Papua. (0,013).
Berdasarkan hasil uji statistik dengan Dimensi persepsi ancaman keseriusan
menggunakan uji analisis chi square ibu merupakan persepsi ibu mengenai
dimana diperoleh nilai p=0.035 < α=0.05, keseriusan atau dampak yang akan terjadi
artinya faktor perceived severity orang tua ketika ibu tidak membawa balita ke
memiliki hubungan yang signifikan posyandu. Ibu menganggap bahwa
terhadap angka kejadian stunting balita. membawa balita ke posyandu itu
Dapat dilihat juga pada tabel diatas dimana penting untuk menghindari dampak
diperoleh OR (Odd Ratio) = 7.636 dengan kesehatan yang tidak diinginkan, misalnya
nilai lower .876 dan upper 66.584, dimana balita menjadi sakit. Hasil penelitian ini
nilai OR ini menunjukkan bahwa perceived sejalan dengan penelitian yang dilakukan
severity (persepsi keseriusan) yang buruk oleh Yenita (2011) yang menunjukkan
akan menyebabkan 7.636 kali kejadian bahwa persepsi individu akan keseriusan
stunting. penyakit atau ancaman penyakit yang akan
Dari hasil analisis diatas dapat dilihat didapat ketika tidak melakukan tindakan
bahwa sebagian besar respondnen memiliki kesehatan menjadi pendorong utama dalam
persepsi keseriusan yang buruk dengan melakukan tindakan kesehatan.Teori
tingkat kejadian stunting yang tinggi, health belief model (Rosenstock), yang
sehingga peneliti berasumsi berdasarkan menyatakan bahwa dalam melakukan
data yang ada dimana responden tindakan dalam mencegah terjadinya suatu
berpersepsi bahwa fasilitas kesehatan tidak penyakit maupun mencari pengobatan
mempengaruhi terjadinya stunting pada dipengaruhi oleh persepsi terhadap
anak, bahkan beberapa orang tua berasumsi keseriusan yang mungkin dirasakan apabila
bahwa bayi pendek bukan disebabkan oleh menderita suatu penyakit. Pandangan ini
tahap perkembangan yang sesuai. Data mendorong seseorang untuk mencari
dilapangan juga didapati oleh peneliti pengobatan atas penyakit yang
dimana kurangnya perhatian dari orang tua dideritanya. Keseriusan ini ditambah
terhadap pemanfaatan puskemas yang ada, dengan akibat dari suatu penyakit, misalnya
bahkan ada beberapa orang tua yang sama kematian, pengurangan fungsi fisik dan
sekali tidak memeriksakan bayi mereka mental, kecacatan, dan dampaknya
pada fasilitas kesehatan yang ada. terhadap kehidupan sosial (Kusuma, D. P.,
Penelitian diatas sejalan dengan Sari, S. P., & Nurhidayah, I. 2015).
penelitian yang dilakukan oleh Utami, N.
W., & Rahmadhena, M. P. (2020), dimana Hubungan faktor Perceived Benefit
persepsi keseriusan berhubungan signifikan orang tua dengan kejadian stunting
dengan kejadian balita stunting di wilayah balita di wilayah Puskesmas Bomomani
Puskesmas Minggir Sleman dimana Distrik Mapia Kabupaten Dogiyai
berdasarkan hasil analisis bivariat Papua.
menggunakan uji chi-square diperoleh nilai Berdasarkan hasil uji statistik dengan
0.008 < 0.05. Sama halnya juga dengan menggunakan uji analisis chi square
penelitian yang dilakukan oleh Indah, R. dimana diperoleh nilai p=0.000 < α=0.05,
(2020) dimana berdasarkan hasil analisis artinya perceived benefits (persepsi

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1055


Volume 7, Nomor 1, April 2023 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

manfaat) orang tua memiliki hubungan Persepsi manfaat pada penelitian ini
yang signifikan terhadap angka kejadian mengukur keyakinan ibu balita mengenai
stunting balita. Dapat dilihat juga pada yang dirasakan dari berbagai tindakan yang
tabel diatas dimana diperoleh OR (Odd tersedia untuk mengurangi ancaman
Ratio) = 31.219 dengan nilai lower 6.617 kejadian stunting.
dan upper 147.296, dimana nilai OR ini
menunjukkan bahwa perceived benefits Hubungan faktor Perceived Barrier
(persepsi manfaat) yang buruk akan orang tua dengan angka kejadian
menyebabkan 31.219 kali kejadian stunting balita di wilayah Puskesmas
stunting. Penelitian ini sejalan dengan Bomomani Distrik Mapia Kabupaten
penelitian yang dilakukan oleh Wardani, N. Dogiyai Papua.
E. K. (2022), dimana Persepsi manfaat Berdasarkan hasil uji statistik dengan
mmemiliki nilai p=0.000 < 0.05 artinya menggunakan uji analisis chi square
variabel mempunyai pengaruh parsial yang dimana diperoleh nilai p=0.000 < α=0.05,
signifikan terhadap perilaku pencegahan perceived bariers (persepsi hambatan)
stunting. Hal berbeda dengan penelitian orang tua memiliki hubungan yang
yang dilakukan oleh Indah, 2020 dimana signifikan terhadap angka kejadian stunting
Persepsi manfaat Pencegahan Stunting balita. Dapat dilihat juga pada tabel diatas
tidak berkorelasi signifikan dimana niali dimana diperoleh OR (Odd Ratio) = 11.136
p=0.177 > 0.05. Perceived benefits dengan nilai lower 3.946 dan upper 31.428,
(Persepsi manfaat) merupakan persepsi dimana nilai OR ini menunjukkan bahwa
keuntungan yang memiliki hubungan perceived bariers (persepsi hambatan) yang
positif dengan perilaku sehat, persepsi buruk akan menyebabkan 11.136 kali
tentang manfaat merupakan keyakinan kejadian stunting. Penelitian ini sejalan
seseorang bahwa manfaat dari perilaku dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang direkomendasikan lebih besar dari Wardani, N. E. K. (2022), dimana Persepsi
segala hambatan (Indah, 2020). Manfaat hambatan memiliki nilai p=0.003 < 0.05
yang dirasakan berhubungan dengan artinya variabel mempunyai pengaruh
persepsi seseorang tentang kemanjuran dari parsial yang signifikan terhadap perilaku
suatu tindakan disarankan untuk pencegahan stunting.
mengurangi risiko. Kepercayaan seseorang Berdasarkan health belief model, orang
terhadap upaya yang tersedia dalam mengubah perilaku mereka saat mereka
mengurangi ancaman penyakit, atau mengerti bahwa penyakit ini serius (Luquis
keuntungan-keuntungan yang dirasakan & Kensinger, 2018). Jika tidak, mereka
(Perceived benefit) akan meningkatkan mungkin tidak beralih ke perilaku sehat.
persepsi positif perilaku pencegahan suatu Struktur health belief model meliputi
penyakit maka semakin besar (Wardani, N. tingkat keparahan yang dirasakan,
E. K. 2022). Teori Health Belief Model, kerentanan yang dirasakan, manfaat yang
menyatakan bahwa dalam melakukan suatu dirasakan, hambatan yang dirasakan, dan
tindakan pencegahan maupun pengobatan isyarat untuk tindakan (Wang et al., 2022).
penyakit akan dipengaruhi oleh perceived Keyakinan seseorang terhadap hal-hal
benefit yaitu persepsi tentang manfaat bila negatif dari perilaku sehat atau rintangan
melakukan tindakan. Apabila individu yang dipersepsikan individu yang dapat
merasa dirinya rentan untuk penyakit bertindak sebagai halangan dalam
yang dianggap serius, ia akan melakukan menjalani perilaku yang
suatu tindakan tertentu. Tindakan direkomendasikan.
bergantung pada keyakinan seseorang Sesorang akan menganalisis untung-
bahwa manfaat yang dirasakan lebih rugi untuk keefektifan sebuah perilaku.
besar dari hambatan (Rustiana, 2018). Apakah perilaku tersebut memakan biaya,

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1056


Volume 7, Nomor 1, April 2023 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

tidak menyenangkan, sulit, memberi rasa penting dalam adopsi perilaku pencegahan
sakit, tidak nyaman, memakan banyak, sekunder, seperti skrining. Contoh
waktu dan sebagainya. Perilaku bagusnya yaitu skrining stunting. skrining
pencegahan stunting bisa dilakukan ibu stunting bertujuan untuk memberikan
yang memiliki Balita. Percepatan edukasi mengenai pengertian stunting,
penurunan stunting dilakukan dengan penyebab dan akibat dari stunting,
memutus penyebab langsung. Pemberian pencegahan stunting, pedoman gizi
ASI eksklusif dan Pemberian MP-ASI yang seimbang, dan mengetahui status gizi
tepat (Wardani, N. E. K, 2022). balita. skrining stunting balita dengan
pengukuran berat badan dan tinggi badan
Faktor Dominan balita, penyuluhan, dan pemberian
makanan tambahan untuk balita. Kegiatan
Faktor health belief model orang tua ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
yang dominan berhubungan dengan angka status gizi sasaran.
kejadian stunting balita di wilayah
Puskesmas Bomomani Distrik Mapia KESIMPULAN
Kabupaten Dogiyai Papua yaitu faktor
perceived benefits (persepsi manfaat) Terdapat hubungan antara faktor
dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 Perceived susceptibility (Persepsi
lebih kecil dari 0,05 serta nilai Exp(B) kerentanan) orang tua dengan kejadian
sebesar 17.172 dengan arah yang positif. stunting balita di wilayah Puskesmas
Persepsi manfaat merupakan keyakinan ibu Bomomani Distrik Mapia Kabupaten
tentang keuntungan atau manfaat yang Dogiyai Papua, dimana orang tua yang
dirasakan atas berbagai tindakan kesehatan memiliki faktor Perceived susceptibility
yang tersedia untuk mencegah balita (Persepsi kerentanan) yang buruk, anaknya
mengalami stunting. Persepsi manfaat beresiko 10 kali lebih besar mengalami
keyakinan ibu dalam mengoptimalkan stunting.Terdapat hubungan antara faktor
pertumbuhan balita yang akan Perceived severity (Persepsi keseriusan)
mempengaruhi perilaku ibu dalam orang tua dengan kejadian stunting balita di
mencegah stunting pada balita (Wardani, wilayah Puskesmas Bomomani Distrik
N. E. K. 2022). Semakin tinggi persepsi Mapia Kabupaten Dogiyai Papua, dimana
manfaat yang dimiliki ibu seperti persepsi orang tua yang memiliki faktor Perceived
tentang manfaat ASI eksklusif, manfaat severity (Persepsi keseriusan) yang buruk,
tablet penambah darah selama kehamilan, anaknya beresiko 7,6 kali lebih besar
manfaat pemenuhan nutrisi yang baik mengalami stunting.Terdapat hubungan
selama kehamilan dan setelah anak lahir, antara faktor Perceived benefit orang tua
serta manfaat pemantauan tumbuh dengan kejadian stunting balita di wilayah
kembang balita maka akan semakin baik Puskesmas Bomomani Distrik Mapia
perilaku ibu dalam mencegah stunting pada Kabupaten Dogiyai Papua, dimana orang
balita (Ariwati, V. D., & Khalda, Q. 2023). tua yang memiliki faktor Perceived benefits
Konstruksi manfaat yang dirasakan (Persepsi manfaat) yang buruk, anaknya
merupakan pendapat seseorang tentang beresiko 31 kali lebih besar mengalami
nilai atau kegunaan dari perilaku baru stunting.Terdapat hubungan antara faktor
dalam mengurangi risiko mengembangkan Perceived barrier orang tua dengan
penyakit. Orang cenderung mengadopsi kejadian stunting balita di wilayah
perilaku yang lebih sehat ketika mereka Puskesmas Bomomani Distrik Mapia
percaya perilaku baru akan mengurangi Kabupaten Dogiyai Papua, dimana orang
peluang mereka mengembangkan penyakit. tua yang memiliki faktor Perceived bariers
Manfaat yang dirasakan memainkan peran (Persepsi hambatan) yang buruk, anaknya

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1057


Volume 7, Nomor 1, April 2023 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

beresiko 11 kali lebih besar mengalami Pendekatan Teori Health Belief


stunting.Faktor health belief model orang Model terhadap Perilaku Ibu dalam
tua yang dominan berhubungan dengan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
angka kejadian stunting balita di wilayah Anak Usia Toddler. NURSING
Puskesmas Bomomani Distrik Mapia JOURNAL, 5(1)
Kabupaten Dogiyai Papua yaitu faktor Indah, R. 2020. Pola Asuh dan Persepsi Ibu
perceived benefits (persepsi manfaat) di Pedesaan terhadap Kejadian
dengan nilai Exp(B) sebesar 17.172. Stunting pada Balita. HIGEIA
(Journal of Public Health Research
UCAPAN TERIMAKASIH and Development), 4(Special 3),
671-681
Terimakasih pada semua pihak yang Izwardy D. 2020. Studi Status Gizi Balita
telah membantu pelaksanaan penelitian ini, Terintegrasi Susenas 2019.
sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan Balitbangkes, Kemenkes RI
sesuai dengan tujuan, semoga hasil Kementrian Kesehatan RI. 2015. Gizi
penelitian ini dapat menjadi rujukan banyak Lebih Merupakan Ancaman Masa
pihak kedepan Depan Anak.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/
DAFTAR PUSTAKA baca/rilis-
media/20110125/54808/gizi-lebih-
Akombi, B. J., Agho K. E., Hall J. J., merupakan-ancaman-masa-depan-
Merom D., Astell-Burt T. A., anak/. diakses 18 September 2022.
Renzaho A. M. N. 2017. Stunting Kementrian Kesehatan RI. 2020. Standar
and Severe Stunting Among Antropometri Anak. Peraturan
Children Under-5 Years in Nigeria: Menteri Kesehatan Republik
A Multilevel Analysis. Research Indonesia Nomor 2 Tahun 2020
Article BMC Pediatrics. DOI Kementrian Kesehatan RI. 2022. Buku
10.1186/s12887-016-0770-z Saku Hasil Studi Status Gizi
Ariwati, V. D., & Khalda, Q. 2023. Indonesia (SSGI) Tingkat Nasional,
Analisis Jalur Faktor-faktor yang Propinsi, dan Kabupaten/kota
Mempengaruhi Perilaku Tahun 2022
Pencegahan Stunting Menggunakan Kusuma, D. P., Sari, S. P., & Nurhidayah,
Health Promotion Model. Journal I. 2015. Hubungan persepsi dengan
of Health (JoH), 10(1), 063-072. perilaku ibu membawa balita ke
Has, E. M. M. A., Asmoro, C. P., & Gua, posyandu. Jurnal Keperawatan
W. P.2022. Factors Related to Padjadjaran, 3(1).
Father’s Behavior in Preventing Luquis, R. R., & Kensinger, W. S. (2019).
Childhood Stunting Based on Applying the health belief model to
Health Belief Model. Jurnal assess prevention services among
Keperawatan Indonesia, 25(2), 74- young adults. International Journal
84. of Health Promotion and
Hayati, M., Sudiana, I. K., & Kristiawati, Education, 57(1), 37-47.
K. 2014. Analisis Faktor Orang Tua Pakpahan M, Siregar D, Susilawaty A, dkk.
terhadap status Gizi balita 2014. Promosi Kesehatan &
pendekatan Teori Health Belief Perilaku Kesehatan. Yogyakarta:
Model. Pediomaternal Nursing Yayasan Kita Menulis.
Journal, 2(2). Pakpahan, M., Siregar, D., Susilawaty, A.,
Hupunau, R. E., Pradanie, R., & Tasnim, T., Ramdany, R.,
Kusumaningrum, T. (2019). Manurung, E. I., ... & Maisyarah,

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1058


Volume 7, Nomor 1, April 2023 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

M. 2021. Promosi Kesehatan dan UNICEF/WHO/World Bank Group 2021,


Perilaku Kesehatan. Yayasan Kita Levels and trends in child
Menulis. malnutrition,– Joint Child
Nurmalasari, Y., Anggunan, A., & Malnutrition Estimates
Febriany, T. W. 2020. Hubungan Utami, N. W., & Rahmadhena, M. P. 2020.
Tingkat Pendidikan Ibu dan Gambaran penerapan health belief
Pendapatan Keluarga dengan model pada balita stunting di
Kejadian Stunting pada Anak Usia wilayah Puskesmas Minggir
6-59 Bulan. Jurnal Kebidanan, 6(2), Sleman. INVOLUSI: Jurnal Ilmu
205-211. Kebidanan, 10(1), 26-32
PERPRES RI 2021. Percepatan Penurunan Wang, T., Wang, H., Zeng, Y., Cai, X., &
Stunting. Peraturan Presiden Xie, L. 2022. Health beliefs
Republik Indonesia Nomor 72 associated with preventive
Tahun 2021 behaviors against noncommunicable
Rustiana, E. R. 2018 Psikologi diseases. Patient Education and
Kesehatan. Semarang: Universitas Counseling, 105(1), 173-181.
Negeri Semarang Press Wardani, N. E. K. 2022. Analisis Faktor
Timmreck, T. C. 2001. Managing Persepsi Manfaat dan Persepsi
motivation and developing job Hambatan Terhadap Perilaku Ibu
satisfaction in the health care work Balita dalam Pencegahan Stunting
environment. The Health Care Berdasarkan Teori Health Belief
Manager, 20(1), 42-58. Model. Malahayati Nursing
Trisyani, K., Fara, Y. D., & Mayasari, A. T. Journal, 4(3), 556-563.
2020. Hubungan faktor ibu dengan Yenita, S. 2011. Faktor Determinan
kejadian stunting. Jurnal Maternitas Pemilihan Tenaga Penolong
Aisyah (JAMAN AISYAH), 1(3), Persalinan di Wilayah Kerja
189-197. Puskesmas Desa Baru Kabupaten
UNICEF, 2019. Children, food and Pasaman Barat Tahun
nutrition: Growing well in a 2011. Universitas Andalas
changing world 2019. New York.
ISBN: 978-92-806-5003-7

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1059

You might also like